Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 PDF
Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 PDF
Edisi Asli
Hak Cipta © 2017, Indomedia Pustaka
Griya Kebonagung 2, Blok I2, No.14
Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo
Telp. : 0812-3250-3457
Website : www.indomediapustaka.com
E-mail : indomediapustaka.sby@gmail.com
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Setiyaningrum, Erna
ISBN 978-602-6417-11-4
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk dan tuntuntannya, sehingga buku ‘Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun’.
Susuanan pada buku ini membahas hal-hal pokok tentang tumbuh kembang, masalah
perkembangan pada anak usia dini hingga sekolah usia 11 tahun. Bahasan tersebut perlu di
utamakan karena merupakan dasar-dasar pengetahuan yang perlu dipahami oleh setiap tenaga
kesehatan di lini terdepan termasuk bidan dan perawat yang memberikan asuhan pelayanan
kesehatan pada anak usai dini dan sekolah dasar baik di puskesmas, klinik, maupun rumah
sakit. Mahasiswa juga perlu memahami dasar-dasar pengetahuan ini sebelum, selama, dan
setelah mereka lulus nanti.
Buku ini terdiri dari 5 bab, yaitu:
1. Bab 1 membahas materi kosep dasar anak usia dini.
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar anak usia dini, perkembangan anak usia dini
dan permasalahan yang dapat terjadi pada anak usia dini.
2. Bab 2 tentang anak usia dini usia 0-6 tahun.
Konsep tumbuh kembang pada anak usia 0-6 tahun di anggap sebagai patokan untuk
mengetahui apakah balita dapat tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya.
3. Bab 3 menyajikan tentang anak usia 6-8 tahun.
Konsep tumbuh kembang pada anak prasekolah, perkembangan anak prasekolah dan
permasalaha yang terjadi pada anak prasekolah.
4. Bab 4 menyajikan tentang anak seklah dasar usia 8-11 tahun, tentang perkembangan
dan permasalaha yang terjadi pada perkembangan anak usia dini pada usia 8-11 tahun.
5. Bab 5 tentang gambaran khusus anak usia dini pada usia 0-8 tahun, yang membahasa
tentang perkembangan anak usia tersebut, permasalahan perkembangan.
Penyusun
Hormat Kami,
Penulis
Konsep Dasar
Anak Usia Dini
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar pada anak usia dini.
Pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang dibahas dalam bab ini:
A. Konsep Dasar Anak Usia Dini
B. Penyakit Yang Menyertai Anak Usia Dini
C. Masalah Kesehatan Dan Gizi Anak Usia Dini
1 Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Definisi ketiga anak usia dini merupakan anak
yang berada pada usia 0-6 tahun. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
anak usia dini adalah anak yang berusia nol sampai 6 atau 8 tahun yang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang paling pesat, baik fisik maupun
mental. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga
disebut Golden Age. Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri.
2 Kartini Kartono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV Mandar Maju.
Karena itulah pada usia dini dikatakan sebagai Golden Age (usia emas) yaitu usia yang sangat
berharga dibanding usia-usia selanjutnya.
Aspek yang sangat menonjol dalam cara belajar anak usia dini adalah rentang perhatian
yang pendek (short attention span) dan orientasi perilakunya pada “sini dan kini” (here and
now). Menurut Soegeng (2000) secara umum karakteristik anak usia dini atau prasekolah
adalah: suka meniru, ingin mencoba, spontan, jujur, riang, suka bermain, selalu ingin tahu
(suka bertanya) banyak gerak, suka menunjukkan akunya (egois), unik, dan lain-lain.3
3 Santoso, Soegeng dan Fasli, Gusnawirta. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan
4 Hurlock, Elizabeth. B. 1978. Child Development, Sixth Edition.New York: Mc.Graw Hill, Inc.
4. Hakikat Perkembangan
a. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif,
melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan
pada segi fungsional.
Menurut Yusuf Syamsu (2001: 15)5, perkembangan adalah perubahan-perubahan
yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Adapun menurut Oemar Hamalik (2004: 84)6, perkembangan merujuk kepada
perubahan yang progresif dalam organisme bukan saja perubahan dalam segi fisik
(jasmaniah) melainkan juga dalam segi fungsi, misalnya kekuatan dan koordinasi.
5 Yusuf Syams. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm 15
6 Hamalik, Oemar. 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, hlm 84
terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan serta makin bertambah
sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf. Pertumbuhan ini akan terhenti setelah
adanya maturasi atau kematangan pada diri individu.
Rendahnya derajat kesehatan dan gizi anak akan menghambat pertumbuhan
fisik dan motorik anak yang juga berlangsung sangat cepat pada tahun-tahun pertama
kehidupan anak. Gangguan yang terjadi pada pertumbuhan fisik dan motorik anak, sulit
diperbaiki pada periode berikutnya, jika kondisi terus berlanjut, dapat mengakibatkan
cacat permanen.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan fungsional
yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil
keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan dapat juga dikatakan
sebagai suatu urutan-urutan perubahan yang bersifat sistematis, dalam arti saling
kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh, anak diperkenalkan bagaimana
cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya.
Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses
latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat
untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu
memegang pensil dan membaca bentuk huruf.
Selain itu perubahan juga bersifat progresif, yang berarti bahwa perubahan yang
terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Contoh, perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana
berkembang ke arah yang lebih kompleks. 7
Berkesinambungan merupakan ciri lain dari perubahan yang terjadi, artinya
perubahan itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak bersifat meloncatloncat
atau karena unsur kebetulan. Contoh, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak
harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu.8 Melalui belajar anak akan
berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan
dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan
menimbulkan perilaku baru. Dari uraian pengertian perkembangan di atas perlu disadari
bahwa pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan psikis individu, karena pada
suatu saat tertentu kedua istilah ini dapat digunakan secara bersamaan. Dengan kata
lain, perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan, pematangan fungsi-fungsi
fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar. Psikologi perkembangan anak
(early childhood development), hanya mempelajari perkembangan manusia sejak lahir
hingga usia enam atau delapan tahun.
Berdasarkan hasil penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kapasitas
kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu empat tahun pertama sejak kelahirannya.
7 Hadis, F.A. 1996. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru Ditjen Dikti Depdikbud.
8 Helms, D. B & Turner, J.S. 1983. Exploring Child Behavior. New York: Holt Rinehartand Winston.
Pada saat anak mencapai usia delapan tahun, maka perkembangan otak anak telah
mencapai 80% perkembangan otak berada pada rentang usia tersebut. Pada saat anak
dilahirkan ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru
mencapai kematangannya saat setelah diluar kandungan. Bayi yang baru dilahirkan
memiliki 100 miliar neutron dan bertriliun-triliun sambungan antarneutron. Melalui
persaingan alami akhirnya sambungan-sambungan yang tidak atau jarang digunakan
akan mengalami atrofi. Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron mendapatkan
informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik. Letupan ini merangsang
bertambahnya produksi myelin yang dihasilkan oleh zat perekat glial. Semakin banyak
zat myelin yang diproduksi maka semakin banyak dendrite yang tumbuh, sehingga
akan semakin banyak synapse yang berarti lebih banyak neuron-neuron yang menyatu
membentuk unit-unit.
Setelah berumur 16 tahun, pemuda dan pemudi mulai belajar melepaskan diri dari
persoalan tentang diri sendiri. Ia lebih mengarahkan kedalam kehidupan yang lebih
konkrit. Lambat laun akan terbentuk penyesuaian. Diantara subyek dan obyek mulai
terbentuk menjadi satu. Maka berakhir masa perkembangan anak dan perkembangan
dewasa lalu memasuki masa kedewasaan.
Pada masa Trotzalter timbul antara lain sikap-sikap melawan, memberontak, agresif,
keras kepala, dorongan kuat untuk menuntut pengauan Aku-nya, emosi-emosi yang
meledak-ledak, yang diselingi duka hati, rasa sunyi, kebingungan, dan gejala-gejala
emosional yang kuat lainnya. Trotzalter menjumpai pertama kali pada tahun ke-3 sampai
permulaan ke-4 dan kedua kalinya pada masa pubertas. Bagi anak perempuan terjadi
umur 12 tahun dan pada anak laki-laki 14 tahun.
“yang dicita-citakan” menurut pola angan-angannya; yaitu seorang manusia baik atau
buruk menurut kriteria normatif sendiri. Pada saat inilah benar-benar dimulai proses
pendidikan diri sendiri. Apakah dia menjadi bertambah sempurna dan semakin kaya
hidup kejiwaannya, ataukah menjadi lebih buruk dan jahat, semuanya dipengaruhi oleh
pilihannya sendiri dan pengalaman hidupnya. Untuk itu diperlukan pengembangan
kemampuan:
1) Mengontrol diri sendiri
2) Kepatuhan pada disiplin
3) Kejujuran dan keberanian untuk melakukan instropeksi atau mawas diri
Dengan kemampuan tersebut akan timbul kesadaran anak untuk tanggung jawab dan
pementukan diri sendiri menjadi pribadi yang berwatak.
Dalam hal ini Comenius lebih menitiberatkan aspek pengajaran dari proses pendidikan
dan perkembangan anak. Tahun pertama 0-6 tahun disebut sebagai periode sekolah-
ibu, karena hampir semua usaha bimbingan-pendidikan (perawatan dan pemeliharaan)
berlangsung ditengah keluarga. Terutama pada aktivitas ibu sangat menentukan proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Usia 6-12 tahun disebut periode sekolah-bahasa-ibu, karena pada periode ini anak
baru mampu mengahayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri (bahasa
ibu). Bahasa ibu dipakai sarana komunikasi dengan orang lain.
Pada usia 12-18 tahun anak mulai diajarkan bahasa latin, sebagai bahasa kebudayaan
yang dianggap paling kaya dan paling “tinggi” kedudukannya saat itu.
Periode sekolah-latin ini kemudian ditunjukkan dengan periode Universitas,
dimana anak mengalami proses budaya dengan menghayati nilai-nilai ilmiah, disamping
mempelajari macam-macam ilmu pengetahuan.
b. Tahap II: dari kira-kira 3,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun; yang disebut dengan
streckungs (rentangan) periode-I, dimana pada periode ini anak kelihatan langsing,
memanjang, dan meninggi.
c. Tahap III: dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; yang disebut dengan
fullungs periode-2, pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
d. Tahap IV: dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; yang disebut dengan masa
streckungs periode-2, dimana pada masa ini anak kelihatan langsing kembali.
7. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Prinsip perkembangan yang aktif terletak didalam diri anak sendiri. Gejala perkembangan
dikendalikan oleh pembawaan, bakat dan kemauan anak. Jiwa anak yang dinamis memberikan
kekuatan atau daya pada tingkah lakunya, dan mendorong fase-fase perkembangan secara
berturut-turut. Watak dan pribadi seorang dewasa tidak selalu dipengaruhi oleh pengalaman
masa lalu, khususnya pengalaman pada masa kanak-kanak. Beberapa prinsip perkembangan
dicantumkan sebagai berikut:
a. Pertumbuhan Sebagai Proses “Menjadi”
Pertumbuhan dan perkembangn pada setiap organisme itu mempunyai prinsip sebagai
berikut: selalu berproses untuk “menjadi”. Perkembangan yang dinamis didasari oleh:
Dengan kemauannya anak mampu melakukan seleksi atau pilihan juga mampu melatih
fungsi-fungsinya dengan satu kebebasan. Dan dikemudian hari anak akan berusaha
menjadi pribadi menurut konsep, cita-cita dan keinginan sendiri. Sehubungan dengan
kebebasan anak yang leluasa memilih satu pola hidup tertentu, mengarah pada satu
tujuan hidup tertentu. Namun anak selanjutnya akan memahami, bahwa kebebasannya
dibatasi oleh faktor-faktor hereditas atau pembawaan kodrati, dan dibatasi dengan
kondisi lingkungannya.
menuju pada kedewasaan. Hubungan anak dengan orang dewasa juga dengan orang tua
adalah relasi yang timbal balik dan saling pengaruh mempengaruhi. Jadi setiap tingkah
laku anak dikaitkan dengan satu kader-refrensi manusiawi. Individu sosial dengan
tingkah laku sosial selalu dikomunikasikan dengan manusia lain. Baik individualitas
anak maupun ciri sosialnya atau sosialitas anak itu sama pentingnya.
2) Tidak membutuhkan dorongan dari orang tuanya. Karena anak dilatih secara
spontan dan dengan usaha kemampuan sendiri.
k. Masa Trotzalter
Masa perkembangan anak berlangsung dua kali dalam masa perkembangan anak,
yang pertama usia ± 3-4 tahun, dan yang keuda kalinya pada permulaan masa pubertas
sekitar umur 12-15 tahun. Saat-saat pemberontakan dan penentangan ini dikenal
sebagai TROTZALTER (usia keras kepala, usia tegar). Ciri yang sangat menonjol pada
periode trotzalter ialah usia keras kepala dan suka menentang. Hal ini disebabkan karena
anak sedang dalam fase menemukan diri sendiri AKU-nya, dan tengah menghayati
kemampuan diri serta harga-diri.
Berkat penemuan tersebut anak ini ingin mencoba segala potensi dan kemampuannya
yang ditunjukkan pada dunia luar. Anak menjadi tidak puas dengan otoritas orang tua
atau pengasuhnya yang dianggap selalu mengatur pribadinya, sehingga anak mencoba
menerapkan sikap baru yang biasanya disertai dengan luapan-luapan emosi yang kuat
antara lain: rasa marah (agresi), kecenderungan memberontal, menentang, keras kepala,
tegar, rasa kebingungan, kecaman-kecaman pedas terhadap orang tua, keengganan, sikap
mogok, bimbang hati, berduka hati.
Dan sesekali anak ingin memberontak, membantah, dan menentang segala sesuatu
yang dirasakan sebagai kurang memuaskan akan tetapi pemberontak anak didorong
oleh:
1) Keinginan menuntut hak-haknya, serta
2) Menuntut pengakuan atas status dan martabat dirinya.
Sikap memberontak dan menentang merupakan gejala perkembangan yang wajar setiap
perkembangan individu anak. Masa menentang dianggap sebagai saat pancaroba, penuh
badai-badai emosi yang tidak menentu. Trotzalter disebut sebagai masa peralihan (masa
transisi) dalam proses perkembangan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak pindah
ke masa pubertas remaja.
l. Perjuangan Sebagai Ciri Dari Perkembangan
Anak biasanya menghormati dan mencintai orang tuanya. Akan tetapi kadang-kadang
ia menjadi marah oleh perbuatan dan larangan orang tua. Pada umumnya anak-anak
merasa senang ditengah kawan sebayanya. Namun ada kalanya konflik dan berkelahi
dengan kawan sepermainan. Pada stadium ini seringkali dia bertingkah berlebihan.
Begitu besarnya minat anak oleh suatu kegiatan (misalnya belajar, menulis, berjalan,
bermain-main, dan lain-lain), sehingga kejadian-kejadian lain diabaikan sama sekali.
Sepanjang menuju ke arah kematangannya, anak pasti pernah menderita, berduka hati,
terjatuh atau terluka-luka ada kalanya ia mengalami trauma psikis atau luka jiwa. Ciri
hidup yang sehat dicirikan oleh kemampuan manusia-anak dan orang dewasa-untuk
mengulangi atau mengatasi kepedihan ketegangan, kemalangan, dan duka derita dengan
rasa tawakal, keberanian, ketabahan, dan kemauan besar untuk mengatasi segala ujian
hidup. Dengan begitu dia akan mampu mengambil sari manfaat semua pengalaman
menuju pada proses kedewasaan, pematangan diri, realisasi-diri, transendensi-diri, dan
penyempurnaan dari pada tingkat insani.
2) Gizi anak
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Untuk tumbuh
kembang diperlukan zat makanan yang adekuat seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang dengan jumlah
yang sesuai kebutuhan pada tahapan usianya. Kekurangan makanan yang bergizi akan
menyebabkan retardasi pertumbuhan anak, sedangkan kelebihan makanan juga tidak
baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan ini dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas anak.
Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada makanan atau nutrisi, yaitu:
• Karbohidrat
Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan,
karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan sekitar
15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat
badan menurun. Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka bisa
didapatkan dari susu, padi-padian, umbi-umbian, ketela, kentang, jagung, buah-
buahan, sukrosa, sirup dan tepung.
• Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel, selain
itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino essensial dan selebihnya asam
amino non essensial. Jumlah protein dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah
yang cukup. Apabila tersedia dalam jumlah kurang akan menyebabkan kelemahan,
oedem, dapat kwashiorkor bila kekurangan protein saja, bila protein diserai kalori
menyebabkan marasmus. Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu,
telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang buncis, dan padi-padian.
• Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A,D,E,K
yang larut dalam lemak, komponen lemak terdiri dari lemak alamiah sekitar 98%
diantaranya trigliserida, dan gliserol sedangkan 2% nya adalah asam lemak bebas
diantaranya monogliserida, digliserida, kolesterol dan fosfo lipid termasuk lesitin,
sefalin, serebrosid. Lemak ini merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai
pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah saraf, organ dan lain-lain terhadap
suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan
lambung).
• Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
mempertahankan organisme.
• Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro, yang
terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, jodium, besi, magnesium,
mangan, kalium, natrium, sulfur dan seng.
• Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan
air pada balita relatif tinggi yaitu 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan
orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut, sebagai
medium ion, transport nurien, dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh.
Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.
3) Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi
perkembangan anak. Lingkungan atau orang tua mempunyai pengaruh lebih besar dalam
kecerdasan motorik kasar anak. Lingkungan dapat meningkatkan atau menurunkan saraf
kecerdasan anak terutama pada masa-masa pertama kehidupannya. Dalam mengasuh
anak orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Menurut Gerungan (2002)
terdapat 3 macam pola asuh orang tua yaitu demokratis, otoriter dan permisif.9
• Pola Asuh Demokratis (otoritatif)
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orang tua pada anak yang memberi kebebasan
pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan sensor
batasan dan pengawasan yang baik dari orang tua. Pola asuh ini cocok dan baik
diterapkan pada orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua bersikap rasional,
selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua
tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang
berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Suasana pola asuh demokratik yaitu
10 Ira, Petranto. 2005. Pola Asuh Anak. http://www.polaasuhanak.com diunduh tanggal 1 September 2016 jam 09.00
WIB
membiarkan anak melihat gambar yang tidak layak untuk anak kecil, dengan
pertimbangan anak masih kecil. Sebenarnya, orang tua yang menerapkan pola asuh
seperti ini hanya tidak ingin konflik dengan anaknya (Ilahi, 2013).11
4) Stimulasi
Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan-luar anak, yang merupakan
bagian dari kebutuhan anak yaitu asah atau kegiatan merangsang kemampuan dasar
anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang optimal. Setiap anak perlu
mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan
(Nursalam, 2005).12 Beberapa tahun yang lalu, telah dikembangkan progam BKB
(Bina Keluarga dan Balita) dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk anak-anak
prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin. Alat
pemainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang berfungsi untuk mengembangkan
berbagai aspek perkembangan anak, antara lain motorik, bahasa, kecerdasan dan
sosialisasi.progam BKB merupakan progam yang menunjang progam-progam yang
sudah ada di posyandu, dalam upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak.
Bentuk dari stimulasi yaitu bermain, permainan, Alat Permainan Edukatif (APE) dan
teman bermain.
• Bermain
Anak bebas mengepresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya,
sehingga dengan memberikan kebebasan bermain, orang tua mengetahui suasana
hati anak. Diharapkan bahwa dengan bermain, anak akan mendapatkan stimulus
yang mencukupi agar dapat berkembang secara optimal (Soetjiningsih, 2013). 13
• Permainan
Berdasarkan isinya, bermain dapat dibedakan menjadi permainan yang
berhubungan dengan orang lain (social effective play). Permainan yang berhubungan
dengan kesenangan (sense pleasure play), permainan yang hanya memperhatikan
saja (unocucied behavior), dan permainan keterampilan (skill play). Berdasarkan
karateristik sosial, bermain merupakan interaksi antara anak dan orang dewasa
yang dipengaruhi oleh usia anak. Pada tahun-tahun pertama, anak lebih suka
bermain sendiri. Tipe bermain berdasarkan karakteristik sosial diantaranya
adalah permainan dengan mengamati teman-temannya bermain bersama tanpa
interaksi (parallel play), permainan dengan bersama tanpa rujukan kelompok
(associlatif play), dan permainan dengan permainan bersama yang tidak diorganisir
(noncooperative play).
11 Ilahi, M. Takdir. 2013. Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara Efektif dan Cerdas. Jogjakarta: Kata
Hati
12 Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
13 Soetjiningsih, Ranuh. 2013. Tumbuh Kembang Anak Edisi ke-2. Jakarta: EGC.
14 ibid
(b) Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah
laku orang-orang yang terdekat dengannya.
(c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
(d) Lakukan stimulasi dengan cara bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan,
tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
(e) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap
ke-4 aspek kemampuan dasar anak.
(f) Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar kita.
(g) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
(h) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya (Depkes
RI, 2005).15
5) Pengetahuan Ibu
Pengetahuan ibu memegang peranan penting di dalam memberikan stimulasi kepada
anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak sangat membutuhkan perhatian yang
cukup untuk membantu perkembangan yang optimal. Pengetahuan dan kognitif yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt Behavior).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
• Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
Contohnya dapat menyebutkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan pada
anaknya.
• Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari.
Contohnya dapat menjelaskan mengapa harus memantau perkembangan motorik
anak.
• Aplikasi (application)
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prisip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
• Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih disalam satu struktur organisassi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
15 Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Hal: 4, 7, 11, 45 – 53.
6) Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari orang tua dengan cara segera
membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Anak yang
sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit,
biasanya akan mempengaruhi tumbuh kembangnya.
7) Perumahan
Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi bangunan yang tidak membahayakan
penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya. Misalnya,
rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, yang tidak penuh sesak dan cukup
leluasa bagi anak untuk bermain serta bebas populasi akan menjamin perkembangan
anak (Soetjiningsih, 2013).
8) Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi perkembangan pada anak. Keadaan sosial
ekonomi yang rendah biasanya selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan. Anak dengan keluarga yang
memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik
dibandingkan dengan anak yang sosial ekonomi rendah. Demikian juga dengan anak
berpendidikan rendah, tentu akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi
dan mereka sering tidak mau atau tidak menyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan
gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu
perkembangan anak.
9) Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu dapat menyebabkan berkurangnya
perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.
11) Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang
anak. Interaksi orangtua - anak merupakan suatu proses majemuk yang dipengaruhi
banyak faktor, yaitu kepribadian orang tua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain,
tingkah laku setiap anggota keluarga dan pengaruh luar.
b. Pekembangan Kognitif
Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan kognitifnya.
Kemampuan kognitif ini barkaitan dengan daya ingat, kemampuan menganalisa maupun
kemampuannya memecahkan masalah. Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka
aktif melakukan percobaan dan menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini
dukungan lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak sangat diperlukan.
Interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan
kognitifnya.
c. Perkembangan Intelektual
Perlu kita ketahui bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini sangat berpotensi
untuk menyerap berbagai macam hal baru. Untuk itu, kita harus membimbing anak kita
untuk bisa terus mengembangkan intelektualitasnya dengan berbagai cara.
Perkembangan intelektual anak bisa kita kembangkan dengan musik.
Memperdengarkan musik kalsik pada anak sejak usia dini bahkan dari masa kandungan
akan membantu anak mengembangkan kognitifitasnya. Telah banyak ilmuan yang
mengadakan penelitian mengenai hal ini dan dari penelitian, musik klasik memang
bisa merangsang intelektual anak dari usia dini. Selanjutnya, perkembangan intelektual
anak juga mengarahkan anak untuk menirukan hal-hal disekitarnya. Oleh karena itu,
berperilaku yang baik di depan anak akan membuat anak juga meniru perilaku kita.
Selain itu, intelektual anak pada usia dini juga sangat kuat untuk menyerap kesenian
dan bahasa. Mengajarkan kesenian ada anak dari usia dini akan lebih mudah terserap
dari pada saat usia dewasa. Kemudian, mengajarkan anak untuk mempelajari bahasa
juga lebih mudah diserap saat usianya masih dini. Melihat kemampuan intelektual anak
sangat kuat pada usianya yang masih dini, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing
dan memfasilitasi mereka untuk terus belajar.
d. Perkembangan Bahasa
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih
bayi sering kali dengan menggunakan bahasa tubuh dapat memenuhi kebutuhannya.
Namun hal tersebut kurang di mengerti oleh orang dewasa apa yang dimaksud oleh anak.
Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti
maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan
bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan
bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara.
Secara garis besar ada dua ketrampilan berbahasa, yaitu ketrampilan bahasa lisan
dan ketrampilan bahasa tulis. Dan secara umum ketrampilan bahasa dibagi menjadi
empat, yaitu menyimak, bicara, membaca, menulis. Secara real, anak-anak perlu untuk
mempelajari ketrampilan bahasa terutama bahasa lisan.
Secara umum tahap-tahap dalam berbahasa anak yaitu:
1) Aquisition (akuisisi), merupakan bahasa pertama yang dipelajari oleh anak, biasa
disebut dengan bahasa ibu (menirukan dan mendengarkan) dan merupakan bahasa
lisan. Dimulai dari usia 0-6 tahun, bahasa yang dipelajari ataupun yang digunakan
merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata-kata yang lain.
2) Learning (belajar), anak mulai belajar bahasa tulis dan dimulai setelah anak
lulus dari TK. Di TK anak belajar menulis ataupun membaca itu hanya sebagai
pembiasaan untuk melatih motorik anak.
1. Hepatoblastoma
Penyakit-penyakit ini kurang umum, tetapi jika didiagnosis, dapat berakibat fatal. Penyakit
ini terjadi hampir di sebagian besar bayi sampai balita, dan dapat muncul ketika pada bayi
baru lahir (paling umum).
Umumnya mempengaruhi bayi hingga 3 tahun dan terjadi di hati. Fungsi utama hati
adalah untuk menyaring dan menyimpan darah, dan sel-sel kanker biasanya muncul di
dekat lobus hati. Umumnya, dalam banyak kasus, lobus kiri terpengaruh. Karena hati lipatan
empedu yang membawa limbah dari hati, penyakit ini bisa berakibat fatal. Hal yang dapat
menyebabkan hepatoblastoma termasuk Beckwith Wiedemann-sindrom, hemihypertrophy,
dan poliposis adenomatosa.
Anak-anak yang terkena hepatitis B juga berisiko meningkat untuk mengembangkan
hepatoblastoma. Gejala dapat berkisar dari muntah, nyeri perut ringan sampai serius.
Hepatoblastoma dapat didiagnosis melalui MRI, biopsi, ultra-suara dan tes alpha-fetoprotein.
Penyakit ini dapat terjadi melalui lima tahap, dan kemudian tahap berulang. Operasi atau
kemoterapi adalah rencana perawatan yang paling umum untuk hepatoblastoma.
Penelitian terbaru tentang penyakit meliputi inhibitor dan terapi biologis. Biasanya,
operasi yang paling umum dan efektif dalam merencanakan pengobatan untuk pasien dengan
hepatoblastoma.
2. Sindrom Eisenmenger
Terjadi pada bayi dengan gangguan jantung struktural. Hal ini mempengaruhi aliran darah
dari jantung ke paru-paru. Nyeri dada berat dan sesak nafas dapat terjadi pada bayi. Bayi yang
didukung oleh mesin oksigen, dan darah dikeluarkan untuk mengurangi sel darah merah dan
menggantinya melalui penggantian volume, Scan MRI kucing, CBC, dan ultrasound pada
jantung adalah cara untuk mendiagnosa penyakit.
16 Papalia, D.E. dan Olds, S. W. 2004. Human Development (9th Ed). New York: Mc Graw-Hill, Inc.
17 Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S). Jakarta: Kencana.
kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas
dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.
Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka belum stabil.
Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka diantaranya alergi, asma dan infeksi
telinga. National Centre of Health Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian
anak paling besar adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker darah
(leukemia). Strategi untuk menghindari adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm
dan alat pengaman lainnya. Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI.
Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan pertama. Salah
satu keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI
berdasarkan beberapa ahli kesehatan di Amerika Serikat adalah:
a. Membuat berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari obesitas.
b. Mencegah alergi
c. Mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan
d. Menguatkan tulang
e. Mencegah penyakit kangker pada bayi dan kangker payudara pada ibu yang menyusui
f. Mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang
berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut
diantaranya hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk
melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus
berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana
seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut.
Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam menjaga
kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar
dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua
yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika
Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan
(Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak
kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007).
Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan
anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI,
kurang baiknya pola koinsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama
bagi anak usia dini.
1. Kurang Gizi/Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika
mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan
dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung.
Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi
kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan
zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain.
Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk:
Dalam kasus ringan:
1. pertumbuhan lambat
2. perut bengkak
3. tubuh kurus
4. kehilangan nafsu makan
5. kehilangan energi
6. pucat (anemia)
7. luka di sudut-sudut mulut
8. sering pilek dan infeksi lainnya
9. rabun ayam
Mencegah dan mengobati masalah kekurangan gizi pada anak-anak sebenarnya cukup
mudah, yaitu dengan memberikan makanan bergizi secara cukup, atau cobalah untuk
memberinya lebih banyak/sering makan. Selain itu penambahan (fortifikasi) zat-zat nutrisi
esensial misalnya zat besi, kalsium, vitamin, protein dll pada makanan juga sangat baik
untuk memenuhi kekurangan zat tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5
sempurna dalam memenuhi makan anak-anak.
memadai merupakan modal utama mencegah dehidrasi. Cairan harus diberikan sedikit demi
sedikit dengan frekuensi sesering mungkin. Oralit merupakan rumus manjur untuk mengatasi
diare pada anak.
Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga perlu
ditambahkan cairan/minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk
anak-anak yang terkena diare adalah kekurangan gizi. Berikan anak makanan bergizi.
3. Demam
Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu diukur dengan
termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih dari 39°C) dapat dengan mudah
menyebabkan kejang atau kerusakan otak.
Untuk menurunkan demam, dapat dilakukan beberapa hal:
• Kompres dengan air hangat
Anak dapat dikompres dengan handuk yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30º
C) kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap
dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau
handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan terhambat. Tambah
kehangatan airnya bila demamnya semakin tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara
air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin
akan mengerutkan pembuluh darah anak. Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar.
Anak jadi semakin menggigil untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya.
• Berikan obat pereda demam
Perawatan paling efektif untuk demam adalah menggunakan obat penurun panas seperti
parasetamol atau ibuprofen. Terdapat berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet,
drops, sirup, dan suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak
dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan
untuk anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius
yang disebut sindrom Reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang.
• Berikan banyak cairan
Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi (kekurangan cairan).
Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya kencing dan air kencing berwarna
lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mendorong anak untuk
minum cairan dalam jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak
lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau
sapi atau formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang
lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bila
anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua sebaiknya
diperiksakan ke dokter.
5. Meningitis
Penyakit berbahaya ini bisa datang sebagai komplikasi dari campak, gondok, atau yang lain
yang serius penyakit. Anak-anak dari ibu yang memiliki TB mungkin mendapatkan meningitis
TBC. Seorang anak yang sangat sakit yang terletak dengan cara kepala miring kembali, yang
leher terlalu kaku untuk membungkuk ke depan, dan yang tubuhnya membuat gerakan aneh
(kejang) mungkin memiliki meningitis.
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur
2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-
jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/
menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras),
mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak
sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui,
namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah
dan enggan menyusui.
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman,
sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam
satu batangnya. Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum,
memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi
dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.
Pemberian imunisasi vaksin meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama di daerah
yang diketahui rentan terkena wabah meningitis.
6. Anemia
Tanda-tanda umum pada anak-anak, antara lain pucat, terutama di dalam kelopak mata,
gusi, dan kuku; lemah dan cepat lelah; tampak seperti malnutrisi, glositis berat (radang lidah
disertai rasa sakit), diare dan kehilangan nafsu makan. Penyebabnya antara lain kurang zat
besi, infeksi usus kronis, cacing tambang, malaria.
Pencegahan dan Pengobatan: Makanlah makanan yang kaya zat besi seperti daging dan
telur. Kacang, lentil, kacang tanah (kacang tanah), dan gelap hijau sayuran juga memiliki
beberapa besi. Seringkali dijumpai adanya cacing tambang pada anak anemia. Jika anda
mencurigai adanya cacing tambang, periksakan feses anak di laboratorium. Jika ditemukan
telur cacing tambang, segera lakukan pengobatan untuk mengusir cacing tambang ini. Jika
perlu, berikan garam besi dengan mulut (ferro sulfat).
8. Masalah Kulit
Masalah kulit yang paling umum dijumpai pada anak-anak antara lain: Kudis, terinfeksi
luka dan impetigo, kurap dan infeksi jamur lainnya. Untuk mencegah masalah kulit dapat
dilakukan cara-cara berikut jagalah kebersihan, Mandikan anak sesering mungkin yang bersih,
Pengendalian kutu busuk, kutu, dan kudis. Jangan biarkan anak-anak yang menderita kudis,
kutu, kurap, atau luka yang terinfeksi bermain atau tidur bersama dengan anak-anak sehat.
1. Bercak Mongol
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat dibagian atau daerah
sacral, walaupun terkadang terlihat dibagian tubuh yang lain. Bercak mongol rata-rata
muncul pada usia kehamilan 38 minggu. Bercak mongol sering dijumpai pada bayi yang
berasal dari Mediterania, Amerika Latin, Asia dan Afrika. Etiologi bercak mongol merupakan
bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang
mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari kista neuralis
ke epidermis.
Tanda dan Gejala Berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman, kadang
terlihat seperti memar, bercak mongol akan hilang sendirinya pada usia 1-2 tahun. Biasanya
bercak mongol ini terlihat sebagai: Luka seperti pewarnaan, daerah pigmentasi dengan tekstur
kulit yang normal, area datar dengan bentuk yang tidak teratur, bercak yang biasanya akan
hilang dalam hitungan bulan atau tahun, tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.
2. Hemangioma
Suatu tumor jaringan lunak atau tumor vaskular jinak akibat profilerasi dari pembuluh
darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah. Penyebab
hemangioma sampai saat ini masih belum jelas, Hemangioma muncul pada setiap tempat
permukaan tubuh seperti kepala, muka, leher, kaki atau dada. Hemangioma merupakan tumor
vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak
Klasifikasi Hemagioma
a. Hemangima Kapiler (Superficial Hemangioma)
Terjadi pada kulit bagian atas, bentuk:
- Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks).
- Hemangioma kapiler (superficial hemangioma) granuloma piogenik.
b. Hemangioma Kavernosum
Terjadi pada kulit yang lebih dalam yaitu dibagian dermis dan subkutis (lapisan pada
kulit).
c. Hemangioma Campuran
Pada beberapa kasus, kedua hemangioma diatas dapat terjadi bersamaan dan dinamakan
hemangioma campuran.
3. Ikterus
Definisi ikterus yaitu suatu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi
baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan suatu perubahan warna
kulit atau sklera mata (normal berwarna putih) menjadi warna kuning karena peningkatan
kadar bilirubin dalam darah. Etiologi Ikterus merupakan penumpukan bilirubin karena
produksi yang berlebihan, misalnya pada proses hernolisis, gangguan transportasi, misalnya
hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan, gangguan pengolahan hepar, gangguan fungsi
hepar atau imaturitas hepar, gangguan ekskresi atau obstruksi.
Gambaran klinis yang paling nyata adalah terlihat perubahan warna kulit dan sklera yang
menjadi kuning. Pengamatan paling baik dilakukan dengan cahaya matahari dan menekan
sedikit kulit untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi udara.
Rumus Kreamer
Kadar Bilirubin
Daerah Luas Ikterus
(mg%)
1 Kepala dan leher 5
2 Daerah 1 + badan bagian atas 9
3 Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai 11
4 Daerah 1,2,3 + lengan dan kaki dibawah lutut 12
5 Daerah 1,2,3,4 + tangan dan kaki 16
Klasifikasi
• Ikterus Fisiologis
Warna kekuningan pada kulit yang timbul pada hari ke 2-3 setelah lahir yang tidak
mempunyai dasar patologis. Dan akan menghilang pada hari ke-10. Ikterus dapat
terlihat di wajah bayi ketika kadar dalam serum mencapai sekitar 5 mg/dL kemudian
berkurang jika kadar bilirubin meningkat. Pada hari ke-5 ke-7 kadarnya berkurang
menjadi sekitar 2 mg/dL. Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah ikterus
fisiologis adalah mengajarkan ibu dan keluarga cara menyinari bayi dengan cahaya
matahari serta memberikan minum (ASI) sedini mungkin dengan jumlah cairan dan
kalori yang cukup. Cara menyinari adalah sebagai berikut:
Sinari bayi dengan cahaya matahari pagi pukul 07.00-08.00 selama 2-4 hari.
Atur posisi kepala bayi agar wajah tidak langsung menghadap ke cahaya matahari.
Lakukan penyinaran selama 30 menit yaitu 15 menit dalam posisi telentang dan 15
menit dalam posisi telungkup.
Lakukan penyinaran pada kulit seluas mungkin dan bayi tidak memakai pakaian
(telanjang).
Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah, misalnya feses berwarna putih keabu-abuan
dan liat seperti dempul, anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas. Anjurkan
pula ibu kontrol setelah 2 hari.
• Ikterus Patologis
Ikterus menjadi patologis jika kondisi ini dapat terlihat 24 jam ketika kadar bilirubin
menigkat sebanyak 5 mg/dL. Ketika kadar bilirubin > 15 mg/dL. Jika peningkatan
kadarnya berlangsung > 1minggu pada bayi cukup bulan dan > 2 minggu bayi prematur.
Pada saat bayi menjadi letargi dan kemampuannya buruk.
Terapi yang umum digunakan untuk ikterus patologis adalah terapi sinar (fototerapi)
dan transfusi tukar. Untuk itu, bayi perlu dirujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki
fasilitas tersebut. Sebelum melakukan rujukan lakukan hal sebagai berikut: dapatkan
informed consent dari orangtua bayi untuk merujuk bayinya, anjurkan ibu untuk
memberikan ASI secara adekuat selama proses rujukan, lakukan pencegahan hipotermia,
ambil sampel darah ibu sebanyak 2,5 ml jika kekuningan ditemukan pada dua hari
pertama kelahiran bayi
1) Terapi sinar
Terapi sinar (fototerapi) adalah terapi dengan menggunakan sinar ultraviolet yang
bertujuan untuk memecah bilirubin menjadi senyawa dipirol yang nontoksik dan
dikeluarkan melalui urine dan feses. Selama terapi, kedua mata bayi harus ditutup
untuk melindungi kedua mata dari sinar UV. Fototerapi dilakukan selama 100 jam
atau hingga kadar bilirubin darah mencapai ≤ 7,5 mg%.
2) Transfusi tukar
Transfusi tukar adalah teknik yang dilakukan untuk mengeluarkan bilirubin secara
mekanik untuk mengurangi kadar bilirubin indirek, mengganti eritrosit yang dapat
dihemolisis, membuang antibodi yang menyebabkan hemolisis, dan mengoreksi
anemia.
Pada transfusi tukar, darah sirkulasi neonatus diganti dengan darah donor dengan
cara menegluarkan darah bayi dan memasukkan darah donor secara berulang dan
bergantian. Jumlah darah yang dikeluarkan.
5. Oral Trush
Pengertian Oral trush adalah bercak putih pada lidah, langit-langit dan pipi bagian dalam
(Wong, 1995).18 Merupakan suatu kandidiasis membrane mukosa mulut bayi yang ditandai
dengan munculnya bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping di mulut,
ulkus dangkal, demam dan adanya iritasi gastrointestinal. Penyebab dari oral trush yaitu
Candida albicans, vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan, transmisi dari botol susu
atau puting susu yang tidak bersih, cuci tangan yang tidak benar. Tanda Dan Gejala yaitu
Terdapatnya lesi dalam mulut yang berwarna putih dan membentuk plak berkeping menutupi
seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi dan mukosa pipi.
Intervensi
• Jaga kebersihan bayi dan peralatan yang digunakan.
• Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
• Ibu yang terinfeksi harus diobati untuk mencegah terjadinya infeksi ulang.
• Bersihkan daerah mulut bayi/sisa susu pada lidah bayi.
• Oleskan gentian violet 0,25% pada mulut dengan kapas lidi atau memberikan mycostatin
4x sehari atau tiap 6 jam sebanyak 1cc selama 1 minggu atau sampai gejala menghilang.
18 Wong, 1995. Buku Asuhan Keperawatan Ibu dan Anak . Jakarta: Nuha
6. Diaper Rush
Diaper rush adalah iritasi pada kulit bayi yang terjadi di daerah bokong. Hal ini dapat terjadi
apabila popok terlalu lama dan tidak diganti, popoknya tidak dapat menyerap keringat, dan
infeksi jamur atau bakteri atau eksema. Ruam popok (diaper rash) adalah gangguan yang
lazim ditemukan pada bayi. Gangguan ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari 15
bulan, terutama pada usia 8 – 10 bulan. Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok
(Diaper Rush) antara lain: Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit, kurangnya menjaga
hygiene. Popok jarang diganti atau terlalu lama tidak segera diganti setelah BAK atau BAB
(feces), infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri), alergi bahan popok,
gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok, kebersihan kulit yang tidak
terjaga, udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab, akibat diare, reaksi kontak
terhadap karet, plastik, detergen.
Tanda dan gejala diape rush, diantaranya: (1) Iritasi pada kulit yang terkena dan muncul
sebagai crytaema, (2) Muncul pada daerah seperti pantat, kemaluan, perut bawah paha atas,
(3) Kulit kemerahan dan lecet, (4) Muncul ruam pada daerah sekitar kelamin, (5) Timbul
lepuh-lepuh di seluruh daerah popok, (6) Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari,
daerah tersebut akan ditumbuhi oleh jamur, terutama jenis Candida Albicans, sehingga
kelainan kulit bertambah merah dan basah.
Pencegahan untuk diaper rush adalah gantilah popok segera setelah BAB atau BAK. Hal
ini mencegah lembab pada kulit. Janganlah memakai popok dengan ketat khususnya sepanjang
malam hari. Hindari membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit. Seperti
dengan Alkohol atau parfum pada produk tersebut dapat mengiritasi kulit bayi. Penanganan
gantilah popok yang telah penuh sesering mungkin, gunakan air bersih untuk membersihkan
area popok setiap kali mengganti popok, biarkan area di udara terbuka sehingga benar-benar
kering, oleskan krim (seperti yang mengandung zinx ixide atau petrolatum).
7. Seborrhea
Merupakan radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang terdapat banyak
kelenjar sebaseanya, biasanya terjadi didaerah kepala. Suatu peradangan pada kulit bagian
atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian
tubuh lainnya. Etiologi menurut beberapa ahli yaitu Faktor hereditas, intake makanan tinggi
lemak dan kalori, asupan minuman beralkohol, adanya gangguan emosi. Gejalanya adalah
Serpihan/sisik, gatal, kemerahan.
8. Furunkel
Peradangan pada folikel rambut kulit dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi di daerah
bokong, kuduk, axilla, badan dan tungkai (Furunkolisis). Faktor Penyebab furunkel yaitu
iritasi pada kulit, kebersihan kulit yang kurang terjaga, daya tahan tubuh yang rendah,
infeksi oleh staphylococus aureus. Tanda dan gejala nyeri pada daerah ruam, ruam pada
daerah kulit (nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustul), nodus dapat
melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk
fistel. Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah dengan sendiri dan sebagian akan
menghilang dengan sendirinya.
Penatalaksanaan:
• Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan
sendirinya.
• Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya.
• Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan
melunakkan nodul.
• Jangan memijit furunkel, terutama yang letaknya didaerah hidung dan bibir atas, karena
akan menyebabkan pnyebaran kuman patogen.
• Bila furunkel terjadi didaerah yang tidak umum (hidung, telinga) kolaborasi dengan
dokter untuk insisi.
• Pemberian antibiotik sistemik.
9. Milliariasis
Miliariasis merupakan suatu keadaan dermatosis yang menyebabkan oleh retensi keringat
akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat. Kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan,
disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai
sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada,
punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala. Faktor
penyebab yaitu udara yang panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang, pakaian
yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat, aktivitas yang belebihan, setelah menderita
demam atau panas. Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang
atau edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum.
Bentuk Milliariasis
a. Milliaria Kristalina
• Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai kulit
kemerahan.
• Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup.
• Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus.
Asuhan: Pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang berlebihan,
ventilasi yang baik, menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat.
b. Milliaria Rubra
• Sering dialami anak yang tidak bisa tinggal diaderah panas.
Penatalaksanaan
• Perawatan kulit yang benar.
• Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salicyl atau bedak
kocok setelah mandi.
• Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk
memperparah sumbatan kelenjar.
• Bila sangat gatal, peduh, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik.
• Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak
menggores kulit saat menggaruk).
10. Obstipasi
Obstipasi adalah bentuk konstipasi yang disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam
usus (adanya obstruksi usus). Secara umum, Obstipasi adalah pengeluaran mekonium tidak
terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada feses
yang menyangkut konsistensi feses dan frekuensi saat BAB. Sedangkan pada neonatus lanjut
didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih.