Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

TRIWULANAN (OKTOBER-DESEMBER) TAHUN 2017


BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH KOTABUMI
(PT. BPRS KOTABUMI)
BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
SYARIAH NO. 101 (PSAK 101)

OLEH :
ANITA FIRDAUSY
160221100032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI KONSENTRASI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGAKALAN
2019
I. PROFIL PT. BPRS KOTABUMI
PT. BPRS Kotabumi merupakan badan usaha milik pemerintah daerah
Kabupaten Lampung Utara sebagai wujud investasi penanaman modal pemerintah
daerah setempat. BUMD ini mulai beroperasi pada 29 Juli 2008. Penandatanganan
prasasti peresmian PT. BPRS Kotabumi dilaksanakan oleh Gubernur Lampung Bapak
Drs. Syamsurya Ryacudu didampingi oleh Bapak Hairi Fasyah dan pimpinan Bank
Indonesia Bandar Lampung yakni Bapak Dahlan. Modal dasar yang dimiliki oleh PT.
BPRS Kotabumi sebesar Rp15.000.000.000 (lima belas miliyar rupiah).

Kantor Pusat BPRS Kotabumi terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 181
Kotabumi Lampung Utara. Memiliki dua kantor cabang yaitu Kantor Cabang Bandar
Lampung dan Kantor Cabang Tulang Bawang Barat, serta satu Kantor Kas Bukit
Kemuning. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Kotabumi yang telah beroperasi selama
± 11 tahun ini memiliki website resmi yaitu https://bprskotabumi.co.id/. Didalamnya
terdapat informasi mulai dari sejarah pendirian, struktur organisasi perusahaan,
berbagai produk yang ditersedia, berbagai event perusahaan sampai publikasi Laporan
Keuangan.

II. ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH PT. BPRS


KOTABUMI BERDASARKAN PSAK 101

a. Penyajian Komponen Laporan Keuangan

PT. BPRS Kotabumi mempublikasi Laporan Keuangan dalam triwulan dan


tidak mempublikasi Annual Report pada website resminya. Dalam publikasinya
selama kurang lebih 8 tahun (2012 s/d 2019), komponen yang dimuat hanya berupa
Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi.

Laporan Keuangan yang terpublikasi dalam website resmi PT. BPRS


Kotabumi, mulai dari tahun 2012 s/d 2019 telah teraudit (dalam keterangan yang
tercantum pada bagian akhir Laporan Keuangan), oleh seseorang, tanpa menyebutkan
KAP yang bersangkutan. Uraian keterangan dalam Laporan Keuangan tersebut
menyebutkan bahwa nama KAP dan Auditor yang bertanggungjawab atas audit
Laporan Keuangan dicantumkan dalam Laporan Keuangan Auditee jika total asset
yang dimiliki telah mencapai Rp 10 miliyar atau lebih, sedangkan total aset milik PT.
BPRS Kotabumi sampai dengan Juni 2019 hanya berkisar Rp 183 juta.

Tahun 2017 merupakan periode dimana PT.BPRS Kotabumi memuat hampir


seluruh Laporan Keuangan dengan beberapa informasi keuangan tambahan. Berikut
komponen Laporan Keuangan PT. BPRS Kotabumi di tahun 2017 periode Oktober
s/d Desember :
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil (Distribusi Bagi Hasil)
4. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Sedangkan Informasi keuangan tambahan yang disertakan meliputi :
1. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
2. Laporan Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya
3. Laporan Dana Investasi Terkait

Dua Laporan pertanggungjawaban fungsi sosial PT.BPRS Kotabumi yaitu


Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat dan Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Kebajikan tidak bernominal alias kosong, memungkinkan PT. BPRS tidak
melakukan transaksi terkait zakat dan dana sosial baik dalam lingkup internal (berupa
zakat karyawan) maupun secara eksternal (berupa penyaluran dana untuk kegiatan
sosial).

