Anda di halaman 1dari 50

BADAN LAYANAN USAHA

LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Darmawan Sidik


Alamat Kantor : Jl. Medan Merdeka Timur No.16 LPMUKP Gedung Mina
Bahari 2 Lantai.17, Jakarta 10110

Menyatakan bahwa:

1. Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan


BLU LPMUKP.
2. Laporan keuangan BLU LPMUKP telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahaan di Indonesia
3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan BLU LPMUKP telah dimuat
secara lengkap dan benar.
b. Laporan Keuangan BLU LPMUKP tidak mengandung informasi atau
fakta material yang tidak benar dan tidak menghilangkan informasi atau
falrta material terhadap laporan keuangan;
4. Kami bertanggung jawab atas kepatuhan BLU LPMUKP terhadap peraturan
perundang-undangan dan pengendalian intern.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 10 Februari 2020

Darmawan Sidik
LAPORAN AUDITOR SPI BLU LPMUKP No. ………………..

Kepada Yang Terhormat:


Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, dan
Ketu Badan Pemeriksa Keuangan RI

BLU LPMUKP

Kami telah mengaudit laporan keuangan Badan Pemeriksa terlampir, yang terdiri dari Neraca
tanggal 31 Desember 2018, serta laporan realisasi anggaran, laporan operasional, dan
laporan perubahan ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu
ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang
dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang
bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan.

Tanggung jawab auditor

Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut
berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara Yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan RI. Standar tersebut mengharuskan
kami untuk mematuhi ketentuan etika serta keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.

untuk audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-
angka dan pengungkapan daiam Laporan Keuangan. Prosedur yang dipilih sesuai dengan prosedur
standart SPI BLU LPMUKP dengan mempertimbangkan masukan masukan mitra lembaga konsutasi
auditor. termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan,
baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko
tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan pcnyusunan
dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat
sesuai dengan kondisinya, etapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan
pengendalian internal entitas.

Suatu adit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang
digunakan dan kewajajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta
pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Pendapatan atas Laporan Keuangan BLU LPMUKP

Menurut kami, laporan keuangan yang disajikan telah menggambarkan pelaksanaan kegiatan
dan transaksi keuangan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan BLU
LPMYKP tanggal 31 Desember 2019, realisasi anggaran serta kinerja keuangan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan di
Indonesia.

Laporan berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan

Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan dan Pengendalian Intern kami


sampaikan dalam laporan secara terpisah.

Kepala SPI BLU LPMUKP

Darmawan Sidik, S.Pi., M.Aq


NIP. 19730904 19903 1 004
LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NERACA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 Desember 2019 DAN 31 DESEMBER 2018

(Dalam Rupiah)
URAIAN CATATAN 2019 2018
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran D.1 - -
Kas Lainnya dan Setara Kas D.2 - 383.870
Kas pada Badan Layanan Umum D.3 79.080.567.361 27.095.500.565
Piutang Bukan Pajak - -
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang dari Kegiatan - -
Operasional BLU - -
Pendapatan yang Masih harus Diterima - -
Persediaan D.4 16.840.600 16.052.000
Jumlah Aset Lancar 79.097.407.961 27.111.936.435
INVESTASI JANGKA PANJANG
Dana Bergulir D.5 323.952.927.325 213.739.687.209
Jumlah Investasi Jangka Panjang 323.952.927.325 213.739.687.209
ASET TETAP
Tanah - -
Peralatan dan Mesin D.6 2.785.444.675 2.595.547.425
Gedung dan Bangunan - -
Jalan, Irigasi, dan Jaringan - -
Aset Tetap Lainnya D.7 95.000.000 95.000.000
Konstruksi dalam pengerjaan - -
Akumulasi Penyusutan D.8 (1.824.857.002) (1.329.056.702)
Jumlah Aset Tetap 1.055.587.673 1.361.490.723
ASET LAINNYA
Aset Tidak Berwujud D.9 1.336.756.000 1.336.756.000
Dana Kelolaan Badan Layanan Umum D.10 1.026.047.072.675 1.136.260.312.791
akumulasi penyusutan dan amortisasi aset lainnya D.11 (586.548.500) (464.222.125)
Jumlah Aset Lainnya 1.026.797.280.175 1.137.132.846.666
JUMLAH ASET 1.430.903.203.134 1.379.345.961.033
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Jangka Panjang BLU Kepada BUN D.13 1.350.000.000.000 1.350.000.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 1.350.000.000.000 1.350.000.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN 1.350.000.000.000 1.350.000.000.000
EKUITAS
Ekuitas D.14 80.903.203.134 29.345.961.033
JUMLAH EKUITAS 80.903.203.134 29.345.961.033
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.430.903.203.134 1.379.345.961.033
LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 Desember 2019 DAN 31 Desember 2018

(Dalam Rupiah)
2019 2018
URAIAN CATATAN % thd Angg
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN
PENERIMAAN NEGARA - - 0,00 -
Penerimaan Perpajakan - - 0,00
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 71.594.000.000 71.785.649.043 100,27 37.388.226.909
HIBAH - - 0,00
JUMLAH PENDAPATAN 71.594.000.000 71.785.649.043 100,27 37.388.226.909

BELANJA B.2
Belanja Pegawai - - 0,00 -
Belanja Barang B.2.1 82.310.454.000 27.936.300.519 33,94 25.312.854.734
Belanja Modal B.2.2 890.500.000 189.897.250 21,32 1.064.728.000
Belanja Bantuan Sosial - - 0,00 -
JUMLAH BELANJA 83.200.954.000 28.126.197.769 33,81 26.377.582.734
LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 Desember 2019 DAN 31 Desember 2018

(Dalam Rupiah)
URAIAN Catatan 2019 2018
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN OPERASIONAL
Pendapatan dari Alokasi APBN E.1 8.325.615.522 12.471.234.440
Pendapatan Jasa Layanan dari Masyarakat E.2 13.112.103.207 6.156.115.647
Pendapatan Jasa Layanan dari Entitas Lain - -
Pendapatan Hibah BLU - -
Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU - -
Pendapatan BLU Lainnya E.3 58.673.545.836 31.232.495.132
JUMLAH PENDAPATAN 80.111.264.565 49.859.845.219

BEBAN OPERASIONAL
Beban Pegawai E.4 14.476.416.984 7.483.203.576
Beban Persediaan E.5 246.299.650 349.984.300
Beban Barang dan Jasa E.6 3.786.321.847 8.268.441.575
Beban Pemeliharaan E.7 281.267.500 540.988.898
Beban Perjalanan Dinas E.8 9.146.358.238 8.570.246.685
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat - -
Beban Penyusutan dan Amortisasi E.9 618.126.675 647.618.029
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih - -
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 28.554.790.894 25.860.483.063
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL 51.556.473.671 23.999.362.156
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Pendapatan Pelepasan Aset Nonlancar - -
Beban pelepasan Aset Non Lancar - -
Jumlah Surplus/(defisit) Pelepasan Aset Non Lancar - -
SURPLUS/(DEFISIT) PENYELESAIAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - -
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar - -
Beban penyelesaian kewajiban jangka panjang - -
SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan dari kegiatan non operasional lainnya 1.215.100 75.000
beban dari kegiatan non operasional lainnya 62.800 862.000
Jumlah Surplus/(defisit) dari kegiatan non operasional lainnya 1.152.300 (787.000)
SURPLUS/DEFISIT dari kegiatan non operasional E.10 1.152.300 (787.000)
POS LUAR BIASA
Beban Luar Biasa - -
SURPLUS/DEFISIT DARI POS LUAR BIASA - -
SURPLUS/(DEFISIT) - LO 51.557.625.971 23.998.575.156
LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 Desember 2019 DAN 31 Desember 2018

(Dalam Rupiah)
URAIAN CATATAN 2019 2018
EKUITAS AWAL G.1 29.345.961.033 5.345.177.451
SURPLUS/DEFISIT LO G.2 51.557.625.971 23.998.575.156
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI (383.870) 2.208.426
EKUITAS
Penyesuaian Nilai Aset - -
Koreksi Nilai Persediaan - -
Selisih Revaluasi Aset Tetap - -
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi G.3 (383.870) 2.208.426
Koreksi Lain-Lain - -
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS G.4 - -
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS G.5 51.557.242.101 24.000.783.582
EKUITAS AKHIR G.6 80.903.203.134 29.345.961.033
LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 Desember 2019 DAN 31 Desember 2018

(Dalam Rupiah)
URAIAN 2019 2018
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI F.1
Arus Masuk Kas: F.1.1
Pendapatan dari Alokasi APBN F.1.1.1 8.325.615.522 12.471.234.440
Pendapatan dari Jasa Layanan kepada Masyarakat F.1.1.2 13.112.103.207 6.156.115.647
Pendapatan dari Jasa Layanan kepada Entitas Lain - -
Pendapatan dari Hasil Kerja Sama - -
Pendapatan dari Hibah - -
Pendapatan Usaha Lainnya F.1.1.3 58.673.545.836 31.232.495.132
Penerimaan dari Pengembalian Belanja BLU TAYL - -
Pendapatan PNBP Umum - -
Jumlah Arus Masuk Kas 80.111.264.565 49.859.845.219

Arus Keluar Kas: F.1.2


Pembayaran Pegawai F.1.2.1 14.476.416.984 7.483.203.576
Pembayaran Barang F.1.2.2 1.121.056.950 5.035.278.975
Pembayaran Jasa F.1.2.3 2.591.155.374 3.323.212.600
Pembayaran Barang Menghasilkan Persediaan F.1.2.4 245.935.950 359.924.000
Pembayaran Pemeliharaan F.1.2.5 281.267.500 540.988.898
Pembayaran Perjalanan Dinas F.1.2.6 9.146.358.238 8.570.246.685
Pembayaran Barang dan Jasa Kekhususan BLU 74.109.523 -
Pengeluaran Pengembalian Pendapatan BLU TAYL - -
Penyetoran PNBP ke Kas Negara - -
Jumlah Arus Keluar Kas 27.936.300.519 25.312.854.734
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 52.174.964.046 24.546.990.485

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI F.2


Arus Masuk Kas: F.2.1
Penjualan atas Peralatan dan Mesin - -
Penjualan atas Jalan, lrigasi, dan Jaringan - -
Penerimaan Kembali lnvestasi yang Berasal dari APBN
(BA BUN lnvestasi) F.2.1.2 72.317.619.884 13.118.092.791
Jumlah Arus Masuk Kas 72.317.619.884 13.118.092.791

Arus Keluar Kas F.2.2


Perolehan atas Tanah - -
Perolehan atas Peralatan dan Mesin F.2.1.1 155.697.250 827.323.000
Perolehan atas Gedung dan Bangunan - -
Perolehan atas Jalan, lrigasi, dan Jaringan - -
Perolehan atas Aset Tetap Lainnya/ Aset Lainnya 34.200.000 237.405.000
Pengeluaran Investasi yang Berasal dari APBN (BA F.2.1.2 182.530.860.000 215.732.780.000
BUN Investasi)
Jumlah Arus Keluar Kas 182.720.757.250 216.797.508.000
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (110.403.137.366) (203.679.415.209)
I. UMUM

1. Organisasi BLU LPMUKP


Penetapan BLU LPMUKP sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum ditindaklanjuti dengan penetapan
Struktur Organisasi BLU LPMUKP melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 3/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola
Modal Usaha Kelautan dan Perikanan. Adapun struktur organisasi BLU LPMUKP
dapat dilihat pada

MENTERI

DEWAN
PENGAWAS

TENAGA
DIREKTUR
AHLI

SATUAN
PEMERIKSAAN INTERN

DIVISI DIVISI DIVISI


PERENCANAAN OPERASIONAL DAN KEUANGAN DAN
DAN UMUM KEMITRAAN USAHA PENGELOLAAN RISIKO

SUBDIVISI SUBDIVISI SUBDIVISI


PERENCANAAN OPERASIONAL KEUANGAN

SUBDIVISI
SUBDIVISI KEMITRAAN DAN SUBDIVISI
UMUM PENDAMPINGAN USAHA PENGELOLAAN RISIKO

Garis Komando

Gambar 1. Struktur Organisasi LPUMKP

Dewan Pengawas BLU LPMUKP mempunyai tugas untuk melakukan kegiatan


pengawasan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan oleh
Pimpinan BLU LPMUKP mengenai pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis, Rencana
Bisnis dan Anggaran serta peraturan perundang-undangan lainnya terkait operasional
Satker LPMUKP

1.1. Dewan Pengawas


Dewan Pengawas BLU LPMUKP mempunyai tugas untuk melakukan kegiatan
pengawasan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan oleh
Pimpinan BLU LPMUKP mengenai pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis,
Rencana Bisnis dan Anggaran serta peraturan perundang-undangan lainnya
terkait operasional Satker LPMUKP. Dewan Pengawas BLU LPMUKP memiliki
tugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Pejabat
Pengelola BLU LPMUKP mengenai pengelolaan LPMUKP baik dari aspek
layanan maupun aspek pengelolaan keuangan. Kewajiban Dewan Pengawas
BLU LPMUKP adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada Menteri Kelautan
dan Perikanan, Menteri Keuangan dan Pejabat Pengelola BLU LPMUKP
mengenai rencana strategis bisnis dan rencana bisnis dan anggaran yang
disusun oleh Pejabat Pengelola BLU LPMUKP.
b. Melaporkan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan dan Menteri
Keuangan dalam hal terjadi gejala menurunnya kinerja LPMUKP dan/atau
penyimpangan atas ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Dewan Pengawas yang telah
dilakukan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan dan Menteri Keuangan
paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Dewan Pengawas BLU


LPMUKP berwenang untuk:
a. Mendapatkan laporan berkala atas pengelolaan BLU LPMUKP antara lain
laporan keuangan dan laporan kinerja.
b. Mengetahui kebijakan dan tindakan yang dijalankan oleh Pejabat
Pengelola BLU LPMUKP.
c. Mendapatkan laporan hasil pengawasan/pemeriksaan yang dilakukan
oleh satuan pemeriksaan intern.
d. Meminta audit secara khusus oleh aparat pengawasan intern pemerintah
kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.

Mengingat belum adanya Dewan Pengawas BLU LPMUKP yang definitif,


maka Menteri Kelautan dan Perikanan menetapkan Pejabat Pengganti
Dewan Pengawas BLU LPMUKP melalui Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomer 4/KEPMENKP/2017 tentang Penunjukkan Pejabat
Pengganti Dewan Pengawas pada Lembaga Pengelola Modal Usaha
Kelautan dan Perikanan.

1.2. Direktur BLU LPMUKP


Direktur BLU LPMUKP mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan, standar norma, pedoman, kriteria, prosedur, dan
bimbingan teknis, serta evaluasi terhadap pelaksanaan BLU LPMUKP. Dalam
melaksanakan tugas tersebut Direktur menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
a. Pengkoordinasian pelaksanaan penyusunan rencana strategis bisnis,
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, serta rencana kerja dan
anggaran;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan dana
kelolaan BLU LPMUKP;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan penyaluran dana kelolaan;
d. Pengkoordinasian pelaksanaan dan penyusunan anggaran, akuntansi,
dan Pelaporan keuangan;
e. Pengkoordinasian pelaksanaan fasilitasi kemitraan dan pendampingan
bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sektor kelautan dan
perikanan;
f. Pengkoordinasian pelaksanaan pengendalian intern dan penerapan
manajemen risiko;
g. Pengkoordinasian pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyaluran dana
kelolaan; dan
h. Pengkoordinasian pelaksanaan urusan hukum, kepegawaian,
kehumasan, tata usaha, dan kerumahtanggaan.

1.3. Tenaga Ahli BLU LPMUKP


Tenaga Ahli BLU LPMUKP dalam pelaksanaannya mempunyai tugas
memberikan pertimbangan, saran, dan rekomendasi kepada Direktur BLU
LPMUKP, baik diminta maupun tidak diminta.

1.4. Satuan Pemeriksaan Intern


Satuan Pemeriksaan Intern BLU LPMUKP dalam pelaksanaannya
mempunyai tugas melakukan pemeriksaan intern atas pelaksanaan tugas
BLU LPMUKP.

1.5. Divisi Perencanaan dan Umum


Divisi Perencanaan dan Umum BLU LPMUKP mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana strategis bisnis, RBA tahunan, rencana
kerja dan anggaran, urusan hukum, kepegawaian, kehumasan, tata usaha,
dan kerumahtanggaan. Divisi Perencanaan dan Umum dalam pelaksanaan
tugas menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan rencana strategis bisnis, RBA tahunan, serta
rencana kerja dan anggaran;
b. Pelaksanaan kajian pengelolaan dana; dan
c. Pelaksanaan urusan hukum, kepegawaian, kehumasan, tata usaha, dan
kerumahtanggaan.
Divisi Perencanaan dan Umum dalam penyelenggaraannya terdiri dari 2 (dua)
subdivisi, yaitu:
a. Subdivisi Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana strategis bisnis, RBA tahunan, rencana kerja dan
anggaran, serta pelaksanaan kajian pengelolaan dana.
b. Subdivisi Umum mempunyai tugas melakukan urusan hukum,
kepegawaian, kehumasan, tata usaha, dan kerumahtanggaan.

1.6. Divisi Operasional dan Kemitraan Usaha


Divisi Operasional dan Kemitraan Usaha BLU LPMUKP mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana operasional penyaluran dana kelolaan,
standar operasional prosedur, pedoman, dan petunjuk teknis pengelolaan
dana kelolaan, pengelolaan dokumen administrasi penyaluran dana kelolaan,
monitoring, evaluasi, dan pelaporan, kerja sama dengan stakeholders,
pelaksanaan kegiatan kemitraan dan pendampingan usaha serta pelatihan.
Dalam melaksanakan tugas, Divisi Operasional dan Kemitraan Usaha
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan rencana operasional penyaluran dana
kelolaan, standar operasional prosedur, pedoman, dan petunjuk teknis
pengelolaan dana kelolaan;
b. Pelaksanaan pengelolaan dokumen administrasi penyaluran dana
kelolaan;
c. Pelaksanaan kerja sama dengan stakeholders;
d. Pelaksanaan kegiatan kemitraan dan pendampingan usaha serta
pelatihan; dan Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

Divisi Operasional dan Kemitraan Usaha terdiri dari 2 (dua) subdivisi, yaitu:
a. Subdivisi Operasional mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana operasional penyaluran dana kelolaan, standar
operasional prosedur, pedoman, dan petunjuk teknis pengelolaan dana
kelolaan, pengelolaan dokumen administrasi penyaluran dana kelolaan,
monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
b. Subdivisi Kemitraan dan Pendampingan Usaha mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan kerja sama dengan stakeholders,
pelaksanaan kegiatan kemitraan dan pendampingan usaha serta
pelatihan.

1.7. Divisi Keuangan dan Pengelola Risiko


Divisi Keuangan dan Pengelolaan Risiko BLU LPMUKP mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis pengelolaan anggaran dan
keuangan, pelaksanaan transaksi, penyusunan sistem akuntansi, laporan
keuangan, pengembangan dana kelolaan dan pendapatan, pengelolaan
kerjasama pendanaan, penilaian kelayakan proposal pinjaman, dan
pengelolaan risiko. Dalam melaksanakan tugas, Divisi Keuangan dan
Pengelolaan Risiko menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan anggaran
dan keuangan;
b. Pelaksanaan transaksi penyaluran dana;
c. Pelaksanaan penyusunan sistem akuntansi dan laporan keuangan;
d. Pelaksanaan pengembangan dana kelolaan dan pendapatan;
e. Pelaksanaan penilaian kelayakan proposal pinjaman; dan
f. Pelaksanaan pengelolaan risiko, investasi, dan aset.

Divisi Keuangan dan Pengelolaan Resiko terdiri dari 2 (dua) subdivisi, yaitu:
a. Subdivisi Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan anggaran dan keuangan,
transaksi penyaluran dana, penyusunan system akuntansi, laporan
keuangan, serta pengembangan dana kelolaan dan pendapatan.
b. Subdivisi Pengelolaan Risiko mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penilaian kelayakan proposal pinjaman, pengelolaan risiko,
investasi, dan aset.

2. Pejabat Pengelola BLU LPMUKP


Pejabat pengelola di lingkungan Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan
Perikanan terdiri dari:
a. Direktur selaku Pimpinan BLU LPMUKP;
b. Pejabat Pengelola Teknis BLU LPMUKP yang terdiri dari Divisi Perencanaan dan
Umum, serta Divisi Operasional dan Kemitraan;
c. Pejabat Pengelola Keuangan BLU LPMUKP yang terdiri dari Divisi Keuangan dan
Pengelolaan Risiko;
d. Satuan Pemeriksaan Intern BLU LPMUKP.
3. Direksi dan Manajemen BLU LPMUKP
Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3/PERMENKP/2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan
Perikanan, susunan direksi dan manajemen BLU LPMUKP dapat dilihat dengan
rincian pada Gambar 2.

Gambar 2. Susunan Direksi dan Manajemen BLU LPMUKP


BAB III
RENCANA STRATEGIS BISNIS 2015-2019

A. RENCANA STRATEGIS DAN SASARAN


Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 telah mengamanatkan bahwa tujuan
pengelolaan perikanan adalah untuk (1) Meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan
pembudidaya ikan kecil, (2) Meningkatkan penerimaan dan devisa negara, (3)
Mendorong perluasan kesempatan kerja, (4) Meningkatkan ketersediaan dan konsumsi
sumber protein ikan, (5) Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya ikan, (6)
Meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing, (7) Meningkatkan
ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan, dan (9) Menjamin kelestarian
sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan dan tata ruang.

Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan serta tantangan sebagaimana telah


dijelaskan pada Bab sebelumnya, maka LPMUKP telah menetapkan Visi dan Misi yang
akan dicapai melalui penetapan tujuan dan sasaran strategis serta pelaksanaan program
dan kegiatan. Penyusunan rencana strategis LPMUKP mengacu pada tujuan didirikannya
BLU LPMUKP yaitu pengelolaan dana bergulir yang berpendampingan secara
profesional dan akuntabel dalam rangka penyediaan akses permodalan bagi Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah sektor Kelautan dan Perikanan.

1. Visi LPMUKP
Penetapan Visi LPMUKP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana
strategis bisnis, hal ini karena Visi dapat memberikan arahan dan fokus strategi yang
jelas bagi peningkatan layanan LPMUKP kepada masyarakat kelautan dan perikanan.
Upaya penguatan dan pengembangan usaha sektor kelautan dan perikanan dilakukan
oleh LPMUKP degan cara penguatan faktor produksi modal bagi UMKM-KP melalui
pengelolaan dana bergulir. Atas dasar hal tersebut, maka ditetapkan Visi LPMUKP
yaitu:

”Menjadi lembaga pengelola modal usaha produktif yang profesional, akuntabel dan
transparan untuk kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan”
2. Misi LPMUKP
Misi LPMUKP tentunya merupakan penjabaran dari Visi LPMUKP itu sendiri. Dalam
komponen Visi, terdapat sejumlah hal yang menjadi landasan dalam penyusunan Misi
LPMUKP, antara lain:
a) Aspek profesionalitas, melalui profesionalisme pelayanan LPMUKP kepada
masyarakat kelautan dan perikanan yang dituangkan dalam bentuk tata kelola
yang baik (good corporate governance);
b) Aspek keuangan, melalui pengelolaan dana bergulir penguatan modal usaha
kelautan dan perikanan yang akuntabel dan transparan;
c) Aspek kesejahteraan, melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan
dan perikanan yang ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan stakeholders
utama LPMUKP yaitu UMKM-KP dan LKM-KP
d) Aspek kerjasama, melalui langkah kerjasama baik internal maupun eksternal
dengan berbagai pihak yang terkait guna penguatan modal serta pengembangan
usaha kelautan dan perikanan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam rangka mencapai tujuan ideal yang telah
ditetapkan dalam Visi LPMUKP, maka Misi LPMUKP ditetapkan sebagai berikut:
1) Mengimplementasikan tata kelola yang baik dalam pelayanan kepada masyarakat
2) Mengelola dana modal usaha kelautan dan perikanan secara akuntabel dan
transparan
3) Meningkatkan kemampuan UMKM dan LKM Kelautan dan Perikanan dalam
mengelola modal usaha
4) Meningkatkan kerjasama strategis dengan pemangku kepentingan terkait
penguatan modal usaha UMKM dan LKM Kelautan dan Perikanan

B. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA


Sasaran strategis merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai oleh BLU LPMUKP
sebagai suatu outcome/impact dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan serta target
terukur yang menjadi indikator acuan atas pencapaian rencana strategis. Dalam
penyusunannya menggunakan pendekatan metoda Balanced Scorecard (BSC) yang
dibagi kedalam lima perspektif, yaitu stakeholder perspective, customer perspective,
internal process perspective, learn and growth perspective dan financial perspective. Peta
Strategis BLU LPMUKP Tahun 2015-2019 secara rinci dalam berbagai perspektif dapat
dilihat pada Gambar 5.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1 Sasaran Strategis BLU LPMUKP Tahun 2015-2019

1. Stakehoders Perspective
Perspektif ini menjabarkan visi BLU LPMUKP “Mensejahterakan Masyarakat Kelautan
dan Perikanan” serta mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan untuk
memenuhi harapan sehingga dinilai berhasil dari sudut pandang stakeholder. Adapun
sasaran strategis yang akan dicapai adalah:
 Sasaran Strategis 1: Tersedianya permodalan usaha untuk kelompok masyarakat
kelautan dan perikanan dengan indikator kinerja utama persentase modal usaha
yang tersalurkan

2. Customer Perspective
Perspektif ini merupakan leading indicator BLU LPMUKP dalam mewujudkan layanan
pengelolaan dana bergulir kepada UMKM-KP melalui pencapaian sasaran strategis
yang telah ditetapkan. Adapun sasaran strategis yang akan dicapai diantaranya
sebagai berikut:
 Sasaran Strategis 2: Penyaluran dana bergulir dengan indikator kinerja utama
persentase realisasi terhadap target penyaluran dana bergulir
 Sasaran Strategis 3: Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kelautan
Perikanan (UMKM-KP) penerima modal usaha dengan indikator kinerja utama
persentase realisasi UMKM-KP terhadap target penerima modal usaha

3. Internal Process Perspective


Perspektif ini merupakan proses yang harus dilakukan oleh BLU LPMUKP untuk
mencapai output dan outcome yang diharapkan. Perspektif ini terdiri atas tiga sasaran
strategis, diantaranya sebagai berikut:
 Sasaran Strategis 4: Proposal yang diproses oleh Komite Pinjaman dengan
indikator kinerja utama persentase realisasi proposal yang diproses oleh komite
pinjaman terhadap target yang ditetapkan
 Sasaran Strategis 5: Piutang bermasalah (Nonperforming Loan) dengan indikator
kinerja utama rasio putang bermasalah terhadap outstanding dana bergulir
 Sasaran Strategis 6: Jumlah layanan pengelolaan penyaluran modal usaha
dengan indikator kinerja utama realisasi layanan pengelolaan penyaluran modal
usaha

4. Learn and Growth Perspective


Untuk melaksanakan pencapaian sasaran strategis sebagaimana tersebut diatas,
dibutuhkan input yang dapat mendukung terlaksananya proses dalam menghasilkan
output dan outcome BLU LPMUKP. Dalam perspektif ini terdapat satu sasaran
strategis, sebagai berikut:
 Modernisasi pengelolaan BLU dengan indikator kinerja utama persentase
penyelesaian modernisasi pengelolaan BLU

5. Financial Perspective
Badan Layanan Umum memiliki karakteristik menarik dalam hal orientasi keuntungan,
dimana dalam ketentuannya pengelolaan BLU tidak didasarkan untuk mencari
keuntungan namun atas dasar prinsip efisiensi dan produktivitas. Oleh karena itu
dalam perspektif ini sasaran strategis yang ditetapkan diantaranya sebagai berikut:
 Optimaslisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan indikator kinerja
utama persentase realisasi terhadap target PNBP BLU LPMUKP

C. PETA STRATEGIS BLU LPMUKP


Peta strategis merupakan sebuah kerangka yang digunakan dalam rangka penjabaran
tujuan-tujuan atas strategi utama yang akan dicapai oleh BLU LPMUKP. Berdasarkan
hasil penilaian dan analisis SWOT yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
dirumuskan strategi umum dalam rangka pencapaian tujuan BLU LPMUKP diantaranya
sebagai berikut:
1) Penyediaan akses permodalan yang mudah dan murah bagi pelaku usaha sektor
kelautan dan perikanan rangka pengembangan usaha sektor KP.
2) Peningkatan kapasitas dan manajemen usaha bagi pelaku usaha sektor KP melalui
layanan pendampingan.
3) Implementasi sistem teknologi informasi dalam rangka peningkatan akurasi dan
kualitas pelayanan pengelolaan dana bergulir.

