Anda di halaman 1dari 31

RAHASIA

Lampiran III Keputusan Danpusdikzi


KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT
Nomor Kep/26/VI/2015
PUSAT PENDIDIKAN ZENI
Tanggal 8 Juni 2015

PERBEKALAN LISTRIK
BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.
a. Salah satu kemampuan Zeni TNI AD adalah perbekalan listrik.
Perbekalan listrik adalah penyediaan (pengadaan) tenaga listrik mulai dari
pembangkit tenaga listrik sampai dengan pemakai melalui peralatan listrik
untuk satuan-satuan/pasukan-pasukan di lapangan. Untuk pemasangan
perbekalan listrik di lapangan mempunyai sifat sementara (non permanen)
karena keperluan di lapangan tidak akan menetap lama (bersifat sementara).

b. Dalam rangka mendukung proses belajar mengajar dan untuk


menyamakan pemahaman materi pelajaran maka perlu dibuat bahan ajaran
Perbekalan Listrik.

2. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah
satu bahan ajaran bagi Dikmata TNI AD Tahap II Cabzi.

b. Tujuan. Agar Siswa Dikmata TNI AD Tahap II mengerti tentang


Perbekalan Listrik sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Bahan ajaran ini terbatas pada
pengetahuan Perbekalan Listrik yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Pengetahuan Dasar Listrik.
c. Alat Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik.
d. Pemasangan Instalasi Listrik Lapangan.
e. Pengetahuan Dasar Alat Pembangkit Listrik.
f. Evaluasi Akhir Pelajaran.
g. Penutup.

RAHASIA
2

BAB II
PENGETAHUAN DASAR LISTRIK

4. Umum. Dalam pengetahuan dasar listrik diketahui bahwa sumber listrik


dapat diperoleh dari pergesekan dua macam benda, proses kimia dan medan
magnet serta pancaran sinar matahari yang dapat menimbulkan suatu energi listrik.
Pada bagian ini akan dibahas sumber listrik dan gambar instalasi listrik.

5. Sumber dan Satuan Listrik.


a. Sumber Listrik. Sumber listrik dapat diperoleh dengan beberapa
cara yaitu :
1) Gesekan dua macam benda. Benda yang digesekan akan
dapat menimbulkan listrik contohnya :
a) Batang ebonit digesek dengan bulu kucing.
b) Batang kaca digesek dengan kain sutra.

2) Proses kimia.
a) Accumulator.
b) Baterai.

3) Perpotongan kedudukan dengan garis-garis gaya magnit


contohnya :
a) Generator.
b) Dinamo.

4) Proses pancaran sinar matahari contoh : solar sel.

b. Satuan Listrik. Satuan listrik mempunyai beberapa macam yaitu :


1) Tegangan. Adalah besarnya suatu muatan listrik pada suatu
tempat simbolnya : E dan satuannya Volt (V), Tegangan ada 2 macam
yaitu :
a) Tegangan searah (DC).
b) Tegangan bolak balik (AC).

2) Arus. Adalah aliran muatan listrik yang mengalir pada suatu


penghantar, disimbolkan dengan I dan satuannya Ampere (A).
3

3) Tahanan. Adalah besarnya perlawanan/kemampuan


menghambat suatu bahan listrik, disimbolkan dengan R dan satuannya
adalah Ohm.

4) Hukum Ohm. Tegangan adalah sama dengan hasil perkalian


antara arus dan tahanan dimana
E = R x I ------ E = Tegangan.
I = Arus.
R = Tahanan.

5) Daya. Daya adalah kemampuan/kapasitas yang dihasilkan oleh


suatu alat listrik, simbolnya adalah P dan satuannya watt (W).

6) Hubungan Listrik. Macam/jenis hubungan listrik terdiri dari :


hubungan seri, paralel, kombinasi.

a) Gambar Hubungan Seri.


Baterai Tahanan
Lampu
220 V 1,5V 1,5V 1,5V 2 2
2

110 V 110 V 4,5V

Gambar 1. Hubungan seri.

b) Gambar Hubungan Pararel.

Baterai

3 V
Lampu
220 V 3 V

3 V
220 V 220 V

+ -
1V
Gambar 2. Hubungan Pararel.
4

A 4 B
4

Tahanan = 1

Gambar 3. Hubungan Pararel.

c) Gambar Hubungan Kombinasi.

Baterai

3V 3V
Lampu
220 V 3V 3V

110 V 110 V + -
220 V
3V

Tahanan
2 2

2
2

Tahanan = 2

Gambar 4. Hubungan kombinasi.


5

6. Gambar Instalasi Listrik.

a. Gambar Diagram Garis Ganda. Adalah menggambar instalasi


listrik dengan cara setiap hantaran digambar dengan garis tersendiri sesuai
dengan banyaknya kawat sesungguhnya.

P/+
N/-

Gambar 5. Diagram Garis Ganda.

b. Gambar Diagram Garis Tunggal. Adalah menggambar instalasi


listrik dengan cara hantaran-hantaran yang sejalur digambar dengan satu
hantaran saja yang diberi beberapa garis lintang kecil dan lambang/simbol-
simbol.

Gambar 6. Diagram Garis Tunggal


6

c. Gambar Instalasi Listrik Lapangan. Adapun syarat-syarat gambar


instalasi listrik lapangan sebagai berikut :
1) Harus ada pembangkit tenaga listrik.
2) Harus ada papan pembagi/panel.
3) Harus ada saluran/distribusi instalasi listrik.
4) Harus ada pemakai/konsumen.

1 2 Ton I
Zekering
4
G
Handle sklar Saluran Ton II
3

4
2

1 G

Keterangan
1. Generator (pembangkit).
2. Papan pembagi/panel.
3. Penyaluran distribusi.
4. Pemakai/konsumen.

Gambar 7. Instalasi Listrik Lapangan.


7

7. Evaluasi .
a. Jelaskan secara singkat proses terjadinya arus listrik !
b. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud diagram garis ganda !
c. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud diagram garis tunggal !
d. Sebutkan syarat gambar instalasi listrik lapangan !

BAB III
ALAT PERALATAN DAN BAHAN INSTALASI LISTRIK

8. Umum. Dalam menyiapkan instalasi listrik lapangan diperlukan alat


peralatan listrik sesuai dengan kebutuhan macam pekerjaan, karena pekerjaan listrik
merupakan keterampilan khusus yang memerlukan alat peralatan tersendiri.

9. Alat Peralatan Listrik.


a. Toolkit Tukang Listrik.
1) Gergaji.
2) Obeng +.
3) Obeng -.
4) Tang kombinasi.
5) Tang potong.
6) Tang pengupas kabel.
7) Tang lancip.
8) Solder.
9) Palu kuku kambing.
10) Meteran.
11) Isolasi.
12) Sabuk pengaman.
13) Kikir.
14) Tenol (timah solder).
15) Daun gergaji.
16) Tespen.
8

17) Tas toolkit.


18) Betel.
19) Pisau lipat.
20) AVO Meter.

b. Alat Peralatan Pekerjaan Listrik Lapangan :


1) Genset. Digunakan sebagai alat pembangkit tenaga listrik
apabila listrik dari jaringan PLN padam atau tidak tersedia jaringan
listrik dari PLN.

s 2) Alat-alat kerja.
a) Tespen.
b) Obeng pipih.
c) Obeng kembang.
d) Tang kombinasi.
e) Tang potong.
f) Tang lancip
g) Cutter atau pisau.
h) Sabuk dan sarung tangan.
i) Martil.
j) Gergaji kayu.

Soldier Obeng Tang Tang pengupas kabel

10. Bahan-bahan Instalasi Listrik.

a. Bahan Instalasi listrik gedung dan bangunan.


1) Kabel :
a) NGA.
b) NYM.
c) NYA.
9

d) NYY.
e) NYRGBY.
f) BC.

2) Pipa (besi, paralon).

3) L Bow, Sok, Sok Drat.

4) Klem (besi, plastik).


10

5) Isolator (porselin, plastik).

6) Tali nylon, skrup.

7) Fitting :
a) Plafond.
b) Gantung.
c) Kombinasi.
d) Bayonet.
e) Edison.

8) Saklar :
a) Saklar seri.
b) Saklar ganda.
c) Saklar tunggal.
11

9) Stop kontak.

10) Steker.

11) Lampu :
a) Pipa.
b) Mercuri.
c) TL.

12) Pengaman :
a) Sekring.
b) MCB (pengaman otomatis dengan magnet).
c) Thernit (pengaman otomatis dengan panas).
12

Sekring.

MCB.

b. Bahan-bahan instalasi listrik lapangan.

1) Kayu (papan) ukuran 10 cm x 15 cm.


2) Skrup/paku.
3) MCB.
4) Kabel (NYM, NYA).
5) Saklar.
6) Stop kontak.
7) Isolasi.
8) Lampu.
9) Fitting

11. Alat Ukur Listrik. Pada pemasangan instalasi yang baik dengan didasarkan
pada beban induk dan hantaran/kabel yang digunakan harus sesuai dengan yang
ditetapkan (dalam perhitungan) untuk menghindari terjadinya kebakaran dikarenakan
kelebihan beban yang masuk atau instalasi berlebihan sehingga instalasi menjadi
mahal atau terjadinya sambungan yang salah sehingga instalasi akan konsleting.
Untuk menghindari hal tersebut maka dibuatlah alat ukur listrik.

a. Tespen. Untuk mengetahui adanya aliran listrik dalam suatu


penghantar diperlukan suatu alat yang namanya tespen. Bagi mereka yang
berkecimpung dalam bidang listrik sepertinya merupakan kewajiban untuk
memiliki sebuah tespen.
13

Gambar 8. Tespen.

b. Multitester. Untuk mengetahui baik tidaknya hubungan atau


sambungan pengantar dalam suatu instalasi diperlukan suatu alat ukur yang
dinamakan multitester. Dengan menggunakan multitester kita dapat
mengetahui hasil pemasangan instalasi yang meliputi pemasangan kabel,
penyambungan kabel dan pekerjaan-pekerjaan lain dalam instalasi multitester
juga dapat dipakai untuk mengukur besarnya tegangan listrik yang mengalir
didalam suatu penghantar misalnya tegangan fasa dengan nol atau antara
fasa dengan fasa.

1) Bentuk alat ukur multitester.

Gambar 9. Multitester

2) Fungsi dan bagian-bagian multitester. Multitester adalah alat


ukur yang terdiri dari bagian-bagian seperti pada gambar dibawah ini.
14

Gambar 10. Bagian Multi meter

Gambar 11. Skala meter.

Keterangan.
1. Daftar skala meter yang berguna untuk membaca hasil
pengukuran, daftar skala meliputi skala pengukuran tegangan
listrik arus listrik dan tahanan listrik.

2. Jarum penunjuk skala yang berguna untuk menunjukan


hasil pengukuran.
15

3. Pengatur jarum penunjuk kala yang berguna untuk


menyetel jarum penunjuk agar selalu pada posisi nol (posisi
awal) saat akan digunakan.

4. Cermin yang berguna untuk membantu ketepatan dalam


pembacaan skala antara jarum penunjuk dan cermin.

5. Saklar pemilih berguna untuk memilih batas pengukuran


(volt, ampere dan tahanan ohm).

6. Pengatur nol (zero ajuster) berguna untuk menyetel jarum


penunjuk ke arah nol ohm pada waktu akan mengukur tahanan
listrik. Caranya seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 12. Kalibrasi meter.

7. Saklar pembalik poloritas berguna untuk membalikan


fungsi probe pada pengukuran tertentu.

8. Terminal 12 A

9. Terminal 12 A bersama-sama dengan com untuk


mengukur kuat arus listrik.

10. Bagian belakang kotak multitester.

11. Probe berwarna merah (+) dan warna hitam (-)

3) Cara Mengukur Multitester. Dalam pekerjaan instalasi kita


harus dapat menggunakan multitester untuk dapat menggunakan
multitester dapat di tunjukan dengan contoh-contoh di bawah ini.

a) Mengukur kondisi suatu penghantar.


b) Mengukur tegangan listrik pada penghantar.
16

4) Cara Mengukur Kondisi Suatu Penghantar. Yang dimaksud


dengan mengukur kondisi penghantar adalah langkah pengukuran
yang bertujuan untuk mengetahui baik atau tidaknya hasil pemasangan
penghantar dalam pekerjaan instalasi listrik. Dalam pemasangan
instalasi mungkin saja kesalahan dalam pemasangan penghantar,
misalnya salah sambung adanya kabel yang tergores pada waktu
memasukkan kabel dalam pipa pelindung dan lain-lain yang
kesemuanya ini akan berakibat hubungan singkat pada penghantar
tersebut. Untuk mengetahui adanya hubungan singkat tersebut perlu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur multitester.
Caranya melakukan pengukuran adalah sebagai berikut :

Gambar 13. Mengukur hubungan singkat.

