Anda di halaman 1dari 14

Analisis Penerapan PSAK 1 pada Laporan Keuangan Perusahaan

Pakan Ternak yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021


Ahmad Ali Akbar Aslamy

1
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Program Studi Profesi Akuntansi, Universitas Trisakti,
Jakarta, Indonesia Email: 1ahmadaliakbaraslamy@gmail.com

Abstrak− Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan di
perusahaan pakan ternak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan teknik penelitian analisis data
kualitatif dan mendapatkan data secara dokumentasi. Pengambilan data-data yang diperlukan adalah data sekunder didapat
dari web BEI yaitu www.idx.co.id dan terdapat 4 perusahaan subsektor pakan ternak, data yang diambil yaitu laporan
keuangan tahunan selama tiga periode yang sudah di audit. Penelitian ini diawali dengan analisis komparatif terhadap subjek
penelitian dengan konsep pembanding dalam hal kebijakan akuntansi maupun penyajian laporan keuangan, kemudian
mencoba menyesuaikan dan membandingkan dua unsur, yaitu PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan dan laporan
keuangan perusahaan pakan ternak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 2
perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia belum sepenuhnya menerapkan PSAK 1 dalam penyajian laporan
keuangannya ada beberapa komponen yang dalam praktiknya belum sesuai dengan PSAK 1.
Kata Kunci: Laporan Keuangan, Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 1
Abstract− This study aims to determine how the application of PSAK 1 regarding the presentation of financial statements in
cigarette companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) qualitative data analysis research techniques and
obtaining documentation data. The required data collection is secondary data obtained from the IDX web, namely
www.idx.co.id and there are 5 cigarette sub-sector companies, the data had taken are annual financial statements for three
periods that have been audited. This study begins with a comparative analysis of research subjects with a comparative
concept in terms of accounting policies and presentation of financial statements, then tries to adjust and compare two
elements, namely PSAK 1 on the presentation of financial statements and financial statements of cigarette companies listed
on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The results of this study are that there are 2 cigarette companies listed on the
Indonesia Stock Exchange that have not fully implemented PSAK 1 in the presentation of their financial statements, there
are several components that in practice are not in accordance with PSAK 1.
Keywords: Financial Statements, Presentation of Financial Statements, PSAK 1

1. PENDAHULUAN
Perusahaan pakan ternak merupakan salah satu sub perusahaan manufaktur yang berada dalam
kategori industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah tumbuh dan
berkembang. Perkembangan subsektor pakan ternak di Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat signifikan dari tahun ke tahun.
Pada periode Januari hingga September, industri rokok berdasarkan jenisnya pada 2021
mengalami total kenaikan produksi secara tahunan sebesar 4,3 persen atau di angka 235,9 miliar
batang. Industri hasil tembakau berkontribusi terhadap peningkatan ekspor. (bisnis.com 2021:12).
Dengan pesatnya pertumbuhan subsektor rokok tersebut menjadikan para investor memulai
transaksi jual beli saham melalui perusahaan Bursa Efek Indonesia, membaca dan menganalisis
laporan keuangan seberapa pesatnya perkembangan yang dimiliki oleh perusahaan subsektor
rokok.
Pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami perkembangan aktivitas yang sangat
pesat, sehingga berdampak pada peningkatan permintaan audit laporan keuangan. Hal tersebut
berkaitan dengan adanya peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyatakan
bahwa setiap perusahaan go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan juga telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) dalam kurun waktu yang ditentukan seiring dengan perkembangan pasar modal
yang semakin pesat, persaingan dunia bisnis tentu akan semakin kompetitif dalam penyediaan
maupun untuk memperoleh informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi penting
dalam bisnis adalah salah satu laporan