Strategi umum yang telah ditetapkan tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam sasaran
strategis BLU LPMUKP melalui lima perspektif balanced scorecard diantaranya sebagai
berikut:
Tabel. 3.1 Matriks Langkah Strategis BLU LPMUKP

Perspektif Sasaran Strategis Langkah Strategis Indikator Kinerja Utama


Stakeholder  Tersedianya permodalan usaha  Meningkatkan kapasitas pembiayaan yang berpendampingan bagi pelaku  Persentase modal usaha yang
Perspective untuk kelompok masyarakat usaha sektor KP yang mudah dan murah dalam rangka pengembangan tersalurkan
kelautan dan perikanan usaha sektor KP dengan memperhatikan pengelolaan keuangan secara
efektif dan efisien serta menjunjung prinsip kehati-hatian untuk
mencapai tujuan LPMUKP

Customer  Penyaluran dana bergulir  Meningkatkan volume penyaluran dan jumlah pemanfaat dana bergulir  Persentase realisasi terhadap
Perspective  Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan LPMUKP melalui penambahan cakupan wilayah lokasi layanan target penyaluran dana bergulir
Menengah Kelautan Perikanan pendampingan (LLP).  Persentase realisasi UMKM-KP
(UMKM-KP) penerima modal  Melakukan kegiatan sosialisasi dan koordinasi dalam rangka sinergisitas terhadap target penerima modal
usaha program dana bergulir LPMUKP. usaha
 Melakukan kegiatan identifikasi dan pemetaan potensi pelaku usaha
sektor KP agar penyaluran dana kelolaan dapat tepat sasaran.
 Melakukan peningkatan kapasitas dan manajemen usaha melalui layanan
pendampingan.
Internal  Proposal yang diproses oleh  Penyempurnaan sistem dan manajemen mitigasi risiko penyaluran dana  Persentase realisasi proposal yang
Process Komite Pinjaman bergulir diproses oleh komite pinjaman
Perspective  Piutang bermasalah  Penerapan pengendalian intern dan monitoring pelaksanaan dan terhadap target yang ditetapkan
(Nonperforming Loan) kegiatan LPMUKP  Rasio putang bermasalah terhadap
 Jumlah layanan pengelolaan  Melakukan peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM LPMUKP dalam outstanding dana bergulir
penyaluran modal usaha rangka penguatan kelembagaan  Realisasi layanan pengelolaan
 Penyusunan kelengkapan peraturan terkait operasional pengelolaan penyaluran modal usaha
dana bergulir LPMUKP
Learn and  Modernisasi pengelolaan BLU  Implementasi sitem teknologi informasi yang terintegrasi dalam rangka  Persentase penyelesaian
Growth peningkatan akurasi, kecepatan dan kualitas pelayanan penyaluran dana modernisasi pengelolaan BLU.
Perspective bergulir LPMUKP

Financial  Optimaslisasi Penerimaan Negara  Meningkatkan pendapatan jasa layanan dan pendapatan lainnnya  Persentase realisasai terhadap
Perspective Bukan Pajak (PNBP) target PNBP BLU LPMUKP
Gambar 3.2 Peta Strategis BLU LPMUKP Tahun 2015-2019

D. TARGET KINERJA JANGKA MENENGAH


Berdasarkan rencana strategis BLU LPMUKP 2015-2019, target kinerja jangka
menengah sampai dengan tahun 2019 untuk setiap sasaran strategis dan indikator
kinerja ditetapkan dalam delapan sasaran strategis dan delapan indikator kinerja. Secara
rinci target jangka menengah BLU LPMUKP 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 5.1
sebagai berikut:

Tabel … Target Kinerja BLU LPMUKP Tahun 2015-2019

Target Pencapaian
Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja
2017 2018 2019
Stakeholder Perspective
1 Tersedianya permodalan 1.1 Persentase modal usaha > 75 % > 75 % > 75 %
usaha untuk kelompok yang tersalurkan
masyarakat kelautan dan
perikanan
Customer Perspective
2 Penyaluran dana bergulir 2.1 Realisasi penyaluran dana 375 975 1.04
bergulir MIliar MIliar Triliun
3 Jumlah Usaha Mikro, Kecil 3.1 Realisasi UMKM-KP 4.197 10.059 10.836
dan Menengah Kelautan penerima modal usaha KUKP KUKP KUKP
Target Pencapaian
Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja
2017 2018 2019
Perikanan (UMKM-KP)
penerima modal usaha
Internal Process Perspective
4 Proposal yang diproses oleh 4.1 Realisasi proposal yang 500 1.3 1.38
Komite Pinjaman diproses oleh Komite MIliar Triliun Triliun
Pinjaman
5 Piutang bermasalah 5.1 Rasio putang bermasalah Maksimal < 5% < 5%
(Nonperforming Loan) terhadap outstanding dana 5%
bergulir
6 Jumlah layanan pengelolaan 6.1 Realisasi layanan 3 3 3
penyaluran modal usaha pengelolaan penyaluran Layanan Layanan Layanan
modal usaha
Learn And Growth Perspective
7 Modernisasi pengelolaan 7.1 Persentase penyelesaian 100 % 100 % 100 %
BLU modernisasi pengelolaan
BLU
Financial Perspective
8 Optimalisasi Peneriman 8.1 Realisasi PNBP BLU 15 47.5 71.5
Negara Bukan Pajak (PNBP) Miliar Miliar Miliar

E. PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA BLU LPMUKP 2015-2019


Program kerja LPMUKP disusun dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pencapaian tujuan tersebut tentunya dilakukan melalui pelaksanaan
kegiatan-kegiatan pendukung serta indikator kegiatan untuk memastikan pencapaian
tujuan dapat dilakukan ecara efektif, efisien dan berdaya guna. Untuk mencapai tujuan
dan sasaran LPMUKP, program dan kegiatan yang akan dilakukan antara lain:

1. Program Pengelolaan Tata Usaha dan Perencanaan


Unit organisasi yang bertanggung jawab atas program ini adalah Divisi Perencanaan
dan Umum, yang di dalamnya mencakup dua (2) sasaran program, yaitu: (i)
Tersedianya permodalan usaha untuk kelompok masyarakat kelautan dan perikanan;
dan (ii) Modernisasi pengelolaan BLU. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian
sasaran program tersebut diantaranya: (a) Persentase modal usaha yang tersalurkan;
dan (b) penyelesaian modernisasi pengelolaan BLU.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran program tersebut, kegiatan yang akan
dilaksanakan diantaranya adalah:
1) Layanan Tata Usaha, Kepegawaian, Hukum dan Hubungan Masyarakat
Unit organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini adalah
Subdivisi Umum. Kegiatan layanan tata usaha, kepegawaian, hukum dan
hubungan masyarakat terdiri atas beberapa sub kegiatan, diantaranya sebagai
berikut:
a) Layanan pengelolaan rumah tangga LPMUKP
b) Layanan pengelolaan kesekretariatan
c) Layanan pengelolaan SDM LPMUKP
d) Layanan pengelolaan hukum
e) Layanan pengelolaan kehumasan
f) Sosialisasi, publikasi serta promosi program dan kegiatan LPMUKP

2) Perencanaan Strategis Bisnis dan Anggaran


Unit organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini adalah
Subdivisi Perencanaan. Kegiatan perencanaan strategis bisnis dan anggaran
terdiri atas beberapa sub kegiatan, diantaranya sebagai berikut:
a) Rencana kerja dan anggaran
b) Tata kelola LPMUKP
c) Rencana bisnis dan anggaran LPMUKP
d) Monitoring dan evaluasi program dan kegiatan
e) Koordinasi strategis perencanaan dan kegiatan

2. Program Penyaluran Modal Usaha Kelautan dan perikanan, dan Kemitraan Usaha
Unit organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program ini adalah Divisi
Operasional dan Kemitraan Usaha, yang di dalamnya mencakup tiga (3) sasaran
program, yaitu: (i) Penyaluran dana bergulir LPMUKP; (ii) Jumlah UMKM-KP penerima
modal usaha; dan (iii) Jumlah layanan pengelolaan penyaluran modal usaha. Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian sasaran program tersebut diantaranya: (a) Realisasi
penyaluran dana berguir; (b) Realisasi UMKM-KP penerima modal usaha; dan (c)
Realisasi layanan pengelolaan penyaluran modal usaha.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran program tersebut, kegiatan yang akan
dilaksanakan diantaranya adalah:
1) Kegiatan Persiapan, Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Modal Usaha Kelautan
dan Perikanan
Unit organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini adalah
Subdivisi Operasional. Kegiatan persiapan, monitoring dan evaluasi penyaluran
modal usaha kelautan dan perikanan terdiri atas beberapa sub kegiatan,
diantaranya sebagai berikut:
a) Layanan operasional penyaluran dana bergulir LPMUKP
b) Identifikasi KUKP dan LKM-KP
c) Sosialisasi program penyaluran dana bergulir
d) Monitoring LKM-KP dan Lembaga Pendamping
e) Layanan informasi dana database pengelolaan dana bergulir

2) Pengelolaan Kemitraan dan Pendampingan Usaha


Unit organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini adalah
Subdivisi Kemitraan. Kegiatan pengelolaan kemitraan dan pendampingan usaha
terdiri atas beberapa sub kegiatan, diantaranya sebagai berikut:
a) Layanan pendampingan LPMUKP
b) Layanan kemitraan dan kerjasama LPMUKP
c) Workshop pendampingan usaha
d) Workshop kelembagaan dana manajemen usaha LKM-KP
e) Evaluasi kinerja pendamping LPMUKP
f) Program penumbuhan new entrepreneur

3. Program Pengelolaan Keuangan dan Risiko Modal Usaha Kelautan dan Perikanan
Unit organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program ini adalah Divisi
Keuangan dan Pengelolaan Risiko, yang di dalamnya mencakup tiga (3) sasaran
program, yaitu: (i) Proposal diproses Komite Pinjaman; (ii) Piutang bermasalah; dan
(iii) Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK) pencapaian sasaran program tersebut diantaranya: (a) Realisasi proposal yang
diproses Komite Pinjaman; (b) Rasio piutang bermasalah terhadap outstanding dana
bergulir; dan (c) Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak BLU.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran program tersebut, kegiatan yang akan
dilaksanakan diantaranya adalah:
1) Kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan dan Kegiatan
Unit organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini adalah
Subdivisi Keuangan. Kegiatan penyusunan laporan keuangan dan kegiatan terdiri
atas beberapa sub kegiatan, diantaranya sebagai berikut:
a) Review dan revisi pedoman pengelolaan keuangan LPMUKP
b) Penyusunan laporan keuangan BLU LPMUKP
c) Layanan kesekretariatan dana bergulir
d) Penyusunan dan pertanggungjawaban rekonsiliasi Satker
e) Layanan jasa audit independen
f) Layanan monitoring dan evaluasi penyaluran
g) Penyusunan kebijakan penyaluran dana bergulir

2) Pengelolaan dan Pengendalian Risiko Modal Usaha


Unit organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini adalah
Subdivisi Pengelolaan Risiko. Kegiatan pengelolaan dan pengendalian risiko
modal usaha terdiri atas beberapa sub kegiatan, diantaranya sebagai berikut:
a) Manajemen dan pengelolaan risiko LPMUKP
b) Layanan penanganan pinjaman bermasalah
c) Layanan penilaian kelayakan usulan pinjaman
d) Layanan operasional SPI
e) Monitoring dan evaluasi pencapaian target dana bergulir

Secara rinci penjabaran Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan BLU LPMUKP Tahun 2015-
2019 dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut:
Tabel 5.3 Program Kegiatan BLU LPMUKP Tahun 2015-2019

No Program Kegiatan Sub Kegiatan


1 Pengelolaan Tata Usaha 1.1 Layanan Tata Usaha, - Layanan pengelolaan rumahtangga
dan Perencanaan Kepegawaian, Hukum LPMUKP
dan Hubungan
Masyarakat
- Layanan pengelolaan kesekretariatan
- Layanan pengelolaan SDM LPMUKP
- Layanan pengelolaan hukum
- Layanan pengelolaan kehumasan
1.2 Perencanaan Strategis - Rencana kerja dan anggaran
Bisnis dan Anggaran
- Recana Bisnis dan Anggaran LPMUKP
- Monitoring dan evaluasi program dan
kegiatan LPMUKP
- Koordiansi strategis perencanaan dan
kegiatan LPMUKP
2 Penyaluran Modal 2.1 Persiapan, Monitoring - Identifikasi KUKP dan LKM-KP
Usaha KP dan dan Evaluasi Penyaluran
Kemitraan Usaha Modal Usaha KP
- Sosialisasi program penyaluran dana
bergulir
2.2 Pengelolaan Kemitraan - Layanan pendampingan LPMUKP
dan Pendampingan
Usaha
- Layanan kemitraan dan kerjasama
LPMUKP
- Program penumbuhan new
entrepreneur
3 Pengelolaan Keuangan 3.1 Penyusunan Laporan - Penyusunan laporan keuangan BLU
dan Risiko Modal Usaha Keuangan dan Kegiatan LPMUKP
KP
- Layanan audit independen
- Layanan monitoring dan evaluasi
penyaluran pinjaman
3.2 Pengelolaan dan - Manajemen dan pengelolaan risiko
Pengendalian Risiko LPMUKP
Modal Usaha
- Layanan penilaian kelayakan usulan
pinjaman
- Layanan operasional SPI

F. TARGET PENGELOLAAN DANA BERGULIR BLU LPMUKP TAHUN 2015-2019


LPMUKP dalam kegiatan operasionalnya menyelenggarakan layanan kepada UMKM-KP
dan LKM-KP dengan mengelola dana bergulir modal usaha sektor kelautan dan
perikanan. Dalam pengelolaan dana bergulir, LPMUKP senantiasa menjunjung tinggi
prinsip prudent and proper. Prinsip tersebut menjadi budaya yang melekat pada setiap
elemen LPMUKP dalam melakukan keseluruhan proses yang menjadi bagian dari
pengelolaan dana bergulir, mulai dari penetapan lokasi layanan hingga proses monitoring
dan evaluasi penyaluran.

Tahun 2017 merupakan periode awal LPMUKP dalam mengelola dana bergulir sektor
kelautan dan perikanan. Kelolaan dana bergulir LPMUKP dialokasikan sebesar Rp.500
Miliar yang secara efektif digulirkan pada bulan Desember tahun 2017. Penyaluran dana
bergulir LPMUKP dilakukan melalui tiga tipe penyaluran, yaitu melalui UMKM-KP, melalui
LKM-KP, dan melalui Lembaga Keuangan Bank/Bukan Bank (LKBB). Sampai dengan
Desember tahun 2017, LPMUKP telah melakukan realisasi persetujuan penyaluran
pinjaman/pembiayaan dana bergulir sebesar Rp.32,88 Miliar dengan jumlah pemanfaat
sebesar 2.348 orang.

Alokasi tambahan dana bergulir yang akan dikelola LPMUKP pada tahun 2018 adalah
sebesar Rp.850 MIliar. Dengan memperhitungkan sisa dana kelolaan tahun 2017 yang
belum tersalurkan serta asumsi pengembalian pinjaman dana bergulir yang telah
disalurkan, maka total dana kelolaan pada tahun anggaran 2018 adalah sebesar Rp.1,3
Triliun. Pada akhir tahun 2018, dari total dana bergulir yang dikelola ditargetkan dapat
disalurkan sebesar Rp.975 Miliar (atau sebesar 75% dari total dana kelolaan) dengan
rincian target penyaluran kepada Nelayan sebesar Rp.674,18 Juta, Pembudidaya Ikan
sebesar Rp.269,13 Juta, Pengolah dan Pemasar sebesar Rp.215,30 Juta, serta kepada
Usaha Garam Rakyat dan Usaha Masyarakat Pesisir sebesar Rp.187,05 Juta. Penambahan
kelolaan dana bergulir LPMUKP pada tahun 2018 ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
KUKP sasaran LPMUKP sebanyak 10.268 kelompok.

Jumlah dana bergulir LPMUKP yang ditargetkan dapat disalurkan sampai dengan akhir
tahun 2019 berjumlah Rp.1 Trilun (atau meningkat sebesar 18% dibandingkan dengan
tahun 2018). Dari total dana bergulir yang dikelola pada tahun 2019 sebesar Rp.1,5
Triliun, sebanyak Rp.958.73 Juta disalurkan kepada Nelayan, sebesar Rp.312,42 Juta
kepada Pembudidaya Ikan, sebesar Rp.249,94 kepada Pengolah dan Pemasar, serta
sebesar Rp.217,13 disalurkan kepada Usaha Garam Rakyat dan Usaha Masyarakat Pesisir.
Penambahan kelolaan dana bergulir LPMUKP pada tahun 2018 ini diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh KUKP sasaran LPMUKP sebanyak 10.836 kelompok. Secara rinci
rencana penyaluran dana bergulir BLU LPMUKP tahun 2015-2019 dapat dilihat pada
Tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4 Rencana Penyaluran Dana Bergulir BLU LPMUKP Tahun 2015-2019

2017 2018 2019


Portofolio
No Kelompok Usaha Jumlah Jumlah Jumlah
(%) KUKP KUKP KUKP
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Nelayan 50 11.581 1.670 674.187 4.086 782.624 4.312
2. Pembudidaya Ikan 20 6.401 800 269.137 1.957 312.425 2.066
3. Pengolah dan Pemasar 16 6.717 800 215.309 1.957 249.940 2.066
4. Usaha Garam Rakyat 14 7.475 927 187.050 2.267 217.135 2.393
dan Usaha Masyarakat
Pesisir Lainnya
Jumlah 100 32.174 4.197 1.345.683 10.268 1.562.124 10.836

Secara operasional, keberlangsungan pelayanan dalam penyaluran


pinjaman/pembiayaan dana bergulir sangat ditentukan oleh seberapa efektif, lancar dan
aman perputaran dana yang dikelola sehingga dana kelolaan BLU dapat dipertahankan
untuk keberlangsungan pelayanan. Berdasarkan rencana target penyaluran dana bergulir
BLU LPMUKP Tahun 2015-2019, maka dapat diproyeksikan pendapatan BLU LPMUKP
Tahun 2015-2019. Proyeksi yang dibuat dilakukan dengan asumsi pencairan dana bergulir
pada bulan april tahun 2018. Rincian prakiraan maju dana bergulir BLU LPMUKP
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel … sebagai berikut:

Tabel … Proyeksi Target Pendapatan BLU LPMUKP Tahun 2015-2019

Target PNBP (Rp. Juta)