5) Cara mengukur tahanan.

a) Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk


mengukur tahanan terlebih dahulu harus dilakukan kalibrasi
meter dengan menggunakan cara zero setting dengan cara
menempelkan kedua probe (+) dan (-) kemudian pengatur nol
(zero ajuter) diputar agar jarum penunjuk skala menunjuk angka
nol pada skala ohm.

b) Setelah jarum tepat menunjuk angka nol, barulah


dilakukan pengukuran yaitu dengan menghubungkan kedua
probe (+) dan (-), probe yang bertanda (+) dihubungkan dengan
penghantar nol probe saklar pemilih diletakan pada posisi
pengukuran ohm dengan batas X 10.
17

c) Sekarang perhatikan daftar skala meter, apabila jarum


penunjuk bergerak ke kanan dan menunjuk pada angka nol
berarti pada kedua penghantar tersebut terjadi hubungan kedua
penghantar tersebut baik dan aman.

d) Demikian pula pengukuran antara penghantar dengan


pipa pelindung, antara pengantar dan pipa tersebut hubungan
singkat dan bila jarum berarti hubungan antara penghantar dan
pipa pelindung baik, hubungan singkat terjadi akibat bagian
adanya penghantar yang luka akibat tergores dengan bagian
tajam dari pipa sehingga kawat penghantar menyentuh bagian
pipa.

Cara mengukur tegangan pada penghantar. Yang dimaksud


dengan mengukur tegangan pada penghantar adalah mengukur
besarnya tegangan listrik pada instalasi penerangan yang telah
dihubungkan dengan jala-jala listrik PLN. Mengukur tegangan
listrik pada instalasi dapat dilakukan dengan cara mengukur
tegangan listrik yang ada pada kotak–kotak seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambar 14. Mengukur tegangan listrik.

6) Langkah pengukuran :
18

a) Semua sudah tahu bahwa tegangan listrik yang ada pada


jala-jala PLN pada umumnya 110/127 V 220/227 V. Dengan
demikian saklar pemilih diputar dan diletakan pada posisi batas
pengukuran ACV pada skalar pengukuran 500 VAC (skala bila
pengukuran harus lebih besar dari yang besar kemungkinan
meter rusak atau terbakar) besar batas pengukuran yang
tercantum biasanya 100-500-1000 V.

b) Kemudian probe warna merah (+) dimasukkan ke dalam


salah satu lubang pada stop kontak dan probe warna hitam (-)
lubang satunya lagi (bila terbalik diperbolehkan).

Gambar 15. Daftar skala meter

c) Seperti terlihat pada daftar skala meter, bila jarum


petunjuk menunjukan pada angka 110 pada bagian skala ACV
maka besarnya tegangan diukur adalah :

500 X 110 = 220 VAC


250

Jadi pada stop kontak tersebut terdapat tegangan listrik 220


VAC.
19

d) Selanjutnya bila jarum petunjuk menunjuk angka 55 pada


bagian bawah skala VAC berarti tegangan yang diukur adalah :

500 X 55 = 110 VAC


250
Jadi pada stop kontak tersebut terdapat tegangan listrik sebesar
110 VAC.

c. Alat Ukur Megger. Selain multitester dalam pekerjaan instalasi


diperlukan jenis alat ukur lain yang disebut megger seperti pada gambar di
bawah ini.

Gambar 16. Megger

Megger termasuk alat presisi yang dapat digunakan untuk mengukur tahanan
dalam batas tidak terhingga () Dengan menggunakan megger, pengukuran
suatu instalasi hasilnya akan lebih baik dari pada dengan menggunakan
20

multitester sebab selain dapat mengetahui adanya hubungan singkat juga


dapat mengetahui adanya suatu kebocoran yang terjadi pada pengantar
ataupun pipa pelindung. Hal ini tidak dapat dilakukan apabila menggunakan
alat ukur multitester.

1) Cara Menggunakan Megger. Dimisalkan kita akan mengukur


hubungan antara dua penghantar yaitu pengantar fasa dan nol seperti
pada gambar dibawah ini.

Gambar 17. Penggunaan Megger.

Cara Pengukuran.
a) Hubungkan probe A dari megger pada penghantar fasa
dan probe B pada penghantar nol. Sesudah itu megger diputar.

b) Kemudian perhatikan skala meter, bila megger diputar


jarum penunjuk diam dan tidak bergerak, berarti kedua
penghantar tersebut baik dan aman atau dengan kata lain tidak
terjadi hubungan singkat.

c) Sebaliknya bila megger diputar jarum penunjuk bergerak


mendekati harga nol berarti pada kedua penghantar tersebut
terjadi hubungan singkat.

d) Untuk lebih jelasnya klasifikasi pengukuran dapat


dijelaskan sebagai berikut :

