Anda di halaman 1dari 21

Pengertian Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Penduduk ialah suatu perubahan populasi sewaktu-waktu, dan bisa dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi memakai “per waktu unit”
untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu
mengarah pada manusia, dan sering dipakai secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan dipakai untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

Faktor Yang mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk

1. Kelahiran

Kelahiran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, Antara lain menikah di usia muda
dan tidak melaksanan program keluarga berencana yang mengakibatkan meningkatnya angka
kelaharian. Kedua yang menghambat kelahiran itu kerena memakai program keluarga berencana.

2. Kematian

Kematian juga bisa di pengaruhi beberapa faktor yakni pendukung dan penghambat,Pendukung,
faktor pendukung yang mengakibatkan angka kematian antara lain , tidak menjaga kesehatan,
kurang sarana kesehatan di wiliyah tersebut seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Apotik,
kemiskinan yang berlebihan yang mengakibatkan kurangnya asupan gizi,wilayah perperangan,
bencana alam, pola makan tidak teratur dan wabah penyakit.

Penghambat, Dan Faktor Yang menghambat kematian antara lain yaitu menjaga kesehatan, pola
makan yang teratus, makan yang bergizi, sedikitnya angka kemiskinan, sarana kesehatan yang
lengkap.

3.Penduduk Yang Datang,


Penduduk yang datang dapat saja orang yang dari luar wilayah datang ke wilayah kita yang
bertujuan untuk menetap, belajar, atau bekerja, hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya
jumlah penduduk.

4.Penduduk Yang Pergi

Penduduk yang pergi dapat saja orang di suatu wilayah datang ke wilayah lain yang bertujuan
untuk menetap, belajar, atau bekerja, dalam jumlah yang banyak, seperti menjadi TKI, hal ini
dapat mengakibatkan menurunnya jumlah penduduk.

Macam-Macam Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk bisa dibedakan menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut :

Pertumbuhan penduduk alami (Natural Population Increase)

Pertumbuhan penduduk alami ialah pertumbuhan penduduk yang didapat dari selisih jumlah
kelahiran dengan jumlah kematian.

Hal ini bisa dihitung dengan rumus:

T=L–M

Keterangan

T = jumlah pertumbuhan penduduk per tahun

L = jumlah kelahiran per tahun


M = jumlah kematian per tahun

2. Pertumbuhan penduduk migrasi

Pertumbuhan penduduk migrasi yaitu pertumbuhan penduduk yang didapat dari selisih jumlah
migrasi masuk (imigrasi) dan jumlah migrasi keluar (emigrasi).

Hal ini bisa dihitung dengan rumus:

T=I–E

Keterangan

T = jumlah pertumbuhan penduduk per tahun

I = jumlah migrasi masuk per tahun

E = jumlah migrasi keluar per tahun

3. Pertumbuhan penduduk total (Total Population Growth)

Pertumbuhan penduduk total ialah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah
kelahiran dengan jumlah kematian ditambah dengan selisih jumlah imigrasi dengan jumlah
emigrasi.

Hal ini bisa dihitung dengan rumus:


T = (L – M) + ( I – E)

Keterangan:

T = Pertumbuhan penduduk per tahun

L = Jumlah kelahiran per tahun

M = Jumlah kematian per tahun

I = Jumlah imigran (penduduk yang masuk ke suatu negara/wilayah untuk menetap) per tahun

E = Jumlah emigran (penduduk yang meninggalkan/pindah ke wilayah/negara lain) per tahun

Itulah ulasan tentang Pertumbuhan Penduduk : Pengertian, Faktor, Dan Macam Beserta
Rumusnya Secara Lengkap Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan
terimakasih.

Itulah ulasan tentang Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan
terimakasih.

NOMORR 3

KOMPOSISI PENDUDUK
Pengertian komposisi penduduk

Komposisi penduduk adalah penggolongan

penduduk berdasarkan kriteria tertentu.

