Anda di halaman 1dari 37

Beban Bergerak dan Garis

Pengaruh

BAB IV
BEBAN BERGERAK DAN GARIS PENGARUH

4.1 UMUM

Dalam perencanaan struktur, sebelum dilakukan analisisnya terlebih


dahulu selalu meninjau beban-beban yang bekerja pada struktur. Di
Indonesia informasi mengenai pembebanan untuk setiap jenis struktur
dituangkan dalam peraturan-peraturan, antara lain :
- Peraturan Muatan Jembatan Jalan Raya No. 12/1970
- Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1988
- Peraturan Skema Beban Gandar Jembatan Jalan Rel Indonesia
1988

Berdasarkan sifatnya, beban struktur dikategorikan sebagai berikut :

1. Beban Mati, ialah semua beban yang diakibatkan oleh berat


sendiri struktur atau unsur-unsur lain yang terikat secara
permanen pada struktur. Besar dan kedudukannya dianggap
tetap.

2. Beban Hidup, ialah semua beban yang bekerja pada struktur


selain beban mati .
Berdasarkan sifatnya, beban hidup dapat dibedakan menjadi :

a. Beban yang dapat dipindahkan (moveable loads), yaitu


beban yang dapat dipindahkan tanpa menimbulkan getaran
dinamik.
Contoh : beban orang, beban meubel, alat-alat kantor dll.

b. Beban bergerak / dinamik (moving loads), yaitu beban yang


bergerak terus menerus pada struktur.

MEKANIKA TEKNIK II IV-1


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Contoh : beban angin, beban gempa, beban kendaraan,


beban kereta api dll.

4.2 BEBAN BERGERAK

Beban bergerak harus diperhatikan dalam perencanaan struktur


(terutama pada jembatan) sehingga dalam analisis dapat ditentukan
pengaruh kedudukannya terhadap tegangan maksimum yang mungkin
terjadi.

Beban yang melintas pada struktur dapat berupa :

1. Beban orang, baik yang berupa berat sendiri (sebagai beban titik)
maupun sekelompok orang (sebagai beban terbagi merata)

2. Beban kendaraan, merupakan rangkaian dari berbagai beban titik


yang besar dan jaraknya tertentu.

Beberapa jenis beban kendaraan antara lain :

a. Jalan Rel (Sesuai Skema Beban Gandar 1988), dapat dilihat


pada Gambar IV – 1

P = 18 ton (beban terpusat)


Q = 6 t/m′ (beban merata)

MEKANIKA TEKNIK II IV-2


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV – 1
b. Jalan Raya

Gambar IV – 2

MEKANIKA TEKNIK II IV-3


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

4.3 GARIS PENGARUH

Suatu rangkaian beban yang melintas diatas suatu struktur dimana


kedudukannya selalu berubah, sedang besar dan arahnya telah
tertentu. Kedudukannya yang selalu berubah berakibat pada setiap
tampang struktur. Untuk membantu menentukan bagian struktur
yang mengalami keadaan kritis (tegangan maksimum) oleh suatu
posisi tertentu dari beban bergerak digunakan Diagram Garis
Pengaruh.

Garis Pengaruh hanya memberikan indikasi posisi pendekatan dalam


penempatan beban, sedang untuk menentukan posisi kritis
sesungguhnya dapat digunakan Metode Trial and Error . Umumnya
beban terbesar dari suatu rangkaian beban terpusat diletakkan pada
posisi ordinat terpanjang dari diagram garis pengaruh.

Garis Pengaruh adalah suatu diagram yang ordinatnya menunjukan


besar dan sifat dari reaksi atau gaya-gaya dalam seperti; Momen
Lentur (BM), Gaya Lintang (SF) dan Gaya Normal ( NF) pada suatu
titik yang ditinjau bila sebuah beban satuan ( misal P = 1 Ton )
melintas pada struktur yang bersangkutan .

Besarnya nilai reaksi atau gaya-gaya dalam untuk titik yang ditinjau
tersebut ditunjukkan oleh ordinat dibawah beban satuan tersebut
berada.

Konsep Garis Pengaruh dipublikasikan oleh Emil Winkler (1868) di


Dresden, Jerman dan selanjutnya dikembangkan oleh Jacob Weyranch
(1873).

