Laporan Praktikum Kontaminasi Dekontaminasi PDF
Laporan Praktikum Kontaminasi Dekontaminasi PDF
Disusun Oleh :
NIM : 021500449
YOGYAKARTA
2017
PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI
I. TUJUAN
Tujuan Instruksional Umum:
Peserta dapat melakukan pengukuran tingkat kontaminasi dan melakukan
dekontaminasi suatu permukaan bahan menggunakan bahan dekontaminan.
dengan :
a = Efisiensi Alat
Ra = Laju cacah pengukuran (cps)
Rb = Laju cacah latar (cps)
A = Aktivitas sumber (Bq)
p = Probabilitas pancaran radiasi
dengan :
TK = Tingkat Kontaminasi (Bq/cm2)
L = Luas permukaan terkontaminasi yang diukur (cm2)
dengan :
TK = Tingkat Kontaminasi (Bq/cm2)
L = Luas permukaan terkontaminasi yang diukur (cm2)
u = Efisiensi Usap
Pengukuran aktivitas secara uji usap yang dilakukan dalam praktikum ini adalah
aktivitas total. Nilai batas tertinggi Tingkat Kontaminasi permukaan yang diizinkan
bergantung pada faktor resuspensi, yaitu merupakan nilai perbandingan antara
Tingkat Kontaminasi maksimum yang diizinkan dalam udara (Bq/cm2) dengan
Tingkat Kontaminasi maksimum yang diizinkan pada permukaan (Bq/cm2), sehingga:
dengan:
F = Faktor resuspensi
Nilai F bergantung pada kondisi laboratorium, dalam keadaan normal nilai F rata-rata
5.10-5/cm.
Bila diketahui nilai kontaminasi tertinggi yang diizinkan di udara untuk suatu
radioisotope, maka dapat ditentukan nilai Tingkat Kontaminasi permukaan tertinggi
yang diizinkan.
Dekontaminasi adalah proses untuk mereduksi/ mengurangi atau bahkan
menghilangkan suatu kontaminan zat radioaktif dari suatu bahan yang bernilai
ekonomis ke suatu bahan yang kurang ekonomis, kemudian memperlakukan bahan
yang kurang ekonomis tersebut sebagai limbah radioaktif.
Tujuan dekontaminasi ( menurut IAEA Technical Report Series No.18 1982)
adalah:
1. Pertimbangan Keselamatan dan Kesehatan
2. Mengurangi interferensi pencacahan peralatan tertentu sehingga diperoleh hasil
pencacahan yang baik
3. Memperkecil tingkat Kontaminasi suatu alat sehingga layak dipakai kembali.
V. TUGAS
1. Tentukan efisiensi alat dan efisiensi usap dan Tingkat Kontaminasi hasil Uji Usap
2. Tentukan Tingkat Kontaminasi secara langsung untuk setiap bahan sebelum dan
sesudah proses dekontaminasi
3. Tentukan Factor Dekontaminasi (FD)
4. Buat grafik At ( aktivitas tersisa) terhadap hasil dekontaminasi dalam kertas grafik
biasa
5. Dari bahan yang digunakan tentukan bahan yang paling mudah untuk proses
dekontaminasi
VII. PERHITUNGAN
A. Menentukan Tingkat Kontaminasi Awal
1. Bahan Keramik
Pembilasan dengan air
Laju Cacah Netto = (Laju cacah) – (laju cacah latar)
= 3400 cpm – 25 cpm
= 3375 cpm
Bq/cm2
Fk = 6.6 x 10 -3 𝑐𝑝𝑚
Tgkt. Kontaminasi Awal = Laju Cacah x Fk
Bq/cm2
= 3375 cpm x 6.6 x 10 -3 𝑐𝑝𝑚
2
= 22,275 Bq/ cm
Dengan cara yang sama pada data yang berbeda diperoleh sebagai berikut:
Dengan cara yang sama pada data yang berbeda diperoleh sebagai berikut:
Dengan cara yang sama pada data yang berbeda diperoleh sebagai berikut:
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai pengukuran tingkat kontaminasi dan
dekontaminasi suatu menggunakan bahan dekontaminan yang memiliki tujuan dapat
menentukan tingkat kontaminasi sebelum dan sesudah dekontaminasi, menentukan
faktor dekontaminasi serta dapat menentukan aktivitas tersisa.
Pada praktikum ini, bahan yang digunakan untuk uji coba kontaminasi
permukaan adalah karpet plastik dan keramik. Sumber radioaktif yang digunakan
sebagai bahan kontaminan adalah Iodium-131. Dipilihnya Iodium-131 sebagai bahan
kontaminan karena Iodium-131 memiliki waktu paro yangrelatif singkat, yaitu 8.02
hari. Karena apabila terjadi kontaminasi, maka bahaya radiasiinternal yang
ditimbulkan akan menjadi semakin kecil karena sumber tesebut akan cepat meluruh.
Sedangkan bahan dekontaminasi yang digunakan yaitu berupa air biasa dan air sabun.
Dalam praktikum ini dilakukan oleh 7 orang praktikan yang kemudian dibagi menjadi
2 kelompok untuk melakukan percobaan 1 dan percobaan 2.
Pada percobaan pertama dilakukan oleh 3 orang praktikan dengan
menggunakan jas lab serta sarung tangan karet kemudian 2 orang sebagai pelaksana
praktikum dan 1 orang mengukur berapa banyak cacahan yang di dapat saat
kontaminasi dan dekontaminasi dengan bahan kontaminasi berupa karpet. Pengukuran
tingkat kontaminasi pada percobaan pertama dilakukan secara langsung, yaitu
pengukuran dengan menggunakan monitor kontaminasi yang diletakkan di
atas permukaan bahan yang terkontaminasi namun tidak menempel pada bahan
tersebut dan didapatkan data sebesar 12000 cpm untuk air aquades dan 24000 cpm
untuk air sabun. Kemudian dilakukan pengusapan pada karpet yang terkontaminasi
menggunakan kertas saring dengan arah melingkar ke dalam. Perlakuan sedemikian
rupa agar kontaminan pada permukaan tidak semakin meluas dan mengkontaminasi
area lain. Setelah diusap dilakukan lagi pengukuran secara langsung pada karpet
tersebut dengan cacahan sebesar 40 cpm untuk air aquades dan 10 cpm untuk air
sabun dan hasil tersebut mendekati dg cacah background yang telah diukur
sebelumnya yaitu sebesar 10 cpm.
Pada percobaan kedua yaitu melakukan hal yang sama pada percobaan 1 yaitu
mengukur berapa banyaknya cacahan yang terjadi secara langsung dengan
menggunakan bahan berbeda dari percobaan 1 yaitu menggunakan keramik. Tata cara
untuk mengambil data cacahan dengan menggunakan alat adalah sama dengan
percobaan 1 dan didapatkan hasil cacahan yang telah terkontaminasi sebesar 3400
cpm untuk air aquades dan 800 cpm untuk air sabun. Kemudian di usap menggunakan
kertas saring dan mendapatkan hasil cacahan sebesar 20 cpm baik untuk air aquades
maupun air sabun dan hal tersebut lebih kecil dengan cacah background dari keramik
itu sendiri yaitu sebesar 25 cpm.
Parameter-parameter yang digunakan dalam percobaan yaitu untuk
menentukan tingkat kontaminasi awal bahan yang digunakan dalam praktikum ini,
sebelum menghitung besarnya tingkat kontaminasi maka harus mencari besarnya laju
-3 Bq/cm2
cacah netto dan faktor kalibrasi yang ada pada surveymeter (6.6 x 10 ) dan
𝑐𝑝𝑚
didapatkan besarnya tingkat kontaminasi untuk bahan keramik ataupun karpet baik
dengan air aquades dan air sabun, dengan data sebagai berikut :
Bahan Larutan Dekontaminan Air Sabun
Laju Cacah Netto (cpm) 3375 775
Keramik
Tingkat Kontaminasi Awal (Bq/ cm2) 22,275 5,115
Laju Cacah Netto (cpm) 11990 23990
Karpet
Tingkat Kontaminasi Awal (Bq/ cm2) 79,134 158,334
Dari tabel tersebut dan dari perhitungan yang telah dilakukan maka dapat
diketahui bahwa tingkat kontaminasi dari keramik dan karpet dengan air aquades dan
air sabun berapa pada posisi rendah.
Kemudian menentukan faktor dekontaminasi yaitu dengan cara membagi
antara tingkat kontaminasi yang sebelum dan sesudah di dekontaminasi kemudian di
dapatkan hasil sebagai berikut :
Faktor Dekontaminasi (FD)
Bahan
Air Keran Sabun
Keramik 675 155
Karpet 399,9 ∞
berikut :
Aktivitas tersisa (%)
No Bahan
Air Keran Sabun
1 Keramik 0,148 0,645
2 Karpet 0,25 0
Dari data diatas dapat diketahui bahwa aktivitas tersisa yang kecil terdapat
pada penggunaan air keran baik pada keramik dan karpet.
Berikut adalah grafik hubungan aktivitas sisa dengan hasil dekontaminasi :
0,5
0
675 399,9 155 ∞
IX. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat kontaminasi yang dilakukan dalam percobaan ini adalah tingkat
kontaminasi awal dan setelah di dekontaminasi dengan hasil bahwa tingkat
kontaminasi pada bahan karpet lebih besar dari pada keramik, terbukti dari
kedua perhitungan tersebut hasil dari karpet lebih besar.
2. Faktor dekontaminan dengan menggunakan bahan karpet juga lebih besar dari
pada dengan menggunakan keramik yaitu sebesar 399,9 pada air aquades dan
tak hingga pada air sabun.
3. Aktivitas tersisa pada percobaan ini pada penggunaan keramik lebih besar dari
pada karpet yaitu sebesar 0,148 pada air aquades dan 0,645 pada air sabun.
Semakin kecil aktivitas tersisa, maka semakin baik bahan pencuci
untukmendekontaminasi.
X. DAFTAR PUSTAKA
Surakhman, dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
Yogyakarta : STTN-BATAN
https://id.scribd.com/document/360832012/Laporan-Pengukuran-Tingkat-
Kontaminasi-Dan-Dekontaminasi-winahyu-S-011500430-tkn-2015 , diakses pada
tanggal 19 Desember 2017