Misalnya : penduduk desa dapat digolongkan

berdasarkan tingkat ekonomi, tingkat

pendidikan, jenis kelamin dsb. Komposisi

penduduk dalam arti demografi adalah

komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin. Kedua variabel ini sangat

mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa

yang akan datang. Komposisi penduduk

menurut umur dan jenis kelamin merupakan

yang terpenting. Komposisi menurut umur dan

jenis kelamin ini sangat penting bagi

pemerintah sebuah negara untuk menentukan

kebijakan kependudukan mereka untuk

beberapa tahun ke depan. Komposisi penduduk

dan jenis kelamin bagi suatu masyarakat

penting baik dalam kerangka biologis, ekonomi,

maupun sosial. Misalnya penting dalam dalam

kaitannya dengan angka – angka kelahiran,

kematian, rasio beban tanggungan, dan jumlah

penduduk usia sekolah.

Contoh:

Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 –12


tahun maka pemerintah dapat memperkirakan

berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus

disediakan mengingat usia tersebut adalah usia

sekolah dasar

Macam-macam komposisi penduduk

1. Berdasarkan aspek biologis

Misalnya : penduduk di suatu desa digolongkan

berdasarkan umur dan jenis kelamin.

Komposisi penduduk berdasarkan umur dan

jenis kelamin.

Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3

yaitu:

– Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia

belum produktif.

– Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/

usia kerja/usia produktif.

– Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/

usia tak produktif/usia jompo

Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas,

maka struktur (susunan) penduduk negara-

negara di dunia dibagi 3 yaitu:

– Struktur penduduk muda : bila suatu negara

atau wilayah sebagian besar penduduk usia

muda.

– Struktur penduduk dewasa : bila suatu negara


sebagian besar penduduk berusia dewasa.

– Struktur penduduk tua : bila suatu negara

sebagian besar terdiri penduduk berusia tua.

2. Berdasarkan aspek sosial

Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan

tingkat pendidikan dan status perkawinan.

Komposisi penduduk menurut pendidikan

Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan

yang telah ditamatkan penduduk dapat

dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA,

dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini

dapat digunakan untuk menentukan besarnya

tingkat pendidikan penduduk.

3. Berdasarkan aspek ekonomis

Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan

jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.

Komposisi penduduk menurut pekerjaan

Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan

pekerjaan yang dilakukan oleh tiap tiap orang.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain

pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh,

pedagang, petani, pengusaha dan sopir.

4. Berdasarkan aspek geografis

Misalnya : penduduk di golongkan berdasarkan

lokasi tempat tinggal.


Komposisi penduduk menurut tempat tinggal

Tempat tinggal yang sering digunakan dalam

komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk

di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris

seperti Indonesia adalah sebagian besar

penduduk tinggal di desa.

Pengertian komposisi penduduk

Komposisi pendudk adalah penglompokan penduduk pada suatu wulayah dengan menggunakan
dasar kriteria tertentu. Pada dasarnya semua data penduduk yang dapat dikuantitaskan bisa
dibuat pengelompokannya. Data yang telah dikelompikkan itu dapat disajikan kebali dalam
bentuk visual menggunakan diagram, peta atau table.

Dapa kependudukan yang ditampilkan dalam sebuah komposisi penduduk inisangat besar
manfaatnya. Sebab siapa saja yang memerlukan data kependudukan dapat dengan mudah
melihatnya. Komposisi penduduk dengan segala variabel pengelompokanya akan memberikan
kemudahan bagi para penggunanya dalam melihat naik atau turnya suatu data demografi

Menentukan komposisi penduduk

Komposisi penduduk yang akan kita buat tentu harus berdasarkan kriteria yang jelas, apabila
tidak, data yang ditampilkan akan kehhilangan mkna. Berdasarkan kriteria yang dapat digunakan
untuk menentukan komposisi penduduk itu paling tidak ada tiga macam diantaranya yaitu

