Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANDIRI

DENGUE HEMORAGIC FEVER


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB 1
Dosen Mata Ajar : Ns. Diana TL, M.Kep

Disusun oleh :
Affifah Kurniawati (18.003)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO
SEMARANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan saya
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 07 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... .... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Tujuan ........................................................................................................................... 2

C. Manfaat ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Pengertian ..................................................................................................................... 3
B. Etiologi ......................................................................................................................... 3
C. Manifestasi Klinik ........................................................................................................ 5
D. Patofisiologi.................................................................................................................. 6
E. Penatalaksanaan Medis................................................................................................. 6
F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................ 7
G. Pengkajian Keperawatan .............................................................................................. 8
H. Diagnosa Keperawatan ................................................................................................. 9
I. Rencana Keperawatan .................................................................................................. 9

iii
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 12

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 12

B. Saran ........................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

DHF pada masyarakat awam sring disebut sebagai demam berdarah. Menurut
para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagi penyakit (terutama sering
dijumpai) yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala utama demam,
nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti bitnik
merah pada kulit, mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah
atau BAB berdarah.

Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus


dengue family flaviviridae, dengan genusnya adalah falvivirus. Virus ini
mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang
berbeda, tergantung dari serotipe virus dengue. Morbiditas penyakit DBD
menyebar di negara-negara tropis dan subtropics. Di setiap negara penyakit
DBD mempunyai manifestasi yang berbeda. Di Indonesia penyakit DBD
pertama kali ditemkan pada tahun 1968ndi Surabaya dan sekarang menyebar
ke seluruh provinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai
adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi
agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya
faktor geografik, selain faktor genetic dari hospesnya. Selain itu berdasarkan
macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara
kontroversional sudah berubah, infeksi virus dengue telah menjadi masalah
kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan subtrop

1
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami tentang penyakit DHf

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat menjelaskan :

a. Pengertian DHf
b. Etiologi DHF
c. Manifestasi klinik DHF
d. Patofisiologi DHF
e. Penatalaksanaan medis DHF
f. Pemeriksaan penunjang DHF
g. Pengkajian keperawatan DHF
h. Diagnosa keperawatan DHF
i. Rencana keperawatan DHF

3. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis


khususnya, maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi
pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai penyakit Dengue
Hemoragic Fever (DHF).

i2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Dengue hemoragic fever adalah penyakit demam akut yang disertai
dengan adanya menifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian.
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aeds aegepty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan
gejala utama, demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam tanpa
tanpa ruam.

B. Etiologi
1. Virus Dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbovirus (Arthropodborn virus) grup B,tetapi dari 4 tipe yaitu virus
dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di
Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secra serologis virus
dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40
nonometer dapat berkembeng biak dengan baik pada berbagai macam
kultur jaringan baik yang berasal dari sel-sel mamalia misalnya sel BHK
(Babby Homster Kidney) maupun sel-sel Arthropoda misalnya sel aedes
Albopictus.
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui vector yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi

ii3
dengan salah satu serotipe akan menmbulkan antibody seuur hidup
terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap
jenis yang lainnya.
Nyamuk aedes aegypti maupun aedes albopictus merupakan vektor
penularan virus dengue dari penderita orang lainnya melalui gigitannya
nyamuk. Aedes aegypti merupakan vektor penting di daerah perkotaan
(Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut
berperan dalam penularan. Naymuk aedes berkembang biak pada
genangan air bersih yang terdapat bejana-bejana yang terdapat di dalam
rumah (aedes aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang-
lubang pohon di dalam potongan bamboo, dilipatan daun dan genangan air
bersih alami lainnya (aedes albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai
menghisap darah korbannya pada siang hari tertama pada waktu pagi hari
dan senja hari.
3. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia
akan mendapatkan imunitas yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga
ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya
maupun virus dengue tepe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF)
akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue
dengan tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya
atau lebih dengan pula terjaid pada bayi yang mendapat infeksi virus
dengue untuk pertama kalinya jika ia telat mendapat imunitas terhadap
dengue dari ibunya melalui plasenta.

iii4
C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari penyakit demam berdarah adalah :
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2-7 hari kemudian
turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan
berlangsung demam, gejala-gejala klinik yang tidak spesifik misalnya
anoreksia. Nyeri punggung, nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan
rasa lemah dapat menyertainya.
2. Perdarahan
Perdaraham biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan
umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tourniquet yang mudah
terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura.
Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian
atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan gastrointestinal
biasanya di dahului dengan nyeri perut hebat.
3. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada
anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari
hepatomegaly dan hati teraba harus di perhatikan kemungkinan akan
terjadi renjatan pada penderita.
4. Renjatan (syok)
Permulaan syok biasanya terjadi hari ke 3 sejak sakitnya penderita,
dimulai dengan tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin
pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut.
Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukkan
prognosis yang buruk.