Berdasarkan PSAK 101 Lampiran A menyebutkan komponen Laporan


Keuangan yang lengkap bagi entitas perbankan syariah terdiri atas :
1. Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain selama periode
3. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode
4. Laporan Arus Kas selama periode
5. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil selama periode
6. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat selama periode
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan selama periode
8. Catatan Atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
penting dan informasi penjelasan lain

Komponen-komponen laporan keuangan diatas merupakan syarat dan


ketentuan penyajian laporan keuangan bagi sutau entitas yang melaksanakan transaksi
syariah dalam kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah termasuk dalam hal ini
entitas perbankan syariah (paragraf 03, PSAK 101). Kelengkapan penyajian laporan
keuangan betujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas syariah yang sangat bermanfaat bagi mayoritas
pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penyajian
laporan keuangan juga merupakan bentuk pertanggungjawaan manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (paragraf 09, PSAK
101)

b. Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan Terhadap SAK

Dalam hal ini, PT. BPRS Kotabumi belum menerapkan syarat dan ketentuan
penyajian laporan keuangan seperti yang telah disebutkan bagi entitas perbankan
syariah. Hanya terdapat 5 laporan keuangan yang disajikan oleh PT. BPRS Kotabumi
dengan tiga informasi keuangan tambahan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi
keuangan yang ada tidak dapat di andalkan, hal-hal yang bersifat material tidak tersaji
secara lengkap. Dua komponen Laporan Keuangan yang mencerminkan fungsi sosial
entitas syariah tidak bernominal alias kosong (Laporan Sumber dan Penyaluran Dana
Zakat dan Laporan dan Sumber Penggunaan Dana Kebajikan). Serta Laporan Arus
Kas yang merupakan informasi dasar dalam menilai kemampuan entitas syariah
dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan kebutuhan penggunaan arus kas oleh
entitas syariah (paragraf 117, PSAK 101) tidak tersaji dalam pulikasi online pada
website PT. BPRS Kotabumi. CALK BPRS Kotabumi pun tidak disajikan dalam
pulikasi online nya selama ± 8 tahun. CALK penting disajikan karena memuat
informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
spesifik yang digunakan sesuai paragraf 133-140, mengungkapkan informasi yang
disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan dibagian manapun dalam laporan
keuangan dan pengungkapan informasi relevan lainnya yang tidak tersaji (paragraf
128, PSAK 101). Beberapa ketimpangan informasi yang tercermin dari Penyajian
laporan keuangan membatasi pemahaman pengguna laporan keuangan terhadap
kondisi ekonomi entitas syariah (BPRS Kotabumi) sehingga sulit jika harus
membandingkan kinerja entitas ini dengan entitas sejenis yang memiliki kompleksitas
penyajian laporan keuangan.

Disebutkan dalam paragraf 21 PSAK 101 bahwa entitas syariah mencapai


penyajian laporan keuangan secara wajar dengan memenuhi SAK yang relevan dalam
hal ini SAK Syariah, mensyaratkan entitas syariah unuk :
1. Memilih dan menerapkan kebijakan yang sesuai dengan prinsip syariah.
Manajemen dalam hal ini mengacu dan mempertimbangkan penerapan dari
sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun :
a. Definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, dana syirkah temporer, ekuitas, penghasilan, dan beban
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah;
b. Persyaratan dan panduan dalam SAK umum yang sesuai dengan SAK
Syariah, yang berhubungan dengan masalah serupa dan terkait;
c. Standar Akuntansi terbaru yang dikeluarkan oleh badan penyusun
standar akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar yang sama
untuk mengembangkan standar akuntansi, literatur akuntansi lain, dan
praktik akuntansi industri yang berlaku, sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
2. Menyajikan informasi termasuk kebijakan akuntansi dalam CALK
sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat
dibandingkan dan mudah di pahami
3. Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan
persyaratan spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan
keuangan untuk memahami dampak dari transaksi, peristiwa, dan
kondisi lain tertentu terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan.

Periode dalam penyajian Laporan Keuangan umumnya secara konsisten


selama satu tahun, sebagaimana yang disebutkan dalam paragraf 35 dan 36 PSAK
101 bahwasanya enitas syariah menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk
informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Terdapat pengecualian bagi entitas
syariah yang merubah periode pelaorannya, diperbolehkan penggunaan periode yang
lebih panjang atau lebih pendek dengan mengungkapkan :
1. Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih
pendek; dan
2. Fakta terhadap jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
dibandingkan secara keseluruhan

Namun, yang terjadi pada PT. BPRS Kotabumi ialah periode penyajian
laporan keuangan hanya dalam triwulan selama 8 tahun publikasi. Tentu hal ini
semakin menunjukkan ketidak patuhan entitas syariah BPRS Kotabumi pada Standar
Akuntansi Keuangan. Dua syarat pengungkapan diatas mengenai adanya perubahan
periode pelaporan oleh entitas syariah, tidak disebutkan. Sangat memungkinkan jika
BPRS Kotabumi melakukan penyajian komparatif dalam laporan keuangan
tahunannya sehingga dapat memudahkan pengguna laporan keuangan memahami
kondisi ekonomi entitas selama satu periode tahunan dalam langkah pertimbangan
pengambilan keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.

c. Identifikasi Laporan Keuangan

Paragraf 53 PSAK 101 menjelaskan bahwa entitas syaiah mengidentifikasi


laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari informasi lain dalam
dokumen publikasi yang sama. Penyusunan berdasarkan SAK berlaku untuk laporan
keuangan dan tidak berlaku untuk informasi tambahan. Informasi tambahan yang
relevan bagi pengguna laporan keuangan dapat disusun dengan format yang tidak
mengikat. Seperti yang terdapat pada tiga informasi keuangan tambahan milik PT.
BPRS Kotabumi (Laporan Komitmen dan Kontinjensi, Laporan Kualitas Aktiva
Produktif dan Informasi Lainnya, dan Laporan Dana Investasi Terkait) yang disajikan
sedemikian rupa untuk memberikan gambaran informasi terkait pertanggungjawaban
dan proyeksi keuntungan yang akan diperoleh nasabah beserta stakeholder lainnya. 5
laporan keuangan utama BPRS Kotabumi sejauh ini masih dalam tahap penyesuaian
terhadap Standar Akuntansi Keuangan.

d. Laporan Posisi Keuangan

PT. BPRS menyajikan Laporan Posisi Keuangan dengan klasifikasi Aktiva


dan Pasiva. Istilah yang digunakan tidak mengikuti standar terbaru SAK dimana
aktiva telah berganti menjadi Aset, Pasiva telah dipisah menjadi Liabilitas dan
Ekuitas pada SAK yang berlaku umum. Sedangkan bagi entitas syariah penambahan
sub pos pada sisi Pasiva ialah Dana Syirkah Temporer. BPRS Kotabumi ini tidak
mencantumkan secara eksplisit sub pos Dana Syirkah Temporer, langsung pada
penyajian pos-pos terkait Dana Syirkah Temporer yaitu Dana Investasi Tidak Terikat
yang meliputi Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah.
Dalam penyajian nominal total pos dan sub pos terlihat membingungkan saat
sekilas membaca Laporan Posisi Keuangan tersebut. Jumlah total sub pos diletakkan
pada bagian atas, umumnya diletakkan pada bagian bawah sebagai jumlah total atas
perincian unit pos terkait, sehingga dengan demikian penguna laporan keuangan
dapat dengan mudah memahami nilai pos-pos dalam Laporan Posisi Keuangan.
Kemudian dalam penyajiannya, tidak terdapat klasifikasi yang jelas mengenai
aset lancar atau tidak lancar dan liabilitas jangka panjang atau jangka pendek. Seluruh
pos disajikan sejajar dan hal ini dapat saja membingungkan para pengguna laporan
keuangan dengan pemahaman akuntansi yang minim. Sebagaimana yang tercantum
dalam paragraf 64 PSAK 101 bahwa entias syariah menyajikan aset lancar dan tidak
lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang
terpisah dalam Laporan Posisi Keuangan sesuai dengan paragraf 70-80, kecuali
penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat
diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas syariah menyajikan
seluruh aset dan liailitas berdasarkan urutan likuiditas.

e. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

PT. BPRS Kotabumi dalam menyajikan Laporan Laba Rugi ini tidak dengan
Penghasilan Komprehensif Lainnya. BPRS Kotabumi hanya menyajikan informasi
yang meliputi :
1. Pendapatan usaha (operasional)
2. Bagi hasil untuk pemilik dana
3. Beban operasional
4. Beban pajak
5. Zakat
Zakat dalam hal ini seyogyanya disajikan secaa terpisah dalam Laporan
Sumber dan Penyaluran Dana Zakat. Format tiap komponen Laporan Keuangan yang
ada pada SAK Syariah di Lampiran PSAK 101 menunjukkan tidak adanya komponen
zakat yang diperhitungkan dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Lainnya. Dana Zakat memiliki pelaporan tersendiri yang wajib disajikan oleh entitas
syariah karena merupakan wujud pertanggungjawaban fungsi sosial entitas.
f. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ini tidak dipulikasikan dalam website resmi PT. BPRS Kotabumi.
Urgensi penyajian laporan ini ialah memuat informasi pergerakan ekuitas dalam satu
periode (jumlah ekuitas awal dan akhir entitas) yang mencerminkan naik turunnya
aset neto selama satu periode. Dalam penjelasan paragraf 111 PSAK 101, Laporan
Perubahan Ekuitas yang disyaratkan penyajiannya pada paragraf 10 memuat
informasi :
1. Total penghasilan komprehensif selama satu periode, yang menunjukkan
secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dan kepada kepentingan non pengendali
2. Untuk setiap pos ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau penyajian
kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25 :
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
3. Untuk setiap pos ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan
akhir periode, secara terpisah mengungkapkan setiap perubahan yang
timbul dari :
a. Laba rugi;
b. Penghasilan komprehensif lain; dan
c. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik,
yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan
distribusi kepada pemilik dan perubahan kepemilikan pada entitas
anak (jika ada) yang idak menyebabkan hilang pengendalian.

g. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas juga tidak ikut disajikan dalam pulikasinya. Sehingga
pengguna laporan keuangan tidak mendapatkan informasi arus kas (sumber dan
penggunaan kas) entitas pada tiga aktivitasnya yaitu operasi, investasi, dan
pendanaan.
h. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat

Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat oleh PT. BPRS Kotabumi turut
serta dalam publikasi online di tahun 2017 namun tidak menunjukkan adanya
transaksi yang terjadi dikarenakan pos-pos laporan ini tidak bernominal. Pos-pos
dasar laporan ini meliputi sumber dana dan penggunaan dana, selama satu periode,
serta saldo dana zakat yang menunjukkan dana zakat yang belum disalurkan pada
tanggal tertentu. Paragraf 118 PSAK 101 menyebutkan isi Laporan Sumber dan
Penyaluran Dana Zakat yang meliputi :
1. Dana zakat yang berasal dari wajib zakat
2. Dari dalam entitas syariah
3. Dari luar entitas syariah
4. Penyaluran dana zakat melalui entitas pengelola zakat sebagaimana yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
5. Kenaikan atau penurunan dana zakat
6. Saldo akhir dana zakat

i. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

Sama seperti Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat, laporan ini tersaji
namun tidak bernominal. Pos-pos dasar laporan ini meliputi sumber dana dan
penggunaan dana, selama satu periode, serta saldo dana kebajikan yang
menunjukkan dana kebajikan yang belum disalurkan pada tanggal tertentu. Paragraf
123 PSAK 101 menyebutkan isi Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
yang meliputi :
1. Sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan :
a. Infak;
b. Sedekah;
c. Hasil pengelolaan wakaf;
d. Pengembalian dana kebajikan produkif;
e. Denda; dan
f. Penerimaan non halal
2. Penggunaan dana kebajikan untuk :
a. Dana kebajikan produktif
b. Sumbangan
c. Penggunaan lain untuk kepentingan umum
3. Kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan
4. Saldo awal dana kebajikan
5. Saldo akhir dana kebajikan

j. Catatan Atas Laporan Keuangan

CALK PT. BPRS Kotabumi selama publikasinya yang kurang lebih 8 tahun,
tidak pernah menyajikan catatan ini sebagai bagian utama dari laporan keuangan.
CALK sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan karena didalamnya
memuat informasi yang tidak tersaji dalam komponen laporan keuangan yang utama.
Berikut informasi yang dimuat dalam CALK (paragraf 128 PSAK 101) :
1. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan Laporan Keuangan dan
kebijakan akuntansi spesifik yang digunakan sesuai dengan paragraf 133-
140;
2. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak
disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan
3. Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami
laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai