Prinsip-prinsip pembelajaran :
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Darigurusebagaisatu-satunyasumberbelajarmenjadibelajarberbasis
aneka sumber belajar;
3. Daripendekatantekstualmenujuprosessebagaipenguatanpenggunaan
pendekatan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal
menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi;
7. Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
9. Pembelajaran yangmengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaranyangmenerapkannilai-nilaidenganmemberiketeladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo
mangun karso),dan mengembangkan kreativitaspeserta didik
dalamproses pembelajaran (tutwurihandayani);
11. Pembelajaran yangberlangsung di rumah di sekolah,
dandimasyarakat;
12. Pembelajaranyangmenerapkanprinsipbahwasiapasajaadalahguru,
siapa saja adalah peserta didik, dan dimana saja adalahkelas;
13. Pemanfaatanteknologiinformasidankomunikasiuntukmeningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuanatasperbedaanindividualdanlatarbelakangbudaya.
1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
a. Mengamati (Observing)
2) Pelaksanaan Observasi :
(a) Observasi berstruktur: Pada observasi berstruktur dalam
rangka proses pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau
situasi apa yang ingin diobservasi oleh peserta didik telah
direncanakan oleh secara sistematis di bawah bimbingan
guru.
(b) Observasi tidak berstruktur: Pada observasi yang tidak
berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, tidak
ditentukan secara baku atau rijid mengenai apa yang harus
diobservasi oleh peserta didik. Dalam kerangka ini, peserta
didik membuat catatan, rekaman, atau mengingat dalam
memori secara spontan atas subjek, objektif, atau situasi yang
diobservasi.
3) Prinsip-prinsip Observasi :
(a) Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang
diobservasi untuk kepentingan pembelajaran. Banyak atau
sedikit serta homogenitas atau heterogenitas subjek, objek,
atau situasi yang diobservasi. Makin banyak dan heterogen
subjek, objek, atau situasi yang diobservasi, makin sulit
kegiatan obervasi itu dilakukan.
(b) Sebelum observasi dilaksanakan, guru dan peserta didik
sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan prosedur
pengamatan.
(c) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak
dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana membuat
catatan atas perolehan observasi.
(d) Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika
peserta didik dan guru melengkapi diri dengan dengan alat-
alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti: tape recorder,
untuk merekam pembicaraan; kamera, untuk merekam objek
atau kegiatan secara visual; film atau video, untuk merekam
kegiatan objek atau secara audio-visual; alat-alat lain sesuai
dengan keperluan.
(e) Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam
melakukan observasi, dapat berupa
Membangun pengetahuan Faktual,
konseptual, prosedural, dan daftar cek (checklist), skala rentang
berfikir metakognitif
(rating scale), catatan
Melatih kreatifitas dan rasa ingin anekdotal (anecdotal record),
tahu membentuk pikiran kritis
yang perlu untuk hidup cerdas dan catatan berkala, dan alat
belajar sepanjang hayat
mekanikal (mechanical device).
b. Menanya (Questioning)
Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar
yang baik.
1) Fungsi Bertanya :
(a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran;
(b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif
belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk
dirinya sendiri;
(c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya;
(d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan,
dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan;
(e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar;
(f) Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik simpulan;
(g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,
serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok; Membisaakan peserta didik berpikir spontan
dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-
tiba muncul; dan
(h) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.
1) Kegiatan Belajar
(a) melakukan eksperimen
(b) membaca sumber lain selain buku teks
(c) mengamati objek/ kejadian/ aktivitas
(d) wawancara dengan nara sumber
d. Mengasosiasi (Associating)
2) Teori Asosiasi :
(a) Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil
secara efektif jika terjadi interaksi langsung antara pendidik
dengan peserta didik.
(b) Pola interaksi itu dilakukan melalui Stimulus dan Respons
(S-R). Teori ini dikembangan kerdasarkan hasil eksperimen
Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori asosiasi.
(c) Menurut Thorndike, proses pembelajaran, lebih khusus lagi
proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan atau
inkremental/bertahap, bukan secara tiba-tiba.
(d) Thorndike mengemukakan berapa hukum dalam proses
pembelajaran : (1) Hukum Efek; (2) Hukum Latihan; (3)
Hukum Kesiapan
e. Mengomunikasikan (Communicating)
Melatih penyampaian
Komunikasi
pengetahuan, keterampilan dan
aplikasinya dengan sikap jujur, merupakan sarana untuk
teliti, toleransi, dan menghargai menyampaikan hasil
otang lain.kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan konseptualisasi dalam
pendapat dengan singkat dan bentuk lisan, tulisan,
jelas, dan mengembangkan
gambar/sketsa, diagram, atau
kemampuan berbahasa yang
baik dan benar. grafik. Kegiatan ini dilakukan agar
peserta didik mampu
mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan
penerapannya dengan memiliki sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.
1) Kegiatan Belajar :
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
2) Langkah Pembelajaran :
Kegiatan Pendahuluan
(a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
(b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
(c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai;
(d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan Inti
(a) Mengamati
(b). Menanyakan
(c). Eksperimen/eksplorasi/mengumpulkan data
(d). Mengasosiasi
(e). Mengomunikasi
Kegiatan Penutup
2. Model Pembelajaran :
e. ModelLesson Study
Gambar 2.9 menggambarkan contoh model Lesson Studyyaitumodel
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip
kolegalitas dan mutual learning untukmembangun learning
community, ada tiga tahapan lesson study :
1) Perencanaan (plan)
2) Pelaksanaan (do) dan Observasi
3) Refleksi (see)
3. Metode Pembelajaran
Metode ini dapat merangsang peserta didik untuk lebih kreatif dalam
memberi gagasan/ide, melatih membisaakan bertukar pikiran dalam
mengatasi masalah, dan melatih peserta didik untuk mengemukakan
pendapat secara verbal.
o. Metode Simulasi
Metode Simulasi adalah kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang bertujuan agar
peserta didik dapat meningkaTKan penguasaannya terhadap konsep
serta keterampilan dalam bidang yang dipelajarinya, serta mampu
belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan
penyempurnaan yang berkelanjutan. Dengan demikian, maka peserta
didik mampu mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian dan
percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.
p. Metode Brainstorming
2) Identifikasi
3) Klasifikasi
4) Verifikasi
Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang
telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya
dengan permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran yang
sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak
relevan bisa dicoret. Kepada pemberi sumbang saran bisa
diminta argumentasinnya.
5) Konklusi (Penyepakatan)