Anda di halaman 1dari 62

Property, Plant, and

Equipment
Oleh : Raihan Adib Habibi

LINK MATERI DAN SOAL UAS AKM & PAKM BIT.LY/AKM_UAS


LINK KUNCI JAWABAN LATIHAN DAN UAS BIT.LY/AKM_KJ
Agenda

1. Preview Test
2. Pengertian dan Klasifikasi Aset Tetap
3. Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap
4. Kapitalisasi Bunga pada asset yang dibangun sendiri
5. Biaya setelah Perolehan Aset Tetap
6. Properti Investasi dan Bukan Investasi
1. Preview Test

bit.ly/PreTestAKMBREGADA
2. Pengertian Aset Tetap
Menurut PSAK 16 (2014), aset tetap adalah aset berwujud yang:
• 1. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif, dan
• 2. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
2. Karakteristik Aset Tetap
1. Memiliki substansi fisik (berwujud), seperti tanah dan bangunan.
2. Memiliki tujuan penggunaan khusus, yaitu digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. (*)
3. Bersifat jangka panjang (lebih dari satu periode akuntansi) dan
merupakan subjek penyusutan.

(*) Aset yang dimiliki untuk dijual dikategorikan sebagai Persediaan,


Aset yang dimiliki karena diyakini akan meningkat nilainya maka
dikategorikan Properti Investasi
3. Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap
• PSAK 16 menjelaskan bahwa biaya perolehan aset tetap atau PPE
harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
• 1. besar kemungkinan entitas akan memperoleh manfaat ekonomis di
masa depan dari aset tersebut dan
• 2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

PENGUKURAN AWAL sebesar biaya perolehan atau historical cost


PENILAIAN sebesar Nilai Buku ( Harga Perolehan – Akumulasi Peny)
PSAK 16, biaya perolehan aset tetap meliputi
1) harga perolehan,
2) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk
membawa aset tetap ke lokasi dalam kondisi yang sesuai dengan
kegunaan yang dikehendaki, dan
3) biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
asset.
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung
Sebagaimana disebutkan dalam PSAK 16 mencakup:
a. biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung
b. biaya penyiapan lahan
c. biaya penanganan dan penyerahan awal;
d. biaya perakitan dan instalasi;
e. biaya pengujian aset apakah aset berfungsi
f. komisi profesional.
Biaya-biaya tidak dapat diatribusikan
a. biaya pembukaan fasilitas baru;
b. biaya pengenalan produk baru, termasuk biaya iklan dan aktivitas
promosi;
c. biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf;
d. administrasi dan overhead umum;
e. biaya saat alat belum beroperasi penuh;
f. kerugian awal operasi;
g. biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas;
h. hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang belum
digunakan); dan
i. laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan
A. Biaya Perolehan Tanah
a. harga beli,
b. biaya pengurusan hak tanah, seperti sertifikat hak milik,
pajak/BPHTB, honor notaris/PPAT, dan honor pencatatan,
c. biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan tanah sehingga siap
digunakan
d. biaya terkait hak gadai, beban properti, atau hipotik
e. setiap perbaikan tanah lainnya yang memiliki umur yang tidak
terbatas.

Biaya pengembangan tanah yang mempunyai masa guna atau masa manfaat
terbatas, seperti jalur mobil pribadi, trotoar, pagar, dan area parkir, semuanya
dicatat pada akun Land Improvements dan disusutkan.
B. Biaya Perolehan Bangunan
a. biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
yang muncul selama periode konstruksi;
b. biaya bunga (jika membangun sendiri),
c. harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan,
d. honor profesional (professional fees),
e. izin pendirian bangunan (building permits).
C. Biaya Perolehan Peralatan
a. harga pembelian,
b. ongkos pengangkutan dan penanganan peralatan,
c. pajak atau bea yang tidak dapat dikreditkan,
d. asuransi peralatan selama masa pengiriman,
e. biaya perakitan dan instalasi, dan
g. biaya uji coba/pengetesan peralatan.
D. Aset yang Dibangun Sendiri (Self-
Constructed Assets)
Biaya tersebut antara lain mencakup
- biaya bahan baku (materials),
- biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost), dan
- biaya tidak langsung (overhead cost).
Perusahaan dapat mengelola biaya overhead dengan dua cara, yaitu:
a. tidak membebankan biaya overhead tetap (fixed overhead) ke
dalam biaya pembuatan aset, dan
b. membebankan sebagian dari seluruh total biaya overhead ke biaya
konstruksi (full costing approach).
Kesimpulan mengenai perolehan Aset Tetap
• Yang termasuk biaya perolehan Aset Tetap adalah semua biaya yang
muncul dalam rangka pengadaan dan penyiapan Aset Tetap agar siap
digunakan.

• Tidak perlu menghafal biaya-biaya tsb, melainkan lakukan analisis


sendiri mana biaya yang dapat diatribusikan secara khusus terhadap
penyediaan Aset, bukan biaya umum atau operasional normal
perusahaan
1. Biaya Jasa Perusahaan pencarian hak tanah Land
2. Biaya Jasa Arsitek Building
3. Pembayaran untuk tanah dan bangunan tua di atasnya Land
4. Pembongkaran bangunan tua Land
5. Penjualan sisa bangunan tua (Land)
6. Penggalian sebelum konstruksi basement Building
7. Mesin yang dibeli (2% diskon tidak diambil) Equip, exp
8. Pengiriman dan pemasangan mesin Equipment
9. Biaya penyimpanan akibat konstruksi masih dalam proses expense
10. Biaya pengeluaran pagar dan tempat parkir Land Improvement
11. Biaya pengangkutan untuk pemindahan mesin dari
expense
gudang ke gedung baru
4. Perlakuan Biaya Bunga Selama Konstruksi
A. Seluruh biaya bunga tidak dikapitalisasi
b. Seluruh biaya bunga dikapitalisasi
c. Biaya bunga yang dikapitalisasi adalah biaya aktual yang benar-benar
terjadi selama konstruksi atau biaya atas pinjaman yang digunakan
dalam proses konstruksi.
Perlakuan Biaya Bunga Selama Konstruksi
Sebelum melakukan langkah-langkah, terdapat istilah:
• Pinjaman Khusus : Pinjaman yang digunakan untuk membiayai
konstruksi secara khusus
• Pinjaman Umum : Pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan pada
umumnya
• Beban Bunga Aktual : Bunga yang benar-benar terjadi yang menjadi
beban perusahaan (Bunga Pinjaman khusus + Bunga Pinjaman
Umum)
• Beban Bunga yang dapat dihindari : Bunga yang seharusnya tidak
menjadi beban bunga apabila perusahaan tidak melakukan konstruksi
(Bunga Pinjaman Khusus + Bunga rata-rata tertimbang pinjaman
umum)
Langkah-langkah menghitung kapitalisasi bunga

1. Menentukan Aset Kualifikasian


• Aset kualifikasian adalah aset yg membutuhkan waktu yang
cukup lama agar siap digunakan atau dijual sesuai dengan
maksudnya
• Contoh: persediaan, pabrik, fasilitas pembangkit listrik, aset tidak
berwujud, dan properti investasi
• Tidak termasuk
• Aset keuangan
• Persediaan yang dipabrikasi atau diproduksi dalam jangka
waktu pendek
• Aset yang siap untuk digunakan atau dijual sesuai dengan
maksudnya ketika diperoleh
PSAK 26/SY LO 2
Langkah-langkah menghitung kapitalisasi bunga
2. Periode Kapitalisasi
Semuanya Awal Kapitalisasi Penghentian Sementara
wajib ada,
jika tidak • Pengeluaran untuk aset telah terjadi Kapitalisasi
maka belum • Aktivitas untuk mempersiapkan aset seusai • Aktivitas atas aset
maksud sudah dimulai kualifikasian dihentikan
bisa
• Biaya pinjaman telah terjadi
melakukan
kapitalisasi Kapitalisasi Tidak
bunga Dihentikan
• Perusahan melakukan
pekerjaan teknikan dan
Akhir Kapitalisasi administratif signifikan
• Penyelesaian aktivitas untuk mempersiapkan aset • Penundaan sementara
sesuai maksud (konstruksi fisik selesai) merupakan bagian dari
• Konstruksi aset diselesaikan per bagian dan dapat proses yg diperlukan
digunakan selama konstruksi bagian lain – biaya untuk mempersiapkan
pinjaman per bagian (kompleks bisnis) aset sesuai maksudnya

PSAK 26/SY LO 2
Langkah-langkah menghitung kapitalisasi bunga
3. Menghitung akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang (WAAE)* untuk
pinjaman umum, termasuk bunga rata-rata tertimbang pinjaman umum
•Mengalokasikan pengeluaran ke pinjaman khusus terlebih dahulu
•Apabila jumlah pinjaman khusus habis maka dialokasikan ke pinjaman
umum
•Dalam kondisi tidak ada pinjaman khusus maka dialokasikan langsung
ke pinjaman umum
Misal: Pinjaman khusus: 1,5 Milliar dengan bunga 10%
Alokasi ke Rata-rata Pengeluaran
Tanggal Pengeluaran
Pinjaman Umum & KHUSUS Pinjaman Umum
1 Jan 2019 1.000.000.000 0 1M 0
1 Maret 2019 600.000.000 100.000.000 500 JT 100.000.000 x (9/12)
30 Sept 2019 1.200.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 x (3/12)
31 Des 2019 200.000.000 200.000.000 200.000.000 x (0/12)
Total 3.000.000.000 375.000.000
Langkah-langkah menghitung kapitalisasi bunga
3. Menghitung akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang (WAAE)* untuk
pinjaman umum, termasuk bunga rata-rata tertimbang pinjaman umum

Misal :
Pinjaman Umum 1 : 1 Miliar dengan bunga 12,5%
Pinjaman Umum 2 : 1,5 Miliar dengan bunga 10%

Bunga rata-rata tertimbang pinjaman = [12,5% x (1.000/2.500)] + [10% x (1.500/2.500)]


umum

= 11%
Langkah-langkah menghitung kapitalisasi bunga
4. Menghitung beban bunga aktual dan beban bunga yang dapat dihindari
Beban bunga aktual
Pinjaman khusus 1.500.000.000 x 10% 150.000.000
Pinjaman umum 1.000.000.000 x 12,5% 125.000.000 5. Menentukan jumlah bunga yang
1.500.000.000 x 10,0% 150.000.000 dikapitalisasi
Total beban bunga 425.000.000
aktual
Beban bunga yang dapat •Bunga yang dikapitalisasi
dhindari adalah mana yang lebih kecil
Pinjaman khusus 1.500.000.000 x 10% 150.000.000
Pinjaman umum 375.000.000 x 11% 41.250.000
antara bunga aktual dengan
Total Beban bunga yang 191.250.000 bunga yang dapat dihindari
dapat dihindari
•Kemudian dikurangi dengan
Hasil bunga (pinjaman (20.000.000)
khusus) hasil bunga pinjaman khusus
Beban Bunga yang 171.250.000
dikapitalisasi
Aktual 425.000.000
Avoidable 191.250.000, maka 191.250.000 - 20.000.000 = 171.250.000
Ilustrasi Menghitung Kapitalisasi Bunga
Jurnal yang diperlukan selama tahun 2019 (dalam ribuan):
Tanggal Akun Ref. Debit Kredit
1 Jan 2019 Land 800.000
Construction in Process 200.000
Cash 1.000.000
31 Maret 2019 Construction in Process 600.000
Cash 600.000
30 Sept 2019 Construction in Process 1.200.000
Cash 1.200.000
31 Des 2019 Construction in Process 200.000
Cash 200.000
Construction in Process (Capitalized Interest) 171.250
Interest Expense 253.750
Cash 425.000

Setelah gedung siap digunakan dijurnal balik D: Building C: Construction in


Process.
LO 2
Ilustrasi Menghitung Kapitalisasi Bunga
Perusahaan menyajikan dan mengungkapkan jumlah bunga yang
dikapitalisasi dalam laporan laba rugi tahun 2019 sebagai berikut.

Income from operations xxxxx


Interest expense 425.000.000
Less: capitalized interest (171.250.000) 253.750.000
Income before income taxes xxxxx
Income taxes (xxxxx)
Net income xxxxx

Catatan (Notes): Jumlah bunga yang dikapitalisasi. Selama tahun 2019,


jumlah bunga yang dibayarkan Rp425.000.000 dan Rp171.250.000 di
antaranya dikapitalisasi ke dalam aset gedung dan sisanya sebesar
Rp253.750.000 dicatat sebagai interest expense.

LO 2
Menghitung Kapitalisasi Bunga

Jika periode pembangunan lebih dari satu tahun, berikut ini


beberapa hal yang perlu diperhatikan.

CONTOH SOAL , 1. Porsi pengeluaran pinjaman umum yang ditimbang di


LATIHAN 10.3 tahun berjalan akan ditimbang kembali di tahun berikutnya
P.AKM
sampai dengan berakhirnya masa konstruksi.

2. Jumlah bunga yang sudah dikapitalisasi pada tahun


berjalan akan menambah pengeluaran (expenditure) pada
tahun berikutnya dan diikutkan dalam perhitungan
akumulasi rata-rata pengeluaran tertimbang untuk
pinjaman umum.

LO 2
7. Beberapa Isu Khusus Terkait dengan
Kapitalisasi Bunga
a. Pengeluaran Terkait Tanah
Jika pembelian tanah ditujukan untuk dibangun gedung di atasnya,
maka beban bunga yang dikapitalisasi selama periode konstruksi akan
menambah biaya gedung, bukan biaya tanah.
b. Penghasilan bunga
IFRS mensyaratkan agar perusahaan tidak boleh melakukan offset
(saling hapus) antara penghasilan bunga dengan beban bunga, kecuali
penghasilan dan bunga tersebut berasal dari pinjaman khusus dalam
rangka konstruksi.
C. Hal-hal yang mungkin terjadi dalam Perolehan Aset
Tetap
1. Diskon Tunai (Cash Discount)
Diskon Tunai dibagi menjadi 2 pendapat:
• Pendapat pertama cash discount diambil atau tidak diambil sebagai pengurang
aset. Dan apabila tidak diambil maka diakui sebagai loss.
Alasan: Karena aset dicatat berdasarkan kas yang dibayarkan, jika tidak maka
dianggap terjadi ketidakefisienan dalam mengelola Diskon yang diberikan.
• Pendapat kedua cash discount yang tidak diambil tidak selalu dianggap kerugian
(loss)
Alasan: karena terdapat kemungkinan bahwa diskon yang diberikan tidak
menguntungkan bagi si pembeli.

Contoh :
10 Maret Willem Company membeli komputer senilai 5000 secara kredit.
Penjual memberi termin 2/10 n/30.
Net Method Gross Method
10 Maret Equipment 4.900 10 Maret Equipment 5.000
A/P 4.900 A/P 5.000
20 Maret A/P 4.900 20 Maret A/P 5.000
Cash 4.900 Cash 4.900
Atau Equipment 100
Atau
23 Maret A/P 4.900
23 Maret A/P 5.000
Loss 100
Loss 100
Cash 5.000 Cash 5.000
Atau Equipment 100
23 Maret A/P 4.900 Atau
Equipment 100 23 Maret A/P 5.000
Cash 5.000 Cash 5.000
2. Pembayaran Ditangguhkan (Deferred Payment Contracts)
Aset tetap sering dibeli atas dasar kontrak kredit jangka panjang
dengan menggunakan wesel (notes payable), hipotik (mortgages),
obligasi (bonds payable), atau equipment obligation dinilai sesuai
present value (PV)
CONTOH

1. GC Company membeli mesin dengan memberikan Utang wesel yang


memiliki nilai nominal € 10.000 zero interest bearing note. Utang
tersebut jatuh tempo dalam 4 tahun. Diketahui bahwa bunga sebesar
9%. Hitung berapa nilai perolehan mesin tersebut:
a) CG Company akan melunasi utang pada 4 tahun mendatang
b) CG Company melunasi utang dengan membayar 2.500 setiap tahunnya
Jawab
1. Equipment 7.084
Notes Payable 7.084

2. Equipment 8.099
Notes Payable 8.099
3. Pembelian Secara Lump-Sum (Lump-Sum Purchase)
Ketika beberapa aset tetap dibeli dalam satu paket pembelian (lump-sum
purchase), maka total biaya pembelian tersebut dialokasikan ke setiap aset
sesuai dengan proporsi harga pasar relatif dari masing-masing aset tersebut.

CONTOH
Norduct Homes membeli satu paket aset seharga 80.000 dari Comfort Heating
yang mengalami likuidasi. Diketahui:

Buatlah jurnal yang perlu dilakukan Norduct Homes


Jawab

Jurnal:
4. Pertukaran Aset Nonmoneter (Exchanges of Non-Monetary Assets)
Pertukaran aset nonmoneter dihitung berdasarkan nilai wajar (fair value)
dari aset yang diserahkan atau nilai wajar (fair value) dari aset yang diterima,
mana yang lebih jelas bukti pendukungnya.

a. Substansi Komersial (Commercial Substance)


jika terdapat perubahan aliran kas di masa depan sebagai akibat adanya
transaksi pertukaran aset tersebut. Dalam arti lain, jika posisi ekonomis
kedua pihak berubah, maka transaksi tersebut dikatakan memiliki substansi
komersial. Pencatatan : Keuntungan dan kerugian diakui secara langsung

b. Tidak (Kurang) Mengandung Substansi Komersial (Lacks Commercial


Substance)
jika hasil dari pertukaran aset tersebut tidak mengubah posisi ekonomis
perusahaan secara signifikan. Pencatatan : Keuntungan dan kerugian
ditangguhkan
PT A menukarkan mesinnya kepada sebuah dealer dengan menambah kas 15.000.
Dealer tersebut menjual mesin baru dan juga menerima mesin-mesin bekas untuk
ditukar dengan mesin baru. Diperoleh data
-Mesin PT A memiliki nilai 200.000 dengan akumulasi penyusutan 120.000,
berdasarkan harga pasar mesin tsb dihargai 85.000.
-Dealer : Biaya mesin 60.000, dengan harga jual 100.000
PT A Dealer
Machine (New) 100.000 Cash 15.000
Acc Depr 120.000 Inventory 85.000
Machine (Old) 200.000 Sales 100.000
Cash 15.000 COGS 60.000
Inventory 60.000
Gain on disposal 5.000
5. Penerbitan Saham (Issuance of Shares)
Nilai perolehan aset tetap tersebut diukur dengan mengacu pada nilai wajar barang atau
jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal. Jika
perusahaan tidak dapat mengestimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima secara
andal, maka perusahaan mengukur nilai barang dan jasa tersebut dengan mengacu pada
nilai wajar saham.
PT Koala Tekno menerbitkan sahamnya sebanyak 20.000 lembar untuk
ditukarkan dengan 1 unit pabrik milik pengusaha kaya raya di Bandung.
Berdasarkan penilai Pabrik tersebut berisi Tanah dengan nilai 1 milliar,
Bangunan 600 juta, dan peralatan 400 juta. Saham PT Koala Tekno memiliki
nilai par 90.000, dan memiliki harga pasar di bursa nasional 120.000.

Jawab

Land 1.200.000.000
Building 720.000.000
Equipment 480.000.000
Share Capital – Ordinary 1.800.000.000
Share Premium – Ordinary 600.000.000
6. Hibah Pemerintah (Government Grants)
• Hibah pemerintah adalah bantuan dari pemerintah yang diterima
perusahaan dalam bentuk pemberian sumber daya kepada
perusahaan sebagai imbalan atas kepatuhan perusahaan terhadap
ketentuan tertentu (baik di masa lalu maupun masa depan) yang
berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan.
• Hibah pemerintah dapat berupa aset, seperti uang tunai; sekuritas,
properti, bangunan, pabrik, atau penggunaan fasilitas yang
disediakan pemerintah sebagai subsidi untuk perusahaan.
• Selain itu, hibah pemerintah dapat berupa pengampunan utang
perusahaan atau pemberian pinjaman kepada perusahaan dengan
bunga di bawah bunga pasar.
Pendekatan Akuntansi Hibah Pemerintah
• Sebagian besar perusahaan menggunakan nilai wajar untuk menilai
aset yang diterima dari hibah pemerintah.
• Ada dalam mencatat dua pendekatan, yaitu
a. pendekatan ekuitas (equity approach)
Metode ini tidak mengakui pendapatan dalam periode berjalan, akan tetapi
langsung mengkreditkan akun ekuitas.

b. pendekatan pendapatan (income approach).


b. Income Approach
terdapat dua cara untuk mencatat aset hibah pemerintah dengan
rincian sebagai berikut.
1) Mencatat hibah sebagai pendapatan hibah yang ditangguhkan
(deferred grant revenue),
yaitu hibah diakui sebagai pendapatan secara bertahap berdasarkan
usia manfaat aset yang diterima.
2) Mengurangkan hibah dari nilai tercatat aset yang diperoleh
sehingga hibah diakui sebagai pengurang dari beban depresiasi.
Contoh penerapan income approach
• 1) Hibah Pemerintah Berupa Subsidi
Pemberian Peralatan Sebagai ilustrasi, pada 2 Januari 2019 PT Martabat Medika
(MM) menerima subsidi pemerintah sebesar Rp200.000.000 untuk membeli
peralatan laboratorium dengan harga total Rp1.000.000.000. Peralatan tersebut
memiliki masa manfaat selama lima tahun, dan disusutkan berdasarkan garis lurus.

A. SEBAGAI PEND. DITERIMA DIMUKA


02-01-2019 EQUIPMENT 1.000 JT
CASH 800 JT
Deferred Grant Revenue 200 JT
31-12-2019 Depreciation Expense 200 JT
Accumulated Depr – Equipment 200 JT
Deferred Grant Revenue 40 JT
Grant Revenue 40 JT
PENYAJIAN LAP. KEUANGAN
b) akun Equipment di net kan (sebagai pengurang equipment)

EQUIPMENT 800 JT
CASH 800 JT
sehingga beban depresiasi Equipment berkurang menjadi sebesar
Rp160.000.000 per tahun (Rp800.000.000/5 tahun).
2) Hibah Pemerintah Berupa Bantuan Tunai
Contoh untuk Menghindari Kebangkrutan Sebagai contoh, PT Elang Airlines,
suatu BUMN, mengalami kerugian secara substansial selama lima tahun terakhir
dan mempunyai utang yang cukup besar kepada kreditur. Untuk mencegah
perusahaan dari kebangkrutan, pada tanggal 1 Mei 2019 pemerintah setuju
memberikan bantuan dana sebesar Rp20 milyar untuk melunasi utang
perusahaan kepada kreditur.

1 Mei Cash 20.000.000.000


Grant Revenue 20.000.000.000

Jika dalam pemberian bantuan tersebut terdapat persyaratan dari pemerintah


bahwa perusahaan harus melakukan beberapa kewajiban perbaikan di masa
depan, maka perusahaan seharusnya mengkredit akun Deferred Grant Revenue
dan melakukan amortisasi selama periode tertentu di masa depan.
3) Hibah Pemerintah Berupa Pinjaman Bebas
Bunga
CONTOH
• 2 JAN 20119 ,dalam rangka meningkatkan pembangunan teknologi
lingkungan, Pemerintah Kota Tangerang meminta PT Suaka Tekno
untuk membangun pabrik di Tangerang. Untuk mendukung
pembangunan pabrik tersebut, Pemkot Tangerang akan memberikan
pinjaman tunai bebas bunga kepada perusahaan senilai Rp50 milyar
dengan jangka waktu 10 tahun, dengan syarat PT Suaka Tekno
bersedia memperkejakan 100 orang warga Kota Tangerang selama 10
tahun ke depan. Diketahui bahwa tingkat suku bunga pinjaman
perusahaan adalah sebesar 9%.
• 31 Des 2019 Interest Expense* 1.900.845.000
Notes Payable 1.900.845.000
Deferred Grant Revenue 1.900.845.000
Grant Revenue** 1.900.845.000
*9% x 21.120.500.000
D. Biaya Setelah Perolehan Aset (Cost
Subsequent to Acquistion)
Akan di kapitalisasi jika meningkatkan
• 1) masa manfaat (useful life),
• 2) kuantitas produk yang dihasilkan, dan
• 3) kualitas produk yang dihasilkan
1. Penambahan (Additions)
• Penambahan merupakan penambahan atau perluasan atas aset yang
sudah ada, seperti menambah kamar mandi gedung. Biaya penambahan
akan dikapitalisasi (didebit) ke Gedung.
a. Bangunan (contoh: biaya pembongkaran tembok lama),
maka perlakuan biaya tersebut tergantung hal sebagai berikut.
- Jika sebelumnya perusahaan sudah mengantisipasi/ merencanakan
penambahan, maka biaya pembongkaran termasuk biaya penambahan
(didebit ke aset).
- Jika perusahaan tidak mengantisipasi/ tidak merencanakan penambahan
sebelumnya, maka biaya pembongkaran tersebut dicatat sebagai kerugian
(loss) pada periode berjalan karena perusahaan tidak efisien dalam
melakukan perencanaan.
2. Peningkatan dan Penggantian
(Improvements and Replacements)
• Peningkatan (improvements)
adalah penggantian aset dengan aset lain yang lebih baik (contoh lantai
keramik diganti dengan lantai marmer),
• Penggantian (replacements)
adalah penggantian aset dengan aset yang serupa (contoh lantai keramik
lama diganti dengan lantai keramik baru).
Terdapat 3 pendekatan:
a. Pendekatan Substitusi
b. Pendekatan Kapitalisasi
c. Pendekatan Akumulasi Penyusutan
a. Pendekatan Substitusi
Sebagai contoh, pada tanggal 2 Desember 2019 PT Samudera Luas bermaksud
mengganti pipa besi lama dengan pipa besi baru. Pipa besi lama memiliki nilai buku
sebesar Rp25.000.000 cost Rp200.000.000 dan akumulasi penyusutan
Rp175.000.000) dan nilai sisa sebesar Rp2.000.000. Pipa besi baru memiliki cost
sebesar Rp150.000.000. Diasumsikan PT Samudera Luas menukar pipa besi lamanya
dengan pipa besi baru ditambah pembayaran uang tunai sebesar Rp148.000.000.

2 Des 2019 Equipment (new) 150.000.000


Accumulated Depreciation-Equipment 175.000.000
Loss on Disposal of Equipment 23.000.000
Equipment (old) 200.000.000
Cash 148.000.000
b. Kapitalisasi Harga Perolehan Baru
• Dalam pendekatan ini, harga perolehan baru atau pengeluaran yang
terjadi akibat peningkatan dan penggantian akan dikapitalisasi ke
dalam aset. Pertimbangannya adalah meskipun jumlah tercatat aset
lama tidak dikeluarkan dari akun, penyusutan yang memadai
diperhitungkan atas pos tersebut untuk mengurangi jumlah tercatat
menjadi nol.
Contoh : Perusahaan melakukan pembaruan dalam sistem listrik
sehingga lebih efisien dalam penggunaannya menghabiskan 10 juta
EQUIPTMENT 10.000.000
CASH 10.000.000
c. Pembebanan ke Akumulasi Penyusutan
• Jika penggantian yang dilakukan tidak meningkatkan kualitas aset,
melainkan dapat memperpanjang umur manfaat aset, maka
pengeluaran terkait penggantian tersebut dapat didebit ke akun
Accumulated Depreciation, bukan ke akun aset.

Contoh : Perusahaan melakukan penggantian atap gedung lama dengan


bentuk yang sama menghabiskan 50 juta
• ACC. PENYUSUTAN 50.000.000
CASH 50.000.000
3. Penyusunan dan Pemasangan Kembali
(Rearrangements and Reorganization)
• IFRS menyatakan bahwa biaya penyusunan dan pemasangan kembali
terjadi pada saat aset sudah berada di lokasi dan dalam kondisi yang
siap untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Dengan demikian, biaya-biaya terkait pemasangan atau penyusunan
kembali aset tetap, tidak dikapitalisasi, melainkan dibebankan pada
saat terjadinya biaya tersebut
4. Perbaikan (repairs)
• A. perbaikan biasa (ordinary repairs) YAKNI pengeluaran yang dilakukan
perusahaan untuk mempertahankan aset tetap dalam kondisi operasi,
seperti penggantian kecil bagian tertentu aset, pelumasan, pengecatan
kembali, dan pembersihan. Perbaikan biasa dicatat sebagai beban
(expense) pada saat terjadinya pengeluaran.
• B. perbaikan luar biasa (major repairs). seperti overhaul, adalah
pengeluaran atas aset yang mendatangkan manfaat lebih dari satu tahun
atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang. Perlakuan akuntansi atas
perbaikan luar biasa sama dengan perlakuan akuntansi atas peningkatan
dan penggantian, yaitu melalui salah satu dari tiga pendekatan (substitusi,
kapitalisasi, dan kredit akumulasi penyusutan) sesuai good jugdment
perusahaan.
Contoh
PT Palapa membeli mesin pada tanggal 1 Juli 2016 dengan cost sebesar
Rp400.000.000. Mesin memiliki masa manfaat 5 tahun, estimasi nilai sisa
sebesar $40,000, dan disusutkan dengan metode garis lurus. Pada tanggal 1
Januari 2019, mesin diperbaiki total (overhauled) dengan cost sebesar
Rp40.000.000. Perbaikan total tersebut menambah masa manfaat mesin
sebanyak 3 tahun dari masa manfaat semula. Nilai sisa mesin diestimasikan
masih tetap sebesar Rp40.000.000.
Mengingat overhaul hanya menambah masa manfaat mesin (asumsi tidak
meningkatkan kualitas mesin), maka perusahaan mencatat biaya overhaul
tersebut dengan mendebit akun Accumulated Depreciation.

1 Jan 2019 Accumulated Depreciation-Equipment 40.000.000


Cash 40.000.000
F. Pelepasan Aset Tetap
aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:
1. dilepaskan atau
2. tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
Pelepasan atau penghapusan aset tetap dapat dilakukan dengan cara
Penjualan, Pertukaran, Penghapusan secara paksa, atau Pembiaran.
Pada umumnya nilai pelepasan aset tidak sama dengan nilai buku
(book value) dari aset tersebut sehingga akan muncul keuntungan atau
kerugian.
G. Properti Investasi
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian
dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik
atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan
melalui rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak
untuk:
1. digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif; atau
2. dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
THANK YOU

bit.ly/EvaluasiTentir12Jan

Nama Tentor: Habibi

Anda mungkin juga menyukai