Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BEDAH MULUT

Pengambilan Torus Palatinus

Disusun Oleh :

1. Alfi Septiana Rokmatun (P07125214002)


2. Mega Shinta Syadina (P07125214026)
3. Putri Yora Amadesta (P07125214031)
4. Suci Susanti (P07125214035)
5. Wheni Tri Setyowati (P07125214039)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2017
A. Pengertian
Torus merupakan suatu pembasaran, penonjolan yang membulat pada rongga
mulut. Jika terjadi di daerah palatum disebut torus palatines, sedangkan jika terjadi di
daerah lingual maka disebut torus lingualis (Harty, 1995).
Torus lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki. Torus biasanya muncul
pada orang dewasa dan jarang terjadi pada usia dibawah 15 tahun. Torus dianggap
sebagai suatu anomaly yang berkembang, yang tumbuh secara perlahan-lahan sepanjang
hidup. Torus biasanya Nampak pada area premolar dan dapat muncul multiple di rongga
mulut, berdiameter 1,5-4 cm. Torus mempunyai tempat-tempat yang spesifik. Torus
palatius terletak di median line palatal, dan torus mandibularis terletak di sisi lingual dari
alveolar, sedangkan bukal eksotosis terletak pada alveolar bagian bukal. Kadang torus
sulit dibedakan dengan peripheral ossifying fibroma atau produksi masa jaringan lunak
tulang pada mulut.
Torus palatinus adalah penonjolan tulang yang umum terjadi di tengah palatum
durum. Ukurannya bervariasi dari yang hampir tidak nyata hingga sangat besar, dari yang
datar/flat hingga terbatas/lobular. Torus palatinus pada rongga mulut ini bukan
merupakan penyakit atau tanda dari suatu penyakit tetapi jika ukurannya besar
kemungkinan akan menjadi masalah dalam konstruksi dan pemakaian denture. Torus
palatinus pada rongga mulut ini biasanya terdiri dari tulang kanselous (cancellouse bone)
yang matur dan padat dikelilingi tulang kortikal dengan ketebalan bervariasi (Belsky,
2003). Torus palatinus, mempunyai ukuran dan bentuk sangat bervariasi, bisa berupa
tonjol kecil tunggal/ berupa tonjol multilobuler yang luas (Pedersen, 1996).

B. Klasifikasi
Berdasarkan pada bentuknya adalah sebagai berikut (Archer, 1975):
1. Convex sessile : lunak, pertumbuhan keluar, bilateral, biasanya simetris.
2. Nodular : massanya bersifat semifuse (agak menyebar), ukurannya berariasi dan ada
sejumlah peninggian tulang yang semi pedunculated.
3. Lobular : kebanyakan menyerupai bentuk nodular yang pertumbuhannya lebih cepat
dan sangat luas serta memunyai banyak undercut. Bagian dasarnya pedunculated tapi
hal ini sangat sukar dilihat pada torus lobular yang besar sampai beberapa segmennya
sudah diekspose dengan refleksi dari membrane mukoperiosteal.
4. Spindle : bentuknya panjang tipis, tampak disepanjang midline ridge. Spindle juga
dapat mempunyai bentuk tapered. Bentuk tapered ini merupakan bentuk yang tidak
biasa dari tori spindle yang besar
Berdasarkan letaknya (Pederson, 1996):
1. Torus palatinus : terletak di daerah palatal.
2. Torus mandibularis : terletak pada daerah lingual

C. Indikasi dan Kontraindikasi


a. Indikasi
Indikasi torus removal adalah bagi orang yang memakai gigi tiruan dan alat orho
lepasan, terdapat ulserasi yang berulang (kambuhan), dan kesultan dalam makan dan
berbicara (Laskin, 1985).
Sedangkan menurut Fragiskos (2007) torus removal perlu dilakuakan jika torus
tersebut membesar dan pasien merasa terganngu dengan danya torus tersebut, sehingga
dapat menghambat fungsi dari rongga mulut itu sendiri.
Menurut Ardan (2007) indikasi torus removal adalah sebagai apabila mengganggu
stabilitas gigi tiruan lepasan, apabila ukurannya terlalu besar, dan apabila tidak
dilakukan relief pada landasan gigi tiruan.

b. Kontraindikasi
Karena torus removal merupakan tindakan bedah minor, sehingga kontra indikasinya
sama dengan kontra indikasi bedah minor yaitu :
1. Kelainan darah
2. Purpura hemoragik
3. Lekemia
4. Penyakit ginjal
5. Penyakit kelenjar endokrin
6. Diabetes Melitus
7. Kehamilan
8. Penyakit kardiovaskuler
9. Hipertensi
10. Jaundice
11. AIDS
12. Sifilis
13. Hipersensitivitas

D. Alat dan Bahan


1. Oral diagnostic
2. Infill/Citoject
3. Blade scalpel
4. Suture needle
5. Needle holder
6. Fissure bur
7. Monobevel chisel
8. Bur tulang
9. Pehacain anaesthesi
10. Alcohol
11. Iodine

E. Prosedur Bedah Pengambilan Torus Palatinus


Pembedahan untuk menghilangkan torus ini pada dasarnya sama tanpa
memperhatikan bentuknya. Berikut ini merupakan cara pengambilan torus palatinus
menurut Fragiskos (2007):
1. Palatum sebelum penghilangan torus palatinus
2. Setelah dilakukan anastesi, Dilakukan insisi di sepanjang midline palatum dengan
dua insisi serong pada anterior dan posteriornya

3. Flap yang terbentuk lalu ditarik dengan benang jahit atau jahitan traction.

4. Lesi kermudian dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan fissure bur
5. Kemudian dilakukan penghilangan fragmen eksostosis dengan monobevel chisel

6. Lalu dilakukan penghalusan permukaan tulang dengan bur tulang

7. Apabila ada jaringan lunak yang berlebihan maka dilakukan pemotongan


seperlunya
8. Dilakukan penutupan flap dimulai dari posterior dan dengan beberapa jahitan
matres horizontal terputus.
9. Hematom yang terjadi di bawah flap palatal merupakan hal biasa yang terjadi.
Kejadian ini bisa dihindari atau diperkecil dengan pengikatan sponge pada
palatum sehingga membantu menekan flap kearah palatum.
10. Palatum setelah penghilangan torus

F. Medikasi Pasca Bedah


1. Pengobatan rasa sakit
2. Achetaminophen 500 mg setiap 4 -6 jam seperlunya.
3. Antibiotik, untuk mencegah infeksi.
4. Roburantia, untuk mempercepat penyembuhan
5. Vitamin C 500mg sampai 2 kali sehari.
6. Zinc 50-200 mg per hari
7. Obat kumur, resepkan Chlorhexidine glukonat
8. Setelah 5-7 hari jahitan dibuka
DAFTAR PUSTAKA

Ardan,Rachman. 2007. Perbedaan Ciri Morfologis Torus Mandibularis antar Populasi dan antar
Seks pada Orang Baduy Dalam,Orang Baduy Luar, dan Suku Sunda Sekitarnya. Bandung :
Universitas Padjajaran
https://adifkgugm.blogspot.co.id/2011/07/instrumen-kedokteran-gigi-di-masa.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai