Anda di halaman 1dari 4

www.muslim.or.

id

Fatawa Syaikh Al Albani Mengenai Cara Ruqyah Syar’iyyah


muslim.or.id/28032-fatawa-syaikh-al-albani-mengenai-cara-ruqyah-syariyyah.html

Yulian Purnama May 12,


2016

Berikut ini beberapa fatwa dan pendapat Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani
rahimahullah mengenai tata cara ruqyah syar’iyyah. Semoga bisa mengambil faedah dari
fatwa-fatwa berikut ini.

Fatwa pertama
Soal:

Wahai Syaikh, apakah dibolehkan ruqyah syar’iyyah dengan menuliskan ayat-ayat Al


Qur’an tentang sihir lalu membasahi tulisan ayat ini dengan air sampai basah, lalu mandi
1/4
dengan air tersebut?

Syaikh Al Albani menjawab:

‫أ ﻣ ﺎ ا ﻟ ﻜ ﺘ ﺎ ﺑ ﺔ و ﻣ ﺤ ﻮ ا ﻟ ﻜ ﺘ ﺎ ﺑ ﺔ ﺑ ﺎ ﻟ ﻤ ﺎ ء ﻫ ﺬا ﻳ ﻘ ﻮ ل ﺑ ﻪ ﺑ ﻌ ﺾ ا ﻟ ﻌ ﻠ ﻤ ﺎ ء‬. ‫ا ﻟ ﺴ ﻨ ﺔ ﻻ ر ﻗ ﻴ ﺔ إ ﻻ ﺑ ﺎ ﻟ ﺘ ﻼ و ة‬. ‫ﻣ ﺎ ﻓ ﻴ ﻪ ر ﻗ ﻴ ﺔ إ ﻻ ﺑ ﺎ ﻟ ﺘ ﻼ و ة‬
‫و ﻟ ﻜ ﻦ ﻟ ﻢ ﻧ ﺠ ﺪ ﻟ ﻪ أ ﺛ ﺮا ﻓ ﻲ ا ﻟ ﺴ ﻨ ﺔ‬

“Tidak ada metode ruqyah yang disyariatkan kecuali dengan tilawah (membacakan Al
Qur’an). Yang sesuai sunnah, tidak ada ruqyah kecuali dengan tilawah. Adapun dengan
menuliskan ayat kemudian dibasahi air, ini memang pendapat sebagian ulama, namun
kami tidak menemukan atsar (hadits) dari As Sunnah” (Majmu’ Fatawa Syaikh Al Albani,
no. 28).

Fatwa kedua
Soal:

Ada yang berpendapat cara ruqyah dengan menuliskan ayat Qur’an di kertas lalu dibuat
bubuk, lalu dicampur dengan air, kemudian diminum. Apakah ini dibolehkan?

Syaikh Al Albani menjawab:

‫أ ﻣ ﺎ ﻛ ﺘ ﺎ ﺑ ﺔ ا ﻟ ﻘ ﺮآ ن و ﻏ ﺴ ﻞ ﻫ ﺬ ه ا ﻟ ﻜ ﺘ ﺎ ﺑ ﺔ و ﺷ ﺮ ب ا ﻟ ﻤ ﺎ ء ﻫ ﺬا ﻳ ﻘ ﻮ ل ﺑ ﻪ ﺑ ﻌ ﺾ ا ﻟ ﻌ ﻠ ﻤ ﺎ ء ﻟ ﻜ ﻦ ﻻ ﻧ ﻌ ﻠ ﻢ ﻟ ﺬ ﻟ ﻚ أ ﺻ ﻼ ﻣ ﻦ‬
‫ ا ﻟ ﺴ ﻨ ﺔ ا ﻟ ﺼ ﺤ ﻴ ﺤ ﺔ ا ﻟ ﺘ ﻲ و ر د ت ﻋ ﻦ ا ﻟ ﻨ ﺒ ﻲ ﺻ ﻠ ﻰ ا ﻟ ﻠ ﻪ ﻋ ﻠ ﻴ ﻪ وا ﻟ ﻪ و ﺳ ﻠ ﻢ‬،
‫ ﻫ ﺬا ﺛ ﺎ ﺑ ﺖ أ ﻣ ﺎ ا ن‬، ‫ ا ﻟ ﺘ ﺮ ﻗ ﻴ ﺔ ﺑ ﺎ ﻟ ﻘ ﺮآ ن و ﺑ ﻤ ﺎ ﺟ ﺎ ء ﻋ ﻦ ا ﻟ ﺮ ﺳ ﻮ ل ﺻ ﻠ ﻰ ا ﻟ ﻠ ﻪ ﻋ ﻠ ﻴ ﻪ و ﺳ ﻠ ﻢ‬، ‫ ﻗ ﺮا ء ة ا ﻟ ﻘ ﺮآ ن‬، ‫ﻋ ﻨ ﺪ ﻧ ﺎ ا ﻟ ﺘ ﻌ ﻮ ذ‬
‫ﻳ ﻘ ﺮأ و ﻳ ﻜ ﺘ ﺐ ﻓ ﻲ ﺻ ﺤ ﻴ ﻔ ﺔ ﺛ ﻢ ﻳ ﻨ ﻘ ﻊ ﺑ ﺎ ﻟ ﻤ ﺎ ء و ﻳ ﺸ ﺮ ب ﻫ ﺬا ﻻ ﻧ ﻌ ﻠ ﻢ ﻟ ﻪ أ ﺻ ﻼ ﻓ ﻲ ا ﻟ ﺴ ﻨ ﺔ‬

“Adapun menuliskan Al Qur’an lalu mencelupkan tulisan tersebut ke air, lalu


meminumnya, ini memang pendapat sebagian ulama. Namun kami tidak menemukan
landasan dalil dari As Sunnah yang shahih yang berasal dari Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam. Menurut kami, yang sesuai sunnah adalah dengan ta’awudz, membacakan Al
Qur’an, intinya melakukan ruqyah dengan Al Qur’an sesuai dengan apa yang datang dari
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Inilah yang shahih. Adapun membacakannya dan
menuliskannya di kertas kemudian dicelupkan ke air, lalu meminum air tersebut,kami
tidak menemukan landasan dalilnya dari As Sunnah” (Majmu’ Fatawa Syaikh Al Albani, no.
81).

Fatwa ketiga
Soal:

Bagaimana tuntunan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengenai cara meruqyah jika cara
pertama (dengan membacakan Al Qur’an) tidak berhasil?

Syaikh Al Albani menjawab:

2/4
‫ ﻣ ﺎ ﻓ ﻲ و ﺳ ﻴ ﻠ ﺔ ﻏ ﻴ ﺮ‬. . ‫ﻳ ﻌ ﻨ ﻲ إ ذا ﻣ ﺎ ﺻ ﺎ ر ﻧ ﺘ ﻴ ﺠ ﺔ ﺑ ﺘ ﻼ و ة ﻛ ﻼ م ا ﻟ ﻠ ﻪ را ح ﻳ ﺼ ﻴ ﺮ ﻧ ﺘ ﻴ ﺠ ﺔ ﺑ ﻔ ﻀ ﻞ ا ﻟ ﺸ ﻴ ﺦ ا ﻟ ﻤ ﺰ ﻋ ﻮ م‬
‫ا ﻻ ﺳ ﺘ ﻌ ﺎ ذ ة ﺑ ﺎ ﻟ ﻠ ﻪ ﻣ ﻦ ﺷ ﺮ ﺷ ﻴ ﺎ ﻃ ﻴ ﻦ ا ﻹ ﻧ ﺲ وا ﻟ ﺠ ﻦ وا ﻻ ﻟ ﺘ ﺠ ﺎ ء إ ﻟ ﻰ ا ﻟ ﻠ ﻪ وا ﻟ ﺘ ﻀ ﺮ ع إ ﻟ ﻴ ﻪ ﺑ ﻜ ﻞ ﻗ ﻠ ﺐ ﺧ ﺎ ﺷ ﻊ ﻣ ﻘ ﺒ ﻞ ﻋ ﻠ ﻰ‬
‫ا ﻟ ﻠ ﻪ ﻟ ﻴ ﻌ ﺎ ﻓ ﻴ ﻪ ا ﻟ ﻠ ﻪ و ﻳ ﺸ ﻔ ﻴ ﻪ ﻫ ﺬا ﻫ ﻮ ا ﻟ ﺴ ﺒ ﻴ ﻞ ﻟ ﻴ ﺲ إ ﻻ‬

“jika meruqyah dengan tilawah Al Qur’an dianggap tidak berhasil, maka nantinya akan
diklaim keberhasilannya karena kehebatan sang Syaikh yang meruqyah tersebut! Tidak
ada cara lain dalam meruqyah kecuali dengan meminta perlindungan dari Allah dari
keburukan setan manusia dan setan jin, dan kembali kepada Allah dengan penuh
perendahan diri, dengan hati yang khusyuk dan benar-benar meyakini bahwa Allah lah
yang menyembuhkan dan yakin bahwa Allah akan menyembuhkannya. Inilah satu-
satunya jalan, tidak ada yang lain” (Majmu’ Fatawa Syaikh Al Albani, no. 345).

Fatwa keempat
Soal:

Apa hukum meletakkan tulisan ayat Qur’an atau meletakkan Al Qur’an pada bagian
tubuh yang terkena guna-guna, dengan dalih bolehnya membacakan ayat Qur’an pada
bagian yang terkena guna-guna?

Syaikh Al Albani menjawab:

‫ ا ﻟ ﺮ ﻗ ﻴ ﺔ ﻫ ﻲ أ ن ﻳ ﺘ ﻠ ﻮ ا ﻹ ﻧ ﺴ ﺎ ن ﻋ ﻠ ﻰ ﻧ ﻔ ﺴ ﻪ أ و ﻋ ﻠ ﻰ ﻣ ﻮ ﺿ ﻊ ﻣ ﺮ ﺿ ﻪ ﺑ ﻤ ﺎ ﺟ ﺎ ء ﻓ ﻲ ا ﻟ ﻘ ﺮآ ن أ و‬. ‫ﻻ ﻫ ﺬا ﻟ ﻴ ﺲ ﻣ ﺸ ﺮ و ﻋ ﺎ‬
‫ أ ﻣ ﺎ أ ن ﻳ ﺴ ﺘ ﻌ ﻤ ﻞ ﺣ ﺠ ﺎ ﺑ ﺎ ﻫ ﺬا ﻣ ﻦ ا ﻟ ﻤ ﺤ ﺪ ﺛ ﺎ ت‬. ‫ﻓ ﻲ ﺑ ﻌ ﺾ ا ﻷ د ﻋ ﻴ ﺔ ا ﻟ ﺼ ﺤ ﻴ ﺤ ﺔ ﻣ ﻦ ا ﻟ ﺮ ﺳ ﻮ ل ﻋ ﻠ ﻴ ﻪ ا ﻟ ﺼ ﻼ ة وا ﻟ ﺴ ﻼ م‬
‫ ﻟ ﻜ ﻦ‬. ‫ ﻓ ﻜ ﻞ ﻣﺎ ﻳ ﻌﻠ ﻖ ﻓ ﻬ ﻮ ﺗ ﻤﻴ ﻤ ﺔ‬. ‫ وﺑ ﻌ ﺾ اﻟ ﻌﻠ ﻤﺎ ء اﻟ ﻤﺘ ﻘ ﺪ ﻣﻴ ﻦ ﻳ ﻌﺘﺒ ﺮ وﻧ ﻪ ﺗ ﻤﻴ ﻤ ﺔ وﻟ ﻮ ﻛﺎ ن ﻣ ﻦ ﻛ ﻼ م اﻟﻠ ﻪ ﻋ ﺰ و ﺟ ﻞ‬.
‫ﺑ ﻴ ﻦ أ ن ﻳ ﻜ ﻮ ن ﻫ ﺬا ا ﻟ ﻤ ﻌ ﻠ ﻖ ﻛ ﻼ م ﻟ ﻠ ﻪ ﻋ ﺰ و ﺟ ﻞ أ و د ﻋ ﺎ ء ﻣ ﻦ ا ﻟ ﺮ ﺳ ﻮ ل ﻋ ﻠ ﻴ ﻪ ا ﻟ ﺼ ﻼ ة وا ﻟ ﺴ ﻼ م و ﺑ ﻴ ﻦ أ ن ﻳ ﻜ ﻮ ن ﻣ ﻦ‬
‫ا ﻟ ﻜ ﻼ م ا ﻟ ﻐ ﻴ ﺮ ﻣ ﻔ ﻬ ﻮ م ا ﻟ ﺬ ي ﻗ ﺪ ﻳ ﻜ ﻮ ن ﺷ ﺮ ﻛ ﺎ و ﻗ ﺪ ﻳ ﻜ ﻮ ن ﺿ ﻼ ﻻ ﻫ ﺬا ﻫ ﻮ ا ﻟ ﻔ ﺮ ق ﻟ ﻜ ﻦ ا ﻟ ﻨ ﺘ ﻴ ﺠ ﺔ ﻛ ﻠ ﻪ ﺗ ﻤ ﻴ ﻤ ﺔ إ ﻻ أ ﻧ ﻪ ﺑ ﻌ ﺾ‬
‫أ ﻣ ﺎ ﺗ ﻌ ﻠ ﻴ ﻖ آ ﻳ ﺔ أ و ﺣ ﺪ ﻳ ﺚ ﻓ ﻲ ﻣ ﻜ ﺎ ن ﻣ ﺎ ﻣ ﻦ ا ﻹ ﻧ ﺴ ﺎ ن أ و ﻣ ﻦ ا ﻟ ﺪا ر أ و ﻣ ﺎ‬. ‫ ﻻ ﻳ ﺠ ﻮ ز إ ﻻ ا ﻟ ﺮ ﻗ ﻴ ﺔ‬. ‫ا ﻟ ﺸ ﺮ أ ﻫ ﻮ ن ﻣ ﻦ ﺑ ﻌ ﺾ‬
‫ ﺷ ﺎ ﺑ ﻪ ذ ﻟ ﻚ ﻫ ﺬا ﻣ ﻦ ﻣ ﺤ ﺪ ﺛ ﺎ ت ا ﻷ ﻣ ﻮ ر‬.

“Tidak, ini tidak disyariatkan. Ruqyah yang benar adalah dengan membacakan Qur’an
pada diri sendiri atau pada bagian tubuh yang sakit atau dengan beberapa doa yang
shahih dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Adapun yang menggunakan hijab (semacam
jimat) ini adalah kebid’ahan. Sebagian ulama mutaqaddimin berpendapat hal itu
termasuk tamimah, walaupun tulisannya adalah ayat Qur’an. Semua jimat yang
digantungkan itu tamimah. Namun bedanya antara yang bertuliskan Al Qur’an atau
bertuliskan doa-doa dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, dengan jimat-jimat yang
bertuliskan tulisan lainnya, adalah ada yang sampai kategori syirik ada yang hanya
masuk kategori dhalal (kesesatan). Inilah bedanya. Namun tetap saja semuanya adalah
tamimah. Walaupun tingkat keburukannya berbeda. Maka tidak boleh melakukan
metode selain ruqyah. Walaupun itu dengan cara menggantungkan ayat Qur’an di
tempat tertentu pada tubuh atau di tempat tertentu pada rumah, atau yang semisal itu.
Ini semua adalah kebid’ahan”.

Penanya mengatakan: “Atsar Ibnu Umar bahwa beliau menggantungkan jimat


bertuliskan ayat Qur’an apakah shahih?”

3/4
Syaikh Al Albani menjawab:

‫ﻻ ﻣﺎ ﺻ ﺢ‬

“tidak, itu tidak shahih”

(Majmu’ Fatawa Al Albani, no. 485)

***

Sumber: http://majles.alukah.net/t121461/

Penerjemah: Yulian Purnama

Artikel Muslim.or.id

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik
disini. Jazakallahu khaira

4/4

Anda mungkin juga menyukai