MEKANIKA TEKNIK II IV-4


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

4.3.1 GARIS PENGARUH REAKSI TUMPUAN

● Balok Sederhana

Gambar IV – 3
− Kedudukan 1 :
∑ MA = 0
RBV . L – 1. L = 0 —› RBV = 1
∑ MB = 0
RAV . L + 1. 0 = 0 —› RAV = 0
− Kedudukan 2 :
∑ MA = 0
1. (L – X) – RBV . L = 0 —› RBV = (L – X)/ L

∑ MB = 0

MEKANIKA TEKNIK II IV-5


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

RAV . L – 1. X = 0 —› RAV = X / L

− Kedudukan 3 :
∑ MA = 0
1. 0 – RBV . L = 0 —› RBV = 0
∑ MB = 0
RAV . L – 1. L = 0 —› RAV = 1

● Balok Sederhana dengan Kantilever (satu sisi)

MEKANIKA TEKNIK II IV-6


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV - 4
− Kedudukan 1 :

∑ MA = 0
- RBV . L + 1 (L + a) = 0 —› RBV = (L + a)/ L
∑ MB = 0 —› RAV . L - 1. a = 0 —› RAV = - a/ L

− Kedudukan 2 :

∑ MA = 0 —› – RBV . L + 1. L = 0 —› RBV = 1
∑ MB = 0 —› RAV . L + 1. 0 = 0 —› RAV = 0

− Kedudukan 3 :

∑ MA = 0
1. (L – X) – RBV . L = 0 —› RBV = (L – X) / L
∑ MB = 0 —› RAV . L – 1. X = 0 —› RAV = X / L

− Kedudukan 4 :

∑ MA = 0 —› – RBV . L + 1. 0 = 0 —› RBV = 0
∑ MB = 0 —› RAV . L - 1. L = 0 —› RAV = 1

● Balok Sederhana dengan Kantilever (dua sisi)

MEKANIKA TEKNIK II IV-7


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV – 5

− Kedudukan 1 :
∑ MA = 0
- RBV . L + 1 (L + b) = 0 —› RBV = 1 + b/ L
∑ MB = 0
RAV . L + 1. b = 0 —› RAV = b/ L

− Kedudukan 2 :
∑ MA = 0
1. L – RBV . L = 0 —› RBV = 1
∑ MB = 0
RAV . L - 1. 0 = 0 —› RAV = 0

− Kedudukan 3 :
∑ MA = 0
1. 0 – RBV . L = 0 —› RBV = 0
∑ MB = 0

MEKANIKA TEKNIK II IV-8


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

RAV . L – 1. L = 0 —› RAV = 1

− Kedudukan 4 :
∑ MA = 0
1. a – RBV . L = 0 —› RBV = - a/ L
∑ MB = 0
- 1. (a + L) – RAV . L = 0 —› RAV = 1 + a/ L

● Balok Kantilever

Gambar IV – 6

Untuk semua kedudukan beban satuan, akan ditahan oleh R AV

MEKANIKA TEKNIK II IV-9


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

4.3.2 GARIS PENGARUH GAYA LINTANG

● Balok Sederhana

MEKANIKA TEKNIK II IV-10


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

MEKANIKA TEKNIK II IV-11


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV – 7

∑ MA = 0
P. a – RBV . L = 0 —› RBV = P.a / L
∑ MB = 0
RAV . L - P. b = 0 —› RAV = P.b / L

● Balok Sederhana dengan Kantilever

MEKANIKA TEKNIK II IV-12


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV – 8

Bila P = 1 satuan bergerak sepanjang B - E

∑ MA = 0
- RBV . L + 1. (L + x) = 0 —› RBV = L + x/ L
Bila x = 0 —› RBV = 1
Bila x = c —› RBV = (L + c)/ L

∑ MB = 0
RAV . L - 1. x = 0 —› RAV = - x/L
Bila x = 0 —› RAV = 1
Bila x = c —› RAV = - c/ L

Bila P = 1 satuan bergerak sepanjang A - B


∑ MA = 0
1. x - RBV . L = 0 —› RBV = x/ L

MEKANIKA TEKNIK II IV-13


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Bila x = 0 —› RBV = 0
Bila x = L —› RBV = 1

∑ MB = 0
RAV . L - 1. (L – x) = 0 —› RAV = (L – x)/ L
Bila x = 0 —› RAV = 1
Bila x = L —› RAV = 0