(1) Bila jarum petunjuk bergerak dan


penyimpangannya besar berarti pada kedua penghantar
tersebut terdapat hubungan singkat.
21

(2) Bila jarum petunjuk bergerak dan


penyimpangannya sedikit berarti pada kedua penghantar
tersebut terjadi kebocoran, kebocoran tersebut bisa saja
terjadi akibat isolasi dari pengantar yang kurang baik,
kebocoran akan mengakibatkan cepat terjadinya panas
yang bila dibiarkan lama-lama akan menimbulkan
kebakaran.
(3) Bila jarum penunjuk diam atau tidak bergerak
sama sekali berarti kedua penghantar tersebut baik dan
aman.
12. Evaluasi.
a. Sebutkan macam-macam alat ukur listrik !
b. Sebutkan bahan-bahan instalasi listrik umum !
c. Sebutkan bahan-bahan instalasi listrik lapangan !

BAB IV
PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK LAPANGAN

13. Umum. Dalam pelaksanaan tugas di lapangan kegiatan penyediaan


perbekalan listrik untuk membantu kebutuhan akan listrik memerlukan pengetahuan
dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh prajurit zeni diantaranya adalah pekerjaan-
pekerjaan dan bagaimana cara mengatasi apabila terjadi gangguan listrik di
lapangan.

14. Teknik Pekerjaan. Setelah dilaksanakan tahap perencanaan maka


pemasangan instalasi listrik dapat dikerjakan. Adapun teknik pemasangan instalasi
listrik secara sederhana dan aman sebagai berikut :
a. Alat peralatan disiapkan.
b. Ukur jarak tiap tenda sesuai kondisi di lapangan.
c. Hitung tinggi saklar/stop kontak ± 2 meter dari tanah dan lampu
sesuai dengan kebutuhan.
d. Yakinkan saklar/stop kontak fitting sudah terpasang kabel.
22

e. Tarik dua kabel plus dan minus dari ujung ke ujung sebelumnya
masing-masing tiang diberi peneguh potongan bambu yang melintang bentuk
leter T, tempat untuk mengikat kabel saluran.
f. Masing-masing luas kabel diberi coakan/dikupas untuk tempat
menyambungkan saklar dan lampu, kemudian stop kontak disambungkan ke
paling ujung saluran utama. Setelah itu cek kembali faktor keamanan
kabelnya terutama pada sambungan sebelum diberi isolasi atau ditutup.
g. Apabila sudah yakin semua sambungan benar dan lampu sudah
terpasang, baru dihubungkan ke sumber listrik (genset), sebelum itu genset
diperiksa dalam keadaan bagus.

15. Teknik Mencari dan Mengatasi Gangguan Listrik. Setelah mengetahui


terjadi gangguan, maka langkah petama yang harus dilakukan adalah mencari titik
terjadinya gangguan tersebut. Tanpa mengetahui titik terjadinya gangguan dan jenis
gangguannya maka kita tidak dapat bertindak dengan tepat. Hal yang harus
diperhatikan adalah bagaimana kita mencari titik gangguan listrik dengan cara yang
sederhana dan cepat. Pencarian gangguan listrik ini kita arahkan pada instalasi
listrik perumahan yang sering kita hadapi.

a. Urut-urutan Langkah Mencari Gangguan :

1) Periksa Zekring. Zekring adalah suatu alat pengaman


sehingga biasanya sering putus sehingga perlu diperiksa paling dahulu.

2) Periksa Kotak Zekringnya. Kotak zekring kadang-kadang


karena perbaikan kemungkinan ada sisa-sisa kawat yang tertinggal
sehingga dapat mengakibatkan hubungan singkat.

3) Periksa Saklar Induk. Gangguan pada saklar induk


biasanya karena beban terlalu banyak, berakibat panas sehingga
kemungkinan kontak-kontaknya menjadi kendor atau lepas.
Kemungkinan juga rusak, bila sering digunakan untuk membuka dan
memutuskan arus listrik.

4) Periksa Saluran yang Menuju ke Kotak Zekring. Pemeriksaan


saluran ini dilaksanakan untuk mengecek adanya stroom yang masuk
pada zekring utama ada kemungkinannya terjadi kerusakan sehingga
23

tidak sampai pada zekring utama. Pemeriksaan dapat dilaksanakan


dengan menggunakan test pen atau volt meter.

5) Periksa Fitting Lampu-Lampu. Karena sering digunakan dan


dimakan usia, biasanya kontak-kontak pada fitting akan menjadi tidak
sempurna lagi. Ada kemungkinan salah satu ada yang lepas karena
waktu pemasangan lampu, atau akibat dari suatu pekerjaan sehingga
dapat menimbulkan hubungan singkat antara Phasa dengan Nol.
Untuk itu apabila terjadi gangguan pada instalasi, periksa pada fitting-
fitting yang kemungkinan rusak atau kemasukan air.

6) Periksa Penghantar atau Doos (kotak sambungan) apabila


menggunakan pipa. Gangguan pada instalasi yang paling sering
terjadi biasanya adalah hubungan singkat antara Phasa dengan kawat
Netral atau Phasa dengan Phasa. Apabila instalasi listrik menggunakan
rol isolator, gangguan hubungan singkat dapat terjadi kemungkinan
usia kawat sudah tua sehingga isolasi kabelnya sudah tidak sesuai lagi,
juga dapat karena gangguan binatang yang merusak isolasinya.

Untuk itu perlu diperiksa secara berurutan dari pusat zekring ke beban
atau sebaliknya. Instalasi yang menggunakan rol isolator kabel yang
digunakan dapat langsung dilihat sehingga apabila ada gangguan
secara visual dapat diketahui titik-titik dari gangguan tersebut. Tetapi
apabila saluran instalasi menggunakan pipa PVC atau pipa Union
dimana semua kabel-kabelnya dimasukkan pada pipa sehingga tidak
dapat dilihat secara langsung dengan mata.

Untuk itu apabila terjadi gangguan pada instalasi yang menggunakan pipa,
kita harus memeriksa pada kotak-kotak sambungan. Adapun caranya dapat
dilaksanakan sebagai berikut:

1) Setelah pemeriksaan pada bagian-bagian lain sudah


dilaksanakan seperti zekring dan lain-lain.

2) Kotak sambungan dibuka dan diperiksa apakah ada yang


isolasinya sudah lepas atau rusak.
24

3) Pemeriksaan sebaiknya dikerjakan secara berurutan dari yang


paling jauh dengan Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) menuju ke yang
paling dekat dengan PHB (kotak zekring).

4) Sambungan pada kotak-kotak sambungan (Doos) dilepas satu


per satu, kemudian saklar induk di ON kan.

5) Apabila zekring masih putus, maka kita membuka doos yang


lebih maju lagi (lebih dekat dengan PHB). Kemudian kita buka lagi
sambungan yang ada, sampai apabila saklar di masukkan (ON) zekring
tidak putus.

6) Apabila zekring tidak putus bila saklar dimasukkan, berarti titik


gangguan ada pada sambungan Doos terakhir dibuka.

DOOS-1 DOOS-2 DOOS-3

PHB

Gambar 18. Pemeriksaan hantaran menggunakan sambungan pipa.

Pembukaan sambungan dimulai dari doos yang paling jauh dari PHB, kalau
digambar diatas adalah Doos-3

b. Cara Mengatasi Gangguan. Pada bagian yang terdahulu telah


dijelaskan bagaimana mencari letak atau daerah yang terkena gangguan
dengan urut-urutan cara pemeriksannya lengkap dengan keterangan-
keterangan yang secara sederhana tapi cukup jelas. Cara mengatasi
gangguan adalah tindakan lanjutan dari hasil pemeriksaan gangguan serta
pencarian gangguan. Apabila titik gangguan sudah diketahui, kemudian dapat
ditentukan tindakan apa yang harus dikerjakan.

1) Zekring. Apabila sistim pengamannya menggunakan zekring


atau pengaman lebur, biasanya bila terjadi gangguan hubung singkat
maka zekring harus putus. Dengan demikian cara mengatasinya
zekring yang putus ini diganti dengan zekring yang baru dan
25

disesuaikan dengan beban yang dipikulnya. Jangan merubah atau


mengganti zekring dengan kawat sembarangan, karena kita tidak tahu
persis kekuatan dan daya lebur dari kawat tersebut. Kemudian zekring
baru kita pasang kembali, apabila zekring putus lagi berarti ada hubung
singkat pada instalasi tersebut. Bila menggunakan pengaman otomatis,
maka pengaman akan membuka dengan sendirinya secara otomatis.

2) Kotak Zekring (Panel Utama). Kotak zekring merupakan


tempat segala pengaman baik yang otomatis maupun tidak otomatis
beserta perlengkapannya seperti saklar induk, rel-rel penyambungan,
lampu-lampu indicator dan lain-lain.