iv55
D. Patofisiologi
Nyamuk aedes spp yang sudah terinfeksi virus dengue, akan tetap
intektif sepanjang hidupnya dan terus menerus menularkan kepada individu
yang rentan pada saat mengigit dan menghisap darah. Setelah masuk ke dalam
tubuh manusia, virus dengue akan menuju organ sasaran yaitu sel kuffer
hepar, endotel pembuluh darah, nodus limpaticus, sumsum tulang serta paru-
paru. Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah mengakibatkan kebocoran
plasma, hypovolemia, dan syok. Dhf memiliki ciri yang unik karena
kebocoran plasma khusus ke arah rongga pleura dan peritoneum. Selain itu,
periode kebocoran cukup singkat (24—48 jam). Beberapa penelitian
menunjukkan, sel monosit dan makrofag mempunyai peran pada infeksi ini,
dimulai dengan menempel dan masuknya genom virus ke dalam sel dengan
bantuan organel sel dan membentuk komponen perantara dan komponen
struktur virus. Setelah komponen struktur dirakit, virus dilepaskan dari dalam
sel. Infeksi ini menimbulkan reaksi imunitas protektif terhadap serotipe virus
tersebut tetapi tidak ada cross protective terhadap serotipe virus lainnya.

E. Penatalaksanaan Medis
1. Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien
dehidrasi dan haus. Pasien diberi banyak minum yaitu 1,5 – 2 liter dalam
24 jam. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat antipiretik. Jika terjadi
kejang diberikan antikonvulsan. Luminal diberikan dengan dosis : anak
umur <12 bulan 50 mg IM, anak umur >1tahun 75mg. Jika kejang lebih
dari 15 menit belum berhenti huminal diberikan lagi dengan dosis 3
mg/kgBB. Infus diberikan pada pasien DHF tanpa rejatan apabila pasien
terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam
terjadinya dehidrasi dan hematocrit yang cenderung meningkat.
2. Pasien mengalami syok segera dipasang infus sebagai pengganti cairan
hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya RL, jika

v6
pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan plasma atau plasma
ekspander hendaknya 20-30 ml/kg BB. Pada pasien dengan renjatan berat
pembrian infus harus diguyur. Apabila syok teratasi, nada sudah jelas
teraba, amplitude nada sudah cukup besar, maka tetesan infus dikurangi
menjad 10 ml/kg BB/jam.
3. Cairan (rekomendasi dari WHO, 2007)
1. Kristaloid
- Larutan Ringer Laktat (RL) atau Dextrose 5% dalam larutan
Ringer Laktat (D5/RL)
- Larutan Ringer Asetat (RA) atau Dextrose 5% dalam larutan
Ringer Asetat (D5/RA)
- Larutan NACL 0,9% (Garal Faali + GF) atau Dextrose 5% dalam
larutan Faali (D5/GF)
2. Koloid
- Dextran 40
- Plasma
F. Pemeriksaan penunjang
1. Rumple Led
2. Pemeriksaan darah
3. Hitung trombosit
4. Hitung leukosit
5. Hitung hematocrit
6. Imunoserologi IgM dan IgG

vi7
G. Pengkajian keperawatan
Pengkajian merupakan dasar utama dan hal penting dilakukan oleh
perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat berguna untuk menentukan
masalah keperawatan yang muncul pada pasien.
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Pasien mengeluh demam terus menerus, mual muntah, nafsu makan
menurun, dan terdapat bitnik-bintik merah di permukaan kulit.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan demam terus menerus, mual muntah, nafsu makan
menurun, dan terdapat bitnik-bintik merah di permukaan kulit.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang memiliki penyakit lain.
f. Pola fungsi
Pola Aktivitas : Mudah lelah,perubahan pola tidur .
Pola istirahat tidur : tidur terganggu karena adanya demam
Pola kognitif perseptual : nyeri di kepala karena demam tinggi.
g. Pemeriksaan fisik
- Kesadran composmentis, KU lemah. TD : 120/70. S : 39o C, N :
80x/menit, RR : 18x/menit.
- Kulit : adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun dan muncul
keringat dingin dan lembab
- Kuku sianosis/tidak
- Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan
karena demam, mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan

vii 8
(epitaksis). Mulut didapatkan bahwa mukosa mulut erring, terjadi
perdarahan gusi, dan nyeri telan dan terjadi perdarah pada telinga.
h. Pemeriksaan penunjang
Hb dan pcv meningkat (>= 20%)
Trombositopenia <= 100.000/ml)
Ig.M dan igG= positif/negatif

H. Diagnosa keperawatan

1. ketidakefektifan termoregulasi b.d penyakit dhf


2. kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

3. nyeri akut b.d proses patofisiologis penyakit

4. gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,


muntah, anoreksia

I. Rencana Keperawatan

NO NOC NIC
DX

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Demam


selama 3x24 jam pasien diharapkan dapat:
1. monitor warna kulit dan suhu
Termoregulasi
2. Mandikan pasien dengan spons hangat
1. penurunan suhu kulit ditingkatkan dari
3. Dorong konsumsi cairan berikan obat
skala 1 (berat) ke skala 4 (ringan)
atau cairan IV (antipiretik, agen
2. Perubahan warna kulit ditingkatkan dari antibakteri, dan agen anti
skala 1 (berat) ke skala 4(ringan) menggigil)

999
viii
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitor cairan
selama 3x24 jam pasien diharapkan dapat :
1. Tentukan jumlah dan jenis
Keseimbangan cairan intake/asupan cairan serta
kebiasaan eliminasi.
1. keseimbangan intake dan output
2. Monitor asupan dan pengeluaran
dalam 24 jam ditingkatkan dari
3. Monitor membrane mukosa,
skala 1 ( sangat terganggu) ke skala
turgor kulit, dan respon haus
4 (sedikit terganggu)
4. Berikan cairan dengan tepat
2. kelembaban membrane mukosa
ditingkatkan dari skala 1 (sangat
terganggu) ke skala 4 (sedikit
terganggu)

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri : akut


selama 3x24 jam pasien diharapkan dapat :
1. monitor nyeri menggunakan alat
Nyeri akut pengukur yang valid dan reliable
sesuai usia dan kemampuan
1. kenyamanan ditingkatkan dari skala
berkomunikasi.
1 (berat) ke skala 4 (ringan)
2. Berikan analgesi menggunakan
2. Gangguan pada aktivitas sehari-hari
rute yang paling tidak invasive
ditingkatkan dari skala 1 (berat) ke
yang ada, hindari rute
skala 4(ringan)
intramuscular.
3. Lakukan intervensi
nonfarmakologi untuk penyebab
nyeri dsn apa yang diinginkan
pasien, dengan tepat.
4. Ekplorasi penegtahuan dan
kepercayaan mengenai nyeri ,
melipusi pengaruh budaya

ix10
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nutrisi
selama 3x24 jam pasien diharapkan dapat :
1. lakukan atau bantu pasien terkait
Gangguan pemenuhan nutrisi dengan perawatan mulut sebelum
makan.
1. asupan karbohidrat ditingkatkan
2. anjurkan keluarga untuk
dari skala 1 (tidak adekuat) ke skala
membawa makanan favorit
4 (sebagaian besar adekuat)
pasien sementara
2. asupan mineral ditingkatkan dari
3. monitor kalori dan asupan
skala 1 (tidak adekuat) ke skala 4
makanan
(sebagaian besar adekuat)
4. berikan obat-obatan sebelum
makan (misalnya :penghilang
rasa sakit, antiemetic), jika
diperlukan

x
11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di Indonesia, demam berdarah bukanlah penyakit yang asing, dari
tahun ke tahun penyakit ini selalu menghantui bangsa Indonesia, dengan
bertambahnya informasi yang diberikan pada masyarakat lewat berbagai
media dan bertambahnya kegiatan pemberantasan yang semakin banyak dan
dengan cara yang bervariasi, akan menurunkan jumlah korban demam
berdarah di waktu yang akan datang.
Demam berdarah adalah penyakit febris akut yang ditemukan di daerah tropis,
dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Demam berdarah
disebarkan kepada manusia melalui nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini
ditunjukan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala
berat, sakit pada sendi dan ruam. Karena seringnya terjadi perdarahan dan
syok maka penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi.

B. Saran
Agar berpikir positif jauh ke depan dan memikirkan solusi dalam
setiap masalah, diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan
meningkatkan keterampilan serta mengaplikasikan secara langsung teori-teori
yang didapat dan dapat ikut serta dalam memberantas demam berdarah.

13
12
xi
DAFTAR PUSTAKA

Dogi Girsang. 2014. Academia Pemeriksaan Penunjang Demam


Berdarah.

Berdasarkan diagnose medis dan NANDA, 2018

Berdasarkan NIC dan NOC 2018

Judith M. Wilkinson Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. 2011

Murwani, Arita, 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jilid 1 Edisi


1. Yogyakarta

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.


Edisi 8 (terjemahan). Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta

13
xii

Anda mungkin juga menyukai