Anda di halaman 1dari 29

BAB VIII

MATERIAL POLIMER
KELENGKAPAN
i. Kompetensi Program Studi
Pada modul ini akan dibahas mengenai material Polimer yang diharapkan
dapat mengacu pada kompetensi Program Studi Teknik Elektro sebagai berikut :
Kompetensi Utama : Kemampuan menerapkan pengetahuan dasar material
elektroteknik pada Teknik Tenaga Listrik, Telekomunikasi serta
Kendali, Komputer & Elektronika

ii. Sasaran Belajar


Memiliki pengetahuan mengenai material polimer, mekanisme polimerasi,
material termotesting dan material termoplastik.

iii. Sasaran Pembelajaran


Proses pembelajaran pada modul material polimer ini diharapkan
mahasiswa :
 Mengetahui mekanisme polimerisasi dan sifat-sidat polimer
 Mengetahui resin alami, material termotesting dan material termoplastik
 Mengetahui polimer yang diperkuat dan elastomer.

iv. Strategi/Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran untuk modul ini adalah metode self directed learning
dan collaborative learning, dimana mahasiswa diberikan tugas mandiri dan
presentasi kelompok untuk mengetahui material polimer, mekanisme polimerasi,
material termotesting, material termoplastik dan elastomer.

165
v. Indikator/Kriteria Penilaian
Keberhasilan sasaran belajar diketahui ketika mahasiswa mengetahui dan
mencapai sasaran pembelajaran yang telah disebutkan pada bagian sasaran
pembelajaran

vi. Isi Modul

8.1. UMUM

Istilah Polimer adalah kata yang tepat untuk kelompok material yang pada
umumnya mengacu kepada plastik. Alasan material-material ini disebut plastik
karena banyak memperlihatkan perubahan bentuk, atau sifat plastik; dengan kata
lain plastik merenggang dan mulur sebelum rusak. Tidak semua Polimer
menunjukkan sifat-sifat keplastikan secara signifikan. Adapun istilah polimer (untuk
material plastik) dan elastomer (material elastik, seperti karet) yang digunakan
adalah untuk membedakan antara material polimerik dengan elastomerik dan
karakter mekanik yang diperlihatkan oleh material-material ini. Istilah resin juga
digunakan sebagai referensi polimer. Secara umum resin adalah material yang
berasal dari alam. Polimer resin adalah komponen utama dari “plastik”.
Kebanyakan polimer adalah material sintetis yang diizinkan penggunannya untuk
peralatan dan diterapkan secara luas, dan saat ini masih terus dikembangkan.

8.2. STRUKTUR POLIMERIK

Polimer adalah sekelompok material yang dibentuk oleh rantai molekul yang
dibuat dari satuan yang lebih kecil yang disebut monomer, yang mayoritas
tergabung dengan disengaja. Nama polimer diambil dari bahasa yunani yang
berarti banyak bagian dan kata monomer berkaitan dengan sebuah molekul besar

166
yang terdiri dari satuan dasar molekul untuk rantai polimer. Kata mer adalah
pengulangan dalam molekul-molekul yang lebih besar, seperti monomer dan
polimer. Kebanyakan polimer adalah material organik (kaki-karbon) yang terdiri
dari molekul-molekul yang disusun dari variasi kombinasi hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan karbon. Empat elemen inilah yang biasanya paling banyak ditemukan
dalam polimer organik. Karbon membentuk ikatan utama dari rantai polimer, dan
unsur lainnya mengikat dirinya pada karbon tersebut. Rantai polimer ini terbelit
dan membentuk gulungan tak beraturan, yang memberikan kekuatan tambahan.
Kebanyakan polimer berbasis hidrokarbon, dimana elemen-elemen karbon
dan hidrogen membentuk kombinasi yang dapat diperkirakan berdasarkan
hubungan CnH2n+2 . Bahan petrokimia setengah jadi ini adalah bahan kimia yang
dibuat dari parafin dalam minyak dan gas alami, yang diproses lebih lanjut menjadi
produk polimer. Bahan setengah jadi ini adalah dasar untuk hampir semua karet
dan produk polimer. Bahan ini juga dapat diproduksi dari batu bara. Yang paling
penting dari bahan setengah jadi ini adalah etilen. Semua ini disebut bahan
setengah jadi olefin dan termasuk juga acetilen, butilen, isobutilen, dan butadiena.
Ikatan kovalen tunggal antaratom tidak menyediakan tempat untuk
penambahan atom, maka mereka dalam kondisi jenuh. Molekul jenuh memiliki
ikatan intramolekul yang kuat namun ikatan intermolekulnya lemah. Methan dan
ethane adalah contoh molekul jenuh. Pada saat bentuk karbon dan hidrogen tidak
jenuh, seperti ethylene dan acetylene, molekul akan membentuk 2 atau 3 ikatan
kovalen. Molekul yang jenuh tidak membutuhkan atom hidrogen untuk memenuhi
kulit terluar dari atom karbon. Banyak bentuk molekul dan ikatan ganda yang
berdasarkan senyawa polyunsaturated. Material-material ini umumnya digunakan
untuk minyak goreng dan margarin. Material ini tidak jenuh dan bahan ini sering
menimbulkan asap bila dibakar. Senyawa jenuh tidak akan menimbulkan asap bila
dibakar.

167
Polimerisasi, atau penggabungan dari unit molekul yang besar dinamakan
monomer, penggunaan valensi mengisi kulit terluar dari atom karbon (karbon
memiliki elektron valensi 4) untuk bergabung dengan unit yang lebih kecil dan
membentuk rantai molekul yang lebih besar. Oksigen, sulfur, silikon, atau nitrogen
bisa digunakan untuk menggantikan atom karbon. Gambar 8.1 memperlihatkan
perbedan antara ethane jenuh dan ethylene tidak jenuh.

H H H H

H C C H C C

H H H H

(a) (b)

Gambar 8.1. Ethane (a) dan Ethylene (b).