4.3.3 GARIS PENGARUH MOMEN LENTUR

● Balok Sederhana

Gambar IV – 9

MEKANIKA TEKNIK II IV-14


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Bila P = 1 disebelah kiri C

∑ MB = 0
RAV . L - 1.(L– x1) = 0 —› RAV = (L– x1)/L

Momen di titik C = RAV. a = (L– x1). a/ L


Bila x1 = 0 —› MC = a
Bila x1 = a —› MC = (a . b)/ L
Bila x1 = L —› MC = 0

Bila P = 1 disebelah kanan C

∑ MA = 0
- RBV . L + 1. x2) = 0 —› RBV = x2/ L

Momen di titik C = RBV . b= x2 . b/ L


Bila x2 = 0 —› MC = 0
Bila x2 = a —› MC = (a .b) / L
Bila x2 = L —› MC = b

MEKANIKA TEKNIK II IV-15


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

● Balok Sederhana dengan Kantilever

Gambar IV – 10

MEKANIKA TEKNIK II IV-16


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

∑ MB = 0
RAV . L - 1.(L– x1) = 0 —› RAV = (L– x1)/ L

Momen di titik C = RAV. a = (L– x1). a/ L


Bila x1 = 0 —› MC = a
Bila x1 = a —› MC = (a . b)/ L
Bila x1 = L —› MC = 0
Bila x1 = - c —› MC = (L + c) . a/ L
Bila x1 = L + d —› MC = (L– L– d) . a / L = - (a . d) / L

∑ MA = 0
RBV . L - 1. x1 = 0 —› RBV = x1/ L

Momen di titik C = RBV. b = x1. b/ L


Bila x1 = 0 —› MC = 0
Bila x1 = a —› MC = (a . b)/ L
Bila x1 = L —› MC = b
Bila x1 = - c —› MC = - (c . d) / L
Bila x1 = L + d —› MC = (L+ d) . b / L

MEKANIKA TEKNIK II IV-17


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

4.4 GARIS PENGARUH RANGKA BATANG

Garis Pengaruh rangka batang digunakan untuk menganalisis gaya-


gaya batang dari struktur rangka batang akibat beban bergerak,
umumnya metode ini banyak diaplikasikan pada struktur jembatan
rangka.

Langkah-langkah dalam menggambar garis pengaruh rangka batang

Hitung Reaksi tumpuan yang


diakibatkan oleh beban luar P =
1 unit beban sepanjang bentang
struktur.

Metode yang digunakan :


Hitung Gaya Batang Metode Titik Simpul atau
Metode Potongan

Gambar Garis Pengaruh pada


berbagai posisi akibat P = 1
unit beban

Contoh (1) : Hitung dan gambarkan garis pengaruh batang 1 s/d 9

MEKANIKA TEKNIK II IV-18


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

_________________________________

MEKANIKA TEKNIK II IV-19


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

MEKANIKA TEKNIK II IV-20


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV – 11

● Garis pengaruh gaya batang 1 dan batang 2

P = 1 unit beban bergerak sepanjang batang bawah ( A,


G, H, I, J, K ) tidak mempengaruhi besarnya gaya batang 1
dan batang 2.

MEKANIKA TEKNIK II IV-21


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gaya batang 1 dan batang 2 dihitung berdasarkan metode


titik simpul (joint) dengan tinjauan titik simpul C,
ditunjukkan Gambar IV – 12.

Gambar IV – 12 : Titik Simpul C

∑ V = 0 —› F2 = 0
∑ H = 0 —› F1 = 0

● Garis pengaruh gaya batang 3 dan batang 4 dihitung


berdasarkan metode titik simpul dengan tinjauan titik
simpul A, ditunjukkan pada Gambar IV – 13

Jika P = 1 unit beban, berada di A, maka R AV = 1 dan RBV


=0

Gambar IV – 13 : Titik Simpul A

MEKANIKA TEKNIK II IV-22


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

∑ V = 0 —› - 1 + 1 + F3V = 0 —› F3V = 0
F3 = 0
∑ H = 0 —› F3H + F4= 0 —› 0 + F4 = 0
F4 = 0

Jika P = 1 unit beban, berada di G, maka R AV = 5/6 dan


RBV = 1/6

Gambar IV – 14 : Titik Simpul A

∑ V = 0 ——› F3V + RAV = 0 —› F3V = - 5/6


F3V = F3 sin 45⁰.—› F3 = - 5/6 √2
∑ H = 0 ——› F3H + F4 = 0 —› F4 = - F3H
F3H = F3 cos 45⁰= F3V = - 5/6
—› F4 = 5/6

MEKANIKA TEKNIK II IV-23


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

● Garis pengaruh gaya batang 5, 7 dan batang 8 lebih


mudah bila digunakan metode potongan (Tinjau potongan
yang melewati batang 5, 7 dan 8, seperti ditunjukkan
pada Gambar IV – 15 )

Gambar IV – 15

Jika P = 1 unit beban berada di H, maka RAV = 4/6

∑ MH = 0 —› RAV (2 L) + F5 (L) + (1) (0) = 0


F5 = - 8/6
∑ MF = 0 —› RAV (3 L) + F5 (0) + F7 (0) - (1) L – F8 (L) = 0
F8 = 1

∑ V = 0 —› RAV - 1 + F7V = 0 —› F7V = 2/6


F7V = F7 sin 45⁰ —› F7 = 2/6 √2
Jika P = 1 unit beban berada di I, maka RAV = 3/6

∑ MH = 0 —› RAV (2 L) + F5 (L) + (1) (0) = 0


F5 = - 1

MEKANIKA TEKNIK II IV-24


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

∑ MF = 0 —› RAV (3 L) + F5 (0) + F7 (0) - (1) L – F8 (L) = 0


F8 = 3/2

∑ V = 0 —› RAV - 1 + F7V = 0 —› F7V = - ½


F7V = F7 cos 45⁰ —› F7 = - 1/2 √2

● Garis pengaruh gaya batang 6 lebih mudah bila digunakan


metode potongan (Tinjau potongan yang melewati batang
5 dan 6, seperti ditunjukkan pada Gambar IV – 16)

Gambar IV – 16 : Potongan 2-2

● Garis pengaruh gaya batang 9 lebih mudah bila digunakan


metode joint pada titik simpul I, seperti ditunjukkan pada
Gambar IV – 17)

MEKANIKA TEKNIK II IV-25


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV – 17 : Joint I

Jika P = 1 unit beban berada di I.


∑ V = 0 —› F9 – 1 = 0 —› F9 = 1
Jika P = 1 unit beban berada di H.
∑ V = 0 —› F9 = 0

Garis pengaruh gaya batang untuk batang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9


selengkapnya ditunjukkan pada Gambar IV – 11.

Contoh (2) : Hitung dan gambarkan garis pengaruh batang 1,


2,3, 4, 5 pada struktur jembatan dengan lalu-
lintas atas seperti pada gambar IV – 18(a)
dibawah ini :

Penyelesaian : Karena struktur dengan lalu-lintas atas, maka P =


1 unit beban diletakkan pada titik simpul atas (A,
B, C dan D).
Untuk lebih mudahnya P = 1 unit beban, dicoba
untuk titik simpul - titik simpul di sekitar batang
yang akan dianalisis.

MEKANIKA TEKNIK II IV-26


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

MEKANIKA TEKNIK II IV-27


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV – 18

● Garis pengaruh gaya batang 1 dan 2 dianalisis dengan


menempatkan P = 1 unit beban disekitar batang 1 dan 2
yaitu di titik simpul A dan C.

MEKANIKA TEKNIK II IV-28


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV – 19 : Joint A, P di A

Jika P = 1 unit beban berada di A, maka RAV = 1

∑ V = 0 —› RAV - 1 + F1V = 0 —› F1V = 0


F1 = 0

∑ H = 0 —› F1H + F2= 0 —› 0 + F2 = 0
F2 = 0

Gambar IV – 20 : Joint A, P di C

Jika P = 1 unit beban, berada di C, maka RAV = 4/6

∑ V = 0 ——› RAV – 1 + F1V = 0 —› F1V = RAV = 4/6


F1V = F1 sin 45⁰.—› F1 = 4/6 √2
∑ H = 0 ——› F1H + F2 = 0 —› F2 = - F1H
F1H = F1 cos 45⁰ —› F2 = - 4/6

● Garis pengaruh gaya batang 3, 4 dan 5 dianalisis dengan


tinjauan potongan I – I (pandang kiri), yang ditunjukkan
pada Gambar IV – 21

MEKANIKA TEKNIK II IV-29


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Gambar IV – 21, Potongan I – I

Jika P = 1 unit beban berada di titik C, maka RAV = 4/6

∑ MF = 0 —› RAV (3 L) + F3 (L) - (P) (L) = 0


F3 = (L - RAV .3 L) / L = 1 – 3.RA = - 1

∑ MC = 0 —› RAV (2 L) - F5 (L) - P (0) = 0


F5 = (RAV . 2 L) / L = 2 . RAV = 4/3

∑ V = 0 —› RAV - 1 – F4V = 0 —› F4V = - 1/3


F4V = F4 sin 45⁰ —› F4 = - 1/3. √2
Jika P = 1 unit beban berada di titik D, maka RAV = 2/6

∑ MF = 0 —› RAV (3 L) + F3 (L) = 0
F3 = - (RA .3 L) / L = - 1

∑ MC = 0 —› RAV (2 L) - F5 (L) = 0
F5 = (RAV . 2 L) / L = 2 . RAV = 2/3

∑ V = 0 —› RAV – F4V = 0 —› F4V = 1/3


F4V = F4 sin 45⁰ —› F4 = 1/3. √2

Garis Pengaruh batang 1, 2, 3, 4, 5, selengkapnya ditunjukkan


pada Gambar IV – 18

4.4 BEBAN TIDAK LANGSUNG

MEKANIKA TEKNIK II IV-30


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Pada Gambar IV – 22 , terlihat : I, II, III, IV, V : panel points


I – II, II – III, : panels

Beban P yang berjalan dari B ke A merupakan beban langsung bagi


balok memanjang dan bekerja tidak langsung bagi balok induk, tetapi
diteruskan melalui balok lantai. Balok induk hanya menerima beban
yang sudah tertentu kedudukannya, yaitu pada titik I, II, III, IV dan V.

Ditinjau beban P yang berada pada panel II – III (Gambar IV-22b),


beban tersebut diteruskan ke balok induk melalui panel point II dan III
sebesar PII dan PIII seperti Gambar IV-22 c.

Gambar IV – 22

4.4.1 Garis Pengaruh Reaksi Tumpuan.

MEKANIKA TEKNIK II IV-31


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Garis pengaruh reaksi tumpuan di A dan B dapat ditentukan


seperti pada pembahasan dimuka, yaitu dengan menentukan
besarnya Reaksi RAV dan RBV untuk setiap kedudukan P dan
digambarkan sebagai ordinat. Garis Pengaruh tumpuan A dan B
dapat dilihat pada Gambar IV – 23

Gambar IV – 23

MEKANIKA TEKNIK II IV-32


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Misalkan P berada ditengah III – IV (Gambar IV-24a), pada


balok induk akan bekerja PIII dan PIV sebesar PIII = 0,5 kN dan
PIV = 0,5 kN.

∑ MB = 0 —› RAV . L – PIII .a – PIV (0) = 0


RAV = (PIII .a) / L
RAV = (0,5. a) / L

Bila semua kedudukan P dicoba maka Garis Pengaruh RAV dan


RBV akan memberikan hasil yang sama dengan balok sederhana.

Gambar IV – 24

MEKANIKA TEKNIK II IV-33


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

4.4.2 Garis Pengaruh Gaya Lintang

Gambar IV – 25

MEKANIKA TEKNIK II IV-34


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

Dihitung gaya yang bekerja pada balok induk.

∑ MV = 0 —› – P .x – PIV . a = 0
PIV = (P . x) / a
PIV = x / a

∑ MIV = 0 —› P .(a – x) – PV . a = 0
PV = P . (a – x) / a
PV = (a – x) / a

Gaya PIV dan PV bekerja pada balok induk, selanjutnya dihitung


RAV dan RBV

∑ MB = 0 —› RAV . L – PIV .a – PV (0) = 0


RAV = (PIV .a) / L
RAV = (x/a). a / L
= x/ L

X = 0 → RAV = 0
X = a → RAV = a / L.

∑ MA = 0 —› PIV .3a + PV .4a – RBV . L = 0


RBV = (PIV .3a + PV.L) / L
RBV = {(x/a). 3a + ((a – x)/a). 4a)} / L
= {3 x + (1 – x/a) 4a} / L
RBV = 1 – (x/L)

X = 0 → RBV = 1
X = a → RAV = 1 – a / L.

MEKANIKA TEKNIK II IV-35


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

4.4.3 Garis Pengaruh Momen Lentur.

Gambar IV – 26

Bila P berjarak x m dari IV.

∑ MIII = 0 —› P .(a – x) – PIV . a = 0


PIV = P . (a – x) / a
PIV = (a – x) / a

∑ MIV = 0 —› PIII .a – P . x = 0
PIII = (P . x) / a
PIII = x / a

MEKANIKA TEKNIK II IV-36


Beban Bergerak dan Garis
Pengaruh

PIII dan PIV membebani langsung balok induk

∑ MB = 0 —› RAV . L – PIII .2a – PIV .a = 0


RAV = (PIII .2a + PIV .a) / L
RAV = [(x/a).2 a +{(a – x)/a }. a] / L
RAV = [2 x + a – x] / L = (x + a) / L

Momen di C = MC = {(x + a) / L} . c

Bila x = 0 → MC = (a . c) / L
X = a → MC = (2a . c) / L

MEKANIKA TEKNIK II IV-37

Anda mungkin juga menyukai