1
keuangan yang disediakan setiap perusahaan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Atas hal tersebut, penyajian laporan keuangan haruslah mengikuti standar yang berlaku agar tercipta
konsistensi, relevansi dan keseragaman agar dapat diperbandingkan dengan laporan perusahaan lain.
Untuk itu dalam proses akuntansi diperlukan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berisi
tentang proses pencatatan dan penjurnalan atau pedoman yang mengatur untuk setiap
transaksi yang kemungkinan terjadi dalam proses bisnis sehingga para pemakai dalam
menginterprestasi laporan keuangan akan sama dan meminimalkan adanya penyelewengan yang
terjadi.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntan di indonesia telah menerbitkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 yang mengatur tentang penyajian laporan
keuangan secara menyeluruh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan suatu
kemutlakan bagi setiap perusahaan dalam membuat laporan keuangan. Namun paling tidak
dapat memastikan bahwa penempatan unsur-unsur atau elemen data ekonomi harus ditempatkan
pada posisi yang tepat agar semua data ekonomi tersaji dengan baik, sehingga dapat
memudahkan bagi pihak- pihak yang berkepentingan dalam menginterpretasikan dan
mengevaluasi suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi yang baik bagi tiap-
tiap pihak.
PSAK 1 dapat digunakan sebagai penerapan prinsip-prinsip dalam penyusunan laporan
keuangan serta menyeragamkan penyajian laporan keuangan perusahaan sehingga dapat lebih
mudah dipahami, relevan, andal dan memiliki daya banding yang tinggi.
Peneliti sebelumnya Safitri (2019:222), mengungkapkan bahwa laporan keuangan 16
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI belum sepenuhnya mematuhi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yaitu beberapa komponen yang memang belum
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) khususnya PSAK 1.
Peneliti memilih perusahaan subsektor rokok yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
karena produk rokok begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari sejak dahulu kala sehingga
perusahaan subsektor rokok ini memiliki keistimewaan dalam perkembangan perekonomian
yang membantu perekonomian negara. Disamping itu juga dari observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti, penyajian laporan keuangan PT Bentoel Internasional Investama Tbk dan PT
Indonesian Tobacco Tbk yang merupakan bagian dari perusahaan subsektor rokok yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2019 hingga tahun 2021 tidak menyajikan
pendistribusian dividen dalam laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangannya.
Atas hal tersebut mengingat bahwa dalam komponen laporan keuangan menurut PSAK 1 terdapat
pernyataan “Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas
laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama
periode, dan jumlah dividen per saham terkait. (IAI 2019:181)”.Berdasarkan latar belakang
yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti akan membahas apakah penyajian laporan keuangan
perusahaan rokok yang terdaftar di BEI sudah sesuai dengan PSAK 1.

2. KERANGKA TEORI
2.1 Laporan Keuangan
Menurut Hidayat (2018:2) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan.
Menurut Abbas et al. (2020:171) laporan keuangan merupakan suatu laporan yang
memperlihatkan kondisi keuangan suatu entitas pada akhir tahun dan selama kurun waktu
periode laporan tertentu, bisa itu laporan keuangan interim (bulanan, laporan keuangan 3
bulanan, laporan keuangan 6 bulanan) maupun untuk pihak eksterim (laporan keuangan
tahunan).

2
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah informasi

3
yang berasal dari sebuah proses akuntansi yang isinya menggambarkan kondisi keuangan
suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK 1 adalah untuk memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
a. Aset;
b. Liabilitas;
c. Ekuitas;
d. Penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian;
e. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan
f. Arus kas.

2.2. Penyajian Laporan Keuangan (PSAK 1 efektif per 1 Januari 2018)


1) Laporan Keuangan Lengkap Menurut PSAK 1
a. laporan posisi keuangan pada akhir periode;
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. laporan arus kas selama periode:
e. catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi
penjelasan lain;
ea. informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan
dalam paragraf 38 dan 38A; dan
f. laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mercklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
2) Karakteristik Umum
a. Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan Terhadap SAK
PSAK 1 mensyaratkan bahwa laporan keuangan menyajikan posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan entitas secara wajar serta didasarkan atas standar akuntansi keuangan.
b. Kelangsungan Usaha (Going Concern)
PSAK 1 mengharuskan manajemen untuk melakukan analisis mengenai kelangsungan
usaha entitas. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK harus berdasarkan
kelangsungan usaha, dan tidak tampak adanya risiko yang mengancam kelangsungan
usahanya, dan entitas tidak dalam status likuidasi atau akan dilikuidasi.
c. Dasar Akrual
PSAK No.1 mensyaratkan bahwa suatu entitas menyusun laporan keuangannya
berdasarkan dasar akrual akuntansi kecuali informasi arus kas.
d. Materialitas dan Penggabungan
PSAK No.1 mengatur bahwa masing-masing unsur material diungkapkan secara terpisah
dalam laporan keuangan. Suatu informasi disebut material jika informasi tersebut
dihapuskan atau disajikan secara tidak tepat, maka keputusan ekonomi pengguna
berdasarkan laporan keuangan tersebut akan terpengaruh. Materialitas bergantung pada
besaran dan sifat penghapusan atau penyajian secara tidak tepat, yang dipertimbangkan
menurut kondisi yang ada. Besaran atau sifat suatu unsur, atau gabungan keduanya dapat
menjadi faktor penentu.

