Anda di halaman 1dari 4

 QS At Taubah Ayat 119

“Dan hendaklah kamu bersama orang orang yang benar (jujur)”.


 QS Asy Syu’ara Ayat 99 – 101
“Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang orang yang berdosa. Maka kami tidak
memberi syafaat seorangpun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab”. Jika ada seseorang yang
sering mengajak kemaksiatan, ada baiknya menjauh dari orang tersebut sebab manusia bisa saja
dalam kondisi iman yang lemah dan mudah dipengaruhi oleh orang lain atau godaan syetan.
 QS Ali Imran Ayat 118
“Hai orang orang yang beriman janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang orang
di luar kalangan mu karena mereka tidak henti hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu”.
5. Pergaulan untuk Silaturahmi dan Menjaga Kedamaian
Pergaulan dalam islam ditujukan untuk hal yang positif, untuk menjalin persaudaraan dengan
bersilaturahmi dan menjaga kedamaian dengan sesama. Silaturahmi yang dilakukan dilakukan
dengan niat ibadah dan saling tolong menolong dalam kebaikan. hukum tolong menolong dalam
islam memang sangat dianjurkan.
 QS An Nisa Ayat 1
Allah memerintahkan hamba Nya untuk bersilaturahmi dengan jalan pergaulan yang sesuai syariat
islam, hal itu merupakan salah satu perbuatan yang disukai Allah, dengan silaturahmi, akan
memperbanyak saudara dan melapangkan rejeki. “Dan peliharalah hubungan silaturahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
 QS An Nahl Ayat 90
Selain pergaulan dengan niat silaturahmi, tolong menolong dalam kebaikan juga dianjurkan dalam
islam, hal itu dapat memberikan kebahagiaan dan bermanfat untuk orang lain. “Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan pada orang lain dan kerabat,
dan Dia melarang perbuatan keji, kemungkaran, serta permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.
6. Pergaulan dengan Niat Menyebarkan Ilmu
Rasulullah pernah bersabda, “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR Bukhari no
3461). Hadist tersebut merupakan salah satu dari perintan Rasulullah untuk menyampaikan sebuah
ilmu (ayat Al Qur’an dan Hadist) walaupun hanya satu ayat atau satu kata. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan pergaulan yang sehat dengan niat ibadahh karena Allah. Sesedikit ilmu yang
disampaikan tetap akan menjadi amal jariyah bagi orang yang melakukannya.
 QS An Nahl Ayat 44
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkannya”. Dalam firman tersebut
contohnya ialah pergaulan dalam sebuah majelis atau pengajian yang membahas tentang syariat
agama. Hal yang demikian selain menambah saudara dan ilmu, juga mendapat pahala dari Allah
 QS Al Furqon Ayat 57
“Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan
mengharapkan kepatuhan orang orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya”. Dalam
menyampaikan ilmu tak harus menerima upah atau imbalan, memberikan ilmu yang bermanfaat
dijamin pahala kebaikannya oleh Allah.
7. Pergaulan Bukan dengan Niat Zina
Contohnya yang demikian ialah pergaulan yang tidak ada batasan antar lawan jenis, misalnya
pacaran, berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya, atau bepergian bersama dengan yang
bukan mahram nya tanpa alasan sesuai syariat islam. Hal itu tentu tidak diperbolehkan dalam islam,
sebab termasuk perbuatan yang menjurus kepada zina, sedangkan pergaulan dalam islam boleh
dilakukan dengan syarat bertujuan untuk kebaikan dan tetap enjaga diri serta kehormatan.

 QS An Nisa Ayat 25
Wanita yang baik menurut islam ialah yang baik dalam pergaulannya, mampu menjaga diri dan tidak
berbuat sesuatu yang hanya bertujuan untuk hawa nafsu duniawi semata. “Sedang mereka pun
wanita wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan pula wanita wanita yang mengambil
laki laki hanya sebagai teman mainnya”.
 QS Al Mu’minun Ayat 7
Pergaulan yang tidak sehat seperti hal nya pacaran tentu tidak diijinkan dalam islam, sebab termasuk
perbuatan zina yang melampaui batas dan tidak di ridhoi Allah. “Barang siapa mencari zina maka
mereka itulah orang orang yang melampaui batas”.
8. Menjaga Diri dalam Pergaulan
Di jaman yang sangat terbuka seperti saat ini dimana berbagai contoh baik dan buruk mudah sekali
didapat di media baik televisi maupun internet, sebagai umat mukmin wajib menghindari segala
sesuatu yang tidak sesuai syariat islam, iman adalah yang menjadi pondasi nya, dengan memiliki
iman yang kuat, seseorang akan mampu membedakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Hendaknya dalam pergaulan tetap disertai dengan rasa istiqomah untuk menjaga diri agar tidak
terjerumus dalam perbuatan maksiat.

 QS An Nuur Ayat 31 – 32
“Katakanlah kepada laki laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya,
memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah
maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita wanita yang beriman,
hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan kemaluannya”. Penjelasan dari firman Allah
tersebut ialah perintah untuk laki laki dan perempuan mukmin agar senantiasa menjaga diri dan
memelihara kehormatannya dengan jalan pergaulan yang sesuai dengan syariat islam.
9. Pergaulan dengan Tetap Teguh pada Syariat Islam
Tidak bisa dipungkiri bahwa kita hidup di lingkungan yang beraneka ragam, berbagai agama, suku,
dan status sosial. Sebagai umat mukmin kita wajib berpegang teguh pada syariat islam dalam
pergaulan kita, boleh saja memiliki tetap bebrbagai agama dan suku, tetap syariat islam tetap yang
utama, dalam contoh kehidupan sehari hari ialah misalnya kita berteman dengan orang yang
beragama lain yang mereka memiliki kebiasaan merayakan hari tertentu seperti hari Natal, hari
Valentine, dll yang tidak ada dengan islam maka kita tidak seharusnya untuk ikut merayakan sebab
tidak ada dalam syariat agama islam.

 QS Asy Syura Ayat 15


“Bagi kami amal amal kami dan bagi kamu amal amal kamu”. Tetap berteman dengan semua orang
di lingkungan kita tanpa terpengaruh hal hal yang di luar syariat islam. Amal kita lah yang akan
menjadi bekal di akherat nanti dan biar setiap hamba Allah bertaanggung jawab atas amalnya masing
masing.
 QS Al Kafirun 4 – 6
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula
menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku lah agamaku”. Tiap
agama tentu memiliki kepercayaan masing masing terhadap sesuatu yang mereka sembah. Tak perlu
saling menjauhi, menghina, atau memusuhi, tetap lakukan pergaulan dengan lingkungan sekitar dan
kuatkan diri dengan rasa iman.

Anda mungkin juga menyukai