Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK KOLONIALISME

MASA POLITIK DAN PEMERINTAHAN EKONOMI SOSIAL BUDAYA dan


PEMERINTAHAN PENDIDIKKAN
VOC - Turut campur pemerintahan kerajaan lokal - Aneksasi ( pengambilan Wilayah Nusantara SOSIAL BUDAYA
- Politik devie et impera - Eksploitasi : Tanam paksa , penyerahan wajib,
monopoli perdagangan, penyewaan pajak - Luntunya Feodalisme
DAMPAK : (Raja / Bangsawan – Rakyat )
- Pemerintahan tdk stabil Monopoli - Stratifikasi Sosial
- VOC memegang kendali atas kerajaan lokal - Perdagangan rempah Maluku dan Banten 1. Gol Atas ( Eropa)
- VOC cikal bakal kolonialisme di Indonesia - Monopoli barang Impor 2. Timur Asing ( Tionghoa,
- Banten dan Maluku dikuasai VOC - Contingenten dan Verplichte leverantie Arab, India)
- Pusat kekuasaan VOC : Batavia ( J P Coen) 3. Pribumi
REPUBLIK BATAAF PEMERINTAHAN - Sistem perekonomian modern Tanah raja  Atas : bangsawan
Louis Napoleon - Sentralistik / terpusat menjadi milik pemerintah  Menengah :
mengangkat Daendles - P jawa dibagi dalam 8 karesidenan - Pajak penjualan hasil bumi pedagang, petani
sebagai Gubernur Jendral - Dualisme Pemerintahan ( Eropa – Pribumi) - Pembanganan jalan Anyer – Panarukan  kaya
Hindia Belanda Eropa Pribumi mempercepat transportasi  Rakyat jelata
- - Pertumbuhan penduduk dan
Residen Bupati ( Migrasi ( daerah perkebunan
kabupaten) Patih luar pulau Jawa)
Asisten - Perubahan gaya hidup (
Residen/ Wedana (
makanan, pakaian)
Afdeling distrik)
- Penyebaran agama Nasrani (
Pengawas Asisten Wedana Fransiscus Xaverius)
Kontrolir
Pejabat Desa 1. Arsitektur
 Gaya Indis ( Eropa – Lokal) :
- Jabatan pegawai pemerintah kolonial / binnenland bestuur Gereja santo Yusuf ( Yogya)
 Gaya Napoleon
- Pegawai pemerintah digaji, dilarang menerima upeti dari
rakyat  Gaya Gotik , nasionalisme
Belanda
DAMPAK :
- Bupati bukan jabatan turun temurun 2. Seni Musik
- Pengaruh Bupati merosot  Musik Keroncong (
- Kekuasaan Eropa makin besar Portugis – Lokal)
 Alat musik : pioano, gitar,
BIDANG PERTAHANAN biola
- Jalan Raya Anyer – Panarukan  Kerja Paksa
- Benteng 3. Sastra
- Pangkalan laut Merak , Ujung Kulon  History of Sumatera( w
Marsden)
THOMAS STAMFORD - Menghapus feodalisme, penguasa pribumi sebagai - Landrent / Sewa tanah  History of Java ( Raffles)
RAFFLES ( Inggris) pegawai pemerintah - Pajak Tanah : 2/5 hasil panen / tahun  rakyat  De Atjeher ( SnoukHurgronje)
- Mmemberi kepastian hukum bergantung pada rentenir tionghoa strategi penaklukan Aceh
Gubernur Jendral EIC / - P jawa dibagi menjadi 16 Keresidenan - Tanah raja menjadi milik pemerintah sehingga  Indian Archipelago ( J
Lord Minto menggangkat - Penghapusan Kerja paksa Patron Client ( atasan – bawahan )  menjadi Crawford)
Raffles sebagai gubernur - Sistem pemerintahan tak langsung, Penguasa Pribumi hub komersil  Max Havelaar ( Multatuli /
Hindia Belanda sebagai perantara kebijakan pemerintah - Ekonomi swadaya  ekonomi komersil Douwes Dekker)
- Bupati diangkat sebagai pegawai di bawah Residen memunculkan Politik Etis
Perjanjian Tuntang  Penyerapan kota kata Belanda
Belanda menyerahkan DAMPAK - Portugis
Kekuasaan Hindia - Penguasa pribumi tdk berkuasa atas rakyat
Belanda kepada Inggris PENDIDIKKAN
KOLONIAL BELANDA PAX NEERLANDICA ( Van Heutsz) - Ekonomi liberal ( Open Door Policy) 1. Sekolah Angka Satu / Eerste
- Penyatuan wilayah Hindia Belanda dibawah kekuasaan - Tanam Paksa ( van Den Bosch) dampak School -: kaum priyayi
Belanda negatif ( kekurangan bahan pangan ) & posistif 2. Sekolah angka loro / Tweede
- Wilayah Hindia Belanda Aceh – Papua  cikal bakal NKRI ( mengenal tanaman komersial) School : rakyat  menjadi
- Menaklukkan Aceh yg belumdikuasai s/d abad XX - Penyewaan tanah kepada swasta / Asi ng HIS / sekolah dasar
- Perluasan aktivitas ekonomi : 3. SMP : MULO
Pembentukan Pergerakan Nasional dan Volksraad ( dewan Industri , pertambangan 4. Sekolah menengah atas :
Rakyat ( Gubernur Jend van Limburgstirum) - Sistem Perbankan ( De Javasche Bank – AMS HBS
Batavia) 5. STOVIA : Kedokteran
- Sistem permodalan ( NHM – Bank Perkebunan) 6. OSVIA : sekolah untuk
- Pembangunan transportasi ( kereta Api) menjadi pegawai
- Perkembangan Komunikasi ) layanan pos dan pemerintah
Telegraf) 7. (NIAS) – Sekolah
- kedokteran di Surabaya.
8. Rechts Hoge School –
Sekolah hukum di Batavia
9. De Technische Hoges
School (THS) – di
Bandung

VOC pun memiliki beberapa kebijakan, yaitu:

1. Contingenten: pajak wajib berupa hasil bumi yang langsung dibayarkan ke VOC.

2. Verplichte leverantie: penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC. Kebijakan ini berlaku di daerah jajahan yang tidak secara langsung dikuasai
VOC, misalnya Kesultanan Mataram.

3. Ekstirpasi: menebang kelebihan jumlah tanaman agar produksinya tidak berlebihan sehingga harga dapat dipertahankan.

4. Pelayaran hongi: Pelayaran dengan perahu kora-kora untuk memantau penanaman dan perdagangan rempah-rempah oleh petani.

5 Preangerstelsel merupakan kewajiban bagi rakyat priangan untuk menanam kopi

6 Devide et impera merupakan politik pecah belah atau adu domba

7 Recognitie penningen merupakan imbalan kepada raja atas jasa-jasa yang diberikan.

SUMPAH PEMUDA
A. Latar Belakang

Latar Belakang
• Politik Etis ( Migrasi , Edukasi, Irigasi)
• Tokoh : Douwes Dekker ( Max Havelaar), Deventer
• Perkembangan media massa ( surat kabar )
• Tonggak Kebangkitan Nasional ( Organisasi Pergerakkan
Nasional

Nama Organisasi TGL BERDIRI PENDIRI TUJUAN


Budi Utomo (BU 20-Mei-1908 Para mahasiswa Bidang Pendidikkan dan Kongres I
STOVIA di Batavia Kebudayaan 1. Ruang Lingkup : P . Jawa
atas ide dr. Wahidin ( Awal ) 2. Ario Tirtokusumo : pimpinan
Sudirohusodo 3. Yogyakarta : Pusat organisasi
4. Bidang Pendidikkan dan Kebudayaan
Ketua : Sutomo 5. Slogan : Kemajuan secara serasi

1920  meluas menjadi organisasi Nasional


Bidang ditambah : Politik

Sarekat Islam 16-Okt-1905 Haji Oemar Said Serikat pedagang Islam SI PUTIH SI MERAH
Tjokroaminoto untuk bersaing dengan Pusat Yogya Semarang
pedagang Tionghoa Tokoh HOS Tjokroaminoto Semaun
Landasan Agama , Kebangsaan Komunis
Ekonomi Nasionalis Dogmatis
Indische Partij (IP 25-Des-1912 3 SERANGKAI : Menyatukan semua  Penerbitan Surat Kabar De Expres
E.F.E. Douwes Dekker golongan masyarakat (  Majalah Het Tijdshrift
Tjipto Mangunkusumo Bumiputera, Tionghoa) 11 Maret 1913  dinyatakan sebagai organisasi terlarang
Ki Hadjar Dewantara 3 Serangkai diasingkan
Perhimpunan 25-Okt-1908 Didirikan mahasiswa di
Indonesia (PI) Belanda

Asal : Indische
Vereeniging

Kapan
Nama Pendiri an Tujuan Sifat Keterangan
Didirikan
Organisasi
Dr. Wahidin Mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun Didirikan
Budi Utomo (BU) 20-Mei-08 Sudiro hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Kooperatif Oleh Dr.
Husodo Jawa Wahidin
Sudiro
Husodo
Sutomo
Untuk menghimpun para pedagang pribumi
Haji
Muslim agar dapat Did
Serikat Islam (SI) 16-Okt-05 Samanhu Nonkooperatif
bersaing dengan pedagang-pedagang besar irika
di Haji
Tionghoa n di
Oemar
Sura
Said
Tjokroam karta
inoto
E.F.E. Douwes Membangun rasa cinta tanah air serta
Indische Partij 25-Des-12 Dekker Tjipto memajukan tanah air untuk menyiapkan Kooperatif Didirikan di
(IP) Mangunkusum kemerdekaan Bandung
o Ki Hadjar
Dewantara
Mencapai Indonesia merdeka dengan
Partai menjalankan politik nonkooperasi terhadap Dibubarkan
30-Apr-31 Sartono Nonkooperatif
Indonesia pemerintahan Belanda Tahun
(Partindo) 1937
Menyebarkan paham komunis dan menentang
Partai
secara radikal imperialisme dan kolonialisme yang Didirikan
Komunis Des-20 Semaun Nonkooperatif
menyatu dengan kapitalisme Oleh Semaun
Indonesia
dan Darsono
(PKI)
Perhimpunan Sultan Menentang imperialisme dan
25-Okt-08 Nonkooperatif Didirikan di
Indonesia (PI) Kasayan kolonialisme di Indonesia
Belanda
gan &
Notosuro
to

Anda mungkin juga menyukai