Anda di halaman 1dari 91

Diktat Kuliah

SINYAL DAN SISTEM

oleh

Chunaeni Latief

UNIVERSITAS LANGALANG BUANA


BANDUNG-40216
JL. KARAPITAN 116, Telp 022-4218084, Fax: 022-4237144
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam era teknologi komunikasi, informasi dan pesatnya perkembangan elektronika digital,
pembahasan sinyal mengalami lompatan yang sangat jauh. Demikian juga pemakaian keseharian
menunjukkan kemajuan pesat baik penyampaian informasi secara individu maupun kelompok yang
sudah bersifat mendunia dan menyebar secara terbuka. Khususnya adanya media internet maupun
mobile phone yang memanfaatkan jaringan satelit dengan jaringan dibawahnya (kabel, nirkabel, fiber),
sangat memasyarakat. Sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai sinyal dan sistem
untuk kemajuan penerapan konsep sinyal dan sistem, namun cukup mudah dimengerti.
Dari ungkapan di atas, maka perlu digagas pembahasan yang mencakup: Pendahuluan
(pengertian dan bentuk sinyal, konsep sinyal dan lingkup), Sinyal Kontinyu, Diskontinyu dan Diskrit,
Klasifikasi Sinyal, Daya Sinyal waktu Kontinyu, Operasi Dasar Sinyal Waktu Kontinyu, Sinyal Periodik
Waktu Kontinyu, Sinyal Sinusoidal, Sinyal Waktu Diskrit, Bentuk Sinyal Waktu Diskrit, Daya Sinyal
Waktu Diskrit, Sinyal Periodik, Sinyal Kompleks, Sinyal Impuls Operasi Sinyal Waktu Diskrit,
Pembangkitan Sinyal, Transformasi Fourier dan Penggunaannya dalam Analisis Sinyal dan Sistem,
Sistem domain waktu, dan Sistem domain frekuensi.

1.1.Konsep Sinyal

Tatkala makhluk hidup atau manusia dilahirkan di dunia, semua makhluk hidup/manusia
sudah diberi modal sinyal oleh Allah SWT yaitu menangis atau kode kepada induknya atau orang
tuanya, yang menandakan bayi memberikan informasi kepada orang tua ada komunikasi dengan
sinyal tangisan agar orang tua mengerti, bahwa bayi memerlukan menetek, buang air, atau kedinginan
atau terlalu terang, panas dan sebagainya. Jadi awal sekali kita sudah mengenal sinyal dan isyarat,
muncul pertanyaan apa sinyal.
Konsep sinyal dan sistem dikembangkan sangat luas diberbagai bidang antara lain:
komunikasi, penerbangan, desain rangkaian elektronik, seismologi, biomedical, pembangkitan dan
distribusi energi, kendali proses kimia, pengolahan suara dan berbagai penerapan lainnya.
Gambar.1. 1a. Contoh sinyal yang dikeluarkan dari suara seseorang1

Pengertian dan Bentuk Sinyal


Apa sebetulnya sinyal, sinyal adalah fenomena atau informasi yang berasal dari alam raya
ini dari benda hidup ataupun benda mati atau dari Sang Pencipta alam dalam bentuk apa saja yang
dapat memberikan pengertian bagi yang menerima atau memerlukan atau pengguna (user) dengan
variable bebas.
Sinyal dapat berbentuk isyarat, benda, kode, tulisan suara, lambang, gambar, fasa, amplitude,
noise, kode cahaya, kode bendera, mimpi maupun firman Allah (wahyu) dalam bentuk kontak ke batin
Para Utusannya, dsb. Sinyal ini dapat berubah-ubah tergantung variabel apa yang melatar belakanginya.
Misal waktu, frekuensi, jarak, kecepatan, bentuk dan lainnya.

Secara matematis, sinyal dijelaskan sebagai suatu fungsi dari satu atau lebih variabel bebas.
Contoh: x(t) = at, s(tg, /) = tg (tangan tegak, hati hati), / (berjalan), s(x,y,z,t) = ax + 3by + 10 dz +
15 t, Firman Allah (fungsi keadaan dan waktu) = ayat – ayat Al-Quran atau ayat kauniyah yang ada
di alam raya.
Contoh sinyal:

 Sinyal elektrik : tegangan dan arus pada rangkaian


 Sinyal akustik : audio atau sinyal percakapan (analog atau digital)
 Sinyal video : variasi intensitas pada sebuah citra
 Sinyal biological : urutan pada gen
 kode gambar : lambang bendera pramuka
 Kode cahaya : lampu senter , shocle, dim dsb
 Sinyal suara : tangis bayi yang baru lahir
 Benda mati : batu memberikan informasi bentuk, warna, kandungan, suhu
yang dipunyai, posisi, petunjuk umur keberadaannya (lapisan
geologi, dan umur batuan) dsb.
 Kode-kode : bit computer
 Industri : jumlah produksi dari sebuah mesin atau industry: zak semen,
pupuk, kacang goring dsb.
 Wahyu ke Rosul : melalui Malaikat Jibril: ke Nabi Muhammad dari Allah
dimana saja dalam bentuk suara, mimpi Nabi Yusuf,
Sepuluh perintah Allah ke Nabi Musa, Perintah Allah kepada
api agar dingin terhadap Nabi Ibrohim , perintah qurban
dalam mimpi dsb.

Gambar 1.1b. Contoh bentuk sinyal modulasi.

Pengertian variable bebas; adalah penentu karakter sinyal yang merupakan penentu atau ciri
yang dapat berubah-ubah. Contoh: Sinyal (suhu atmosfer) berubah terhadap waktu dan tempat, serta
ketinggian dapat dituliskan T(t,x,y,z, h). Kesehatan manusia tergantung pola makan dan olah raga
serta hidup bersih. Perokok tergantung pada variable: punya uang, teman yang punya rokok (dikasih
atau minta), waktu merokok, tempat merokok. Dalam kasus pembahasan sinyal ini ditinjau dari
keberadaannya adalah:
 Sinyal waktu Kontinyu dan diskontinyu
 Lintasan pesawat luar angkasa, benda di angkasa, beredar terus menerus tak pernah
berhenti, suhu atmosfer.
 Tegangan/voltase listrik, arus listrik.
 Diskrit
 DNA
 Piksel pada citra digital
 Dapat berupa 1-D, 2-D, . . . N-D disebut Sinyal Multikanal dan Sinyal Multidimensi

1.2. Sinyal Waktu Kontinyu, Diskontinyu dan Diskrit


A. Sinyal Waktu Kontinyu atau CV (Continous Variable Time) adalah: sinyal yang
mempunyai nilai tak terputus dalam kawasan atau domain waktu. x(t), maupun kawasan variable
lainnya (misal frekuensi) x(f), disebut sinyal kontinyu jika mempunyai nilai tak terrputus.

x(t) I(f)

x(t) y(t)
sistem
t f
I(f) h(f)

Gambar 1.2 Sistem dengan sinyal kontinyu

Gambar 1.2. di atas menunjukan sistem dengan sinyal kontinyu dengan masukan x(t) setelah melalui
proses dalam sistem, maka keluaran sistem adalah y(t). Karakteristik y(t) dalam penerapanya adalah sesuai
dengan karakteristik keluaran yang diinginkan perancang sistem. x(t) dan y(t) mempunyai nilai yang kontinyu
sepanjang waktu (t). Atau dapat juga variabel lainnya I(f) = k h(f). Atau sinyal kontinyu merupakan argument
real dari fungsi real x(t) dimana t dapat bernilai real sembarang. x(t) mungkin bernilai 0 untuk range
nilai t tertentu yang diberikan. Sinyal waktu kontinyu, dapat berbentuk x(t), t, kontinyu, I(f), f frekuensi
kontiyu.
Sinyal satu dimensi dalam bentuk variable tunggal, yaitu sinyal dalam satu gerak ordinat
dalam hal ini peubah bebasnya disebut ‘waktu’ dilambangkan dengan t, sehingga amplitude sinyal
ditulis sebagai x(t), y(t), h(f). Dalam fungsi frekuensi I(f) misal radiasi tergantug frekuensi.
Kebanyakan sinyal satu dimensi dalam dunia nyata adalah fungsi dari waktu berubah, seperti:
tegangan, arus listrik, suhu, kecepatan, tekanan, radiasi matahari dll
Bentuk sinyal dalam dua dimensi kontinyu, adalah sinyal yang mempunyai bentuk dua
ordinat misal bidang dan waktu: pergerakan awan, sinyal dalam koordinat x dan y yang terjadi
sepanjang masa. Dari klasiikasi di atas, maka sinyal waktu kontinyu dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sinyal bernilai kontinyu: jika seluruh harga yang mungkin pada range yang finite (terbatas)
maupun infinite (tidak terbatas) dalam variable apa saja.Fokus pada 1-D, variabel “waktu”, variable
frekuensi, fariabel fasa dsb. Contoh: tegangan dan arus, tekanan, suhu, kecepatan, dll.

B. Sinyal Diskontinyu adalah: sinyal yang relative terputus baik dalam variable waktu maupun
dalam variable lainnya. Misal; hujan, sinar matahari yang sampai ke bumi terhalang awan,
memancing memperoleh ikan, bercakap cakap baik dalam kondisi bebas ataupun dalam ponsel. Jadi
sinyal tersebut dapat kontinyu hanya sebagian waktu saja, namun terputus putus (lihat Gambar 1.3).

terputus
Gambar 1.3. Sinyal diskontinyu (terputus)

Contoh : X(t) = A sin ωt untuk 0< t < 5/2π, 20 π< t < 50π
C. Sinyal Diskrit, yaitu: sinyal yang mempunyai nilai dari satuan waktu diskrit n yang merupakan
hasil sampling ataupun keluaran sistem yang berbentuk sampling dengan bilangan bulat, x(n) = A ,
untuk - ∞ < n < ∞.

x(n) y(n)

x(n) y(n)
sistem
n n

Gambar 1.4. Sinyal diskrit dengan sistem diskrit

Sinyal waktu diskrit: merupakan fungsi dari argument yang hanya bernilai pada bagian
diskrit (hasil sampling dengan variable bebas) dari waktu n, x[n] dimana n bilangan bulat (integer) =
{...-3,-2,-1,0,1,2,3, 4, 5,….12,…. 23...}, n tidak didefinisikan untuk pecahan. Contoh sinyal hasil
sampling fungsi waktu tersebut setiap satu menit sekali, disebut diskrit (lihat Gambar 1.5)

Gambar 1.5. Sinyal diskrit (hasil sampling)


Gambar 1.6. Pengiriman sinyal kontinyu dari sumber dalam bentuk analog (atas),
Sinyal diskrit kontinyu yang dikirim pada komunikasi digital (bawah).

Gambar 1.4. diatas menunjukan sistem diskrit dengan masukan x(n) setelah melalui proses
dalam sistem maka keluaran sistem adalah y(n). Seperti halnya pada karakteristik keluaran sistem
kontinyu maka keluaran sistem diskrit y(n) dalam penerapannya adalah sesuai dengan karakteristik
keluaran yang diinginkan perancang sistem dan proses yang dilaluinya. Gambar 1.6 menunjukkan
pemacar AM dalam kontinyu waktu, sedang pemancar FM merupakan modulasi digital yang digagas
dari bentuk diskrit yang dikonversi ke digital.

1. 3. Sinyal Multikanal dan Sinyal Multidimensi


Sinyal Multikanal
Sk(t) dimana k=1,2,3, merupakan sinyal dari sensor/sumber yang banyak sampai ke-k yang
merupakan fungsi waktu, maka:merupakan vektor multikanal dari setiap sensor.
Contoh: siyal yang menampilkan masing-masing konsentari CO2, SO2, CO, O3 dsb, Kanal
dalam TV, maupun satelit, ataupun komunikasi.
Sinyal Multidimensi
Sinyal tergantung lebih dari 1 variabel bebas, maka sinyal tsb disebut dengan sinyal
multidimensi. Contoh sinyal dalam domain waktu, domain ruang f (x,y,z). Contoh: hasil
pemetaan 3 dimensi. Dalam bentuk vector dalam koordinat (multikanal): f(x,y,z,t) atau x =
x1(t), y = x2(t), z = x3(t), sehingga :
Gambar 1.7 Hasil peta 3 dimensi dari suatu sinyal Lidar dan foto udara

1.4. Sinyal Periodik dan tidak Periodik


Sinyal x(t) periodik dengan perioda t (t > 0) jika dan hanya jika x(t+T) = x(t) untuk setiap t.
Jika tidak ada nilai T yang memenuhi persamaan tersebut, sinyal dikatakan tidak periodik.

Contoh: x(n) = Asin 2πfωn dimana f = k/N ………….. (1.1)


Sinyal di atas akan periodic apabila f bernilai rasional, ini berarti: dimana k dan N adalah
integer. Contoh sinyal periodik sinussoida

……… (1.2)

Gambar 1.8. Sinyal periodik sinus dalam bentuk sinus dan uraian sinus bentuk kotak dari
deret Fourier.

Gelombang kotak mempunyai bentuk fungsional (yaitu deret Fourier) sebagai berikut.
……………… (1.3).

1.5. Sinyal simetris (genap) dan tidak simetris (ganjil)

Suatu sinyal berharga real x(t) disebut simetris (genap) jika (lihat Gambar 1.8a) contoh
sinyal cosinus.:
x(-t) = x(t) ………………………………….. (1.4)
sedangkan suatu sinyal disebut tidak simetris (ganjil) apabila (lihat gambar 1.8b.), nilai genap di
balik, contoh sinyal sinus :
x(-t) = - x(t) …………………………………… (1.5)
Jika x(t) adalah ganjil, maka x(0) = 0, dan nilai di bawah ini memenuhi peresamaan tersebut:
xe (t) = ½ [x(t) + x(-t)]
xo(t) = ½ [x(t) - x(-t)} …………………………………. (1.6)
7 x(t) = xe (t) + xo (t)

Gambar 1.8. a. Sinyal genap, b sinyal ganjil

1.5. Sinyal Deterministik dan Sinyal Acak


 Sinyal Deterministik adalah sinyal yang dapat dimodelkan secara matematis dan
dapat diprediksi nilainya. Lihat Gambar 1.9 (a).
(a) (b)
Gambar 1.9. Kiri (a) sinyal deterministik diskrit, kanan (b) sinyal non deterministik acak.

 Sinyal Acak Non deterministic adalah sinyal yang tidak dapat dimodelkan secara matematis
dan nilainya tidak dapat diprediksi (acak) Gambar 1.9 (b).

1.6. Daya dan Energi Sinyal


Sinyal yang merupakan informasi salah satunya merupakan fenomena besaran fisik yang
berbentuk daya kontinyu atau energi yang dipancarkan. Contoh i(t) arus listrik maupun tegangan
listrik v(t) yang dilalukan ke tahanan atau kapasitor dan lilitan merupakan daya yang disalurkan ke
impedansi tersebut dengan daya:
P (t) = v(t) i(t) = (1/R) v2(t) ……………………….. (1.7)
ta
Energi yang disalurkan W(t) = ∫(1/R) v2(t) dt ……………………………… (1.8)
to

Energi sinyal periodik x(n) dalam satu perioda, 0 < n < T-1, adalah finite apabila x(n)
bernilai finite dalam perioda tersebut. Daya rata-rata dari sinyal periodik adalah finite dan nilainya
sama dengan daya rata-rata pada satu perioda atau satu waktu tertentu. Jadi power dari sinyal periodik
dengan perioda T, dan mempunyai nilai finite adalah merupakan sinyal dengan energi E yang
didefinisikan:
Nnnnnnnnnmmmnd N 2
E= Σ x | (n) | ……………… (1.9a)
n= - ∞

manakala nilai E terbatas, maka x(n) disebut sinyal energi.


Kebanyakan sinyal yang mempunyai E terbatas dan mempunyai daya rata-ratapun terbatas.
Daya sinyal diskrit didefinisikan sebagai berikut:
NnnnnnnnnnmmmndddN N 2
P = lim 1/(2N+1) Σ x | (n) | ……………… (1.9b)
n ∞ n=-N
BAB II
BENTUK BENTUK SINYAL YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES
DENGAN DOMAIN WAKTU

Ada beberapa sinyal dalam sistem dituliskan dalam variabel waktu, frekuensi atau sudut
ataupun lainnya. Berikut dijelaskan beberapa sinyal dalam domain waktu yang sering digunakan
dalam analisis sinyal dan sistem. Sinyal dalam domain waktu dapat dituliskan dalam bentuk grafik
(Gambar 2.1), fungsional , tabuler, dan deret.
Bentuk Grafik

Gambar 2.1. Sinyal dalam bentuk grafik


Digunakan dalam penggambaran hasil dua koordinat penting (vertikal dan horizontal)

Bentuk fungsional x(t) = 1, t>0


(bentuk persamaan) = 0, t<0
Bentuk data tabular
Tabel 2.1. Sinyal dalam bentuk data tabular
N -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
x(n) 12 2 5 7 8 -5 -10 -2 1
Dipakai dalam penyusunan data sehingga mudah dilihat dan diamati dalam tabel

Bentuk deret x(n) = { …0, 1, 3, …} untuk n=0

Digunakan dalam penulisan sinyal dalam bentuk variable ataupun struktur sinyal.

2.1. Bentuk Fungsional Sinyal Dasar Analog dan Bentuk Grafik


a. Sinyal undak satuan u(t) (step function)
Suatu sinyal x(t) didefinisikan sebagai sinyal undak/ unit step u(t) jika
(step function) x(t)
1
x(t) = 1, t > 0 0 t
= 0, t < 0
t
Gambar 2.2. Sinyal x(t) = u(t)

Sinyal ini dapat dipakai untuk merepresentasikan permulaan dan akhir suatu sinyal yang lebih
kompleks. Dapat juga digunakan untuk mengetes bentuk atau respon dari sistem melalui fungsi step.

b. Sinyal kotak (t) (square function)


x(t)
Sinyal x(t) dikatakan sebagai  (t) jika
1
x(t) = 1, -0,5<t<0,5
= 0, t lainnya Gambar -0,5 0,5 = (t)
2.3. Sinyal x(t) t
c. Sinyal segitiga f(t) (triangular function)
Sinyal x(t) disebut sebagai f(t) jika x(t)

1
x(t) = 1- ltl -1<t<1
= 0, t lainnya
-1 1 t
Gambar 2.4. Sinyal x(t) = (t)
d. Sinyal diskrit pulsa satuan (n) (delta function)
Sinyal x(n) disebut sebagai (n) atau sinyal delta jika

x(n) = 1, n=0 x(n)


= 0, n lainnya 1

n
Gambar 2.5. Sinyal x(n) = (n)

Sinyal (n) biasa digunakan untuk mencari tanggapan cuplik satuan suatu sistem diskrit.
Sinyal ini juga dipergunakan untuk menyatakan suatu fungsi lain:
(2.1)
F (n) = Σ δ(n)f(k-n)

e. Sinyal undak satuan diskrit u(n) (step descrete function)


Sinyal x(n) disebut sebagai u (n) jika
x(n)

1
x(n) = 1, n>0
= 0, n lainnya n

Gambar 2.6. Sinyal x(n) = u(n)

2.2.Representasi Sinyal
Sinyal dapat direpresentasikan dalam berbagai cara. Representasi sinyal kontinyu dapat
dijelaskan dengan lebih mudah, contoh berikut:

Contoh soal 2.1:


Suatu sinyal kontinyu seperti Gambar 2.7 berikut bagaimana merepresentasikan dalam suatu
persamaan sinyal : x(t)

1
1 2 3 t

Gambar 2.7. Sinyal x(t)

Penyelesaian:

Sinyal x(t) diatas mempunyai tiga kondisi yaitu: pada saat 0<t<2, pada saat 2<t<3 dan saat t yang
lain. Dengan demikian dapat dirumuskan suatu fungsi sebagai berikut:
x1(t), 0<t<2 x(t) = 0,5 t

x(t) = x2(t), 2<t<3 x(t) = 1

x3(t), t lainnya x(t) = 0

Dari grafik x(t) dapat dilihat bahwa kondisi selain 0<t<2 dan 2<t<3 tidak ada sinyal x(t)
atau dapat dituliskan x3(t) = 0. Sedangkan pada saat 2<t<3 terlihat bahwa sinyal x(t) bernilai 1
sehingga dapat dituliskan x2(t) = 1.
Untuk mencari nilai x1(t) dipergunakan persamaan garis antara dua titik. Isyarat x1(t)
melalu titik (0,0) yang selanjutnya disebut titik 1 dan titik (2,1) yang selanjutnya disebut titik 2.
Dengan dasar tersebut maka isyarat x1(t) dapat dicari sebagai berikut:
x1 (t ) - x1 t - t1
= (2.2)
x2 - x1 t2 - t1

dengan memasukan nilai-nilai titik 1 dan titik 2 didapatkan:

x1 (t ) - 0 t - 0
= (2.3)
1- 0 2- 0

t
maka: x1 (t ) = (2.4)
2

Jadi x(t) dapat ditulis menjadi persamaan berikut :

05 t, 0<t<2

x(t) = 1, 2<t<3

0, t lainnya

Untuk menuliskan persamaan x(t) dalam satu persamaan dapat digunakan u(t-a) dan u(-b)
sebagai awal dan akhir dari sinyal tersebut. Hal tersebut dapat dipahami dengan ilustrasi sebagai
berikut:

y(t y1( y2(

1 1 1

a b t a b t a b t

(a) (b) (c)

Gambar 2.8. (a) Sinyal y(t) = u(t), (b) sinyal y1= u(t-a), (c) sinyal y2=u(t-b)

Pada Gambar 2.8. (a) adalah suatu sinyal yang bernilai 1 yang dimulai pada t = a dan diakhiri
pada t = b. Sinyal tersebut dari Gambar 2.8, dapat dilihat merupakan hasil pengurangan sinyal y1(t) =
u(t-a) (sinyal undak satuan yang tergeser ke kanan sejauh a) dengan sinyal y2(t) = u(t-b) (sinyal undak
satuan yang tergeser ke kanan sejauh a).

y(t) = y1(t) – y2(t)


jadi y(t) = u(t-a) –u(t-b) …………………………………………………… (2.5)

Untuk menyatakan suatu sinyal x(t) = e-t yang hanya mempunyai nilai pada saat t=1 sampai t = 5
dapat dinyatakan sebagai berikut:

x(t) = e-t{u(t-1) – u(t-5)}

Contoh soal 2.2:

Representasikan sinyal pada contoh 1.1 dalam satu persamaan

0,5t, 0<t<2

x(t) = 1, 2<t<3

0, t lainnya

Penyelesaian : Sinyal tersebut terdiri dari dua isyarat yaitu isyarat bernilai 0,5t yang dimula dari
t=0 sampai t=2 dan isyarat yang bernilai 1 yang mulai saat t=2 dan berakhir pada t=3, maka dapat
dinyatakan sebagai berikut:

x(t) = 0,5t{u(t-0)-u(t-2)} + {u(t-2)-u(t-3)}

= 0,5t {u(t)-u(t-2)} + u(t)-u(t-3)

2.3. Sinyal Sinusoida Waktu Kontinyu dan Kompleks


xa (t) = A cos(ωt +θ), -∞<t<∞ (2.6)
= A cos (2πf t + θ)
dimana: A= Amplituda, ω frekuensi (rad/s), θ phasa (rad), ω = 2πf, f = frekuensi (cycles/s) atau
Hertz. Persamaan (2.6) merupakan sinyal dasar periodiksinusoidal.
Sinyal kompleks dalam fungsi amplituda:

x(n) = A(n) = rn , …………………………….. (2.7)

Fungsi fasa:

 < x(n) =∅(n) = θ(n) . …………………………… (2.8)


Dalam fungsi kompleks, besarnya fungsi sudut adalah arc tg besarnya vector impedansi khayal
dibagi vector impedansi riel atau arc tg jZ/Re Z.
Sifat-sifat sinyal sinusoida analog:
1. Untuk setiap nilai frekuensi tertentu f, xa (t) periodik. Dapat dilihat dari: xa (t-Tp) = xa (t)
dimana Tp =1/f adalah perioda sinyal sinus.
2. Sinyal waktu kontinyu yang mempunyai frekuensi berbeda adalah berbeda satu sama lain.
3. Peningkatan frekuensi f akan meningkatkan laju osilasi sinyal.

Gambar 2.9. sinyal sinusoida analog

a. Sinyal Kompleks dan eksponensial waktu kontinyu


Sinyal kompleks sinyal baik kontinyu maupun diskrit dapat berbentuk kompleks yang terdiri
dari nilai riil dan imaginer yaitu: nilai x bisa real ataupun imaginer dalam bentuk fungsi kompleks
cotoh . x(t) = 220 cos (wt - ∅)+ j 220 sin (wt -∅). Contoh sinyal listrik baik arus maupun tegangan
yang bekerja karena adanya nilai fasa dalam listrik, misal karena induktor maupun kapasitor, yang
mempunyai keluaran kompleks, karena fasa berubah dengan masukan bentuk gelombang sinus arus
bolak balik (AC)
Sinyal eksponensial waktu kontinyu adalah sinyal yang memiliki persamaan

x(t) = A exp (jωt) …………………………… (2.9)

dan jika x(t) = x(t + T), maka x(t + T) = A exp(jω(t + T)) …………. (2.10)

Salah satu sifat penting dari sinyal eksponensial kompleks adalah bahwa sinyal ini periodik.

Sebuah sinyal dikatakan periodik jika terdapat nilai periode fundamental (T) yang memenuhi

untuk semua nilai t.

A exp(jωt) = A exp(jω(t + T)) ……………… (2.11)

Ruas kanan diuraikan menjadi

exp(jωt) = A exp(jωt)*exp(jωT) ………… (2.12)


Artinya, agar sifat periodik terpenuhi maka nilai exp(jωT) = 1. Nilai T yang memenuhi kondisi ini
adalah T = 2π/ω
Hubungan sinyal sinusoida yang menggunakan sinyal exponensial kompleks adalah:
Euler identity (1.5)
j(ω t+θ )
xa (t) = Ae …………… (2.13)

± jθ
e = cosθ ± j sinθ ……………. (2.14)

Frekuensi, f - adalah kuantitas secara fisik bernilai positif, berharga negatif hanya untuk
penyelesaian matematis atau jumlah cycle per unit waktu pada sinyal periodic.Substitusikan
persamaan 2.13 dan 2.14 ke persamaan . 2.9, diperoleh:
(j ω t +θ) − j (ω t+θ)
xa ( t) = A cos(ω t +θ ) = A/2 e + A/2 e …(2.15)

Dapat dilihat dari persamaan 2.8 bahwa sinyal sinus atau cosinus dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan dua buah sinyal eksponensial complex-conjugate dengan amplitudo yang sama
(diagram Phasor). Artinya, agar sifat periodik terpenuhi maka nilai exp(jωT) = 1. Nilai T yang
memenuhi kondisi ini adalah T = 2π/ω

Sinyal exponensial riil


Sinyal eksponensial riel, jika x(t) = A eat ……………… (2.16)

Dimana A dan a umumnya komplek, seperti pada persamaan (2.6). namun, jika A dan a riil, maka
merupakan sinyal eksponensial riel. Jika a positif maka akan menghasilkan fungsi eksponensia naik
dan jika a negatif akan menghasilkan fungsi eksponensial turun (lihat Gambar 2.10), gambar tersebut
dapat dilihat sebagai bentuk respons sinyal dari rangkaian RC.
Gambar 2.10. Sinyal eksponensial riel dengan A dan a riel disini a =1, dan a = -1

Jika sinyal eksponensial riel tersebut dikalikan dengan eksponensial kompleks, maka akan diperoleh
bentuk persamaan teredam dan tidak teredam (lihat Gambar 2.11).

Contoh: x(t) = C eat ej (ω t + θ) = C eat {cos (ω t + θ) + j sin (ω t + θ)} ……….. (2.17)

Gambar 2.11 perkalian eksponensial riil dengan eksponensial kompleks


a. teredam dan b. tak teredam

Sinyal dengan nilai kompleks riil seperti arus listrik yang mengalir ke tahanan murni
(boglamp, heater murni dsb) akan menghasilkan fungsi kompleks riil positif. Sedangkan
manakala arus istrik yang dialirakan ke lilitan maupun kapasitor, akan menghasilkan
kompleks imaginer, karena sifat komponen tersebut yang mengubah fasa. Lilitan atau
induktor membentuk sinyal tegangan terhadap arus mendahului 900, atau mempunyai sinyal
imaginer positif. Sedangn teganga pada kapasitor akan terlambat 900 terhadap arus atau
memepunyai nilai imaginernegarti terhadap arus.

b. Sinyal Sinusoidal Waktu Diskrit


Bentuk Fungsi

x(n) = sin(n) exp(0.2n)


y(n) = u(n) cos(n)

xa (t) = A cos(ωn +θ), , -∞<t<∞ (2.18)

Dimana: A = amplituda ω = 2πf frekuensi (rad/sample), n = jumlah sample θ = phasa (rad)

xa (n) = A cos (2πfn +θ ) , -∞<t<∞ (2.19)

Sifat-sifat:
1. Sinyal Sinusoida waktu diskrit hanya periodik pada frekuensi f bernilai rasional.

Perioda N (N > 0), x(n+N) = x(n) untuk setiap n … (2.20).

Nilai terkecil dari N disebut dengan perioda dasar. Untuk sinusoid dengan frekuensi fo akan
periodik apabila nilai N integer.
2. Deret unit sample dinotasikan sebagai δ(t)/δ(n) dan didefinisikan sebagai:

Gambar 2.12 Sinyal delta diskrit

δ(n) = 1 n = 0 ……….. ( 2.21. )


= 0 n ≠ 0

Dengan kata lain bahwa deret unit sample adalah sinyal dimana bernilai 0 untuk setiap n
selain n=0 dimana nilainya adalah 1. Sinyal ini kadang disebut dengan sinyal impulse yang ada
pada waktu kontinyu.

3. Sinyal Diskrit Unit Step dinotasikan sebagai u(t) atau u(n) dan didefinisikan sebagai:

Gambar 2.13 Sinyal unit step diskrit

U(n) ≡ 1 untuk n≥ 0
= 0 untuk n< 0 1
……. (2.22)

4. Sinyal Diskrit Unit Ramp

Gambar 2.14 Gambar sinyal unit ramp diskrit

U (n) = 0 n<0
= n n≥0 ……………. (2.23.).

5. Sinyal Exponential

x(n) = an n untuk setiap n


12

Gambar 2.15 Sinyal unit eksponentsial diskrit

Apabila a bernilai kompleks maka, dimana r dan θ adalah parameter, selanjutnya x(n) menjadi:
a ≡ re jθn

x(n) = re jθn = rn (cos θn + j sin θn) … (2.24)

a. Bentuk Barisan

x(n) = {…, 2, 3, 1.5, 0, -4, …}


y(n) = {0, 1, 2, 4, 8, …}

b. Bentuk Tabel

N … -2 -1 0 1 2 3
X(n)

2.4. Kausalitas

Suatu sistem dikatakan sebagai kausal atau non-anticipatory jika untuk suatu nilai t1, respon output
pada waktu t1 yaitu y(t1) yang dihasilkan dari input x(t) tidak tergantung pada nilai input x(t) untuk
t > t1 .
Contoh:
Bagaimana dengan sebuah sistem waktu kontinyu yang memiliki hubungan input/output sebagai
berikut: y(t) = x(t+1). *)
Apakah sistem ini *) kausal
Penyelesaian:
Sistem ini disebut non kausal jika nilai output y(t) pada suatu waktu “t” tergantung pada
input di waktu x(t+1). Non kausalitas dapat juga dilihat dengan mempertimbangkan respon sistem
untuk input detik ke suatu pulsa 1-detik seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8a. Dari hubungan y(t)
= x(t+1) dapat dilihat bahwa apakah output yang dihasilkan tergantung dari pulsa input. Dalam hal
ini (lihat Gambar 2.16a), sinyal output y(t) muncul sebelum sinyal input x(t) diberikan, sehingga
dalam hal ini sistem dapat dikatagorikan sebagai sistem non-kausal. Sistem dengan hubungan
input/output y(t) = x(t+1) disebut sebagai ideal predictor. Sebagian besar ahli fisika berargumen
bahwa di dunia ini tidak ada prediktor yang ideal.
(a)

(b)
Gambarn 2.16. (a). Sinyal output muncul sebelum sinyal input (non kausal)
2.16. (b) Sinyal output ideal time delay

Satu sistem yang memiliki hubungan input dan output delay seperti di bawah ini (lihat Gambar
2.16b) :

y(t) = x(t-1)

Apakah sistem ini merupakan sistem kausal?

Dapat dilihat bahwa: sistem ini dapat dikatagorikan sistem kausal jika outputnya y(t) pada waktu t
hanya tergantung pada nilai input x(t) saat waktu (t-1). Pada Gambar 2.16 b diberikan pulsa persegi
ke sistem ini, pulsa output akan dapat dihasilkan seperti pada Gambar 2.16b, mengalami delay dengan
berbeda. Kenyataannya bahwa delay sistem sebesar 1 detik untuk seluruh input merupakan delay
yang ideal (ideal time delay) untuk analisa sistem.

2.5. Operasi-operasi Elementer

Penjumlahan sinyal (addition)


Jumlah dua buah atau lebih sinyal pada saat yang bersamaan adalah sama dengan jumlah dari
besar kedua sinyal/lebih pada saat tersebut
y(n) = x1(n) + x2(n) + ...

Perkalian sinyal (product)


Perkalian sinyal merupakan perkalian masing-masing sinyal satu dengan yang lain dan dapat dibalik
y(n) = x1(n) * x2(n)* ….. = x2(n) * x1(n)*
Penambahan dengan konstanta (adding constant)
Jumlah sebuah/lebih sinyal dengan sebuah konstanta pada saat yang bersamaan adalah sama
dengan jumlah dari besar konstanta degan sinyal pada saat tersebut.
y(n) = c + x(n)

Perkalian dengan konstanta (scaling)


Perkalian sebuah/lebih sinyal dengan sebuah konstanta pada saat yang bersamaan adalah sama
dengan perkalian dari besar konstanta degan sinyal yang ada pada saat tersebut.

y(n) = A x(n)

Penggeseran waktu (shifting)


Suatu sinyal dapat digeser waktunya dengan mengganti variable n dengan n – k, dengank adalah
bilang bulat yang menyatakan unit waktu pergeseran. Jika k bernilai positif maka pergeseran akan
menghasilkan sinyal yang tertunda (delay). Dalam grafik hal ini ditunjukkan dengan menggeser ke
kanan sejauh k. Jika k bernilai negatif maka sinyal akan lebih cepat sebesar |k| (digeser ke kiri
sebesar |k|).
y(n) = x(n -k)
Pembalikan waktu (Folding/Reflection)
Operasi ini akan menghasilkan bentuk cerminan
y(n) = x(-n)

Penggambaran sinyal:
Gambar di atas kiri dan tengah diperlihatkan dua sinyal kontinyu x(t) dan h(t). Perhatikan bahwa
sinyal x(t) mempunyai garis miring yang berawal dari koordinat (0,2) dan berakhir di koordinat (b,-
1) dengan b adalah digit terakhir NIM saudara. Gambarlah dengan baik sinyal-sinyal berikut ini:

a. x(-t)
b. x(t+2)
c. x(2t)
d. -2x(t)
e. x(3t-3)
f. x(-2t-2)
g. x(t)h(t)
h. x(t-1)h(2t/3)

Gambar di atas kanan menampilkan sinyal h[n]. Sinyal h[n] mengandung impuls di n=1 dengan nilai
sebesar b yaitu digit terakhir NIM saudara. Gambarkan sinyal-sinyal di bawah ini:

a. h[3n/2+2]
b. h[-n-1]/2

2.6. Bagaimana membangkitkan Sinyal

Sinyal-sinyal diatas tersebut, dapat dibangkitkan dengan 2 cara yaitu dengan hardware
maupun keluaran dari sistem sensor, atau sistem yang lain dan software. Dengan hardware tentunya
dibuat dengan rangkaian elektronik seperti oscillator, mikrokontroler, rangkaian digital yang
direkayasa sehingga diperoleh bentuk yang sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan software
dengan program komputer seperti dapat dilihat di bawah ini.