4
e. Saling Hapus
Pada dasarnya setiap unsur harus dilaporkan dalam laporan keuangan secara berdiri
sendiri sesuai dengan identitas, sifat, dan fungsi masing-masing, dan tidak dapat saling
hapus. Penting untuk menyajikan aset dan liabilitas, pendapatan dan beban secara
terpisah. Saling hapus hanya diperkenankan jika merupakan refleksi dari subtansi
transaksi.
f. Frekuensi pelaporan
Dalam hal ini PSAK No.1 mensyaratkan bahwa laporan keuangan disajikan paling sedikit
satu tahun sekali.
g. Informasi Komparatif
PSAK No.1 mengatur bahwa informasi komparatif diungkapkan secara komparatif
dengan periode sebelumnya untuk seluruh informasi angka dalam laporan keuangan,
kecuali bila tidak diperbolehkan atau disyaratkan oleh SAK lain.
h. Konsistensi penyajian
PSAK No.1 mengatur bahwa penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan
antar periode harus konsisten. Namun, PSAK No.1 memperbolehkan penyajian dan
klasifikasi untuk diubah bila perubahan itu:
a) Akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat; atau
b) Disyaratkan oleh SAK atau interpretasi.

2.3. Kerangka Penelitian

Laporan Keuangan Perusahaan Rokok yang Terdaftar


di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan


Aspek-aspek PSAK No. 1
PSAK No. 1
1. Penyajian secara wajar dan
1. Laporan posisi keuangan kepatuhan terhadap standar
2. Laporan laba rugi dan akuntansi
penghasilan komprehensif 2. Kelangsungan usaha (going concern)
lain 3. Dasar akrual
3. Laporan perubahan ekuitas 4. Materialitas dan penggabungan
4. Laporan arus kas 5. Saling hapus
5. Catatan atas laporan keuangan 6. Frekuensi Pelaporan
7. Informasi Komparatif
8. Konsistensi penyajian

Laporan Keuangan Perusahaan


Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi Subsektor Rokok yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Berdasarkan PSAK No. 1
(KESIMPULAN)

Gambar 2.1 Skema Kerangka Penelitian

3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa dokumen atau sumber-sumber
tertulis. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi.
Dengan teknik ini peneliti mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan subsektor rokok

5
tahun 2019 sampai tahun 2021 di situs resmi BEI www.idx.co.id. Subjek dalam penelitian
ini yaitu

6
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi subsektor rokok yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari PT Bentoel Internasional Investama Tbk, PT
Gudang Garam Tbk, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT Indonesian Tobacco Tbk dan
PT Wismilak Inti Makmur Tbk.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka dan studi
dokumentasi. Studi pustaka yang digunakan dalam penelitian ini dengan pengumpulan data
sekunder melalui jurnal, artikel, dan penelitian terdahulu yang sesuai dengan penelitian. Studi
dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia serta dari website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id berupa laporan
keuangan subsektor rokok periode tahun 2019 sampai dengan tahun 2021.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian ini diawali dengan analisis komparatif terhadap subjek penelitian dengan konsep
pembanding dalam hal kebijakan akuntansi maupun penyajian laporan keuangan, kemudian
mencoba menyesuaikan dan membandingkan dua unsur, yaitu PSAK 1 tentang penyajian
laporan keuangan dan laporan keuangan perusahaan subsektor rokok yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).

4. HASIL
Tabel 4.1 Hasil Analisis Penyajian Informasi Judul Berdasarkan PSAK 1 Perusahaan
Rokok yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021

Tabel 4.2 Hasil Analisis Komponen Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 1
Perusahaan Rokok yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021

7
Tabel 4.3 Hasil Analisis Komponen Laporan Laba Rugi Berdasarkan PSAK 1 Perusahaan
Rokok yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021

Tabel 4.4 Hasil Analisis Komponen Laporan Perubahan Ekuitas Berdasarkan PSAK 1
Perusahaan Rokok yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021

Tabel 4.5 Hasil Analisis Komponen Laporan Arus Kas Berdasarkan PSAK 1 Perusahaan
Rokok yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021

8
Tabel 4.6 Hasil Analisis Komponen Catatan Atas Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 1
Perusahaan Rokok yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021

Tabel 4.7 Hasil Analisis Aspek-Aspek PSAK 1 pada Laporan Keuangan Perusahaan Rokok
yang Terdaftar di BEI Tahun 2019-2021

Dari hasil analisis yang didapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 2
perusahaan subsektor rokok yang terdaftar di BEI yang dalam penyajian laporan
perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangannya belum sesuai dengan PSAK 1.
Ketidaksesuaian tersebut dikarenakan kedua perusahaan yakni PT Bentoel Internasional
Investama Tbk dan PT Indonesian Tobacco Tbk tidak mencantumkan pendistribusian
dividen pada laporan perubahan ekuitasnya, serta tidak memberikan informasi dari
penyebab tidak disajikannya pendistribusian dividen tersebut di dalam catatan atas
laporan keuangannya.
Bursa efek indonesia (2022:Mei) menyatakan ada sejumlah alasan suatu emiten tidak
membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Sejumlah emiten memutuskan
untuk tidak membagikan dividen dengan berbagai alasan. Beberapa diantaranya
beralasan mengalami kerugian, menahan laba untuk dana cadangan, ekspansi
perusahaan dan lain sebagainya.
Setelah dianalisis lebih lanjut, PT Bentoel Internasional Investama Tbk tidak
memberikan dividen kepada pemegang sahamnya sejak tahun buku 2010 karena posisi
saldo laba yang negatif.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bachtiar dan Basri (2019:16), PT Bentoel
International Investama Tbk mengalami penurunan laba selama beberapa tahun terakhir dan

9
sempat diprediksi akan bangkrut pada tahun 2014 disebabkan karena pendapatan bersih di
tahun 2013 meningkat sebesar 24% tetapi peningkatan beban penjualan lebih tinggi yaitu
sebesar 28% dan diikuti beban operasional sebesar 47% dibandingkan pendapatan bersih
perusahaan sehingga perusahaan mengalami kerugian. Pada tahun 2014 pendapatan bersih
meningkat sebesar 14% diikuti oleh peningkatan beban penjualan lebih besar yaitu sebesar
19% walaupun beban operasional menurun sebesar 8% namun belum mampu menutupi
kerugian perusahaan. Sehingga perusahaan mengalami kerugian di tahun 2013 dan 2014. Di
mana laba ditahan digunakan untuk menutupi kerugian sehingga laba ditahan dari tahun
ketahun mengalami penurunan dan harga saham perusahaan di pasar modal terjadi penurunan
harga setiap tahunnya. Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifin dan Martha
(2021:103) selama tiga tahun berturut-turut PT Bentoel Internasional Investama Tbk tidak
memiliki laba sama sekali, bahkan mengalami kerugian. Secara rinci, pada tahun 2016 laba
sebelum pajak PT Bentoel Internasional Investama Tbk adalah Rp. -1.391.369 (juta) pada
tahun 2017 sebesar Rp. -400.127 (juta) dan tahun 2018 sebesar Rp. -324.590 (juta).
Atas hal tersebut pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 dari Hasil Rapat Umum
Pemegang Saham yang dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2018, 7 Agustus 2020 dan 2 Juli
2021 Perusahaan memutuskan untuk tidak membagikan dividen sebagai bagian dari upaya
untuk memastikan pertumbuhan berkesinambungan perusahaan. Sehingga PT Bentoel
Internasional Investama Tbk tidak menyajikan pendistribusian dividen pada tahun 2019
sampai tahun 2021 pada laporan perubahan ekuitasnya sebagaimana disyaratkan oleh PSAK
1.
Sedangkan pada PT Indonesian Tobacco Tbk, menerangkan bahwa tujuan PT Indonesian
Tobacco mengelola modal adalah untuk mempertahankan kelangsungan usaha perseroan
serta memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. PT
Indonesian Tobacco Tbk secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur permodalan
untuk memastikan struktur modal dan hasil pengembalian ke pemegang saham yang optimal,
dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal perseroan,
profitabilitas saat ini dan yang akan datang, proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal
dan proyeksi peluang investasi yang strategis. Dalam rangka mempertahankan atau
menyesuaikan struktur modal, perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang
dibayarkan kepada para pemegang saham, mengeluarkan saham baru atau menjual aset untuk
mengurangi utang.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tahun 2019 memutuskan penggunaan laba
bersih yang dibagi menurut cara penggunannya dan dividen hanya dibayarkan sesuai dengan
rencana dan kemampuan keuangan Perseroan. Sesuai dengan hasil keputusan RUPS,
pemegang saham telah memberikan persetujuan perseroan tidak membagikan dividen untuk
tahun buku 2018 untuk keperluan penguatan modal Perseroan. Sedangkan Pada tahun 2019,
Perseroan membukukan rugi dalam penutupan tahun bukunya dan oleh karenanya
berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada tanggal 24 Juli 2020
tidak terdapat pembahasan deviden. Dan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan perseroan tanggal 30 Juni 2021, perseroan menetapkan tidak membagikan dividen
untuk tahun buku 31 Desember 2020 dan seluruh laba bersih yang diperoleh perseroan
selama tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 dicatatkan sebagai laba
yang ditahan perseroan atau retained earnings. Sehingga PT Indonesian Tobacco Tbk tidak
menyajikan pendistribusian dividen pada tahun 2019 sampai tahun 2021 pada laporan
perubahan ekuitasnya sebagaimana disyaratkan oleh PSAK 1.
Meskipun kedua perusahaan tersebut tidak membagikan dividen atas dasar demi
kelangsungan perusahaan, namun alangkah lebih baiknya PT Bentoel International Investama
Tbk dan PT Indonesian Tobacco Tbk menyajikan informasi tersebut didalam catatan atas
laporan keuangan sebagaimana yang disyaratkan oleh PSAK 1, hal ini dimaksudkan agar

10
memudahkan pembaca

11
laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas
yang berbeda (Bahri 2020:18).
Walaupun PT Bentoel International Investama Tbk dan PT Indonesian Tobacco Tbk tidak
menyajikan pendistribusian dividen pada laporan perubahan ekuitasnya serta tidak
mencantumkan alasannya pada catatan atas laporan keuangan sebagaimana disyaratkan oleh
PSAK 1, tetapi laporan keuangan kedua perusahaan tersebut dapat diterima baik oleh Bursa
Efek Indonesia ataupun oleh laporan opini auditor.
Hal ini dikarenakan pada Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-306/BEJ/07-
2004 Tentang Peraturan Nomor I-E Tentang Kewajiban Penyampaian Informasi yang
ditetapkan pada tanggal 19 Juli 2004 terdapat pernyataan khususnya point II.4. yang
menyatakan “apabila suatu penjelasan yang diminta Bursa merupakan hal yang belum dapat
dipublikasikan atau masih merupakan rahasia atau memang belum dapat ditentukan atau
dijelaskan oleh Perusahaan Tercatat, maka Perusahaan Tercatat wajib menyampaikan
keterangan atau pernyataan bahwa Perusahaan Tercatat tidak dapat memenuhi permintaan
penjelasan dimaksud beserta alasannya”. Kemudian pada point II.6. menyatakan “Bursa
melakukan penelaahan atas keterangan-keterangan dan dokumen yang disampaikan
Perusahaan Tercatat dan membuat keputusan atas hal-hal tersebut dengan tidak hanya
mempertimbangkan pada aspek formal, tetapi juga mempertimbangkan substansi
persyaratan.” Dalam hal ini, PT Bentoel International Investama Tbk dan PT Indonesian
Tobacco Tbk telah menjelaskan alasan tidak disajikannya pendistribusian dividen dalam
laporan perubahan ekuitasnya didalam annual report yang dipublikasikan di situs resmi
Bursa Efek Indonesia. Sehingga PT Bentoel International Investama Tbk dan PT Indonesian
Tobacco Tbk tidak dikenakan sanksi khususnya oleh Bursa Efek Indonesia.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah diuraikan, peneliti menarik
kesimpulan bahwa pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi subsektor rokok terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum
sepenuhnya menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (PSAK 1) dalam
penyajian laporan keuangannya walaupun hanya pada pos-pos komponen laporan keuangan.
Akan tetapi hal tersebut tetap perlu diperhatikan.
Untuk penyajian informasi judul dan karakteristik dalam penyajian laporan keuangan seluruh
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi subsektor rokok yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) semua sudah mencakup seperti yang terdapat dalam PSAK 1.
Untuk komponen laporan keuangan yang berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi
danpenghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan urutan dan istilah yang digunakan sudah sesuai dengan PSAK 1. Akan
tetapi PT Bentoel Internasional Investama Tbk dan PT Indonesian Tobacco Tbk tidak
menyajikan pendistribusian dividen pada laporan perubahan ekuitasnya dan tidak
memberikan alasan yang jelas kenapa tidak terdapat pendistribusian dividen pada catatan atas
laporan keuangannya.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai analisis penerapan PSAK 1 tentang
penyajian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
subsektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) maka saran yang dapat
disampaikan peneliti sebagai berikut:

12
1. Bagi perusahaan, praktik akuntansi yang sudah sesuai dengan PSAK 1 diharapkan terus
konsisten untuk diterapkan agar informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan
memiliki daya banding yang tinggi. Dan bagi perusahaan yang belum mencantumkan
pendistribusian dividen, diharapkan mencantumkan alasan mengenai informasi kenapa
tidak terdapat pendistribusian dividen pada catatan atas laporan keuangan.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menggeneralisasi hasil penelitian
berkaitan dengan analisis penyusunan dan penyajian laporan keuangan di mana faktor-
faktor yang saling terkait harus menjadi perhatian khusus.
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengganti metode penelitian yakni dengan
metode kuantitatif untuk bisa diambil presentase dari kepatuhan dan kesesuaian dari
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi subsektor rokok yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1
(PSAK 1).

DAFTAR PUSTAKA
Aida, Annisa Nur. 2019. “Analisis Kompensasi, Lingkungan Kerja Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Di PT. Margahayu Raya Bandung.” Universitas Komputer Indonesia.
Ardhianto, Wildana Nur. 2019. Buku Sakti Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti et al. 2021. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Media Sains Indonesia.
Bahri, S. 2020. Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP Dan IFRS (EDISI III). Yogyakarta: Andi.
Bintari, Wisang Candra, Rais Dera Pua Rawi, and Siti Harisa. 2019. “Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Secara
Sederhana Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sorong.” Abdimas: Papua Journal of
Community Service 1(2): 6–13.
Bursa Efek Indonesia. 2022. “Laporan Keuangan Tahunan.” PT. Bursa Efek Indonesia. Retrieved (https://www.idx.co.id/).
(15 April 2022)
Cahyania, Dina. 2018. “Tinjauan Atas Prosedur Pembelian Peralatan Kantor Pada PT Deltra Wijaya Konsultan.” Universitas
Komputer Indonesia.
Diana Safitri, Hilda. 2019. “Analisi Penyajian Laporan Keuangan Di Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Berdasarkan PSAK No.1.” JFAS : Journal of Finance and Accounting Studies 1(3): 212–
24.
Elena, Maria. 2021. “HM Sampoerna Investasi US$166,1 Juta, Ini Komentar Menko Airlangga.” Ekonomibisnis.com.
Retrieved (https://ekonomi.bisnis.com/read/20211201/9/1472201/hm-sampoerna-investasi-us1661-juta-ini-komentar-
menko-airlangga). (28 Juli 2022)
Fauziah, Fenty. 2020. Pengantar Dasar Akuntansi Buku 1: Teknik Dan Konsep Penyusunan Laporan Keuangan. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Haeruddin, and Hisnol Jamali. 2021. Pengantar Akuntansi (Proses Akuntansi Jasa, Dagang, Manufaktur) Dilengkapi
Contoh Kasus Dan Penyelesaiannya Serta Soal Praktik. Yogyakarta: Deepublish.
Handini, Sri. 2020. Buku Ajar: Manajemen Keuangan. Surabaya: SCOPINDO MEDIA PUSTAKA.
Harahap, Rahmat Yamin. 2018. “Analisis Penerapan PSAK 1 Pada Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan (Studi Kasus:
PT. Kawasan Industri Medan (Persero), Sumatera Utara).”
Hayati, Rina. 2022. “Pengertian Subjek Penelitian Dan 3 Contohnya.” Penelitianilmiah.com. Retrieved
(https://penelitianilmiah.com/subjek-penelitian/). (28 Juli 2022)
Herawati, E et al. 2021. “Analisis Penerapan PSAK No. 36 Atas Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Pada PT Jasa
Raharja (Persero) Cabang Sulawesi Utara.” 9(2): 751–60.
Herawati, Helmi. 2018. “Analisis Laporan Keuangan Dengan Rasio Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Perusahaan ‘(PT HM
Sampoerna TBK Tahun 2012-2014).” Jurnal Akuntansi Unihaz-JAZZ 1(1): 1–10.
Hidayat, Wastam Wahyu. 2018. Dasar Dasar Analisa Laporan Keuangan. ed. Fungky Fabri. Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia.
Hotlina, Inka. 2021. 3 “Analisis Penerapan PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri
Makanan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus PT. Indofood Sukses Makmur Tbk).”
I. H. Bachtiar and J. Basri, “Analisis Prediksi Kebangkrutan pada PT Bentoel International Investama Tbk,” vol. 1, no. 1,
2019.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. SAK Standar Akuntansi Keuangan Efektif per 1 Januari 2018. Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia.
Indraini, Anisa. 2021. “Cukai Rokok Jadi Pahlawan Buat Negara, Ini Buktiny.” Financedetik.com. Retrieved
(https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5365208/cukai-rokok-jadi-pahlawan-buat-negara-ini-buktinya). (28
Juli 2022).
Juwita, Novia. 2019. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara “Analisis Penerapan PSAK 1 Tentang Penyajian Laporan
Keuangan (Studi Kasus Pada PT. Global Sawit Semesta, Kec. Danau Paris, Kab. Aceh Singkil).”

13
Kampa, Rani Rahman Ady. 2021. “Analisis Laporan Keuangan.” UIN Alauddin Makassar.
Kartikahadi, Hans et al. 2020. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS Edisi Ketiga Buku 1. Jakarta: Ikatan
Akuntan Indonesia.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2019. SAP Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Moleong, Lexy J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Mulyanti, Khairaningrum, and Niken Asyiami Rahma. 2020. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada PT Iron Bird (Blue Bird Group).” Land Journal 1(1): 42–53.
Ramanda, Ajeng Suci. 2018. “Penerapan PSAK No . 1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. LMI.” Festival Riset
Ilmiah Manajemen & Akuntansi 1(1):1080–84.
Ratma, Bauty Shendhy. 2018. “Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No. 01 Tentang Penyajian
Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada PD. Arga Arta Pratama Kota Kediri).” Cendekia Akuntansi Vol. 6 No. 3,
September 2018 6(September 2018):11–20.
Rijali, Ahmad. 2018. “Analisis Data Kualitatif.” Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17(33): 81–95.
Sari, Mella Katrina. 2020. Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa (BPKM) Analisis Laporan Keuangan. Semarang: Politeknik
Negeri Semarang.
Sartono, S.E.A.M.A. 2020. Pengantar Akuntansi. Aceh: HWC Publisher.
Sastroatmodjo, S, and E Purnairawan. 2021. Pengantar Akuntansi. Bandung: Media Sains Indonesia.
Satria, Dy Ilham. 2016. 1 Akuntansi Keuangan 1 Modul Akuntansi Keuangan 1. Universitas Malikussaleh.
Septiana, Aldila. 2018. Analisis Laporan Keuangan (Pemahaman Dasar Dan Analisis Kritis Laporan Keuangan).
Pamekasan Jawa Timur: Duta Media
Situmorang, Suhetni Asmarita, Mhd Nau Ritonga, and Eva Yanti Siregar. 2021. “Analisis Minat Belajar Selama Pandemi
Covid 19 Di SMP Negeri 1 Barus.” Mathematic Education Journal 4(3):441–48.
Sugiatni, Evi. 2021. Tugas UIN Makassar “Analisis Laporan Keuangan.” UIN Alauddin Makassar.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Suhendar, S.E.A.M.S.A. 2020. Pengantar Akuntansi. Indramayu: Penerbit Adab.
Surya Abbas, Dirvi et al. 2020. Pengantar Akutansi. Bandung: WIDINA BHAKTI PERSADA.
Suwandi, Yenni Rohmatun, Noviany. 2021. “Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( Psak ) No.1
Tentang Penyajian Laporan Keuangan Puskesmas Kalijaga Permai.” Jurnal Akuntansi 15(1): 17–27.
Triono, Rinas. 2019. “Implementasi Kebijakan Perubahan Tata Ruang Pasar Tradisional Di Kecamatan Maron Kabupaten
Probolinggo.” Reposity Universitas Panca Marga Probolinggo.
Wijaya, Hengki. 2018. Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Z. Arifin and L. D. Martha, “Analisis Potensi Kebangkrutan Menggunakan Metode Z - Score,” vol. 15, no. 2, 2021.

14

Anda mungkin juga menyukai