Anda di halaman 1dari 14

RADIOAKTIVITAS

Dibuat oleh : Dita Ayu Hermawati


XII Mipa 3
Guru mapel : Sugiyarno
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, untuk setiap
rahmat-Nya yang mengiringi penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.

Tulisan ini berjudul Makalah Radioaktivitas.Tulisan ini sebagai bagian dalam tugas
mata kuliah Fisika Inti di Universitas Negeri Medan. Tulisan ini berisikantentang materi
Radiokativitas.Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa/i calon
pendidik sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar. Penulis juga
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca terhadap tulisan ini.
Saran dan kritik tersebut sebagai bahan bagi penulis untuk perbaikan tulisan ini di kemudian
hari.

Bandung, Februari
Penulis

Dita Ayu Hermawati

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II ISI ................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Radioaktivitas................................................................................. 5
2.2 Sejarah Penemuan Radioaktif .......................................................................... 5
2.3 Sifat-Sifat Sinar Radioaktif .............................................................................. 6
2.4 Peluruhan Radioaktif ........................................................................................ 7
2.5 Besaran Radioaktif ........................................................................................... 9
2.6 Pengaruh Radiasi Pada Mahluk Hidup ............................................................ 10
2.7 Efek Radiasi Pada Tubuh Manusia .................................................................. 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebutuhan manusia akan sumber energi semakin meningkat, karena jumlah penduduk
yang semakin banyak, dan juga adanya perubahan gaya hidup manusia. Dalam memenuhi
kebutuhan itu para ahli mencari sumber energi alternatif, sebagai ganti energi dari fosil yang
semakin menipis persediaannya. Salah satu di antaranya adalah sumber energi nuklir, yang
dapat menghasilkan energi sangat besar. Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan dari
reaksi inti atom dengan bahan baku unsur radioaktif. Unsur radioaktif adalah unsur yang
intinya tidak stabil. Unsur radioaktif disebut juga radioisotop atau radionuklida. Unsur ini
berusaha menstabilkan diri dengan cara memancarkan radiasi (sinar) yang disebut sinar
radioaktif. Dalam mempelajari zat radioaktif diharapkan anda dapat mendeskripsikan unsur-
unsur radioaktif dari sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Radioaktivitas ?


2. Bagaimana Sejarah Penemuan Radioaktif ?
3. Apa Sifat-Sifat Sinar Radioaktif ?
4. Apa itu Peluruhan Radioaktif ?
5. Apa itu Besaran Radioaktif ?
6. Bagaimana Pengaruh Radiasi Pada Mahluk Hidup ?
7. Apa Efek Radiasi Pada Tubuh Manusia

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui tentang Radioaktivitas
2. Mengetahui tentang Sejarah Penemuan Radioaktif
3. Memahami Sifat-Sifat Sinar Radioaktif
4. Mengetahui proses Peluruhan Radioaktif
5. Mengetahui Besaran Radioaktif
6. Mengatahui Pengaruh Radiasi Pada Mahluk Hidup
7. Mengetahui Efek Radiasi Pada Tubuh Manusia

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radioaktivitas

Inti Radioaktif adalah unsur inti atom yg mempunyai sifat memancarkan salah satu
partikel alfa, beta atau gamma.Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil
untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut
peluruhan dan inti atom yang takstabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung
radionuklida disebut zat radioaktif. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil
menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak
stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah
nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak
sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.

2.2 Sejarah Penemuan Radioaktif

 Pada tahun 1895 Williem K. Rontgen menemukan sinar-X dengan jalan


menembakkan sinar katoda pada pelat aluminium. Para ilmuwan menyadari bahwa
ada beberapa unsur yang dapat memancarkan sinar tertentu, walaupun pada saat itu
belum memahami tentang sifat sinar tersebut, mengapa unsur tersebut memancarkan
sinar?
 Pada tahun 1896, Henry Becquerel mengamati garam uranium yang dapat
memancarkan radiasi. Radiasi yang dipancarkan ini dapat menghitamkan pelat film
meskipun film tersebut ditutup rapat dengan kertas hitam. Henry Becquerel
mengatakan bahwa garam uranium memancarkan sinar secara spontan. Unsur yang
memancarkan sinar secara spontan disebut unsur radioaktif dan sinar yang
dipancarkan ini disebut sinar radioaktif.
 Kemudian pada tahun 1898 suami istri Piere Curie dan Marie Curie dapat
menemukan unsur polonium (Po) dan radium (Ra) yang juga bersifat radioaktif.
 Pada tahun 1903 Ernest Rutherford menemukan sinar yang bermuatan positif
disebut sinar alfa (α), yang merupakan inti helium (He). Rutherford juga menemukan
sinar bermuatan negatif yang disebut sinar beta (β).

5
 Pada waktu itu pula Paul Ulrich Villard menemukan sinar yang tidak bermuatan
disebut sinar gamma (γ). Sinar ini merupakan gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang sangat pendek.
 Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan adanya hubungan masa dengan energi
dalam rumus :
E = mc2
Dimana
E = energi (erg)
c = kecepatan cahaya (3 x 1010cm/detik)
m= massa (gram)
Dari rumus di atas, 1 gram materi dapat dihasilkan energi sebesar 9. 1020 erg natau
setara dengan ledakan 20.000 ton TNT. Pada saat ini sudah banyak ilmuwan yang
memikirkan bagaimana memanfaatkan energi yang terkandung dalam atom untuk
meningkatkan kesejahteraan umat manusia, serta bagaimana mengatasi dampak
negatif dari pemanfaatan energi tersebut.

2.3 Sifat-Sifat Sinar Radioaktif

Meskipun tidak dapat dilihat dengan mata namun secara umum sinar radioaktif memiliki
sifat-sifat:
 menghitamkan pelat film,
 dapat mengionkan gas yang dilewati,
 memiliki daya tembus yang besar, serta
 menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (mengalami fluoresensi).
Sinar yang dipancarkan unsur radioaktif ada tiga macam, yaitu sinar alfa (α), sinar beta (β),
dan sinar gamma (γ).

6
Perbedaan ketiga jenis sinar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
Sinar alfa ( α ) Sinar beta (β) Sinar gamma ( γ )

1. Merupakan Inti Helium, 1.Merupakan Elektron 1.Merupakan Gelombang


Bermasa 4 Dan Bermuatan Berkecepatan Tinggi, E L E K T Romagnetik,
+2, Simbolnya 42𝛼 Atau 42𝐻𝑒 Tidak Bermassa Dan Tidak Bermassa Dan
2. Daya Ionisasinya Bermuatan Negatif Tidak Bermuatan,
Besar Satu (-1), Simbolnya −10𝛽 Atau Simbolnya 00Γ
0
3. Daya Tembusnya −1𝑒 2.Daya Ionisasinya Kecil
Kecil 2.Daya Ionisasi Α > 𝛽> γ 3.Daya Tembusnya Besar
3.Daya Tembus Α < 𝛽< γ

Dengan jenis muatan yang dimilikinya, bila sinar radioaktif dilewatkan dalam medan magnet
maka akan terurai sebagai berikut.
a. Sinar alfa (α): akan tertarik ke medan magnet negatif.
b. Sinar beta (β): tertarik ke medan magnet positif.
c. Sinar gamma (γ): tidak dibelokkan oleh medan magnet

2.4 Peluruhan Radioaktif


Kestabilan inti
Inti atom terdiri atas netron dan proton. Proton bermuatan positif, sedangkan netron
tidak bermuatan (netral). Netron dalam inti berfungsi menjaga gaya tolak-menolak
antarproton. Oleh karena itu kestabilan inti ditentukan oleh perbandingan banyaknya proton
dengan netron. Jika digambarkan grafik nomor atom (jumlah proton) terhadap jumlah netron
pada inti yang stabil (tidak radioaktif), akan diperoleh suatu grafik berupa pita yang
dinamakan pita kestabilan inti (stability band).
Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag
berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh
(bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses
peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energi peluruhan. Jika
inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya.

7
Unsur radioaktif secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau
gelombang elektromagnet (non partikel).

 Peluruhan Sinar Alfa

Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan
memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi pembebasan
energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti
anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya.

Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium tanpa elektron dan
partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom berubah. Perubahan demikian dapat
menyebabkan radiasi γ.
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat,
dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun pada peluruhan beta akan menambah
atau mengurangi nomor atom sebesar satu (nomor massa tetap sama).
Contoh :
238
92𝑈 → 234 4
90𝑇ℎ + 2𝐻𝑒
226
88𝑅𝑎 → 222 4
86𝑇ℎ + 2𝐻𝑒

 Peluruhan Sinar Beta


Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan
meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel netral
yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk peluruhan sinar beta yang lain
adalah peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino.
Neutrino memiliki sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar
perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti
atom tetap stabil.
𝐴
𝑍𝑋 → 𝑍+1𝐴𝑌 + −10𝛽 X = Inti Induk
𝐴
𝑍𝑋 → 𝑍−1𝐴𝑌 + +10𝛽 Y = Inti Anak
Contoh :
14
6𝐶 → 147𝐶 + −10𝛽
12
7𝑁 → 126𝐶 + +10𝛽

8
 Peluruhan Sinar Gamma
Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan
dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini
dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang
memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya
menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi
saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.
𝐴
𝑍𝑋 ∗ → 𝐴𝑍𝑋 + X + γ

2.5 Besaran Radioaktif

 Waktu paruh

Waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi tinggal
setengah dari semula. Radiasi radionuklida mempunyai sifat yang khas (unik) untuk masing-
masing inti. Peristiwa pemancaran radiasi suatu radionuklida sulit untuk ditentukan, tetapi
untuk sekumpulan inti yang sama, keboleh jadian peluruhannya dapat diperkirakan. Waktu
paruh bersifat khas terhadap setiap jenis inti.

 Aktivitas Radioaktif

Aktivitas radioaktif adalah banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik. Semakin
besar aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang berdisintegrasi perdetik. (Aktivitas tidak
bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan oleh cuplikan, atau
dengan energi radiasi yang dipancarkan. Aktivitas haya ditentukan oleh jumlah peluruhan
perdetik).

9
2.6 Pengaruh Radiasi pada mahluk hidup
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil
tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat
mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang
reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom.
Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat
mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.
Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu paparan.
Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada bila dosis yang
sama diterima pada waktu yang lebih lama. Secara alami kita mendapat radiasi dari
lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu,
dari berbagai kegiatan seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang
yang tinggal disekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam
batas aman.

2.7 Efek Radiasi pada Tubuh Manusia

Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh manusia, dari taraf yang paling
ringan hingga fatal. Derajat taraf ini tergantung pada beberapa faktor:
1. Jenis radiasi
 Radiasi eksterna: merupakan radiasi yang berasal dari luar tubuh manusia yang dapat
memberikan radiasi total pada tubuh atau partial/sebagian. Radiasi dari sumber alpha dan
beta yang berkekuatan kurang dari 65 KeV, tidak cukup kuat untuk menembus kulit
manusia, sehingga tidak berbahaya. Radiasi dari sumber sinar-X dan gamma serta neutron
lain yang lebih besar dari 65 KeV, cukup kuat untuk menembus kulit manusia sehingga
cukup berbahaya.
 Radiasi interna, adalah masuknya radionuklida pada tubuh manusia melalui saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan luka pada kulit.
2. Lamanya penyinaran.
3. Jarak sumber dengan tubuh.
4. Ada tidaknya penghalang antara sumber dengan tubuh.

10
Beberapa efek biologi pada tubuh manusia :
1. Efek genetik.
Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir disebut efek genetik. Efek
ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma atau ovarium akibat radiasi. Atau,
bila radiasi berinteraksi dengan makro molekul DNA, dapat memodifikasi struktur molekul
ini dengan cara memecah kromosom atau mengubah jumlah DNA yang terdapat dalam sel
melalui perubahan informasi genetik sel

2. Efek somatik
Bila organisme (seperti manusia) yang terkena radiasi mengalami kerusakan biologi sebagai
akibat penyinaran, efek penyinaran tersebut diklasifikasikan sebagai efek somatik. Efek ini
tergantung pada lamanya terkena radiasi sampai pertama timbulnya gejala kerusakan radiasi.
Selanjutnya diklasifikasikan sebagai efek somatik jangka pendek atau jangka panjang.
 Efek somatik jangka pendek
Efek ini timbul dalam waktu beberapa menit, jam, atau minggu sejak penyinaran radiasi.
Efek dari dosis yang tinggi terlihat dengan gejala: mual, lemas, eritema (kemerahan abnormal
di kulit), epilasi (rontoknya rambut), gangguan darah, gangguan entistimal, demam dan
terkelupasnya lapisan luar kulit, berkurangnya jumlah sperma pada pria, kemandulan tetap
atau sementara dari wanita dan pria, serta kerusakan sistem syaraf pusat (pada dosis radiasi
yang sangat tinggi).
Beberapa efek somatik jangka pendek:
a. Sindrom radiasi akut
Sindrom radiasi akut terjadi setelah seluruh tubuh manusia menerima dosis radiasi ionisasi
yang besar dalam waktu singkat. Sindrom radiasi akut ini termanifestasi dalam 4 tahap:
o Tahap prodromal: terjadi beberapa jam setelah penyinaran, dengan ciri-ciri mual, muntah,
diare, dan lemas.
o Tahap laten: gejala seperti tahap prodromal, sudah tidak terlihat dalam satu minggu.
o Tahap manifes: gejala ini terlihat pada akhir minggu pertama atau setelah tahap laten.
Beberapa gejalanya antara lain bingung, epilasi, haus, diare yang parah, demam, infeksi,
perdarahan, dan gangguan kardiovaskular.
o Tahap kesembuhan atau kematian: setelah mengalami ketiga tahap tersebut, kemungkinan
yang akan terjadi adalah kesembuhan atau kematian. Kematian terjadi apabila seluruh tubuh
menerima penyinaran dosis subtotal sebesar 2-3 Gray (200-300 rad), sedang kesembuahan
terjadi dalam waktu 3 bulan.
11
b. Sindrom hematopoetik (sindrom tulang)

Terjadi setelah tubuh manusia menerima dosis radiasi sebesar 1-10 Gray (100- 1000
rad). Penyinaran ini menyebabkan jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan platelet dalam
aliran darah akan berkurang. Juga dapat menimbulkan kerusakan sel-sel lain dalam organ
sehingga sistem organ gagal berfungsi atau tubuh kehilangan kemampuan melawan infeksi.
Dengan demikian, tubuh akan makin mudah terserang infeksi yang akhirnya mengalami
perdarahan.

c. Sindrom gastrointestinal
Pada manusia, sindrom gastrointestinal timbul pada dosis 1 Gray (100 rad), dengan
gejala-gejala mual yang parah, muntah, diare, hilangnya nafsu makan, perdarahan pada
saluran GI, infeksi, lemas, demam, anemia, ketidakseimbangan elektrolit, dan hilangnya
cairan tubuh yang kemudian berakibat fatal, yaitu meninggal. Kejadian tersebut terjadi dalam
waktu 3--5 hari setelah penyinaran.

d. Sindrom sistem saraf pusat


Merupakan radiasi akut karena dosis yang diterima sekitar 50 Gray(5000 rad). Orang
yang terkena radiasi ini akan menunjukkan gejala dis-orientasi serta syok, diiringi mual yang
parah, muntah, diare cair, terkaget-kaget disertai bingung dan kurang terkoordinasi, serta rasa
terbakar pada kulit. Juga edema, hilangnya keseimbangan, lemas, kejang-kejang,
ketidakseimbangan elektrolit, frustrasi, koma, dan kematian karena gangguan kardiovaskular.
Hasil akhir dari kerusakan ini adalah kegagalan sistem saraf pusat yang menimbulkan
kematian segera.

12
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

1. Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan


radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan
inti atom yang takstabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida
disebut zat radioaktif

2. Sejarah Penemuan Radioakitif Sifat-sifat Radioaktif

 Pada tahun 1895 Williem K. Rontgen menemukan sinar-X dengan jalan


menembakkan sinar katoda pada pelat aluminium
 Pada tahun 1896, Henry Becquerel mengamati garam uranium yang dapat
memancarkan radiasi. Radiasi yang dipancarkan ini dapat menghitamkan pelat film
meskipun film tersebut ditutup rapat dengan kertas hitam
 pada tahun 1898 suami istri Piere Curie dan Marie Curie dapat menemukan unsur
polonium (Po) dan radium (Ra) yang juga bersifat radioaktif.
 Pada tahun 1903 Ernest Rutherford menemukan sinar yang bermuatan positif
disebut sinar alfa (α), yang merupakan inti helium (He). Rutherford juga menemukan
sinar bermuatan negatif yang disebut sinar beta (β).
3. Sifat-Sifat:
 Menghitamkan pelat film,
 Dapat mengionkan gas yang dilewati,
 Memiliki daya tembus yang besar, serta
 Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (mengalami fluoresensi)
4. Kestabilan inti ditentukan oleh perbandingan banyaknya proton dengan netron.
5. Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu
paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada
bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama
6. Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh manusia, dari taraf yang paling
ringan hingga fatal
7. Waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi
tinggal setengah dari semula disebut waktu paruh

13
DAFTAR PUSTAKA

Krane, Kenneth. 2008.Fisika Modern.Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

Lasmi, Ni Ketut. 2012. SPM Fisika untuk SMA dan MA. Bandung : Erlangga

https://file.upi.eedu/direkori/fpmipa/jur_pend_fisika/195708071982112nwiendartun/2_radioa
ktif.pdf

www.ebook.sman1slosch.id/Kimia/KIMIA%XII%20PS/PDF/BAB%204%RADIOAKTIF.pd
f

https://atophysics.files.wordpress.com/2008/11/materi-26.pdf\

14

Anda mungkin juga menyukai