1. Di sini akan dicoba membangkitkan sinyal sinusoida untuk itu dicoba membuat program seperti
berikut:

%-------------------------------------------------
% Nama File : Pembangkik_Sinyal_Sinus.m
% Oleh : Charles
%-------------------------------------------------
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=sin(2*pi*t*5);
plot(t,s1,’r’, 'linewidth', 2) % Tekan Enter
maka hasilnya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.16. Contoh Sinyal Sinus

Sinyal yang terbangkitkan adalah sebuah sinus dengan amplitudo Amp = 1, frekuensi f = 5Hz dan
fase awal θ = 0. Diharapkan sudah dipahami tiga parameter dasar pada sinyal sinus ini. Untuk lebih
memahami coba lanjutkan dengan langkah berikut.

1. Buat sebuah file baru dan beri nama coba_kotak.m kemudian buat program seperti berikut ini.

%-------------------------------------------------
% Nama File : Pembangki_Sinyal_Persegi.m
% Oleh : Charles
%-------------------------------------------------
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=SQUARE(2*pi*5*t);
plot(t,s1,'linewidth',2)
axis([0 1 -1.2 1.2])

maka hasilnya adalah sebagai berikut:


Gambar 2.17. Contoh sinyal persegi terbangkit

2. Berikut ini akan dibuat program baru untuk membentuk gelombang unit step. Silahkan ketik
perintah seperti program berikut ini dengan nama: Pembangkit_Unit_Step.m

%---------------------------------------------------
% Nama File : Pembangkit Unit Step.m
%Oleh : Charles
%---------------------------------------------------
L=input('Panjang Gelombang (>=40)=' )
P=input('Panjang Sekuen =' )
for n=1:L
if (n>=P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
Gambar 2.18 Contoh Sekuen Step Terbangkit

3. Dicoba diulangi langkah pertama dengan cara menjalankan program yang ada dan masukan nilai
untuk panjang gelombang dan panjang sekuen yang berbeda-beda. Catat apa yang terjadi dan coba
variabel lainnya di ubah-ubah ?

Di sini akan dicoba bangkitkan sebuah sinyal waktu diskrit berbentuk sekuen pulsa, untuk itu
ikuti langkah berikut ini:

4.. Buat program baru dengan perintah berikut ini.

%---------------------------------------------------
% Nama File : Pembangkit_Unit_Pulsa.m
%Oleh : Charles
%---------------------------------------------------
L=input('Panjang Gelombang (>=40)=' )
P=input('Posisi Pulsa =' )
for n=1:L
if (n==P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
axis([0 L -.1 1.2])
Gambar 2.19 Contoh sekuen pulsa terbangkit
Jalankan program diatas berulang-ulang dengan catatan nilai L dan P dirubah-subah sesuai dengan yang
dikehendaki, perhatikan apa yang terjadi? Catat apa yang dapat dilihat.

Pada bagian ini akan dicoba untuk membuat sebuah sinyal sinus diskrit. Secara umum sifat
dasarnya memiliki kemiripan dengan sinus waktu kontinyu. Untuk itu ikuti langkah berikut

5.. Buat program baru dengan perintah seperti berikut.


%---------------------------------------------------
% Nama File : Sinyal_Diskrit1.m
%Oleh : Charles
%---------------------------------------------------
Fs=20;%frekuensi sampling
t=(0:Fs-1)/Fs;%proses normalisasi
s1=sin(2*pi*t*2);
stem(t,s1)
axis([0 1 -1.2 1.2])
Gambar 2.20 Contoh Sinus Diskrit

2. Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 30, 40, 50, 60, 70, dan 80. Catat apa yang terjadi
?
3. Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 18, 15, 12, 10, dan 8. Catat apa yang terjadi?

6. Pembangkitan Sirine

Di sini akan kita bangkitkan sebuah sinyal yang dapat memberikan keluaran berupa suara
sirine. Karena keluarannya berupa suara maka selayaknya perlu dipasang speaker aktif yang
kompatibel dengan komputer anda. Ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Buat program baru dengan perintah seperti berikut dan jalankan!. Apa yang diperoleh.

%---------------------------------------------------
% Nama File : Sinyal_Sirine.m
%Oleh : Charles
%---------------------------------------------------
Fs=8000;
dt=1/Fs;
dur=2.8;
t=0:dt:dur;
psi=2*pi*(100 + 200*t + 500*t.*t);
xx= 7.7*sin(psi);
sound(xx,Fs);
psi=sirine;
save sirine;
2. Tulis sirine pada command window MATLAB. Apa yang terjadi?
3. Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 4000. Catat apa yang terjadi ?
4. Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 16000. Catat apa yang terjadi?

7. Pembangkitan Nada DTMF


Di sini akan dibangkitkan sebuah sinyal yang dapat memberikan keluaran berupa nada DTMF.
Ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Buat program baru dengan perintah seperti berikut dan jalankan!. Apa yang diperoleh.

%---------------------------------------------------
% Nama File : Sinyal_Nada_DTMF.m
%Oleh : Charles
%---------------------------------------------------
% Freq : 1209 | 1336 | 1477
%-----------------------------------
% 697 : 1 | 2 | 3
%-----------------------------------
% 770 : 4 | 5 | 6
%-----------------------------------
% 852 : 7 | 8 | 9
%-----------------------------------
% 941 : * | 0 | #
%-----------------------------------
Fs=8000;
t=0:0.001:1.5;
y1=sin(2*pi*852*t)+sin(2*pi*1209*t);
y2=sin(2*pi*770*t)+sin(2*pi*1477*t);
y3=sin(2*pi*770*t)+sin(2*pi*1477*t);
y4=sin(2*pi*697*t)+sin(2*pi*1209*t);
y5=sin(2*pi*697*t)+sin(2*pi*1336*t);
y6=sin(2*pi*697*t)+sin(2*pi*1209*t);
y7=sin(2*pi*941*t)+sin(2*pi*1477*t);
wavplay(y1,Fs)
wavplay(y2,Fs)
wavplay(y3,Fs)
wavplay(y4,Fs)
wavplay(y5,Fs)
wavplay(y6,Fs)
wavplay(y7,Fs)

2. Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 4000. Catat apa yang terjadi ?
3. Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 16000. Catat apa yang terjadi?

8. Contoh: Suara yang Terdapat pada MATLAB

%-------------------------------------------------
% Nama File : Membaca_dan_Memainkan _File_wav.m
% Oleh : Charles
%-------------------------------------------------
clear all;
load train %memanggil audio data (MAT files).
sound(y,Fs)

Jalankan program anda, dan anda akan mendengarkan orang tertawa. Coba anda gantikan kata gong
dengan chirp, gong, handel, laughter, splat, dan train
%-------------------------------------------------
% Nama File : Memvisualisasikan informasi kontur
% Oleh : Charles Lothof
%-------------------------------------------------
[x,y,z]=peaks
contour(x,y,z,20) % menghasilkan 20 garis kontur 2-D
title (‘Graphic Contour3 Peaks’)
contour3(x,y,z,20) % menggunakan kontur yang sama di 3-D
axis([-3 3 -3 3 -6 8]) % menggunkan skala yang lebih baik
title ('Graphic Contour3 Peaks')
[x,y,z]=peaks
pcolor(x,y,z) % menghasilkan grafik pseudocolor
shading interp % menghilangkan garis-garis grid
hold on

% yang lain dicoba

[x,y,z]=peaks
pcolor(x,y,z) % menghasilkan grafik pseudocolor
shading interp % menghilangkan garis-garis grid
hold on
contour(x,y,z,20) % menggambar 20 garis kontur dengan warna hitam
hold off
title (‘Grafik Pseudocolor Contour3 Peaks’)
% lain lagi dicoba, sinyal tiga dimensi Mat Lab
mesh(peaks(20))% grafik jala kasar (20), terangkat ke atas
hold on
pcolor(peaks(20) % menambah grafik pseudocolor
hold off
title(‘Grafik jala dengan hidden on’)

9. Pembangkitan Sinyal Dengan memanfaatkan file *.wav

Kita mulai bermain dengan file *.wav. Dalam hal ini dilakukan pemanggilan sinyal audio
yang ada dalam hardisk. Langkah yang harus dilakukan adalah seperti berikut:

1. Simpanlah sebuah lagu ( misalnya: How_can_I_tell_her.wav) dalam format ”wav” pada folder: work
dari MATLAB. Jika formatnya bukan ”wav”, maka perlu dikonversi terlebih dahulu ke dalam format
”wav” menggnakan program yang lain. Lalu buat file dengan nama: Membaca_dan_Memainkan
_File_wav.m seperti berikut:

%-------------------------------------------------
% Nama File : Membaca_dan_Memainkan _File_wav.m
% Oleh : Charles
%-------------------------------------------------
Fs=16000;
y1=wavread(' How_can_I_tell_her.wav);
wavplay(y1,Fs,'async') % Memainkan audio sinyal asli
3. Cobalah untuk menampilkan file audio yang telah anda panggil dalam bentuk grafik sebagai
fungsi waktu. Perhatikan bentuk tampilan yang anda lihat. Apa yang anda catat dari hasil yang
telah anda dapatkan tersebut?

2.7. Data dan Analisis

Untuk melakukan berbagai langkah percobaan pembangkitan sinyal baik diskrit mapun
kontinyu, juga sudah dipelajari bagaimana membaca audio file .wav. dan mengaktifkan speaker
melalui perintah dalam MATLAB. Yang harus dilakukan adalah: mengujicoba setiap program di atas,
memodifikasi sebagian untuk mempengaruhi dan mengubahnya sesuai dengan sinyal yang
diharapkan, mencatat dan menjawab setiap pertanyaan yang ada pada setiap langkah percobaan
diatas. Kalau dapat mempunyai ide untuk melakukan berbagai variasi data sehingga diketahui mana
yang tepat dalam pemakaian di lapangan sebagai sumber sinyal secara software.
Data sendiri merupakan hasil dari pencatatan parameter sinyal yang diukur berdasarkan
criteria waktu, ruang, sampling dsb. Data sebagai cerminan sinyal yang diterima dan output sensor
yang telah diproses atau belum diproses.
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pegukuran sendiri/lembaga sendiri.
2. Data sekunder yaitu data yang diambil dari hasil pengukuran orang/lembaga lain (misal
BMKG, LIPI, atau ITB, ITENAS, data yang tersedia dari hasil pengukuran satelit dsb),
selanjutnya data tersebut akan kita gunakan untuk pemodelan maupun analisis
kelengkapan data yang telah diukur sendiri.
Data-data tersebut diatas harus dilakukan pengecekan ulang untuk meyakinkan ke validitasan data.
Selanjutnya data tersebut dilakukan pegolahan dengan metode-metode yang sesuai dengan yang akan
dicapai dalam analisis nanti. Secara sederhana dapat dilakukan melalui kompilasi data agar tidak ada
data yang acak maupun yang kosong. Data dibuat runut, jika ada yang kosong dilakukan interpolasi
atau penyelesaian secara statistic agar runut dan menjadi data yang siap untuk dianalisis baik dengan
metode statistic, fisis, maupun proses. Sehingga diperoleh hasil analisis yang memadai dengan teori
yang menopangnya.

Kompresi Signal,
Kompresi Signal bertujuan untuk memperkecil ukuran sinyal tanpa harus kehilangan
informasi yang terdapat pada sinyal. Contoh, untuk dapat menggunakan bandwidth yang
tersedia, maka sinyal yang akan ditranfer lewat internet biasanya akan dikompres terlebih
dahulu (dapat dilakukan kompressi secara software yang dikirim melalui internet maupun
mengguatkan dengan komponen elektronik compressor).

2.8. Pembangkitan Sinyal secara Hardware


Selain membangkitkan sinyal secara software, maka sinyal dapat dibangkitkan secara
hardware. Diantaranya: sensor foto diode akan mengeluarkan arus DC sesuai dengan masukan cahaya
setiap saat, dengan variable intensitas cahaya pada panjang gelombang tertentu terhadap waktu.
Mikrofon mengeluarkan arus seperti variasi gelombang suara, sensor gas mngeluarkan data gas yang
didetiksi merupakan sumber informasi kuantitas dalam bentuk tegangan atau arus dsb.
Dapat juga hardware menggunakan rangkaian osilator maupun sinyal generator standar
maupun modifikasinya, baik secara analog maupun digital. Gambar di bawah menunjukkan contoh
rangkaian elektronik pembangkit sinyal. Contoh:
1. Rangkaian setengah gelombang penuh.

Gambar 2.21. Rangkaian penyearah gelombang penuh, menghasilkan gelombang setengah


gelombang dalam bentuk kontinyu waktu

2. Rangkaian osilator menggunakan OPAM

Salah satu penggunaan transistor dalam elektronika adalah sebagai Oscillator atau
pembangkit pulsa. Rangkaian oscillator biasanya digunakan untuk pemicu rangkaian counter
atau pencacah, rangkaian lampu hias atau lampu berjalan serta sebagai pembangkit sinyal
pembawa atau carrier pada rangkaian radio baik AM ataupun FM. Dari jenis dan variasi
rangkaian oscillator banyak sekali jenisnya mulai dari yang sederhana hingga yang sudah jadi
yang dikemas dalam IC (Integrated Circuit). Beberapa contoh osilator dari berbagai komponen
dan sistem.
Gambar 2.22. Diagram Blok dan rangkaian osilator

3. Osilator RC Gerbang

Osilator ini menggunakan dua gerbang diperlihatkan pada Gambar 2.23.

Gambar 2.23.Rangkaian osilator gerbang inverter CMOS dan gerbang NAND

Gerbang yang digunakan CMOS agar impedansi masukan besar, sehingga arus masukan gerbang
tidak mempengaruhi konstanta waktu dari RC.
Mula-mula kapasitor tidak bermuatan sehingga tegangan jepitnya nol. Jika catu daya
dinyalakan VO = 0 maka VA juga = 0 sehingga VB = VDD = tegangan catu daya Akibatnya kapasitor
akan mengalami pengisian dari keluaran N1 melalui RX sehingga tegangan jepit kapasitor dan V C
akan naik secara perlahan. Karena impedansi masukan dari N1 sangat besar maka tegangan jatuh
pada R1 = 0 sehingga VA = VC. Pada saat VA melampaui ambang logika-1 maka VB akan turun ke
logika-0 sehingga VB = 0 dan VO naik ke logika-1 sehingga VO = VDD. Akibatnya kapasitor akan
mengalami proses pengosongan melalui RX. Tegangan jepit kapasitor dipantau oleh N1 melalui R1.
Pada saat tegangan ini turun melampaui ambang logika-0 maka keluaran N1 akan beralih ke logika-
1 sehingga VB = VDD dan kapasitor akan mengalami proses pengisian kembali. Hal ini akan terus
berulang sehingga VO akan merupakan tegangan persegi dengan frekuensi : f = (RX.CX) / 2,2
Hubungan antara tegangan kapasitor dengan tegangan keluaran adalah seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 2.23.
Gerbang-gerbang logika, LM555 dapat dioperasikan juga sebagai osilator. Pada
penggunaannya sebagai osilator IC ini dirangkai sedemikian rupa agar mampu untuk men-trigger
dirinya sendiri. Contoh rangkaiannya adalah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.24.

(a) (b) (c)

Gambar 2.24. Osilator NAND, osilator kristal gerbang CMOS Dan osc.LM555

Pada rangkaian (a) ini, osilator akan bekerja jika masukan kontrol berlogika-0. Jika kontrol
berlogika-1 maka keluaran N1 akan selalu rendah sehingga osilator tidak bekerja.
Pada ketiga rangkaian di atas osilator ini, R1 berfungsi agar gelombang tegangan keluaran memiliki
duty cycle = 50%. Yang dimaksud dengan duty cycle adalah perbandingan antara lamanya keluaran
berlogika-1 dengan lama satu siklus lengkap. Sebagai contoh, sauatu gelombang tegangan dikatakan
memiliki duty cycle jika dalam satu siklus selama 1 detik, gelombang tersebut berlogika-1 hanya
selama 0,5 detik. Apabila duty cycle sebesar 50% tidak diperlukan maka tahanan R1 dapat ditiadakan.
Selain gerbang-gerbang logika, Gambar 2.24 (b) dan LM 355 juga dapat dioperasikan sebagai
osilator. Pada penggunaannya sebagai osilator IC ini dirangkai sedemikian rupa agar mampu untuk
men-trigger dirinya sendiri. Contoh rangkaiannya adalah seperti yang diperlihatkan pada Gambar
2.24.

Pada osilator ini perioda pengisian kapasitor adalah : T1 = 0,693 x (R1 + R2) x C

sedangkan perioda pengosongan kapasitor adalah : T1 = 0,693 x R2 x C


Frekuensi keluaran dari osilator adalah : f = 1,44 / (R1 + 2R2).C

sedangkan duty cycle adalah : D = (R1 + R2)/(R1 + 2R2)

4. Rangkaian Transistor Flip Flop

Gambar 2.25. Rangkaian Transistor Sebagai Oscilator ( Flip Flop)

Pada dasarnya prinsip kerja rangkaian oscillator adalah sama yaitu dengan cara pengisian
dan pengosongan kapasitor C1 dan C2, hanya saja beberapa variasi rangkaian terkadang dibutuhkan
sesuai dengan hasil yang dirancang. Pada saat transistor Q1 mengalami cutoff atau terbuka kapasitor
C1 akan melakukan pengisian dan kapasior C2 akan melakukan pelepasan muatan serta Q2 akan aktif
dan membuat LED D2 hidup, kemudian pada saat transistor Q1 aktif maka C1 akan melakukan
pelepasan muatan melalui kolektor Q1 ke ground.

2.9. Penyatuan Sinyal (Signal interfacing) dan Pengiriman Data/Sinyal


Sinyal dalam perilakunya, baik itu keluaran dari suatu sistem maupun sinyal yang
dibangkitkan oleh suatu komponen, manakala akan diumpankan atau dimasukkan ke sistem lain,
perlu ditinjau masalah penyatuan atau interface. Tentunya sistem yang akan menerima sinyal dalam
bentuk tegangan atau arus harus tidak membebani sistem yang akan menerima, lazimnya dilihat
impedansi antara instrument interfacing sehingga optimal sinyal dapat diterima dengan baik.
Agar tidak membebani instrument penerima, maka pentransfer sinyal harus mempunyai
impedansi output yang tinggi, sehingga arus yang diberikan kecil dan penerima mempunyai
impedansi input rendah sehingga arus dapat diterima besar. Pengaturan ini biasaya ditambahkan
potensiometer yang mengatur impedansi ataupun tegangan (lihat Gambar 2.26). Misal sinyal dari
sensor masuk ke ADC dalam mikrokontroler PIC 16F877A, dipasang .potensiometers variable dan
tahanan tetap sebagai pengatur tegangan seperti dalam sistem analog. Tegangan tergantung dari ratio
tahanan ke dua resistor tersebut.
Gambar 2. 26. Penambahan impedasi peubah tegangan agar interfase dari sensor ke ADC tepat

Sebagai contoh jika tahanan sama, maka tegangan output akan setengan dari input tegangan.
Jika tahanan variabel potensiometer sangat rendah sekali, maka tegangan output akan medekati
tegangan input. Sebaliknya jika tahanan potensiometer terlalu besar, maka tegangan output mendekati
nol atau groud. Dengan demikian sinyal dari sensor diperlukan interface yang tepat agar dapat
diterima ADC dari mikrokontroler.

Interface Data Serial


Akhir-akhir ini banyak interface serial yang digunakan dan dikembangkan yang bersifat
universal, seperti I2C, CAN, LIN, SPI, Flex, MOST, and I2S. Selanjutnya digunakan ethernet dan
USB serta yang lain yang mempunyai interface serial kecepatan tinggi seperti FireWire, HDMI, dan
Thunderbolt. Interface yang agak lama adalah RS-232 dan RS-485, namun banyak digunakan.
Keseluruhan interface data serial baik yang melalui kabel maupun nirkabel telah banyak digunakan,
terutama data kecepatan tinggi dengan jarak agak jauh. Interface serial dapat digunakan untuk
menyediakan level logic standar dari pengirim ke penerima. Dalam hal khusus dapat dibentuk
konversi serial-paralel maupun parallel-serial atau protocol basis data. Definisi level logic, medium,
dan konektor adalah bagian fisik pertama ( physical layer - PHY) dari model Open Systems
Interconnection (OSI) networking. Beberapa fungsi tambahan seperti data handling merupakan
bagian dari kemudahan media kontrol (Media access control - MAC) pada tahap ke dua dari model
OSI.

RS-232

RS 232 menghubungkan perangkat terminal data (DTE-data terminal equipment) seperti


teletypewriters ke perangkat komunikasi data (DCE-data communication equipment) seperti modem
computer, terminal video dsb. RS-232 sering disebut data serial port untuk koneksi ke printer atau
divais tambahan termasuk untuk kontrol.

Bagaimana komunikasi data atau sinyal selanjutnya dari mikrokontroler ke pemroses


(komputer), maka diperlukan komunikasi menggunakan RS-232, atau Pic Basic Pro (PBP) 232.
Komputer mempunyai ketepatan sinkronisasi dengan I/O pin serial. Lihat Gambar 2.27 sebagai
interkoneksi atau interfase sinyal yang akan dimasukkan ke 232 komputer atau menggunakan chip
MAX 232.

Bbbb
Gambar 2.27. interface ke komputer untuk menyalurkan sinyal dari mikro

Apabila pengiraman sinyal jaraknya jauh (lebih 15 m = 50 ft) maka interfacing yang paling tepat
dalam menggunakan data dipasang RS 485, sehingga data yang dikirim dari mikrokontroler yang
sudah diolah awal dapat diolah ke komputer atau pusat pengolahan data degan pengiriman agak jauh.

Switch Otomatik Penghendel Data RS-232 atau RS-485 Data Serial

Nama standar dari asosiasi Electronic Industries Association/Telecommunications Industries


Association adalah EIA/TIA-232-F, dengan huruf F didisain dalam bentuk standar sekarang dan telah
di update dan sama dengan standar International Telecommunications Union – Telecommunications
(ITU-T) specifications V.24 and V.28.
Ketentuan stanndar adalah logik 1 yaitu tegangan antara –3 and –25 V dan logik 0 antara +3 and
+ 25 V (Gb. 2.28), dan ditandai dengan logik 1 dibawah nol sedangkan kosong (tanda plus) untuk
0. Tegangan antara ±3 V tidak berlaku, karena disiapkan untuk besarnya noise margin pada interface,
dan tegangan noise di daerah ini direject. Jadi, logic 1 terendah ±5 V tinggi ±12 atau ±15 V.
Konfigurasi dari penerima hubungan tunggal dengan referensi ground.
Gambar 2.28. Level tegagan dari deinisi logic 1 dan logic 0 . Tegangan antara ±3 V
tidak berlaku disediakan utuk oise margin.

Panjang kabel RS 232 tidak lebih dari 50 feet, namun kabel panjag dapat digunakan jika kondisi data
sangat rendah. Saat ini upaya utama adalah pengguaan kabel dengan kapasitansi antar kabel tidak
lebih dari kapasitansi 2500 pF, atau data dengan kerapatan 20 kbits/s. Sebab untuk kecepatan rendah
memerlukan interface khusus. Jalur transmisi data memerlukan sumber yang match dengan impedansi
beban yang mengeleminir refleksivitas yang menyebabkan data hilang atau cacad.

Konektor BD 25 yaitu dengan jumlah pin 25 , didisain untuk mengontrol saluran dan data seri yang
ditransmisikan ke jalur penerima. DE9 atau DB9 telah diperkenalkan sebagai interface/konektor data
(lihat Gb. 2.29 )
Gambar 2.29. DE9/DB9 konektor untuk interface data

Sebenarnya DB9 data minimum 75 bits/s dengan basis laju antara 150 – 300 bits/s, namun laju data
dapat dinaikkan dengan protocol pada range sampai 115.2 kbits/s. Umumnya laju data 1200, 2400,
4800, 9600, 19.200, 38.400, and 115.200 bits/s. Untuk kabel dengan kapasitas rendah, laju data dapat
tinggi beberapa megabits/sec dengan driver yang tepat.
Koneksi RS-232 satu jalur atau simpleks, dapat juga dengan dua jalur (half duplex) sehingga
transmitter dan receiver dapat dilakukan sekaligus pada kabel RS-232 sering disebut . universal
asynchronous receiver transmitter (UART). Sebagai contoh penggunaan transmitter komputer (DTE)
dan receiver printer (DCE). DCE memberitahu DTE bahwa sinyal input valid. Beberapa indicator:

 Data set ready (DSR) : Bahwa DCE memberitahu DTE terhubung siap untuk menerima.
 Received data (RD) : Sinyal data dapat diterima dari DTE.
 Request to send (RTS) : Sinyal dari DTE memberitahu bahwa DCE siap untuk mengirim.
 Transmit data (TD) : Ini siyal ditransmisikan dari DTE.
 Clear to send (CTS) : Ini jarigandari DCE memberitahu DTE siap menerima data.
 Data terminal ready (DTR): Jaringan dari DTE ke DCE indikasi telah siap mengirim/menerima data.
 Ring indicator (RI) : Jaringan ini digunakan untuk koneksi modem lama tapi tak digunakan.
 Signal ground : Groud secara umum untuk digunakan seluruh sinyal.
RS-232 dipakai melalui sistem konversi serial-to-parallel dan parallel-to-serial, ditambah start dan
stop bits ke awal dan akhir sinyal, data word, deteksi error bit parity, serta menyetabilkan laju data.

Data sering digunakan dalam bentuk karakter ASCII, namun data sampai 8 bits dapat dikirim
(Gb.2.30). UART dapat digunakan dengan konfigurasi untuk mengatasi ukuran word (5 - 8 bits),
ditambah 1, 1.5, atau 2 stop bits, termasuk genap, ganjil. Laju data diseleksi dari 75 bits/s sampai
115.2 kbits/s.

Gambar 2.30. EIA/TIA-232 pentransmisian sinyal 7-bit ASCII capital letter J. Sebuah sinyal bit awal sebagai
karakter awal. LSB ditransmisikan awal, termasuk parity bit genap . Transmisi berakhir dengan bit stop.

RS-485

RS-485 adalah kabel data khusus untuk sinyal berbeda untuk dengan dua jalur yang dibandingkan
terhadap tegangan referensi dengan ground. Logic 1 tegangan sampai – 200 mV, dan logic 0 level
tegangan + 200 mV. Secara umum level tegangan driver minimum ±1.5 V sampai maksimum ± 6
V.Iput receiver ±200 mV. Noise range ±200 mV penting diblock.

Standar transmisi meggunakan medium kabel solid salah satu #22 atau #24 AWG. Minimum dua
kabel, namun kabel ketiga dapat digunakan sebagai rujukan. Empat kabel dapat diguakan utuk full-
duplex. Kabel dapat diisolasi maupun tidak secara umum, dengan impedansi 100 or 120 Ω. Konektor
bervariasi termasuk konektor RS-232 DE-9.

Pajang kabel mecapai 1200 m atau 4000 ft dengan laju data dapat mencapai 10 Mbits/s tergantug
panjang kabel.feet. Secara umum maksimum laju data untuk 4000 ft adalah 100 kbits/s. Seyogyanya
laju data bits per detik tidak lebih 108. Contoh kabel 20-meter laju data maksimum 5 Mbits/s.
Interace RS-485 dapat digunakan mode simplex atau half-duplex dengan pasangan kabel. Untuk
full-duplex atau operasi simultaneous transmit and receive dapat diimplementasikan dengan
sepasang kabel. Maksimum standar khusus driver transmiter 32 dan 32 receiver (Gambar 2.31)..

5. This is a representation of a typical TIA-485 differential bus showing individual drivers (D) and receivers
(R) as well as transceivers. Note the end of bus termination resistors.

Applications

RS-232 diguakan untuk : laju data redah, modem kecepata rendah, jarak pendek (50 ft), utama
digunakan dengan data yang banyak noise seperti pemakaian di idustri atau pabrik-pabrik.kontrol
industry dengan PLC, CNC (computer numerical control), robots, embedded control computers,
medical instruments and equipment, dan sistem pengembangan control embedded.

RS 485: interface kecepata tinggi, jarak jauh hampr sama dengan RS 232, haya ada terminal
interface plus POS (point of scale), metering instruments, dan mesi yang cukup besar secara
otomatik. Jaringa yang bebas dengan profile dan Mode bus tertentu. Untuk peralatan baru
meggunakan USB. Dalam pegguaan ada modifikasipemakaian gabungan dari USB ke RS-232 atau
RS-485, dsb.
Rujukan.

Data Transmission Circuits-Line Circuits, Texas Instruments, 1996.


National Interface Databook, National Semiconductor (Now Texas Instruments), 1996.

2.10. Mendeteksi Sinyal


Dilihat dari sumber dan bentuk sinyal beragam dan masing-masing ada cara untuk mendeteksi,
sesuai dengan kepentingan dan penggunaan. Untuk mendeteksi sinyal disebut sensor yang
merupakan turunan dari transduser. Sensor merupakan komponen yang berfungsi untuk
mengubah suatu besaran menjadi besaran lain. Untuk mendeteksi parameter yang diperlukan
dapat langsung (suhu dengan air raksa) dan tidak langsung (melaui rumusan persamaan yang
terkait mendeteksi kecepatan benda dengan prinsip Doppler, yang dideteksi perubahan frekuensi
ada hubungannya dengan kecepatan). Diantara sensor-sensor adalah:
1. Sensor suhu, sensor suhu seperti: Termistor, IC sensor (Si), Thermocouple, serta Resistance
Temperature Detector, platina Pt 100, pemuaian cairan (air raksa, alkohol), PIR dsb,
2. Sensor kecepatan dan tekanan. Sensor tekanan memanfaatkan kinerja kawat. Ketika kawat
mengalami tekanan maka akan diubah menjadi sinyal listrik. Sensor tekanan biasa dipakai
pada remot atau kalkulator. Sedang untuk sensor kecepatan yang biasa diaplikasikan kepada
kendaraan bermotor. Sensor kecepatan biasa memanfaatkan perputaran roda pada kendaraan
bermotor. Dapat juga sensor tekanan dari membrane yang menerima tekanan akan mengalami
perubahan permukaan. Sensor kecepatan dengan anemometer hotwire.
3. Sensor gelombang ultrasonic, yang memanfaatkan gelombang suara dan menangkap kembali
pantulan gelombang suara tersebut. Sensor ultrasonik sering digunakan oleh kapal laut untuk
menentukan kedalaman laut yang mereka lewati.
4. Sensor sinar atau cahaya. Sensor cahaya memiliki tiga kategori; Fotovoltaic (sel solar),
Fotokonduktif, dan Fotolistrik (foto diode, fotomultiplier, fototransistor, APD) dapat
mengkonversi ke keluaran arus ataupun tegangan. Sensor cahaya biasa digunakan pada alat
detektor harga pada berbagai supermarket ataupun infrared pada handphone, lidar dsb.
5. Sensor magnet, memanfaatkan medan magnet pada objek yang menyebabkan perubahan pada
indikator. Sensor model ini harus terbebas dari debu, pasir, asap, dan juga uap. Sensor ini
banyak diaplikasikan pada detektor logam, RFID.
6. Sensor penyandi, yang memanfaatkan gerakan berputar menjadi sinyal digital. Sensor jenis
ini memiliki dua lapisan; penyandi rotasi tambahan dan penyandi absolut. Penyandi rotasi
berfugsi untuk mengkalkulasi rotasi untuk setiap putarannya. Sedangkan penyandi absolut
melengkapi kinerja penyandi rotasi serta memberi kode binary pada masing-masing sudut.
Sensor jenis ini banyak dipakai pada brangkas-brangkas penyimpanan pada bank.
7. Sensor proximity, mendeteksi adanya target logam tanpa bersentuhan. Sensor jenis ini banyak
diaplikasikan pada berbagai saklar mikro dan terkemas dari getaran, cairan, serta cairan
kimia.
8. Sensor Gas, untuk mendeteksi keberadaan dan jenis-jenis gas-gas termasuk konsentrasinya,
mulai dari skala atmosfer maupun industri, sesuai dengan penggunaan yang diketahui range
(daerah kerja)

9. Sensor getaran, yang mendeteksi getaran menjadi besaran listrik

10. Sinyal suara dengan detector mikrofon (kapasitor, inductor, tahanan arang, kristal dsb)
11. Sinyal gelombang radio dan mikro dengan menggunakan antenna atau komponen resonansi
yaitu: R,L,C yang dibantu antenna.

12. Sensor Jantung


(https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2015/06/27/sensor-detak-jantung-dengan-arduino/)

a. Tugas

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:


1. Buat sebuah sinyal sinus dan simpan menjadi file *.Gel.
2. Buat sebuah program yang terdiri dari beberapa gelombang sinus dengan frekuensi yang berbeda,
kemudian jumlahkan, hasilnya simpan dengan menggunakan file *.Gel. Pindahkan dari work Matlab,
ke - file lain. Kemudian click dua kali. Apa yang terjadi?.
3. Buat sebuah program yang dapat membangkitkan sebuah bunyi yang mirip alarm.
4. Buatlah sebuah program sendiri yang mirip dengan program yang terdapat pada program MATLAB.
5. Buatlah program yang dapat membangkitkan gelombang diskrit eksponensial menaik dan teredam.
6. Buatlah program yang dapat membangkitkan gelombang kontimyu dan diskrit parabolik.

BAB III

SISTEM DAN OPERASIONALNYA

Banyak dijumpai pada kegiatan sehari-hari baik itu diperkatoran maupun istrumen atau industry,
dihadapkan pada satu kesatuan kerja yang tidak bisa dipisahkan, karena adanya saling
ketergantungan, sehingga dikatakan merupakan satu sistem kerja.

3.1. Konsep Sistem


Sistem adalah suatu kesatuan kerja/keadaan yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-
komponen yang terkait satu dengan yang lain (berinteraksi) yang bekerja dalam ruang dan waktu
(Geoffrey Gordon,1989, Gene Bellinger, 2004), yang disertai adanya hubungan input dan output.
Contoh sistem:Sistem kerja komputer, sistem HP, sistem tata surya, sistem amplifier dsb. Atau sistem
adalah suatu alat atau algoritma yang beroperasi pada pada sinyal waktu kontinyu/diskrit (input),
menurut beberapa aturan sehingga satu dengan yang lain saling berhubungan yang dibuat, untuk
menghasilkan sinyal waktu kontinyu/diskrit dengan bentuk lain (output atau respons) sistem tersebut.
Dalam tubuh manusia (Sistem Peredaran Darah)
– Sistem terdiri dari hati, vena dan arteri, darah dan sejumlah elemen pendukung lainnya.
– Seluruh komponen berinteraksi untuk membawa tujuannya dalam sistem yang sangat besar.
Sedangkan yang bukan sistem adalah banyak komponen yang terpisah masing-masing, tidak
berhubungan dan tidak membentuk satu kesatuan.

