Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR RISIKO ABORTUS

a. Riwayat graviditas < 1 atau > 3


Abortus pada primigravida terjadi karena ibu belum pernah memiliki
pengalaman dalam kehamilan sehingga hanya memilah dan mengikuti saran dari
anggota keluarga lain atau tetangga dan meningkatkan risiko abortus karena kurangnya
pengetahuan yang memadai tentang kehamilan.
Abortus pada multi gravida disebabkan karena kemunduran fungsi keadaan
endometrium di daerah korpus uteri. Berkurangnya vaskularisasi juga menjadi faktor
risiko karena menyebabkan daerah tersebut menjadi tidak subur lagi dan tidak siap
menerima hasil konsepsi. Akhirnya hasil konsepsi tidak dapat berimplantasi secara
maksimal yang mengakibatkan kematian atau lepasnya sebagian atau seluruh hasil
konsepsi.
b. Jarak kehamilan yang terlalu singkat atau terlalu lama
Ibu dengan jarak kehamilan < 6 atau > 48 bulan memiliki risiko abortus 4 kali
lebih besar dibandingkan ibu dengan jarak kehamilan 6 – 48 bulan. Ketika jarak
kehamilan terlalu dekat, bentuk organ dan fungsi organ reproduksi belum kembali
dengan sempurna sehingga belum siap menyokong kehidupan bayi. Jarak kehamilan
yang terlalu jauh berhubungan dengan penurunan fungsi organ reproduksi karena usia
ibu yang semakin tua. Jarak kehamilan agar organ reproduksi berfungsi dengan baik
minimal 24 bulan.
c. Usia ibu terlalu muda (<20 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun)
Ibu yang hamil pada usia <20 atau >35 tahun memiliki risiko 3 kali lebih besar
dibandingkan ibu dengan kehamilan pada usia 20-30 tahun.
Kehamilan pada usia < 20 tahun secara biologis alat reproduksi belum berfungsi
dengan sempurna dan belum siap untuk menerima hasil konsepsi. Ditambah lagi
ekuatan otot perineum dan otot-otot perut belum bekerja secara optimal.
Pada kehamilan di usia ≥35 tahun, fungsi tubuh sudah mengalami penurunan.
Tingginya umur ibu menyebabkan produksi progesteron yang tidak adekuat sehingga
tidak mampu mempertahankan implantasi
d. Riwayat abortus
Riwayat abortus seringkali berhubungan dengan tindakan kuretase. Komplikasi
dari tindakan tersebut adalah perubahan permeabiliitas otot dinding rahim yang akan
mempengaruhi kemampuan desidua basalis untuk menerima implantasi embrio pada
kehamilan selanjutnya. Akibatnya, risiko terjadi inkompetensi serviks semakin besar
sehingga tidak mampu mempertahankan kehamilan.
e. Riwayat paparan asap rokok
Risiko abortus spontan pada ibu yang terpapar asap rokok >120 menit per hari
adalah 2 kali lebih besar dibandingkan ibu yang terpapar asap rokok <120 menit per
hari.
Bahan kimia yang dikeluarkan asap rokok jika terhisap akan berpengaruh kepada
kehamilan, mempengaruhi plasenta dan pertumbuhan janin serta bisa terjadi hipoksia
pada janin.
f. Usia menikah yang terlalu dini (<20 tahun) atau terlalu tua (>30 tahun)
Hal ini menunjukkan bahwa risiko abortus spontan pada ibu usia menikah < 20 atau > 30
tahun adalah adalah 4 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan usia menikah 20 – 30
tahun.Usia yang aman untuk menikah adalah 20 – 29 tahun.
Apabila tidak menikah terlalu dini, maka perempuan memiliki lahir batin yang lebih
matang untuk menikah, kehamilan dan melahirkan sehingga angka kematian ibu dan
bayi dapat menurun.
SUMBER:
Purwaningrum, Elisa D. Fibriana, Arulita I. Epidemiologi dan Biostatistika, Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. 2017.
Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan. Higeia Journal of Public Health Research and
Development
g. Kelelahan
Kelelahan sering disertai stres berat dan perubahan emosi. Wanita yang merasa
tertekan atau cemas dikarenakan stres emosional memiliki risiko terkenal abortus
karena stres mengganggu keseimbangan kerja zat oksidatif dan antioksidatif. Hal itu
mengganggu keseimbangan apoptosis dan proliferasi sel plasenta yang akan
menyebabkan abortus.
SUMBER
Hu, Xiaobin, et al. Lanzhou University. 2018. Reproductive Factors and Risk of
Spontaneous Abortion in the Jinchang Cohort. International Journal of Environmental
Research and Public Health MDPI. Int. J. Environ. Res. Public Health 2018, 15, 2444;
DOI:10.3390/ijerph15112444

KOMPLIKASI ABORTUS

a. Pendarahan
b. Sepsis
c. Peritonitis
d. Deep vein thrombosis
e. Kematian

SUMBER

Karima R. Sajadi-Ernazarova; Christopher L. Martinez. Drexel University College of Medicine.


2019. Abortion Complications. NCBI Bookshelf

f. Konsepsi masih tertinggal


g. Cedera usus dan kandung kemih
h. Laserasi serviks
i. Disseminated intravascular coagulation (DIC)

SUMBER

Gaufberg, Slava V MD. American College of Emergency Physicians. 2016. Abortion


Complications. Medscape Journal

Anda mungkin juga menyukai