Agar polimerisai terjadi maka 2 kondisi harus terpenuhi. Kondisi pertama


ialah molekul harus mempunyai setidaknya 2 lokasi yang tidak memenuhi ikatan,
dimana akan mudah bergabung dengan molekul lain. Syarat ini artinya harus
memulai dengan molekul yang mempunyai ikatan ganda, seperti karbon. Karena
molekul karbon memiliki ikatan ganda, setiap ikatan memiliki sepasang elektron
bersama. Apabila salah satu ikatan antarkarbon terbuka, ikatan tunggal akan
muncul, meninggalkan kedua elektron lain untuk bergabung dengan atom lain.
Apabila atom karbon lain melewati ikatan ganda yang telah terbuka, keduanya
akan bergabung untuk membentuk rantai. Prosedur ini berlanjut, menghasilkan
rantai polimer, dan dinamakan polimerisasi. Proses akan terus terjadi selama
kondisi kedua bertemu. Kondisi kedua yang diperlukan untuk polimerisasi adalah
bahwa setelah proses polimerisasi, sedikitnya 2 lokasi yang terbuka harus tersedia.

168
Rantai polimer banyak bentuknya. Bentuk rantainya membentuk urutan yang
mengelilingi setiap satu dengan yang lainnya.
Polimer bisa lebih kuat dengan ikatan silang (cross link). Ikatan ini terjadi
apabila ikatan ganda di antara atom-atom dalam rantai rusak, atau bentuk molekul
yang mempunyai hubungan dengan atom didekatnya. Hubungan ini menghasilkan
kekuatan tambahan pada rantai dan mengurangi kerenggangan yang terjadi
antarmolekul.
Sifat dari polimer juga bergantung pada struktur dan komposisi dari
molekul. Dua molekul dengan komposisi yang sama bisa membentuk 2 konfigurasi
yang berbeda dengan sifat yang berbeda pula, seperti propil (1-propanol) dan
isopropil(2-propanol) alkohol. Variasi ini dinamakan isomer. Gambar 8.2
menunjukkan bagaimana kedua polimer ini berbentuk.

H H H

H C C C O H (a)

H H H

H O H

H C C C H (b)

H H H

Gambar 8.2. Propil (a) dan isopropil alkohol (b).

Perlu diingat bahwa kedua material ini memiliki komponen yang sama,
disusun secara berbeda. Kedua polimer ini berdasarkan standar sistem penandaan

169
untuk ikatan organik yang dibuat oleh International Union of Pure and Applied
Chemist (IUPAC) untuk membedakan antarisomer.

8.3. MEKANISME POLIMERISASI


Polimerisasi mengambil tempat melewati penambahan polimerisasi,
kopolimerisasi, atau kondensasi polimerisasi. Pada proses polimerisasi, unit
molekul yang besar, monomer, ditambahkan ke monomer lain untuk membentuk
ranatai yang lebih besar, polimer ini (menunjukkan kebanyak bagian), di mana
memiliki angka dari unit-unit yang diulang, mers. Mers merupakan unit terkecil
pada suatu rantai yang bisa dikenali. Tingkatan dari polimerisasi adalah angka dari
unit yang diulang yang memiliki struktur yang identik dalam rantai yang dibentuk
oleh polimer. Penambahan polimerisasi hanya melibatkan 1 tipe mer. Gambar 8.3
memperlihatkan polimerisasi dengan penambahan.
Mer

H H H H O H

C C H C C C

Cl Cl H Cl H Cl
Monomer Gambar 8.3. Polimerisasi Tambahan

Pada kopolimerisasi, lebih dari 1 molekul membuat mer. Acrylonitrile-


butadine-stryrene (ABS) adalah contoh dari kopolimer.
Gambar 8.4 memperlihatkan proses kopolimerisasi untuk ABS polimer.
Polimerisasi kondensasi melibatkan reaksi kimia dari 2 atau lebih untuk membentuk
molekul yang baru. Reaksi kimia ini menghasilkan kondensasi atau nonplomerizable,
biasanya air. Katalis sering dibutuhkan untuk memulai dan memelihara reaksi.
Benzena

H H H H H H H H H H

C C  C C C C  C C C C

H H H 170 H H CN

Butadine Acrylonitrile
Styrene Styrene
Gambar 8.4. Kopolimerisasi

8.4. SIFAT-SIFAT POLIMER

Sifat termoplastik dan termoset merupakan sifat-sifat polimer. Kedua sifat


inilah yang merupakan pengklarifikasian dari bahan-bahan polimer.
Polimer yang termoplastik biasanya berupa plastik, bersifat kenyal/dapat
diregangkan. Sifat ini dapat berbentuk dengan dipanaskan, didinginkan, dapat
dilelehkan dan berubah menjadi bentuk yang berbeda tanpa mengubah sifat
bahan dari polimer tersebut. Bagaimanapun, panas yang digunakan untuk
melelehkan dan membentuk kembali, termoplastik harus secara hati-hati dikontrol
atau bahan tersebut akan terdekomposisi/terurai. Sifat dari bahan termoplastik
sangat lemah, ikatan sekunder, seperti pada gaya van der waals. Dengan
pemberian panas dan tekanan, ikatan tersebut melemah, dan bahan dapat
berbentuk seperti semula. Pada keadaan panas dan tekanan tertentu, bahan akan
menjadi bentuk yang baru. Bahan polimer termoplastik yang umum adalah acrylic,
nilon(poliamide), selulosa, polisteren, polietilen, flurokarbon, dan vinil.
Polimer yang termoset memiliki ikatan primer yang kuat, dan biasanya
berbentuk dengan kondensasi. Polimer yang termoset selain memiliki ikatan primer
yang tinggi, juga struktur penyusunannya berupa molekul yang besar. Sifat ini
merupakan hasil perubahan kimiawi selama pemrosesan, berupa pemanasan
ataupun adanya pemakaian katalis. Setelah sertifikasi menjadi bentuk yang keras,
polimer termoset tidak dapat direnggangkan dan berubah menjadi bentuk semula,
karena sebagian molekul banyak yang terbuang selama proses pengembalian

171
bentuk. Jika panasnya dinaikkan kembali, maka polimer termoset akan berubah
menjadi arang, terbakar, dan terurai. Selama proses ini, bahan termoset akan
menjadi kaku, dan tidak larut dalam cairan seperti rantai polimer yang berlilitan
dan saling bersilangan. Contoh polimer yang termoset seperti fenol, asam amino,
poliester, epoxies, asam alkil.
Karena gaya intramolekul pada bahan polimer lebih lemah daripada gaya
intermolekuler, deformasi (pembentukam kembali) bahan ini merupakan hasil
perbedaan dan banyaknya molekul yang disebabkan pemecahan dari ikatannya
tersebut. Jika dipanaskan dan diberi tekanan, rantai polimer berubah dan saling
bertumbukan. Dan ketika panas dan tekanan tersebut kita hentikan, maka akan
berbentuk yang baru.
Secara umum, bahan polimer berupa bahan yang kuat, kaku, keras dan
dapat dilelehkan. Beberapa bahan dapat ditambahkan pada bahan polimer, untuk
meningkatkan beberapa sifat, mengurangi biaya bahan polimer, kemampuan
pembentukan dari bahan tersebut, dan atau mewarnai bahan tersebut. Bahan
aditif ini dapat berupa bahan pengisi, bahan pewarna, dan pelumas.
Dari bahan aditif tersebut dapat dibagi menjadi bahan aditif untuk
menyempurnakan tampilan, dan bahan aditif untuk mempercepat pemrosesan,
tergantung dari kegunaan yang diinginkan.
Sifat bahan polimer juga tergantung dari bahan aditifnya, beberapa bahan
ditambahkan untuk menambahkan kekuatan dari polimer, berbagai macam bahan
pengisi digunakan; di antaranya bahan pewarna, dan bahan pelunak, yang dapat
ditambahkan sebagai pelumas bagian dalam. Polimer termoplastik banyak
digunakan pada kertas film, lembaran kertas, mistar, pipa, dan beberapa bentuk
model cetakan dan bentuk yang terekstrusi. Bentuk dari polimer termoplastik yang
paling umum adalah bulatan pencetak. Polimer termoset tersedia dalam bentuk
bubuk atau cairan. Bahan ini mengandung bahan polimer dasar, bahan pengisi

172
(filler), bahan pewarna, bahan pelunak, bahan penguat (katalis), yang akan
membuat saling berhubungan dan sebuah ekselerator.
Untuk mendapatkan mers yang tidak jenuh dan memberikan reaksi antara
satu dengan yang lain dan bergabung secara bersamaan, maka digunakan sebuah
zat katalisator (biasanya bahan peroksida). Bahan awalan ini akan meningkatkan
panas, dengan peningkatan panas, akan mempercepat reaksi. Tetapi jika terlalu
panas (dengan menggunakan inisiator) maka bahan tersebut akan bergelembung
dan berbusa, proses ini akan memperkuat perbaikan cairan resin. Secara umum,
metil etil keton peroksida (MEKP) ditambahkan sebagai cairan resin dasar untuk
mengawali proses pengerasan.
Contoh bahan pengisi, seperti: bubuk, kain, serat, dan lain-lain digunakan
untuk mengubah sisi fisik dan mekanik dari polimer. Bahan tersebut digunakan
pada jumlah yang berbeda, tergantung aspek yang diinginkan dan biaya dari
sebuah produk.
Jika bahan pengisi (filler) yang digunakan terlalu banyak, maka polimer
akan menggumpal dan menghasilkan titik terendah dan banyak membuat
kekosongan, jadi akan mengurangi kegunaannya. Kegunaan utama dari filler
adalah mengurangi pergerakan dari rantai polimer, dan jadi meningkatkan
kekuatannya tetapi mengurangi kekenyalan/kelenturannya. Sebagai tambahan,
filler digunakan untuk mengurangi biaya dari produk tersebut. Bahan pengisi
(filler) juga dapat digunakan untuk mengontrol penyusutan produk atau
meningkatkan ketepatan bentuk dari bahan. Tabel 8.1. menampilkan beberapa
dari bahan pengisi (filler) yang banyak dipakai.

Tabel 8.1. Bahan Pengisi (Filler) yang Umum dan Kegunaannya

Serbuk Kayu Filler (bahan pengisi) yang banyak kegunaan, murah, cukup
kuat, dan pembentukannya bagus.

Serat Pakaian Kuat, cukup dalam kemampuan bentuk

173
Serat gelas Sangat kuat, sangat stabil, tembus cahaya

Mika Sangat bagus untuk bahan listrik, mudah menyerap


kelembapan

Bahan pewarna ditambahkan pada polimer biasanya berupa pewarna atau


pigmen. Pewarna yang dihasilkan, sedangkan pigmen akan mengubah warna dari
bahan tersebut. Sebagian bahan pengisi (filler) tidak menghasilkan warna yang
menarik, sehingga kegunaan dari bahan pewarna adalah untuk nilai estetika.

Bahan pelunak, dalam jumlah yang sedikit, ditambahkan untuk


meningkatkan dan mengontrol dari aliran proses bahan. Bahan pelunak dapat
meningkatkan kegunaan dari polimer, dengan mengurangi friksi dan meningkatkan
fleksibilitas dari bahan dengan cara membuat rantai lebih mudah pindah.
Bahan pelunak digunakan juga sebagai pelumas bagian dalam. Bahan ini
secara umum berupa polimer dengan berat molekul yang ringan yang dapat
memisahkan rantai polimer dan mengurangi kekristalan. Bahan pelunak ini
ditambahkan dalam jumlah sedikit, karena akan mengganggu kestabilan dari
produk yang didiamkan dalam waktu yang lama. Pelumas juga dapat ditambahkan
dalam jumlah yang sedikit, untuk meningkatkan bentuk sebuah produk dan
mengurangi adanya jamur pada produk setelah pembentukan. Lilin, asam stearat,
dan sabun banyak dipakai sebagai pelumas. Jumlah dari pelumas ini selalu dalam
jumlah sedikit karena jika terlalu banyak akan mengganggu sifat dari bahan.
Biasanya polimer dalam bentuk amorf, tidak dalam bentuk kristal tetap. Dua
tipe utama dari struktur polimer ini yaitu: amorf, atau isotropik, dan anisatropik.
Isotropik akan sama memberikan sifat dari bahan polimer.
Kristalisasi pada polimer akan membutuhkan stuktur yang teratur, kuat dan
memiliki banyak penggunaan. Deformasi secara mekanik dan penambahan bahan
pengisi (filler) akan dapat meningkatkan kekristalan dari polimer dan
meningkatkan kekuatan dari sebuah polimer.