MAP Uraian
TA. 2017 TA. 2018 TA. 2019
424134 Pendapatan Program Dana 2.000 9.307.325 34.661.347
Bergulir Sektoral
424139 Pendapatan Pengelolaan Dana 181.875 10.968.750 11.137.500
Khusus Lainnya
424911 Pendapatan Jasa Layanan 3.429.746 26.995.311 25.795.153
Perbankan BLU
Total Pendapatan BLU 3.613.621 47.271.386 71.594.000
Kebijakan
Kebijakan ini tentunya tidak terlepas dari cara LPMUKP untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Sejumlah kebijakan yang diidentifikasi penting untuk
peningkatan kinerja LPMUKP adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi, melakukan pemenuhan dan mengimplementasikan SOP LPMUKP
secara konsisten untuk tata kelola yang baik.
2) Melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas pegawai LPMUKP dalam
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
3) Menerapkan merit system dalam sistem kepegawaian LPMUKP dengan penerapan
reward and punishment.
4) Memberikan pelayanan yang baik kepada UMKM – KP dan LKM – KPdalam
mengakses dana modal usaha LPMUKP.
5) Melakukan peningkatan kualitas perencanaan dan pengembangan bisnis LPMUKP.
6) Memberikan dukungan pada kegiatan operasional LPMUKP dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
7) Melakukan tata kelola keuangan BLU yang transparan, akuntabel, menjunjung tinggi
prinsip kehati-hatian dan ketepatan (proper and precautinary), efektif dan efisien.
8) Melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan pelatihan dan
peningkatan kapasitas dari sisi manajemen dan teknis berusaha bagi UMKM – KP.
9) Mengefektifkan peranan tenaga pendamping teknis LPMUKP untuk mendampingi
UMKM – KP yang ada di daerah.
10) Melakukan kegiatan pemantauan, evaluasi terhadap kinerja UMKM – KP, serta
mengembangkan dan mengimplementasikan early warning system terhadap UMKM
– KP yang berpotensi bermasalah.
11) Melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan pelatihan dan
peningkatan kapasitas dari sisi administrasi dan manajemen bagi LKM – KP.
12) Mengefektifkan peranan tenaga pendamping teknis LPMUKP untuk mendampingi
LKM – KP yang ada di daerah.
13) Melakukan kegiatan pemantauan, evaluasi terhadap kinerja LKM – KP, serta
mengembangkan dan mengimplementasikan early warning system terhadap LKM –
KP yang berpotensi bermasalah.
14) Melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas penyaluran modal usaha kepada
UMKM dan LKM - KP.
15) Melakukan kerjasama strategis, pertemuan koordinatif, sosialisasi program dan
kegiatan LPMUKP, serta mendorong usaha bersama dengan SKPD yang
menangani urusan kelautan dan perikanan dalam pembiayaan modal usaha UMKM
– KP dan LKM – KP.
16) Melakukan pertemuan, perjanjian kerjasama strategis serta implementasi kerjasama
strategis tersebut dengan pemangku kepentingan terkait penguatan modal usaha
dan pengembangan financial inclusive di Indonesia agar terjadi peningkatan kualitas
dan kuantitas permodalan usaha LPMUKP yang digulirkan kepada UMKM – KP dan
LKM – KP.
17) Melakukan kegiatan pemberdayaan untuk peningkatan kapasitas tenaga
pendamping teknis LPMUKP yang ada di daerah.
18) Melakukan usaha peningkatan kapasitas, pertemuan koordinatif, pemantauan, dan
evaluasi kinerja mitra LPMUKP di daerah.

Karena kebijakan LPMUKP tidak terlepas dari keterkaitannya dengan cara mencapai
tujuan dan sasaran LPMUKP, maka Tabel berikt ini akan menggambarkan hubungan
antara Tujuan, Sasaran dan Kebijakan LPMUKP dalam pelaksanaan kebijakan strategid
periode 2015-2019.
BLU LPMUKP
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
31 Desember 2018 dan 2017
(Disajikan dalam Rupiah)

Basis Akuntansi
Dalam menyusun laporan keuangan, BPK menerapkan basis akrual untuk penyusunan dan
penyajian Neraca, LO, dan LPE serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian LRA. Basis
akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada
saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukan setiap pos
dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan oleh BPK dalam penyusunan
dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan perolehan nilai historis. Aset
dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikanan untuk memperoleh aset tersebut.
Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah
untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan
menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi
terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan BPK Tahun 2018 telah mengacu pada
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip,
dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh
suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan
akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang
ditetapkan oleh BPK. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah
pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan
Keuangan BPK adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan-Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum LRA Negara yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi
sumber pendapatan.

2. Pendapatan-Laporan Operasional (LO)


Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau Pendapatan
direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan
pendapatan-LO pada BPK adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan;
b. Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proposional antara nilai dan periode waktu
sewa;
c. Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau
dokumen lain yang dipersamakan;
d. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN diakui pada saat dikeluarkannya surat
keputusannya surat keputusan penghapusan atau dokumen lain yang dipersamakan;
e. Pendapatan Pelunasan Ganti rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (TP/TGR)
diakui saat dikeluarkannya surat keputusan TP/TGR atau dokumen lain yang
dipersamakan
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi
sumber pendapatan.

3. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi
Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi
pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,
pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan
menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan
organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

4. Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi
aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut
klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan
fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset
ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan
kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak
kepemilikan berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang
Jangka Panjang, dan Aset Lainnya.

A. Aset Lancar
Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini, meliputi:

1) Kas
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk
valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada
tanggal neraca. Kas terdiri atas:
a) Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan
di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa
Uang Muka dari KPPN yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan
kembali ke Kas Negara per tanggal neraca. Kas di Bendahara Pengeluaran
mencakup seluruh saldo rekening bendahara pengeluaran, uang logam, uang
kertas, dan lain-lain kas yang sumbernya berasal dari Uang Muka dari KPPN
yang belum disetor kembali ke Kas Negara per tanggal neraca;
b) Kas Lainnya dan Setara Kas mencakup Kas lainnya di Bendahara
Pengeluaran yaitu kas yang berada di bawah tanggung jawab bendahara
pengeluaran yang bukan berasal dari Uang Muka dari KPPN, baik itu saldo
rekening di bank maupun saldo uang tunai.

Kas Lainnya dan Setara Kas berasar dari:


 Pendapatan yang belum disetor
Pendapatan Negara yang diterima oleh Bendahara Pengeluaran pada
suatu periode anggaran namun pada akhir tahun anggaran belum
disetorkan ke Kas Negara, yaitu berupa pajak, pengembalian belanja
perjalanan dinas dan belanja pegawai (honor pegawai, TKPK, gaji), jasa
giro, penerimaan PNBP, dan lain-lain yang belum disetorkan.
Khusus untuk Pengembalian Belanja tahun berjalan yang belum disetor,
sesuai Surat Dirjen Perbendaharaan No.S-2875/PB.6/2016 tanggal 5
April 2016 menjelaskan bahwa Pengembalian Belanja yang belum
disetor diakui sebagai pengurang Beban yang bersangkutanpada
periode yang sama.
 Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya
Utang pihak ketiga yang berada pada Bendahara Pengeluaranya itu
berupa honor, gaji/TKPK, uang makan yang belum dibayarkan kepada
pegawai, serta uang lainnya yang belum dibayarkan kepada pihak ketiga
lainnya pada tanggal Neraca. Perlakuan Akuntansinya adalah disisi Aset
Lancar terdapat Kas Lainnya dan Setara Kas di Bendahara Pengeluaran,
sedangkan disisi Kewajiban Jangka Pendek terdapat Utang kepada
Pihak Ketiga Lainnya.
 Utang Jangka Pendek Lainnya
Pajak yang dipotong oleh bendahara Pengeluaran namun belum disetor
ke Kas Negara sampai dengan tanggal pelaporan. Perlakuan
Akuntansinya adalah disisi Aset Lancar terdapat Kas Lainnya dan Setara
Kas di Bendahara Pengeluaran, sedangkan disisi Kewajiban Jangka
Pendek terdapat Utang Pajak Bendahara yang Belum Disetor.
2) Piutang Bukan Pajak
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang
telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang
diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan. Piutang berasal dari Piutang Bukan Pajak yang berasal dari
penerimaan Negara bukan pajak yang belum dilunasi sampai dengan tanggal
neraca. Akun Piutang Bukan Pajak perlu diidentifikasi apakah masuk dalam
kategori Pendapatan Yang Masih Harus Diterima atau Piutang PNBP dengan
kebijakan yaitu:

a) Pendapatan yang Masih Harus DIterima adalah pendapatan PNBP yang


berdasarkan perhitungan secara akuntansi sudah menjadi hak pemerintah
tetapi belum ada hak tagihnya karena belum waktunya untuk dibayar/ditagih.
Kebiajakan akuntansi untuk Pendapatan Yang Masih Harus Diterima yaitu:
 Dasar pengakuan adalah prhitungan akuntansi atau tidak melalui
penetapan;
 Dilakukan jurnal balik pada awal periode berikutnya;
 Tidak dilakukan perhitungan penyisihan atas Piutang Tak Tertagih.
b) Piutang Bukan Pajak adalah piutang yang berasal dari penerimaan Negara
bukan pajak yang belum dilunasi sampai dengan akhir periode laporan
keuangan.
a. Piutang PNBP adalah pendapatan PNBP tahun berjalan yang seharusnya
sudah dibayarkan oleh wajib dibayarkan oleh wajib bayar dan telah timbl
hak tagihnya oleh pemerintah (telah jatuh tempo), namun belum diterima
pembayarannya. Kebijakan akuntansi untuk piutang PNBP yaitu:
- Dasar pengakuan adalah Surat Tagihan/Surat Penetapan/Yang
Dipersamakan.
- Tidak dilakukan jurnl baik pada awal periode berikutnya.
- Dilakukan perhitungan penyisihan atas Piutang Tak Tertagih.

Piutang PNBP berasal dari Piutang Pendapatan Sewa Rumah


Dinas/Rumah Negeri, Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan, dan Gudang
yang belum dibayar oleh wajb bayar sampai pada tanggal neraca,
Kelebihan pembayaran belanja modal karena keterlambatan penyelesaian
pekerjaan (yang dibayar melalui jaminan/Ban Garansi).
b. Piutang lainnya berasal dari piutang yang berasal dari selain Piutang
Bukan Pajak dan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi mialnya:
- Kelebihan belanja perjalanan dinas yang telah dipertanggungjawabkan
rampung jumlahnya, namun pada tanggal neraca masih belum
diselesaikan oleh pelaksana perjalanan dinas, serta
- Kelebihan pembayaran gaji/TKPK kepada pegawai.
Kebijakan akuntansi untuk piutang lainnya adalah :
- Tidak dilakukan jurnal balik pada awal periode berikutnya melainkan
saat penyetoran ke Kas Negara.
- Dilakukan perhitungan penyisihan atas Piutang Tak Tertagih.
Sesuai Surat Dirjen Perbendaharaan No. S-2875/PB.6/2016 tanggal 5
April 2016 menjelaskan bahwa Pengembalian Belanja yang belum di setor
diaki sebagai pengurang beban yang berangkutan pada periode yang
sama.

3) Piutang disajikan dalam Neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable
value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih.
Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan
jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah Perhitungan
penyisihannya adalah sebagai berikut:

Tabel ….

Penyisihan/
Kualitas Piutang/ Uraian/Descriptions
Allowance
Quality of Receivable
Lancar/Current Belum dilakukan pelunasan s.d tenggal jatuh 0.50%
tempo
Kurang Lancar/ Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat 10%
Non Current Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
Diragukan/ Doubtful Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat 50%
Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
Macet/ Loss 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat 100%
Tagihan Pertama tidak dilakukan
pelunasan
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia
Urusan Piutang Negara/ DJKN

4) Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TR/TGR) yang akan jatuh tempo 12


(dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar Tagihan
TP/TGR.
5) Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan dalam kondisi
baik yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Nilai persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal
neraca dikalikan dengan:
a. Harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Dalam
menghitung harga pokok produksi, dapat digunakan biaya standar dalam hal
perhitungan biaya riil sulit dilakukan;
c. Harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara
lainnya.
Sesuai dengan kebijakan akuntansi, beban persediaan hanya dipertihungkan untuk
persediaan yang sifatnya umum, tidak termasuk persediaan yang berasal dari belanja
barang untuk diserahkan kepada masyarakat. Untuk persediaan yang bersifat umum,
beban persediaan tahun berjalan termasuk di dalamnya persediaan yang masih ada
di gudang dengan kondisi rusak atau using. Walaupun secara fisik persediaan masih
ada tidak diperhitungkan sebagai saldo persediaan. Apabila saldo persediaan akhir
yang sebelum opname fisik nilainya lebih besar dari hasil opname fisik maka dicatat
sebagai pengurang Persediaan.

B. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah
maupun untuk kepentingan public yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun. Aset tetap meliputi tanah; peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan,
irigasi, dan jaringan; aset tetap lainnya; serta Konstruksi dalam Pengerjaan. Nilai Aset
tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Sesuai dengan
Peraturan Meneteri Keuangan No.181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN,
pengakuan perolehan aset tetap sejak 2018 didasarkan pada nilai satuan minimum
kapitalisasi sebagai berikut:
- Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olahraga yang
nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah);
- Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih
dari Rp 25.000.000,- (dua puluh juta rupiah):
- Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi
tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,
jalan/imigrasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan
barang bercorak kesenian.

Akibat penerapan kebijakan kapitalisasi aset tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam


Peraturan Menteri Keuangan No. 181/PMK.06/2016, data BMN menjadi terbagi dua,
yaitu:
1. Daftar BMN Intrakomptabel, mencakup BMN berupa aset tetap yang memenuhi
kriteria kapitalisasi dan seluruh BMN yang diperoleh sebelum berlakunya
kebijakan kapitalisasi, dan BMN yang diperoleh melalui transaksi transfer
masuk/penerimaan dari pertukaran/pengalihan masuk serta BMN yang
dipindahbukukan dari daftar BMN Ekstrakomptabel pada saat nilai akumulasi
biaya perolehan dan nilai pengembangannya telah mencapai batas minimum
kapitalisasi.
2. Daftar BMN Ekstrakomptabel, mencakup BMN berupa aset tetap yang tidak
memenuhi kriteria kapitalisasi.

Peralatan dan mesin yang diperoleh sebelum 1 Januari 2002, yang diperoleh sejak 1
Januari 2002 s.d. 31 Desember 2017 dengan nilai satuan minimum lebih dari atau
sama dengan Rp.300.000, dan yang diperoleh sejak 1 Januari 2018 dengan nilai
satuan minimum lebih dari atau sama dengan Rp.1.000.000 serta yang diperoleh dari
pengalihan dikapitalisasi sebagai aset tetap. Peralatan dan Mesin dengan kategori ini
dibukukan dan dilaporkan di dalam Daftar BMN dan Laporan BMN Intrakomptabel.
Peralatan dan Mesin yang diperoleh sejak 1 Januari 2002 s.d. 31 Desember 2017
tetapi nilai satuannya kurang dari Rp.300.000 dan yang diperoleh sejak 1 Januari 2018
tetapi nilai satuannya kurang dari Rp.1.000.000 tidak dikapitalisasi sebagai aset tetap.
Peralatan dan mesin dengan kategori ini dibukukan didalam Daftar BMN dan Laporan
BMN Ekstrakomptabel.

Gedung dan Bangunan yang diperoleh sebelum 1 Januari 2002, yang diperoleh sejak
1 Januari 2002 s.d. 31 Desember 2017 dengan nilai satuan minimum lebih dari atau
sama dengan Rp.10.000.000, dan yang diperoleh sejak 1 Jaruari 2018 dengan nilai
satuan minimum lebih dari atau sama dengan Rp.25.000.000 serta yang diperoleh dari
pengalihan dikapitalisasi sebagai aset tetap. Gedung dan Bangunan dengan kategori
ini dibukukan dan dilaporkan didalam Daftar BMN dan Laporan BMN Intrakomptabel.
Gedung dan Bangunan yang diperoleh sejak 1 Januari 2002 s.d. 31 Desember 2017
tetapi nilai satuan nya kurang dari Rp.10.000.000 dan yang diperoleh sejak 1 Januari
2018 tetapi nilai satuannya kurang dari Rp.25.000.000 tidak dikapitalisasi sebagai aset
tetap. Gedung dan Bangunan dengan kategori ini dibukukan didalam Daftar BMN dan
Laporan BMN Ekstrakomptabel.

Aset Tetap Lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan kedalam
kelompok Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi, dan
Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap pakai. Aset yang termasuk dalam kategori Aset Tetap Lainnya
adalah koleksi perpustakaan/ buku dan non buku, barang bercorak kesenian/
kebudayaan, hewan, ikan, dan tanaman

Termasuk dalam kategori Aset Tetap Lainnya adalah Aset Tetap Renovasi. Renovasi
dapat dilakukan terhadap semua barang milik dalam kelompok aset tetap. Dalam hal
Aset Tetap yang direnovasi tersebut memenuhi kriteria kapitalisasi dan bukan milik
suatu satker, maka renovasi tersebut dicatat sebagai Aset Tetap Renovasi.

Akun aset tetap Renovasi di BLU LPMUKP terjadi karena 3 hal yaitu:

1) Renovasi aset tetap milik satuan kerja lain dalam suatu K/L (BLU LPMUKP)
Satuan kerja yang melaksanakan renovasi (satker Setjen) tidak mencatatnya
sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait karena kepemilikan aset tetap
tersebut ada pada satuan kerja lain. (keenterian Keuangan RI).

2) Renovasi aset tetap milik satuan kerja K/L lain


Satuan kerja yang melaksanakan renovasi (Satker BLU LPMUKP ) tidak
mencatatnya sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkai tkarena
kepemilikan aset tetap tersebut ada pada satuan kerja K/L lain
Pada poin1) dan 2) apabila renovasi tersebut telah selesai pengerjaannya
sebelum tanggal pelaporan maka akan dibukukan sebagai Aset Tetap Lainnya-
Aset Tetap Renovasi dan disajikan di Neraca sebagai kelompok Aset Tetap.
Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut masih dalam proses
pengerjaan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan
(dari kontraktor kepada satker BLU LPMUKP), maka akan dicatat sebagai
Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP).

3) Renovasi aset tetap milik Instansi pemerintah lainnya (Pemda) dan renovasi aset
tetap milik pihak lain selain pemerintah (Swasta, BUMN/ BUMD, Yayasan, dan
lain-lain).
Satuan kerja yang melaksanakan renovasi (Satker BLU LPMUKP) tidak
mencatatnya sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait karena
kepemilikan aset tetap tersebut ada pada pihak lain.
Apabila renovasi tersebut telah selesai pengerjaannya sebelum tanggal pelaporan
maka akan dibukukan sebagai Aset Tetap Lainnya- Aset Tetap Renovasi dan
disajikan dineraca sebagai kelompok Aset Tetap. Apabila sampai dengan tanggal
pelaporan renovasi tersebut masih dalam proses pengerjaan, atau sudah selesai
pengerjaanya namun belum diserahterimakan (dari kontraktor kepada satker
BPK), maka akan dicatat sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP).
Aset tetap (termasuk Aset Tetap Renovasi) yang dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah tidak memenuhi definisi aktiva tetap dan harus dipindahkan ke pos
aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
Nilai aset tetap hasil penilaian kembali menjadi nilai perolehan baru dan nilai akumulasi
penyusutannya adalah nol. Dalam hal nilai aset tetap hasil revaluasi lebih tinggi dari
nilai buku sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai penambah ekuitas pada
Laporan Keuangan. Namun, apabila nilai aset tetap hasil revaluasi lebih rendah dari
nilai buku sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai pengurang ekuitas pada
Laporan Keuangan.

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional yang disebabkan antara
lain karena aus, ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang
makin berkembang, rusak berat, atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi
ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca
pada saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan di bidang pengelolaan BMN.

Penyajian hasil revaluasi BMN dalam Laporan Neraca (laporan posisi di BMN di
Neraca) disajikan dengan nilai wajar hasil revaluasi tanpa akumulasi penyusutan.
Secara umum akan terdapat tiga jurnal atas transaksi Penilaian Kembali BMN (kecuali
atas tanah) yaitu:

- Jurnal menghapus akumulasi penyusutan (kode 205).


- Jurnal koreksi semu untuk menurunkan nilai perolehan menjadi nilai buku (kode
223).
- Jurnal menyesuaikan nilai buku menjadi nilai hasil revaluasi (kode 205).

C. Penyusutan Aset Tetap


Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap
didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.65/PMK.06/2017 tentang
Penyusutan Barang MilikNegara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat

Penyusutan Aset Tetap dilakukan untuk:


1) Menyajikan nilai Aset Tetap secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset
dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;
2) Mengetahui potensi BMN dengan memperkirakan sisa masa manfaat suatu BMN
yang masih diharapkan dapat diperoleh dalam beberapa tahun kedepan;
3) Memberikan bentuk pendekatan yang lebih sistematis dan logis dalam
menganggarkan belanja pemeliharaan atau belanja modal untuk mengganti atau
menambah Aset Tetap yang sudah dimiliki.

Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:


1) Tanah;
2) Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP);
3) Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam
kondisi rusak berat dan/atau using yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang
untuk dilakukan penghapusan;
4) Asep Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau using yang telah diusulkan kepada
Pengelola Barang atau Pengguna Barang sesuai dengan kewenangannya untuk
dilakukan pemindahtanganan, pemusnahan, atau penghapusan;
5) Asep Tetap Renovasi berupa Tanah;
6) Aset Tetap Renovasi yang tidak menambah Masa Manfaa

Perhitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester
tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan aset tetap dilakukan dengan
menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat
disusutkan dari aset tetap secara merata setiap semester selama masa manfaat. Masa
manfaat aset tetap dilakukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan No.
59/KMK.06/2013 tetang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik
Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum table masa
manfaat adalah sebagai berikut :

Tabel … Taksiran Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 – 20 tahun/years


Gedung dan Bangunan 10 – 50 tahun/years
Jalan, Jaringan, dan Irigasi 5 – 40 tahun/years
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun/years

D. Piutang Jangka Panjang


Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan
direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.

E. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang
jangka panjang. Aset lainnya ini meliputi :
1) Aset Tak Berwujud meliputi software, lisensi, serta Aset Tak Berwujud Lainnya.
Aset Tak Berwujud (ATB) merupakan aset yang dapat diidentifikasikan dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang
atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan
intelektual. Aset Tak Berwujud disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu sebesar
harga perolehan setelah dikurangi amortisasi. Pada Aset Lainnya-Aset Tak
Berwujud dilakukan amortisasi mulai Tahun 2016 sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan No.251/PMK.06/2015 tentang Tata cara Amortisasi Barang
Milik Negara Berupa Aset Tak Berwujud Pada Entitas Pemerintah Pusat.
Amortisasi yang terjadi pada Aset Lainnya-Aset Tak Berwujud yang diperoleh
tahun 2016 menjadi beban amortisasi Aset Lainnya Aset Tak Berwujud yang
bersangkutan. Amortisasi yang terjadi pada Aset Lainnya-Aset Tak Berwujud yang
diperoleh sebelum tahun 2016 dilakukan dengan mengkoreksi nilai Ekuitas tahun
sebelumnya. Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan
metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat
tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi. Masa manfaat Aset Tak Berwujud
ditentukan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan
No.620/KMK.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang
Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat.Secara
Umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Tabel …. Taksiran Masa Manfaat

Software Komputer 4 tahun/years


Franchise 5 tahun/years
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk Desain Industri, Rahasia 10 tahun/years
Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan 20 tahun/years
Varietas Tanaman Semusim
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman 25 tahun/years
Tahunan.
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku 50 tahun/years
Pertunjukan, Hak Ekonomi Prosedur Fonogram.
Hak Cipta atas Ciptaan Gol. I 70 tahun/years

2) Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan
operasional entitas dan disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan.

F. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban
pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang.
1) Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan.Kewajiban jangka pendek dalam pengelolaan keuangan BPK
terdiri dari:
a) Utang kepada Pihak Ketiga berasal dari :
- Belanja yang masih harus dibayar yang terdiri dari Belanja Pegawai,
Belanja Barang, dan Belanja Modal.
- Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya yang merupakan kontra akun dari Kas
Lainnya di Bendahara Pengeluaran.
Kewajiban ini timbul akibat hak atas barang/ jasa telah diterima dan dinikmati
dan/ atau perjanjian komitmen telah dilakukan oleh kementerian
negara/Lembaga/pemerintah,namun sampai akhir periode pelaporan belum
dilakukan
pembayaran/pelunasan/realisasiatashak/perjanjian/komitmentersebut.Khusu
s untuk belanja modal yang masih harus dibayar tidak mempengaruhi beban
laporan operasional,tetapi bersamaan dengan pengakuan belanja modal
yang masih harus dibayar harus diakui adanya aset yang diperoleh. Dengan
demikian apabila terdapat aset yang sudah diperoleh yang belum dibayar
diakui sebagai kewajiban. Pada saat pembayaran belanja yang masih harus
dibayar tahun sebelumnya, dilakukan penyesuaian dengan cara mendebet
akun belanja yang masih harus dibayar dan mengkredit akun beban pada
tanggal yang sama. Dalam hal penyesuaian tidak dapat dilakukan pada
tanggal transaksi, maka harus diperhitungkan pada akhir tahun untuk
menentukan besarnya nilai pada jurnal penyesuaian.
b) Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan bukan pajak yang sudah
diterima di rekening kas Negara tetapi belum menjadi hak pemerintah
sepenuhnya karena masih melekat kewajiban pemerintah untuk memberikan
barang/ jasa di kemudian hari kepada pihak ketiga atau adanya kelebihan
pembayaran oleh pihak ketiga tetapi belum dikembalikan.
c) Uang Muka dari KPPN
Akun Uang Muka dari KPPN merupakan jumlah kas di Bendahara
Pengeluaran yang berasal dari Uang Persediaan (UP) dan Tambahan Uang
Persediaan (TUP) yang digunakan untuk membayar belanja pegawai, belanja
barang, dan belanja modal.
d) Utang Jangka Pendek Lainnya
Utang Jangka Pendek Lainnya merupakan kontra akun Kas Lainnya dan
Setara Kas yang berasal dari pajak yang sudah dipotong oleh Bendahara
Pengeluaran namun belum disetor ke Kas Negara sampai dengan tanggal
Neraca.
e) Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan
untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu
sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi
berlangsung. Sampai saat ini BLU LPMUKP tidak mempunyai Kewajiban
Jangka Panjang.
G. Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Nilai
Ekuitas Awal merupakan Nilai Ekuitas yang berasal dari nilai Ekuitas Akhir Tahun
yang lalu.

Anggaran dan Realisasi Pendapatan

Realisasi anggaran merupakan gambaran terhadap perbandingan antara jumlah pendapatan


yang sah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebagai sumber pendapatan bukan
pajak LPMUKP dikurangi dengan belanja selama tahun anggaran yang berjalan mulai
1 januari 2019 sampai dengan 31 desember 2019. Total pendapatan BLU LPMUKP pada
tahun anggaran 2019 (unaudited per 31 desember 2019) adalah sebesar Rp.1.785.649.043
atau mencapai 100,27 % dari target pendaptan yang diproyeksi sebesar Rp71.594.000.000.
Realisasi Belanja pada Tahun Anggaran 2019 adalah sebesar Rp28.126.197.769 atau
mencapai 33,81% dari alokasi anggaran sebesar Rp83.200.954.000 yang bersumber dari
Rupiah Murni (RM) sebesar Rp.11.606.954.000 dan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) sebesar Rp71.594.000.000. Realisasi Belanja sebesar Rp28.126.197.769 bersumber
dari belanja yang sumber dananya berasal dari Rupiah Murni sebesar Rp8.325.615.522 atau
mencapai 71,72% dari alokasi belanja Rupiah Murni dan belanja yang bersumber dari PNBP
sebesar Rp19.800.582.247 atau mencapai 27,65% dari alokasi belanja PNBP. Secara ringkas
realisasi benlaja pada tahun 2019 dapat dirinci pada tabel….

Tabel ….. Pendapatan BLU LPMUKP 2019


Realisasi Selisih terhadap realisasi
No Uraian Anggaran (Rp)
belanja (Rp) anggaran terhadap pagu (%)
1. PNBP 71.594.000.000 19.800.582.247 52.153.417.753 27.65
2. Rupiah Murni 11.606.954.000 8.325.615.522 3.281.338.478 71.72
Total 83.200.954.000 28.126.197.769 55.434.756.231 33,81

Realisasi pendapatan pada tahun 2019 sebesar Rp71.785.649.043 atau mencapai 100,27%
dari target pendapatan yang diproyeksi sebesar Rp71.594.000.000. Secara rinci dapat
diuraikan pada tabel ……berikut :

Tabel ……
Realisasi
No Uraian pendapatan
pendapatan (Rp)
1. Jasa Giro 22.885.806.147
2. Provisi 2.532.064.500
3. Jasa layanan bunga pinjaman 10.580.038.707
4. Bunga deposito 35.787.739.689
Jumlah 71.785.649.043

Realisasi belanja pada TA 2019 Realisasi sebesar Rp28.126.197.769 atau 33,81% dari pagu
anggaran realisasi belanja mengalami penurunan jika dibandingkan tahun anggaran 2018
yaitu sebesar Rp……….. atau …..% dengan rincian sebagai tabel berikut

Tabel…………
Tahun 2019 Kenaikan/
No Uraian Jenis Belanja Tahun 2018 (Rp)
(RP) penurunan
1. Belaja modal 189.897.250 1.064.728.000
2. Belanja barang dan jasa 3.786.321.847 8.268.441.575
3. Belanja pegawai 14.476.416.984 7.483.203.576
4. Belanja perjalanan 9.146.358.238 8.570.246.685
a. Belanja modal

Realisasi belanja modal tahun 2019 adalah Rp. 199.950.500 ata 21,23% dari
anggaran yang telah dipersiapkan dan ini menurun dibandingkan tahun anggaran
2018 hl ini dikarenakan penyediaan anggaran untuk belanja modal pada tahun 2019
tidak sebesar pada tahun 2018. Belanja modal pada tahun 2019 lebih pada belanja
peratalan dan mesin yang beluam dapat di penuhi pada tahun 2018.

b. Belanja Barang dan Jasa


Realisasi Belanja barang dan jasa pada tahun 2019 mencapai Rp. 3.786.321.847 hal
ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018

Penurunan realisasi belanja tahun 2019 dibandingkan tahun 2018 antara lain disebabkan:
1. Perubahan kebijakan dalam penyaluran pinjaman dana bergulir dengan mengoptimalkan
peran bank mitra melalui pola penyaluran executing.
2. Revisi kegiatan yang mengarah pada optimalisasi penyaluran dengan pola executing.
3. Revisi kerjasama dengan bank mitra yang masih dalam proses penelaahan

Anda mungkin juga menyukai