Anda di halaman 1dari 11

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

MATERI:
Etika Akuntan Profesional dalam Praktik Publik

KELOMPOK:
Yonnas Pancasila Sakti 1807612013
Sarah Raharjo 1807612014
Dimas Chattra Abhiyoga 1807612015

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI ANGKATAN XXX


UNIVERSITAS UDAYANA
2019
A. Ancaman dan Pencegahan
Ancaman
Kode Etik Profesi Akuntan Publik menggunakan istilah “praktisi” untuk akuntan
profesional dan menggunakan istilah pencegahan sebagai terjemahan dari safeguards.
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi.
Ancaman-ancaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Ancaman kepentingan pribadi
a. Anggota dari tim assurance memiliki kepentingan keuangan terhadap klien
assurance;
b. Praktisi memiliki ketergantungan atas jumlah imbalan jasa profesional yang
diperoleh dari klien;
c. Anggota dari tim assurance memiliki hubungan bisnis yang penting dengan
klien assurance;
d. KAP khawatir dengan kemungkinan kehilangan klien penting;
e. Anggota dari tim audit sedang dalam proses negosiasi untuk bekerja pada klien
audit;
f. Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dikaitkan dengan perikatan
assurance.
2. Ancaman telaah pribadi
a. Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian kembali
hasil pekerjaan yang lalu oleh anggota yang berbeda dari KAP yang sama;
b. Praktisi mengeluarkan laporan assurance mengenai efektivitas sistem keuangan
klien yang dirancang dan diimplementasikan oleh praktisi;
c. Anggota dari tim assurance merupakan pimpinan atau pernah menjadi pimpinan
klien;
d. Anggota dari tim assurance merupakan, atau pernah, dipekerjakan klien dalam
posisi yang dapat mempengaruhi hal-hal yang menjadi pokok dalam perikatan
penugasan;
e. Praktisi memberikan jasa untuk klien yang secara langsung mempengaruhi
informasi yang menjadi hal pokok dalam perikatan penugasan assurance.
3. Ancaman advokasi
a. Mempromosikan saham dari klien audit;
b. Bertindak sebagi pengacara yang mewakili klien audit dalam litigasi atau
perselisihan dengan pihak ketiga.
4. Ancaman kedekatan
a. Anggota tim yang ditugaskan memiliki keluarga dekat yang menjadi eksekutif
klien;
b. Anggota tim yang ditugaskan meiliki keluarga dekat yang bekerja pada klien
dengan posisi yang dapat mempengaruhi hal-hal yang menjadi pokok dalam
perikatan penugasan;

Hal 1 dari 10
c. Eksekutif klien atau orang yang dengan posisi yang dapt mempengaruhi hal-hal
yang menjadi hal pokok dalam perikatan penugasan sebelumnya merupakan
rekan KAP yang bertanggungjawab pada klien tersebut;
d. Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien,
kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan;
e. Pejabat senior KAP memiliki sejarah hubungan yang panjang dengan klien
assurance.
5. Ancaman intimidasi
a. Ancaman atas pemutusan perikatan;
b. Klien audit mengindikasikan tidak akan memberikan kontrak non assurance
sebagaimana yang direncanakan sebelumnya jika KAP tetap tidak menyepakati
perlakuan akuntansi yang dilakukan oleh klien atas transaksi tertentu;
c. Ancaman atas litigasi;
d. KAP ditekan untuk mengurangi cakupan pekerjaan secara tidak proporsional
untuk menurunkan fee;
e. Praktisi merasa ditekan untuk menyetujui pertimbangan yang dilakukan oleh
pegawai klien karena pegawai tersebut lebih ahli dalam hal tersebut;
f. Praktisi diinformasikan oleh mitra KAP bahwa promosi yang direncanakan tidak
dapat terlaksana kecuali praktisi setuju dengan perlakuan akuntansi yang tidak
sesuai yang dilakukan oleh klien.

Pencegahan
Pencegahan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
1. Pencegahan dapat diciptakan oleh profesi, undang-undang, atau pemerintah;
Setiap praktisi harus menggunakan pertimbangan secara seksama untuk menentukan
cara terbaik dalam menghadapi ancaman yang telah diidentifikasi, apakah dengan
menerapkan pencegahan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman sampai ke
tingkat yang dapat diterima, atau dengan menolak peluang perikatan. Dalam
memutuskan, praktisi harus mempertimbangkan apakah pihak ketiga yang rasional
dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, setelah
mepertimbangkan semua fakta dan situasi yang dimiliki oleh praktis pada saat itu,
akan menyimpulkan bahwa ancaman akan dihilangkan atau dikurangi sampai pada
tingkat yang diterima sehingga ketaatan terhadap prinsi utama tidak dikorbankan.
2. Pencegahan dalam lingkungan kerja.
Pencegahan pada lingkungan kerja terdiri dari pencegahan pada tingkat institusi dan
pencegahan pada tingkat perikatan.
a. Pencegahan pada tingkat institusi dalam lingkungan kerja antara lain:
1) Kepemimpinan pada KAP yang menekankan pentingnya kepatuhan pada
prinsip utama etika profesi;
2) Kepmimpinan pada KAP yang mengharapkan agar anggota tim assurance
bertindak untuk melindungi kepentingan publik;

Hal 2 dari 10
3) Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan dan memantau pengendalian mutu
pelaksanaan perikatan;
4) Kebijakan yang terdokumentasi mengenai kebutuhan untuk mengidentifikasi
ancaman terhadap kepatuhan apda prinsip utama etika profesi, mengevaluasi
signifikansi ancaman, serta mengidentifikasi dan menerapkan pencegahan
untuk menghilangkan ancaman atau menguranginya ke tingkat yang dapat
diterima;
5) Kebijakan dan prosedur internal yang terdokumentasi yang memastikan
terjaganya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi;
6) Kebijakan dan prosedur untuk memastikan teridentifikasinya kepentingan
atau hubungan antara KAP atau anggota tim yang ditugaskan dengan klien;
7) Kebijakan dan prosedur untuk memantau ketergantungan KAP terhadap
jumlah pendaptan yang diperoleh dari satu klien;
8) Penggunaan rekan dan tim yang berbeda dengan lini pelaporan yang terpisah
dalam pemberian jasa profesional selain jasa assurance kepada klien
assurance
9) Kebijakan dan prosedur yang melarang personil yang bukan merupakan
anggota tim untuk mempengaruhi hasil pekerjaan;
10) Komunikasi yang tepat waktu mengenai kebijakan dan prosedur (termasuk
perubahannya) kepada seluruh rekan dan staf KAP, serta pelatihan dan
pendidikan yang meadai atas kebijakan dan prosedur tersebut;
11) Penunjukan seorang anggota manajemen senior untuk bertanggung jawab
mengawasi berfungsinya sistem pengendalian mutu KAP;
12) Pemberitahuan kepada seluruh rekan dan staf KAP mengenai klien-klien
assurance dan entias-entitas yang terkait dengannya untuk menjaga
independensi terhadap klien assurance dan entitas terkait tersebut;
13) Mekanisme pendisiplinan yang mendorong kepatuhan pada kebijakan dan
prosedur yang telah diterapkan;
14) Kebijakan dan prosedur yang mendorong dan memotivasi staf untuk
berkomunikasi dengan pejabat senior KAP mengenai setiap isu yang terkait
dengan kepatuhan pada prinsip utama etika profesi yang menjadi
kekhawatirannya.
b. Pencegahan pada tingkat perikatan dalam lingkungan kerja mencakup antara lain:
1) Melibatkan praktisi lain yang tidak terlibat dalam layanan selain assurance
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan
saran yang diperlukan;
2) Melibatkan praktisi lain yang tidak terlibat dalam tim assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran
yang diperlukan;
3) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga yang independen, seperti
komisaris independen, organisasi profesi, atau praktisi lainnya;

Hal 3 dari 10
4) Mendiskusikan isu-isu etika profesi dengan pejabat klien yang bertanggung
jawab atas tata kelola perusahaan mengenai sifat dan besaran imbalan jasa
profesional yang dikenakan;
5) Meminta KAP lain untuk mengerjakan, atau mengerjakan ulang , suatu
bagian dari perikatan;
6) Merotasi personil senior tim assurance.
Selain itu, praktisi juga dapat mengandalkan pencegahan yang diterapkan oleh
klien tergantung dari sifat penugasannya, pencegahan dalam sistem dan prosedur yang
diterapkan oleh klien mencakup antara lain:
a. Klien menugaskan orang-orang di luar manajemen untuk memeriksa dan menyetujui
penunjukkan KAP;
b. Klien memiliki karyawan yang kompeten dengan pengalaman dan senioritas yang
memadai untuk mengambil keputusan manajemen;
c. Klien telah menetapkan prosedur internal untuk memastikan obyektivitas dalam
proses pemilihan ats perikatan selain assurance;
d. Klien memiliki struktur tata kelola perusahaan yang memastikan terviptanya
pengawasan dan komunikasi yang memadai sehubungan dengan jasa profesional
yang diberikan KAP.

B. Penunjukan Profesional
Penerimaan Klien
Pencegahan yang tepat atas pertimbangan potensi terjadinya ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip utama etika profesi yang diakibatkan oleh diterimanya suatu klien
yaitu:
1. Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer, serta pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis perusahaan, atau
2. Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan praktik tata kelola
perusahaan atau pengendalian internalnya.
Penerimaan Penugasan
Praktisi harus mempertimbangkan setisp ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip utama etika profesi yang dapt terjadi. Pencegahan untuk menghilangkan atau
mengurangi ancaman yang terkait dengan penerimaan penugasan ke tingkat yang dapat
diterima mencakup antara lain:
1. Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat dan kompleksitas kegiatan
bisnis klien, persyaratan perikatan, serta tujuan, sifat, dan lingkup pekerjaan yang
akan dilakukan;
2. Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai industri atau hal pokok dari
penugasan;
3. Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau persyaratan pelaporan yang relevan;
4. Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan;
5. Menyetujui jangka waktu pelaksanaan perikatan yang realistis;

Hal 4 dari 10
6. Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang dirancang sedemikian
rupa untuk memastikan diterimanya perikatan hanya bila perikatan tersebut dapat
dilaksanakan secara kompeten.
Perubahan dalam Penunjukan Praktisi dan KAP
Ancaman terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional dapat terjadi ketika Praktisi Pengganti menerima perikatan sebelum
mengetahui seluruh fakta yang terkait. Pencegahan yang dapat dilakukan oleh Praktisi
Pengganti mencakup antara lain:
1. Mendiksusikan hal-hal yang berhubungan dengan klien secara lengkap dan terbuka
dengan Praktisi Pendahulu;
2. Meminta praktisi pendahulu untuk memberikan informasi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan klien yang diketahuinya yang relevan bagi praktisi pengganti,
sebelum praktisi pengganti meutuskan untuk menerima perikatan tersebut.
Setiap praktisi pendahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan. Lingkup informasi
mengenai hal-hal yang dapat dan harus didiskusikan oleh praktisi pendahulu dengan
praktisi pengganti ditentukan oleh sifat perikatan serta hal-hal sebagai berikut:
1. Persetujuan dari klien untuk melakukan komunikasi tersebut, atau
2. Ketentuan hukum, peraturan, kode etik profesi yang terkait dengan komunikasi dan
pengungkapan tersebut.

C. Benturan Kepentingan
Setiap praktisi harus mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan
benturan kepntingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman kepatuhan
pada prinsip utama etika profesi. Pencegahan yang dilakukan oleh Praktisi umumnya
harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Memberitahukan klien mengenai setiap kepentingan atau kegiatan bisnis KAPyang
dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan memperoleh persetujuan dari klien
untuk melanjutkan hubungan dengan klien berdasarkan kondis tersebut, atau
2. Memberitahukan semua pihak yang relevan yang teridentifikasi mengenai pemberian
jasa profesional oleh praktisi kepada dua atau lebih klien yang kepntingannya saling
berbenturan, dan memperoleh persetujuan dari klien-klien tersebut untuk
melanjutkan hubungan dengan mereka berdasarkan kondisi tersebut, atau
3. Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh praktisi secara
tidak eksklusif untuk suatu klien (sebagai contoh, tidak bertindak secara eksklusif
untuk suatu industri atau jasa tertentu), dan memperoleh persetujuan dari klien untuk
bertindak demikian
Selain itu pencegahan tambahan yang harus dipertimbangkan yaitu:
1. Penggunaan tim yang terpisah dalam memberikan jasa profesional kepada klien-klien
yang kepentingannya saling berbenturan;
2. Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak berhak
(sebagai contoh, pemisahan fisik yang jelas atas masing-masing tim perikatan
tersebut di atas, dan penyimpanan data yang aman dan terjaga kerahasiaannya);

Hal 5 dari 10
3. Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim mengenai keamanan dan
kerahasiaan data;
4. Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan dan staf
KAP; dan
5. Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat senior KAP yang
tidak terlibat dalam perikatan.

D. Pendapat Kedua
Ketika diminta untuk memberikan pendapat kedua, praktisi harus mengevaluasi
signifikansi setiap ancaman dan jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain
ancaman yang secara jelas tidak signifikan maka pencegahan yang tepat harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapt diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
1. Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi praktisi yang memberikan
pendapat pertama;
2. Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat yang diberikan kepada klien; dan
3. Memberikan salinan pendapat kepada praktisi yang memberikan pendapat pertama.

E. Fee dan Remunerasi Lainnya


Signifikansi ancaman akan tergantung dari bebrapa faktor seperti besaran fee yang
diusulkan, serta jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan. Sehubungan dengan
potensi ancaman tersebut, pencegahn yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat
diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
1. Membuat klien memahami persyaratan dan kondisi perikatan, terutama dasar
perikatan, terutama dasar penentuan besaran fee, serta jenis dan lingkup jasa
profesiona yang diberikan;
2. Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf yang kompetendalam
perikatan tersebut.
Fee yang bersifat kontinjen dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi, yaitu ancaman kepntingan pribadi terhadap obyektivitas.
Signifikansi ancaman tersebut akan tergantung dari bebrapa faktor sebagai berikut:
1. Sifat perikatan;
2. Rentang besaran fee yang dimungkinkan;
3. Dasa penetapan besaran imbalan jasa profesional;
4. Ada tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga yang independen.
Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan jika ancaman tersebut merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, mak pencegahan yang tepat
harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara
lain:

Hal 6 dari 10
1. Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat di muka mengenai dasar penentuan fee;
2. Pengungkapan kepada pihak pengguna hasil pekerjaan praktisi mengenai dasar
penentuan fee;
3. Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu;
4. Penelaahan oleh pihak ketiga yang obyektif terhadap hasil pekerjaan praktisi.

F. Pemasaran Jasa Profesional


Setiap praktisi tidak boleh merusak reputasi profesi dalam memasarkan jasa
profesionalnya. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut:
1. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat
diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh; atau
2. Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
didukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.

G. Hadiah dan Keramah-tamahan


Penerimaan pemberian dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip utama etika profesi, sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap
obyektivitas dapat terjadi ketika hadiah dari klien diterima, atau ancaman intimidasi
terhadap obyektivitas dapat terjadi sehubungan dengan kemungkinan dipublikasikannya
penerimaan tersebut.

H. Menyimpan Aset Klien


Praktisi yang dipercaya untuk menyimpan aset uang atau aset milik pihak lain harus
melakukan pencegahan sebagai berikut:
1. Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau aset pribadinya;
2. Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan;
3. Setiap saat siap mempertanggungjawabkan aset tersebut kepada individu yang
berhak atsa aset tersebut; dan termasuk seluruh penghasilan, dividen, atau
keuntungan yang dihasilkan dari aset tersebut; dan
4. Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku sehubungan dengan
penyimpanan dan pertanggungjawabna aset tersebut.

I. Obyektivitas
Setiap praktisi yang memberikan jasa assurance harus bersikap independen
terhadap klien assurance. Independensi dalam pemikiran dan independensi dalam
penampilan sangat dibutuhkan untuk memungkinkan praktisi untuk menyatakan
pendapat, atau memberikan kesan adanya pernyataan pendapat, secara tidak bias dan
bebas dari benturan kepentiungan atau pengaruh pihak lain. Pencegahan tersebut
mencakup antara lain:

Hal 7 dari 10
1. Mengundurkan diri dari tim perikatan;
2. Menerapkan prosedur pengawasan yang memadai;
3. Menghentikan huubngan keuangan atau hubungan bisnis yang dapt menimbulkan
ancaman;
4. Mendiskusikan ancaman tersebut dengan manajemen senior KAP;
5. Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien yang bertanggung jawab atas
tata kelola perusahaan.

J. Independensi – Dalam Perikatan Audit dan Review


Dalam melaksanakan perikatan audit dan review, anggota tim, KAP, dan Jaringan
KAP diwajibkan untuk bersikap independen terhadap klien audit sehubungan dengan
tugas mereka untuk melindungi kepentingan publik. Independensi yang diatur dalam
Etika Profesi mewajibkan setiap praktisi untuk bersikap sebagai berikut:
1. Independensi dalam Pemikiran
Merupakan sikap mental yang memungkinkan pernyataan pemikiran yang tidak
diperngaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu pertimbangan profesional,
sehingga memungkinkan seorang individu untuk bertindak dengan integritas
menerapkan obyektivitas dan skeptisime profesional
2. Independensi dalam Penampilan
Merupakan sikap yang menghindari tindakan atau situasi yang dapt menyebabkan
pihak ketiga (pihak yang rasional dan meiliki pengetahuan mengenai semua
informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang diterapkan) menyimpulkan
bahwa integritas, obyektivitas, atau skeptisisme profesional telah dikorbankan.

K. Independensi – Dalam Perikatan Assurance Lainnya


Perikatan assurance bertujuan untuk memperkuat tingkat keyakinan pengguna
atas hasil evaluasi atau pengukuran yang dilakukan berdasarkan suatu kriteria terhadap
suatu hal pokok tertentu. IESBA Code of Ethics for Professional Accountants
mengembangkan kerangka konseptual yang membantu akuntan profesional untuk:
1. Identifikasi ancaman independensi;
2. Evaluasi signifikansi dari ancaman yang teridentifikasi;
3. Menerapkan pencegahan yang dibutuhkan untuk mengeliminasi atau mengurangi
ancaman sampai pada tingkat yang dapt diterima.

Hal 8 dari 10
SKANDAL AKUNTANSI PADA WORLDCOM

Worldcom pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telepon jarak jauh.
Selama tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan
telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatannya dari $152 juta pada tahun
1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan Worldcom pada
posisi ke 42 dari 500 perusahan lainnya menurut versi majah Fortune.
Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat Worldcom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang
telekomunikasi jarak jauh. Dan pada tahun yang sama Worldcom membeli perusahaan
UUNet, Compuserve, dan jaringan data AOL (American Online) yang mengukuhkan posisi
Worldcom menjadi operator No. 1 dalam infrastruktur internet.
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada Worldcom yaitu terlalu
besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika
mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang
drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan Worldcom yang menurun drastis sehingga
pendapatan ini jauh dari yang diharapkan.padahal untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai
investasi infrastruktur Worldcom menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang.
Worldcom bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki masalah keuangan pda saat
itu, perusahaan lain yang mengalami masalah keuangan antara lain Qwest Communications,
Global Crossing, Adelphia, Lucent Technologies, dan Enron. Perusahaan-perusahaan tersebut
memiliki investasi yang besar dalam bisnis internet. Seperti pada perusahaan tadi, investor di
Worldcom mengalami kerugian besar. Nilai pasar saham perusahaan Worldcom turun dari
sekitar US$150 M (Januari 2000) menjadi hanya sekitar US$150 juta (1 Juli 2002). Keadaan
ini membuat pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk
menghindari berita buruk tersebut.
Dalam laporannya pada 25 Juni 2002 Worldcom mengakui bahwa perusahan
mengklasifikasikan lebih dari US$3,8 M untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal.
Beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepada perusahaan lain untuk
jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi Worldcom.
Dilaporkan sekitar US$3,005 M telah salah diklasifikasi pada tahun 2001, sementara sisanya
sekitar US$ 797 Juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan data Worldcom, sebesar
US$14,7 M pada tahun 2001 disajikan sebagai biaya.
Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu menaikkan
pendapatan atau laba. Worldcom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih
rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai
beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi, praktek ini akan berakibat pendapatan bersih
yang lebih rendah dalam tahun-tahun berikutnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyajian beban jaringan sebagai pengeluaran
modal ditemukan oleh internal auditor Cynthia Cooper. Mei 2002 Auditor Cynthia Cooper
mendiskusikan masalah tersebut kepada kepala keuangan Worldcom Scott D. Sullivan dan
controller perusahaan saat itu David F. Myers. Cooper melaporkan masalah tersebut pada
kepala komite audit Max Bobbitt, sekitar 12 Juni. Yang kemudian Max Bobbitt meminta
kepada KPMG selaku eksternal auditor saat itu untuk melakukan investigasi.
Pertanyaan yang lebih berat dilayangkan kepada KAP Arthur Andersen, beberapa
pengamat menyatakan bahwa Arthur Anderson tahu mengenai salah saji yang dilakukan pihak
Hal 9 dari 10
Worldcom. Karena seharusnya Arthur Anderson bertugas untuk mengaudit kesalahan
semacam itu, apalagi kesalahan ini sangat material. Beberapa pengamat juga menyatakan
bahwa Arthur Anderson seharusnya lebih peka terhadap kondisi keuangan Worldcom.
Dampaknya pada 25 Juni 2002, saham Worldcom dari US$64,5 pada pertengahan
1999 menjadi kurang dari US$2 per saham. Dan turun lagi hingga kurang dari US$1 yang
akhirnya nilai sahamnya kurang dari 1 sen. Para pegawai Worldcom yang mempunyai saham
perusahaan sebagai bagian dari dana pensiun mereka juga mengalami kerugian. Pada akhir
tahun 2000 sekitar 32% atau US$642,3 Juta dana pensiun mereka berupa saham dan
mengumumkan akan memberhentikan 17.000 karyawan dari total 85.000 karyawan.

Analisis
Pihak manajemen Worldcom telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik bisnis
yang tidak sehat dan keluar dari prinsip good corporate governance. Hancurnya Worldcom
diakibatkan karena praktik bisnis tidak sehat yang dijalankan perusahaan dan juga didukung
tindakan KAP Andersen yang membiarkan praktik bisnis tidak sehat tersebut di mana peran
KAP Andersen sebagai auditor sangatlah penting dalam menemukan malpraktik akuntansi
pada perusahaan Worldcom.

Hal 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai