Bab I Pendahuluan
Catatan atas laporan keuangan (CALK) ialah bagian dari laporan keuangan yang fungsinya
melengkapi informasi nominal. Perlu diketahui pula bahwa tidak semua informasi yang
diperlukan oleh banyak pihak tersedia hanya di laporan keuangan saja, tetapi juga penting
untuk menyajikan catatan atas laporan keuangan yang dimaksud untuk menyatakan maksud
khusus, misalnya pernyataan atas satu akun yang merupakan gabungan dari beberapa akun,
perlakuan jaminan, dan hal-hal lain yang tidak bisa dinyatakan hanya dengan suatu angka/
nominal.
Beberapa rujukan yang paling umum dan karenanya paling mengikat sebagai dasar
hukum penyajian laporan keuangan adalah, antara lain tetapi tidak terbatas pada:
1. Pasal 23 ayat (1) UUD 1945
2. 2) Pasal 30 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun
2003 tentang
3. Keuangan Negara
4. Pasal yang mengangkut pertanggungjawaban dari Undang-undang tentang APBN dan
Perda
5. APBD
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 59/PMK.06/2005 tentang
Sistem
8. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2003.
Catatan Atas Laporan Keuangan atau biasa disebut dengan CALK merupakan informasi lebih
rinci mengenai detail laporan keuangan perusahaan. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) ini
berfungsi sebagai penjelas pada laporan keuangan yang detail dan angka-angkanya tidak bisa
diungkapkan dalam sebuah laporan keuangan.
Tujuan pembuatan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
1. Menghindari kesalahpahaman dalam membaca dan menerjemahkan laporan
keuangan
2. Menjawab pertanyaan-pertanyaan publik mengenai perkembangan posisi dan
keadaan fiskal entitas pelaporan (perusahaan)
3. Menyajikan data lebih rinci dan jelas dalam bentuk narasi sehingga memudahkan
pembaca untuk mengerti keuangan perusahaan.
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) mengungkapkan /menjelaskan hal-hal di bawah ini,
yaitu:
Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari suatuatau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan
pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum. Entitas pelaporan mengacu
pada organisasi secara keseluruhan
Contoh :
1. Pemerintah pusat
2. Pemerintah daerah".
3. Kementerian dan Lembaga
4. Satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainya, jika menurut
undang-undang satuan organisasi itu wajib menyajikan laporan keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah daerah adalah
basis akrual penuh, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset,kewajiban, dan ekuitas.
Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh
pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterimadi Rekening Kas Umum Daerah atau
oleh entitas pelaporan dan bebandiakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan
nilai kekayaan bersihtelah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas
UmumDaerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihakasing dalam bentuk jasa
disajikan pula pada LO.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada
saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadianatau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuangan pemerintah, tanpamemperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah. Pengukuran pos-pos dalam laporan
keuangan Pemerintah Daerah menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar
pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang
digunakan pemerintah daerah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
2. Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah
Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
3. Pendapatan diklasifikasi berdasarkan kelompok pendapatan, secara garis besar ada tiga
kelompok pendapatan daerah yaitu:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD),
b. Pendapatan Perimbangan,
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pengakuan Pendapatan;
Pengukuran Pendapatan;
1. Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).
2. Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
Pengungkapan Pendapatan;
1. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan
pendapatan adalah:
a. Penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun
anggaran;
b. Penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan yang bersangkutan
terjadi hal-hal yang bersifat khusus;
c. Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pendapatan daerah;
d. Informasi lainnya yang dianggap perlu
Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian maupun dari
laporan keuangan yaitu:
a. Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas
tersebut berada.
b. Penjelasan mengena sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya.
c. Ketentuan perundang-undangan yang menjadi kegiatan operasionalnya.
d. Penggantian manajemen pemerintah selama tahun berjalan.
e. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru.
f. Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada neraca
g. SPenggabunagan atau pemekaran entitas pada tahun berjalan.
h. Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya
pemogokan yang harus ditanggung pemerintah.
BAB V
KESIMPULAN
CALK harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Secara umum, struktur CaLK mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
2. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
3. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
4. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
penting lainnya;
5. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada laporan keuangan
lainnya, seperti pos-pos pada Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Saldo Anggaran
Lebih, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca.
6. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang
belum disajikan dalam laporan keuangan lainnya;
Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan.