Anda di halaman 1dari 1

Hati si Pitung geram sekali.

Sore ini ia kembali melihat kesewenang-wenangan para


centeng Babah Liem. Babah Liem atau Liem Tjeng adalah tuan tanah di daerah tempat
tinggal si Pitung.

Babah Liem menjadi tuan tanah dengan memberikan sejumlah uang pada pemerintah
Belanda, Selain itu, ia juga bersedia membayar pajak yang tinggi pada pemerintah
Belanda.

Itulah sebabnya, Babah Liem mempekerjakan centeng-centengnya untuk merampas harta


rakyat dan menarik pajak yang jumlahnya mencekik Ieher.

etelah itu Purbasari akhirnya menjadi seorang pemimpin kerajaan warisan dari
ayahnya yang bijaksana bersama lutung tersebut. Kakaknya juga sudah
dimaafkan oleh Purbasari. Ia tidak berniat untuk memberikan hukuman kepada
kakaknya tersebut.
Bahkan kata balas dendam pada sang kakak tidak terbesit sedikit pun. Purbasari
akhirnya sudah hidup dengan bahagia bersama dengan sang kekasih hatinya.

Suara permintaan maaf tiba-tiba saja terdengar. Renggali menanyainya dan ia


mengakui bahwa suara tersebut berasal dari seekor naga sahabat ayahnya.
Renggali sangat kaget ketika melihat bukit tersebut ternyata mirip dengan kepala
ular yang tertimbun oleh semak belukar. Naga tersebut meminta Sultan Alam
agar datang bertemu dengannya.
Renggali akhirnya menceritakan semua kejadian tersebut kepada Sultan Meurah
dan mereka berdua berangkat menuju ke bukit tersebut. Sesudah mereka sampai
di sana, naga menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ia meminta untuk di
hukum, tetapi sang anak tidak mau menghukumnya. Kemudian sang naga
dibebaskan.
Mereka mencoba untuk mencari pedang yang ditusukkan pada bagian
tubuhnya. Sultan meminta sang naga untuk kembali ke tempat asalnya yaitu di
laut sesudah pedang tersebut lepas. Naga dengan isak tangis mulai menggeser
tubuhnya menuju ke laut secara perlahan.
Hal ini mengakibatkan terbentuknya sebuah alur sungai kecil serta dipenuhi oleh
rawa-rawa dengan genangan air di sekelilingnya. Peristiwa ini membuat Sultan
memberi nama wilayah tersebut dengan Alue Naga.

Anda mungkin juga menyukai