Sehingga pada kotak zekring ini apabila dilihat secara visual sangatlah
ruwet, apalagi bila system yang digunakan adalah memakai sistem tiga
phasa/3. Dengan demikian banyak sekali adanya klem-klem
sambungan beserta perlengkapannya. Dengan keadaan yang
memang rumit, maka terjadinya gangguan adalah sangat
dimungkinkan. Biasanya gangguan yang ada adalah karena akibat
pekerjaan yang ceroboh, bisa terjadi oleh karena potongan-potongan
atau sisa-sisa kabel yang tidak terbuang sehingga dapat menimbulkan
hubung singkat yang tidak kita harapkan. Untuk itu apabila kita selesai
bekerja dalam rangka perbaikan haruslah diteliti terlebih dahulu
sebelum instalasi dialiri listrik kembali. Kemungkinan juga karena
keadaan kotak zekring sudah terlalu tua, sehingga sudah tidak lagi
berfungsi secara sempurna. Apabila keadaan sudah demikian, maka
sebaiknya harus diganti dengan yang baru dan disesuaikan dengan
beban yang terpasang.

3) Saklar Induk . Posisi dari saklar induk biasanya


berdekatan dengan kotak zekring. Adapun fungsi dari saklar induk ini
adalah untuk memutuskan/memadamkan seluruh rangkaian instalasi,
sehingga beban yang dipikul oleh saklar ini adalah berat sekali apabila
saklar ini sering digunakan untuk memadamkan maupun
menghubungkan, maka akan berakibat kontak-kontaknya cepat aus
karena sering terkena loncatan bunga api listrik. Dengan demikian
26

apabila pada saklar terjadi gangguan biasanya kontak-kontaknya


sudah tidak berfungsi dengan sempurna. Permukaan kontaknya dapat
diratakan dengan menggunakan amplas yang halus, jangan
menggunakan kain sembarangan. Biasanya untuk saklar yang besar
kapasitasnya, maka untuk membuka dan menutup kontak digunakan
pegas sehingga waktu membuka atau menutup dapat bekerja dengan
kecepatan yang tinggi. Apabila pegas sudah lemah berarti kerja dari
kontak tidak sempurna, dengan demikian pegas sebaiknya diganti yang
baru.

4) Saluran dari Pusat (Toevoer). Kabel toevoer ini adalah


sangat penting artinya dalam penyaluran tenaga listrik menuju ke
beban seperti lampu, stop kontak, motor-motor listrik dan sebagainya.
Kabel toevoer dipasang dari Dak standar menuju ke kotak zekring dan
KWH, sehingga apabila terjadi gangguan didaerah ini kita lapor pada
PLN atau pihak yang berwenang, kecuali kita perbaiki sendiri tanpa
melapor ke PLN. Pada waktu sekarang banyak digunakan kabel NYY
atau NYM kabel Toevoernya, sehingga kemungkinan terjadi gangguan
yang disebabkan karena binatang dapat timbul. Sebelumnya banyak
dipakai kabel NYA, NGA dengan menggunakan pipa Union/PVC
sehingga gangguan karena binatang dapat dihindari.

5) Fitting Lampu. Kebanyakan gangguan yang ada pada


fitting adalah karena usia dari fitting sudah tua. Pada fitting yang
berada di luar juga dapat terjadi kemasukkan air hujan atau kotoran
sehingga mengakibatkan hubung pendek pada fitting tersebut sebelum
menuju ke lampu yang terpasang. Untuk itu periksalah secara
seksama dan teliti, apabila dapat diperbaiki agar hati-hati, bila harus
diganti supaya diganti dan disesuaikan dengan keadaan lingkungan
dan bebannya.
27

6) Penghantar dan Kotak Sambungan (Doos). Pada bab dimuka


masalah pencarian letak gangguan sudah dibahas secara umum
sehingga apabila titik gangguan sudah diketahui, maka cara mengatasi
gangguan disesuaikan dengan gangguan yang ada. Apabila instalasi
menggunakan rol isolator, sistim pencarian gangguan dapat langsung
dilihat dan apabila ada gangguan atau kotoran yang memungkinkan
terjadinya hubung singkat supaya dibersihkan. Tetapi bila instalasi
menggunakan pipa PVC atau pipa Union, kita harus membuka tiap
kotak sambungan pipa PVC atau pipa Union, kita harus membuka tiap
kotak sambungan atau doos-doosnya untuk memeriksa keadaan
sambungan dan bila terjadi gangguan supaya dilepas antara Phasa
dan Nol sampai gangguan dapat diketahui. Keterangan yang lebih
mendetail sudah kita bahas pada bab didepan.

