ATSIRI JAHE
Oleh :
AMANDA AYUN SALSABILA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SEAMEO BIOTROP
2023
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
II. RENCANA PENGEMBANGAN.....................................................................4
A. Target produksi..............................................................................................4
B. Memenuhi persyaratan SNI..........................................................................4
III. KERANGKA DED.......................................................................................6
3.1. Input...........................................................................................................6
3.2. Proses.........................................................................................................8
3.3. Output........................................................................................................9
IV. PENGATURAN SUMBER BAHAN (LAHAN)...........................................10
V. PENGATURAN TATA LETAK PABRIK......................................................13
VI. PRODUK AKHIR.......................................................................................14
A. Minyak atsiri...............................................................................................14
B. Produk turunan............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
i
DAFTAR TABEL
Tabel Nama halaman
1 SNI Minyak Atsiri Jahe..........................................................................................2
2 Sampel Minyak Atsiri Jahe Indonesia dengan Standar Internasional......................4
3 SNI Atsiri Jahe.....................................................................................................14
ii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jahe adalah salah satu rempah-rempah yang banyak digunakan untuk
konsumsi dan juga untuk kesehatan. Selain itu, kandungan minyak atsiri jahe
merupakan salah satu peluang bisnis yang dibutuhkan untuk meningkatkan
nilai ekonomis jahe.
Indonesia sendiri merupakan salah satu dari lima besar negara eksportir
jahe di dunia. Ekspor Indonesia akan komoditas jahe rata-rata meningkat
32.75 % per tahun. Data tahun 2002 menunjukkan volume ekspor jahe
mencapai 43.193 ton (BPS 2002). Meskipun volume ekspor jahe cukup tinggi,
sebagian besar ekspor jahe masih dalam bentuk bahan mentah (rimpang jahe
segar) dan setengah jadi (jahe asinan dan jahe kering). Sejauh ini Indonesia
belum bisa memanfaatkan banyak peluang untuk mengekspor minyak jahe.
Ekspor jahe dalam bentuk olahan (minyak jahe, oleoresin jahe) masih sedikit.
Data eksport minyak jahe hanya 0,4% dari total eksport minyak atsiri
Indonesia (Hadipoentyanti, 2005)
Minyak jahe diketahui memiliki berbagai fungsi, diantaranya digunakan
dalam industri kosmetik, makanan, aromaterapi dan farmasi. Oleh karena itu
minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman jahe mempunyai nilai yang cukup
tinggi di pasar dunia. Harga minyak jahe di pasar Eropa asal Cina $ US 65 per
kg dan minyak yang sama asal India $ US 85 per kg (Public Ledger, 2006).
Minyak atsiri yang berasal dari jahe dapat dijadikan salah satu
usaha yang memiliki potensial tinggi karenanya minyak atsiri yang
dihasilkan dari tanaman jahe mempunyai nilai cukup tinggi di pasar
dunia. Harga minyak jahe dalam perdagangan dunia mencapai Rp
500.000–600.000/kg dan Oleoresin Jahe sebesar Rp 110.000,-/kg. Produksi
jahe di Indonesia pun cukup besar yaitu berkisar 216.586.662 kg (Azalia et al
2020)
Minyak atsiri jahe memiliki banyak manfaat. Beberapa manfaat
minyak jahe antara lain: (1) Mengatasi peradangan, (2) Menghilangkan mual
dan muntah, dan (3) Menyuburkan rambut. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa minyak atsiri jahe memiliki kandungan yang
2
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan rancangan pabrik minyak atsiri akar wangi
yaitu sebagai berikut:
waktu antara 10-18 jam. Proses ini meningkatkan resiko terjadinya degradasi
thermal pada zingiberene. Seiring dengan panjangnya waktu yang dibutuhkan
untuk proses destilasi juga meningkatkan energi untuk pemanasan. Apalagi
sekarang sebagian besar penyulingan minyak atsiri memakai bahan bakar
minyak tanah yang harganya sudah sedemikian tinggi sehingga proses menjadi
kurang ekonomis (Kurniasari et al, 2013)
Alternatif proses produksi minyak atsiri jahe yang tepat diperlukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Alternatif proses tersebut harus mampu
mengekstrak minyak jahe dengan cepat sehingga meminimalkan penggunaan
energi dan memiliki kontrol terhadap temperatur mengingat minyak jahe
memiliki kandungan senyawa zingiberene yang bersifat thermolabil. Oleh
kareta itu, bila senyawa zingiberene tidak terdegradasi selama proses ekstraksi
maka diperoleh kandungan zingiberene yang tinggi dalam minyak jahe.
Kandungan zingiberene yang lebih tinggi dibandingkan kandungan camphene
dan curcumene akan menyebabkan minyak jahe memiliki nilai putar optik
negatif (Kurniasari et al, 2013).
Alternatif proses produksi minyak jahe yang ditawarkan adalah proses
produksi minyak jahe menggunakan teknologi Microwave Assisted Extraction
(MAE). MAE adalah teknik untuk mengekstrak bahan terlarut dalam bahan
tanaman dengan bantuan energi gelombang mikro. Teknologi ini cocok untuk
mengambil senyawa yang bersifat thermolabil karena memiliki kontrol suhu
yang lebih baik daripada proses pemanasan konvensional. Selain kontrol suhu
yang lebih baik, MAE juga memiliki beberapa keunggulan lain, termasuk
diantaranya adalah waktu ekstraksi yang lebih singkat, konsumsi energi dan
pelarut yang lebih sedikit, hasil yang lebih tinggi, akurasi dan presisi yang
lebih tinggi, adanya proses pengadukan yang meningkatkan fenomena
perpindahan massa, dan pengaturan peralatan yang menggabungkan fitur
sohklet dan keunggulan dari mikrowave.
6
→ →
INPUT PROSES OUTPUT
↑ ↓
1. Pemeliharaan
lanjutan dengan
1. Spesifikasi produk
perawatan pasca
utama yaitu
panen
1. Luas pabrik minyak atsiri,
2. Pemanenan dan
2. Jenis tanaman parfum dan
perlakuan dengan
akar wangi bibit aromaterapi
mengambil akar
unggul 2. Data rendemen
3. Penyulingan modern
3. Jarak tanam 60 1,5% dengan
dengan teknik uap
x 40 cm, lubang tuntutan mutu SNI
dan peralatan
tanaman 3. Volume
pendukung yang
4. Pemeliharaan permintaan
modern
dengan minyak atsiri 100
4. Rendemen jahe
menyiram, kg/bulan
1,5% dan mutu SNI
memupuk, dan 4. Peralatan yang
SNI 16-1312-1998
membersihkan digunakan sudah
5. Pengemasan dengan
rumput liar. modern dalam
jerigen food grade
mengelola, proses
6. Pengangkutan
dan hasil.
dengan pick up
III.1. Input
1. Kebutuhan jahe : 500 kg/hari dengan jarak tanam : 60 cm x 40 cm =
2.400 tanaman / Ha, Umur panen : 4 bulan, produktifitas : 200
g/rumpun.
2. Kebutuhan 4 bulan : 500 kg/hari x 4 (20 hari) = 40.000 kg/rumpun
3. Jumlah rumpun yang dibutuhkan : (40.000 kg : 0,2 kg) = 8.000
4. Luas lahan = 8.000 rumpun : 2.400 rumpun/ha = 3,3 ha
5. Luasan panen/hari = 500 kg : 0,2 kg/rumpun = 2.500 rumpun
6. Kebutuhan minyak atsiri : 100 kg/bulan, 100 kg : 1,5 kg / hari = 66
hari kerja.
7. Pemeliharaan.
a. Penyiangan Gulma
7
Standar nasional untuk rendemen minyak atsiri jahe adalah 1,5% dan
mutu minyak atsiri jahe ditetapkan pada SNI 16-13-12-1918.
5. Pengemasan dengan jerigen food grade
Pengemasan hasil penyulingan minyak atsiri jahe tidak dapat
dilakukan sembarangan, dikarenakan jika dilakukan secara
sembarangan maka ditakutkan akan menurunkan mutu minyak atsiri.
Hal ini disebabkan karena minyak atsiri sangat mudah teroksidasi dan
mudah terpengaruh oleh Cahaya, suhu dan kelembaban. Oleh
karenanya pengemasan minyak atsiri jahe harus dilakukan dengan
baik dan benar agar kualitasnya tetap terjaga yaitu dengan
menggunakan jerigen yang food grade.
6. Pengangkutan dengan pick up
Proses pengangkutan minyak atsiri juga tidak dapat dilakukan
sembarangan dan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada minyak
atsiri tersebut. Salah satu cara menghindari terjadinya kerusakan pada
minyak atsiri adalah dengan menghindari terjadinya goncangan pada
saat pengangkutan.
III.3. Output
1. Spesifikasi produk utama yaitu minyak atsiri, parfum dan aromaterapi
2. Data rendemen 1,5% dengan tuntutan mutu SNI 16-1312-1998
3. Volume permintaan minyak atsiri 100 kg/bulan
4. Peralatan yang digunakan sudah modern dalam mengelola, proses dan
hasil.
10
a. Letak pasar
Kedekatan dengan pasar memungkinkan organisasi untuk memberikan
layanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan seringkali menghemat
biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan pelayanan
yang lebih baik biasanya lebih penting. Selain itu, lokasi supplier juga
perlu diperhatikan, karena semakin jauh jarak supplier maka semakin
tinggi biaya transportasi dan distribusi barang.
b. Letak sumber bahan baku
Ketersediaan bahan baku yang dekat dengan lokasi pabrik sangat
menguntungkan bagi perusahaan karena biaya yang dikeluarkan dalam
pengadaan bahan baku dapat ditekan karena biaya transportasi yang lebih
rendah
c. Ketersediaan tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja, baik tenaga terdidik maupun tenaga terlatih
yang cukup banyak merupakan faktor terpenting. Dalam menentukan
lokasi usaha, harus diperhatikan besarnya kebutuhan tenaga kerja, baik
pekerja terampil, terlatih maupun tidak terampil. Untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan, kemungkinan ketersediaan personel ini harus
diperhatikan.
d. Ketersediaan tenaga listrik
Bagi perusahaan, ketersediaan listrik di lokasi usaha yang prospektif
merupakan hal yang mutlak harus dilakukan, terkadang ada beberapa
wilayah yang masih belum terjangkau oleh PLN. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa faktor ketersediaan tenaga listrik merupakan faktor yang
harus diperhatikan.
e. Ketersediaan air
11
o. Kemungkinan perluasan
Kebanyakan investor dalam memilih lokasi usaha di suatu daerah akan
melihat dari segi kemungkinan apakah lokasi tersebut memungkinkan untuk
perluasan atau tidak. Jika di sekililing lokasi usaha sudah penuh, sedangkan
perusahaan memerlukan perluasan pabrik, maka alternatif yang bisa ditempuh
adalah dengan membangun gedung yang bertingkat. Hal tersebut tentu akan
menyulitkan jalannya proses produksi.
p. Lebar jalan.
Lebar jalan sangat menentukan bagi kelancaran transportasi bahan baku
maupun barang jadi, semakin lebar jalan yang ada, semakin menguntungkan
bagi pemilik usaha.
13
Tata letak fasilitas dan penanganan material merupakan salah satu area yang
dapat mempengaruhi kinerja industri. Tata letak yang tidak tepat dapat
mengakibatkan waktu transfer material yang tidak efisien karena jarak yang jauh
antar stasiun. Kegiatan di sektor ini harus diatur dan dirancang untuk menciptakan
kegiatan yang saling mendukung berdasarkan aliran material dan hubungan timbal
balik aktivitas. Tata letak yang baik adalah tata letak yang memanfaatkan ruang
proses secara efisien untuk meningkatkan kualitas ruang dan mengurangi biaya
penanganan material (Adisia et al 2020).
Bak air
kantor Toilet
Ruang Produksi
Tempat
Limbah Mushola
Pintu
Gudang Genset keluar
14
B. Produk turunan
Minyak essensial dapat dimanfaatkan dengan berbagai macam cara
1. Diffuser
Diffuser alat khusus yang digunakan untuk menyemprotkan minyak
essential jahe ke seluruh ruangan. Atau dapat juga mengencerkan
konsentrasi minyak jahe dengan air atau dengan mengkombinasikan
dengan minyak essential lainnya.
2. Inhlasi uap
Minyak jahe dapat dapat menggunakan untuk uap wajah atau uap hidung.
Cara pakai minyak jahe adalah dengan menggunakan semangkuk air
hangat lalu campurkan dengan minyak jahe. Pusatkan uapnya ke hidung
untuk melancarkan saluran pernapasan.
3. Semprotan
Minyak jahe dapat diguankaan sebagai pengganti semprotan pengharum
ruangan. Berdasarkan rekomendasi dari National Association for Holistic
Aromatherapy (NAHA), gunakan 10-15 tetes minyak jahe lalu campurkan
dengan air. Kocok dan semprotan atau spray minyak jahe siap digunakan.
4. Minyak oles
15
DAFTAR PUSTAKA
Adiasa, I., Suarantalla, R., Rafi, M. S., & Hermanto, K. 2020. Perancangan Ulang
Tata Letak Fasilitas Pabrik Di CV. Apindo Brother Sukses Menggunakan
Metode Systematic Layout Planning (SLP). Performa: Media Ilmiah
Teknik Industri, 19(2).
Agarwal,N., 2001. Insect growth inhibition, antifeedant and antifungal activity of
compounds isolated/derived from Zingiber officinale Roscoe (ginger)
rhizomes. NCBI
Azalia, A., Suroso, E., Hidayati, S., & Joen, D. A. Z. 2020. Model penyulingan
minyak atsiri jahe merah berbasis produksi bersih. JTUR, 2(2), 238-249.
Guenther, E., 1952. The essential Oils Volume 5. D. Van Nostrand Company Inc.
New York. 420 pp.
Hadipoentyanti, E. 2005. Prospek Pengembangan Tanaman Penghasil Minyak
Atsiri Baru dan Potensi Pasar. Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik
Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo
Kurniasari, L., Hartati, I., & Ratnani, R. D. 2013. Kajian ekstraksi minyak jahe
menggunakan microwave assisted extraction (mae). Majalah Ilmiah
Momentum, 4(2).
Leelapornpisid, P., Wickett, R. R., Chansakaow, S., & Wongwattananukul, N.
2015. Potential of native Thai aromatic plant extracts in antiwrinkle body
creams.
Ma’mun. 2006. Karakteristik Minyak Atsiri Dari Famili Zingibereceae Dalam
Perdagangan. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika
Pinem, L. J. 2020. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam
Memilih Bibit Kelapa Sawit. Agriprimatech, 3(2), 53-61.
Publick Ledger. 2006. Daily Market Price. Agra Informa Ltd. Kent,UK.
Putri, C. R., Kusumaningrum, H. P., & Kusdiyantini, E. 2016. Keragaman Genetik
Jahe (Zingiber officinale Roscoe) menggunakan Teknik Penanda
Molekuler Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD). Jurnal
Akademika Biologi, 5(2), 87-97.
17