Contoh bukan sistem:

 Orang-orang di pasar bukanlah sistem, tetapi pasar adalah sistem, arisan adalah sistem
 Komponen elektronika yang ada di lab bukanlah sistem, tetapi Laboratorium adalah sistem.
Komputer adalah sistem
 Penjulan elektroik di pasar, bukan sistem, tetapi pengelolaan toko-toko elektronik adalah
sistem
 Komputer alat pengukur tekanan, avometer, bendungan, pabrik oven, pengontrol, Arduino
Uno dsb, adalah sistem. Selang, sesor tekanan, tahanan, probe bukan sistem, melainkan
subsistem atau bagian sistem.
 Sebuah rangkaian listrik dengan input yang sebanding dengan tegangan dan/atau arus dan
memiliki output yang sebanding dengan tegangan atau arus yang mengalir
pada beberapa titik.
 Sebuah sistem komunikasi dengan input sebanding dengan sinyal yang ditransmisi dan
dengan output sebanding dengan sinyal yang diterimanya.
 Sistem biologi seperti alat pendengaran manusia (telinga) dengan input sebanding dengan
sinyal suara yang masuk ke gendang telinga dan output sebanding dengan rangsangan syaraf
yang selanjutnya diolah di otak untuk pengambilan keputusan informasi apa yang masuk.
 Sebuah manipulator robot dengan input sebanding dengan torsi yang diaplikasikan ke robot
dan output sebanding dengan posisi akhir salah satu lengannya.

Gambar 3.1. Contoh Sistem TEWS (Tsunami Early Warnig System)


Sebuah sistem dapat dipelajari dari penjelasan yang terdiri dari:
Entitas adalah objek yang dipelajari atau dimodelkan
 Atribut merupakan suatu sifat dari suatu entitas. Contoh, pengecekan neraca rekening
customer.
 Aktivitas merepresentasikan suatu periode waktu dangan lama tertentu (specified length).
Periode waktu sangat penting karena biasanya simulasi menyertakan besaran waktu. Contoh
deposito uang ke rekening pada waktu dan tanggal tertentu.
 Keadaan sistem didefinisikan sebagai kumpulan varibel-variabel yang diperlukan untuk
menggambarkan sistem kapanpun, relatif terhadap obyektif dari studi. Contoh, jumlah teller
yang sibuk, jumlah customer yang menunggu dibaris antrian.
 Peristiwa didefinisikan sebagai kejadian sesaat yang dapat mengubah keadaan sistem.
Contoh, kedatangan customer, pejumlahan jumlah teller, keberangkatan customer.
 Status adalah kumpulan variable yang digunakan untuk mengamati sistem (laju kendaraan
yang melintas, jumlah kendaraan, waktu melintas)

Jadi karakteristik Sistem terdiri dari :


􀁺 Komponen (Elemen), bagian bagian yang menyusun sistem tersebut, sering disebut subsistem.
􀁺 Batasan sistem (Boundary), kerja suatu sistem akan memouyai batasanbatasan walaupun secara
fisik maupun matematis tertentu. daerah yg membatasi antara sistem satu dengan lainnya/dengan
lingkungan luar, tidak kelihatan.
􀁺 Lingkungan luar (Environment), lingkungan yang mempengaruhi sistem seperti noise, keadaan
dsb.
􀁺 Penghubung sistem (Interface), bagaimna input dapat masuk dengan baik, atau antar komponen
dapat menyatu dengan pas.
􀁺 Masukan (Input)
􀁺 Keluaran (Output)
􀁺 Sasaran sistem (Objective), output proses yang diharapkan sebenarnya agar dapat splikatif.
Gambar Sinyal masukan cahaya, dan keluarannya tegangan yang diumpan ke ADC
Sinyal dari sistem termokopel diberikan ke rangkaian penguat untuk diukur
Keluarannya.

Dari karakteristik tersebut di atas dapat dijelaskan: bagaimana sistem yang berproses, misal
OPAM, jika mempunyai penguatan 10 kali pada catu tegangan ± 12 VDC. Jika diberi tegangan input
10 mV akan menghasilkan tegangan 100 mV. Apakah output akan demikian terus jika tegangan input
dibesarkan ouput akan menjadi 10 kali lipat?. Tidak, karena ada batas yaitu catu tegangan, tatkala
tegangan output melebihi 12 VDC, maka keluaran akan dipotong. Dengan demikian sistem ini disebut
input output mapping system. Demikian juga terjadi pada rangkaian listrik lainnya, dimana antara
input dan out tidak selalu memberikan sesuai dengan logika input output normal, karena adanya losses
atau disipasi daya/panas.
Dengan demikian klafisikasi Sistem waktu ada dua:
􀁺 Sistem Waktu Kontinyu
􀁺 Sistem Waktu Diskrit

3.2. Sistem Input Output Waktu Kontinyu


Representasi sistem adalah merupakan model matematis yang menggambarkan hubungan
input-output dan kondisi awal sistem. Persamaan semacam ini disebut persamaan beda (difference
equation), dimana masukannya merupakan fungsi waktu, keluarannya merupakan fungsi diskret atau
digital atau dalam bentuk transformasi misal fungsi frekuensi.
Untuk menjelaskan sistem input output, salah satunya menggunakan ekspresi matematis yang
menjelaskan hubungan antara sinyal input dan output ( input-output relationship).
Detail struktur di dalam sistem diabaikan.

Sistem Waktu Kontinyu


Penggambaran sistem waktu kontinyu selalu berkaitan dengan bentuk representasi matematik
yang mengambarkan sistem tersebut dalam keseluruhan waktu dan berkaitan dengan penggunaan
notasi f(t). Cara untuk mengetahui sistem itu hanya dengan memberikan input dan melihat outputnya
(lihat Gambar 3.1) dan persamaan 3.1a dan 3.1.b.

PROSES
Input x(t) Transformasi y(t) = T{x(t)}

Gambar 3.1. Sistem pemroses masukan fungsi waktu keluaran dalam bentuk diskrit

Untuk kemudahan, hubungan input-ouput sering diubah menjadi bentuk lain dengan suatu
transformasi, misalnya dengan Transformasi Z, Transformasi Fourier atau proses lainnya dsb.
Sistem secara umum dapat dinyatakan bahwa transformasi suatu masukan (input) x(t) dari suatu
sistem (T) akan menghasilkan keluaran output y(t) yang berbeda dengan masukan apapun sistem
tersebut merupakan transformasi input menhghasilkan output, dinyatakan:

kontinyu waktu y(t) ≡ T [x(t)] ……….. (3.1a)

Untuk kontinyu diskrit y(n) ≡ T [x(n)] ………… (3.1b)

T adalah simbol trasformasi/proses apa saja (Laplace,Fourier, Z, dsb)

Contoh :
input x(n) = ΙaΙ , untuk -3 n3
= 0 , lainnya
Hitung response dari

a) y(n) = x(n) (sistem identitas) yaitu sederet angka diskrit yang mempunyai nilai berpatokan dari 0
maka y(n) = {…, 0, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 0, ….}
-
b) y(n) = x(n–1)
maka y(n) = {…, 0, -3, -2, - 1, 0, 1, 2, 1, 0, .…}
-
c) y(n) = x(n+1)
maka y(n) = {…, 0, -3, -1, -1, 0, 1, 2, 3, 0, ….}
-
d) y(n) = 1/3(x(n+1) + x(n) + x(n–1))
maka y(n) = {…, 0, -3, -5/3, 1, 0, 1, 2, 7/3, 0,…}
-
e) y(n) = max { x(n+1), x(n), x(n–1)}
maka y(n) = {…, 0, 3, 3, 2, 1, 2, 3, 3, 0,…}

Contoh sistem Rangkaian waktu kontinyu RC, jika diketahui tegangan ε(t) = V (t) = x(t)

Gambar 3.2. Gambar sistem rangkaian elektronik RC

Jika kapasitor mencapai 0,63 %

Q (t) = C V(t) {1- e^(-t/RC)} = 0,63 CV(t)

y(t) = i (t) = {dQ}{dt}= x(t)/R{e^(-t/RC)} = V(t)/R{e^(-t/RC)}

Bentuk umum persamaan I/O untuk akumulator adalah sbb.:


3.3.Sistem Input Output Waktu Diskrit

Sistem waktu diskrit adalah sistem yang memproses sampling pada waktu-waktu tertuntu yang
digambarkan dalam bentuk fungsi diskrit x(n), dimana n adalah waktu sampling merupakan bilangan
integer dan menghasilkan fungsi waktu diskrit juga misal y(n). Ada beberapa sistem diskrit

1. Sistem Diskrit Statik dengan Sistem Diskrit Dinamik


Suatu sistem waktu diskrit dikatakan statik (memoryless) jika output pada tiap n hanya
tergantung pada sample input pada waktu yang sama. Suatu sistem waktu diskrit dikatakan
dinamik (mempunyai memory) apabila output sistem waktu n ditentukan oleh sample input pada
interval dari n-N sampai dengan N atau dapat menyimpan informasi besarnya masukan yang bukan
harga masukan saat itu..
Contoh: Sistem Statik y(n) = ax(n)
y(n) = nx(n) + bx3(n)
Sistem Dinamik y(n) = x(n) + 3x(n-1)
17 n
y( n) = Σ x(n-k) ……………………………….. (3.2a)
k=0
Dari persamaan 3.2a, dapat dilihat waktu inputnya (n-k) tidak sama dengan waktu output (n)
Lazimnya fungsi di atas dapat dituliskan dalam bentuk

y(n) = T [x(n), k] ……………………………….. (3.2b)

Secara umum dua buah sistem ini didefinisikan sebagai:

2a. Sistem tidak berubah terhadap waktu (time-invariant) dan


Sistem berubah terhadap waktu (time-variant)

Sebuah sistem dikatakan sebagai sistem time invariant jika state awal dan input adalah sama,
tidak masalah kapan waktunya diaplikasikan, yang penting outputnya selalu sama. Sebuah sistem
dinyatakan dengan: Teorema:
Suatu sistem T adalah time invariant atau shift (τ ) invariant jika dan hanya jika berlaku

y(n) = T[x(n)] (3.3a)


T{x(t −τ )} = y(t −τ )18……………… ………… (3.3b)
Untuk setiap sinyal input x(n)/x(t) dan setiap pergeseran waktu τ atau k.
T{x(n − k )} = y(n − k ) …(3.4).
Untuk menentukan apakah suatu sistem time invariant diperlukan suatu test:
1. Beri masukan x(t)/x(n) tertentu ke sistem yang akan diuji sehingga menghasilkan output y(t)/y(n).
2. Selanjutnya beri masukan x(t)/x(n) tersebut tetapi dengan delay k, dan hitung kembali outputnya.
3. Apabila y(n,k) = y(n-k) untuk seluruh harga k yang mungkin sama dengan masukan atau tidak
mengalami perubahan waktu, maka sistem tersebut adalah time invariant. Namun, jika output ,
walaupun untuk satu nilai k, terjadi perubahan maka sistem tersebut adalah time variant.

Sebuah sistem diketahui y(n) = x(n) –x(n–1) adalah invarian waktu (time invariant) karena:
T[x(n–k)] = x(n–k) –x(n–1-k) ……………. o)
.
Contoh aplikasi; Sebuah sistem pembangkit sinyal sinus menghasilkan sebuah sinyal yang
memiliki hubungan input/output sebagai berikut:

y(t) = sin (2πft/T + π/2 rad) ……… *)

Sinyal y(t) dilakukan penundaan sinyal selama setengah periode (½T). Coba amati apakah sistem
ini time invariant?
Penyelesaian: Dari persamaan dasar sebuah sinyal sinus di atas o) untuk
x(t) = x(t- t1)
dimana t1 = ½ T. Dalam implementasinya pada persamaan *) diatas didapatkan bentuk sebagai
berikut:
y(t-t1) = sin (2πft/T + π/2 rad – t1)
= sin (2πft/T + π/2 rad –π rad)
= sin (2πft/T - π/2 rad)
Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat dilihat pada Gambar 3.9 penundaan sinyal sinus sebesar
π/2 rad.

Gambar 3.9. Penundaan sistem yang menghasilkan sinyal sinus dengan π/2 rad
2.b. Sistem Linier dan Non Linier
Sistem linier: yang memenuhi hukum kelinieran (superposisi dsb)
Sistem Non linier: sistem yang tidak memenuhi hukum ketidak linieran
Gambar 2. Cotoh sistem yang linier jika Gambar 2. di atas dan dibwah dalam proses keduanya
akan menghasilkan output yang sama .

Gambar 2. Proses sinyal dengan sistem yang linier, kedua proses sama saja.
Gambar 2. Sistem yang linier, tahanan yang dialiri listrik menghasilkan kurva tegangan linier.

Gambar 2. Sistem non linier (diode, kapasitor, transistor)

3. Sistem Diskrit Linier dan Nonlinier


Sistem linier yaitu sistem yang secara umum memenuhi prinsip superposisi. Teorema: Suatu
sistem dikatakan linier jika dan hanya jika berlaku setiap transformasi dari penjumlahan subsistem,
maka akan menghasilkan transformasi masing-masing subsistem:

T [a1x1 (n) + a2 x2 (n)] = a1T[x1 (n)] + a2T[x2 (n)] …….. (3.5)

untuk setiap nilai x1(n) dan x2(n) sembarang dengan a1 dan a2 sembarang, maka akan menghasilkan
Transformasi fungsi masing-masing.
Buktikan bahwa sistem yang dinyatakan dengan:
y(n) = 2x(n) adalah linier
Jawab:
T[a1x1(n) + a2x2(n)] = 2[a1x1(n) + a2x2(n)]
= 2a1x1(n) + 2a2x2(n)
a1T[x1(n)] + a2T[x2(n)] = a1(2x1(n))+ a2(2x2(n))
= 2a1x1(n) + 2a2x2(n) j
Jadi linier sesuai dengan teorema di atas. Representasi grafis prinsip Superposisi. T linier jika dan
hanya jika y(n) = y’(n), lihat Gambar 3.4

20

21
Gam Gambar 3.4. Representasi grafis prinsip Superposisi. T

SistemNon Linier sistem yang secara umum tidak memenuhi prinsip superposisi. Teorema:
Suatu sistem dikatakan linier jika dan hanya jika berlaku:
T [a1x1 (n) + a2 x2 (n)] = a1T[x1 (n)] + a2T[x2 (n)] ……..
Buktikan bahwa sistem yang dinyatakan dengan:
y(n) = [x(n)]2 adalah non linier
Jawab:
T[a1x1(n) + a2x2(n)] = [a1x1(n) + a2x2(n)]2
= a12x12(n) + 2a1x1(n) a2x(n)+ a22x22(n)
a1T[x1(n)] + a2T[x2(n)] = a1(x12(n)) + a2(x22(n))
= a1x12(n) + a2x22(n)
Jadi a12x12(n) + 2a1x1(n) a2x(n)+ a22x22(n) tidak sama dengan a1x12(n) + a2x22(n), maka sistem
non linier.
Sifat-sifat Sistem mengikuti Linier adalah:
1. Dapat disuperposisikan
Jika xk(n) ---------------------> yk (n), maka

2. Zero input (input dapat dibuat nol), maka keluarannya dapat nol

Dalam proses fisis yang berbasis LTI, maka dapat diungkapkan bahwa:
 Banyak pemrosesan fisik dapat dimodelkan sebagai sistem LTI
 Dapat dianalisis secara rinci
 Jika diketahui respon sistem LTI untuk beberapa input, maka dapat diketahui respon untuk
banyak input

Diskusikan sebuah rangkaian dengan diode ideal seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.5
Dalam hal ini outup y(t) adalah tegangan yang terdapat pada resistor dengan resistansi R2. Diode
ideal merupakan suatu rangkaian hubung singkat ketika tegangan x(t) adalah bernilai positif, dan
merupakan rangkaian terbuka jika tegangan x(t) bernilai negatif. Apakah rangkaian ini merupakan
sistem linier?

Gambar 3.5. Rangkaian R dan diode, apakah linier ?

Dari Gambar 3.5, sistem rangkaian di atas didapatkan hubungan input/output (input x(t) sumber
tegangan) dan output tegangan di R2 (y(t)) sebagai berikut:

Y(t) = R2/(R1+R2) * x(t) , untuk x(t) ≥ 0


= 0 , untuk x(t) ≤ 0

Diberikan input fungsi step dengan u(t), respons yang dihasilkan adalah:

y(t) = R2/(R1+R2) * u(t)


Dengan input unit-step dikalikan dengan bilangan skalar –1, maka inputnya adalah –u(t),
dengan persamaan soal di atas, respon yang dihasilkan adalah nol untuk semua t ≥ 0.
Tetapi ini tidak sebanding dengan –1 kali respon u(t) yang diberikan dengan persamaan di atas
Kondisi ini bukan bersifat homogen, dan tidak linier.Sehingga dapat pula dinyatakan kalau sistem
ini tidak additive.

4. Sistem Stabil dan tidak Stabil dan Probabilistik


Sistem stabil BIBO (Bounded Input Bounded Output) adalah: output sistem yang terbatas
untuk input terbatas, stabil jika dan hanya jika setiap input yang terbatas menghasilkan output yang
terbatas pula.

x(n) ≤ M x < ∞ dan y(n) ≤ M y < ∞ ( 3.6)

berlaku utuk seluruh n. Contoh sistem stabil yang dinyatakan dengan

y(n) = 0,1 * y(n–1) + x(n) dan y(-1) = 0

adalah stabil, karena ketika diberi input unit impuls,outputnya adalah:

y(0) = 0,1 * y(–1)+ x(0) = 1


y(1) = 0,1 * y(0) + x(1) = 0,1
y(2) = 0,1 * y(1) + x(2) = 0,01

dan seterusnya.
Sistem tak stabil: jika input terbatas menghasilkan output yang tak terbatas, atau input tak terbatas
menghasilkan input yang terbatas.C ontoh sistem tak stabil Sistem yang dinyatakan dengan
y(n) = 2* y(n–1) + x(n) dan y(-1) = 0

adalah tidakstabil, karena ketika diberi input unit impuls,outputnya adalah:

y(0) = 2* y(–1) + x(0) = 1


y(1) = 2* y(0) + x(1) = 2
y(2) = 2* y(1) + x(2) = 4
dan seterusnya

Sistem Probabilistik
Sistem yang tidak bisa diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas contoh : sistem
arisan, stok barang, sistem lotere, hasil sepakbola dsb.

5. Sistem Kausal dan tidak Kausal

Sistem disebut kausal apabila outputnya hanya tergantung dari nilai input sekarang dan atau
sebelumnya. Atau keluaran sistem untuk setiap waktu hanya tergantung kepada input sekarang dan
sebelumnya, juga output sebelumnya. Catatan: setiap sistem memoryless adalah kausal, tapi tidak
berlaku sebaliknya.

y(n) = f [x(n), x(n–1), x(n–2), …, y(n –1), y(n –2), …]

Contoh:
sistem kausal: y(n) = 2x(n) –3x(n–2)

sistem non kausal: y(n) = x(n) + 3x(n+4)

Sistem Kausal dari Persamaan Diferensial


Bentuk sistem yang menggambarkan hubungan input output banyak ragamnya, termasuk sistem
rangkaian RC yang akan menghasilkan sistem persamaan diferensial dari kasus-kasus khusus yang
banyak dijumpai dalam kontrol seperti persamaan diferensial dibawah ini:

dy(t) + 2 y(t) = x(t) ……………………………………. (3.7)


dt

x(t) masukan sistem dan y(t) keluaran sistem. Untuk memecahkan persamaan (3.7) maka dapat
dimisalkan jawaban dalam bentuk eksponensial. Misal:

x(t) = K e3t u(t)

untuk t >0, jawaban tersebut dapat diuraikan terdiri dari jumlah pemecahan khusus yp(t) dan
pemecahan homogen yaitu yh(t). Dengan demikian persamaan (3.7) dapat dipecahkan sebagai
persamaan homogeny yaitu:

y(t) = yp(t) + yh(t). dan dapat ditulis:


dy(t) + 2 y(t) = 0
dt

maka y(t) = Y e3t , sehingga persamaan (3.7) dapat ditulis dari jawaban adalah:
3 Y e3t + 2 Y e3t = K e3t atau 3Y + 2Y = K, dan Y = K dan y(t) = K e3t
5 5

Sehingga persamaan berbentuk : y(t) = A K e3t + K e3t , untuk t>0


5

Untuk persamaan homogeny diperoleh y(t) = 0 dan A = - K/5, jadi diperoleh:

: y(t) = - A K e3t + K e3t , untuk t>0


5 5
Persamaan 3.7 adalah bentuk sistem yang dibentuk dari orde satu, namun jika persamaan diferensial
ordenya yang lebih tinggi, maka dapat dituliskan sebagai berikut:

∑𝑁
𝑖=0 𝑎 k d y(t)
k 𝑀
= ∑𝑖=0 𝑏 k dk x(t) ……………………. (3.8)
dtk dtk

3.4. Interkoneksi Sistem


Suatu sistem dapat diinterkoneksikan menjadi suatu sistem yang lebih besar. Ada dua cara untuk
mengkoneksikan, yaitu cascade (seri) dan parallel, yang direpresentasikan seperti gambar di bawah
ini.

T1 T3
X(t) Y(t)
T2 T4

T3
X(t) T1 T2 Y(t)

T4

Gambar 3.5. Sistem kaskade seri dan parallel dan parallel seri dan seri parallel

x(n) x(n) s(n) y(n) = x(n)s(n) + x(n-1) s(n-1)


x(n-1)s(n-1)
s(n) D (delay)
Gambar 3.6. sistem operasi pengalian dan penjumlahan sistem delay

x(n) x(n) s(n) ∫ y(n) = ∫x(n)s(n) dn + ∫x(n-1) s(n-1)dn

∫x(n-1)s(n-1)dn D (delay)
s(n)
Gambar 3.7. Sistem operasi pengalian, penjumlahan, integrasi dan sistem delay
Gambarkan diagram blok dari persamaan di bawah ini

Gambar 3.8. Operasi sistem dengan penguatan dan operasi pembalikan (transformasi Z)

Dalam sistem interkoneksi sistem dapatlinier kalau memenuhi persyaratan linier yang
dijelaskan di atas. Contoh: Sebuah sistem yang memiliki hubungan input/output sebagai berikut: y(t)
= x2(t). Sistem ini dapat direalisasikan sebagai sebuah pengali sinyal seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.9. Apakah sistem ini linear?

Gambar 3.9. Sistem dengan pengalian dan umpan depan dari x(t)

Penyelesaian: Sistem yang didefinisikan dengan soal di atas disebut sebagai square-law device (pada
foto detector, sistem ini tidak memiliki memori). Jika sebuah skalar s dan input x(t) diberikan ke
sistem, dengan persamaan square low device diperoleh respon untuk sx(t) adalah s2x2(t). Tetapi s
dikalikan dengan respon x(t) tidak sebanding dengan sx2(t), yang secara umum tidak sama dengan
s2x2(t). Dengan demikian sistem ini tidak homogen, dan bukan merupakan sistem linear.

3.5. Sistem Tertutup dan Terbuka, Abstrak dan Fisik, Alamiah, Buatan
Sistem tertutup adalah: sistem mandiri, sistem yg tidak bertukar materi atau kemasukan unsur
informasi lain, atau energi dengan lingkungan (tidak dipengaruhi oleh lingkungan), contoh : reaksi
kimia dlm sebuah tabung tertutup

Sistem Terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh
lingkungan, contoh :sistem open source.

Sistem Abstrak sistem yg berisi gagasan atau konsep saja yang belum dilaksanakan atau
direalisasikan, .contoh : sistem teologi

Sistem Fisik sistem yg secara fisik dapat dilihat contoh : sistem komputer, sistem transportasi

Sistem alamiah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia), contoh : sistem tata
surya

Sistem buatan manusia adalah sistem yg dibuat oleh manusia, contoh : sistem komputer, sistem
mobil

3.5. Pembentukan Sistem

Karena sistem terdiri berbagai subsistem yang saling terkait, maka sistem dapat terdiri dari berbagai
unsure pembentuk (lihat Gambar 3.6)
Pengunsuran (Factoring)
Perancangan sistem menuntut keseluruhan sistem.Tetapi hal ini terlalu besar untuk dianalisa secara
rinci, maka paling mudah diuraikan/dibagi atas subsistem. sistem hasil proses pengunsuran akan
membentuk struktur baru dari hasil pengelompokan. Contoh:

Sistem Pengolahan Informasi

Penjualan Subsistem Subsistem Subsistem


(Marketing) Persediaan barang Personalia Produksi
(logistic) (Administration) (production)

Subsistem Subsistem
Penyiapan Penggajian
Data
Masukan
Gambar 3.10 sistem dengan proses pengunsuran
3.6.Discrete Amplitude dan Perekaman Digital

Dalam sistem diskrit ada sistem digital dari hasil sampling bentuk diskrit, selanjutnya masuk
ke ADC (analog to digital converter) untuk diubah ke digit biner. Terminologi bit merupakan
singkatan untuk binary digit dengan dengan dua kode angka (0 dan 1) atau on off. Sehingga, suatu
sistem digital hanya akan memiliki dua level 1 bit pada monopolar 5 volt dan 0 pada level 0 volt..
Secara umum, logarithma berbasis 2 digunakan mengkonversi angka pada level kuantisasi yang
untuk nilai-nilai bit tersebut. Sebuah piranti degan dua posisi stabil seperti sebuah relay atau flip-flop,
dapat digunakan untuk menyimpan 1 bit informasi. N piranti dapat digunakan untuk menyimpan N
bit informasi, karena total angka yang mungkin untuk menyatakan keadaan informasi adalah 2N dan
sebanding dengan log 2(2N) = N bits ( Shannon, 1949/1975). Sehingga untuk 4 levels dinyatakan
sebagai 2 bit, 8 adalah 3 bit, 16 adalah 4 bit, dst. Untuk suatu N-bit ADC atau DAC converter untuk
mengembalikan ke fungsi analog semula.

Jumlah levels (bit atau digit) = 2N


N = 8 No. of levels = 256
N = 12 No. of levels = 4.096
N = 16 No. of levels = 65.536
N = 20 No. of levels = 1,048,576

Dalam studi kasus Sistem pencacahan digital (digital adalah untuk merepresentasikan sebuah
nilai numerik dari sebuah referensi atau hasil sampling analog suatu besaran fisik tertentu). Digitasi
punya arti sebagai langkah untuk mengkonversi suatu besaran analog menjadi sebuah nilai numerik.
Sebagai contoh, jika kita merepresentasikan sebuah intensitas suara dengan angka-angka yang
proporsional dengan intensitas, maka nilai analog dari intensitas itu telah ditampilan secara digital
(angka-angka). Akurasi konversinya tergantung pada jumlah nilai diskrit yang telah ditandai dan laju
pengambilan sampel hasil pengukuran yang telah dibuat. Sebagai contoh, 4 tingkatan nilai numerik
yang akan digunakan untuk merepresntasikan perubahan 4 amplitudo suara kurang akurat
dibandingkan menggunakan 256 tingkatan nilai numerik. Dan laju pengambilan sampel pengukuran
dengan 8 konversi/dt kurang akurat dibanding jika kita menggunakan 8000 konversi/dt.
Pada saat melakukan pencuplikan secara digital pada sinyal analog signal, konversi analog
ke digital (ADC) akan mengambil sampel dari continuous time-amplitude menjadi discrete time-
amplitude seperti yang diberikan pada Gambar 13. ADC akan mengkonversikan suatu nilai dari
sinyal continuous (time-amplitude) menjadi sinyal discrete (discrete time - discrete amplitude).

(a)

(b)
Gambar 3.11, (a) Pengambilan cuplik dari time invariant ke digital menggunakan ADC
(b). Instrumen pengambilan sampling dan pemrosesan ke digital

1. Dengan mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Nakajima (1983), Mieszkowski (1989) dan
Wannamaker, Lipshitz dan Vanderkooy (1989), analog dither harus ditambahkan ke sinyal input
untuk tujuan:
a) Linearisasi konversi ADC
b) Memungkinkan mengimprofisasi nilai SNR dengan melakukan proses perataan sesuai dengan
formula: (SNR) setelah perataan = (SNR) sebelum perataan n1/2 dimana: n = Jumlah pada sinyal
yang dirata-rata
c) Eliminasi distorsi harmonik (timbul ketika digital noise ND(t) koheren dengan sinyal V(t)).
d) Eliminasi distorsi intermodulasi (timbul ketika digital noise ND(t) koheren dengan signal V(t) ).
e) Eliminasi "digital deafness" (ketika sinyal V(t) rendah, dimana step size dalam konversi tidak
akan direcord semua, atau mungkin malah noise N1(t) yang akan direcord sebagai noise).
f) Eliminate noise modulation
2. Input LPF (antialiasing filter) harus dieliminasi untuk komponen frekuensi > fs/2, dengan fs =
frekuensi sampling
3 .ADC converter mengkonversi sinyal analog menjadi suatu bilangan digital (sebagai contoh:
10110110 merepresentasikan suatu binary coded 8-bit amplitude). Sampling speeds range dari 2
kHz sampai 10 GHz dan resolusi rentang amplitude dari 4 bits sampai 20 bits.
4. Jka DSP diberikan pada suatu sinyal, kita harus tambahkan digital dither N2(t) (kotak- 5) untuk
menghindari digital distortions dan coherent noise ND (t) pada output DAC converter.
5. Prioritas untuk DAC conversion, digital dither harus ditambahkan kenilai-nilai yang
merepresentasikan amplitudo pada sinyal jika kita gunakan DSP.
6. DAC converter mengkonversi bilangan digital menjadi sinyal analog. Kemampuan kecepatan
konversi dari 2 kHz sampai 200 MHz dan kemampuan amplitude resolution adalah 4 bit sampai
20 bits.
7. Output LPF harus mengeliminasi semua frekuensi diatas fs /2 yang akan terjadi sepanjang proses
konversi DAC.

3.9. Operasi matematis terhadap sistem sinyal

Dalam analisis sistem linier, masukan dan keluaran adalah merupakan sinyal yang dapat
dinyatakan dalam bentuk tabel, fungsi matematis ataupun gambar grafis. Sistem bagaimana mengolah
sinyal masukan dan mengeluarkan sinyal keluaran. Akibat pengolahan sistem, fungsi matematis
sinyal berubah. Sebagai contoh sebuah sinyal sinus x(t) = sinw t jika dimasukkan ke rangkaian
kapasitor paralel akan berubah menjadi sinyal keluaran y(t) = Ax(t+f) = Asin(t+f) yang secara fisis
berarti bahwa amplitudo dan fase sinyal berubah. Bab ini berbicara tentang apa saja pengaruh operasi
matematis terhadap bentuk sinyal dan bagaimana bentuk-bentuk sinyal dasar.

1. Operasi Sinyal Dalam Sistem

 Pembalikan (Negasi).
 Perkalian dengan konstanta.

 Perkalian/penjumlahan dengan sinyal lain.

2. Operasi matematis terhadap argumen sinyal

 Pembalikan (Negasi).

 Perkalian dengan konstanta/penskalaan.


 Penjumlahan dengan konstanta/pergeseran. Penjumlahan argumen dengan konstanta akan
menyebabkan sinyal tergeser ke kiri sejauh nilai konstanta sedangkan pengurangan argumen
dengan konstanta akan menyebabkan sinyal tergeser ke kanan.

Pergeseran akibat penjumlahan dengan konstanta dipengaruhi oleh operasi negasi dan
penskalaan. Penjumlahan dengan konstanta pada sinyal hasil negasi menyebabkan sinyal
tergeser ke kanan sedangkan pengurangan dengan konstanta menyebabkan sinyal tergeser ke
kiri. Sinyal x(-t-2) mempunyai bentuk seperti sinyal x(-t) yang tergeser sejauh 2 ke kiri.
Penjumlahan dengan konstanta pada sinyal yang terskala menyebabkan nilai pergeseran
terskala. Sinyal x(2t) terskala sehingga bentuk sinyal mengkerut menjadi 1/2 kali bentuk
sinyal x(t). Sinyal x(2t-2) mempunyai bentuk sama dengan sinyal x(2t) tapi tergeser ke kanan
sejauh 2/2 (bukan sejauh 2). Nilai pergeseran ikut terskala.

Manakah di antara kedua sinyal berikut ini yang benar???


Soal-soal:
1.Untuk masalah berikut ini buatlah program dalam Matlab atau Bahasa C.

Persamaan diferensial dalam sistem berikut ini harus diselsesaikan dengan cara rekursi untuk
mendapatkan nilai y[n] pada 0 < n < 10.

a. y[n] = 2y[n-1]; y[-1] = 1


b. y[n] = 0.5y[n-1] + y[n-2]; y[-2] = 1, y[-1]= 0
c. y[n] = 0.1y[n-1] + 0.5y[n-2] + (0.5)n ; y[-1]= y[-2]= 0

2. Sebuah sistem penyimpanan uang di bank memiliki model matematik seperti berikut:

y[n+1] –(1+I/4)y[n]=x{n+1]

Dimana:
y[n] adalah jumlah yang ada setelah penghitungan pada kuartar ke-n, x[n] adalah jumlah yang
didepositkan dalam kuartar ke-n, I adalah interest rate tahunan dalam bentuk desimal. Untuk I =
10%, hitung y[n] untuk n = 1,2,3,… ketika y[0] =1000 dan x[n] =1000 untuk n >1.
BAB IV
PEMROSESAN SISTEM DAN SINYAL

Dari pembahasan bab III, bahwa input-output mapping system, menggambarkan adanya noise
(derau) yang menyebabkan terjadi perubahan output, sehingga seakan-akan tidak berhubungan antara
input dan output, atau adanya penyimpangan proses. Padahal yang demikian adalah gangguan dan
akan menghasilkan pemrosesan yang tidak sempurna.

4.1.Pembentukan Subsistem
A. Penyederhanaan (Simplikasi)
Setiap sistem atau subsistem memiliki masukan, keluaran, dan interface dengan subsistem-subsistem
lainnya, sehingga akan menyebabkan banyak interface yg harus didefinisikan. Oleh karena itu
diperlukan suatu penyederhanaan pada penggambaran interface
Contoh :
4 subsistem berinteraksi akan memiliki 6 interface, 20 subsistem akan memiliki 190 interface.
Rumusnya : ½ n (n-1), n= banyaknya subsistem

Pembentukan Subsistem
Ssetiap jalinan adalah inteface yang berpotensi untuk komunikasi antar subsistem dan mempunyai
jalur informasi. Proses penyederhanaan dapat dilakukan dengan :
􀁺 Gugus (cluster) subsistem ditentukan mana yg berinteraksi dg lainya kemudian dibuat sebuah
jalur interface dari gugus menuju subsistem lainnya.
􀁺 Metode untuk sistem pemisahan (decoupling) diadakan agar tidak memerlukan analisis
interaksi yg tepat.dua subsistem yg berhubungan sangat erat membutuhkan suatu
koordinasi dan penjadwalan waktu yg ketat
Contoh: seandainya bahan baku langsung diproduksi pada saat ia tiba dipabrik, maka dikatakan
sistem bahan baku digandeng erat dg sistem produksi. Pengaturan waktunya harus tepat
untuk menghindari penundaan dalam produksi atau terlalu cepat kedatangan sehingga
tidak ada tempat untuk penyimpanan. Proses produksi dapat mengalami penundaan tak
terduga atau tak terencana.
􀁺 Memecahkan sistem sesuai dengan kategori input atau proses dan pemecahannya adalah dengan
memisahkan atau melenturkan hubungan tersebut sehingga kedua sistem dapat beroperasi
sejenak secara bebas.

B. Mengurangi noise/Gangguan
Gangguan baik itu noise atau lainnya banyak muncul dalam pemrosesan sinyal seperti: sinyal
TV, radio, pengukuran, penguat (amplifier), foto, media (udara, kabel) dsb. Derau atau gangguan
dapat muncul karena interferensi, karena panas, karena kerja band width, karena lingkungan dsb.
Dengan teknik filterisasi atau pengendalian-dither dan perata-rataan sinyal pada deteksi
berulang kali. Sistem pemroses sinyal sederhana secara statistik akan menghasilkan sinyal yang
derauya semakin kecil.
Pengontrolan proses pada sistem, sebenarnya adalah dalam rangka agar input dan output
sesuai dengan yang diharapkan, sehingga diperlukan pengotrol dan stabil (lihat Gambar 4.1)

derau (noise)

Filter Proses dan


Input output
derau Av. Unit

Feedback (pengontrol/pengendali)
Gambar 4.1. Proses dalam rangka salah menghilangkan derau
dan agar stabil.

Sistem yang baik untuk memproses sinyal adalah diwujudkan dengan menggunakan umpan balik
(feedback) dengan tujuan untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan
dilakukan dengan membandingkan keluaran sistem yang diinginkan.
􀁺 Umpan balik negatif (negatif feedback)
Menyesuaikan penyimpangan terhadap standar Contoh : penerapan thermostat pada sistem
pendingin (AC)
􀁺 Umpan balik positif (positive feedback)
Untuk menambah kekuatan atau mendorong proses supaya memberikan hasil yang baik, tanpa
harus menunggu terjadinya penyimpangan, Contoh : peramalan arus saldo kas di masa yang
akan datang dengan membuat sistem anggaran kas pada sistem perencanaan kas. Jadi prosesnya
belum berjalan perencanaan telah ditetapkan, agar program atau proses dalam sistem sesuai
dengan perencanaan (tidak menyimpang dari yang telah digariskan) sehingga sebagai sistem
diberikan umpan depan (positive feedback atau feedforward).

4.2. Analisis Sistem


Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisa respons suatu sistem linear pada suatu
masukan yang diberikan. Cara pertama menggunakan solusi langsung:
Bentuk umum solusi langsung:
y(n) = F[y(n-1), y(n-2), … y(n-N), x(n), x(n-1), … x(n-M)]

y(n) = - ∑𝑁𝑘=1 𝑎ky(n-k) = ∑𝑀𝑘=0 𝑏𝑘𝑥(𝑛 − 𝑘)……………………. (3.8)

Cara kedua memecah input dalam elemen-elemen dengan mengcek satu per satu bagian bagian,
contoh:
n
x(n) = Σ ck xk (n)
k=0
outputnya dalam betuk yk(n) = T [xk(n)] dimana masing output masing elemen
y(n) = T [x(n)] 7
n n n
y(n)= T [ Σ ck xk (n)] = Σ ck T[xk (n)] = Σ ck yk (n)7
k=0 k=0 k =0

Contoh diketahui xk(n) = e jωkn


, k = 0, 1, … N-1 , sinyal harmonic ω= (2π/N)k adalah

fundamental frekuensi, sehingga jika ditulis dalam bentuk harmonic penjumlahan


7 N-1
x(n) = Σ ck e jωkn
k=0

contoh diskrit xk(n) =d(n-k)

x(n) d(n-k) = x(k)d(n-k)



x(n) = Σ x(k)d(n-k)
k= -∞

Aplikasi, jika diketahui x(n) = {2, 4, 0, 3}

Uraikan kedua jumlah dari weighting impulse sequence yaitu:


x(n) = 2d(n+1) + 4 d(n) + 3d (n-2)

Pemrosesan sinyal, ada beberapa cara:

1. Pemroses sinyal sistem analog dan keluarannya analog


2. Pemrosesan secara digital, yaitu dari input analog,diubah ke sistem digital dengan
proses digital hasilnya dikembalikan ke analog, atau keluarannya akan diberikan
pilihan digital atau analog.
3. Sinyal digital diproses secara digital, hasilnya dalam bentuk digital atau analog
sesudah sistemnya bekerja dengan baik.
4. Sinyal digital diubah ke analog diproses secara analog, keluarannya analog atau
digital.

Pada gambar di bawah diperlihatkan proses analog dan digital

Pemroses Analog
Input analog output analog

ADC Pemroses Digital DAC


Input analog output analog

Digital (10011101) digital (100111001)

D LPF ADC Pemroses Digital D DAC LPF


Sensor peraga
it it
x(t) dither analog x(n) x‘(n) dither digital y(t)

Gambar 4.2. Pemrosesan sinyal analog dan digital


4.3. Pemroses Sinyal Dan Sistem Melalui Jaringan (Ethernet).

Ethernet (internet) adalah perkabelan dan pemrosesan sinyal untuk data jaringan komputer
(Robert Metcalfe dan David Boggs di Xerox Palo Alto Research Center, 1972), atau proses interface
yang digunakan untuk konektivitas perangkat komputer di setiap jaringan LAN (Local Area
Network) di seluruh dunia. Teknologi Ethernet sangat mudah diadaptasi oleh perangkat seperti:
modem, printer, scanner, faksimile, VoIP phone, serta perangkat teknologi informasi lainnya. Sejalan
dengan perkembangan teknologi dan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat pada layanan
komunikasi data, teknologi Ethernet juga digunakan sebagai interface dari layanan broadband data
communication (Metro Ethernet).

A. Jenis-jenis Ethernet
Ethernet dibedakan berdasarkan kecepatan akses datanya, yaitu:

1. Ethernet, dengan kecepatan akses data 10 Mbit/detik. Standar yang digunakan adalah: 10BaseT,
10BaseF, 10Base2 dan 10Base5.

A.1. 10BaseT
Pada Ethernet 10BaseT menggunakan topologi Star, topologi star ini paling banyak digunakan,
karena mudah pemasangannya serta melakukan pengecekan jika ada kerusakan pada jaringan.Pada
10BaseT kabel yang dipakai bukan coaxial tapi kabel UTP.Spesifikasi dari 10BaseT adalah sebagai
berikut:
1. Panjang kabel per-segmen maksimum 100 m
2. Jumlah segmen maksimum adalah 1024
3. Jumlah node perjaringan 1024
4. Menggunakan Hub dengan jumlah maksimum 4 buah
5. Kabel yang digunakan UTP kategori 3 atau lebih

A.2. 10BaseF
10BaseF mengunakan kabel serat optik, ini jarang digunakan karena biasanya mahal dan
pemasangannya tidak semudah ethernet tipe lain. Umumnya jenis ini dipakai untuk penghubung
(link) antar segmen karena jaraknya bisa mencapai 2000 m serta kabel yang digunakan adalah serat
optik. Pada 10BaseF, untuk transmisi output (TX) dan input (RX) menggunakan kabel/media yang
berbeda.

A.3. 10Base2
10Base2 mempunyai struktur jaringan berbentuk bus. Hanya kabel yang digunakan lebih kecil,
berdiameter 5 mm dengan jenis twisted pair. 10Base2 disebut juga Thin Ethernet karena
menggunakan kabel Coaxial jenis Thin atau disebut sebagai Cheaper Net.Panjang maksimal sebuah
segmennya menjadi lebih pendek, sekitar 185 m, dan bisa disambung sampai 5 segmen menjadi
sekitar 925 m. Sebuah segmen hanya mampu menampung tidak lebih dari 30 unit komputer saja.
Pada jaringan ini pun diperlukan konsentrator yang membuat ujung-ujung media transmisi busnya
menjadi beresistansi 50 ohm. Untuk jenis konektor dipakai adalah jenis BNC.
Spesifikasinya adalah:
* Panjang kabel per-segmen adalah 185 m
* Total segmen kabel adalah 5 buah
* Maksimum Repeater adalah 4 buah
* Maksimum jumlah segmen yang terdapat node (station) adalah 3 buah
* Jarak terdekat antar station minimum 0,5 m
* Maksimum jumlah station dalam satu segmen kabel adalah 30
* Maksimum panjang keseluruhan dengan Repeater adalah 925 m
* Awal dan akhir kabel diberi Terminator 50 ohm
* Jenis kabel yang digunakan RG-58A/U atau RG-58C/U
A.4. 10Base5
10Base5 disebut juga Thick Ethernet karena menggunakan kabel Coaxial jenis Thick.
Topologi pada 10Base5 sama seperti 10Base2 yaitu Topologi Bus. Spesifikasi dari 10Base5 adalah
sebagai berikut:
* Panjang kabel per-segmen adalah 500 m
* Total segmen kabel adalah 4 buah
* Maksimum jumlah segmen yang terdapat node adalah 3
* Jarak terdekat antar station minimum adalah 2,5 m
* Maksimum jumlah station dalam satu segmen kabel adalah 100
* Maksimum panjang kabel AUI ke node 50 m
* Maksimum panjang keseluruhan dengan Repeater 2500 m
* Awal dan akhir kabel diberi Terminator 50 ohm
* Jenis kabel Coaxial RG-8 atau RG-11

B. Fast Ethernet
Memiliki kecepatan akses data 100 Mbit/ detik. Standar yang digunakan adalah: 100BaseFX,
100BaseT, 100BaseT4 dan 100BaseTX. Protokol ini cepat menjadi populer, karena memberikan
kecepatan 10 kali lebih tinggi dibandingkan 10BaseT dengan harga yang relatif murah.
Fast Ethernet bergantung pada jenis media/kabel yang digunakan, tergolong atas beberapa tipe
sebagai berikut:

A. 100Base TX
Protokol 100BaseTX ini mendukung penggunakan kabel UTP kategori-5 seperti yang digunakan
oleh protokol I0BaseT sehingga dapat digunakan tanpa banyak mengubah distribusi perkabelan
yang sudah ada.
Yang perlu diganti hanya hub dan network adapter yang mampu mendukung protokol 100BaseTX.
Banyak network adapter dan hub yang diproduksi belakangan ini mempunyai kemampuan untuk
mendeteksi secara otomatis kecepatan 10 atau 100 Mbps. Kabel-kabel jaringan tidak perlu diganti
karena 100BaseTX dapat berfungsi dengan baik dengan menggunakan kabel UTP kategori¬5,
seperti yang digunakan oleh jaringan 10BaseT dengan panjang kabel antara hub dengan hub atau
hub ke komputer adalah sama juga, yaitu 100 meter. Namun untuk protokol 100BaseTX, diameter
jaringan maksimum (jarak terjauh antara dua komputer) adalah 205 meter.
B. 100BaseFX
Tipe protokol ini mendukung penggunaan kabel serat optik dengan jarak maksimum 412 meter.

C. 100BaseT
100BaseT disebut juga Fast Ethernet atau 100BaseX, adalah ethernet yang mempunyai kecepatan
100 Mbps. Ada beberapa tipe 100BaseT berdasarkan kabel yang dipakai, yaitu:
* 100BaseT4, memakai kabel UTP Category-5 dan kabel yang dipakai adalah 4 pasang
* 100BaseTX, memakai kabel UTP Category-5 dan kabel yang dipakai hanya 2 pasang
* 100BaseTX, memakai kabel serat optik
Pada 100BaseT yang menggunakan kabel Coaxial maksimum total kabelnya dengan menggunakan
Hub Class II adalah 205 m, dengan perincian 100 m untuk panjang segmen dan 5 m untuk
hubungan Hub ke Hub. Sedangkan untuk 100BaseFX dengan menggunakan dua Repeater bisa
mencapai 412 m, dan panjang segmen dengan serat optik bisa mencapai 2000 m.

4.3.1. Gigabit Ethernet


Memiliki kecepatan akses data 1000 Mbit/detik atau 1 Gbit/detik. Standar yang digunakan adalah:
1000BaseCX, 1000BaseLX, 1000BaseSX dan 1000BaseT.
Gigabit Ethernet merupakan protokol jenis Ethernet terbaru yang mendukung kecepatan 1000
Mbps, dan bergantung pada jenis media yang digunakan, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut:

A. 1000BaseTX
Merupakan jenis protokol Ethernet terbaru yang menggunakan kecepatan 1000 Gigabit per second
(Gbps) dan mendukung pergunaan kabel UTP kategori-5. Spesifikasinya banyak mirip dengan
protokol 100BaseTX, misalnya jarak kabel maksimum adalah 100 meter dengan diameter jaringan
205 meter.

B. 1000BaseSX dan 1000 BaseLX

Protokol 1000BaseSX dan 1000BaseLX berdasarkan spesifikasi 802.3z yang mendukung


penggunaan media serat optik yang mampu meneruskan data dengan panjang kabel sampai 550 meter
untuk protokol 1000BaseSX, dan 3000 meter untuk protokol 1000BaseLX, tergantung tipe dan mode
serat optik yang dipakai. Oleh sebab itu protokol ini banyak dipakai sebagai jaringan tulang punggung
(backbone) untuk jaringan kampus.

4.3.2. Pengertian Metro Ethernet

Metro Ethernet merupakan teknologi jaringan Ethernet yang diimplementasikan di sebuah


metropolitan area. Perusahaan-perusahaan besar dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk
menghubungkan kantor-kantor cabang mereka ke dalam sistem intranet yang ada di dalam perusahaan
tersebut.Jaringan Metro Ethernet umumnya didefenisikan sebagai bridge dari suatu jaringan atau
menghubungkan wilayah yang terpisah juga menghubungkan LAN dan WAN atau backbone network
yang umumnya dimiliki oleh service provider.

Jaringan Metro Ethernet, secara harfiah berarti jaringan komunikasi data yang berskala metro (skala
satu kota besar seperti Jakarta) dengan menggunakan teknologi Ethernet sebagai protokol transportasi
datanya. Teknologi Metro Ethernet merupakan perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat
menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang terdapat pada
jaringan Ethernet umumnya. Sehingga jaringan yang berskala metro dapat dibentuk dengan
menggunakan teknologi Ethernet biasa.

Metro Ethernet menggunakan protokol atau teknologi yang sama persis dengan Ethernet/Fast
Ethernet pada LAN tetapi ada penambahan beberapa fungsi sehingga dapat digunakan untuk
menghubungkan dua lokasi (dua LAN) dengan jarak puluhan bahkan ratusan kilometer. Sebenarnya
Metro Ethernet adalah jenis Broadband Wired (Kabel Broadband) karena
speed/kecepatan/bandwidthnya sudah besar yaitu 10/100 Mbps, bahkan 1/10 Gigabps.
Dan telah digunakan secara luas oleh masyarakat dalam LAN. Tersebar ke mana-mana dan banyak.
Selain itu, bandwidth mudah diperbesar. Hingga kini di pasaran telah mencapai bandwidth tertinggi
sebesar 10 Gigabit per second. Namun, bandwidth 10 Mbps, 100 Mbps, dan 1000 Mbps tetap
disediakan.
Metro ethernet merupakan salah satu solusi teknologi untuk High End Market (HEM) dalam
memberikan solusi terintegrasi untuk layanan voice, data dan video. Metro ethernet network memiliki
karakteristik antara lain :

* Teknologi IP optik berbasis Synchronous Digital Hierarchy atau Ethernet.


* Dapat mengakomodasi layanan berupa voice, data, high speed internet access dan video
* Kecepatan sampai Gigabit Ethernet/1000Mbps

4. 3.3. Cara Kerja Metro Ethernet

Metro ethernet merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan metode transmisi Baseband
yang mengirim sinyalnya secara serial 1 bit pada satu waktu. Metro Ethernet beroperasi dalam modus
half-duplex, yang berarti setiap station dapat menerima atau mengirim data tapi tidak dapat
melakukan keduanya secara sekaligus.

Metro Ethernet menggunakan metode kontrol akses media Carrier Sense Multiple Access with
Collision Detection untuk menentukan station mana yang dapat mentransmisikan data pada waktu
tertentu melalui media yang digunakan. Dalam jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet, setiap
komputer akan “mendengar” terlebih dahulu sebelum “berbicara”, artinya mereka akan melihat
kondisi jaringan apakah tidak ada komputer lain yang sedang mentransmisikan data. Jika tidak ada
komputer yang sedang mentransmisikan data, maka setiap komputer yang mau mengirimkan data
dapat mencoba untuk mengambil alih jaringan untuk mentransmisikan sinyal. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat
berdasrkan basis First-Come, First-Served, daripada melimpahkan kontrol sinyal kepada Master
Station seperti dalam teknologi jaringan lainnya.
Jika dua station akan mencoba untuk mentransmisikan data pada waktu yang sama, maka
kemungkinan akan terjadi collision (kolisi/tabrakan), yang akan mengakibatkan dua station tersebut
menghentikan transmisi data, sebelum akhirnya mencoba untuk mengirimkannya lagi pada interval
waktu yang acak (yang diukur dengan satuan milidetik). Semakin banyak station dalam sebuah
jaringan Ethernet, akan mengakibatkan jumlah kolisi yang semakin besar pula dan kinerja jaringan
pun akan menjadi buruk. Kinerja Ethernet yang seharusnya 10 Mbit/detik, jika dalam jaringan
terpasang 100 node, umumnya hanya menghasilkan kinerja yang berkisar antara 40% hingga 55%
dari bandwidth yang diharapkan (10 Mbit/detik). Salah satu cara untuk menghadapi masalah ini
adalah dengan menggunakan Switch Ethernet untuk melakukan segmentasi terhadap jaringan
Ethernet ke dalam beberapa collision domain. Dimana collision domain ini mempercepat pengiriman
data pada jaringan.

4.3.4. Keuntungan Metro Ethernet

Banyak sekali keuntungan yang di dapat dari teknologi Metro Ethernet Network baik dari pihak
penyedia jasa layanan atau services provider ataupun para penggunanya. Berikut manfaat yang
diperoleh oleh penyedia dan para pengguna jaringan Metro Ethernet ini:

A. Nilai ekonomis yang tinggi.

Dalam implementasinya, teknologi MEN ini sudah lama dikenal oleh masyarakat luar sebagai salah
satu teknologi yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi atau murah, bahkan dalam maintenance dan
pengembangannya. Dengan teknologi MEN para penyedia jasa layanan dan para pengguna dapat
mengurangi biaya investasi dan biaya operasional. Beberapa alasan yang menyebabkan teknologi
Metro Ethernet mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, yaitu:

* Penggunaannya yang luas, bahkan hampir semua perangkat jaringan menggunakan teknologi ini,
sehingga harga perangkat berbasis teknologi MEN ini sangat bersaing di pasaran. Para pengguna
dapat bebas memilih perangkat yang sesuai dengan dana dan juga kebutuhan pengguna.

* Pelayanan Metro Ethernet murah dan bahkan bisa dikatakan lebih murah daripada servis teknologi
WAN sebagai penyedia jasanya dan maintenance yang relatif murah. Biasanya untuk
menyelenggarakan jasa Ethernet service, pengguna tidak membutuhkan sebuah perangkat
multiplexer yang mahal atau perangkat router yang canggih.

* Fleksibilitas juga merupakan salah satu faktor mengapa Metro Ethernet sangat menguntungkan baik
untuk digunakan oleh end user maupun untuk dijual kembali oleh penyedia jasa. Dengan
menggunakan pelayanan Ethernet yang disediakan oleh teknologi jaringan Metro Interet, para
penyedia jasa dapat lebih leluasa membuat produk-produk servis untuk dijual ke pengguna. Dan dari
sisi pengguna hal ini juga sangat menguntungkan karena mereka disuguhkan dengan banyak pilihan.

B. Kesenangan penggunanya

Teknologi komunikasi data jenis ini memang telah merambah kemana-mana penggunaannya,
sehingga telah dikenal secara luas dan banyak yang sudah familiar dengan sifat, kekurangan dan
kelebihannya. Perangkat-perangkat pendukungnya pun tidak perlu dipertanyakan lagi
keberadaannya, sebab kini hampir semua perangkat komunikasi data, khususnya untuk keperluan
LAN, MAN dan juga WAN yang sederhana pasti menggunakan interface Ethernet. Bahkan beberapa
perangkat rumah tangga yang tergolong perangkat canggih juga dilegkapi dengan interface ini untuk
berinteraksi dengan komputer. Selain itu Operation, Administration, Maintanance, dan Provisioning
(OAM&P) dari teknologi ini juga sudah tidak asing lagi bagi para penyedia jasanya, seperti halnya
melakukan OAM&P pada jaringan lokal saja.

5. Pemrosesan melalui Internet.

Pengembangan pegiriman siyal atau hubungan antar pemroses melalui komuikasi komputer dari
sistem Ethernet berkembang iterkoneksi jaringan yang sangat luas dan mendunia. Sinyal dalam
bentuk data atau informasi apapun sekarang dapat diunduh dari sistem jaringan internasional yang
yang sudah terbuka. Sistem ini merupakan sisitem satu kesatuan informasi real time yang mendunia
dan dapat diakses oleh siapapan, inilah internet yang menggabung sinyal dan sistem yang menyatu
secara dunia (lihat gambar 4.3). Internet (kependekan dari interconnection-networking) adalah seluruh
jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control
Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching
communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.Rangkaian internet yang
terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini
dinamakan internetworking ("antarjaringan").

Gambar 4.3. Jaringan internet seluruh dunia yang berbasis Komputer yang salig berhubugan
satu sama lainnya

Pengiriman sinyal atau informasi keseluruh penjuru dunia sekarang sangat mudah dilakukan dengan
media internet, dari mulai pendidikan perdagangan maupun jual beli dan sebagainya. Perkembangan
Internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang
sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau
telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini
dikenal dengan nama e-commerce. Termasuk dikembangkanya transparansi pelaksanaan
pemerintahan melalui e-government. Komunitas internet mempunyai tata tertib yang diberi nama
Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah netiket. Selain hal tersebut, di
Indonesia juga diberlakukan peraturan (UU ITE).
Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia.
Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan
memanfaatkan jaringan telepon ( baik kabel maupun gelombang elektromagnetik). Jaringan jutaan
komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet
dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu
pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan
informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet. Pihak yang
telah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri ( bagaikan nomor telepon ) yang
dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang
memiliki personal komputer ( PC ) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengakses internet.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju, sehingga
dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri. Internet
(interconnection-networking) yaitu jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar
sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol
pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di
seluruh dunia. Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan
rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking ("antarjaringan").
Awalnya internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced
Research Project Agency Network), mendemonstrasikan bagaimana mengabungkan hardware dan
software komputer yang berbasis UNIX, dengan melakukan komunikasi jarak tidak terbatas melalui
saluran atau jaringa telepon.
Jaringan yang dipakai sangat handal, dapat memindahkan informasi yang besar dengan ketentuan
standar yang merupakan pembangunan protokol yang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control
Protocol/Internet Protocol).
Tujuan dibangunnya internet ini untuk keperluan militer pada Departemen Pertahanan Amerika
Serikat (US Department of Defense), membuat sistem jaringan komputer yang tersebar yang
menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan
nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, jika terjadi perang tidak mudah
dihancurkan.
Dalam perkembagannya ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" ( keperluan militer) dan
"ARPANET" (lebih kecil, non-militer seperti, universitas-universitas). Kedua jaringan disebut
DARPA Internet, yang dikenal Internet.
Protokol-protokol pada internet dibentuk berdasarkan ketentuan Internet Engineering Task Force
(IETF), yang terbuka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen RFC (Request for Comments)
dijadikan sebagai standar internet, yang diperlukan secara umum, oleh Badan Arsitektur Internet
(Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol Internet yang sering digunakan adalah seperti,
IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP,
LDAP, dan SSL.
Layanan di Internet yang menggunakan protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet,
Newsgroup, berbagi berkas (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session
Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Email/surat elektronik dan World Wide Web lebih
kerap digunakan, dan lebih banyak servis yang dibangun, seperti milis (Mailing List) dan Weblog.
Melalui Internet dimungkinkan berkomunikasi secara langsung antara dua pengguna atau lebih
melalui program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo!
Messenger, MSN Messenger Windows Live Messenger, Twitter,Facebook dan lain sebagainya.
Beberapa servis Internet populer yang berdasarkan sistem tertutup (Proprietary System), adalah
seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella. Dengan berpandukan mesin pencari seperti Google,
pengguna di seluruh dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas bermacam-macam informasi.
Internet melambangkan penyebaran (decentralization)/pengetahuan (knowledge) sinyal/informasi
dan data secara ekstrem.
Internet lebih bayak menggunakan PC (Personal Computer), namu dapat juga mengakses Internet
melalui Handphone (HP) menggunakan fasilitas yang disebut GPRS (General Packet Radio Service).
GPRS merupakan salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang memiliki kecepatan koneksi
115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS dapat
diakses sebagai mendukung fasilitas tersebut. Pengaturan GPRS pada ponsel tergantung dari operator
yang digunakan.
 Jaringan Internet
Karena internet merupakan jaringan iternasional, maka jaringan ini menghubungkan seluruh Negara
(lihat Gambar 4.3.) atau sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan
jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Setiap komputer dan jaringan terhubung - secara
langsung maupun tidak langsung - ke beberapa jalur utama dengan internet backbone dan dibedakan
satu dengan yang lainnya menggunakan unique name yang biasa disebut dengan alamat IP 32 bit.
Contoh: 202.155.4.230.
Sejak memasyarakatnya internet terhubung dengan beberapa komputer, baik komputer pribadi (PC)
maupun server, pada sebuah jaringan dari jenis LAN (Local Area Network) sampai WAN (Wide Area
Network) merupakan hal yang lumrah.
Untuk mengenali sebuah jaringan komputer alangkah baiknya lebih dahulu mengetahui ciri-ciri
jaringan komputer sepeti :

1. berbagi perangkat keras (hardware) komputer;


2. berbagi perangkat lunak (software) komputer;
3. berbagi saluran komunikasi;
4. berbagi data dengan mudah; dan
5. memudahkan komunikasi antar pemakai jaringan.

Gambar 4.4.Jaringan internet


Manfaat jaringan computer ini antara lain:

 Resource sharing, ialah dapat menggunakan sumber daya yang ada secara bersama-sama, hal ini
berarti jaringan komputer mengatasi masalah jarak;
 Realibilitas tinggi, dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas yang tinggi
dengan memiliki sumber sumber alternatf persediaan. Misal semua file dapat disimpan atau di
copy dua atau lebih oleh komputer yang terkoneksi ke jaringan, jika salah satu komputer rusak ,
salinan di komputer yang lain bisa di gunakan
 menghemat Uang. komputer yang berukuran kecil harga lebih murah dibanding dengan
komputer yang berukuran besar

Layanan yang ada di internet

Meskipun Web adalah layanan yang paling populer diantara pengguna internet, namun itu bukanlah satu-
satunya yang ada di dunia maya ini.

E-mail (Electronic Mail)

Ini adalah layanan penyampaian pesan lewat jaringan internet. Mirip seperti surat-menyurat lewat pos.
Bedanya, e-mail tidak membutuhkan perangko dan petugas pos. Yang dibutuhkan hanyalah sebuah
program e-mail seperti Outlook dan Outlook Express. Atau dapat juga memanfaatkan fasilitas secara online,
yaitu e-mail berbasis Web. Kita perlu akses internet dan membuat akun yang dilindungi oleh password.

Dalam e-mail, sebuah alamat dilengkapi dengan simbol @ (dibaca at dalam bahasa Inggris) yang
memisahkan nama pengguna dengan nama domainnya. Kita dapat menyimpan alamat-alamat e-mail teman
ke dalam address book yang telah tersedia, dan berkirim surat elektronik pada mereka. Fasilitas ini jauh
lebih mudah, murah dan cepat jika dibandingkan dengan pengiriman surat manual lewat jasa Pos.

FTP (File Transfer Protocol)


FTP menentukan standar-standar dalam mentransfer file dengan upload dan download. Upload juga dikenal
dengan nama “unggah”, sedangkan download memiliki nama lain “unduh”. File yang ditransfer dapat berupa
file gambar, teks, video dan lainnya.

Terdapat suatu situs FTP yang berisi tentang file-file yang diam dalam suatu server. Banyak diantara situs-
situs tersebut yang memiliki FTP anonim, dimana semua orang dapat melakukan transfer file. Namun ada
juga yang membatasi file transfer hanya oleh mereka yang memiliki akun yang terotorisasi (dilengkapi
password) pada server FTP itu.

Telnet (Telecommunication network)


Adalah sebuah protokol jaringan yang digunakan pada Internet atau Local Area Network untuk menyediakan
fasilitas komunikasi berbasis teks interaksi dua arah yang menggunakan koneksi virtual terminal. TELNET
dikembangkan pada 1969 dan distandarisasi sebagai IETF STD 8, salah satu standar Internet pertama.
TELNET memiliki beberapa keterbatasan yang dianggap sebagai risiko keamanan.

Newsgroup
Di sini merupakan area diskusi online bagi pengguna tentang objek-objek tertentu. Kita dapat bergabung
dengan group ini dan mengirim pesan untuk ditanggapi oleh anggota lain. Ada juga yang mengharuskan kita
untuk registrasi dulu untuk mendapatkan username dan password. Atau ada juga newsgroup yang khusus
untuk komunitas tertentu.

Misalnya mahasiswa matakuliah tertentu yang dilengkapi dengan nama dan sandi mereka sendiri, akan
dapat memasuki area diskusi sehingga pihak lain tidak dapat ikut campur dalam kuliah mereka. Biasanya
kita menggunakan program Newsreader untuk berpartisipasi di dalamnya. Namun ada juga kelompok diskusi
yang tidak membutuhkan fasilitas ini. Mereka menggunakan Message Board (papan pesan) yang relatif lebih
mudah digunakan.

Gopher

Layanan ini digunakan untuk berhubungan dengan banyak pengguna komputer namun hanya bisa memuat
teks saja, atau bisa dikatakan media komunikasi berbasis teks melalui internet.

Milis (Mailing List)


Milis adalah kelompok alamat e-mail yang memiliki suatu nama tunggal, yang menyatukan mereka dalam
kelompok diskusi. Jika salah seorang anggota mengirim e-mail pada milis, maka otomatis seluruh anggota
akan menerimanya. Biasanya dikelola oleh orang-orang yang memiliki kesamaan tertentu, misalnya
kesamaan institusi, atau kesamaan hobi.
Chatting
Chatting atau mengobrol, berarti melakukan pembicaraan tertulis real-time (saat itu juga) dalam komputer.
Chat Room adalah lokasi pada server internet yang menampung orang-orang yang sedang chatting. Jika
Anda mengirim pesan pada chat room, maka semua orang yang ada di server akan dapat membaca pesan
Anda dan membalasnya secara langsung. Mirip seperi mengoblor di dunia nyata.

Ada juga yang dapat dilakukan lewat video sehingga kita dapat melihat lawan bicara kita di ujung sana.
Untuk dapat dilihat dan didengar, kita membutuhkan headset dan webcam.

Jika ingin melakukan chatting, kita harus memiliki program chat-client yang beberapa dapat diunduh gratis
dari net. Lalu terhubung ke chat server dan mengobrol sampai tangan pegal.

VoIP (Voice over Internet Protocol)


Disebut juga Telepon Internet. Artinya kita dapat menelpon lewat jaringan internet alih-laih lewat jaringan
telepon biasa. Kita membutuhkan sambungan internet berkecepatan tinggi untuk dapat melakukan Voice
over IP ini. Biaya yang dibutuhkan juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan telepon biasa.
Share this:
 Jenis jaringan komputer

 Local Area Network (LAN)

LAN merupakan jaringan yang terdapat di dalam satu area kecil tertentu, dapat dihubungkan dengan
workstation pada sebuah kantor di suatu perusahaan, serta banyak kemudahan akses informasi dan
data. Sehingga menghemat biaya operasional perusahaan tersebut.

 Metropolitan Area Network(MAN)

MAN dapat digunakan untuk menghubungkan sekolah-sekolah yang berdekatan dalam satu kota atau
bahkan antar kota, dan mampu menunjang transaksi komunikasi data dan suara, sehingga dapat
terhubung dengan jaringan televisi kabel kota.

 WIDE AREA NETWORK (WAN)

WAN merupakan (mengarah ke internet) yaitu digunakan untuk transaksi komunikasi dan data antar
komputer dengan jangkauan wilayah geografis antar negara maupun antar benua, atau lebih luas
dibandingkan MAN dan LAN.

 Jaringan Tanpa Kabel (Wireless)

Jaringaarinn tanpa kabel yaitu komunikasi yang tidak bisa dilakukan dengan kabel, dengan
memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih tinggi serta lebih
murah dibandingkan dengan jaringan kabel.

 Berbagai Jenis Koneksi internet

 Dial up = Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan line telepon.


Dengan menggunakan sebuah modem dial-up. Saat online [ connect ] maka telepon tidak
dapat digunakan. Perhitungan pulsa telepon berjalan + biaya internet dari provider. max
Kecepatan 56 kbps.
 Broadband = Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan kabel tv,
dengan menggunakan modem broadband. Saat online dapat sekaligus nonton tidak
berpengaruh. Dan biaya lebih hemat cukup membayar abodemen tv cable + biaya internet
provider untuk 24 jam online [ no limit ]. kecepatan mulai dari 64kbps - 256kbps.
 ADSL = Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan line telepon juga.
Namun ADSL menggunakan teknologi yang lebih modern. Saat online jalur telepon tidak
terganggu, dapat digunakan dalam kebersamaan. Biaya cukup membayar provider internet
dengan sistem perhitungan berdasarkan besarnya kilobyte yang digunakan, koneksi 24 jam
online. Kecepatan mencapai 512kbps.
 HANDPHONE = Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan
handphone. Dapat dihubungkan melalui Bluetooth maupun usb cable data. Saat online jalur
telepon juga tidak terganggu. Bisa menggunakan jaringan GSM maupun CDMA. GSM dapat
lebih cepat dengan teknologi 3G atau bahkan teknologi terbaru high speed 3,5G. Sedangkan
CDMA menggunakan teknologi CDMA 2000 1x hampir setara dengan 3G. Perhitungan biaya
hampir sama semua yaitu menggunakan sistem perhitungan per kilobyte. Kecepatan mulai
dari 64kbps - 2Mbps.

Intranet

Intranet merupakan sebuah jaringan yang dibangun berdasarkan teknologi internet yang didalam nya
terdapat basis arsitektur berupa aplikasi web dan teknoogi komunikasi data. Intranet juga
menggunakan protokol TCP/IP. Protokol ini memungkinkan suatu komputer mengirim dan memberi
alamat data ke komputer lain sekaligus memastikan pengiriman data sampai tujuan tanpa kurang apa
pun. Intranet berkembang pesat di Amerika – Netscape (13/11/1995) melaporkan bahwa sebagian
besar penjualan server ke perusahaan di Amerika di gunakan untuk intranet. Di Indonesia intranet
telah digunakan oleh beberapa perusahaan walaupun, terbatas pada perusahaan komputer, dan indstri
besar lainnya.

Komponen pembentuk intranet

Komponen pembentuk intranet pada dasarnya sama dengan komponen pembentuk internet, seperti:

1. aplikasi browser ( internet exploler, opra, mozilla firefox, netscape)


2. komputer server
3. perangkat jaringan
4. protokol TCP/IP
5. bahasa pemrograman (html, php, mysql , dll)
6. komputer client
7. perangkat bantu pengembang

 Dampak Positif dan Negatif Akibat Perkembangan Teknologi Internet

Tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia
mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs web
mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik. Tentu saja,
situs-situs itu menjadi sumber informasi baik yang positif ataupun negatif. Informasi dikatakan positif
apabila bermanfaat untuk user (penelitiaan). Di bawah ini akan dijelaskan dampak-dampak positif
maupun negatif dari penggunaan internet.

a. Dampak Positif:
 Internet sebagai media komunikasi, setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna
lainnya dari seluruh dunia.
 Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web –
jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi
dengan cepat dan murah.
 Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www
sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
 Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa yang terjadi.
 Dapat digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan kebudayaan, dan lain-lain.
 Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi
menuju ke tempat penawaran/penjualan.

b. Dampak Negatif :

 Pornografi merajalela karena mudah pengunggahannya.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen
‘browser’ melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang
dapat di-akses. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa
mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
 Violence and Gore Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi
pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar
dapat ‘menjual’ situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
 Penipuan dan pembohongan merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan
penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang di
dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
 Carding belaja degan kartu kredit ‘real time’ (langsung), yang paling banyak digunakan dalam dunia
internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan
sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu
Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan
data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
 Perjudian Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi
tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari
situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan
dari pengunjungnya.
 Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada
bertemu secara langsung (face to face).
 Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.
 Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
 Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi, perjudian, game dan aka
menguras uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Jadi internet tergantung pada
pemakainya bagaimana cara mereka dalam menggunakan teknologi itu, namun semestinya harus ada
batasan-batasan dan norma-norma yang harus mereka pegang teguh walaupun bersentuhan dengan
internet atau di dalam dunia maya.

Anda mungkin juga menyukai