Komposisi biologis

Komposisi penduduk biologi ialah pengelompokan penduduk yang berdasrkan jenis kelamin dan
juga usia. Berdasarkan jenis kelamin berarti melihat penduduk dari jumlah penduduk laki-laki
dan juga perempuan. Sedangkan berdasarkan usia, berarti mengelompikkan penduduk
berdasarkan rentang usia tertentu, misalkan per dua tahun, perlima tahun dan juga seterusnya.
Komposisi penduduk geografis

Komposisi penduduk geografis artinya susunan penduduk berdasarkan area termpat tingggalnya.
Perbedaan area tempat tinggal ini biasanya dilihat dari garis batas teritoralnya. Seprti garis batas
desa, kocamatan, kabupaten. Kota, provinsi atau antarnegara.

Komposisi penduduk menurut social

Komposisi penduduk dari sisi social mempunyai karakter yang cukup luas, diantaranya ialahh
dilihat dari tingkat pendidikan, strarta ekonomi, agama, status perkawinan, dan masih banyak
lagi.

Tingkat pendidikan

Dilihat dari tingkat pendidikan, kita akan dapat membuat pengelompokan penduduk berdasarkan
jenjang pendidikan yang dialami oleh setiap penduduk di srea tertentu, shingga nanti akan
terbentuk pengelompokan penduduk yang teridi dari

tidak sekolah sama sekali

hanya tamad SD

tidak tamat SD

tidak tamat SMP

lulusan SMP

tidak taman SMA

lulusan SMA

lulusan perguruan tinggi berdasarkan strarta tertentu

strarta ekonomi

berdasaran strata ekonomi, kita bisa membua pengelompokan berdasarkan dua karakteristik,
diantaranya yaitu
jenis mata pencahariah

jenis mata pencaharian penduduk yang beraneka ragam bisa kita buat pengelompokan nya,
sehinga kita bisa mengetahui aktivitas kehidpa penduduk secara keseluruhan. Perngaruh dari
mata pencaharian yang mereka miliki ilah tingkat kemakmmurannya, semakin bagus jenis mata
pencaharian, semakin besar pula kemungkinan tingkat kemakmuran yang bisa mereka raih.

Tingakat pendapatan

Tingkat pendapatan yang diraih ialah cerminan dari jjenis mata pencaharian penduduk. Jumlah
pendapatan penduduk ini menjadi salah satu indikasi tinngkat besaran tertentu sesuai denngan
kebutuahan.

Status perkawinan

Penduduk dapaat dibuat pengelompokannya berdasarkan status perkawinan, yaitu apakan sudah
kawin atau kah belum kawin. Dari angka perkawinan itu bisa diprediksi jumlah kelahiran pada
waktu-waktu tertentu. Dengan kata lain, semakin tinggi angka kelahiran maka akan semakin
besaar peluang daerah tersebut mempunyai jumlah penduduk yang besar.

Fasilitas social yang sangat mendesak guna kebutuhan penduduk diantaranya ialah bagun
sekolah, sarana transporasi dan juga area permukiman. Apabila ketiga fasilitas social tersebut
kurang memadai atau bahkan tidak dapat menampung populasi yang ada, maka akibatnya sangat
fatal, misalkan akan bertambahnya angka usia putus sekolah, area permukiman dan juga sarana
transportasi. Apabila ketiga fasilias social tersebut kurang memadai atau bahkan tidak dapa
menampung populasi yang ada, maka akibatnya fatal, misalkan akan bertambahnya angka usia
putus sekolah, terciptanya pemukimam kumuh apabila di kota kurang tersedia fasilitas
perukiman yang terjangkau oleh kalangan ekonomi bawah dan sebagainya.

Agama

Penduduk yang pluralistic seperti di Indonesia, tentu akan memiliki ciri pemeluk agama yang
beranekaragam. Dengan melihat jenis agama yang dieluk dan jumlah angka pemeluknya, maka
pengelompokan penduduk akan memberikan kejelasan agama apa yang paling banyak dianut.
demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai √Komposisi Penduduk : Pengertian,
Macam , Tingkat Pendidikan dan Cara Menentukannnya, semoga artikel ini dapat menambah
wawasan anda semuanya.

NOMORR 4

Pengertian fertilitas,mortalitas dan migrasi

11 November 2014

Pengertian Fertilitas (kelahiran)

Fertilitas merupakan kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk (actual


reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau
sekelompok perempuan.

Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan
menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu
dikandung.

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang
wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang
lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi
merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya
berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk
sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi
manusia.

Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari
rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak,
bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah anak
yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka
disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu
peristiwa kelahiran.

Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi
dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas
atau infertilitas fisiologis.

Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi dari wanita yang tergolong subur
dan tidak subur belum tersedia. Ada petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat
dikatakan semua wanita kawin dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/ pasangan
untuk mempunyai anak, hanya sekiat satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani
perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita dikatakan subur jika
wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit seorang bayi.

Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas (kematian)


karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.
Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri),
sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang yang
meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai
resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak, tidak
berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.

Pengaruh Fertilitas

Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah factor yang dapat mempengaruhi fertilitas
yang dibedakan atas factor-faktor demografi dan factor-faktor non demografi. Factor-faktor
demografi antara lain: struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama,
keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin. Factor-faktor non demografi
antaranya keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi
dan industrialisasi. Factor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung ataupun tidak
langsung terhadap fertilitas.

Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagus Mantra,1985) memperinci pengaruh factor social
melalui 11 “variable antara” yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Variable-variabel yang mempengaruhi hubungan kelamin

2. Umur memulai hubungan kelamin (kawin)

3. Selibat permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah adakan hubungan kelamin

4. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena perceraian, perpisahan atau ditinggal pergi
oleh suami dan suami meninggal.

5. Abstinensi sukarela

6. Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak dapat
dihindari.

7. Frekuensi hubungan seks.

1. Variable-variabel yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi

7. Keperidian dan kemandulan (fekunditas dan infekunditas).


8. Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.

9. Kesuburan atau kemandulan yang disengaja (sterilitas)

1. Variable-variabel yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat

1. Kematian janin oleh factor-faktor yang tidak dissengaja

2. Kematian janin oleh factor-faktor yang disengaja

1. Pengertian Mortalitas (kematian)

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada
suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan
pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5
berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan
morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu
tertentu.

Statistik sepuluh Negara dengan angka mortalitas tertinggi di dunia :

1. Angola 192.50

2. Afganistan 165.96

3. Sierra Leone 145.24

4. Mozambik 137.08

5. Liberia 295.00

6. Niger 122.66

7. Somalia 118.52

8. Mali 117.99

9. Tajikistan 112.10

10. Guinea-Bissau 108.72

(Sumber : Wikipedia.com)
Pengaruh Mortalitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:

 Faktor langsung (faktor dari dalam)

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Penyakit

4. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri

2) Faktor tidak langsung (faktor dari luar)

1. Tekanan, baik psikis maupun fisik,

2. Kedudukan dalam perkawinan

3. Kedudukan sosial-ekonomi,

4. Tingkat pendidikan,

5. Pekerjaan,

6. Beban anak yang dilahirkan,

7. Tempat tinggal dan lingkungan,

8. Tingkat pencemaran lingkungan,

9. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,

10. Politik dan bencana alam.

1. Pengertian Migrasi (Perpindahan)

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan
penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang
merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen
(sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas
penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas
administrasi dengan tujuan untuk menetap.

Jenis-jenis Migrasi

Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut,
migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :

1. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.
Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :

2. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.

3. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigran.

4. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.

1. Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain pada Negara
tersebut. dibagi menjadi empat , yaitu :

Urbanisasi => Dari Desa ke Kota

Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau

Ruralisasi => Dari Kota ke Desa

Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman

Pengaruh Migrasi

Pada dasarnya faktor-faktor orang yang melakukan migrasi dibagi menjadi dua, yaitu faktor
pendorong dan faktor penarik.

1. contoh faktor pendorong:

 Berkurangnya lapangan pekerjaaan di tempat asal

 Bencan alam seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus dll

 Adanya wabah penyakit berbahaya

 Makin berkurangnya sumber-sumber alam ditempat asal


 Adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama atau suku di daerah asal

 Alasan perkawinan atau pekerjaan yang mengharuskan pindah dari daerah asal

2. Contoh faktor penarik:

 Adanya rasa kecocokan di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan
pekerjaan yang cocok

 Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik

 Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi

 Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang dianaggap menyenangkan misalnya iklim,
perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas umum lainnya

 Banyak terdapat tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi
penduduk-penduduk pedesaan atau kota kecil

NOMORR 5

jelaskan pengertian mobilitas penduduk ?

Pada masa kini perbedaan yang tersedia di suatu daerah dengan daerah lain mendorong
penduduk untuk melakukan mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk merupakan perpindahan
penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya yang bersifat sementara maupun permanen. Tujuan
penduduk melakukan perpindahan sangat beragam. Alasan-alasan penduduk melakukan
perpindahan diantaranya:

Penduduk ingin mempunyai kehidupan yang lebih baik lagi dari di tempat asal penduduk.

Stress yang terjadi pada penduduk akibat rutinitas, sosial, ekonomi maupun psikologis di tempat
sebelumnya.

Adanya kesamaan kefaedahan nilai-nilai dimasyarakat, maka penduduk melakukan mobilitas.

Dalam mobilitas penduduk memiliki dua jenis mobilitas, yaitu mobilitas vertical dan mobilitas
horizontal. Berikut merupakan penjelasan singkat dari jenis-jenis mobilitas tersebut:
Mobilitas vertical adalah gerakan atau perpindahan penduduk dalam usaha perubahan status
sosial. Contohnya, seorang petani berubah pekerjaan menjadi pedagang.

Mobilitas horizontal adalah gerakan atau perpindahan penduduk yang melintas batas wilayah
tertentu dalam periode waktu tertentu. Dalam mobilitas horizontal ini dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:

Mobilitas permanen adalah perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dengan
tujuan untuk menetap di wilayah yang dituju. Mobilitas permanen atau yang dikenal dengan
migrasi, dibagi menjadi dua, yaitu migrasi internasional dan migrasi nasional. Contohnya adalah
emigrasi, imigrasi, transmigrasi dan urbanisasi.

Mobilitas sementara adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain bukan
bertujuan untuk menetap di tempat tujuan. Hal yang menyebabkan mobilitas sementara ini
terjadi diantaranya karena factor sentrifungal dan sentripetal, kesempatan kerja di sector
informal, dan perbaikan sarana transportasi. contohnya, pulang kampung, berdagang di daerah
tujuan.

Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka
melakukan mobilitas untuk memperoleh sesuatu yang tidak tersedia di daerah asalnya. Alasan
tersebut sangat beragam tetapi umumnya karena alasan ekonomi. Perbedaan karakteristik ruang
dan sumber daya yang dimiliki pada berbagai wilayah di Indonesia mendorong penduduk untuk
melakukan mobilitas penduduk. Pergerakan tersebut mencakup pula pergerakan sumber daya
berupa barang atau komoditas antar ruang.

Mobilitas penduduk ada yang bersifat sementara dan ada pula yang bersifat permanen. Mobilitas
penduduk yang sifatnya sementara disebut mobilitas penduduk non permanen. Pada dasarnya
penduduk yang melakukan mobilitas dari wailayah satu ke wilayah lainnya bertujuan untuk
menetap di wilayah yang dikunjunginya. Ada kalanya mereka berpindah untuk sementara waktu
baik dalam waktu harian, mingguan, bulanan, atau mungkin lebih lama lagi. Mobilitas penduduk
semacam ini disebut mobilitas penduduk non permanen.