174
Derajat kekristalan berupa persentase dari sebuah bahan yang dapat
dikristalkan dibandingkan dengan keadaan penuh dari kondisi crystalline.
Secara umum, polimer berupa bahan yang ringan, isolasi listrik yang baik,
isolasi panas yang bagus, dan memiliki ketahanan terhadap korosi. Menyediakan
resistansi abrasi, dan memiliki resistansi terhadap serangan kimiawi. Bahan ini
dapat dibuat melalui berbagai proses, dan akan menghasilkan produk yang
menarik dan tersedia dalam berbagai warna. Selain itu, tanpa penyokong, namun
kekurangan utamanya adalah kurang kuat dibandingkan dengan bahan
manufaktur yang lain yaitu logam dan komposit.
Banyak polimer yang stabilitasnya sangat kurang karena tingkat
kekenyalannya tinggi dan tidak kaku. Kekenyalan merupakan keadaan di mana
sebuah bahan plastik dapat tertarik ketika usaha tarikan dalam waktu yang cukup
lama.
Polimer juga dipakai pada pabrik bahan ringan, yaitu yang membutuhkan
kekuatan rendah hingga menengah; isolasi terhadap listrik; isolasi terhadap panas;
busa lentur dipakai untuk pengemasan dan filler; adhesif atau bahan pengikat,
atau mengurangi bahan yang mahal seperti pelindung mobil, pintu, jendela, dan
lain-lain.
Polimer juga banyak dipakai dengan penambahan dari penguat, juga
membuat karakteristik, dan dengan penambahan kombinasi dari polimer yang
berbeda akan membuat bahan polimer ini berbeda dengan bahan yang lain.
Beberapa tipe yang umum dari polimer, kopolimer, dan karakteristiknya,
disajikan dalam tabel di bawah ini;

Tabel 8.2. Sifat Umum dari Beberapa Jenis Polimer, Kopolimer*

Jenis Polimer Keterangan

ABS Acrilonitril-butadin-stiren, ringan kuat, ketahanannya


sangat bagus.

175
Acrilic Kualitas optikalnya sangat bagus, nama dagang:
Lucit dan Plexiglas, tahan terhadap
benturan/kejutan, tahan terhadap bengkokan dari
luar dan tarikan dan kuat secara dielektrik.
Selulosa asetat Isolasi yang bagus, mudah terbentuk, menyerap
kelembapan yang berlebih, resistansi terhadap
bahan kimia kecil.
Selulosa asetat butirat Seperti pada selulosa asetat, tapi dapat tahan pada
beberapa kondisi.

Tabel 8.2. Lanjutan

Jenis Polimer Keterangan


Epoxies Ketahanannya bagus, elastis, tahan, terhadap bahan
kimia, stabil, banyak digunakan pada pelindung,
semen komponen listrik, peralatan.
Etil Selulosa Tahan terhadap arus listrik besar, kekuatan tahan
terhadap benturan, tahan pada kondisi dingin, low
tear strength.
Flurokarbon Inert tarhadap banyak bahan kimia, tahan terhadap
temperatur yang tinggi, koefisien friksi yang kecil
(teflon), dipakai pada pelindung yang dilumasi dan
nonstic.
Melamin Tahan terhadap panas yang tinggi, air, bahan kimia,
dipakai pada meja dan kertas olahan, pakaian.
Fenolik Keras, cukup kuat, murah, dapat terbentuk dengan
mudah, tidak tembus cahaya; banyak pilihan dalam
bentuk.
Poliamid Tahan terhadap abrasi dan stabilitas yang sangat
bagus, dipakai pada bearing materials yang
membutuhkan pelumas yang sedikit, bahan benang
pancing dan tali tambang (rope).
Polikarbonat Kekuatan dan katahanan yang bagus, banyak
dipakai pada gelas pengaman.
pada tutup botol, perkakas yang tahan pecah dan
kabel isolasi.
Polipropilen Sangat ringan, lebih kuat dari polietilen.

176
Polistiren Sangat stabil, dapat menyerap kelembapan yang
kecil, dielektrik yang bagus, mudah terbakar,
resistansi terhadap beberapa bahan kimia sangat
kecil.
Silikon Tahan terhadap panas, dapat menyerap kelembapan
yang kecil, sifat dielektrik yang bagus.
Urea formaldehid vinil Seperti pada fenolik, dipakai dalam ruangan tahan
terhadap tetesan air, lama dipakai, sangat stabil,
tahan terhadap kelembapan yang berlebih, dipakai
pada dinding dan lantai, bahan pakaian, selang.
Sumber: Larry Horath, Fundamental of Materials Sciense for Technologies
8.5. RESIN ALAMI

Istilah resin banyak digunakan untuk material yang terjadi secara alami
seperti getah dan ekstraksinya. Resin alami banyak digunakan pada cat, pernis,
enamels, sabun, tinta, lem, dan plastik dari material polimer lain. Ini termasuk
shelllac, rosin, dan resin kopal.
Shellac merupakan material termoplastik yang digunakan sebagai bahan
dasar pelarut kimia, seperti pada bahan pelapis dan pencampur. Penggunaan
bahan ini berkurang karena sifatnya yang getas; walaupun begitu, bahan ini tetap
digunakan pada pabrik pembuat ban, di mana faktor elastisitas dibutuhkan. Ini
juga digunakan untuk pengkilap, lilin, tinta, dan vernis. Rosin adalah getah yang
didestilasi; terpenting di hasilkan sebagai produk sampingan. Rosin digunakan
untuk cat, dan vernis. Apabila resin kopal dicampur dengan seluloid, akan menjadi
pelembab dan tahan terhadap abrasi.

8.6. MATERIAL TERMOSETTING

Material termosetting termasuk fenol, aminoformaldehid, melamin, urea,


poelister, allyl, kasein. Epoxy, dan urethanes. Banyak produk plastik yang terbuat
dari Bakelite (berasal dari nama Dr. Leo Bakeland), adalah orang pertama yang
berhasil dalam membuat polimer fenolformaldehid. Fenolformaldehid dihasilkan

177
melalui proses reaksi kondensasi, dimana terjadi bentuk yang kaku. Pada bentuk
murninya, terlihat buram, subtansi putih susu yang disepuh dan dipanaskan.
Sedangkan pada pabrikasi warnanya coklat gelap atau hitam, walaupun biasa
dihasilkan dalam banyak variasi warna melewati penggunaan bahan pewarna,
nama lain dari fenolformaldehid adalah Bakelite.
Sifat dari material ini berubah-ubah tergantung dari bahan filter yang
digunakan. Fenolik memiliki berat yang medium dan termasuk polimer yang paling
keras. Keunggulannya adalah kekuatan kompresinya yang tinggi. Bahan ini
menunjukkan penguluran yang kecil sebelum patah. Produksi fenolik dihasilkan
melalui pembentukan kompresi dan digunakan untuk aplikasi elektronika dan
isolasi. Fenolik secara umum memiliki resistansi terhadap air, pelumas, alkohol, oli,
dan kimia untuk rumah tangga. Karena mereka memiliki resistansi terhadap bensin
dan oli, penggunaannya cukup luas pada beberapa bagian mesin kecil, mobil dan
aplikasi lain yang serupa. Bahan ini juga biasa dibuat berlapis dan berbentuk busa
atau digunakan pada sikat atau spray pada bahan pengawet.
Polimer amino (Gambar 8.5), seperti aminoformaldehid, juga terbentuk
melalui reaksi kondensasi yang melibatkan aldehid dan grup amino. Hal paling
penting dari bahan ini adalah urea formaldehd dan melamin formaldehd. Sifat dari
urea formaldehid serupa dengan fenolformaldehid, namun memiliki tingkat
resistansi yang lebih kecil terhadap kelembapan dan panas. Bahan yang dihasilkan
dengan kompresi molding,

178
Gambar 8.5. Urea dan Melamin
namun bubuk ini relatif lebih mahal. Bahan ini memiliki resistansi terhadap
detergen, cairan pembersih, minyak, pelumas, bensin, kerosin, dan tiner.
Walaupun begitu, bahan ini cenderung tahan terhadap kelembapan yang rendah.
Melamin formaldehid lebih mahal namun memiliki kekuatan mekanik yang
lebih besar dan memiliki resistansi panas dan kelembapan yang lebih besar.
Berdasarkan ketinggian tahanan, permukaan yang bagus, dan ketahanan terhadap
panas dan kimia, polimer amino biasanya digunakan untuk bahan-bahan rumah
tangga. Dengan alasan yang sama pula, polimer amino juga digunakan sebagai
peralatan dapur dan cucian (dengan nama Melmac).
Ester merupakan hasil reaksi asam dengan alkohol. Keebanyakan dari
poliester adalah termosetting, tetapi Dacron (Gambar 8.6) adalah polimer
termoplastik yang digunakan bahan tenunan. Aplikasi poliester yang paling umum

179
ialah dalam kombinasi dengan bahan filler, itu semua adalah massa molekul
rendah dan katalis atau bahan penguat.

Gambar 8.6. Poliester (Dacron)

Resultan dari kombinasi di atas menghasilkan struktur yang keras. Polimer


termosetting digunakan sebagai alat pencampur yang biasanya digunakan
feberglass. Grup ini dari poliester termosetting adalah alkid. Resin alkid biasanya
digunakan untuk cat, enamels, vernis, dan berhubungan dengan aplikasi lapisan
permukaan. Resin alkid memiliki memiliki tingkat absorpsi yang rendah. Tingkat
stabilitas dimensi yang bagus dan isolasi listrik yang cukup bagus.

Epoxies (Gambar 8,7) harganya cenderung lebih mahal dibandingkan


dengan tipe lain. Kegunaannya dalam pabrik termasuk baru dibandingkan dengan
polimer lain. Aplikasinya yang pertama adalah sebagai bahan perekat untuk logam.
Epoxies memiliki berat yang medium, dan juga memiliki tingkat kekuatan yang
tinggi.

Gambar 8.7. Epoxies.

180
Epoxies dibuat dalam bermacam-macam bentuk padat maupun cair, dan
untuk yang keras ( biasanya mengandung grup amino) diaplikasikan untuk resin
yang dapat menghasilkan ikatan yang diperlukan. Pemakaian fiber atau bubuk
pengisi terkadang digunakan untuk penguat material. Karakteristiknya yang
menonjol adalah kemampuan untuk merekat pada semua jenis permukaan. Bahan-
bahan tersebut tahan terhadap suhu ruangan dan memiliki tingkat viskositas yang
rendah, selain itu juga memiliki resistansi terhadap kimia dan tingkat absorsi air
yang rendah. Aplikasi Epoxies bermacam-macam seperti seperti untuk perekat
yang sangat keras. Bahan ini juga digunakan sebagai aplikasi lapisan permukaan
lantai dan lapisan untuk aplikasi service yang keras. Sifat pelekatannya membuat
bahan ini menjadi pilihan material isolasi yang baik, (keduanya untuk panas dan
isolasi akustik) yang aplikasinya pada sayap dan badan pesawat terbang. Bahan ini
juga digunakan untuk shock resistansi untuk helm pada pilot, pembalap mobil, dan
balap motor.

Polimer silikon (Gambar 8.8.) sering diklarifikasikan sebagai material


organik. Pada tabel periodik, silikon berada di bawah karbon. Untuk itu,
dibutuhkan 4 ikatan untuk setiap atom, silikon merupakan material yang
berlebihan. Polimer silikon lebih mahal dibandingkan polimer organik.

181
Gambar 8.8. Silikon

Polimer silikon memiliki berat yang ringan, dihasilkan dalam bentuk cairan
atau lilin, dan repellant air. Selain itu ada dalam bentuk buih silikon karet,
dibutuhkan katalis dalam material termosetting. Keunggualn utama dari polimer
silikon adalah aplikasi ketahanan temperatur yang besar. Karet silikon menahan
fleksibilitas pada temperatur rendah, dan polimer menahan properti pada
temperatur tinggi, serta digunakan juga sebagai anti busa untuk mengurangi
resiko terbakar dari minyak pelumas.
Polimer silikon digunakan untuk menghilangkan goresan pada mebel dan
mobil. Karena ketahanannya terhadap panas dan resistansi kimia, maka digunakan
juga sebagai pelepas cetakan. Memiliki tingkat perekatan yang baik dan biasanya
digunakan untuk bahan perekat dan pita dengan tekanan yang sensitif. Dengan
penambahan fiber, gelas silikon laminates memiliki tingkat isolasi elektrik yang
baik.
8.7. MATERIAL TERMOPLASTIK

Material termoplastik mencakup polietilen, polipropilen, polivinilklorida


(PVC), polistiren, acrylonitrile-butadiene-styrene (ABS), akriliks, selulosa, selulosa
asetat, selulosa asetat butirat, poliasetal, polikarbonat, polieter keton (PEEK), dan
polifelin sulfida (PPS). Salah satu kekurangan dalam polimer rantai polietilen
adalah bereaksi (readily) dengan klorin, bromin, dan bahan kimia lain. Kekurangan
ini diatasi dengan mengganti atom hidrogen dan florin, sebuah elemen negatif
yang kuat. Dan menghasilkan tetra floro etena. Apabila ikatan ganda antara atom
karbon terbuka, tetra floro etena bisa dipolimerkan menjadi PTFE.
Polimer poliolefin mencakup polietilen dan polipropilen (Gambar 8.9).
Polietilen adalah salah satu dari polimer yang paling sederhana, secara kimia.

182
Gambar 8.9. Polietilen dan polipropilen.

Polimer ini adalah salah satu dari polimer yang ringan, dan menunjukkan
peregangan yang tinggi sebanyak 500% sebelum rusak, oleh karena itu sulit untuk
diputuskan.
Polietilen atau disebut politen, merupakan sebuah material fleksibel dan
kuat yang anti air dan digunakan untuk isolasi listrik, pipa air dingin, pegangan,
pelapis, dan kertas pembungkus. Polietilen digunakan untuk membungkus daging
dan barang-barang segar (fresh product). Inilah pembungkus yang paling bagus
untuk aplikasi di atas karena bisa membuat material bernapas. Oksigen melewati
bungkusan, dan karbondioksida yang dibebaskan oleh material di dalamnya bisa
dilepaskan ke udara. Karena tahanan suhu rendahnya, polietilen mempunyai
keunggulan tambahan dalam lapisan pembungkus, aplikasi penahan panas
sebagaimana pembungkus.

183
Berdasarkan fleksibilitas, kekuatan, dan penyerapan air yang rendah,
poliefin digunakan untuk gelas minum, botol padat, dan peralatan dapur seperti
kotak es. Sifat material tergantung dari panjang rantai. Secara umum
diklasifikasikan dalam kepadatan yang tinggi atau rendah.
Polipropilen adalah polimer kristal yang lebih kuat dan kaku daripada
polietilan, selain lebih ringan juga lebih mahal untuk diproduksi. Kegunaannya
utamanya adalah untuk pegangan gagang bahan kimia yang steril (berdasarkan
tahanan suhu tingginya) dan untuk high-fatigue-strength parts.
Vinil polimer adalah yang paling penting tua di antara polimer-polimer. Vinil
murni cenderung keras dan mudah patah. Oleh karena itu, kegunaannya dibatasi
tanpa penambahan bahan pelunak (plastik). Sifat dari vinil polimer adalah berjarak
lebar, tergantung tipe khusus dan kegunaan tambahan. Secara umum vinil polimer
cenderung memiliki berat ringan sampai menengah, kekuatan rendah, tidak
gampang putus. Kelompok ini memiliki tahanan suhu rendah dan dengan tidak
menguntungkan dipengaruhi oleh banyak bahan kimia umum dan pelarut-pelarut.
Salah satu vinil polimer yang istimewa adalah provinil klorida atau PVC (Gambar
8.10), yang digunakan untuk membuat pipa, fitting, dan material tambal.

Gambar 8.10. Polivinil klorida (PVC)

Polivinil klorida asetat digunakan secara besar-besaran dalam pembuatan


perlengkapan hujan dan pakaian tahan cuaca. PVC menunjukkan tahanan kimia
yang baik dan sangat ekonomis saat material pengisi digunakan. Aplikasi vinil

184
polimer lainnya adalah polivinil asetat, yang digunakan sebagai bahan perekat;
polivinil asetat yang digunakan sebagai lapisan dalam kaca pengaman; polivinil
alkohol polimer yang digunakan sebagai pipa untuk mentransfer zat cair; dan vinil
foam yang digunakan sebagai bantal dan material pakaian .
Polistiren (Gambar 8.11) adalah polimer yang paling banyak digunakan.
Polistiren diklasifikasikan dalam dua grup: general-purpose polistiren dan
campuran stiren. General-purpose polistiren bersifat ringan, kaku, tapi material
yang mudah patah ini sangat baik digunakan untuk isolasi listrik dan sebagai busa
tambahn dalam isolasi termal.

Gambar 8.12. Polistiren

Polistiren adalah material yang tak beracun, tak berbau dan tak berasa, yang
banyak dijadikan sebagai tempat minuman dan makanan.
Campuran stiren pada umumnya tidak begitu mahal tapi lebih sulit
diproduksi daripada polistiren yang banyak dipakai. Kopolimer dari stiren dan
skrilonitril bisa diperkuat terus dengan kombinasi dengan karet butadine akrilonitril
ke bentuk kopolimer akrilonitril butadiena stiren (ABS). Campuran stiren digunakan
pada bagian plastik, cetakan mainan, tempat makanan dingin, dan tempat
bawaan. ABS terbukti sangat penting untuk bahan yang tahan kimia dan tumbukan
yang keras. Sering juga digunakan pada cetakan badan mobil, tempat baterai, dan
telepon. Stiren yang lebih dikembangkan digunakan dalam alat flotasi dan isolasi
termal.

185
Florokarbon (Gambar 8.13) dapat diklasifikasikan di bawah keluarga etilen.
Anggota terlama dan paling di kenal dari flokarbon adalah politetra floroetilen
(PTFE), yang pada umumnya di kenal dengan nama teflon, dan kloro trifloro etilen
(CFE).
Kelebihan dari PTFE dan CFE adalah tahan kimianya, kekuatan tumbukan
yang bagus, sifat listrik yang baik, dan koefisien gesekan yang kecil serta memiliki
daya serap air nol. Tidak dipengaruhi oleh perubahan cuaca, sinar matahari, dan
suhu. PTFE tak tembus cahaya dan putih alami, sedangkan CFE transparan atau
tembus cahaya. Biasa digunakan untuk nonstick coating, nonstick film, material
penunjang, dan aplikasi lainnya yang hampir sama. Semua florokarbon relatif
mahal.

Gambar 8.13. Florokarbon

Poliamida (Gambar 8.14) adalah hasil dari reaksi kondensasi yang


melibatkan asam organik dan amino. Pada umumnya dikenal dengan nama nilon,
nilon sangat kuat, keras dan fleksibel, mempunyai kekuatan tumbukan yang kuat,
dan tahan abrasi.
Beberapa poliamida akan tahan pemanjangan sampai 300%. Nilon juga
memiliki koefisien gesekan yang sangat kecil sehingga cocok digunakan untuk
pakaian indor dan sering diproduksi dan digunakan sebagai serat. Selain itu nilon
juga cocok bila digunakan

186
Gambar 8.14. Poliamida

Sebagai peralatan memasak di mana tidak digunakan minyak, perkakas


rumah, dan tekstil seperti parasut. Poliamida aromatik digunakan untuk komposit
dan sebagai penambal ban. Salah satu produknya adalah serat poliamida
(dipasarkan oleh pemasaran Kevlar) di gunakan untuk topi baja dan sebagai
campuran penambal serat. Kekurangannya adalah penyerapan embun yang tinggi,
dengan disertai perubahan dimensi dan penurunan kekuatan .
Poliester bisa menjadi termoplastik ataupun termosetting, tergantung dari
asam dan alkohol yang digunakan dalam produksinya. Salah satu poliester adalah
polietilen teraptalad, yang dibuat dalam reaksi kondensasi antara asam teraptalik
dan etilen glikol. Hasil produksi utamanya digunakan sebagai serat ekstrusi, hampir
sama dengan serat nilon.
Akrilik yang paling umum adalah polimetil metakrilat, atau PMMA (Gambar
8.15) , yang dikenal dengan nama plexiglas. Dibuat dengan reaksi dari asam metil
akrilik dan sebuah alkohol. Hasil setengah jadinya adalah metakrilat. PMMA bersifat
keras, kaku, material transparan yang dengan mudah dibentuk dengan cetakan
injeksi. Kegunaannya adalah sebagai pelindung, lensa, dan aplikasi optik lainnya.

187
Gambar 8.15. Polimetil Metakrilat (PMMA)

PMMA sangat tahan pada kebanyakan bahan kimia tapi tidak pada gasolin,
aseton, dan unsur pembersih lainnya. Termasuk dalam akrilik adalah akrilonitril.
Akrilonitril diproduksi dengan penambahan polimerisasi dan dibentuk secara khas
seperti serat fiber.
Polimer selulosa berdasarkan molekul selulosa (8.16). Polimer selulosa
dibuat dari kayu alami atau serat kapas. Polimer selulosa terbaru digunakan untuk
memproduksi seluloid film. Lima dasar polimer selulosa adalah selulosa asetat,
selulosa nitrat, selulosa asetat butirat, etil selulosa, dan selulosa propionat.
Polimerisasi selulosa diperoleh melalui ikatan oksigen. Seluloid (selulosa
nitrat) merupakan bahan termoplastik. Tetapi, gampang terbakar dan tidak bisa
dilelehkan. Untuk alasan ini, bahan seluloid sering digantikan oleh bahan yang
lebih tahan api. Salah satu aplikasi dari selulosa nitrat adalah untuk keperluan
pembuatan pena dan topi. Daya tahan akan apinya membatasi aplikasinya. Salah
satu bahan pengganti selulosa nitrat adalah selulosa asetat, yang tidak mahal dan
mudah dibentuk, kemudian lebih tahan api

188
Gambar 8.16. Selulosa
daripada nitroselulosa dan mempertahankan warnanya. Selulosa asetat adalah
bahan yang mempunyai daya tahan tinggi, mempunyai daya tumbukan ( impact)
yang kuat dan fleksibel, transparan dan ikatan larutannya gampang dibentuk.
Penyelesaian permukaan yang sempurna dan bentuk selulosa asetat membuatnya
menjadi bahan yang sangat praktis untuk berbagai aplikasi misalnya rak display
dan sikat gigi, peralatan toilet, dan pengepakan sepatu. Selulosa asetat
monofilamennya sangat kuat dan sering digunakan untuk serat baju.
Selulosa asetat tidak kedap air terhadap air, tapi selulosa asetat butirat
kedap air. Bahan seperti ini digunakan untuk penggunaan outdoor. Dalam
penggunaan indor, dapat menghasilkan bau yang tidak enak. Etil selulosa dan
benzil selulosa merupakan bahan polimer yang umum. Bahan-bahan ini biasa
disebut sebagai rayon dan cellophone.
Polimer poliasetal terdiri dari ikatan karbon-oksigen, yang merupakan
formaldehid tunggal, kecuali dari ikatan paling belakang dari rantai polimer. Asetal
menunjukkan tidak adanya titik lumer yang jelas. Bahan ini mempunyai stabilitas
dimensional yang hebat, daya tahan resistansi yang kuat, dan dapat menjadi
isolasi listrik yang baik. Kualitasnya yang terbaik adalah ketahanannya terhadap
bahan kimia terutama bahan pelarut.

189
Polikarbonat merupakan poliester yang dibuat dari asam karbonik dan fenol,
transparan dan mempunyai temperatur meleleh yang rendah. Bahan ini bisa
dipotong atau digores dengan mudah tetapi mempunyai bahan penyusun yang
mirip dengan akrilik dan mempunyai daya tumbuk yang baik. Salah satu nama
produk bahan ini adalah Lexan. Ini di gunakan untuk jendela kaca anti peluru.

8.8. POLIMER YANG DIPERKUAT

Polimer yang diperkuat merupakan polimer yang bahannya telah diubah


melalui penggunaan bahan penguat. Kaca, mineral, dan fiber karbon ditambah ke
polimer sebagai bahan penguatnya. Memang ini memerlukan biaya tambahan,
tetapi juga meningkatkan keseluruhan performanya. Kebanyakan polimer tersedia
dalam bentuk kaca fiber yang telah diperkuat. Kaca fiber, yang diameternya dari
0,0002 sampai 0,001 inci dilapisi dengan damar dan agen penyambung, bahan
meningkat 200% atau lebih baik dengan penguatan kaca fiber.
Kekuatan polimer yang diperkuat ini tergantung dari tipe dan jumlah dari
bahan isi yang digunakan dan tingkat di mana damar yang membasahi polimer
tersebut. Satu dari bahan isi yang biasa digunakan adalah fiber kaca.
Polister yang diberi bahan ini akan mempunyai struktur bahan yang kuat.
Polister ini bisa dikeringkan dalam suhu ruangan, sehingga membuat bahan ini
lebih praktis dan ekonomis. Karena polister bisa dikeringkan dalam suhu ruang,
maka akan mudah juga diperbaiki, serta lebih nyaman dan ekonomis untuk
digunakan sebagai tanduk kapal, bodi mobil, dan alat-alat sederhana, dan aplikasi
lainnya. Bodi mobil yang terbuat dari fiberglass digunakan dalam lomba mobil
berkecepatan tinggi, karena bobot mobil mudah disesuaikan. Polister yang
diperkuat mempunyai ketahanan yang kuat dan fleksibilitas yang baik, sehingga
dapat dijadikan tali pancing dan peralatan olahraga lainnya. Bahan ini juga bisa
untuk membuat film mylar. Film mylar digunakan untuk kapasitor dielektrik,
pelapis besi sebagai isolator,dan fotografi.

190
Polister yang diperkuat dengan karbon fiber harganya lebih mahal
dibandingkan dengan polister yang diperkuat dengan kaca fiber, bahkan sampai 3-
4 kali lipatnya. Polister yang diperkuat dengan karbon fiber mempunyai daya
renggang yang baik, kekakuan, dan bisa dengan baik digunakan untuk keperluan
mekanik. Bahan ini juga mempunyai efisiensi ekspansi yang lebih kecil, resistansi
pemuluran yang lebih baik, tidak mudah aus, serta daya tahan yang lebih tinggi.
Kaca dan karbon merupakan bahan untuk memperkuat fiber. Material lain
dalam penguatan fiber termasuk grafit, boron, dan katun.
Bahan penguat dapat tersedia dalam berbagai bentuk seperti, ikatan fiber,
potongan fiber dan kain. Bagaimanapun juga, peningkatannya tinggi dalam biaya
ekonomi. Kebanyakan dari polimer yang telah diperkuat merupakan poliester dan
epoksis. Fenol dan silikon digunakan juga dalam bentuknya yang diperkuat untuk
tingkat yang lebih kecil. Bentuk polimernya yang diperkuat digunakan untuk
tanduk kapal, bodi mobil, tangki penyimpanan, papan sirkit ( circuit board),
perlengkapan pesawat terbang, gigi transmisi mobil, serta isolasi termal dan
elektrik.
Polimer yang diperkuat dalam penerapan yang beragam banyak
menggantikan logam, dan polimer menjanjikan kekuatan dengan sifat/karakteristik
yang sama, atau lebih baik dan seringkali dengan biaya yang lebih rendah. Polimer
lebih mudah dibuat dab tahap terhadap korosi dan bahan kimia.Selain itu proses
pabrikasi cukup beragam dari yang paling sederhana dan murah sampai dengan
yang prosesnya rumit.

8.9. ELASTOMER

Berikut ini adalah gambaran secara singkat mengenai elastomer. Elastomer


adalah material yang memiliki sifat hampir sama dengan polimer. Elaastomer
adalah material yang dapat meregang dan mulur berulang kali, atau memanjang

191
dan akan kembali ke bentuk semula dengan melepaskan tenaga yang dipakai
untuk memanjangkannya. Dengan demikian elastomer memperlihatkan sifat
elastik, bila dibandingkan dengan polimer yang lebih banyak memperlihatkan sifat
plastiknya. Yang termasuk dalam kategori elastomer contohnya adalah karet dan
material semacam karet. Ada sedikit perbedaan antara karet dengan elastomer,
karet dapat tahan ditarik sampai 200% dan kembali dengan cepat ke kondisi
awalnya. Kemampuan material untuk kembali ke bentuk awal dari perubahan
bentuk elastiknya disebut resilience.
Karet alam diperoleh dari getah resin pohon tertentu. Getah tumbuhan ini
mengandung cairan/emulsi yang terdiri atas 40% air, dan mengandung partikel
karet. Partikel karet ini dipadatkan dengan menggunakan formic atau asam asetat.
Partikel-partikel yang dipadatkan ini kemudian dikemas dan dikirim ke pabrik untuk
proses selanjutnya. Karet dalam bentuk ini sering kali disebut lateks. Karet mentah
dipakai untuk beberapa keperluan karena mempunyai kuat peregangan yang
rendah dan meleleh pada temperatur yang cukup tinggi.
Untuk meningkatkan sifat-sifat daripada karet alam, maka bahan tambahan
(additive) yang menjadikan material keras dicampurkan kedalam karet.
Karet dapat dibentuk sesudah dicampur, kemudian diolah pada temperatur
tinggi sekitar 150oC. Karet yang keras (hard rubber) mempunyai tampilan phenol
formaldehyde (bakelite). Bakelite adalah bahan isolasi listrik yang sangat baik dan
banyak digunakan dalam pembuatan battery sebagai wadah ( casing). Karet juga
banyak digunakan sebagai peredam getaran pada motor bakar maupun motor
listrik.

192
Daftar Pustaka

[1] Beaty H.W, Electrical Engineering Materials Reference Guide, McGraw-Hill


Publishing Company, 1990.
[2] Blythe, Electrical Properties of Polymers, Cambridge University Press, 1980.
[3] Callister W.D, Material Science and Engineering, John Wiley & Sons, Inc, 1985.
[4] Dissado L.A, and J.C. Fotherginll, Electrical Degradation and Breakdown in
Polymers, 1988.
[6] Lawrence H. Van Vlack, Elemen of Material Science and Engineering, 5 th
Edition, 1985.
[7] Nusil Silicone Technology. A Selection Guide for Engineering Materials,
Carpinteria, USA, 1999.
[8] Pollock, Physical Properties of materials for Engieers, Vol 1,2,3 CRC Press,
1982.
[9] Schaffer et al, The Sciense and design of Engineering Materials , Irwin, 1995.
[10] Smith, Principles of Materials Sciense and Engineering, 3rd ed., Mc. Graw Hill,
1996.
[11] Solymar, Walsch, Electrical Properties of Materials, 6th ed., Oxford Press,
1998.
[12] Suwarno, Diktat Kuliah Material Elektroteknik, Jurusan Teknik Elektro ITB,
1999.
[13] Sutton A.P, Electronic Struture of Materials, Oxpord Science Publications,
1993.

193

Anda mungkin juga menyukai