SAP Pengaturan Diet Pada Penderita Tuberculosis
SAP Pengaturan Diet Pada Penderita Tuberculosis
PENGATURAN DIET
BAGI PENDERITA TUBERCULOSIS
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fundamental of Nursing III)
Disusun oleh
Arif Abdurahman
220110110092
Terlampir
MEDIA
- Presentasi powerpoint
- Flip chart
- Poster
- Leaflet
METODE
Kegiatan Pembelajaran
Jawaban
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang disebut
Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainya. Menular dari orang ke orang melalui tetesan dari
tenggorokan dan paru-paru orang dengan penyakit pernapasan aktif.
Gejala penyakit TB dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama
pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru
dewasa dengan Bakteri Tahan Asam positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.
Definisi Diet
Diet adalah pengaturan jumlah asupan makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.
Kebiasaan diet adalah keputusan kebiasaan seseorang atau suatu budaya untuk
memilih makanan apa yang cocok untuk dimakan.
Diet dalam kamus pelengkap kesehatan keluarga tahun 2009 memiliki arti sebagai
pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi
jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan
terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan.
Tujuan dilakukannya terapi diet bagi penderita tuberculosis adalah untuk memberikan
makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang bertambah guna
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Orang dengan TB aktif sering kekurangan gizi dan menderita defisiensi mikronutrien
serta penurunan berat badan dan nafsu makan menurun. Malnutrisi meningkatkan
risiko perkembangan dari infeksi TB menjadi penyakit TB aktif.
Malnutrisi atau kekurangan nutrisi adalah temuan paling umum yang dialami
penderita TB. Jika menderita efek kesehatan negatif TB, merancang dan
mempertahankan program diet seimbang menjadi salah satu cara yang paling efektif
untuk memerangi atau mengontrol kondisi serta untuk mengurangi kemungkinan
terkena kekurangan gizi.
Syarat Diet
Energi tinggi
Karbohidrat cukup (60-70% total energi)
Protein tinggi (75-100 gr/hari)/ 2-2.5 gr/kg BBI
Lemak cukup (20 ± 25% total energi)
Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin C dan Fe
Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien
Makanan mudah cerna
Kebutuhan nutrisi dan diet yang tepat bagi penderita TBC
Selain pengobatan antibiotik, diet TB yang tepat juga diperlukan untuk memasok
tubuh dengan berbagai nutrisi penting. Konsumsi alkohol harus benar-benar dihindari
selama mengidap TB karena bisa menyebabkan memburuknya kondisi dan
komplikasi lebih lanjut. Makanan berminyak dan pedas juga harus dihindari. Dengan
pengobatan yang tepat dan diet sehat, suat kemungkinan untuk mendapatkan berat
badan yang sehat. Diet TB harus terdiri dari banyak buah dan sayuran segar. Hal ini
penting untuk mempertahankan asupan kalori yang tepat. Mengkonsumsi berbagai
buah-buahan dan sayuran. Diet untuk pasien tb juga harus memasukkan kacang-
kacangan. Hal ini membantu untuk menjaga berat badan dan juga membangun
kekebalan terhadap penyakit lebih lanjut. Susu dan produk susu juga harus menjadi
bagian dari diet. Ada juga produk susu rendah lemak dan lemak bebas tersedia saat
ini.
Selain diet yang tepat, individu juga harus mendapatkan istirahat yang cukup
sehingga sistem kekebalan tubuh dapat pulih dan berfungsi dengan baik. Ketika
terpengaruh dengan TBC, disarankan untuk tinggal di rumah
Energi
Kebutuhan energi pada pasien TB meningkat karena penyakit itu sendiri. Kebutuha
energy sekitar 35 - 40 kkal per kilogram berat badan ideal.
Protein
Asupan protein diet adalah penting untuk mencegah pemborosan cadangan tubuh
(misalnya jaringan otot). Sebuah asupan 1.2 - 1,5 g per kilogram berat badan atau
15% dari energi total harian asupan atau sekitar 75 - 100 g per hari akan cukup.
Seperti yang selalu terjadi untuk kesehatan yang baik, ada makanan tertentu yang
tidak boleh makan dan zat Anda tidak harus menggunakan.
Dapat dilihat dibawah ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada
penderita tuberculosis.
Sumber karbohidrat Nasi, roti, dan hasil olahan Dimasak dengan banyak
tepung seperti kue minyak kelapa atau santan
kental
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil minyak kelapa
olahan seperti keju dan
yoghurt
Sumber protein nabati Semua jenis kacang-
kacang dan hasil
olahannya seperti tempe
dan keju
Sayuran Semua jenis sayuran
seperti; bayam, buncis,
daun singkong, kacang
panjang, labu siam dan
wortel direbus, ditumis
dan kukus
Buah-buahan Semua jenis segar seperti;
pepaya, semangka, melon,
pisang, buah kaleng, buah
kering dan jus buah
Minuman Madu, sirup, teh dan kopi Minuman rendah kalori
encer
Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega, Santan yang kental
margarin, santan encer,
salad
Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi Energi Tinggi
Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita.
Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah yang sedikit tapi sering
dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.
Berikut merupakan hitungan kasar memakai standar diet agar memenuhi program diet
TETP I.
Ketika makan pagi, usahakan perbanyak asupan karbohidrat, jika memungkinkan
sumbernya dari tepung gandum, seperti roti. Ditambah dengan protein hewani seperti
ikan laut sebanyak 1,5 porsi, juga sayur kira-kira 0,3 mangkok. Nabati dari kacang-
kacangan, tahu tempe 1,5 potong, tapi hindari kacang merah karena bergas.
Selingan jam 10 bisa jus, dan usahakan memakan roti, minimal 1 porsi, lebih bagus
lagi ditambah putih telur.
Jam 4 sore, harus ada karbohidrat plus telur, bisa juga kue dan buah.
Makanan tersebut diusahakan jangan digoreng dan juga jangan memakai santan.
Makanannya merupakan tumis-tumisan, masakan yang direbus atau yang
dipanggang.
Arsik 95 94,05 1
Ayam Bakar Bumbu Kuning 100 129,4 1,5
Ayam Panggang 100 164,3 3,25
Daging Panggang 70 150 1,75
Ikan Mas Pepes 200 143,5 1,75
Sambal Goreng Tempe 50 116 1,5
Telur Asin Rebus 75 138 1,75
Telur Ayam Rebus 60 97 1,25
Udang Rebus 100 91 1,25
Sayuran Golongan A
Sayuran Golongan B
Sayuran Golongan C
Minuman Golongan B
Apel 160 92 1
Apel Merah 140 82 1
Belimbing 160 80 0,75
Duku 200 81 1
Jambu Air 60 35,4 0,5
Jambu Biji 320 157 2
Jeruk Medan 140 46 0,5
Jeruk Pontianak 150 67 0,75
Jeruk Sunkist 200 40 0,5
Mangga Manalagi 100 72 1
Nanas 200 104 1,25
Pepaya 100 46 0,5
Pir 200 80 1
Pisang Rebus 125 136,5 1,75
Salak 150 63,6 0,75
Semangka 150 48 0,5
Alpukat 100 85 1
Anggur 125 60 0,75
Lengkeng 100 79 1
Melon 120 46 0,5
Mangga Harum Manis 300 90 1
Pir Hijau 200 105 1,25
Pisang Ambon 100 74,2 1
Pisang Barangan 200 236 3
Pisang Mas 125 11 1,5
Pisang Raja 150 126 1,5
Sirsak 125 55 0,25
Bakpia 25 68 1
Bakwan 100 270 3,25
Bika Ambon 50 99 1,25
Black Forrest 200 585 7,5
Cara Bikang 70 128 1,5
Cheese Cake 10 281 3,5
Dunkin Donat Keju 170 283 3,5
Emping Melinjo Asin 25 173 2,25
Kastengels (10 bh) 100 426 5,75
Keju Lembaran (1bh) 20 65 3,25
Kerupuk Mie 25 119 1,5
Klepon 60 68 0,75
Kroket Kentang 75 146 1,25
Kue Ape 60 151 2
Kue Cubit 60 183 2,25
Kue Cucur 90 152 2
Kue Ku 50 237 3
Kue Lumpur 80 232 3
Kue Pukis 40 181 2,25
Lapis Legit 50 307 3,75
Lemet/Timus 120 603 7,5
Lopis Ketan 125 350 4,25
Lumpia 60 76 1
Martabak Keju 100 265 .3.25
Martabak Mesir 100 200 2,5
Martabak Telur 95 196 2,5
Muffin Coklat 80 361 4,5
Muffin Keju 80 400 5
Nastar (7bh) 150 538 6,75
Onde - Onde 65 317 4
Pastel 75 302 3,75
Potato Chip 170 298 3,75
Putu Mayang 120 98 1,25
Rempeyek Kacang 50 250 3
Risol 100 247 3
Roti Coklat 100 240 3
Sosis Solo 50 191 2,25
Sus Vla 85 129 1,5
Talam Hijau 70 292 3,5
REFERENSI
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap Keluarga
Sehat. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Somantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
World Health Organization. 2012. Nutritional care for adults with active
tuberculosis. http://www.who.int diakses pada tanggal 8 April 2012.