Anda di halaman 1dari 50

BUKU AJAR

TUMBUH KEMBANG ANAK


USIA 0-12 TAHUN

Dr. ERNA SETIYANINGRUM, S.S.T., M.M., M.Pd.K.

tumbuh kembang.indd 1 10/08/2017 10.44.11


BUKU AJAR TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 0-12 TAHUN

Dr. Erna Setiyaningrum, S.S.T., M.M., M.Pd.K.

Edisi Asli
Hak Cipta © 2017, Indomedia Pustaka
Griya Kebonagung 2, Blok I2, No.14
Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo
Telp. : 0812-3250-3457
Website : www.indomediapustaka.com
E-mail : indomediapustaka.sby@gmail.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Setiyaningrum, Erna

Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun/Erna Setiyaningrum


Edisi Pertama
—Sidoarjo: Indomedia Pustaka, 2017
1 jil., 17 × 24 cm, 238 hal.

ISBN 978-602-6417-11-4

1. Keperawatan 2. Tumbuh Kembang Anak


I. Judul II. Penulis

tumbuh kembang.indd 2 10/08/2017 10.44.11


Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk dan tuntuntannya, sehingga buku ‘Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun’.
Susuanan pada buku ini membahas hal-hal pokok tentang tumbuh kembang, masalah
perkembangan pada anak usia dini hingga sekolah usia 11 tahun. Bahasan tersebut perlu di
utamakan karena merupakan dasar-dasar pengetahuan yang perlu dipahami oleh setiap tenaga
kesehatan di lini terdepan termasuk bidan dan perawat yang memberikan asuhan pelayanan
kesehatan pada anak usai dini dan sekolah dasar baik di puskesmas, klinik, maupun rumah
sakit. Mahasiswa juga perlu memahami dasar-dasar pengetahuan ini sebelum, selama, dan
setelah mereka lulus nanti.
Buku ini terdiri dari 5 bab, yaitu:
1. Bab 1 membahas materi kosep dasar anak usia dini.
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar anak usia dini, perkembangan anak usia dini
dan permasalahan yang dapat terjadi pada anak usia dini.
2. Bab 2 tentang anak usia dini usia 0-6 tahun.
Konsep tumbuh kembang pada anak usia 0-6 tahun di anggap sebagai patokan untuk
mengetahui apakah balita dapat tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya.
3. Bab 3 menyajikan tentang anak usia 6-8 tahun.
Konsep tumbuh kembang pada anak prasekolah, perkembangan anak prasekolah dan
permasalaha yang terjadi pada anak prasekolah.

tumbuh kembang.indd 3 10/08/2017 10.44.11


iv   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

4. Bab 4 menyajikan tentang anak seklah dasar usia 8-11 tahun, tentang perkembangan
dan permasalaha yang terjadi pada perkembangan anak usia dini pada usia 8-11 tahun.
5. Bab 5 tentang gambaran khusus anak usia dini pada usia 0-8 tahun, yang membahasa
tentang perkembangan anak usia tersebut, permasalahan perkembangan.

Penyusunan buku ini merupakan petugas kesehatan yang berkecimpung di pelayanan


kesehatan bayi, anak dan prasekolah. Ibu diharapkan agar buku ini dapat berguna bagi
tenaga kesehatan (teruatama bidan, perawat, dan mahasiswa kebidanan/keperawatan) untuk
melengkapi bacaan mata pelajaran.

Surabaya, September 2016

Penyusun

tumbuh kembang.indd 4 10/08/2017 10.44.11


Ucapan Terimakasih

Penyertaan Tuhan Didalam Kehidupanku


Buku ini saya tulis sebagai ucapan syukur atas penyertaan Tuhan selama ini didalam hidup
dan kehidupan saya. Penyertaan yang tanpa batasdari mulai saya lahir baru hingga hari
ini. Berbagai pelanggaran telah saya lakukan selama ini, namun Tuhan begitu baik, selalu
mengembalikan saya ketempat yang Tuhan mau. Hingga akhirnya saya merasa bahwa
sebenarnya saya tidaklah pantas menerima segala anugrah yang sangat besar ini.
Saya bersyukur Tuhan telah memberikan saya keluarga besar yang begitu mencintai
saya, Bapak Sudirun, Ibu Tri Haryati, adalah orang tua yang terbaik yang Tuhan kirim untuk
melahirkan dan merawat saya. Candra Basuki Setiawan (Alm) dan Reny Tri Jayanti-Abdul
Wahab Iswahyudi dan keluarga sebagai adik adik yang baik yang telah membantu saya
terproses dalam hidup dan kehidupan saya. Suami terbaik yang Tuhan kirimkan dalam
kehidupan saya Bayu Ario Nusantoro, dan anak anak tercinta yang pintar pintar, hebat hebat
serta takut akan Tuhan yaitu Bagus Arizona Putra, Anjasmara Tirta Adi Kencana, Dyah Ayu
Puspa Mawar Indah (Cantik). Serta keluarga besar Purwito Hadi Atmanto sebagai mertua
terbaik, Kak Oky Soelanjari-Farid (Alm), Satriono Joelita-Sintje Natar, Goudy Asmara (Alm),
Niko Suseno Jaya-Yeni Wastuti, yang telah banyak mensuport saya.
Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada keluarga besar High Desert
Billionares Suport Sistem yang telah banyak membentuk dan memproses karakter saya
sehingga saya bisa menjadi percaya diri serta menginspirasi saya untuk menjadi penulis
dan motivator, antara lain: Julianto Ekaputra-Yenny, dr. Roy Sugiowantono-Elsye, Nugroho,

tumbuh kembang.indd 5 10/08/2017 10.44.11


vi   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

Purwanto, Tjandra-Tanti, Boby-Menik, Lion-Anggraini, Tonny-Betsy, Alex-Lenny, Rina Staf,


Agus-Ramanti, drg Bambang-drg Ari, Utami, Hari-Melly, Agung-Suyati- Puji,dan rekan rekan
High Desert yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada tim saya yang telah membantu mensuport
berbagai sumber dalam penulisan ini.
Sungguh saya mengucap syukur yang tak terhingga karena Tuhan telah mengirimkan
orang orang terbaik dalam kehidupan saya. Mengisi hidup saya dengan sangat indah. Memberi
kepercayaan diri yang sangat besar kepada saya bahwa “Tidak ada yang Mustahil didunia ini
jika Tuhan Bersamadengan Kita.”

Hormat Kami,

Penulis

tumbuh kembang.indd 6 10/08/2017 10.44.11


Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................... iii


Ucapan Terimakasih................................................................................ v
Daftar Isi..................................................................................................... vii

Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini.................................................... 1


A. Konsep Anak Usia Dini................................................................................. 1
1. Definisi Anak Usia Dini........................................................................ 1
2. Ciri-ciri Anak Usia Dini........................................................................ 2
3. Karakteristik Umum Anak Usia Dini.................................................. 3
4. Hakikat Perkembangan ........................................................................ 4
5. Memasuki Dunia Anak-Anak.............................................................. 6
6. Pembagian Fase-Fase Perkembangan ................................................. 7
7. Prinsip-Prinsip Perkembangan ........................................................... 11
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak............................................................................. 16
7. Fase Perkembangan pada Anak Usia Dini.......................................... 23
B. Penyakit yang Menyertai .............................................................................. 26
1. Hepatoblastoma...................................................................................... 26
2. Sindrom Eisenmenger........................................................................... 26

tumbuh kembang.indd 7 10/08/2017 10.44.11


viii   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

C. Masalah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini............................................. 27


1. Kurang Gizi/Malnutrisi......................................................................... 28
2. Diare dan Disentri................................................................................. 29
3. Demam ................................................................................................... 30
4. Kejang...................................................................................................... 31
5. Meningitis............................................................................................... 31
6. Anemia.................................................................................................... 32
7. Cacing dan Parasit Lain........................................................................ 32
8. Masalah Kulit.......................................................................................... 32
9. Pink Eye (Conjunctivitis)...................................................................... 33
10. Pilek dan Flu........................................................................................... 33
11. Sakit Telinga dan Infeksi Telinga......................................................... 33
D. Permasalahan yang Lazim Terjadi pada Anak Usia Dini Usia ................ 33
1. Bercak Mongol....................................................................................... 33
2. Hemangioma.......................................................................................... 34
3. Ikterus...................................................................................................... 35
4. Muntah dan Gumoh.............................................................................. 37
5. Oral Trush............................................................................................... 37
6. Diaper Rush............................................................................................ 38
7. Seborrhea................................................................................................ 38
8. Furunkel.................................................................................................. 38
9. Milliariasis............................................................................................... 39
10. Obstipasi.................................................................................................. 40
11. Infeksi...................................................................................................... 42
12. SIDS......................................................................................................... 44
Daftar Pustaka......................................................................................................... 47
Evaluasi.................................................................................................................... 48

Bab 2 Konsep Dasar Anak Usia Dini (Usia 0-6 Tahun)........................ 53


A. Anak Usia Dini 0-6 Tahun............................................................................ 53
1. Definisi Anak Usia Dini (Usia 0-6 Tahun)......................................... 53
2. Pengertian PAUD................................................................................... 54
3. Tugas Perkembangan Anak Usia 0-6 Tahun....................................... 55
B. Alat Ukur Perkembangan Anak Usia Dini 0-6 Tahun.............................. 63
1. Denver Developmental Screening Test (DDST) .................................. 63
2. Kuisioner Praskrinning Perkembangan (KPSP)................................ 67
C. Permasalahan Anak Usia Dini 0-6 Tahun................................................... 67
1. Permasalahan Perkembangan Intelektual........................................... 67
2. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.............................................. 71
3. Kendala Perkembangan Berbicara....................................................... 73

tumbuh kembang.indd 8 10/08/2017 10.44.11


Daftar Isi ix  

D. Gangguan Nutrisi pada Bayi......................................................................... 74


1. Malnutrisi Energi dan Protein (MEP)/Kurang
Energi Protein (KEP) pada Bayi dan Balita Sensitifitas
pada Bayi dan Balita.............................................................................. 74
2. Kwashiorkor............................................................................................ 75
3. Marasmus................................................................................................ 77
E. Sistem Edukasi Anak Usia 0-6 Tahun.......................................................... 79
F. Perkembangan Psikologi Anak Usia Dini 0-6 Tahun................................ 81
1. Masa Bayi 0-2 Tahun (Periode Vital).................................................. 81
2. Masa Balita 1-5 Tahun (Periode Estetis)............................................. 86
Evaluasi.................................................................................................................... 93

Bab 3 Konsep Dasar Anak Usia Dini (Usia 6-8 Tahun)........................ 97


A. Perkembangan Anak Usia Dini (Usia 6-8 Tahun)..................................... 97
1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.............................. 98
2. Tujuan Perkembangan Anak Usia Dini .............................................. 99
3. Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak.................................................. 100
4. Tugas-tugas Perkembangan Masa Anak............................................. 103
5. Karakteristik Aspek Pertumbuhan Perkembangan
Anak Usia Dini....................................................................................... 104
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik ................ 111
B. Perkembangan Konsep Diri dan Sosial....................................................... 112
1. Sistem Representasional dan Harga Diri............................................ 112
2. Relasi Teman Sebaya.............................................................................. 114
3. Gender .................................................................................................... 114
C. Permasalahan pada Anak ............................................................................. 115
1. Permasalahan Fisik................................................................................ 115
2. Permasalahan Psiko-Sosial................................................................... 116
3. Permasalahan Belajar............................................................................ 121
D. Penyakit........................................................................................................... 121
1. ISPA ......................................................................................................... 121
2. Sinusitis .................................................................................................. 122
3. Faringitis ................................................................................................. 123
Daftar Pustaka......................................................................................................... 125
Evaluasi.................................................................................................................... 126

Bab 4 Anak Usia 8-11 Tahun................................................................. 131


A. Anak Usia Sekolah......................................................................................... 131
1. Pengertian Anak Usia Sekolah............................................................. 131
2. Tahap-Tahap Anak SD.......................................................................... 132

tumbuh kembang.indd 9 10/08/2017 10.44.11


x   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

3. Macam-Macam Ketrampilan yang Perlu dimiliki pada


Anak Sekolah Dasar............................................................................... 132
4. Ciri-ciri Anak Sekolah Dasar............................................................... 133
B. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar................................................. 133
C. Perkembangan Anak Usia 8-11 Tahun........................................................ 134
1. Perkembangan Kognitif........................................................................ 134
2. Perkembangan Fisik............................................................................... 134
3. Perkembangan Emosi............................................................................ 135
4. Perkembangan Bahasa........................................................................... 135
5. Perkembangan Psikososial.................................................................... 135
6. Perkembangan Bermain........................................................................ 136
7. Perkembangan Kepribadian................................................................. 136
8. Perkembangan Moral ........................................................................... 137
D. Permasalahan Anak Sekolah Dasar ............................................................ 137
1. Definisi Masalah..................................................................................... 137
2. Permasalahan Kesehatan Anak SD...................................................... 137
Daftar Pustaka......................................................................................................... 147
Evaluasi.................................................................................................................... 148

Bab 5 Konsep Dasar Anak Usia Dini.................................................... 153


A. Anak Usia 0-8 Tahun..................................................................................... 153
1. Definisi Anak Usia 0-8 Tahun.............................................................. 153
2. Karakteristik Anak Usia 0-8 Tahun..................................................... 154
3. Pola Perkembangan pada Anak Usia Dini.......................................... 156
4. Cara Belajar Anak Usia Dini................................................................ 166
B. Permasalahan Anak Usia Dini...................................................................... 167
1. Permasalahan dalam Perkembangan Fisik-Motorik......................... 167
2. Permasalahan dalam Perkembangan Kognitif................................... 167
3. Permasalahan dalam Perkembangan Bahasa..................................... 167
4. Permasalahan dalam Perkembangan Sosial....................................... 168
5. Permasalahan dalam Perkembangan Emosi...................................... 168
Daftar Pustaka......................................................................................................... 169
Evaluasi.................................................................................................................... 170

Daftar Pustaka.......................................................................................... 175


Glosarium.................................................................................................. 179
Lampiran................................................................................................... 185

tumbuh kembang.indd 10 10/08/2017 10.44.11


Bab 1

Konsep Dasar
Anak Usia Dini

Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar pada anak usia dini.

Pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang dibahas dalam bab ini:
A. Konsep Dasar Anak Usia Dini
B. Penyakit Yang Menyertai Anak Usia Dini
C. Masalah Kesehatan Dan Gizi Anak Usia Dini

A. KONSEP ANAK USIA DINI

1. Definisi Anak Usia Dini


Terdapat beberapa definisi tentang anak usia dini. Definisi yang pertama, anak usia dini adalah
anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir sampai berusia kurang lebih delapan tahun (0-8)
(Nurihsan, 2007).1 Sedangkan definisi kedua, menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 14 yang menyebutkan bahwa pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

1 Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI

tumbuh kembang.indd 1 10/08/2017 10.44.11


2   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Definisi ketiga anak usia dini merupakan anak
yang berada pada usia 0-6 tahun. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
anak usia dini adalah anak yang berusia nol sampai 6 atau 8 tahun yang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang paling pesat, baik fisik maupun
mental. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga
disebut Golden Age. Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri.

2. Ciri-ciri Anak Usia Dini


Anak pada masa usia dini memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut: 1) Bersifat
egosentris, Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dari pengetahuan
dan pemahamannya sendiri, serta dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit.
Anak sangat terpengaruh oleh akalnya yang masih sederhana sehingga tidak mampu
menyelami perasaan dan pikiran orang lain. Anak belum memahami arti sebenarnya dari
suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan dirinya ke dalam kehidupan atau pikiran
orang lain. Anak sangat terikat pada dirinya sendiri. Dia menganggap bahwa pribadinya
adalah satu dan terpadu erat dengan lingkungannya, dan juga belum mampu memisahkan
dirinya dari lingkungannya; 2) Relasi sosial yang primitive, ciri ini ditandai oleh kehidupan
anak yang belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan
sosial sekitarnya. Artinya, anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya dengan
kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya. Anak pada masa ini hanya memiliki minat
terhadap benda-benda dan peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya. Dengan kata lain
anak membangun dunianya dengan khayalan dan keinginannya sendiri; 3) Kesatuan jasmani
dan rohani yang hampir tidak terpisahkan, anak belum dapat membedakan keduanya. Isi
jasmani dan rohani anak masih merupakan kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadap
sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan dan jujur baik dalam mimik,
tingkah laku, maupun bahasanya. Anak tidak dapat berbohong atau bertingkah laku pura-
pura. Anak mengekspresikan segala sesuatu yang dirasakannya secara terbuka; 4) Sikap hidup
yang fisiognomis, artinya secara langsung anak memberikan atribut/sifat lahiriah atu sifat
kongkrit, nyata terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini disebabkan karena pemahaman
anak terhadap apa yang dihadapinya masih bersifat menyatu (totaliter) antara jasmani dan
rohani. Anak belum dapat membedakan antara benda hidup dan benda mati. Segala sesuatu
yang ada di sekitarnyaa dianggap memiliki jiwa yang merupakan makhluk hidup yang
memiliki jasmani dan rohani sekaligus, seperti dirinya sendiri. Oleh karena itu, anak pada
usia ini sering bercakap-cakap dengan binatang atau boneka.2
Anak usia dini (0-6 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan.

2 Kartini Kartono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV Mandar Maju.

tumbuh kembang.indd 2 10/08/2017 10.44.11


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 3  

Karena itulah pada usia dini dikatakan sebagai Golden Age (usia emas) yaitu usia yang sangat
berharga dibanding usia-usia selanjutnya.
Aspek yang sangat menonjol dalam cara belajar anak usia dini adalah rentang perhatian
yang pendek (short attention span) dan orientasi perilakunya pada “sini dan kini” (here and
now). Menurut Soegeng (2000) secara umum karakteristik anak usia dini atau prasekolah
adalah: suka meniru, ingin mencoba, spontan, jujur, riang, suka bermain, selalu ingin tahu
(suka bertanya) banyak gerak, suka menunjukkan akunya (egois), unik, dan lain-lain.3

3. Karakteristik Umum Anak Usia Dini


Pandangan para ahli pendidikan tentang anak cenderung berubah dari waktu ke waktu
dan berbeda satu sama lain sesuai dengan landasan teori yang digunakannya. Ada yang
memandang anak sebagai makhluk yang telah terbentuk oleh bawaannya atau memandang
anak sebagai makhluk yang dibentuk oleh lingkungannya. Ada juga ahli lain yang menganggap
anak sebagai miniatur orang dewasa, dan ada pula yang memandang anak sebagai individu
yang berbeda.
Maria Montessori (dalam Hurlock, 1978) berpendapat bahwa usia 3-6 tahun merupakan
periode sensitif atau masa peka terhadap anak, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu
perlu dirangsang , diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Masa sensitif
anak pada usia ini mencakup sensitive terhadap keteraturan lingkungan, mengeksplorasi
lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitif untuk berjalan, sensitif terhadap objek-objek
kecil dan detail, serta terhadap aspek-aspek sosial kehidupan. 4
Usia dini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan
perkembangan masa selanjutnya. Erickson mengemukakan  bahwa “masa kanak-kanak
merupakan gambaran manusia sebagai manusia. Perilaku yang berkelainan pada masa dewasa
dapat dideteksi pada masa kanak-kanak”. Karakteristik Umum atau sifat-sifat Anak Usia Dini,
sebagai berikut:
1) Unik, artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya.
2) Egosentris, artinya anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut
pandang dan kepentingannya sendiri.
3) Aktif dan Energik, artinya anak lazimnya senang melakukan aktivitas.
4) Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
5) Eksploratif dan berpetualang, maksudnya terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat,
anak lazimnya menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal baru.
6) Spontan, artinya perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak tertutupi
sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.
7) Senang dan kaya dengan fantasi, artinya anak senang dengan hal-hal yang imajinatif.
8) Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu.

3 Santoso, Soegeng dan Fasli, Gusnawirta. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan
4 Hurlock, Elizabeth. B. 1978. Child Development, Sixth Edition.New York: Mc.Graw Hill, Inc.

tumbuh kembang.indd 3 10/08/2017 10.44.11


4   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

9) Daya perhatian yang pendek


10) Bergairah untuk belajar.
11) Semakin menunjukkan minat terhadap teman

4. Hakikat Perkembangan
a. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif,
melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan
pada segi fungsional.
Menurut Yusuf Syamsu (2001: 15)5, perkembangan adalah perubahan-perubahan
yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Adapun menurut Oemar Hamalik (2004: 84)6, perkembangan merujuk kepada
perubahan yang progresif dalam organisme bukan saja perubahan dalam segi fisik
(jasmaniah) melainkan juga dalam segi fungsi, misalnya kekuatan dan koordinasi.

b. Pertumbuhan dan Perkembangan


Secara singkat dapat diutarakan perbedaan kedua istilah perkembangan dan
pertumbuhan adalah bahwa perkembangan (development), merupakan proses atau
tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju yang bersifat psikis. Adapun pertumbuhan
(growth), merupakan tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti
pentingnya. Pertumbuhan merupakan tahapan perkembangan (a stage of development)
yang bersifat fisik.

c. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Istilah pertumbuhan dan perkembangan seringkali digunakan seolah-olah keduanya
mempunyai pengertian yang sama, karena menunjukan adanya suatu proses perubahan
tertentu yang mengarah kepada kemajuan. Padahal sesungguhnya istilah pertumbuhan
dan perkembangan ini mempunyai pengertian yang berbeda.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai
akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti
adanya perubahan dalam ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut
perubahan fisik. Selain dari pengertian di atas, pertumbuhan dapat didefinisikan pula
sebagai perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-
fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri individu yang sehat dalam fase-
fase tertentu. Hasil dari pertumbuhan ini berupa bertambah panjang tulang-tulang

5 Yusuf Syams. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm 15
6 Hamalik, Oemar. 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, hlm 84

tumbuh kembang.indd 4 10/08/2017 10.44.11


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 5  

terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan serta makin bertambah
sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf. Pertumbuhan ini akan terhenti setelah
adanya maturasi atau kematangan pada diri individu.
Rendahnya derajat kesehatan dan gizi anak akan menghambat pertumbuhan
fisik dan motorik anak yang juga berlangsung sangat cepat pada tahun-tahun pertama
kehidupan anak. Gangguan yang terjadi pada pertumbuhan fisik dan motorik anak, sulit
diperbaiki pada periode berikutnya, jika kondisi terus berlanjut, dapat mengakibatkan
cacat permanen.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan fungsional
yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil
keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan dapat juga dikatakan
sebagai suatu urutan-urutan perubahan yang bersifat sistematis, dalam arti saling
kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh, anak diperkenalkan bagaimana
cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya.
Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses
latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat
untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu
memegang pensil dan membaca bentuk huruf.
Selain itu perubahan juga bersifat progresif, yang berarti bahwa perubahan yang
terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Contoh, perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana
berkembang ke arah yang lebih kompleks. 7
Berkesinambungan merupakan ciri lain dari perubahan yang terjadi, artinya
perubahan itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak bersifat meloncatloncat
atau karena unsur kebetulan. Contoh, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak
harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu.8 Melalui belajar anak akan
berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan
dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan
menimbulkan perilaku baru. Dari uraian pengertian perkembangan di atas perlu disadari
bahwa pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan psikis individu, karena pada
suatu saat tertentu kedua istilah ini dapat digunakan secara bersamaan. Dengan kata
lain, perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan, pematangan fungsi-fungsi
fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar. Psikologi perkembangan anak
(early childhood development), hanya mempelajari perkembangan manusia sejak lahir
hingga usia enam atau delapan tahun.
Berdasarkan hasil penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kapasitas
kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu empat tahun pertama sejak kelahirannya.

7 Hadis, F.A. 1996. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru Ditjen Dikti Depdikbud.
8 Helms, D. B & Turner, J.S. 1983. Exploring Child Behavior. New York: Holt Rinehartand Winston.

tumbuh kembang.indd 5 10/08/2017 10.44.11


6   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

Pada saat anak mencapai usia delapan tahun, maka perkembangan otak anak telah
mencapai 80% perkembangan otak berada pada rentang usia tersebut. Pada saat anak
dilahirkan ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru
mencapai kematangannya saat setelah diluar kandungan. Bayi yang baru dilahirkan
memiliki 100 miliar neutron dan bertriliun-triliun sambungan antarneutron. Melalui
persaingan alami akhirnya sambungan-sambungan yang tidak atau jarang digunakan
akan mengalami atrofi. Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron mendapatkan
informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik. Letupan ini merangsang
bertambahnya produksi myelin yang dihasilkan oleh zat perekat glial. Semakin banyak
zat myelin yang diproduksi maka semakin banyak dendrite yang tumbuh, sehingga
akan semakin banyak synapse yang berarti lebih banyak neuron-neuron yang menyatu
membentuk unit-unit.

5. Memasuki Dunia Anak-Anak


a. Pemahaman Dunia Kanak-Kanak
Apabila hendak memahami kehidupan anak bayi dan anak-anak maka kita harus
mengobservasi terhadap tingkah laku anak-anak tersebut. Sebab anak masih belum
mampu bercerita tentang keadaannya sendiri dan belum mampu mengungkapkan
kehidupan psikisnya.
Ketika anak-anak menjadi lebih dewasa, kita dapat melakukan observasi terhadap
tingkah lakunya, dan bisa mendengarkan ceritanya tentang keadaan dirinya. Namun kita
harus menyadari bahwa hampir tidak ada seseorang anak yang bersedia membukakan
segenap perasaan dan isi hatinya kepada orang lain. Ada semacam keengganan,
“ketakutan” atau rasa malu yang menghambat dirinya untuk membukakan isi perasaan
dan fikirannya, sekalipun terhadap ibu sendiri atau terhadap orang tua.
Pengaruh kehidupan masa kanak-kanak sangat penting untuk membentuk
pandangan hidup kita selanjutnya. Banyak masalah yang timbul dalam kenangan,
misalnya hari pertama masuk sekolah, hari ulang tahun, kematiaan orang terdekat, atau
satu perkelahian dengan seorang kawan. Sebab semua kenangan pengalaman pribadi
akan memberikan nuansa warna bagi setiap peristiwa yang dialami.
Ada tiga pokok yang terdapat pada kehidupan anak manusia menuju kedewasaan.
Pertama konsepsi atau conceptie dirinya, ada dalam kandungan ibunya, sebagai wujud
atau sebagai organisme yang tumbuh. Kedua kelahirannya di dunia, yang memberikan
kejutan-ketakutan-kesakitan, sehingga ia mengeluarkan jerit tangis melengking ketika
harus meninggalkan rahim ibunya. Ketiga kemampuan realisasi diri menjadi pribadi
atau person. Pada fase ketiga ini setiap individu menghayati eksistensinya sebagai pribadi
yang berbeda dengan orang lain. Tanda-tanda kesadaran-diri itu menjadi semakin
jelas dan makin kuat pada tiga tahun pertama, dan menjadi semakin kuat dengan
bertambahnya umur sang anak.

tumbuh kembang.indd 6 10/08/2017 10.44.11


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 7  

b. Fase Pasif dan Fase Aktif


Pribadi anak yang pada suatu saat berusaha secara aktif untuk memberikan bentuk
dan isi pada kehidupan sendiri itu pada mulanya ada dalam keadaan pasif atau bersifat
pasif. Namun sampai batas-batas tertentu anak dengan bebas masih bisa menggunakan
segala perlengkapan jasmaniahnya. Hal ini sangat bergantung pada fasilitas-fasilitas yang
diberikan lingkungan dan orang tua yang mengasuh dirinya. Yaitu apakah lingkungan
bisa menstimulir atau justru mengahambat pertumbuhan dan perkembangan segenap
potensinya.
Fase kemudian pada saat anak bisa menghayati diri sendiri sebagai AKU atau
person, dapat disebut sebagai fase aktif. Pada saat itu, anak mulai menyadari bahwa ia
mempunyai kemauan.

6. Pembagian Fase-Fase Perkembangan


Adapun perkembangan jasmani dianggapnya penting ialah pertukaran gigi pada umur
tujuh tahun, dan tumbuhnya tanda-tanda pubertas seperti perubahan suara, kumis, tanda-
tanda kelamin sekunder lainnya yang timbul pada umur 14 tahun. Atas dasar itu pembagian
dilakukan sebagai berikut:
1) Periode I: dari 0,0-7,0 tahun (periode anak kecil)
2) Periode II: dari 7,0-14,0 tahun (periode sekolah)
3) Periode III: dari 14,0-21,0 tahun (periode pubertas, masa peralihan dari usia anak
menjadi dewasa)

a. Perkembangan Menurut Aristoteles


Aristoteles (384-322 S.M.) membagi masa perkembangan selama 21 tahun dalam 3
septenia (3 periode kali 7 tahun), yang dibatasi oleh 2 gejala alamiah yang penting; yaitu
1) pergantian gigi dan 2) munculnya gejala-gejala pubertas. Hal ini didasarkan para
paralelitas perkembangan jasmaniah dengan perkembangan jiwani anak. Pembagian
tersebut adalah sebagai berikut:
0-7 tahun disebut sebagai masa anak kecil, masa bermain
7-14 tahun masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah
14-21 tahun masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa

b. Perkembangan Menurut Charlotte Buhler


Charlotte Buhler membagi masa perkembangan sebagai berikut:
Fase pertama, 0-1 tahun: masa menghayati obyek-obyek diluar diri sendiri, dan saat
melatih fungsi-fungsi. Terutama melatih fungsi motorik; yaitu fungsi yang berkaitan
dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan.
Fase kedua, 2-4 tahun: masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri, disertai
penghayatan subyektif. Mulai ada pengenalan pada AKU sendiri, dengan bantuan
bahasa dan kemauan sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan

tumbuh kembang.indd 7 10/08/2017 10.44.11


8   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

pengamatan obyektif, melainkan memindahkan keadaan batinnya pada benda-


benda diluar dirinya. Karena itu ia bercakap-cakap dengan bonekanya, bergurau
dan berbincang-bincang dengan kelincinya; seperti kedua binatanag dan benda
permainan itu betul-betul memiliki sifat-sifat yang dimilikinya sendiri. Fase ini
disebut sebagai fase bermain dengan subyektivitas yang sangat menonjol
Fase ketiga, 5-8 tahun: masa sosialisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki
masyarakat luas (misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan teman
sepermainan dan sekolah rendah). Anak mulai belajar mengenal dunia belajar
secara obyektif. Dan ia mulai belajar mengenal arti prestasi dan tugas-tugas
kewajiban.
Fase keempat, 9-11 tahun: masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai
obyektivitas tertinggi. Kegiatan mencoba dan bereksperimen yang didorong dengan
rasa ingin tahu yang besar. Pada akhir fase ini anak mulai “menemukan diri sendiri”,
yaitu secara tidak sadar mulai berfikir tentang diri pribadi. Pada waktu itu anak
sering kali mengasingkan diri
Fase kelima, 14-19 tahun: masa tercapainya sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap
keluar kepada dunia obyektif. Untuk kedua kali dalam kehidupannya anak bersikap
subyektif (subyektivitas pertama terdapat pada fase kedua, yaitu usia 3 tahun) akan
tetapi subyektivitas kedua kali dilakukan secara tidak sadar.

Setelah berumur 16 tahun, pemuda dan pemudi mulai belajar melepaskan diri dari
persoalan tentang diri sendiri. Ia lebih mengarahkan kedalam kehidupan yang lebih
konkrit. Lambat laun akan terbentuk penyesuaian. Diantara subyek dan obyek mulai
terbentuk menjadi satu. Maka berakhir masa perkembangan anak dan perkembangan
dewasa lalu memasuki masa kedewasaan.

c. Perkembangan Menurut Kohnstamm


Dalam bukunya “ Persoonlijkheid in wording” (kepribadian yang tengah berkembang),
membagi masa perkembangan dalam beberapa fase, sebagai berikut:
1) Masa bayi atau masa vital
2) Masa anak kecil, masa estetis
3) Masa anak sekolah, masa intelektual
4) Masa pubertas dan adolesensi, masa sosial
5) Manusia yang sudah matang

Menurut Kohnstamm, manusia selalu dalam proses pembentukan dan perkembangan


yang akan tidak kunjung selesai terbentuk. Maka proses “menjadi seseorang pribadi”
merupakan tugas yang tidak kunjung selesai dalam kehidupan manusia. Pengertian
pribadi menurut Kohnstamm mengandung sifat-sifat normatif artinya mengandung
persyaratan dan cita-cita atau harapan tertentu.watak dan pribadi seorang dewasa tidak
dapat selalu berpautan dengan semua pengalaman pada masa kanak-kanak.

tumbuh kembang.indd 8 10/08/2017 10.44.11


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 9  

d. Perkembangan Menurut Oswald Kroh


Oswald Kroh, membagi masa perkembangan dalam 3 fase, berdasarkan batas-batas yang
tegas dan ditandai atau dibatasi oleh dua masa “Trotzalter” atau masa mendatang. Yaitu:
1) Dari lahir sampai masa menentang pertama, 0-4 tahun. Disebut pula sebagai masa
kanak-kanak pertama.
2) Dari masa-menentang pertama sampai pada masa menentang kedua, 4-14 tahun.
Disebut pula sebagai masa keserasian atau masa bersekolah.
3) Masa menentang kedua sampai akhir muda. Disebut pula sebagai masa kematangan,
14-19 tahun. Batas fase ketiga ini adalah akhir masa remaja.

Pada masa Trotzalter timbul antara lain sikap-sikap melawan, memberontak, agresif,
keras kepala, dorongan kuat untuk menuntut pengauan Aku-nya, emosi-emosi yang
meledak-ledak, yang diselingi duka hati, rasa sunyi, kebingungan, dan gejala-gejala
emosional yang kuat lainnya. Trotzalter menjumpai pertama kali pada tahun ke-3 sampai
permulaan ke-4 dan kedua kalinya pada masa pubertas. Bagi anak perempuan terjadi
umur 12 tahun dan pada anak laki-laki 14 tahun.

e. Perkembangan Menurut Hackel


Menurut teori orang membedakan 4 periode dalam masa perkembangan anak yaitu:
1) Masa perampokan/penggarongan dan masa perburuan, sampai kira-kira usia 8
tahun. Pada masa ini anak-anak memperlihatkan kesukaan menangkap macam-
macam binatang dan serangga, main panah-panahan dan ketapel-pelanting,
membangun teratak; main selinap, mengendap-endap dan memburu kawan-
kawannya.
2) Masa pengembalaan, ± 8-10 tahun. Pada usia ini anak suka sekali memelihara
ternak dan binatang jinak. Misalnya memelihara kelinci, merpati, bajing, kucing,
anjing, kambing, domba, ayam, dan lain-lain. Dengan penuh kasih sayang anak-
anak menimang-nimang dan membelai binatang pelihraannya.
3) Masa pertanian, ± 11-12 tahun. Pada usia ini anak meperlihatkan kesukaan
menanam macam-macam tetumbuhan dan kegiatan berkebun.
4) Masa perdagangan, ± 13-14 tahun. Anak gemar sekali mengumpulkan macam-
macam benda, serta bertukar atau jual beli perangko, uang receh, kartupos
bergambar, manik-manik, batu-batuan, dan lain-lain.

f. Perkembangan Menurut William Stern


Pada lazimnya seorang anak muda disebut sebagai dewasa apabila ia telah mencapai
umur 21 tahun. Karena pada usia ini ia dianggap sanggup berdiri sendiri, dan bisa
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. Dengan pengalaman
dan kemampuannya ia dianggap sanggup menjadi seorang pribadi atau person, yaitu
seorang manusia “dewasa baru”. Dia dianggap bisa mandiri, dan menjadi manusia

tumbuh kembang.indd 9 10/08/2017 10.44.12


10   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

“yang dicita-citakan” menurut pola angan-angannya; yaitu seorang manusia baik atau
buruk menurut kriteria normatif sendiri. Pada saat inilah benar-benar dimulai proses
pendidikan diri sendiri. Apakah dia menjadi bertambah sempurna dan semakin kaya
hidup kejiwaannya, ataukah menjadi lebih buruk dan jahat, semuanya dipengaruhi oleh
pilihannya sendiri dan pengalaman hidupnya. Untuk itu diperlukan pengembangan
kemampuan:
1) Mengontrol diri sendiri
2) Kepatuhan pada disiplin
3) Kejujuran dan keberanian untuk melakukan instropeksi atau mawas diri

Dengan kemampuan tersebut akan timbul kesadaran anak untuk tanggung jawab dan
pementukan diri sendiri menjadi pribadi yang berwatak.

g. Perkembangan Menurut Johan Amos Comenius


Johan Amos Comenius (1592-1671) dalam bukunya “Didactica Magna” membagi
periode perkembangan sebagai berikut:
1) 0-6 tahun, periode sekolah-ibu
2) 6-12 tahun, periode sekolah-bahasa-ibu
3) 12-18 tahun, periode sekolah-latin
4) 18-24 tahun, periode universitas

Dalam hal ini Comenius lebih menitiberatkan aspek pengajaran dari proses pendidikan
dan perkembangan anak. Tahun pertama 0-6 tahun disebut sebagai periode sekolah-
ibu, karena hampir semua usaha bimbingan-pendidikan (perawatan dan pemeliharaan)
berlangsung ditengah keluarga. Terutama pada aktivitas ibu sangat menentukan proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Usia 6-12 tahun disebut periode sekolah-bahasa-ibu, karena pada periode ini anak
baru mampu mengahayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri (bahasa
ibu). Bahasa ibu dipakai sarana komunikasi dengan orang lain.
Pada usia 12-18 tahun anak mulai diajarkan bahasa latin, sebagai bahasa kebudayaan
yang dianggap paling kaya dan paling “tinggi” kedudukannya saat itu.
Periode sekolah-latin ini kemudian ditunjukkan dengan periode Universitas,
dimana anak mengalami proses budaya dengan menghayati nilai-nilai ilmiah, disamping
mempelajari macam-macam ilmu pengetahuan.

h. Perkembangan Menurut (Mudzakir & Sutrisno 1997: 87)


Ia berpendapat bahwa sejak lahir sampai dewasa individu melewati empat tahapan,
yaitu:
a. Tahap I: dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun disebut dengan fullungs (pengisian)
periode-1, dimana pada periode ini anak kelihatan pendek gemuk.

tumbuh kembang.indd 10 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 11  

b. Tahap II: dari kira-kira 3,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun; yang disebut dengan
streckungs (rentangan) periode-I, dimana pada periode ini anak kelihatan langsing,
memanjang, dan meninggi.
c. Tahap III: dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; yang disebut dengan
fullungs periode-2, pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
d. Tahap IV: dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; yang disebut dengan masa
streckungs periode-2, dimana pada masa ini anak kelihatan langsing kembali.

Perkembangan Menurut Hurlock


i.
a. Tahap I: fase prenatal (sebelum lahir), terhitung mulai masa konsepsi sampai proses
kelahiran, yaitu sampai sekitar sembilan bulan (280 hari).
b. Tahap II: infancy (bayi baru lahir, orok), terhitung sejak lahir sampai usia 10 atau
14 hari.
c. Tahap III: babyhood (bayi), mulai dari 14 hari sampai 2 tahun.
d. Tahap IV: childhood (kanak-kanak), mulai dari 2 tahun sampai masa remaja (puber)
e. Tahap V: adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai 21 tahun. Pada
tahap adolesence ini terbagi tiga golongan yaitu: (a) pre-adolescence, pada umumnya
wanita usia 11-13 tahun, sedangakan pria lebih lambat dari itu; (b) early adolescence,
pada usia 16-17 tahun; dan (c) late adolescence, masa perkembangan yang terakhir
hingga masa usia kuliah.

Perkembangan Menurut Sumiati Ahmad Mohammad


j.
a. Tahap I: mulai dari 0-1 tahun, disebut masa bayi
b. Tahap II: mulai dari 1-6 tahun, disebut masa prasekolah
c. Tahap III: mulai dari 6-10 tahun, disebut masa sekolah
d. Tahap IV: mulai dari 10-20 tahun, disebut masa pubertas
e. Tahap V: mulai dari 20-40 tahun, disebut masa dewasa
f. Tahap VI: mulai dari 40-65 tahun, disebut masa setengah umur (prasenium)
g. Tahap VII: mulai 60 tahun ke atas, disebut masa lanjut usia (senium).

7. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Prinsip perkembangan yang aktif terletak didalam diri anak sendiri. Gejala perkembangan
dikendalikan oleh pembawaan, bakat dan kemauan anak. Jiwa anak yang dinamis memberikan
kekuatan atau daya pada tingkah lakunya, dan mendorong fase-fase perkembangan secara
berturut-turut. Watak dan pribadi seorang dewasa tidak selalu dipengaruhi oleh pengalaman
masa lalu, khususnya pengalaman pada masa kanak-kanak. Beberapa prinsip perkembangan
dicantumkan sebagai berikut:
a. Pertumbuhan Sebagai Proses “Menjadi”
Pertumbuhan dan perkembangn pada setiap organisme itu mempunyai prinsip sebagai
berikut: selalu berproses untuk “menjadi”. Perkembangan yang dinamis didasari oleh:

tumbuh kembang.indd 11 10/08/2017 10.44.12


12   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

1) Faktor-faktor hereditas (pembawaan kodrati)


2) Dirangsang oleh pengaruh lingkungan atau alam sekitar, dan
3) Diperlancar oleh usaha belajar

Dengan kemauannya anak mampu melakukan seleksi atau pilihan juga mampu melatih
fungsi-fungsinya dengan satu kebebasan. Dan dikemudian hari anak akan berusaha
menjadi pribadi menurut konsep, cita-cita dan keinginan sendiri. Sehubungan dengan
kebebasan anak yang leluasa memilih satu pola hidup tertentu, mengarah pada satu
tujuan hidup tertentu. Namun anak selanjutnya akan memahami, bahwa kebebasannya
dibatasi oleh faktor-faktor hereditas atau pembawaan kodrati, dan dibatasi dengan
kondisi lingkungannya.

b. Paduan Antara Dorongan-Dorongan Mempertahankan Diri Dan Pengembangan


Diri
Pada setiap orang terdapat dorongan fisik dan psikis untuk mempertahankan diri
dan mempertahankan hidupnya. Dorongan mempertahankan diri berpadu dengan
dorongan mengembangkan diri itu artinya: apa yang sudah dicapai oleh seseorang
berkat perkembangan dirinya, akan dipertahankan (tidak dilepaskan), dan dijadikan
miliknya. Berkat dorongan mempertahankan diri tersebut seseorang akan menyimpan
segala pengalaman yang berguna. Paduan antara dorongan mempertahankan diri dan
pengembangan diri ini merupakan proses sintense-integrasi baru.

c. Individualitas Anak Dan Perbedaan Individual


Ciri-ciri karakteristik yang tampak sejak lahir itu cenderung kuat dan tetap bertahan
sampai usia dewasa sekalipun terdapat perbedaan sedikit-sedikit. Misalnya saja seorang
bayi yang menjerit dengan suara melengking untuk disusui, akan bertingkah laku dalam
menuntut perhatian orang tuanya pada usia anak-anak. Kemudian dilanjutkan dengan
menggetarkannya suara bentakan dan teriakannya ketika anak tersebut mulai pandai
berbicara.
Individualitas anak memiliki ciri-ciri karakteristik dan punya sistem nilai sendiri,
yang patut dihargai dan diperhitungkan dalam usaha merawat, mengasuh, dan mendidik
anak. Dan perbedaan fisik serta psikis anak yang didukung pula oleh perbedaan sistem
nilai anak mengakibatkan perbedaan respons atau reaksi masing-masing anak terhadap
pengaruh lingkungan, usaha bimbingan, dan upaya pendidikan.

d. Anak Sebagai Makhluk Sosial


Anak merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang
lain untuk memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, ingin diakui dan dihargai. Hanya
dalam komunikasi dan relasi dengan orang lain (dengan guru, pendidik, pengasuh, orang
tua, anggota keluarga, kawan sebaya, kelompoknya dan lain-lain) dia bisa berkembang

tumbuh kembang.indd 12 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 13  

menuju pada kedewasaan. Hubungan anak dengan orang dewasa juga dengan orang tua
adalah relasi yang timbal balik dan saling pengaruh mempengaruhi. Jadi setiap tingkah
laku anak dikaitkan dengan satu kader-refrensi manusiawi. Individu sosial dengan
tingkah laku sosial selalu dikomunikasikan dengan manusia lain. Baik individualitas
anak maupun ciri sosialnya atau sosialitas anak itu sama pentingnya.

e. Hukum Konvergensi Dari William Stern


Dalam setiap perkembangan anak, faktor hereditas atau endogin dan faktor lingkungan
atau milieu (faktor eksogin atau faktor sosial) itu bekerjasama. Kedua-duanya saling
terlibat dan berpengaruh satu sama lain, kedua faktor tersebut memberikan proses
perkembangan anak. Pengaruh paling besar selama perkembangan anak pada lima
tahun pertama ialah pengaruh orang tuanya. Pribadi orang tua merupakan faktor yang
besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak.

f. Pemenuhan Kebutuhan Sebagai Sumber Dinamika Aktivitas Anak


Menurut teori equilibrium, setiap individu selalu berusaha mencari kondisi keseimbangan
dengan jalan mengatasi kesulitannya berupa iritasi, frustasi, dan barikade-barikade
dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

g. Penggunaan Fungsi-Fungsi Secara Spontan Sebagai Kemampuan Tumbuh


Sejak masa bayi, anak senantiasa menunjukkan usaha untuk maju dengan bantuan
segenap peralatan fisik dan psikisnya, untuk mencapaik kemungkinan baru yang terletak
didepannya. Anak tersebut benar-benar adalah seorang yang giat dalam memajukan
perkembangan pribadinya. Maka ciri khas dari perkembangan kemampuan atau
kapasitas anak ialah:
1) Kecenderungan untuk menggunakan semua kapasitas, kemungkinan, kekuatan,
dan kemampuannya secara spontan dan aktif
2) Mekanisme perkembangan anak sudah sejak semula dilengkapi dengan self-starter
yang dinamis.

h. Tempo dan Ritme Perkembangan yang Khas


Tempo perkembangan dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor kesempatan dari luar.
Faktor luar atau ekstern antara lain berupa pemeliharaan jasmaniah dan rohaniah yang
cukup sehat dan memadai.

i. Kematangan dan Masa Peka


Hampir semua fungsi jiwani memerlukan periode berlatih atau periode belajar. Kadang
kala periode tersebut berlangsung pendek namun berlaku agak lama. Misalnya pada
proses bercakap-cakap. Yang menarik perhatian kita pada umumnya adalah:
1) Dalam melatih fungsinya anak memerlukan stimulus dari luar

tumbuh kembang.indd 13 10/08/2017 10.44.12


14   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

2) Tidak membutuhkan dorongan dari orang tuanya. Karena anak dilatih secara
spontan dan dengan usaha kemampuan sendiri.

Proses kematangan (maturation) ditandai dengan kematangan potensi-potensi dari


organisme, baik yang fisik maupun yang psikis, untuk menuju perkembangan yang
maksimal. Sehubungan dengan kematangan dan kepekaan anak mengusahakan agar
pada saat kematangan tidak terjadi rintangan yang mengahambat perkembangan fungsi-
fungsi tersebut.

j. Perkembangan Sebagai Proses Diferensiasi


Maksud dari proses diferensiasi adalah ada prinsip totalitas pada diri anak. Dari
penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan
bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan. Sejak bayi dilahirkan telah mempunyai
gambaran total atau gambaran lengkap hanya saja gambaran tersebut masih kabur dan
samar-samar. Dari perkembangan sepanjang pertumbuhan anak berangsur-angsur
bagiannya bertambah nyata, jelas, dan kompleks.

k. Masa Trotzalter
Masa perkembangan anak berlangsung dua kali dalam masa perkembangan anak,
yang pertama usia ± 3-4 tahun, dan yang keuda kalinya pada permulaan masa pubertas
sekitar umur 12-15 tahun. Saat-saat pemberontakan dan penentangan ini dikenal
sebagai TROTZALTER (usia keras kepala, usia tegar). Ciri yang sangat menonjol pada
periode trotzalter ialah usia keras kepala dan suka menentang. Hal ini disebabkan karena
anak sedang dalam fase menemukan diri sendiri AKU-nya, dan tengah menghayati
kemampuan diri serta harga-diri.
Berkat penemuan tersebut anak ini ingin mencoba segala potensi dan kemampuannya
yang ditunjukkan pada dunia luar. Anak menjadi tidak puas dengan otoritas orang tua
atau pengasuhnya yang dianggap selalu mengatur pribadinya, sehingga anak mencoba
menerapkan sikap baru yang biasanya disertai dengan luapan-luapan emosi yang kuat
antara lain: rasa marah (agresi), kecenderungan memberontal, menentang, keras kepala,
tegar, rasa kebingungan, kecaman-kecaman pedas terhadap orang tua, keengganan, sikap
mogok, bimbang hati, berduka hati.
Dan sesekali anak ingin memberontak, membantah, dan menentang segala sesuatu
yang dirasakan sebagai kurang memuaskan akan tetapi pemberontak anak didorong
oleh:
1) Keinginan menuntut hak-haknya, serta
2) Menuntut pengakuan atas status dan martabat dirinya.

Sikap memberontak dan menentang merupakan gejala perkembangan yang wajar setiap
perkembangan individu anak. Masa menentang dianggap sebagai saat pancaroba, penuh

tumbuh kembang.indd 14 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 15  

badai-badai emosi yang tidak menentu. Trotzalter disebut sebagai masa peralihan (masa
transisi) dalam proses perkembangan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak pindah
ke masa pubertas remaja.

l. Perjuangan Sebagai Ciri Dari Perkembangan
Anak biasanya menghormati dan mencintai orang tuanya. Akan tetapi kadang-kadang
ia menjadi marah oleh perbuatan dan larangan orang tua. Pada umumnya anak-anak
merasa senang ditengah kawan sebayanya. Namun ada kalanya konflik dan berkelahi
dengan kawan sepermainan. Pada stadium ini seringkali dia bertingkah berlebihan.
Begitu besarnya minat anak oleh suatu kegiatan (misalnya belajar, menulis, berjalan,
bermain-main, dan lain-lain), sehingga kejadian-kejadian lain diabaikan sama sekali.
Sepanjang menuju ke arah kematangannya, anak pasti pernah menderita, berduka hati,
terjatuh atau terluka-luka ada kalanya ia mengalami trauma psikis atau luka jiwa. Ciri
hidup yang sehat dicirikan oleh kemampuan manusia-anak dan orang dewasa-untuk
mengulangi atau mengatasi kepedihan ketegangan, kemalangan, dan duka derita dengan
rasa tawakal, keberanian, ketabahan, dan kemauan besar untuk mengatasi segala ujian
hidup. Dengan begitu dia akan mampu mengambil sari manfaat semua pengalaman
menuju pada proses kedewasaan, pematangan diri, realisasi-diri, transendensi-diri, dan
penyempurnaan dari pada tingkat insani.

m. Pemulihan Diri dan Revisi Kebiasaan


Kemampuan lain yang ikut membantu proses perkembangan anak ialah: kemampuan
anak untuk memikul kemalangan dan derita, dan kemampuannya untuk memulihkan diri
atau menyembuhkn diri sendiri dari kemalangan dan duka lara. Dalam perkembangan
anak terdapat apa yang disebut sebagai saat-saat kritis, dimana bisa berlangsung titik
patah atau breaking point. Pada peristiwa sedemikian pengalaman-pengalaman tertentu
akan meninggalkan akibat buruk berupa cedera rokhaniah yang parah pada anak, yang
sukar dipulihkan. Contohnya: seorang anak yang lambat sekali dalam kemampuan
membaca, setiap kali mendapatkan ejekan, olokan, cemoohan dan tekanan tertentu dari
orang tua atau sodaranya (kira-kira pada usia 6-8 tahun).
Pada saat kematangan fungsi-fungsi tertentu dimana anak secara otomatis melatih
fungsi tersebut, anak tidak hanya mampu berprestasi dalam usahanya akan tetapi dia
juga sanggup meningkatkan dan memperbaiki aktivitasnya. Bahkan juga mengubah
sama sekali beberapa kebiasaan tingkah laku. Contohnya: seorang bayi yang biasanya
bangun pada jam 4 pagi, dan sering mengejutkan ibunya dengan tangis melengking,
setelah mencapai usia 4 tahun akan sulit dibangunkan pada jam 8 pagi. Seorang anak
laki-laki yang jorok pada usia 10-12 tahun, tiba-tiba jadi seseorang yang rapi dan cermat
pada usia 18 tahun. Fenomena yang diungkapkan disebut sebagai perkembangan dari
fungsi revisi terhadap kebiasaan-kebiasaan, yang memiliki nilai praktis bagi usaha
pendidikan dan kedisiplinan pada anak.

tumbuh kembang.indd 15 10/08/2017 10.44.12


16   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

Sehubungan dengan kekurangan-kekurangan pada diri anak-anak (misalnya malas


bangun pagi, acuh tak acuh dan jorok, kurang minat membaca, takut bergaul dengan
anak gadis, dan lain-lain), orang tua tidak perlu terlampau khawatir dengan kekurangan
anaknya.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan Anak
1) Motivasi belajar anak
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang
kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku,
suasana yang tenang serta sarana lainnya.

2) Gizi anak
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Untuk tumbuh
kembang diperlukan zat makanan yang adekuat seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang dengan jumlah
yang sesuai kebutuhan pada tahapan usianya. Kekurangan makanan yang bergizi akan
menyebabkan retardasi pertumbuhan anak, sedangkan kelebihan makanan juga tidak
baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan ini dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas anak.
Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada makanan atau nutrisi, yaitu:
• Karbohidrat
Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan,
karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan sekitar
15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat
badan menurun. Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka bisa
didapatkan dari susu, padi-padian, umbi-umbian, ketela, kentang, jagung, buah-
buahan, sukrosa, sirup dan tepung.
• Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel, selain
itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino essensial dan selebihnya asam
amino non essensial. Jumlah protein dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah
yang cukup. Apabila tersedia dalam jumlah kurang akan menyebabkan kelemahan,
oedem, dapat kwashiorkor bila kekurangan protein saja, bila protein diserai kalori
menyebabkan marasmus. Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu,
telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang buncis, dan padi-padian.

tumbuh kembang.indd 16 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 17  

• Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A,D,E,K
yang larut dalam lemak, komponen lemak terdiri dari lemak alamiah sekitar 98%
diantaranya trigliserida, dan gliserol sedangkan 2% nya adalah asam lemak bebas
diantaranya monogliserida, digliserida, kolesterol dan fosfo lipid termasuk lesitin,
sefalin, serebrosid. Lemak ini merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai
pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah saraf, organ dan lain-lain terhadap
suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan
lambung).
• Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
mempertahankan organisme.
• Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro, yang
terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, jodium, besi, magnesium,
mangan, kalium, natrium, sulfur dan seng.
• Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan
air pada balita relatif tinggi yaitu 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan
orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut, sebagai
medium ion, transport nurien, dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh.
Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.

3) Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi
perkembangan anak. Lingkungan atau orang tua mempunyai pengaruh lebih besar dalam
kecerdasan motorik kasar anak. Lingkungan dapat meningkatkan atau menurunkan saraf
kecerdasan anak terutama pada masa-masa pertama kehidupannya. Dalam mengasuh
anak orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Menurut Gerungan (2002)
terdapat 3 macam pola asuh orang tua yaitu demokratis, otoriter dan permisif.9
• Pola Asuh Demokratis (otoritatif)
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orang tua pada anak yang memberi kebebasan
pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan sensor
batasan dan pengawasan yang baik dari orang tua. Pola asuh ini cocok dan baik
diterapkan pada orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua bersikap rasional,
selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua
tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang
berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Suasana pola asuh demokratik yaitu

9 Gerungan, W.a, 2002. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco

tumbuh kembang.indd 17 10/08/2017 10.44.12


18   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

pengasuh harus peka terhadap isyarat-isyarat bayi, tidak memaksakan kehendak


pengasuh, penuh kasih sayang dan kegembiraan, menciptakan rasa aman dan
nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk mencoba
berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku
yang baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak
dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.
• Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan
kaku di mana orang tua akan membuat berbagai aturan yang harus di patuhi oleh
anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan anak. Orang tua akan emosi dan marah jika
anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.
Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan
agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang tua yang telah
membesarkannya. Misalnya, kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak bicara.
Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah dan menghukum. Apabila
anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan orang tua, maka orang tua tipe ini
tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi
dan dalam berkomunikasi biasanya bersifat satu arah (Ira Petranto, 2005), misalnya
anaknya harus menutup pintu kamar mandi ketika mandi tanpa penjelasan, anak
laki-laki tidak boleh bermain dengan anak perempuan, melarang anak bertanya
kenapa dia lahir, anak dilarang bertanya tentang lawan jenisnya. Anak suka atau
tidak suka, mau tidak mau harus memenuhi target yang ditetapkan orang tua.10
Anak adalah objek yang harus dibentuk orang tua yang merasa lebih tahu mana
yang terbaik untuk anak-anaknya (Ilahi, 2013).
• Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak.
Apapun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, nakal,
melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, atrialistis dan
sebagainya. Biasanya pola pengasuh anak oleh orang tua semacam ini diakibatkan
oleh orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain
yang akhirnya lupa mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu
anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau berkembang
seperti apa. Pola asuh ini memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan
sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur
atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit
bimbingan yang diberikan oleh mereka, sehingga sering kali disukai oleh anak
(Ira Petranto, 2005), misalnya anak yang masuk kamar orang tua tanpa mengetuk
pintu dibiarkan, telanjang dari kamar mandi dibiarkan begitu saja tanpa ditegur,

10 Ira, Petranto. 2005. Pola Asuh Anak. http://www.polaasuhanak.com diunduh tanggal 1 September 2016 jam 09.00

WIB

tumbuh kembang.indd 18 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 19  

membiarkan anak melihat gambar yang tidak layak untuk anak kecil, dengan
pertimbangan anak masih kecil. Sebenarnya, orang tua yang menerapkan pola asuh
seperti ini hanya tidak ingin konflik dengan anaknya (Ilahi, 2013).11

4) Stimulasi
Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan-luar anak, yang merupakan
bagian dari kebutuhan anak yaitu asah atau kegiatan merangsang kemampuan dasar
anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang optimal. Setiap anak perlu
mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan
(Nursalam, 2005).12 Beberapa tahun yang lalu, telah dikembangkan progam BKB
(Bina Keluarga dan Balita) dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk anak-anak
prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin. Alat
pemainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang berfungsi untuk mengembangkan
berbagai aspek perkembangan anak, antara lain motorik, bahasa, kecerdasan dan
sosialisasi.progam BKB merupakan progam yang menunjang progam-progam yang
sudah ada di posyandu, dalam upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak.
Bentuk dari stimulasi yaitu bermain, permainan, Alat Permainan Edukatif (APE) dan
teman bermain.
• Bermain
Anak bebas mengepresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya,
sehingga dengan memberikan kebebasan bermain, orang tua mengetahui suasana
hati anak. Diharapkan bahwa dengan bermain, anak akan mendapatkan stimulus
yang mencukupi agar dapat berkembang secara optimal (Soetjiningsih, 2013). 13
• Permainan
Berdasarkan isinya, bermain dapat dibedakan menjadi permainan yang
berhubungan dengan orang lain (social effective play). Permainan yang berhubungan
dengan kesenangan (sense pleasure play), permainan yang hanya memperhatikan
saja (unocucied behavior), dan permainan keterampilan (skill play). Berdasarkan
karateristik sosial, bermain merupakan interaksi antara anak dan orang dewasa
yang dipengaruhi oleh usia anak. Pada tahun-tahun pertama, anak lebih suka
bermain sendiri. Tipe bermain berdasarkan karakteristik sosial diantaranya
adalah permainan dengan mengamati teman-temannya bermain bersama tanpa
interaksi (parallel play), permainan dengan bersama tanpa rujukan kelompok
(associlatif play), dan permainan dengan permainan bersama yang tidak diorganisir
(noncooperative play).

11 Ilahi, M. Takdir. 2013. Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara Efektif dan Cerdas. Jogjakarta: Kata
Hati
12 Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
13 Soetjiningsih, Ranuh. 2013. Tumbuh Kembang Anak Edisi ke-2. Jakarta: EGC.

tumbuh kembang.indd 19 10/08/2017 10.44.12


20   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

• Alat Permainan Edukatif


Alat permainan edukatif yang merupakan alat permainan yang dapat
mengeoptimalkan perkembangan anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya
dan yang berguna untuk mengembangkan aspek fisik, bahasa, kognitif, dan social
anak (Soetjiningsih, 2013).14
• Teman Bermain
Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak membantu
anak menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama orang tua maka
hubungan orang tua dan anak menjadi akrab.
Bermain merupakan “sekolah” yang berharga bagi anak, sehingga
perkembangan intelektualnya optimal. Untuk perkembangan motorik serta
pertumbuhan otot-otot tubuh, diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain,
latihan-latihan, atau olahraga yang teratur.

Macam – macam stimulasi:


• Stimulasi visual
Stimulasi visual (yang dapat dilihat dengan mata, seperti gambar, buku dan
sebagainya). Untuk meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya.
• Stimulasi verbal
Untuk perkembangan bahasa anak, karena kualitas dan kuantitas vokalisasi anak
dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan mengembangkan inisiatif
atau idenya melalui pertanyaan-pertanyaan.
• Stimulasi auditif (pendengaran)
Kuantitas dan kualitas suara yang di dengar oleh anak mempengaruhi
perkembangannya misalnya pada lingkungan yang ribut dengan suara yang
simpang siur maka anak tidak dapat membedakan stimulasi auditif yang diperlukan,
sehingga anak mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara
dan kelak akan berdampak pula pelajaran membaca.
• Stimulasi taktil (sentuhan)
Pemberian sentuhan pada anak dengan tujuan agar tidak menimbulkan
penyimpangan perilaku social, emosional, dan motorik.

Cara melakukan stimulasi dini:


Stimulasi sebaiknnya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan balita.
Misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan,
menggendong, mengajak jalan-jalan bermain, menonton tv, menjelang tidur.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan, yaitu:
(a) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.

14 ibid

tumbuh kembang.indd 20 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 21  

(b) Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah
laku orang-orang yang terdekat dengannya.
(c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
(d) Lakukan stimulasi dengan cara bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan,
tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
(e) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap
ke-4 aspek kemampuan dasar anak.
(f) Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar kita.
(g) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
(h) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya (Depkes
RI, 2005).15

5) Pengetahuan Ibu
Pengetahuan ibu memegang peranan penting di dalam memberikan stimulasi kepada
anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak sangat membutuhkan perhatian yang
cukup untuk membantu perkembangan yang optimal. Pengetahuan dan kognitif yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt Behavior).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
• Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
Contohnya dapat menyebutkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan pada
anaknya.
• Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari.
Contohnya dapat menjelaskan mengapa harus memantau perkembangan motorik
anak.
• Aplikasi (application)
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prisip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
• Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih disalam satu struktur organisassi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

15 Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Hal: 4, 7, 11, 45 – 53.

tumbuh kembang.indd 21 10/08/2017 10.44.12


22   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

dar penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),


membedakan, memisahkan, mengelompokan.
• Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Contohnya dapat menyusun, dapat merencanakan, meringkas,
dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
• Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Contohnya, dapat membandingkan
antara anak ayng cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan
sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB.

6) Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari orang tua dengan cara segera
membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Anak yang
sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit,
biasanya akan mempengaruhi tumbuh kembangnya.

7) Perumahan
Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi bangunan yang tidak membahayakan
penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya. Misalnya,
rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, yang tidak penuh sesak dan cukup
leluasa bagi anak untuk bermain serta bebas populasi akan menjamin perkembangan
anak (Soetjiningsih, 2013).

8) Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi perkembangan pada anak. Keadaan sosial
ekonomi yang rendah biasanya selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan. Anak dengan keluarga yang
memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik
dibandingkan dengan anak yang sosial ekonomi rendah. Demikian juga dengan anak
berpendidikan rendah, tentu akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi
dan mereka sering tidak mau atau tidak menyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan
gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu
perkembangan anak.

9) Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu dapat menyebabkan berkurangnya
perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.

tumbuh kembang.indd 22 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 23  

10) Kelompok sebaya


Anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Perhatian
dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul.
Khususnya bagi remaja, harus diperhatikan teman sebayanya, Karena teman sebaya
dapat mempengaruhi untuk hal-hal yang tidak baik, seperti penyalahgunaan obat-obat
terlarang, alcohol, merokok, dan sebagainya.

11) Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang
anak. Interaksi orangtua - anak merupakan suatu proses majemuk yang dipengaruhi
banyak faktor, yaitu kepribadian orang tua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain,
tingkah laku setiap anggota keluarga dan pengaruh luar.

7. Fase Perkembangan pada Anak Usia Dini


a. Perkembangan dan Pertumbuhan Kemampuan Fisik
Sebagai seorang orang yang dewasa, orang tua menantikan tonggak penting seperti
belajar bagaimana untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan
bagian dari proses perkembangan fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu
kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak
lainnya.
Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar
berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di mana tonggak ini
dicapai dapat bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya
mereka yang sama-usia, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih
lama.

Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini:


Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang. Karena ini
terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu melakukan tindakan yang semakin
kompleks. Tingkat di mana keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan
kekhawatiran bagi orang tua. Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak
mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana
disebutkan di atas, maka terdapat 3 jenis keterampilan motorik:
a. Bruto (atau besar)  keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar
termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik
kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan dan koordinasi.  Ketika mengevaluasi
keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang termasuk ahli melihat kekuatan,
otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan.
b. Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata
dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus

tumbuh kembang.indd 23 10/08/2017 10.44.12


24   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar,


melambai dan penangkapan.

Tahapan Pertumbuhan Fisik Anak Usia Dini


Perkembangan fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah:
a. Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki
dan tangan berkembang sebelum mereka di jari. Anak-anak belajar bagaimana
melakukan bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan sebelum
mereka belajar untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan motorik seperti
menggambar.
b. Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi
lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan.
c. Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah sebabnya
mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar cara
merangkak.

b. Pekembangan Kognitif
Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan kognitifnya.
Kemampuan kognitif ini barkaitan dengan daya ingat, kemampuan menganalisa maupun
kemampuannya memecahkan masalah. Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka
aktif melakukan percobaan dan menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini
dukungan lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak sangat diperlukan.
Interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan
kognitifnya.

c. Perkembangan Intelektual
Perlu kita ketahui bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini sangat berpotensi
untuk menyerap berbagai macam hal baru. Untuk itu, kita harus membimbing anak kita
untuk bisa terus mengembangkan intelektualitasnya dengan berbagai cara.
Perkembangan intelektual anak bisa kita kembangkan dengan musik.
Memperdengarkan musik kalsik pada anak sejak usia dini bahkan dari masa kandungan
akan membantu anak mengembangkan kognitifitasnya. Telah banyak ilmuan yang
mengadakan penelitian mengenai hal ini dan dari penelitian, musik klasik memang
bisa merangsang intelektual anak dari usia dini. Selanjutnya, perkembangan intelektual
anak juga mengarahkan anak untuk menirukan hal-hal disekitarnya. Oleh karena itu,
berperilaku yang baik di depan anak akan membuat anak juga meniru perilaku kita.
Selain itu, intelektual anak pada usia dini juga sangat kuat untuk menyerap kesenian
dan bahasa. Mengajarkan kesenian ada anak dari usia dini akan lebih mudah terserap
dari pada saat usia dewasa. Kemudian, mengajarkan anak untuk mempelajari bahasa
juga lebih mudah diserap saat usianya masih dini. Melihat kemampuan intelektual anak

tumbuh kembang.indd 24 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 25  

sangat kuat pada usianya yang masih dini, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing
dan memfasilitasi mereka untuk terus belajar.

d. Perkembangan Bahasa
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih
bayi sering kali dengan menggunakan bahasa tubuh dapat memenuhi kebutuhannya.
Namun hal tersebut kurang di mengerti oleh orang dewasa apa yang dimaksud oleh anak.
Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti
maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan
bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan
bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara.
Secara garis besar ada dua ketrampilan berbahasa, yaitu ketrampilan bahasa lisan
dan ketrampilan bahasa tulis. Dan secara umum ketrampilan bahasa dibagi menjadi
empat, yaitu menyimak, bicara, membaca, menulis. Secara real, anak-anak perlu untuk
mempelajari ketrampilan bahasa terutama bahasa lisan.
Secara umum tahap-tahap dalam berbahasa anak yaitu:
1) Aquisition (akuisisi), merupakan bahasa pertama yang dipelajari oleh anak, biasa
disebut dengan bahasa ibu (menirukan dan mendengarkan) dan merupakan bahasa
lisan. Dimulai dari usia 0-6 tahun, bahasa yang dipelajari ataupun yang digunakan
merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata-kata yang lain.
2) Learning (belajar),  anak mulai belajar bahasa tulis dan dimulai setelah anak
lulus dari TK. Di TK anak belajar menulis ataupun membaca itu hanya sebagai
pembiasaan untuk melatih motorik anak.

e. Perkembangan Sosial dan Emosi


Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan
teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat berhubungan dengan
orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak
yang dapat membentuk kepribadiannya, dan membentuk perkembangannya menjadi
manusia yang sempurna.
Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang
berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Di dalam
perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan
tuntutan sosial di mana mereka berada.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan sosial anak adalah suatu
proses dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma atau aturan
dalam lingkungan kehidupan anak. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam
lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi
seorang anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.

tumbuh kembang.indd 25 10/08/2017 10.44.12


26   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

Lebih lanjut dikatakan bahwa perkembangan sosio-emosional meliputi


perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan interpersonal (Papalia,
2004).16 Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial emosional berkisar
tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan perilaku
yang diterima dari masyarakat.

B. PENYAKIT YANG MENYERTAI


Beberapa penyakit yang paling umum anak usia dini adalah Hepatoblastoma (kanker hati)
dan Sindrom Eisenmenger (hipertensi jantung)

1. Hepatoblastoma
Penyakit-penyakit ini kurang umum, tetapi jika didiagnosis, dapat berakibat fatal. Penyakit
ini terjadi hampir di sebagian besar bayi sampai balita, dan dapat muncul ketika pada bayi
baru lahir (paling umum).
Umumnya mempengaruhi bayi hingga 3 tahun dan terjadi di hati. Fungsi utama hati
adalah untuk menyaring dan menyimpan darah, dan sel-sel kanker biasanya muncul di
dekat lobus hati. Umumnya, dalam banyak kasus, lobus kiri terpengaruh. Karena hati lipatan
empedu yang membawa limbah dari hati, penyakit ini bisa berakibat fatal. Hal yang dapat
menyebabkan hepatoblastoma termasuk Beckwith Wiedemann-sindrom, hemihypertrophy,
dan poliposis adenomatosa.
Anak-anak yang terkena hepatitis B juga berisiko meningkat untuk mengembangkan
hepatoblastoma. Gejala dapat berkisar dari muntah, nyeri perut ringan sampai serius.
Hepatoblastoma dapat didiagnosis melalui MRI, biopsi, ultra-suara dan tes alpha-fetoprotein.
Penyakit ini dapat terjadi melalui lima tahap, dan kemudian tahap berulang. Operasi atau
kemoterapi adalah rencana perawatan yang paling umum untuk hepatoblastoma.
Penelitian terbaru tentang penyakit meliputi inhibitor dan terapi biologis. Biasanya,
operasi yang paling umum dan efektif dalam merencanakan pengobatan untuk pasien dengan
hepatoblastoma.

2. Sindrom Eisenmenger
Terjadi pada bayi dengan gangguan jantung struktural. Hal ini mempengaruhi aliran darah
dari jantung ke paru-paru. Nyeri dada berat dan sesak nafas dapat terjadi pada bayi. Bayi yang
didukung oleh mesin oksigen, dan darah dikeluarkan untuk mengurangi sel darah merah dan
menggantinya melalui penggantian volume, Scan MRI kucing, CBC, dan ultrasound pada
jantung adalah cara untuk mendiagnosa penyakit.

16 Papalia, D.E. dan Olds, S. W. 2004. Human Development (9th Ed). New York: Mc Graw-Hill, Inc.

tumbuh kembang.indd 26 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 27  

Jumlah pasien mengalami penurunan terhadap gejala-gejala sebelumnya karena dokter


telah mampu mendeteksi dan mengobati cacat semakin cepat. Pembedahan merupakan
prosedur isolasi untuk pengobatan pada pasien dengan sindrom Eisenmenger.
Umumnya, penyakit ini dapat diobati jika terdeteksi dini. Dengan pengobatan modern,
pemeriksaan pasien reoccurring diikuti oleh obat spesifik dan rencana perawatan dapat
menyebabkan anak menuju gaya hidup normal. Terapi berkelanjutan terhadap rencana
pengobatan khusus telah diperdebatkan di salah satu dari tiga penyakit. Bedah adalah istilah
utama rencana perawatan panjang di kedua kasus dan telah menjadi paling efektif.

C. MASALAH KESEHATAN DAN GIZI ANAK USIA DINI


Janice J. Beauty dalam bukunya yang berjudul Skills for Preschool Teachers menjabarkan
tentang bagaimana mengelola kelas yang sehat sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki
pendidik Anak Usia Dini. Selain menjaga kesehatan lingkungan, kelas yang sehat berhubungan
juga dengan menjaga kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak. Kesehatan dan gizi
merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Pemberian makanan
yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya. Selain
itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan
ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007).17
Janice J Beaty pun menerangkan bahwa mengelola kelas yang sehat berhubungan dengan
bagaimana membuat progam pembelajaran yang meliputi kegiatan olah raga, latihan, mencuci
tangan pengenalan gizi yang sehat dan pemeriksaan kesehatan. Selain itu hal yang tidak kalah
pentingnya adalah memahami berbagai gejala penyakit yang sering dialami anak.
Menurut Santrock (2007) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami
anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Gizi sangat
mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal
ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak
seperti hot dog, pizza, hamburger, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan
kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk
mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji.
Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan
mental dan fisik anak:
Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi
bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi
perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga
tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai sosial seperti sportifitas,

17 Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S). Jakarta: Kencana.

tumbuh kembang.indd 27 10/08/2017 10.44.12


28   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas
dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.
Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka belum stabil.
Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka diantaranya alergi, asma dan infeksi
telinga. National Centre of Health Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian
anak paling besar adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker darah
(leukemia). Strategi untuk menghindari adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm
dan alat pengaman lainnya. Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI.
Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan pertama. Salah
satu keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI
berdasarkan beberapa ahli kesehatan di Amerika Serikat adalah:
a. Membuat berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari obesitas.
b. Mencegah alergi
c. Mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan
d. Menguatkan tulang
e. Mencegah penyakit kangker pada bayi dan kangker payudara pada ibu yang menyusui
f. Mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).

Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang
berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut
diantaranya hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk
melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus
berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana
seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut.
Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam menjaga
kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar
dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua
yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika
Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan
(Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak
kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007).
Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan
anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI,
kurang baiknya pola koinsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama
bagi anak usia dini.

1. Kurang Gizi/Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika
mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan
dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung.

tumbuh kembang.indd 28 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 29  

Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi
kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan
zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain.
Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk:
Dalam kasus ringan:
1. pertumbuhan lambat
2. perut bengkak
3. tubuh kurus
4. kehilangan nafsu makan
5. kehilangan energi
6. pucat (anemia)
7. luka di sudut-sudut mulut
8. sering pilek dan infeksi lainnya
9. rabun ayam

Dalam kasus yang lebih serius:


• berat badan tidak bertambah
• pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga)
• bintik hitam, ‘memar’, atau buka mengupas luka
• rambut menipis atau bahkan rontok
• kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain
• luka dalam mulut
• kecerdasan tidak berkembang
• ‘Mata kering’ (xeroftalmia)
• kebutaan

Mencegah dan mengobati masalah kekurangan gizi pada anak-anak sebenarnya cukup
mudah, yaitu dengan memberikan makanan bergizi secara cukup, atau cobalah untuk
memberinya lebih banyak/sering makan. Selain itu penambahan (fortifikasi) zat-zat nutrisi
esensial misalnya zat besi, kalsium, vitamin, protein dll pada makanan juga sangat baik
untuk memenuhi kekurangan zat tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5
sempurna dalam memenuhi makan anak-anak.

2. Diare dan Disentri


Diare pada anak dapat ditandai dengan frekuwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Bahaya terbesar bagi anak-anak dengan diare adalah
dehidrasi, atau kehilangan terlalu banyak cairan dari tubuh. Hal ini akan bertambah bahaya
jika disertai muntah-muntah.
Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak cairan untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah. Pemberian cairan yang tepat dengan jumlah

tumbuh kembang.indd 29 10/08/2017 10.44.12


30   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

memadai merupakan modal utama mencegah dehidrasi. Cairan harus diberikan sedikit demi
sedikit dengan frekuensi sesering mungkin. Oralit merupakan rumus manjur untuk mengatasi
diare pada anak.
Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga perlu
ditambahkan cairan/minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk
anak-anak yang terkena diare adalah kekurangan gizi. Berikan anak makanan bergizi.

3. Demam
Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu diukur dengan
termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih dari 39°C) dapat dengan mudah
menyebabkan kejang atau kerusakan otak.
Untuk menurunkan demam, dapat dilakukan beberapa hal:
• Kompres dengan air hangat
Anak dapat dikompres dengan handuk yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30º
C) kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap
dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau
handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan terhambat. Tambah
kehangatan airnya bila demamnya semakin tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara
air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin
akan mengerutkan pembuluh darah anak. Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar.
Anak jadi semakin menggigil untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya.
• Berikan obat pereda demam
Perawatan paling efektif untuk demam adalah menggunakan obat penurun panas seperti
parasetamol atau ibuprofen. Terdapat berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet,
drops, sirup, dan suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak
dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan
untuk anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius
yang disebut sindrom Reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang.
• Berikan banyak cairan
Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi (kekurangan cairan).
Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya kencing dan air kencing berwarna
lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mendorong anak untuk
minum cairan dalam jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak
lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau
sapi atau formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang
lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bila
anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua sebaiknya
diperiksakan ke dokter.

tumbuh kembang.indd 30 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 31  

• Istirahat yang cukup


Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman. Orang tua sebaiknya mendorong
anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak memaksa anak untuk tidur atau istirahat
atau tidur bila anak sudah merasa baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau
aktivitas lainnya ketika suhu sudah normal dalam 24 jam.

4. Kejang
Penyebab dari kejang pada anak-anak antara lain demam tinggi, dehidrasi, epilepsi, dan
meningitis. Jika anak mengalami demam tinggi, segera redakan agar tidak kejang. Periksa
tanda-tanda dehidrasi dan meningitis. Kejang yang datang tiba-tiba tanpa demam atau tanda
lainnya mungkin epilepsi, terutama jika anak tampak biasa-biasa saja tanpa menunjukkan
ada gejala yang aneh. Kejang yang dimulai pada rahang dan kemudian seluruh tubuh menjadi
kaku mungkin akibat tetanus.
Tanda-tanda kejang pada anak, di antaranya:
• kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang
selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas.
• gigi terkatup
• muntah
• tak jarang si anak berhenti napas sejenak.
• pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil.
• pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga
sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.

5. Meningitis
Penyakit berbahaya ini bisa datang sebagai komplikasi dari campak, gondok, atau yang lain
yang serius penyakit. Anak-anak dari ibu yang memiliki TB mungkin mendapatkan meningitis
TBC. Seorang anak yang sangat sakit yang terletak dengan cara kepala miring kembali, yang
leher terlalu kaku untuk membungkuk ke depan, dan yang tubuhnya membuat gerakan aneh
(kejang) mungkin memiliki meningitis.
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur
2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-
jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/
menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras),
mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak
sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui,
namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah
dan enggan menyusui.

tumbuh kembang.indd 31 10/08/2017 10.44.12


32   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman,
sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam
satu batangnya. Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum,
memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi
dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.
Pemberian imunisasi vaksin meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama di daerah
yang diketahui rentan terkena wabah meningitis.

6. Anemia
Tanda-tanda umum pada anak-anak, antara lain pucat, terutama di dalam kelopak mata,
gusi, dan kuku; lemah dan cepat lelah; tampak seperti malnutrisi, glositis berat (radang lidah
disertai rasa sakit), diare dan kehilangan nafsu makan. Penyebabnya antara lain kurang zat
besi, infeksi usus kronis, cacing tambang, malaria.
Pencegahan dan Pengobatan: Makanlah makanan yang kaya zat besi seperti daging dan
telur. Kacang, lentil, kacang tanah (kacang tanah), dan gelap hijau sayuran juga memiliki
beberapa besi. Seringkali dijumpai adanya cacing tambang pada anak anemia. Jika anda
mencurigai adanya cacing tambang, periksakan feses anak di laboratorium. Jika ditemukan
telur cacing tambang, segera lakukan pengobatan untuk mengusir cacing tambang ini. Jika
perlu, berikan garam besi dengan mulut (ferro sulfat).

7. Cacing dan Parasit Lain


Jika salah satu anak dalam keluarga diketahui menderita cacingan, semua anak dalam keluarga
harus dirawat atau diobati untuk memastikan hilangnya cacing. Untuk mencegah infeksi
cacing, anak-anak harus:
• Jagalah kebersihan
• Gunakan jamban.
• Jangan bertelanjang kaki.
• Jangan makan daging mentah atau ikan mentah atau yang setengah matang.
• Minum hanya air rebus atau murni.

8. Masalah Kulit
Masalah kulit yang paling umum dijumpai pada anak-anak antara lain:  Kudis, terinfeksi
luka dan impetigo, kurap dan infeksi jamur lainnya. Untuk mencegah masalah kulit dapat
dilakukan cara-cara berikut jagalah kebersihan, Mandikan anak sesering mungkin yang bersih,
Pengendalian kutu busuk, kutu, dan kudis. Jangan biarkan anak-anak yang menderita kudis,
kutu, kurap, atau luka yang terinfeksi bermain atau tidur bersama dengan anak-anak sehat.

tumbuh kembang.indd 32 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 33  

9. Pink Eye (Conjunctivitis)


Pinkeye atau disebut juga konjungtivitis adalah selaput membran jernih yang radang dan
kemerahan yang meliputi bagian putih pada mata dan membran pada bagian dalam kelopak
mata. Pinkeye paling umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, meskipun alergi,
bahan beracun dan penyakit yang mendasarinya mungkin juga berperan.
Bersihkan kelopak mata dengan kain basah yang bersih beberapa kali sehari. Gunakan
salep mata antibiotik di dalam kelopak mata 4 kali sehari. Jangan biarkan anak dengan mata
merah muda bermain atau tidur dengan orang lain. Jika dia tidak tidak sembuh dalam
beberapa hari, hubungi dokter atau petugas kesehatan.
Hindari menyentuh daerah mata, dan cucilah tangan anda sesering mungkin, terutama
setelah menggunakan obat-obatan untuk area tersebut. Jangan pernah berbagi handuk atau
saputangan, dan buanglah tisu-tisu segera setelah digunakan. Ganti seprai dan handuk setiap
hari. Gunakan pembasmi hama pada semua permukaan, termasuk permukaan konter, bak
cuci dan tombol pintu. Buanglah semua alat rias yang digunakan saat terinfeksi.

10. Pilek dan Flu


Flu biasa, dengan hidung meler, demam ringan, batuk, sering sakit tenggorokan, dan kadang-
kadang diare adalah sering tapi bukan masalah serius pada anak. Berikan banyak cairan pada
anak. Biarkan anak banyak istirahat atau tidur. Berikan makanan bergizi dan buah-buahan
agar anak-anak terhindar pilek dan cepat sembuh.
Jika seorang anak yang menderita flu menjadi sangat sakit, demam tinggi, pernapasan
cepat, mungkin si anak menderita pneumonia, segera hubungi dokter.

11. Sakit Telinga dan Infeksi Telinga


Infeksi telinga adalah umum pada anak-anak kecil. Demam akan meningkat, dan anak sering
menangis atau menggosok bagian samping kepalanya. Kadang-kadang nanah bisa dilihat di
telinga. Pada anak-anak kecil infeksi telinga kadang-kadang dapat menyebabkan muntah
atau diare. Jadi, ketika seorang anak mengalami diare dan demam pastikan untuk memeriksa
telinganya.

D. PERMASALAHAN YANG LAZIM TERJADI PADA ANAK USIA


DINI USIA

1. Bercak Mongol
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat dibagian atau daerah
sacral, walaupun terkadang terlihat dibagian tubuh yang lain. Bercak mongol rata-rata
muncul pada usia kehamilan 38 minggu. Bercak mongol sering dijumpai pada bayi yang

tumbuh kembang.indd 33 10/08/2017 10.44.12


34   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

berasal dari Mediterania, Amerika Latin, Asia dan Afrika. Etiologi bercak mongol merupakan
bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang
mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari kista neuralis
ke epidermis.
Tanda dan Gejala Berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman, kadang
terlihat seperti memar, bercak mongol akan hilang sendirinya pada usia 1-2 tahun. Biasanya
bercak mongol ini terlihat sebagai: Luka seperti pewarnaan, daerah pigmentasi dengan tekstur
kulit yang normal, area datar dengan bentuk yang tidak teratur, bercak yang biasanya akan
hilang dalam hitungan bulan atau tahun, tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.

2. Hemangioma
Suatu tumor jaringan lunak atau tumor vaskular jinak akibat profilerasi dari pembuluh
darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah. Penyebab
hemangioma sampai saat ini masih belum jelas, Hemangioma muncul pada setiap tempat
permukaan tubuh seperti kepala, muka, leher, kaki atau dada. Hemangioma merupakan tumor
vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak

Klasifikasi Hemagioma
a. Hemangima Kapiler (Superficial Hemangioma)
Terjadi pada kulit bagian atas, bentuk:
- Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks).
- Hemangioma kapiler (superficial hemangioma) granuloma piogenik.
b. Hemangioma Kavernosum
Terjadi pada kulit yang lebih dalam yaitu dibagian dermis dan subkutis (lapisan pada
kulit).
c. Hemangioma Campuran
Pada beberapa kasus, kedua hemangioma diatas dapat terjadi bersamaan dan dinamakan
hemangioma campuran.

Penatalaksanaan Hemangioma Secara Umum Ada 2 Cara Yaitu:


a. Cara Konservatif
Hemangioma superfisial atau hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry sering
tidak diterapi karena hemangioma jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan sendirinya
dan kulit terlihat normal.
b. Cara Aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif , antara lain hemangioma yang
tumbuh pada daerah vital seperti mata, telinga, dan tenggorokan, hemangioma yang
mengeluarkan perdarahan, hemangioma yang mengalami ulserasi, hemangioma yang

tumbuh kembang.indd 34 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 35  

mengalami infeksi, hemangioma yang mengalami pertumbuhan dengan cepat dan


menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan.
Terdapat beberapa obat yang dapat digunakan untuk menangani hemangioma.
Glukokortikosteroid merupakan obat utama yang digunakan untuk memperlambat dan
meghentikan pertumbuhan hemangioma. Obat lain yang dapat digunakan adalah interferon
alfa-2a, vincristine, dan beta bloker propanolol. Interferon sudah jarang digunakan karena
berhubungan dengan efek samping yang serius pada anak-anak. Propanolol adalah obat baru
untuk terapi hemangioma. Saat ini penelitian tentang efek samping obat ini masih belum
lengkap.

3. Ikterus
Definisi ikterus yaitu suatu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi
baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan suatu perubahan warna
kulit atau sklera mata (normal berwarna putih) menjadi warna kuning karena peningkatan
kadar bilirubin dalam darah. Etiologi Ikterus merupakan penumpukan bilirubin karena
produksi yang berlebihan, misalnya pada proses hernolisis, gangguan transportasi, misalnya
hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan, gangguan pengolahan hepar, gangguan fungsi
hepar atau imaturitas hepar, gangguan ekskresi atau obstruksi.
Gambaran klinis yang paling nyata adalah terlihat perubahan warna kulit dan sklera yang
menjadi kuning. Pengamatan paling baik dilakukan dengan cahaya matahari dan menekan
sedikit kulit untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi udara.

Rumus Kreamer
Kadar Bilirubin
Daerah Luas Ikterus
(mg%)
1 Kepala dan leher 5
2 Daerah 1 + badan bagian atas 9
3 Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai 11
4 Daerah 1,2,3 + lengan dan kaki dibawah lutut 12
5 Daerah 1,2,3,4 + tangan dan kaki 16

Klasifikasi
• Ikterus Fisiologis
Warna kekuningan pada kulit yang timbul pada hari ke 2-3 setelah lahir yang tidak
mempunyai dasar patologis. Dan akan menghilang pada hari ke-10. Ikterus dapat
terlihat di wajah bayi ketika kadar dalam serum mencapai sekitar 5 mg/dL kemudian
berkurang jika kadar bilirubin meningkat. Pada hari ke-5 ke-7 kadarnya berkurang
menjadi sekitar 2 mg/dL. Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah ikterus

tumbuh kembang.indd 35 10/08/2017 10.44.12


36   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

fisiologis adalah mengajarkan ibu dan keluarga cara menyinari bayi dengan cahaya
matahari serta memberikan minum (ASI) sedini mungkin dengan jumlah cairan dan
kalori yang cukup. Cara menyinari adalah sebagai berikut:
 Sinari bayi dengan cahaya matahari pagi pukul 07.00-08.00 selama 2-4 hari.
 Atur posisi kepala bayi agar wajah tidak langsung menghadap ke cahaya matahari.
 Lakukan penyinaran selama 30 menit yaitu 15 menit dalam posisi telentang dan 15
menit dalam posisi telungkup.
 Lakukan penyinaran pada kulit seluas mungkin dan bayi tidak memakai pakaian
(telanjang).

Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah, misalnya feses berwarna putih keabu-abuan
dan liat seperti dempul, anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas. Anjurkan
pula ibu kontrol setelah 2 hari.
• Ikterus Patologis
Ikterus menjadi patologis jika kondisi ini dapat terlihat 24 jam ketika kadar bilirubin
menigkat sebanyak 5 mg/dL. Ketika kadar bilirubin > 15 mg/dL. Jika peningkatan
kadarnya berlangsung > 1minggu pada bayi cukup bulan dan > 2 minggu bayi prematur.
Pada saat bayi menjadi letargi dan kemampuannya buruk.
Terapi yang umum digunakan untuk ikterus patologis adalah terapi sinar (fototerapi)
dan transfusi tukar. Untuk itu, bayi perlu dirujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki
fasilitas tersebut. Sebelum melakukan rujukan lakukan hal sebagai berikut: dapatkan
informed consent dari orangtua bayi untuk merujuk bayinya, anjurkan ibu untuk
memberikan ASI secara adekuat selama proses rujukan, lakukan pencegahan hipotermia,
ambil sampel darah ibu sebanyak 2,5 ml jika kekuningan ditemukan pada dua hari
pertama kelahiran bayi
1) Terapi sinar
Terapi sinar (fototerapi) adalah terapi dengan menggunakan sinar ultraviolet yang
bertujuan untuk memecah bilirubin menjadi senyawa dipirol yang nontoksik dan
dikeluarkan melalui urine dan feses. Selama terapi, kedua mata bayi harus ditutup
untuk melindungi kedua mata dari sinar UV. Fototerapi dilakukan selama 100 jam
atau hingga kadar bilirubin darah mencapai ≤ 7,5 mg%.
2) Transfusi tukar
Transfusi tukar adalah teknik yang dilakukan untuk mengeluarkan bilirubin secara
mekanik untuk mengurangi kadar bilirubin indirek, mengganti eritrosit yang dapat
dihemolisis, membuang antibodi yang menyebabkan hemolisis, dan mengoreksi
anemia.

Pada transfusi tukar, darah sirkulasi neonatus diganti dengan darah donor dengan
cara menegluarkan darah bayi dan memasukkan darah donor secara berulang dan
bergantian. Jumlah darah yang dikeluarkan.

tumbuh kembang.indd 36 10/08/2017 10.44.12


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 37  

4. Muntah dan Gumoh


Muntah merupakan suatu keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
setelah makanan masuk lambung lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen. Proses
reflek yang sangat terkoordinasi yang mungkin di dahului oleh peningkatan air liur. Muntah
pada bayi merupakan gejala yang sering dijumpai dan dapat terjadi pada berbagi kondisi. Sifat
Muntah yaitu Muntah hijau (gangguan empedu), muntah proyektil (menyemprot), muntah
persisten muntah segera ketika lahir dan menetap.
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang ditelan melalui mulut tanpa
paksaan, beberapa saat telah minum susu (Depkes RI,1999). Keluarnya kembali sebagian kecil
isi lambung setelah beberapa saat setelah makanan masuk ke dalam lambung (Asuhan neo,
bayi dan anak balita, 2008). Penyebab dari gumoh yaitu bayi sudah merasa kenyang, posisi
salah saat menyusui, posisi botol yang salah. tergesa-gesa saat memberikan susu, kegagalan
dalam mengeluarkan udara yang tertelan. Penanganan yaitu perbaiki teknik menyusui,
apabila menggunakan botol, perbaiki cara pemberian minum dan perhatikan posisi botol
saat memberikan, sendawakan saat bayi setelah diberi minum, jangan langsung diberikan
minum, lakukan teknik menyusui yang benar.

5. Oral Trush
Pengertian Oral trush adalah bercak putih pada lidah, langit-langit dan pipi bagian dalam
(Wong, 1995).18 Merupakan suatu kandidiasis membrane mukosa mulut bayi yang ditandai
dengan munculnya bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping di mulut,
ulkus dangkal, demam dan adanya iritasi gastrointestinal. Penyebab dari oral trush yaitu
Candida albicans, vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan, transmisi dari botol susu
atau puting susu yang tidak bersih, cuci tangan yang tidak benar. Tanda Dan Gejala yaitu
Terdapatnya lesi dalam mulut yang berwarna putih dan membentuk plak berkeping menutupi
seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi dan mukosa pipi.

Intervensi
• Jaga kebersihan bayi dan peralatan yang digunakan.
• Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
• Ibu yang terinfeksi harus diobati untuk mencegah terjadinya infeksi ulang.
• Bersihkan daerah mulut bayi/sisa susu pada lidah bayi.
• Oleskan gentian violet 0,25% pada mulut dengan kapas lidi atau memberikan mycostatin
4x sehari atau tiap 6 jam sebanyak 1cc selama 1 minggu atau sampai gejala menghilang.

18 Wong, 1995. Buku Asuhan Keperawatan Ibu dan Anak . Jakarta: Nuha

tumbuh kembang.indd 37 10/08/2017 10.44.12


38   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

6. Diaper Rush
Diaper rush adalah iritasi pada kulit bayi yang terjadi di daerah bokong. Hal ini dapat terjadi
apabila popok terlalu lama dan tidak diganti, popoknya tidak dapat menyerap keringat, dan
infeksi jamur atau bakteri atau eksema. Ruam popok (diaper rash) adalah gangguan yang
lazim ditemukan pada bayi. Gangguan ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari 15
bulan, terutama pada usia 8 – 10 bulan. Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok
(Diaper Rush) antara lain: Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit, kurangnya menjaga
hygiene. Popok jarang diganti atau terlalu lama tidak segera diganti setelah BAK atau BAB
(feces), infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri), alergi bahan popok,
gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok, kebersihan kulit yang tidak
terjaga, udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab, akibat diare, reaksi kontak
terhadap karet, plastik, detergen.
Tanda dan gejala diape rush, diantaranya: (1) Iritasi pada kulit yang terkena dan muncul
sebagai crytaema, (2) Muncul pada daerah seperti pantat, kemaluan, perut bawah paha atas,
(3) Kulit kemerahan dan lecet, (4) Muncul ruam pada daerah sekitar kelamin, (5) Timbul
lepuh-lepuh di seluruh daerah popok, (6) Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari,
daerah tersebut akan ditumbuhi oleh jamur, terutama jenis Candida Albicans, sehingga
kelainan kulit bertambah merah dan basah.
Pencegahan untuk diaper rush adalah gantilah popok segera setelah BAB atau BAK. Hal
ini mencegah lembab pada kulit. Janganlah memakai popok dengan ketat khususnya sepanjang
malam hari. Hindari membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit. Seperti
dengan Alkohol atau parfum pada produk tersebut dapat mengiritasi kulit bayi. Penanganan
gantilah popok yang telah penuh sesering mungkin, gunakan air bersih untuk membersihkan
area popok setiap kali mengganti popok, biarkan area di udara terbuka sehingga benar-benar
kering, oleskan krim (seperti yang mengandung zinx ixide atau petrolatum).

7. Seborrhea
Merupakan radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang terdapat banyak
kelenjar sebaseanya, biasanya terjadi didaerah kepala. Suatu peradangan pada kulit bagian
atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian
tubuh lainnya. Etiologi menurut beberapa ahli yaitu Faktor hereditas, intake makanan tinggi
lemak dan kalori, asupan minuman beralkohol, adanya gangguan emosi. Gejalanya adalah
Serpihan/sisik, gatal, kemerahan.

8. Furunkel
Peradangan pada folikel rambut kulit dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi di daerah
bokong, kuduk, axilla, badan dan tungkai (Furunkolisis). Faktor Penyebab furunkel yaitu
iritasi pada kulit, kebersihan kulit yang kurang terjaga, daya tahan tubuh yang rendah,

tumbuh kembang.indd 38 10/08/2017 10.44.13


Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini 39  

infeksi oleh staphylococus aureus. Tanda dan gejala nyeri pada daerah ruam, ruam pada
daerah kulit (nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustul), nodus dapat
melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk
fistel. Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah dengan sendiri dan sebagian akan
menghilang dengan sendirinya.

Penatalaksanaan:
• Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan
sendirinya.
• Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya.
• Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan
melunakkan nodul.
• Jangan memijit furunkel, terutama yang letaknya didaerah hidung dan bibir atas, karena
akan menyebabkan pnyebaran kuman patogen.
• Bila furunkel terjadi didaerah yang tidak umum (hidung, telinga) kolaborasi dengan
dokter untuk insisi.
• Pemberian antibiotik sistemik.

9. Milliariasis
Miliariasis merupakan suatu keadaan dermatosis yang menyebabkan oleh retensi keringat
akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat. Kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan,
disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai
sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada,
punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala. Faktor
penyebab yaitu udara yang panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang, pakaian
yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat, aktivitas yang belebihan, setelah menderita
demam atau panas. Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang
atau edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum.

Bentuk Milliariasis
a. Milliaria Kristalina
• Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai kulit
kemerahan.
• Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup.
• Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus.
Asuhan: Pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang berlebihan,
ventilasi yang baik, menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat.
b. Milliaria Rubra
• Sering dialami anak yang tidak bisa tinggal diaderah panas.

tumbuh kembang.indd 39 10/08/2017 10.44.13


40   Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

• Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau


berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih.
• Staphylococcus juga diduga memiliki peran.
• Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga
menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis.
Asuhan: Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari udara panas
yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak salicyl 2%, dibubuhi menthol
0,25%-2%.
c. Milliaria Profunda
• Timbul setelah milliaria rubra.
• Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm.
• Terdapat di bagian badan terutama badan ataupun ekstremitas.
• Lebih banyak papula daripada vesikel karena secara klinik letak retensi keringat
lebih dalam.
• Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini jarang
ditemui.
• Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada
dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang.
Asuhan: Hindari panas dan lembab nerlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik,
menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losion calamin dengan atau tanpa menthol
0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol.

Penatalaksanaan
• Perawatan kulit yang benar.
• Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salicyl atau bedak
kocok setelah mandi.
• Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk
memperparah sumbatan kelenjar.
• Bila sangat gatal, peduh, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik.
• Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak
menggores kulit saat menggaruk).

10. Obstipasi
Obstipasi adalah bentuk konstipasi yang disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam
usus (adanya obstruksi usus). Secara umum, Obstipasi adalah pengeluaran mekonium tidak
terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada feses
yang menyangkut konsistensi feses dan frekuensi saat BAB. Sedangkan pada neonatus lanjut
didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih.

tumbuh kembang.indd 40 10/08/2017 10.44.13

Anda mungkin juga menyukai