Anda di halaman 1dari 12

85

Buana Sains Vol 18 No 1: 85 - 96, 2018

APLIKASI TEKNOLOGI Dielectric Barrier Discharge-UV Plasma TERHADAP


SIFAT FISIK DAN KIMIA TELUR AYAM (Gallus gallus domesticus)

Endrika Widyastuti dan Aldilah Daydeva


Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian ,Universitas Brawijaya

Abstract
Eggs are food that contains high nutrition, however egg products susceptible
damage so preservation process is required. Dielectric Barrier Discharge (DBD) UV
Plasma has proven very effective as an alternative technology for preserve fresh egg by
inactivation bacteria and prevent contamination in fresh egg. Aim of this study is to
evaluated effect of Dielectric Barrier Discharge (DBD) UV Plasma on physical and
chemical quality of chicken eggs (Gallus gallus domesticus). The fresh eggs were stored
at room temperature and assessed for their Physical (Haugh unit and yolk index) and
chemical properties (yolk pH, albumen pH, and egg nutrition) on 0, 5, 7, 11, and 14
days. Analysis of variance (ANOVA) was used to analyse significant difference among
the samples. The result shows that DBD UV plasma can maintain haugh unit, yolk
index, yolk pH, and albumen pH than control. The eggs treated with DBD UV recorded
have no significant difference for egg nutrition.

Keywords: Chicken Egg (Gallus gallus domesticus); DBD UV Plasma; nutrition; physical;
chemical quality

Pendahuluan sp. dan E. coli pada telur cukup tinggi di


Indonesia (Kalfat et al., 2015).
Telur ayam (Gallus gallus
Berbagai cara dilakukan agar
domesticus) merupakan bahan pangan yang
kualitas telur segar dapat dipertahankan
mengandung nilai gizi tinggi, mudah
dalam waktu yang lebih lama. Prinsip
diolah dan harganya relatif murah jika
dalam pengawetan telur segar adalah
dibandingan dengan sumber protein
mencegah penguapan air dan terlepasnya
hewani lainnya (Litbang Pertanian, 2010).
gas-gas lain dari didalam telur selama
Produksi telur ayam Indonesia
masa penyimpanan (Warintek, 2016).
meningkat rata-rata 3.29% per tahun,
Beberapa alternatif pengawetan telur
dimana permintaan konsumsi nasional
segar diantaranya teknologi pasteurisasi
akan meningkat 4.78% per tahunnya
(Koswara, 2009), Extremely Low Frequency
(Nuryati et al., 2015). Disisi lain telur
Magnetic Fields (ELF-MF) (Sudarti, 2016),
ayam (Gallus gallus domesticus) mudah
dan berbasis Thyme Oil dan Cold Nitrogen
mengalami kerusakan secara fisik
Plasma (CNP) (Cui et al., 2016). Akan
(Muchtadi et al., 2010), kimia (Haryoto,
tetapi teknologi-teknologi tersebut
2010) dan mikrobiologis (Saraswati,
mempunyai kelemahan diantaranya
2012) sehingga dapat menurunkan masa
masih menggunakan suhu yang tinggi,
simpan telur segar. Kerusakan yang
dan waktu yang lama, serta penanganan
paling banyak terjadi adalah kerusakan
yang tepat (Widyastuti et al., 2017).
secara mikrobiologis. Beberapa kasus
keracunan mikrobiologis akibat Salmonella
86

