Notonegoro lahir pada tanggal 27 Desember 1973. Beliau berwangsa Hamengkubuwono dari
pasangan Kolonel Kavaleri Sigim Mahmud dan Raden Ayu Nusye Retnowati.Prof.
Notonegoro dikenal sebagai filsuf terkemuka yang mengutamakan Pancasila sebagai
karakter khusus filsafat Indonesia. di ranah filsafat nasional, sumbangan pemikiran ilmiahnya
mengenai tempat dan kedudukan Pancasila di dalam ketatanegaraan Indonesia
menjadikannya salah satu filsuf penting di dalam sejarah Bangsa Indonesia.
Isi arti Kefilsafatan Pancasila pertama yang dirumuskan oleh Notonagoro yaitu,
Ketuhanan yang Maha Esa, Tuhan merupakan pangkal segala sesuatu yang ada , sebab dari
semua sebab yang ada makan hakikat tuhan ialah Causa Prima atau sebab yang pertama.
Sebab yang pertama itu sifatnya menyebabkan, tetapi tidak disebabkan, oleh karena itu
Esalah Tuhan itu (Hanya satu). Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa , Bagi negara dan
bangsa Indonesia tidak ada wadah untuk hidupnya atheism, dalam kehidupan beragama
seharusnya tidak ada paksaan beragama, bagi negara dan bangsa Indonesia tentang adanya
tuhan sebagai kenyataan di dalam obyektivitasnya tdak menjadi persoalan, Ilmu pengetahuan
alam dan biologi mengakui bahwa Tuhan sebagai sumber adanya kehidupan, dan Negara
Reoublik Indonesia mempunyai tertib bernegara dan tertib hokum mengenai hokum Tuhan,
humum kodrat dan hokum Susila, yang menjadi sumber nilai bagi negara dan humum positif
Indonesia.
Isi arti Kefilsafatan Pancasila kedua yang dirumuskan oleh Notonagoro yaitu,
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, manusia merupakan kesatuan dari unsur-unsur raga
dan jiwa (akal, rasa, kehendak). Makhluk social dan individu, makhluk ciptaan tuhan dan
berpribadi berdiri sendiri yang berupa kesatuan. Hal tersebut menimbulkan kebutuhan yang
sifatnya jasmaniah dan kerohanian, yang bersifat seimbang, serasi, dan selaras, sehingga
hakikat manusia dengan kepribadian bangsa berbanding lurus. Kemanusiaan yang adil dan
beradap mengandung sikap, hakikat kemanusiaan (abstrak), hakikat pribadi kebangsaan
(jelmaan hakikat manusia), hakikat konkret kebangsaan Indonesia (jelmaan hakikat
kemanusiaan dan pribadi bangsa), hakikat pribadi perseorangan dan hakikat konkret
perseorangan.
Isi arti Kefilsafatan Pancasila keempat yang dirumuskan oleh Notonagoro yaitu
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan, kesesuaiannya dengan hakikat rakyat yang merupakan keseluruhan jumlah dari
semua warga dalam negara yang meluputi semua warga dalam negara kesatuan dan
perseorangan dan dalam kaitannya dengan hakikat manusia semuanya itu akan terjelma
sebagai asas demokrasi (demokrasi politik dan fungsional). Negara Indonesia bukan negara
untuk seseorang dan bukan negara untuk satu golongan , tetapi negara yang berdasarkan atas
kekuasaan yang ada pada rakyat, demokrasi politik yaitu mewujudkan persamaan dalam
lapangan social ekonomi yaitu mewujudkan kesejahteraan Bersama atas dasar
permisyawaratan/ perwakilan untuk mencapai mufakat.
Dalam konteks diatas Notonagoro menegaskan, isi Pancasila sebagai dasar falsafah
negara semestinya tidak bisa dipengaruhi oleh segala perbedaan seperti keagamaan,
kesukuan, kewarganegaraan, golongan, dan sebagainya. Demikian pula ia tidak dapat
dipengaruhi oleh segala perubahan, seperti perubahan keadaan, peristiwa, tempat (dalam dan
luar Indonesia), waktu, komposisi penduduk, pola hubungan antar warga, bangsa, dan
negaara, dan hubungan hubungan lainnya.