16. Evaluasi.
a. Sebutkan urutan mengatasi gangguan pada instalasi !
b. Jelaskan cara mengatasi gangguan pada saklar induk !
c. Jelaskan cara mengatasi gangguan pada zekring dan cara
penggantiannya !
d. Jelaskan cara mengatasi gangguan pada panel utama !

BAB V
PENGETAHUAN DASAR ALAT PEMBANGKIT LISTRIK

17. Umum. Pembangkit Tenaga Listrik dibagi dalam dua macam sumber
yakni pembangkit listrik arus bolak balik (AC) dan pembangkit listrik arus searah
(DC). Untuk lebih jelasnya pada bab ini akan diuraikan kedua jenis pembangkit listrik
tersebut.

18. Pembangkit Listrik AC. Pembangkit arus listrik bolak-balik adalah


Generator AC atau dynamo AC. Generator ini akan membangkitkan tenaga listrik
dengan menggunakan penggerak mula (motor, diesel, turbin).

a. Macam Generator.
1) Generator satu phasa.
28

2) Generator dua phasa.


3) Generator tiga phasa, 3 kawat (hubungan segi tiga), 4 kawat
hubungan bintang.

b. Gambar Generator.

Panel

Mesin

Generator/dinamo

c. Bagian-bagian Besar Dari Generator .


1) Stator. Adalah bagian yang tidak bergerak / diam, terdiri dari :
a) Gandar.
b) Kutub utama, kutub bantu.
c) Belitan (kumparan) stator.

1) Rotor. Adalah bagian yang berputar terdiri :


a) As penahan.
b) Komutator.
c) Belitan (kumparan) rotor.
d) Gambar.

d. Prinsip Kerjanya. Apabila suatu belitan/komutator yang digerakan


pada medan magnit, maka belitan/komutator tersebut akan timbul tegangan
listrik.

Kutub selatan
Kutub utara

Belitan
29

Besarnya tegangan listrik tergantung pada :


1) Putaran.
2) Jumlah belitan.
3) Besar medan magnit.
4) Celah udara antara belitan dengan magnit.

e. Penggunaan Generator AC.


1) Untuk penerangan.
2) Untuk tenaga peralatan-peralatan listrik AC.

19. Pembangkit Listrik Arus Searah. Pembangkit listrik arus searah adalah :
Generator/dinamo DC, Accumulator, baterai.

a. Prinsip kerja dinamo. Apabila suatu belitan yang digerakan pada


medan magnit maka pada belitan tersebut akan timbul tegangan listrik.
b. Penggunaan.
1) Dinamo DC :
a) Untuk penerangan.
b) Untuk tenaga peralatan listrik
2) Accumulator:
a) Untuk penerangan.
b) Untuk tenaga peralatan listrik.
3) Baterai :
a) Untuk penerangan.
b) Untuk tenaga peralatan listrik

c Perbedaan dinamo AC dan dinamo DC .


1) Pada arusnya (AC dan DC).
2) Pada hantaran keluarnya :
a) Dinamo AC memakai slipring/cincin geser.
b) Dinamo DC yang terbagi menjadi lamel-lamel.

20. Evaluasi.
a. Sebutkan macam pembangkit listrik !
b. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan stator !
c. Jelaskan dengan singkat kegunaan generator !
30

BAB VI
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
(Bukan Naskah Ujian)

21. Evaluasi Akhir.


a. Sebutkan alat peralatan tukang listrik yang harus dimiliki !
b. Jelaskan cara mengukur kondisi suatu penghantar !
c. Jelaskan secara singkat macam alat ukur listrik serta cara
penggunaannya !
d. Gambarkan diagram garis tunggal dan garis ganda untuk
instalasi listrik yang terdiri dari satu stop kontak, satu saklar tunggal dan satu
titik lampu !
e. Sebutkan perbedaan pembangkit listrik AC dengan DC !
f. Gambarkan distribusi listrik mulai dari sumber listrik sampai
dengan ke konsumen !
RAHASIA
30

BAB VII
PENUTUP

22. Penutup. Demikian Naskah Departemen tentang Perbekalan Listrik ini


disusun untuk bahan ajaran pada Dikmata TNI AD Tahap II Cabzi.

Komandan Pusat Pendidikan Zeni,

Yoannes Dwi Prasetyo, S.E.


Kolonel Czi NRP 32782

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai