PENDAHULUAN
I-1
sedangkan minyak yang diperoleh dari hasil proses pengepresan sebanyak 45,0-50,6 %.
Castor oil ini secara luas digunakan di berbagai industri, misalnya castor ester( kosmetik),
hydrogenated castor oil(farmasi), haptaldehyde (parfum), alkyd resin ( cat dan tinta), partial
dehydrate castor fatty acid (pelumas). (Prihandana dan Hendroko, 2007)
Di dunia, biji jarak kepyar banyak di tanam di Cina, Pakistan, Paraguay, Prancis, dan
Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri tanaman jarak sudah ditanam sejak zaman penjajahan
Belanda, dan pada zaman penjajahan Jepang, orang Indonesia dipaksa menanam tanaman ini
dan diproduksi sebagai pelumas untuk kebutuhan pelumasan peralatan perang. (Widodo W
dan Sumarsi S, 2007)
I-2
Gugus fungsional ini menyebabkan minyak kastor tetap bertahan dalam bentuk cair pada
suhu tinggi maupun rendah.
(Prihandana dan Hendroko, 2007)
I-3
Untuk menghitung indeks pertumbuhan setiap tahun menggunakan rumus :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑛−1
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑛 =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑛−1
Misalnya, indeks perumbuhan tahun 2014:
1556 − 1583
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛2014 = = −0.0171
1583
Apabila indeks pertumbuhan produksi di setiap tahun telah dihitung, maka kita dapat
menghitung indeks pertumbuhan rata-rata (i) :
Maka besarnya produksi pada tahun 2017 adalah :
F = P ( 1 + i )n
= 1556 * (1 +(-0.0171))(2017-2012)
= 1555.99 ton/tahun
I-4
Tabel I.2.1 Luas Tanah, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Biji Jarak Kepyar di
Indonesia Tahun 2013
Kabupaten / kota Luas tanah Produksi Produktivitas
(Ha) (ton) (ton/Ha/tahun)
Jawa Timur
Tuban 48 17 0,354
Lamongan 459 238 0,519
Pacitan 500 263 0,526
Blitar 38 13 0,342
Probolinggo 69 62 0,899
Lumajang 785 427 0,544
Bondowoso 10 6 0,600
Situbondo 160 129 0,806
Banyuwangi 225 172 0,764
Pamekasan 215 141 0,656
Sampang 10 9 0,850
total 2.519 1.477 6,860
Nusa Tenggara Barat
Lombok Timur 406 185 0,456
Sumbawa Barat 3 2 0,667
Sumbawa 2002 87 0,439
total 2.411 274 1,562
Total di indonesia 4.930 1.751 8,422
*) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
I-5
Tabel I.3.1 Data Jumlah Impor Biopelumas di Indonesia dari Tahun 2011-2013
Tahun Impor % Pertumbuhan
2011 510561.97 0
2012 403836.01 -0.209
2013 443557.11 0.098
Rata - rata pertumbuhan -0.037
*) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Tabel I.3.2 Data Jumlah Ekspor Biopelumas di Indonesia dari Tahun 2011-2013
Tahun Ekspor (barel) % Pertumbuhan
2011 188381.9 0
2012 310458.1 0.648
2013 173060.6 -0.443
Rata - rata pertumbuhan 0.0685
*) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
I-6
I.4 Prospek
Selama ini bahan baku yang sering digunakan dalam pembuatan minyak pelumas adalah
minyak bumi. Dimana minyak bumi saat ini ketersediannya semakin menipis dan tidak dapat
diperbaruhi. Untuk menekan konsumsi minyak bumi salah satu caranya yaitu dengan
mengembangakan bahan bakar alternatif, salah satunya biopelumas.
Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas pertimbangan bahwa minyak jarak merupakan
sumberdaya alam yang dapat diperbarui. Jika luas wilayah perkebunan jarak kepyar di daerah
Jawa Timur mencapai 2519 Ha bisa menghasilkan biji jarak 1477 ton per tahunnya, dan jika
rata-rata kandungan minyak pada biji jarak sebesar 50% maka dalam satu tahun minyak yang
dihasilkan dari biji jarak bisa mencapai 738,5ton per tahun, suatu jumlah yang sangat
berlimpah sehingga perlu usaha-usaha yang memanfaatkannya.
I-7
viskositasnya berubah relatif kecil terhadap temperature yang rendah (00F), sehingga cocok
digunakan sebagai pelumas alat-alat berat.
I.6 Konsumsi
Pada pendirian pabrik, analisa pasar untuk penentuan kapasitas pabrik sangat penting.
Dengan kapasitas yang ada, dapat ditentukan volume reaktor, perhitungan neraca massa,
neraca panas dan lain-lain. Untuk menentukan kapasitas pabrik diperlukan data-data produksi
dan pemakaian bahan, yang bisa diperoleh dari data Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga nilai
konsumsi produk dapat diketahui.
Kapasitas produksi biopelumas dari biji jarak kepyar ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan biopelumas dalam negeri pada khususnya dan luar negeri pada umumnya. Pada
tabel 1.3.1 dan 1.3.2 dapat diketahui besarnya ekspor dan impor biopelumas di Indonesia
setiap tahun pada range 2011-2013. Ekspor biopelumas lebih besar dibandingkan dengam nilai
impornya, mengindikasikan bahwa kebutuhan dan konsumsi biopelumas di indonesia tidak
terlalu besar sangat jika dibandingkan dengan kebutuhan biopelumas di dunia. Maka
pendirian pabrik biopelumas diharapkan akan dapat membantu pemenuhan permintaan
biopelumas di dunia.
I-8