Anda di halaman 1dari 45

Rangkuman materi probabilitas

Tugas Mata Kuliah : Probabilitas

Dosen Pengampu : Besse Arnawisudaningsi, S.Si M. Si

Disusun Oleh :

REGULER C

(05 MATE 001)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PAMULANG
2019/2020
kelompok 1 :
(KONSEP DASAR PELUANG)

Panca Rahman (171011000133)


Syukron Wahid (171011000008)
Abdul Hamdi (171011000040)
Runki Wiji Saputri (171011000103)
Sulistianingsih (171011000107)
KONSEP DASAR PELUANG

HIMPUNAN PELUANG

UNSUR/ELEMEN PERISTIWA

HIMPUNAN/SET KEJADIAN

SEMESTA/UNIVERSUM RUANG SAMPLE

HIMPUNAN KOSONG KEJADIAN MUSTAHIL

PELEMPARAN SEBUAH

 Peristiwa adalah setiap kejadian yang mungkin terjadi


o Peristiwa muncul mata dadu 1
o Peristiwa muncul mata dadu 2
o Peristiwa muncul mata dadu 3
o Peristiwa muncul mata dadu 4
o Peristiwa muncul mata dadu 5
o Peristiwa muncul mata dadu 6
 Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel
o A = Kejadian mata dadu genap
o B = Kejadian mata dadu ganjil
 Ruang sampel adalah keseluruhan hasil yang mungkin terjadi

𝒮={1,2,3,4,5,6}

 Himpunan kosong adalah suatu peristiwa yang tidak mungkin terjadi


Contoh : Muncul mata dadu lebih dari 6

ILUSTRASI 1

Misalkan 3 produk diambil secara acak dari suatu proses produksi di pabrik,kemudian
setiap produk tersebut diperiksa apakah cacat atau tidak.Tentukan ruang sampelnya !

C
C
T
C
C
T
T

C
C
T
T
C
T
T
𝒮={CCC,CCT,CTC,CTT,TCC,TCT,TTC,TTT}

ILUSTRASI 2

Dalam sebuah kotak tertutup terdapat 5 bola hitam dan 3 bola kuning

Tindakan 1 : Ambil secara acak sebuah bola berulang-ulang dari kotak tersebut sampai
terambil 4 bola pada setiap kali ambilan bola dikembalikan lagi kedalam
kotak sebelum diambil beruikutnya

Tindakan 2 : Ambil secara acak sebuah bola berulang-ulang sampai terambil 4 bola dari
kotak tersebut,tetapi setiap ambilan bola tidak dikembalikan kedalam
kotak

Tentukan ruang sampelnya!

TINDAKAN 1
H
H
K
H
H
K
K
H
H
H
K
K
H
K
K
H
H
K
H
H
K
K
K
H
H
K
K
H
K
K

𝒮={HHHH,HHHK,HHKH,HHKK,HKHH,HKHK,HKKH,HKKK,
KHHH,KHHK,KHKH,KHKK,KKHH,KKHK,KKKH,KKKK}
n(𝒮)=16

Tindakan 2

H
H
K
H
H
K
K
H
H
H
K
K
H
K
K
H
H
K
H
H
K
K
K
H
H
K K
K H

𝒮={HHHH,HHHK,HHKH,HHKK,HKHH,HKHK,HKKH,HKKK,
KHHH,KHHK,KHKH,KHKK,KKHH,KKHK,KKKH}
n(𝒮)=15
kelompok 2 :
(Mencacah Titik Sampel/Peristiwa)

Siti Hanifah
Adinda Safitri
Siti Juhairiah
Tasita
Desi Oktavia
Juliana Nasution
(Mencacah Titik Sampel/Peristiwa)

Prinsip Aturan Perkalian Terbagi Menjadi 3 Yaitu :

Teorema 1 : Bila suatu operasi dapat dilakukan dengan N1 cara dan bila untuk tiap cara
ini Operasi kedua dapat dikerjakan dengan N2 cara, maka kedua Operasi itu dapat
dikerjakan bersama – sama dan N1 N2 cara.

Teorema 2 : Bila suatu operasi dapat dikerjakan dengan N1 cara, dan bila untuk setiap
cara ini operasi kedua dapat di kerjakan dengan N2 cara, dan bila untuk setiap kedua cara
operasi tersebut

Operasi Ketiga dapar dikerjakan dengan N3 cara , dan seterusnya, maka deretan ke operasi
dpaat dikerjakan dengan N1 N2 ……..Nk cara.

ILUSTRASI :

1. Berapa banyaknya titik sampel bila sepasang dadu setimbang dilemparkan sekali.
2. Berapa macam hidangan dapat disajikan bila masing masing hidangan dapat
terdiri atas sop,nasi goring,bakmi dan soto . bila tersedia 4 macam sop ,3 macam
nasi goreng, 5 macam bakmi, dan 4 macam soto?
3. Berapa banyak bilangan genap yang terdiri atas 3 angka dapat dibuat dari angka
1,2,5,6,9 bila tiap angka itu hanya boleh digunakan sekali?
4. Berapa banyak bilangan yang terdiri atas 3 angka dapat di buat dari angka
1,2,5,6,9 bila tiap angkat itu hanya boleh digunakan sekali ?

JAWABAN :

1. N1 = 6 Cara
N2 = 6 Cara
Jadi,banyak titik sampel dari peristiwa tersebut N1 x N2 = 6 x 6 cara = 36 Titik
sampel

2. N1 = 4
N2 = 3
N3 = 5
N4 = 4
N1 .N2 .N3 .N4 = 4 x 3 x 5 x 4 = 240 Titik sampel

3. Pengerjaanya mundur dari N3 dulu karena N2 itu , banyaknya angka genap di soal
N1 .N2 .N3
N1 = 3
N2 = 4
N3 = 2
Jadi,N1 .N2 .N3 = 3 x 4 x 2 = 24 titik sampel

Catatan :
N3 : Dari 2 angka genap yang ada di soal (1,2,5,6,9) angka genapnya 2 dan 6
makanya N3 itu 2 dari (2 dan 6)
N2 : Angka awal ada 5 (1,2,5,6,9) jika salah satu angka sudah dipakai di N3
maka 5 – 1 = 4 maka N2 = 4
N1 : 5 – 2 = 3 (karena 2 itu angka di N2 N3 yang sudah terpakai). Maka N1
tersisa 3

4. Pengerjaannya dari depan (N1)


N1 = 5
N2 = 4
N3 = 3
Jadi N1 .N2 .N3 = 5 x 4 x 3 = 60 titik sampel

Catatan :
N1 : 5 dari angka yang di soal (1,2,5,6,9) ada 5 angka
N2 : 4 karena satu angka sudah di pakai di N1 maka 5 – 1 = 4
N3 : Karena 2 angka sudah di pakai di N1 dan N2 maka 5 – 2 =3

KAIDAH PENCACAHAN
( masalah pembilangan / counting problem )

Cara pengambilan penataan


Tertata Tak tertata
Tanpa pemulihan
( ) ( )

Dengan pemulihan
nr ( )
Untuk menghitung banyaknyak peristiwa yang mungkin disuatu percobaan atau
tindakan, perhatikan dua hal berikut:
I. Penataan ( ordering ) :
- tertata (ordered) = objek tidak sama atau urutan yang diperhatikan
Contoh : abc
acb
bac
bca
cab
cba
3! = 3.2.1
= 6 titik sampel / peristiwa
- tak tertata unordered) = obje sama atau urutan tak di perhatikan
Contoh : aaa
1! = 1 peristiwa
II. Cara pengambiann
 Dengan pemuihan (with repeicement)
 Tanpa pemuihan (without repeicement)
Faktorial : n! = n(n-1) (n-2) (n-3) (n-4)...(n-r+1) (n-r+2) (n-1)!
0! = 1
1! = 1
2! = 2. 1
3! = 3. 2. 1
4! = 4. 3. 2. 1
5! = 5. 4. 3. 2. 1
6! = 6. 5. 4. 3. 2. 1
.
.
.
n! = n(n-1) (n-2) (n-3) (n-4)....3. 2. 1
n! = n(n-1) (n-2) (n-3) (n-4)....(n-r+3) (n-r+2) (n-n)!
Banyak peristiwa yang mungkin dari persamaan pengambilan r objek dari n objek
dengan pemulihan tertata :
= nʳ titik sampel
Pengembalian r objek dari n objek tanpa pemulihan tertata
Ambilan
= n(n-1) (n-2) (n-3)....(n-r+1)

=( permutasi dari n objek berbeda


)

III. Pengambilan r objek dari n objek


ambilan

Banyaknya peristiwa yang mungkin dari peristiwa pengambilan r objek dari n


objek dengan pemulihan tertata : = nʳ titik sampel
kelompok 3 :
KEJADIAN (EVENT)

Yunita Siregar (171011000019)


Sella Oktaviani (171011000069)
Hendrianatefbana (171011000060)
Morina Sinaga (171011000051)
Siti Maesaroh (171011000076)
Kiki Alpiah (171011000084)
KEJADIAN (EVENT)

 Definisi 1:
Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.

 Definisi 2:
S Komplemen dari sebuah kejadian A dalam
ruang sampel S adalah himpunan semua
AC peristiwa dalam S yang tidak termaksud
A
kedalam A.

 Definisi 3:
Irisan dari dua buah kejadian missal kejadian
A ke B dinatakan dengan A∩B adalah
kejadian dan peristiwa yang peristiwanya
masuk ke dalam A&B

 Definisi 4:
Kejadian A dan B saling terpisah jika A∩B
S A B
= Ø yakni A dan B tidak memiliki unsur
persekutuan

 Definisi 5:
Gabungan 2 kejadian A dan B dinyatakan
dengan lambang A∪B, ialah keadian yang
mengandung semua unsur yang termaksud A
atau B atau keduanya
PELUANG KEJADIAN

 Definisi 6:
Peluang sebuah kejadian A adalah jumlah nilai semua titik sampel atau
peristiwa yang termasuk dalam A dengan syarat 0< P(A)<1, P(Ø)=0,
P(S)=1

 Definisi 7:
( )
Peluang dari sebuah kejadian A ditulis P(A)=
( )

CONTOH:

1. Sekantong permen berisi 6 rasa jeruk, 4 rasa kopi, 3 rasa coklat. Bila
seseorang mengambil 1 permen secara acak hitung peluang permen
yang terambil adalah
a. 1 rasa jeruk
b. 1 rasa kopi atau coklat
Jawab: Dik: 6 rasa jeruk

4 rasa kopi

3 rasa coklat

Penyelesaian: a. A: yang terambil 1 rasa jeruk

( )
P(A)= =
( )

b. B: kejadian terambil 1 kopi


C: kejadian termbil 1 coklat

P(B∪C)=

2. Dari setumpuk kartu bridge diambil 5 kartu hitung peluang


mendapatkan 2 kartu AS dan 3 kartu JACK

Jawab: Hitung peluang terambilnya 2 AS dan 3 JACK


S → Banyak cara mengambil 5 kartu dari 52 kartu
n (S) = ( )=
→ Banyak cara mengambil 2 AS dari 4 AS

( )={ =
( )
= = 6 cara

→ Banyak cara mengambil 3 kartu JACK dari 4 JACK

( )={ = = 4 cara
( )

( )
( ) =
( )

=
ATURAN PENJUMLAHAN

 Teorema 3:
Bila A&B dua kejadian setimbang maka: P(A∪B) = P(A) P(B)-P(A∩B)

 Teorema 4:
Bila A&B kejadian yang terpisah maka: P(A∪B) = P(A)+P(B)

 Teorema 5:
Bila A1, A2, … , Ak saling terpisah, maka:

P(A1UA2U … U Ak) = P(A)+P(B)+…+P(Ak)

 Teorema 6:
Untuk 3 kejadian A,B, dan C maka:

P(A∪B∪C) = P(A)+P(B)+P(C)-P(A∩B)-P(A∩C)-P(B∩C)+P(A∩B∩C)

 Teorema 7:
Bila A&A' adalah dua kejadian yang satu complement terpisah, maka:
P(A)+P(A')=1

Contoh :

1. Peluang seorang mahasiswa lulus mata kuliah kalkulus dan peluang


lulus statistic . Bila peluang lulus kedua mata kuliah tersebut . Maka
hitung peluang mahasiswa tersebut lulus sedikit satu mata kuliah.

Penyelesaian :

Dik: Lulus kalkulus : P(K) =

Lulus statistik : P(S) =

P(K∩S) =
P(K∪S) = P(K)+P(S)-P(K∩S)

=
=
=
kelompok 4 :
(PELUANG BERSYARAT KEJADIAN
BEBAS STOKASTIK)

1. Muchamad Amirudin : 171011000071


2. Fifid Fadilatul Janah : 171011000010
3. Nurmaini : 2016100100
4. Rochshotoen : 171011000005
5. Yulis Setiani : 171011000002
6. Yuni Permata Sari : 171011050032
PELUANG BERSYARAT

Definisi 8
Ambil 2 kejadian A dan B dalam ruang contoh 𝒮 dengan P(B) > 0. Peluang
terjadinya A, bila kejadian B sudah diketahui terjadi sebelumnya disebut “Peluang
A dengan syarat B” dan besarnya peluang adalah :

𝑃(𝐴 𝐵)
(A )
𝑃(𝐵)

Contoh :
Bekerja Tidak bekerja Jumlah
Laki-laki 460 40 500
Wanita 140 260 400
Jumlah 600 300 900
1. Data diatas adalah populasi orang dewasa yang telah tamat SMA disuatu kota
yang dikelompokkan menurut jenis kelamin dan status pekerjaan. Seorang akan
dipilih secara acak untuk mengikuti perlombaan. Tentukan peluang yang
terpilih adalah laki-laki yang sudah bekerja !!

Misal : L = Laki-laki B = Bekerja


W = Wanita T = Tidak bekerja

Ditanya : ( ) = ……. ??

( )
Jawab : ( ) , P(B) > 0
( )

( )
( )
( )
( ) (𝒮)
( ) (𝒮)
( )
( )
2. Peluang si Ani menonton TV adalah 0.4, dan peluang si Budi menonton TV
adalah 0.5. Peluang Ani menonton bila diketahui Budi menonton adalah 0.7.
Hitunglah peluang :
a. Peluang keduanya menonton TV
b. Peluang Budi menonton bila diketahui Ani menonton TV
c. Peluang sekurang-kurangnya salah satu diantara mekea menonton TV

Misal : A = Ani menonton TV


B = Budi menonton TV
Diketahui : P(A) = 0.4 P(A B) = 0.7
P(B) = 0.5

Ditanya : a. ( ) = ………….. ?
b. ( A) = ……………?
c. ( ∪ ) = …………..?
Jawab :
a. ( ) = P(A B) . P(B)
= 0.7 . 0.5
= 0.35
( )
b. ( A) =
( )

= 0.875
c. ( ∪ ) = P(A) + P(B) - ( )
= 0.4 + 0.5 - 0.35
= 0.55

3. Peluang seorang Dokter mendiagnosis suatu penyakit secara benar adalah 0.7.
Bila diketahui Dokter tersebut salah mendiagnosis, maka peluang pasien akan
menuntut ke pengadilan 0.9. Berapa peluang Dokter tersebut salah
mendiagnosis dan pasien menuntutnya ?
Misal :B = Benar mendiagnosis
Bc = Salah mendiagnosis
P = Pasien menuntut ke pengadilan
Diketahui : P(B) = 0.7
c
P(B ) = 1 – 0.7 = 0.3
P(P Bc) = 0.9
Ditanya : P(Bc P) = .….…. ?
Jawab : P(Bc P) = P(P Bc) . P(Bc)
= 0.9 . 0.3
= 0.27

4. Sebuah kotak mempunyai 3 laci :


Laci I berisi 2 koin emas
Laci II berisi 1 koin emas dan 1 koin perak
Laci III berisi 2 koin perak
Tindakan :
Sebuah laci dipilih secara acak, kemudian dari laci tersebut diambil 1 koin
secara acak. Hitunglah peluang koin yang terambil jika laci yang terpilih laci
pertama !
Misal :E = Emas L1 = Terpilih Laci ke-1
P = Perak
Emas Perak Jumlah
Laci I 2 - 2
Laci II 1 1 2
Laci III - 2 2
Jumlah 3 3 6
Ditanya : ( ) = ……. ??
( )
Jawab : ( ) ( )

( ) (𝒮)
( ) (𝒮)
( )
( )
KEJADIAN BEBAS STOKASTIK

Definisi 9
Dua kejadian A dan B dalam ruang contoh 𝒮 disebut bebas stokastik jika :
P(A∩B) = P(A) . P(B)

Definisi 10
3 kejadian A, B dan C dikatakan saling bebas jika memenuhi 4 syarat berikut :
a. P(A∩B) = P(A) . P(B)
b. P(A∩C) = P(A) . P(C)
c. P(B∩C) = P(B) . P(C)
d. P(A∩B∩C) = P(A) . P(B) . P(C)

Contoh :
Buktikan bahwa ABC saling bebas jika diketahui :
𝒮 = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12}
A = {1,3,5,7,9,11}
B = {1,2,3,4,5,6}
C = {1,2,3,10,11,12}
Jawab :
n( A) 6 1
P(A) =  
n( S ) 12 2
n( B ) 6 1
P(B) =  
n( S ) 12 2
n(C ) 6 1
P(C) =  
n( S ) 12 2
a. P(A∩B) = P(A) . P(B)
( ) (A∩B) = {1,3,5}
P(A∩B) = n(A∩B) = {3}
( )

3
=
12
1
=
4
Dibuktikan dengan :
P(A∩B) = P(A) . P(B)
1 1 1
= .
4 2 2
1 1
= Terbukti
4 4

b. P(A∩C) = P(A) . P(C)


( ) (A∩C) = {1,3,11}
P(A∩C) = n(A∩C) = {3}
( )

3
=
12
1
=
4
Dibuktikan dengan :
P(A∩C) = P(A) . P(C)
1 1 1
= .
4 2 2
1 1
= Terbukti
4 4

c. P(B∩C) = P(B) . P(C)


( ) (B∩C) = {1,2,3}
P(B∩C) = n(B∩C) = {3}
( )

3
=
12
1
=
4
Dibuktikan dengan :
P(B∩C) = P(B) . P(C)
1 1 1
= .
4 2 2
1 1
= Terbukti
4 4
d. P(A∩B∩C) = P(A) . P(B) . P(C)
( ) (A∩B∩C) = {1,3}
P(A∩B∩C) = n(A∩B∩C) = {2}
( )

2
=
12
1
=
6

Dibuktikan dengan :
P(A∩B∩C) = P(A) . P(B) . P(C)
1 1 1 1
= . .
6 2 2 2
1 1
≠ Tidak Terbukti
6 8
Jadi, kejadian A, B dan C tidak saling bebas stokastik.
TUGAS
1. n ! = n (n - 1) (n - 2) (n - 3) , . . . , (n - r + 2) (n - r + 1) (n - n) !
carilah pembuktian dari n - r + 2 ?
Jawab:
Faktorial
0! = 1
1! = 1 r
2! = 2 . 1 r+1
3! = 3 . 2 . 1 r+2
4! = 4 . 3 . 2 . 1
5! = 5 . 4 . 3 . 2 . 1
.
.
.
n! = n(n-1) (n-2) (n-3), . . ., 3 . 2 . 1
(n - r + 2) (n - r + 1) (n - n) !

n – n = 0! = 1! =1
n - (r – 1) = (n - r + 1)
pembuktian n - r + 2 di peroleh dari n - (r – 2) = (n - r + 2) jadi terbukti.

2. Pengambilan r objek dari n objek tanpa pemulihan tak tertata


( kombinasi tanpa pengulangan) . . .
Jawab:
n!
C (n, r ) 
r !(n  r )!
Bukti:
Permutasi – r dari suatu himpunan dengan n elemen dapat diperoleh dengan cara
membentuk kombinasi – r dan kemudian mengurutkan elemen pada setiap kombinasi – r
tersebut, dapat dilakukan dalam P (r,r) cara.
Jadi P (n,r) = C (n,r) . P (r,r)

Ini berarti bahwa


n!
P (n, r ) (n  r )! n!
C ( n, r )   
P(r , r ) r! (n  r )!r !
(r  r )!

3. Pengambilan r objek dari n objek dengan pemulihan tak tertata


( kombinasi dengan pengulangan) . . .
Jawab:

n+r–1
r

Bukti :
Banyaknya kombinasi – r dengan pengulanngan diperbolehkan yang dipilih dari himpunan
dengan n anggota adalah

C(r + (n - 1), r) = n+r–1 = n+r–1


n- r r

Hasil ini sama dengan banyaknya cara r objek dipilih dari n kategori sedemikian sehingga
pengulangan diperbolehkan.

4. Jika sebuah kotak mempunyai tiga laci, laci pertama berisi 2 koin emas, laci kedua berisi 1
koin emas dan 1 koin perak, laci ketiga berisi 2 koin perak.
Tindakan:
Sebuah laci dipilih secara acak, kemudian dari laci tersebut diambil 1 koin secara acak.
Hitung peluang koin yang terambil, jika laci yang terpilih laci pertama.
Jawab :
Misalkan :
E = Emas
P = Perak
L1 = Terpilih laci 1
L2 = Terpilih laci 2
L3 = Terpilih laci 3
Emas Perak Jumlah
Laci 1 2 - 2
Laci 2 1 1 2
Laci 3 - 2 2
Jumlah 3 3 6

n (𝒮)
P( L1  E ) n( L1  E / n( ) 2 / 6 2 6 2
P( L1| | E )      
P(E) n( E ) / n( ) 3/ 6 6 3 3
5. Dari sebuah kotak berisi 6 merah 9 putih diambil satu bola secara acak, setelah itu ambil
satu bola lagi dimana bola yang terambil sebelumnya tidak dikembalikan. Hitung peluang
yang terambil pada pengambilan kedua adalah merah ?

Jawab:
Dik: A = Sebarang kejadian II
M = Bola merah M
P = Bola Putih
I 5M 5/14
9P P2
M
9/14
6M
6/15
9P P1 M2
9/15 6M 6/14
8P
P2
8/14
P( Br ).P( A | Br )
P( Br | A)  k

 P( B ).P( A | B )
i 1
i i

P( M 1 ).P( M 2 | M 1 )
P( M 2 | A) 
P( P1 ).P(M 2 | P1 )  P( M 1 ).P( M 2 | M 1 )
6 .5
 15 14
9 .6  6 .5
15 14 15 14
30
 210
84
210
30

84
15

42
5

14
kelompok 5 :
( Dalil Peluang Total & Kaidah Bayes )

Ayu Maharani
Eli Nopiyanti
Nur Alam
SandiSuwandi
Supriyati
Triayu Wahyuni
( Dalil Peluang Total & Kaidah Bayes )

Perhatikan gambar berikut ini :

A = (E ꓵ A) ꓵ (E’ ꓵ A)

Atau

A = (E ꓵ A) + (E’ ꓵ A)

Sehingga

P(A) = P (E ꓵ A) + P (E’ ꓵ A)

= P ( E ) . P (A | E) + P (E’) . P (A | E’)

Definisi 11

Bila kejadian B1, B2 , . . . , Bi ≠ 0 untuk i = 1,2,3 . . . . K maka untuk sembarang kejadian A yang
merupakan himpunan bagian dari Ṥ , Buktikan
A = (B1 ꓵ A) + (B2 ꓵ A) + (B3 ꓵ A) + … + (Bi ꓵ A)

P (A) = P (B1 ꓵ A) + P (B2 ꓵ A) + P (B3 ꓵ A) + … + P (Bi ꓵ A)

=P(B1) . P(A|B1) + P(B2) . P(A|B2) + +P(B3) . P(A|B3) + ... + + P(BI) . P(A|BI)

CONTOH :

1. Sebuah kotak pertama berisi 4 Bola Putih da 3 Bola Hitam, kotak kedua berisi 3 Putih dan %
Hitam, satu bola diambil dari kotak pertama dan tanpa dilihat lalu dimasukkan kedalam kotak
kedua . hitung peluang bola yang terambil adalah bola hitam bila sekarang kita mengambil
satu bola dari kotak kedua .

Jawab :

Tindakan :

1. Diambil dari kotak 1


2. Bola dari kotak 1 dimasukkan kotak 2

Ditanya : P (H2) = ?

Jawab :

P (HIII) = P (HIII ꓵ PI) + P (HII ꓵ HI)

= P (PI) . P (HII | PI) + = P (HII) . P (HII | HI)

= . + .
= +

Misal / Keterangan :

HI = Terambilnya bola Hitam dari Kotak 1

PI = Terambilnya bola Putih dari Kotak 1

HII = Terambilnya bola Hitam dari Kotak II

PII = Terambilnya bola Putih dari Kotak II

2 . Kotak 1 isinya 2 bola Merah 3Putih 5Biru

Kotak 2 isinya 4 bola Merah 1Putih 3Biru

Kotak 3 isinya 3 bola Merah 4Putih 3Biru

Tindakan :

Sebuah kotak dipilih secara acak kemudian dari kotak yang terpilih diambil satu bola secara acak .
Hitung: Berapa peluang terambilnya bola Merah ?

Jawab :

Misal : M = Bola Merah

P = Bola Putih

B = Bola Biru

K1 = Terpilih Kotak I

K2 = Terpilih Kotak II

K3 = Terpilih Kotak III

P(M) = P(M1 ꓵ K1) + = P(M2 ꓵ K2) + = P(M3 ꓵ K3)

= P(K1) . P(M1 | K1) + P(K2) . P(M2 | K2) + P(K3) . P(M3 | K3)


= . + . + .

= + +

= + +

TEOREMA 8

Misalkan kejadian B1 , B2 , …. , Bi merupakan suatu sekatan dari ruang sampel Ṥ dengan P(Bi)≠0 untuk i
= 1,2, … ,k. Misalkan A suatu kejadian sembarang dalam Ṥdengan P(A≠0) maka :
( )
P(Br | A) = ∑ ( )

( ) ( )
=∑ ( ) ( )

Contoh :

Dari sebuah kotak berisi 6merah 9putih diambil 1 bola secara acak setelah itu ambil 1 bola lagi
dimana bola yang terambil sebelumnya tidak dikembalikan. Hitung peluang yang terambil pertama
bola merah jika bola yang terambil pada pengambilan ke dua adalah merah.

Tindakan :

1. Mengambil bola secara sembarang tanpa pengambilan ( jika terambil merah maka 1/6, jika
putih 1/9)

Jawab :
( )
P(M1 | M2) = ∑
( )

( ) ( )
∑ ( ) ( )

P(M1) P(M2|M1) = 1/6 . 1/5 = 1/30

∑6 i=1 P(M1) P(M1|Mi)=


(1/6.1/6) + (1/6.1/5) + (1/6.1/4) + (1/6.1/3) + (1/6.1/2) + (1/6.1/1)

1/36 + 1/30 + 1/24 + 1/18 +1/12 + 1/6= 147/360


( ) ( )
∑ ( ) ( )
= 1/30 . 360/147

= 12/147
kelompok 6 :
(BEBERAPA SEBARAN PELUANG)

Aryuningsih
Juwita Armilia
Mardianis
Nanda Putri
Rani Dyah Novitasari
Syifaul Janah
BEBERAPA SEBARAN
BEBERAPA SEBARAN PPELUANG

I. Sebaran seragam diskret (Uniform Distributon)


Definisi :
Bila peubah acak X mempunyai nilai x1 , x2 ,... xk dengan peluang yang sama,
maka sebaran seragam diskret dituliskan :

, untuk

Ilustrasi:
1) Bila sebuah dadu setimbang dilemparkan
2) Misalkan seorang staf dipilih secara acak dari 10 staf yang tersedia untuk
mengawasi suatu proyek tertentu.

Penyelasaian :

1) s  1, 2,3, 4,5,6


Maka sebaran seragam :
1
f  x ; 6   , untuk x  1, 2, 3, 4, 5, 6
6
1
2) f  x ; 10   , untuk x  1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
10

II. Sebaran Binomial


Definisi :
Bila suatu ulangan binom mempunyai peluang keberhasilan p dan peluang
kegagalan q maka sebaran peluang bagi peubah acak binom X yaitu banyaknya
keberhasilan dalam n ulangan yang bebas adalah:

, untuk

Untuk Penjumlahan Peluang Binom dengan nilai lebih dari satu


𝑟

𝑏(𝑥; 𝑛, 𝑝)
𝑥=

Penjelasan :
Kapan sebuah percobaan atau tindakan dikatakan sebagia peubah acak binomial ?
Ciri- ciri percobaan binomial
1) Percobaan terdiri dari n ulangan
2) Setiap ulangan mempunyai peluang keberhasilan p dan peluang kegagalan q .
3) Peubah acak X adalah banyaknya keberhasilan
p  q 1
4)
q  1 p
5) Setiap ulangan saling bebas.

Soal

1. Tentukan peluang mendapatkan tepat 3 bilangan 2 bila sebuah dadu setimbang


dilemparkan sebanyak 5 kali.
2. Disebuah kota keperluan uang untuk membeli ganja atau sejenisnya ternyata
melatarbelakangi 75% peristiwa pencurian yang terjadi. Berapa peluang bahwa
tepat 2 diantara 4 kasus pencurian berikutnya dilatarbelakangi oleh keperluan
uang untuk membeli ganja.
3. Peluang seseorang sembuh dari suatu penyakit darah adalah 0,4, bila 15 orang
diketahui menderita penyakit ini. Berapa peluang bahwa :
a. Sekurang-kurangnya 10 orang akan sembuh
b. Ada 3 sampai 8 orang yang sembuh
c. Tepat 5 orang yang sembuh

Penyelesaian :

1) Diketahui
n 5 x 3
1 5
p q
6 6
Karena p  q  1
X = munculnya bilangan 2 sebanyak 3 kali dari 5 kali lemparan dadu.
Pembahasan :
n
b  x ; n, p     p x . q n  x
 x
1  5 1   5 
3 2

b  3,5,        
 6  3 6   6 
3 2
5!  1   5 
    
3! 2!  6   6 
3 2
1 5
10    
6 6
 1  25 
 10   
 216  36 
 0.0321502058
2) Diketahui
x2 n4
3 1
p q
4 4
Karena p  q  1
n
b  x, n, p     p x . q n  x
 x
3   4 3   1 
2 2

b  2, 4,        
 4   2 4   4 
2 2
4!  3   1 
    
2! 2!  4   4 
2 2
3 1
6   
4 4
 9  1 
 6  
 16   16 
 0.2109375

3) Diketahui:
n = 15
p = 0,4 maka q = 0,6. Karena p + q = 1
nilai x untuk bagian:
a. p  X  10
b. p  3  X  8
c. p  X  5

Pembahasan:

a. p  X  10 x  10, 11, 12, 13, 14, 15


maka nilai
15
 4  4   4
 b  x, n, p   b 10, 15, 10   b 11, 15, 10   b 12, 15, 10 
x 11

 4  4  4
 b 13, 15,   b 14, 15,   b  15, 15, 
 10   10   10 
4  15   4   6 
10 5

b 10, 15,        
 10  10   10   10 
10 5
15!  4   6 
    
10! 5!  10   10 
10 5
 4  6
 3.003    
 10   10 
 0.024485642108928
4  15   4   6 
11 4

b 11, 15,        
 10  11   10   10 
11 4
15!  4   6 
    
11! 4!  10   10 
11 4
 4  6
 1.365    
 10   10 
 0.0074198915816
4  15   4   6 
12 3

b 12, 15,        
 10  12   10   10 
12 3
15!  4   6 
    
12! 3!  10   10 
12 3
 4  6
 445    
 10   10 
 0.00161262600192
4  15   4   6 
13 2

b 13, 15,        
 10  13   10   10 
13 2
15!  4   6 
    
13! 2!  10   10 
13 2
 4  6
 105    
 10   10 
 0.0025367150592
4  15   4   6 
14 1

b 14, 15,        
 10  14   10   10 
14 1
15!  4   6 
    
14! 1!  10   10 
14 1
 4  6
 15    
 10   10 
 0.00002415919104
4  15   4   6 
15 0

b 15, 15,        
 10  15   10   10 
15 0
15!  4   6 
    
15!  10   10 
 0.000001073741824
15
 4  4  4
  b  x, n, p   b 10,15,   b 11,15,   b 12,15, 
x 11  10   10   10 
 4  4  4
 b 13,15,   b 14,15,   b 15,15, 
 10   10   10 
 0.024485642108928  0.00741989154816 
 0.0016126200192  0.0025367150592  0.00002415919104
 0.000001073741824
 0.033797064097792

atau dengan melihat tabel jumlah peluang binom


p  x  10   1  p  x  10 
9
 1   b  x , n, p 
X 0

 1  0.9662
 0.0338

b. p  3  X  8
8
p  3  X  8    b  x; n, p 
x 3
8 2
  b  x; n, p   b  x; n, p 
x 0 x 0

 0.9050  0.0271
 0.8779
c. p  X  5 x5
, maka nilai

4  15   4   6 
5 10

b  5, 15,        
 10   5   10   10 
5 10
15!  4   6 
    
10! 5!  10   10 
5 10
 4  6
 3.003    
 10   10 
 0.185937844764672
III. Sebaran Poisson
Definisi :
Sebaran peluang bagi peubah acak poisson x yang menyatakan banyaknya hasil
percobaan yang terjadi selama suatu selang waktu atau daerah tertentu adalah.
e   x
p  xi / li   , untuk x  1, 2,...
x!
Sedangkan dalam hal ini  adalah rata-rata banyaknya hasil percobaan yang terjadi
selama selang waktu atau dalam daerah yang menyatakan dan e  2.71828 .

Contoh :
1) Rata-rata jumlah hari sekolah ditutup karena salju selama musim dingin di kota
Amerika Serikat adalah 4. Berapa peluang bahwa sekolah-sekolah di kota ini
akan ditutup selama 6 hari dalam suatu musim dingin.
2) Rata-rata banyaknya tikus perhektar dalam suatu ladang gandum seluas 5 hektar
diduga sebesar 10. Hitung peluang bahwa dalam suatu luasan 1 hektar terdapat
lebih dari 15 tikus.

Penyelesaian :

1) Diketahui
4
x6
e 4 . 46
p  6, 4  
6!
6 5
  p  x, 4    p  x, 4 
x 0 x 0

 0.8893  0.7851
 0.1042
2) Diketahui
  10
p  X  15   1  p  X  15 
15
 1   p  x,10 
x 0

 1  0.9513
 0.0487
TUGAS

1. n ! = n (n - 1) (n - 2) (n - 3) , . . . , (n - r + 2) (n - r + 1) (n - n) !
carilah pembuktian dari n - r + 2 ?
Jawab:
Faktorial
0! = 1
1! = 1 r
2! = 2 . 1 r+1
3! = 3 . 2 . 1 r+2
4! = 4 . 3 . 2 . 1
5! = 5 . 4 . 3 . 2 . 1
.
.
.
n! = n(n-1) (n-2) (n-3), . . ., 3 . 2 . 1
(n - r + 2) (n - r + 1) (n - n) !

n – n = 0! = 1! =1
n - (r – 1) = (n - r + 1)
pembuktian n - r + 2 di peroleh dari n - (r – 2) = (n - r + 2) jadi terbukti.

2. Pengambilan r objek dari n objek tanpa pemulihan tak tertata


( kombinasi tanpa pengulangan) . . .
Jawab:
n!
C (n, r ) 
r !(n  r )!
Bukti:
Permutasi – r dari suatu himpunan dengan n elemen dapat diperoleh dengan cara
membentuk kombinasi – r dan kemudian mengurutkan elemen pada setiap kombinasi – r
tersebut, dapat dilakukan dalam P (r,r) cara.
Jadi P (n,r) = C (n,r) . P (r,r)
Ini berarti bahwa
n!
P (n, r ) (n  r )! n!
C ( n, r )   
P(r , r ) r! (n  r )!r !
(r  r )!

3. Pengambilan r objek dari n objek dengan pemulihan tak tertata


( kombinasi dengan pengulangan) . . .
Jawab:

n+r–1
r

Bukti :
Banyaknya kombinasi – r dengan pengulanngan diperbolehkan yang dipilih dari himpunan
dengan n anggota adalah

C(r + (n - 1), r) = n+r–1 = n+r–1


n- r r

Hasil ini sama dengan banyaknya cara r objek dipilih dari n kategori sedemikian sehingga
pengulangan diperbolehkan.

4. Jika sebuah kotak mempunyai tiga laci, laci pertama berisi 2 koin emas, laci kedua berisi 1
koin emas dan 1 koin perak, laci ketiga berisi 2 koin perak.
Tindakan:
Sebuah laci dipilih secara acak, kemudian dari laci tersebut diambil 1 koin secara acak.
Hitung peluang koin yang terambil, jika laci yang terpilih laci pertama.
Jawab :
Misalkan :
E = Emas
P = Perak
L1 = Terpilih laci 1
L2 = Terpilih laci 2
L3 = Terpilih laci 3
Emas Perak Jumlah
Laci 1 2 - 2
Laci 2 1 1 2
Laci 3 - 2 2
Jumlah 3 3 6

n (𝒮)
P( L1  E ) n( L1  E / n( ) 2 / 6 2 6 2
P( L1| | E )      
P(E) n( E ) / n( ) 3/ 6 6 3 3
5. Dari sebuah kotak berisi 6 merah 9 putih diambil satu bola secara acak, setelah itu ambil
satu bola lagi dimana bola yang terambil sebelumnya tidak dikembalikan. Hitung peluang
yang terambil pada pengambilan kedua adalah merah ?

Jawab:
Dik: A = Sebarang kejadian II
M = Bola merah M
P = Bola Putih
I 5M 5/14
9P P2
M
9/14
6M
6/15
9P P1 M2
9/15 6M 6/14
8P
P2
8/14
P( Br ).P( A | Br )
P( Br | A)  k

 P( B ).P( A | B )
i 1
i i

P( M 1 ).P( M 2 | M 1 )
P( M 2 | A) 
P( P1 ).P(M 2 | P1 )  P( M 1 ).P( M 2 | M 1 )
6 .5
 15 14
9 .6  6 .5
15 14 15 14
30
 210
84
210
30

84
15

42
5

14

Anda mungkin juga menyukai