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

Inovasi teknologi pengawetan Bahan yang digunakan pada


telur terbaru yang dapat meminimalisir penelitian ini adalah telur ayam (Gallus
kekurangan teknologi sebelumnya yaitu gallus domesticus) dengan berat ±60 g dan
menggunakan DBD Plasma (Wan et al., umur simpan 0 hari yang diambil dari
2017) dan DBD UV Plasma (Anggraeni peternakan telur di Desa Tlekung Kota
et al., 2017). DBD UV plasma yaitu suatu Batu, alkohol 70%, dan aquades pH 7.
teknologi yang menggabungkan Alat yang digunakan meliputi DBD UV
teknologi plasma dan sinar ultraviolet. Plasma, timbangan analitik (Mattler
DBD UV plasma ini memanfaatkan Toledo), pipet, pH meter (Hanna), egg
lempengan elektroda aluminium, akrilik tray, spatula, dan glassware (Pyrex).
(lapisan dielektrik) serta lampu UV yang Persiapan telur ayam segar
diletakkan pada bagian dalam ruang dilakukan sesuai metode Anggraeni et al.
plasma alat dan memungkinkan plasma (2017) yang dimodifikasi. Telur ayam
melakukan kontak dengan elektroda dengan berat ±60 g dicuci dibawah air
sehingga dapat menghasilkan lucutan mengalir, kemudian dikeringkan pada
elektron yang dapat mengionisasi gas di suhu ruang selama beberapa menit.
dalam ruang alat sterilisasi, serta sinar UV Selanjutya telur diletakkan pada egg trayer
yang digunakan untuk mensterilisasi dan disimpan pada suhu ruang. Alat
ruang plasma dan mampu mencegah DBD Plasma diaplikasikan pada sampel
dekontaminasi mikroorganisme (Nur,
telur ayam ras. Pada tahap ini, juga
2011; Morgan, 2009). Kemudian, gas digunakan sampel telur ayam tanpa
terionisasi ini akan bereaksi dengan perlakuan (a) dan telur ayam dengan
membran sel dari bakteri Salmonella sp. perlakuan (b), sehingga terdapat dua
sehingga mengakibatkan pecahnya sampel telur ayam ras. Kedua sampel
membran atau lisis dan isi sel dari bakteri tersebut kemudian disimpan selama 14
keluar kemudian mati (Nur, 2011). hari.
Aplikasi DBD UV plasma sendiri dapat Proses Sterilisasi telur segar
diaplikasikan pada ikan kembung dimana DBD UV Plasma (Widyastuti et al., 2017)
selama penyimpanan 12 hari dilakukan melalui tahapan pembersihan
menunjukkan dapat menjaga kualitas seluruh komponen terlebih dahulu
asam amino (Teke, 2014), pada cabai dengan menggunakan tisu sekali pakai
merah kualitas fisiknya masih tetap yang telah dicelupkan pada alkohol 70%.
terjaga dibandingkan dengan yang tidak Kemudian telur segar yang telah
diberi perlakuan (Pratama, 2016), serta dibersihkan dimasukan ke dalam alat
selama penyimpanan pada beras DBD UV plasma. Alat DBD UV plasma
teknologi ini aman untuk digunakan dihidupkan kemudian dilakukan pre-
(Rijal, 2015). Penggunaan DBD UV treatment dengan cara menghidupkan
plasma pada telur dapat menurunkan lampu UV selama 10 menit, fungsinya
hingga 6 log CFU/ml (Anggraeni et al., agar tidak terjadi kontaminasi.
2017). Tujuan dari penelitian ini adalah Selanjutnya sampel telur dimasukkan ke
mengetahui Aplikasi Teknologi Dielectric dalam ruang plasma. Diatur tegangan
Barrier Discharge-UV Plasma terhadap Sifat masukan sebesar 22 volt dan waktu
Fisik dan Kimia Telur Ayam (Gallus gallus
selama 5 menit. Setelah telur di sterilisasi
domesticus). selanjutnya dilakukan pengujian.
Pengujian pada telur dilakukan
Metode Penelitian pada hari ke 0, 5, 7, 11 dan 14 diamati
secara fisik dan kimia pada sampel telur
87

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

ayam. Tahap pengujian dilakukan pada (Wackerley et al., 2008). Apabila terdapat
sampel telur ayam tanpa perlakuan (a) perbedaan diuji lebih lanjut dengan
dan telur ayam dengan perlakuan (b) menggunakan uji Tukey. Semua analisis
yang meliputi uji fisik dan kimia. Dimana dengan data dilakukan dengan program
uji fisik berupa haugh unit (HU) serta minitab 17.
indeks kuning telur (IKT). Serta uji kimia
berupa pH kuning, pH putih telur serta
kandungan proksimat (protein, lemak, Hasil dan Pembahasan
air, abu dan kabohidrat) dari telur.
i) Haugh Unit (Wan et al., 2017) Pengaruh DBD UV Plasma terhadap
Diamati dengan pengukuran Haugh Unit Telur
tinggi putih telur dan kuning telur yang Nilai Haugh Unit (HU)
dilakukan dengan memecah telur dengan merupakan salah satu indikator kesegaran
hati-hati pada permukaan kaca datar. dari telur yang secara konsisten akan
Selanjutnya segera diukur menggunakan menurun dengan semakin meningkatnya
penggaris, untuk perhitungan haugh unit, umur induk ayam (Chang-Ho et al.,
diukur tinggi putih telur dan bobot telur 2014). Nilai HU bervariasi antara 20-110
dengan menggunakan timbangan. dan telur berkualitas baik memiliki nilai
Persamaan untuk nilai HU adalah sebagai HU antara 50-100 (Yuwanta, 2010). Nilai
berikut: HU berdasarkan korelasi antara bobot
HU = 100 log (H + 7,57 – 1,7 W0,37) telur dan tinggi putih telur (Sihombing et
Keterangan : H = tinggi albumen (mm) al., 2014). Semakin kecil nilai HU maka
W = berat telur (gram) semakin encer putih telur sehingga
HU = haugh unit kualitas putih telur semakin rendah.
ii) Indeks Kuning Telur (Lestari, 2016) Semakin lama penyimpanan
Komponen yang digunakan menunjukkan penurunan nilai Haugh Unit
untuk mengukur indeks kuning telur pada telur segar (Gambar 1). Hal ini
adalah tinggi kuning telur dan diameter dikarenakan pengenceran putih telur
kuning telur. Nilai yang diperoleh yang diakibatkan penguapan gas CO2
dimasukkan dalam formulasi sebagai sehingga pH naik dan mempercepat
berikut: pemecahan ovomucin. Hal ini sesuai
IKT = Tinggi kuning telur (mm) dengan pendapat Widyantara et al. (2017),
Diameter kuning telur (mm) yang menyatakan bahwa pengenceran
iii) Pengukuran pH (Eke, 2013) bagian putih telur disebabkan oleh
pH kuning dan putih telur diukur adanya kerusakan fisikokimia dari serabut
dengan menggunakan pH meter ovomucin. Penguapan CO2 disebabkan
(Hanna). Sekitar 2 gram sampel di adanya penguraian senyawa NaHCO3
homogenisasi pada 20 ml akuades. dari dalam telur ayam ras menjadi NaOH
Kemudian pH meter distandarisasi dan CO2. NaOH yang dibentuk akan
dengan menggunakan buffer pH 4 dan 9. diurai menjadi Na+ dan OH sedangkan
Lalu, pH meter dibilas dengan akuades, CO2 yang dibentuk akan menguap,
dan dicelupkan ke dalam sampel yang sehingga kualitas putih telur mengalami
telah dihomogenisasi sebelumnya untuk penurunan (Fahrullah, 2012). Rata-rata
menstabilkan sebelum digunakan. nilai HU selama penelitian berkisar
Data yang telah diperoleh antara 50-80, lebih tinggi jika
kemudian dilakukan analisa dibandingkan dengan hasil penelitian
menggunakan metode ANOVA Nova (2014) yang menunjukkan nilai HU
berkisar antara 40-80.
88

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

Gambar 1. Pengaruh Lama Penyimpanan Telur terhadap Nilai Haugh Unit

Aplikasi teknologi DBD UV tanpa perlakuan dalam parameter seperti


plasma dapat mempertahankan nilai Haugh Unit.
Haugh Unit dibandingkan dengan telur
Pengaruh DBD UV Plasma terhadap
kontrol. Hal ini disebabkan, DBD UV Indeks KuningTelur (IKT)
Plasma dapat mempengaruhi penguapan
dari CO2. Perlakuan DBD UV Plasma Indeks kuning telur (IKT) adalah
tidak mempengaruhi indeks kuning telur, perbandingan tinggi kuning telur dengan
namun dapat menyebabkan hilangnya garis tengahnya. Indeks kuning telur
kualitas putih telur terkait dengan berkualitas baik berkisar antara 0.33 dan
penurunan Haugh Unit (Wong et al., 0.50 dengan nilai rata-rata 0.42 (Barutu,
2003). Menurut Chen et al., (2014) bahwa 2016). Faktor yang memengaruhi indeks
DBD UV Plasma dapat menyebabkan kuning telur antara lain lama
pecahnya kantung dan kehilangan penyimpanan, suhu dan tempat
albumin atau penipisan albumen. penyimpanan, kualitas membran vitelin,
Peningkatan hidroklorida bebas (SH) dan nutrisi pakan (Agro et al., 2013).
menyebabkan denaturasi protein selama Indeks kuning telur (IKT) pada kontrol
penyimpanan (Wong et al., 2003). Tidak maupun pada DBD UV Plasma seperti
ada perbedaan yang signifikan (p > 0,05) pada Gambar 2, semakin hari semakin
yang diamati pada parameter yang menurun. Soeparno et al. (2011)
dianalisis. Nilai haugh unit pad telur menyatakan bahwa penyimpanan telur
kontrol dan dengan telur perlakuan DBD menyebabkan terjadinya pemindahan air
UV plasma tidak berbeda jauh. Hal ini dari putih telur menuju kuning telur
menunjukkan bahwa perlakuan DBD sebanyak 10 mg/hari pada suhu 10oC.
UV plasma menunjukkan tidak ada Tekanan osmotik kuning telur lebih
perbedaan yang signifikan dalam tingkat besar dari putih telur sehingga air dari
penguapan atau pelepasan CO2 dari putih telur berpindah menuju kuning
albumen setelah perlakuan plasma telur. Perpindahan air secara terus
(Caner, 2005). Chen et al., (2014) juga menerus akan menyebabkan viskositas
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kuning telur menurun sehingga kuning
yang signifikan antara telur perlakuan dan
89

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

telur menjadi pipih kemudian akan pecah.

Gambar 2. Pengaruh Lama Penyimpanan (hari) terhadap Indeks Kuning Telur

Apabila dibandingkan dengan mempengaruhi. Dalam penelitian Chen et


Purwati et al. (2015) yang menyatakan al. (2014), tidak ada perbedaan yang
bahwa indeks kuning telur pada saat telur signifikan terhadap telur dengan
dikeluarkan adalah 0,45, kemudian akan perlakuan DBD UV Plasma dan kontrol.
menurun menjadi 0,30 apabila telur Pada penelitian ini, perbedaan antara
disimpan selama 25 hari (25oC) pada kontrol dengan pelakuan DBD UV
penelitian ini, nilai IKT lebih tinggi. Nilai Plasma.
Indeks Kuning Telur (IKT) pada telur Pengaruh DBD UV Plasma terhadap
yang diberi perlakuan DBD UV plasma pH Telur
lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
(Gambar 2). Menurut Chen et al. (2014), Potensial of Hydrogen (pH) putih
jika chalazae menutupi kuning telur atau telur dengan kualitas yang baik nilainya
albumen akan menutupi kuning telur sekitar 7.0. Selama penyimpanan pH
hingga tebal, serta warna kuning telur telur akan naik. Nilai pH kuning telur
tidak akan sesuai. Karotenoid adalah juga meningkat namun tidak setinggi
pigmen alami kuning telur, yang kenaikan pH putih telur. Nilai pH kuning
memberikannya warna oranye terang telur dengan kualitas baik adalah 6.0
sampai gelap (Anton, 2007). Kekurangan (Barutu, 2016). Semakin lama
suplai protein akan mengakibatkan penyimpanan menunjukan adanya
kuning telur memiliki tingkat kekuatan kenaikan nilai pH putih dan kuning pada
yang rendah. Kondisi tersebut telur segar. Hal ini dikarenakan, CO2
mengakibatkan nilai indeks kuning telur yang hilang melalui pori kerabang telur
yang dihasilkan juga rendah (Pribadi et al., mengakibatkan konsentrasi ion
2015). bikarbonat dalam putih telur menurun
Tidak ada perbedaan yang dan merusak sistem buffer. Hal tersebut
signifikan (p> 0,05) pada warna kuning menjadikan pH naik dan putih telur
telur yang diamati setelah perlakuan bersifat basa yang diikuti dengan
DBD UV plasma maupun dengan kerusakan serabut serabut ovomucin
kontrol. Menurut Wong et al. (2003), (yang memberikan tekstur kental),
perlakuan DBD UV Plasma tidak sehingga kekentalan putih telur menurun.
mempengaruhi indeks kuning telur, Putih telur yang mempunyai pH
namun pada parameter lain dapat meningkat menjadi basa selain
90

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

disebabkan oleh menguapnya CO2, juga membran vitelin sehingga terjadi


disebabkan karena putih telur dibagian percampuran putih dan kuning telur serta
yang kental mengalami pengenceran yang mengakibatkan peningkatan pH.
akhirnya akan merembes ke kuning telur. Menurut Belitz et al. (2009), pH
Agustina et al. (2013) menjelaskan putih telur yang baru dikeluarkan atau
pengenceran putih telur disebabkan telur segar kira-kira 7,6-7,9 sedangkan
karena pecahnya serabut mucin yang dalam penelitian pada kontrol sekitar
mengakibatkan meningkatnya pH putih lebih dari 7.5. Kemudian terus meningkat
telur. sampai hari ke-14 penyimpanan menjadi
lebih basa. pH meningkat sampai nilai
Begitupun, dengan pH kuning
maksimal 9,7 tergantung temperatur dan
telur terus mengalami kenaikan. Hal ini
lama penyimpanan. Nilai pH kuning telur
disebabkan karena, penguapan CO2 yang
segar mendekati 6.0, sedangkan dalam
tinggi dapat meningkatkan derajat
penelitian ini baik pada kontrol maupun
keasaman putih dan kuning telur. Dalam
pada perlakuan DBD UV plasma,
hal ini, penguapan CO2 menyebabkan
sistem buffer pada putih telur menurun nilainya mendekati 6.0 (Chen et al., 2014).
Kemudian terus meningkat pada
sehingga terjadi pengenceran putih telur
penyimpanan hari ke-14. Selama
dan perembesan H2O dari putih telur ke
penyimpanan pH telur akan naik. Nilai
kuning telur. Perpindahan H2O dari
pH kuning telur juga meningkat namun
putih telur ke kuning telur dapat
tidak setinggi kenaikan pH putih telur.
menyebabkan berat kuning telur
Nilai pH kuning telur dengan kualitas
meningkat dan peregangan membran
baik adalah 6.0. Kenaikan pH telur
vitelin sehingga terjadi percampuran
menyebabkan protein isi telur rentan
antara putih telur dan kuning telur yang
terhadap enzim proteolitik dari telur dan
menyebabkan peningkatan pH kuning
mempercepat proses perubahan putih
telur (Soekarto, 2013). Menurut Lestari et
telur menjadi encer (Soekarto 2013).
al. (2015), perembesan H2O dapat
menyebabkan peregangan dan pecahnya

(a) (b)
Gambar 3. Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap pH Putih Telur (a) dan Kuning Telur (b)
91

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

Aplikasi teknologi DBD UV diberi perlakuan DBD UV Plasma tidak


plasma dapat mempertahankan nilai pH menunjukkan perubahan signifikan
putih dan telur ayam dibandingkan selama 42 hari. pH kuning telur pada
dengan kontrol. Berdasarkan Chen et al. umumnya mendekati 6,0 (Wan et al.,
(2014), pH putih telur terus meningkat 2017). Selama penyimpanan, pH kuning
dari hari ke 0 sampai hari ke 42. Hal ini telur akan meningkat secara bertahap
dimungkinkan terjadi karena perbedaan hingga mencapai 6,4-6,9.
pada telur ayam yang digunakan. pH Perbedaan pH putih dan kuning
putih telur yang diolah tetap pada tingkat telur pada telur pada kontrol dan
yang sama sepanjang penyimpanan 42 perlakuan DBD UV Plasma tidak
hari. Dalam penelitiannya, telur disimpan berbeda jauh. Tidak ada perubahan
pada kemasan dengan kandungan CO2 signifikan (p> 0,05) pada pH putih telur
tinggi, kemudian sejumlah CO2 untuk kontrol maupun dengan perlakuan
terpenetrasi dalam putih telur. Oleh DBD UV plasma yang diamati setelah
karena itu, pH rata-rata untuk putih telur perlakuan penyimpanan selama 14 hari.
tetap konstan sekitar pH 7,5 selama Tidak ada perubahan kekuatan membran
periode penyimpanan 42 hari. Dalam vitelline yang diamati setelah perlakuan
telur yang baru diletakkan, pH albumen DBD UV Plasma dan hasilnya sebanding
adalah antara 7,6 dan 8.5. pH putih telur dengan nilai yang dipublikasikan
meningkat dari 8,64 menjadi 9,25 untuk sebelumnya (Banerjee, 2010).
telur yang disimpan selama 12 minggu di Pengaruh DBD UV Plasma terhadap
suhu ruang (Biladeau et al., 2009). Kandungan Nutrisi Telur
Menurut Chen et al. (2014), ada sedikit
perubahan pH kuning telur untuk kedua Analisis ini penting untuk
telur yang diberi perlakuan DBD UV mengetahui komposisi gizi pada telur
Plasma dan tidak diberi perlakuan selama ayam ras yang disterilisasi menggunakan
penyimpanan refrigerasi 42 hari. Telur alat berbasis Dielectric Barrier Discharge
yang disimpan pada suhu ruang dalam (DBD) UV plasma. Telur yang diujikan
penelitian Biladeau et al. (2009), rata-rata adalah telur tanpa perlakuan sterilisasi
pH kuning telur meningkat menjadi pH dan telur yang disterilisasi menggunakan
6,28 pada minggu ke 6, dan pH 6,18 pada tegangan sebesar 22 V selama 5 menit.
hari ke 42 dalam penelitiannya. pH Hasil dari pengujian nutrisi telur dapat
kuning telur pada penyimpanan suhu dilihat pada Tabel 7.
ruang yang tidak diberi perlakuan dan

Tabel 7. Hasil Pengujian Proksimat Penyimpanan Awal dan Akhir Penyimpanan Telur
65 gr (b/v)
Perlakuan Standar Telur dalam 65 gr
Parameter Hari ke-
Kontrol DBD UV Plasma (SNI 3926:2008)
Hari ke-0 7.13 7.84
Protein (%) 8.00-13.40
Hari ke-14 11.81 10.81
Hari ke-0 8.38 7.3
Lemak (%) 8.5-11.80
Hari ke-14 8.43 7.26
Hari ke-0 77.75 80.58
Air (%) 72.5-75.5
Hari ke-14 74.41 77.5
Hari ke-0 0.89 0.78
Abu (%) 0.80-1.00
Hari ke-14 0.87 0.84
92

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

Kandungan protein pada telur lemak dengan protein yang berada dalam
kontrol makin meningkat setelah bahan tersebut makin banyak.
penyimpanan 14 hari. Yuwanta (2010) Kandungan air makin menurun
menjelaskan bahwa ovalbumin adalah pada hari ke-14 pada telur kontrol.
protein utama dari putih telur yang Sudaryani (2003) menyatakan bahwa
menempati 54% total protein putih telur, kadar air merupakan komposisi telur
ovalbumin ini mudah terpecah oleh yang penting karena mempengaruhi
adanya panas sehingga terjadi koagulasi kualitas interior telur dan selama
dan kehilangan air dapat terjadi karena penyimpanan, kadar air putih telur
lama penyimpanan telur, penguapan air menurun tidak hanya disebabkan
mengakibatkan pula terjadinya perluasan penguapan air tetapi juga adanya difusi
rongga udara. Hasil kandungan protein air dari putih telur menuju kuning telur.
makin meningkat setelah diberi perlakuan Kadar air telur dipengaruhi oleh
DBD UV Plasma. Berdasar Ji et al. kecepatan penguapan, suhu dan
(2017), perlakuan DBD UV Plasma kelembaban tempat penyimpanan telur.
mempengaruhi terhadap kelarutan, Penggunaan DBD UV Plasma semakin
stabilitas emulsi, dan protein. Efek DBD membuat menurun kadar air sesuai
UV Plasma dalam protein dipelajari pada penyimpanan. Saraslifah (2016), dimana
ikan makarel segar, dimana menghasilkan penggunaan DBD UV Plasma semakin
penurunan di dalam air yang terletak di membuat menurun kadar air sesuai
jaringan myofibrillar yang padat protein. penyimpanan. Ditunjukkan bahwa
Kandungan lemak meningkat pada hari semakin lama penyimpanan yakni mulai
ke-14 pada telur kontrol. Seharusnya, penyimpanan sampai hari ke-35 kadar air
semakin lama penyimpanan kandungan bahan mengalami penurunan. Karena
lemak telur semakin menurun. Menurut elektron yang dihasilkan oleh DBD UV
Alfiah et al. (2015) salah satu penyebab Plasma akan berenergi dan
kerusakan lemak adalah adanya reaksi menyalurkannya pada molekul dalam
hidrolisis. Jika kadar air didalam lemak bahan. Kemudian terjadi proses transfer
tersebut tinggi, maka kemungkinan energi elektron yang akan menyebabkan
terjadinya reaksi hidrolisis akan semakin kadar air pada telur akan menurun pada
besar dan akan memicu kenaikan asam hari ke-14. Kadar abu menurun pada hari
lemak bebas sebagai hasil pemecahan ke-14 pada telur kontrol. Pada penelitian
trigliserida. Kadar lemak pada telur ayam Gumay (2009) tentang nilai gizi pada
dengan perlakuan DBD UV Plasma telur asin, menunjukkan bahwa kadar abu
mengalami penurunan. Rusdi (2002), mengalami peningkatan karena
yang mengatakan bahwa DBD UV dipengaruhi faktor pakan yang diberikan
Plasma dapat mempertahankan kadar kepada itik. Serta dipengaruhi pula oleh
lemak. DBD UV plasma yang kontak proses pembuatan dari telur asin itu
dengan bahan, dapat mempertahankan sendiri. Bila dibandingkan dengan telur
kadar lemak yang paling tinggi. Hal ini itik segar, telur yang melalui pemrosesan
dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa lebih meningkat kadar abunya. Kadar abu
makin lama DBD UV Plasma kontak pada telur dengan perlakuan DBD UV
dengan bahan dan makin rendah suhu Plasma mengalami peningkatan pada hari
bahan maka makin banyak konsentrasi ke 14. Pengaruh teknologi plasma pada
yang terlarut dalam bahan dan perubahan kimia pada makanan belum
kesempatan untuk memisahkan ikatan diketahui secara pasti, namun ada
peningkatan kadar flavanoid pada
93

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

perlakuan plasma menggunakan selada Anton, M. 2007. Composition and


domba, dikarenakan pengikisan kulit ari Structure of Hen Egg Yolk. In
pada bahan (Eisenbrand, 2012). Belum Bioactive Egg Compounds. R.
diketahui secara pasti alasan perubahan Huopalahti, R. López-Fandiño,
kimia dalam proses sterilisasi telur M. Anton, and R. Schade (eds).
dengan menggunakan teknologi plasma Springer Berlin Heidelberg,
(Pradeep, 2016). Jerman.
Banerjee, P. 2010. The effect of carbon
Kesimpulan dioxide on lysozyme activity and
quality of chicken eggs. Thesis,
Aplikasi Dielectric barrier discharge
Purdue University, West
UV plasma (DBD UV plasma) dapat
Lafayette.
mempertahan kualitas fisik (Haugh Unit
Barutu, E. M. S. 2016. Kualitas dan Masa
dan Indeks Kuning Telur) dan kimia (pH
Simpan Telur Ayam Konsumsi
putih telur, pH kuning telur dan
pada Suhu Ruang. Skripsi, IPB,
kandungan nutrisi) pada telur ayam
(Gallus gallus domesticus) dibandingkan Bogor.
Belitz, H. D and W. Grosch. 2009. Food
dengan kontrol. Pada kandungan nutrisi,
chemistry. Edisi 4 Revisi. Berlin.
aplikasi DBD UV plasma pada telur
Biladeau, A dan Keener, K. 2009. The
ayam (Gallus gallus domesticus) tidak
Effects of Edible Coating on
memberikan perbedaan yang signifikan.
Chicken Egg Quality Under
Refrigerated Storage. Poutry
Daftar Pustaka Science 88, 1266-1274.
Agustina, N., Thohari, I., dan Rosyidi, D. Caner, C. 2005. The effect of edible
2013. Evaluasi Sifat Putih Telur eggshell coatings on egg quality
Ayam Pasteurisasi Ditinjau dari and consumer perception.
pH, Kadar Air, Sifat Emulsi dan Journal of the Science of Food
Daya Kembang Angel Cake. and Agriculture 85, 1897-1902.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23, Chang-Ho K, Jong-Ho S, Jae-Cheong L.
6-13. Kyung-Woo L. 2014. Age-related
Alfiah, C., Wahono H. S. 2015. changes in egg quality of hy-line
Penanganan Pasca Panen Kelapa brown hens. IJPS 13, 510-514.
Sawit (Penyemprotan CaCl2 Dan Chen, Y. 2014. High Voltage
Kalium Sorbat Terhadap Mutu Atmospheric Cold Plasma
Crude Palm Oil). Jurnal Pangan Treatment Of Refrigerated
dan Agroindustri 3, 61-72. Chicken Eggs For Control Of
Anggraeni, E. T., Sumarsono, F., Salmonella Enteritidis On
Hayuningsih, H. P., Mashitoh, External Surfaces. Thesis, Purdue
D., Daydeva, A., dan Widyastuti, University, West Lafayette.
E. 2017. Effect of Nano Cui, H, Cuixia M., Changzhu L., and Lin.
Dielectric Barrier Discharge 2016. Enhancing The
Plasma Treatment on Salmonela Antibacterial Activity of Thyme
Inactivation in Chicken Eggs. Oil Against Salmonella on
Proceedings 1st Young Scientist Eggshell by Plasma-Assited
International Seminar, hal 302- Process. Journal Of Food
305, Universitas Brawijaya, Control 70, 183-19.
Malang, 13 Juli 2017.
94

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

Eisenbrand, G., Diel, P., Engel, K. H., Ilmiah Peternakan Terpadu 3, 7-


Gremmels, J., Hengstler, J.G., 14.
Hans-Ulrich H., \ HansGeorg J., Litbang Pertanian. 2010. Telur Sumber
Knorr, D., Marko, D., Rietjens, Makanan Bergizi. Jakarta:
I., Steinberg, P. 2012. Opinion Kementrian Pertanian Republik
on The Use of Plasma Processes Indonesia.
for Treatment of Foods. Jerman: Morgan, R. 2009. UV “Green” Light
SKLM Commission Secretariat. Desinfection. Dairy Industry. Intl.
Eke, M. O., Olaitan, N. I., dan Ochefu, J. 54, 33-35.
H. 2013. Effect of Storage Muchtadi, T. R, Ayustaningwarno, F dan
Conditions on the Quality Sugiyono. 2010. Ilmu
Attributes of Shell (Table) Eggs. Pengetahuan Bahan Pangan.
Nigerian Food Journal 31, 18-24. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Fahruhllah. 2012. Pengaruh Penggunaan Nova, I., Kurrtini, T., Wanniatie, V.
Probiotik Komersial sebagai Pengaruh Lama Penyimpanan
Bahan Curing pada Pembuatan terhadap Kualitas Internal Telur
Telur Itik Asin. Program Studi Ayam Ras pada Fase Produksi
Ilmu dan Teknologi Pangan Pertama. Jurnal Ilmiah
Jurusan Teknologi Pertanian. Peternakan 2.
Skripsi, Universitas Hasanuddin, Nur, M. 2011. Fisika Plasma dan
Makassar. Aplikasinya. Universitas
Haryoto. 2010. Membuat Telur Asin. Diponegoro, Semarang.
Kanisius, Yogyakarta. Nuryati, L,. B. Waryanto, Noviati. 2015.
Ji, H., Dong, S., dan Han, F. 2017. (Outlook Telur) Komoditas
Effects of Dielectric Barrier Pertanian Sub Sektor Peternakan.
Discharge (DBD) Cold Plasma Pusat Data dan Sistem Informasi
Treatment on Physicochemical Pertanian. Jakarta Pemerintah RI.
and Functional Properties of 1996. UU RI No. 7 Tahun 1996
Peanut Protein. Food and Tentang Pangan. Jakarta:
Bioprocess Technology 11, 344- Lembaran Negara RI.
354. Pratama, Y., Adianti, A., dan Prastiwi D.
Kalfat, A. J. J. dan Zubaidah, E. 2015. .2016. Penerapan Teknologi
Iradiasi Sinar Gamma pada Telur Plasma dengan Memanfaatkan
Ayam Broiler sebagai Upaya Rancang Bangun Ozone
Peningkatan Keamanan Pangan Generator untuk Pengawetan
(Kajian Dosis Iradiasi dan Cabai Merah (Capsicum Annuum
Penyimpanan Suhu 4oC). Jural L.) Guna Mendukung Ketahanan
Pangan dan Agroindustri 3, 1438- Pangan Nasional. Youngster Physics
1445. Journal. Volume 5, 69-74.
Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Pribadi A, Kurtini T, Sumardi. 2015.
Telur. Universitas Muhammadiah Pengaruh Pemberian Probiotik
Semarang, Semarang. dari Mikroba Lokal terhadap
Lestari, D, Riyanti dan Wanniatie, V. Kualitas Indeks Albumen, Indeks
2015. Pengaruh Lama Yolk, dan Warna Yolk pada
Penyimpanan dan Warna Umur Telur 10 Hari. Jurnal
Kerabang terhadap Kualitas Ilmiah Peternakan Terpadu.
Internal Telur Itik Tegal. Jurnal Volume 3, 180-184.
95

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

Purwati, D., Djaelani M., dan Yuniwarti Sterilization of Salmonella


E. Indeks kuning Telur (IKT), Typhimurium in Gado-Gado.
Haugh Unit (HU) dan Bobot Journal of Agriculture and
Telur pada Berbagai Itik Lokal di Agricultural Science Procedia 9.
Jawa Tengah. Jurnal Biologi. Vol. Teke, S., Nur, M., dan Winarni, T. A.
4. 2014. Produksi Ozon dalam
Rijal, S., dan Nur, M. 2016. Analisa Reaktor Dielectric Barrier Discharge
Pengaruh Ozonisasi Hasil Lucutan Plasma (DBDP) Terkait Panjang
Plasma Berpenghalang Dielektrik Reaktor dan Laju Alir Udara serta
pada Beras terhadap Perubahan Pemanfaatannya untuk Menjaga
Amilografi, Kekerasan dan Warna. Kualitas Asam Amino Ikan.
Youngster Physics Journal. Jurnal Berkala Fisika 17, 25-32.
Volume: 4, 61-66. Wackerley, D.D., Mendenhall, W.,
Rusdi, U. dan Suliasih, N. 2002. Scheaffer, R. L. 2008.
Ozonisasi dan Kualitas Air Susu. Mathematical statistics with
Jurnal Bionatura 4, 96-107. applications, Thompson
Saraslifah, Nur, M., dan Arianto, F. 2016. Brooks/Cole, USA.
Pengaruh Ozon yang Wan, Z., Chen, Y., Pankaj, S. K., dan
Dibangkitkan Melalui Reaktor Keener, K. M. 2017. High
Plasma Berpenghalang Dielektrik Voltage Atmospheric Cold
Elektroda Silinder Spiral Plasma Treatment of
Terhadap Pengawetan Cabai. Refrigerated Chicken Egss for
Youngster Physics Journal 5. Control of Salmonella enteritidis
Saraswati, D. 2012. Uji Bakteri Salmonella Contamination on Egg Shell.
sp pada Telur Bebek, Telur Food Science and Technology
Puyuh, dan Telur Ayam 76, 124-130.
Kampungf yang Diperdagangkan Warintek. 2016. 8 Pengawetan Telur
di Pasar Liluwo Kota Gorontalo. Segar. Tekno Pangan dan
Skripsi, Universitas Negeri Agroindustri, Volume 1 Nomor
Gorontalo, Gorontalo. 2.
Sihombing R, Kurtini T, Nova K. 2014. Widyastuti, E, Sumarsono, F., Anggraeni,
Pengaruh lama penyimpanan E. T., Hayuningsih, H. P.,
terhadap Kualitas Internal Telur Mashitoh, D., dan Daydeva, A..
Ayam Ras pada Fase Kedua. 2017. Modern Sterilization
Jurnal Ilmiah Peternakan Machine Rancang Bangun Mesin
Terpadu. Volume 2, 81-86. Sterilisasi Telur Ayam Berbasis
Soekarto, S. 2013. Teknologi Penanganan Dielectric Barrier Discharge-UV
dan Pengolahan Telur. Alfabeta, Plasma. Prosiding Simposium
Bandung. Nasional “Contribute Youth
Soeparno, R.A., Rihastuti, I., dan S. Innovation To Be Part of
Triatmojo. 2011. Dasar Magnificent Journey for SDG’s
Teknologi Hasil Ternak. Gadjah 2030”, hal 264-270, Fakultas
Mada University Press, Teknologi Pertanian, Universitas
Yogyakarta. Brawijaya 17 Mei 2017.
Sudarti. 2016. Utilization of Extremely Wong, P dan Kitts, D. 2003.
Low Frequency (ELF) Magnetic Physiochemical and Functional
Field is as Alternative Properties of Shell Eggs
96

E. Widyastuti dan A. Daydeva/ Buana Sains Vol 18 No 1 : 85-96

Following Electron Beam


Irradiation. Journal of the
Science of Food and Agriculture
83, 44-52.
Yuwanta T. 2010. Telur dan Kualitas
Telur. Gadjah Mada University
Pr, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai