Anda di halaman 1dari 2

Mata Kuliah Ekonomi Teknik Bastaman Saragih Dipl. Ing Mata Kuliah Ekonomi Teknik Bastaman Saragih Dipl.

Mata Kuliah Ekonomi Teknik Bastaman Saragih Dipl. Ing

REVIEW MATA KULIAH EKONOMI TEKNIK 2015  Suku Bunga Bank adalah sejumlah uang untuk jasa peminjaman yang dinyatakan dalam % per
tahun
 Ilmu Ekonomi Teknik adalah ilmu yang dipelajari dan dipergunakan untuk menuntun
dalam pengambilan keputusan dalam suatu kegiatan atau proyek yang berhubungan dengan investasi
pada SDM, fasilitas/peralatan maupun anggaran/pendanaan.  Masa Konstruksi (grace period) adalah proyek komersial yang dibiayai oleh dana pinjaman
(kredit) dan telah dibebani bunga pinjaman walaupun belum dapat menghasilkan Pemasukan
Sasaran utama dari Ilmu Ekonomi Teknik (Revenue) karena proyek atau pelaksanaan masih berjalan/berlangsung. Masa Konstruksi harus
singkat.
“Keputusan” memberi dampak positif melalui :

# Efisiensi dan efektifitas yang dapat dipertanggung jawabkan  Masa Pelunasan Kredit (pay out time) adalah jangka waktu kredit dikurangi masa konstruksi.
Jangka waktu Kredit komersial biasanya 15 tahun.
# Keseimbangan antara SDM dan teknologi modern

# Pengendalian pencemaran terhadap lingkungan (udara, air dan bumi)  Revenue/Pendapatan bangunan adalah perolehan dari sewa, sewa-beli, Penjualan fisik
bangunan
Dasar-dasar Akuntansi dalam Ekonomi Teknik

Aktiva (Asset) = Passiva (hutang) + Milik (harta kekayaan)  Cost/Pengeluaran bangunan adalah :
Aktiva = barang bernilai uang milik perusahaan a. Biaya operasional dan pemeliharaan gedung (listrik, AC, gas, air minum,
kebersihan,keamanan)
Passiva = hutang barang bernilai uang milik Perusahaan
b. Upah personalia
Milik = kekayaan Perusahaan c. Asuransi
d. Pajak-pajak
Besaran-besaran yang dipakai dalam Ekonomi Teknik

Harga Satuan Tanah, yaitu biaya langsung atau tidak langsung yang terjadi karena adanya  Depresiasi/nilai penyusutan Bangunan adalah pengeluaran yang dibeban kepada
pengadaan tanah (lahan) ditambah beban Bunga pinjaman mulai dari pengadaan sampai pendapatan sebelum pajak akibat penurunan nilai bangunan per tahun dan besarnya
dengan menghasilkan pendapatan/perolehan/pemasukan tergantung umur ekonomis bangunan (building economic life) dan jenis bangunan.

 Biaya Bangunan, yaitu luas lantai kotor dikalikan harga satuan Gedung (unit price) Jenis bangunan Umur ekonomis (tahun) Depresiasi (%)

 Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang besarnya 20 % dari nilai Gedung, Bangunan Gudang 60 1.6
yang terdiri
a. Biaya perencanaan dan Konsultan Perencana, MK dan Konsultan Khusus Mall/Pertokoan 50 2.0
b. Biaya pengadaan Dana (financing cost)
c. Biaya perijinan (legal cost) Bangunan Bank 50 2.0

 Total Biaya Investasi adalah kumpulan biaya-biaya yang terdiri dari : Rumah tinggal 45 2.2
a. Biaya pembelian Tanah/Lahan (land cost)
b. Biaya Bangunan (building cost) Pabrik 45 2.2
c. Biaya-biaya tidak langsung (indirect cost)
Gedung Parkir/Car Park 45 2.2

 Modal sendiri (equity) adalah modal yang ditanamkan untuk suatu proyek atau usaha dan Gedung Perkantoran 45 2.2
diperuntukan sebagai biaya pekerjaan pra-konstruksi yaitu pengadaan tanah,perencanaan,
konsultan dan perijinan. Biasanya +/- 25% dari total investasi. Bengkel 45 2.2

Apartemen/Flat 40 2.5
 Modal pinjaman (borrowed capital loan) adalah modal yang berasal dari :
a. Kredit langsung dari Bank atau lembaga keuangan lain Gedung Pertemuan (Teater,Bioscope,Hall) 40 2.5
b. Dana dari pasar uang dan modal (saham, obligasi, surat berharga dan lainnya)
Pek. Trotoir, Taman, kanal, gorong-gorong 20 5.0
 Modal pinjaman berbanding modal sendiri (loan-equity ratio) adalah 3:1
Alat-alat, Perlengkapan 10 10.0

1 2

Mata Kuliah Ekonomi Teknik Bastaman Saragih Dipl. Ing Mata Kuliah Ekonomi Teknik Bastaman Saragih Dipl. Ing

 Pajak Perseroan adalah Revenue/Pendapatan/Pemasukan/Perolehan Brutto/Kotor dikurangi :  R/C RATIO


a. Bunga Modal Pinjaman
b. Pajak atas Bunga (Interest Tax)
Penerimaan Total per Tahun
c. Depresiasi/Penyusutan Nilai Alat/Bangunan R/C Ratio =
d. Asuransi Kredit/Pinjaman
e. Biaya Operasional Gedung/Bangunan
Biaya Total per Tahun
Contoh.
 Benefit-Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan nilai sekarang dari pendapatan-pengeluaran Penerimaan Total per Tahun = Rp 57.375.000
selama
Umur Ekonomis. Ratio perbandingan harus lebih Besar dari 1 (> 1) Biaya Total per Tahun = Rp 39.334.000
 Rate of Return on Investment (IRRI) adalah tingkat pengembalian Investasi selama
umur Proyek yang dapat dihitung sebelum atau sesudah Pajak. Penerimaan Total per Tahun
R/C Ratio =
Biaya Total per Tahun
( )
( )
=> 1 57.375.000
=
 Rate of Return on Equity (IRRE) adalah tingkat pengembalian Modal Sendiri selama 39.334.000
umur Proyek yang dapat dihitung dari pendapatan melalui hasil penjualan saham dan/atau
= 1,46
pemasukan dana masyarakat sesudah Kredit lunas.

Dari perhitungan diperoleh R/C Ratio = 1,46. Artinya dalam satu tahun dari setiap Rp
( )
=> 1 1.000.000,00 biaya yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1.460.000,00
( )

 Titik Impas/Break event Point (BEP) ? Posisi Usaha tidak Untung dan tidak Rugi yaitu
 LAJU KEUNTUNGAN
Pendapatan/Revenue dapat menutupi pengeluaran/Cost.
Laba per Tahun
Laju Keuntungan = x 100 %
 B/C RATIO Biaya Total per Tahun
B/C ratio digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh per Contoh.
biaya yang dikeluarkan selama usaha. Perhitungan B/C ratio dijelaskan sebagai
berikut. Laba per Tahun = Rp 18.041.000,00

Biaya Total per Tahun = Rp 39.334.000,00


Net Profit/tahun
B/C Ratio = Laba per Tahun
Total Biaya Operasional/tahun Laju Keuntungan = x 100 %
Contoh. Biaya Total per Tahun
18.041.000
Keuntungan setelah Pajak (Net Profit) = Rp 10.400.000 = x 100 %
Total Biaya Operasional = Rp 5.115.200 39.334.000

= 45,87 % atau 3,8 % / bulan


10.400.000
B/C Ratio = Dengan laju keuntungan sebesar 3,8 % / bulan menunjukkan bahwa usaha ini
5.115.200 menguntungkan karena nilainya di atas suku bunga deposito bank, yaitu sekitar 1% / bulan.
= 2,03
Jadi, dengan biaya operasional sebesar Rp 5.115.200 diperoleh hasil penjualan (keuntungan)  PAY BACK PERIOD
sebesar 2,03 kali. Investasi
Pay Back Period =
Laba

3 4
Mata Kuliah Ekonomi Teknik Bastaman Saragih Dipl. Ing Mata Kuliah Ekonomi Teknik Bastaman Saragih Dipl. Ing

Contoh.
Contoh.
Biaya Tetap = Rp 4.900.000,00
Investasi = Rp 23.000.000,00
Biaya Tidak Tetap = Rp 215.000,00
Laba = Rp 18.041.000,00
Pendapatan Kotor = 160 kg
Investasi
Pay Back = Harga per kg. = (10.400.000,00/160 kg) =Rp 65.000,00
Laba
23.000.000 4.900.000
= BEP produksi =
18.041.000 215.000
= 1,3 tahun atau 16 bulan 65.000 -
160
Artinya, usaha akan kembali modal setelah berjalan 16 bulan.
= 76,98 kg dibulatkan menjadi 77 kg
 BREAK EVENT POINT (BEP)
BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan di mana perusahaan Artinya, titikl impas usaha tercapai pada tingkat produksi mencapai 77 kg.
tersebut sudah dapat menutup semua biaya-biayanya tanpa mengalami kerugian
maupun keuntungan. Perhitungan rumus BEP adalah sebagai berikut.  RETURN OF INVESTMENT (ROI)
Perhitunga ROI digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang akan
Biaya Tetap diperoleh untuk setiap biaya yang telah dikeluarkan.
BEP harga =
Biaya Tidak Tetap Laba bersih
1 - ROI = x 100 %
Pendapatan Kotor Modal kerja
Contoh.
Biaya Tetap = Rp 4.899.700,00 Contoh.
Biaya Tidak Tetap = Rp 215.000,00 Laba bersih = Rp 4.492.000,00

Pendapatan Kotor = Rp 10.400.000,00 Modal kerja = Rp 5.115.200,00

Pendapatan bersih = Rp 10.400.000,00- (Rp 10.400.000,00 x 18/100)= Rp. 8.528.000,00


Laba bersih
Biaya Tetap ROI = 100 %
BEP harga = Modal kerja
Biaya Tidak Tetap
4.492.000
1 -
ROI = 100 %
Pendapatan Kotor
5.115.200
4.899.700
=
215.000 = 87,82 %
1 -
10.400.000 Jadi usaha ini menghasilkan keuntungan sebesar 87,82 % dari total biaya dikeluarkan.
= 4.999.694
Artinya, titik impas usaha tercapai pada tingkat penjualan Rp 4.999.694,00 (pembulatan)

Biaya Tetap
BEP produksi =
Biaya Tidak Tetap
Harga -
Pendapatan Kotor
5 6

Anda mungkin juga menyukai