Berdasarkan lamanya waktu di tempat tujuan mobilitas penduduk non permanen dibedakan
menjadi komutasi dan sirkulasi.

a. Komutasi
Komutasi adalah perpindahan penduduk yang sifatnya sementara pada hari yang sama. Bentuk
mobilitas penduduk ini dikenal juga dengan istilah nglaju atau ulang-alik atau pergi-pulang.
Orang yang melakukan komutasi disebut komuter atau penglaju. Biasanya pada pagi hari banyak
penduduk yang tinggal di daerah pinggiran kota melakukan mobilitas ke pusat kota untuk
bekerja. Pada sore atau malam hari, penduduk tersebut pulang. Pada mobilitas komutasi tanpa
menginap di tempat yang dituju atau dengan kata lain waktu yang digunakan kurang dari 24 jam.

Pagi hari mereka berangkat ke tempat yang dituju dan pada sore atau malam hari, mereka pulang
kembali ke rumah masing-masing. Sebagai contoh banyak penduduk dari daerah sekitar Jakarta
tinggal di wilayah sekitar Jakarta seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.Pada pagi hari
penduduk dari wilayah sekitar Jakarta berangkat bekerja ke Jakarta dan sore atau malam harinya
mereka kembali.

b. Sirkulasi

Sirkulasi adalah mobilitas penduduk sementara ada juga yang melakukannya dengan menginap
di tempat tujuan atau sering disebut mobilitas non permanen musiman. Orang yang melakukan
sirkulasi disebut sirkuler. Waktu yang dibutuhkan untuk sirkulasi berbeda-beda, ada yang hanya
beberapa hari, dan ada yang memakan waktu lama.

Mereka tidak pulang pada hari yang sama tetapi harus menginap di tempat tujuan. Hal ini
dilakukan umumnya karena jauhnya jarak untuk pulang ke daerah asalnya dan atau untuk
menghemat biaya perjalanan dan sejumlah alasan lainnya. Banyak penduduk desa yang bekerja
di kota tidak kembali pada hari yang sama tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.

c. Migrasi Penduduk

Migrasi Penduduk dapat dibedakan menjadi migrasi internal dan internasional. Migrasi internal
adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam satu negara. Migrasi
internasional adalah perpindahan penduduk antar negara. Migrasi internal yang terjadi di
Indonesia dapat dibedakan menjadi urbanisasi dan transmigrasi.

1) Urbanisasi atau Migrasi penduduk desa-kota


Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi terjadi ketika ada
ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota. Akibatnya penduduk desa banyak yang
tertarik untuk pindah ke kota dengan sejumlah fasilitas yang ditawarkannya.

Sebagai bentuk interaksi kota dan desa urbanisasi dipengaruhi oleh dua faktor utama. Urbanisasi
dapat terjadi karena adanya dua faktor utama yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor
pendorong dan penarik urbanisasi adalah sebagai berikut.

Urbanisasi

Faktor Pendorong Faktor Penarik

Makin sempitnya lahan pertanian di pedesaan karena semakin banyaknya penduduk dan
permukimannya.

Makin kecilnya luas pemilikan lahan pertanian, sehingga hasil pertaniannya tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidup penduduk.

Upah kerja di desa yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan di kota.

Meningkatnya jumlah tenaga kerja di pedesaan sementara lapangan kerja hanya terbatas pada
bidang pertanian yang semakin sempit luasnya.

Adanya harapan penduduk desa untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Fasilitas sosial seperti lembaga pendidikan, tempat hiburan, rumah sakit, dan fasilitas lainnya
jarang atau tidak ditemukan di desa.

Lapangan kerja di kota jauh lebih beragam dibandingkan dengan di desa yang umumnya hanya
pertanian.

Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai.

Tersedianya fasilitas hiburan, olah raga, kesehatan dan rekreasi yang beragam.

Tersedianya fasilitas transportasi dan komunikasi yang memadai di perkotaan.

Urbanisasi membawa dampak positif dan dampak negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan
maupun bagi kota yang menjadi tujuannya. Dampak positif dan negatif urbanisasi adalah sebagai
berikut.

Urbanisasi

Dampak Positif Dampak Negatif


Terpenuhinya kebutuhan akan tenaga kerja di kota.

Meningkatkan taraf kehidupan penduduk desa karena sebagian pendapatannya kembali ke desa.

Mengurangi pengangguran di desa karena sebagian penduduknya bekerja di kota.

Semakin berkembangnya aktivitas perekonomian di kota karena banyak penduduk desa yang
membuka usaha di kota.

Berkurangnya tenaga kerja di desa yang masih produktif dan mau bekerja dalam bidang
pertanian

Berkurangnya tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi di desa

Aktivitas pertanian cenderung kurang berkembang karena kurangnya tenaga kerja muda yang
masih produktif dan berpendidikan.

Banyaknya tindak kejahatan di perkotaan

Meningkatnya pengangguran di kota karena sebagian urbanisan kesulitan memperoleh pekerjaan


di kota

Berkembangnya permukiman kumuh di kota

Munculnya masalah kemacetan karena makin banyaknya orang yang malakukan mobilitas

Munculnya masalah lingkungan seperti masalah sampah karena sebagian penduduk yang pindah
ke kota belum bisa menyesuaikan diri dengan cara hidup di kota.

2) Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang kurang padat.
Orang yang melakukan transmigrasi disebut transmigran. Transmigrasi adalah bentuk migrasi
penduduk yang khas Indonesia. Di Indonesia transmigrasi dilakukan oleh pemerintah karena
makin besarnya jumlah penduduk di wilayah tertentu, khususnya di Pulau Jawa dan Bali.
Sementara itu, penduduk di luar Jawa masih sedikit dan lahannya masih sangat luas.

Program transmigrasi di Indonesia dimulai sejak pemerintah Indonesia memindahkan warga


masyarakat Sukadana Kecamatan Bagelen ke Lampung pada tanggal 12 Desember 1950.
Sebelumnya sejak tahun 1905 telah terjadi perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke daerah
lainnya di luar Jawa. Pada saat itu, pemindahan penduduk dilakukan oleh Belanda dengan istilah
kolonisasi. Tujuannya adalah untuk dipekerjakan sebagai tenaga kerja perkebunan dan
pertambangan.
Daerah asal transmigrasi terdiri atas Jawa Barat (Bogor, Purwakarta dan Sukabumi), Jawa
Tengah (Surakarta), Jawa Timur (Bondowoso, Pasuruan, Situbondo dan Sampang), Yogyakarta,
dan Lampung (Pasawaran dan Lampung Utara). Daerah tujuan transmigrasi diantaranya Sumatra
Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Selatan, Maluku Utara dan Maluku.

peta transmigrasi

Tujuan utama diadakannya transmigrasi di Indonesia antara lain sebagai berikut.

Pemerataan pembangunan dan persebaran penduduk.

Pemerataan pemerolehan pendapatan yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan


penduduk.

Peningkatan produksi yang mengolah sumber daya alam yang tersedia di daerah yang baru.

Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Meningkatkan pertahanan dan keamanan.

Di Indonesia saat ini dikenal lima jenis transmigrasi yaitu:

Transmigrasi umum: transmigrasi yang seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah pusat.

Transmigrasi spontan/swakarsa: transmigrasi yang biayanya ditanggung oleh sendiri.

Transmigrasi sektoral/khusus: transmigrasi yang biayanya ditanggung oleh pemerintah daerah


asal dan pemerintah daerah tujuan.

Transmigrasi lokal: transmigrasi yang dilakukan dalam provinsi yang sama.

Transmigrasi bedol desa: transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh masyarakat dan perangkat
desanya.

Anda mungkin juga menyukai