01/KPT
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Menyatakan bahwa:
Kebijakan Korporat PT. Adhimix Precast Indonesia 2013 ini disusun sebagai
pedoman dalam pelaksanaan aktivitas bisnis PT. Adhimix Precast Indonesia
termasuk Anak Perusahaan yang berada di bawahnya.
SURAKHMAN
DIREKTUR UTAMA
STATUS : EDISI - 0
NO. DISTRIBUSI :
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
DAFTAR ISI
i
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
ii
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
I. KEBIJAKAN SDM
1. REKRUTMEN SDM
1.1. Proses rekrutmen dapat dilakukan oleh departemen SDM Kantor Pusat dan
dapat dilakukan oleh masing-masing Unit Kerja dengan ketentuan seperti yang
tertulis pada poin 1.2 dan poin 1.3.
1
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
2. PENGEMBANGAN SDM
3.1. Penilaian kinerja yang dilakukan berbasis job accountability dikelola Departemen
SDM
3.2. Tim penilai kinerja :
Diusulkan oleh departemen SDM dan ditetapkan oleh Direksi
3.3. Schedule pelaksanaan penilaian kinerja :
Semester 1 : Juli – Agustus tahun berjalan
Semester 2 : Januari – Februari tahun berikutnya
3.4. Penilaian kinerja digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk :
Kenaikan gaji
Perhitungan insentif
4.1. Penggajian :
Mengacu pada Ketetapan Direksi
- Struktur gaji
2
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
- Penggolongan jabatan
Dikelola oleh departemen SDM
4.2. Fasilitas Transportasi :
Mengacu pada Ketetapan Direksi
Dikelola oleh departemen SDM
4.3. Rangkap Jabatan :
Karyawan yang dibebani tugas jabatan rangkap (selain pengkayaan
jabatan) diberikan tunjangan sebesar 30% GPB
5.1. Jamsostek
Dikelola oleh departemen SDM dengan ketentuan penyetoran sebagai
berikut :
- 2 % GPB (JHT) : ditanggung karyawan
- 5.7 % GPB : ditanggung perusahaan
» Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) : 1.7 %
» Jaminan Kematian (JKM) : 0.3 %
» Jaminan Hari Tua (JHT) : 3.7 %
- GPB merupakan nilai gaji yang didaftarkan ke Jamsostek oleh
departemen SDM
Jamsostek akan diproses oleh departemen SDM untuk karyawan yang telah
bekerja selama lebih dari 3 bulan
5.2. Jaminan Kesehatan
Persyaratan peserta Jaminan Kesehatan adalah Karyawan dengan kontrak
PKWT dan PKWTT
Peserta Jaminan Kesehatan diajukan oleh departemen SDM Kantor Pusat
setiap 1 tahun sekali (namun apabila telah memenuhi syarat, dapat
langsung diajukan oleh bagian SDM)
Dikelola oleh Yayasan Adhimix Care
6. ADMINISTRATIF
3
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
7. ORGANISASI
8. ANAK PERUSAHAAN
8.1. Penempatan Karyawan ke Anak Perusahaan yang di rekrut dari PT. Adhimix
Precast Indonesia :
Jabatan : Minimal Level Supervisor
Status Karyawan : Karyawan PT. Adhimix Precast Indonesia yang
ditempatkan
Ketentuan Penggajian :
- Direksi : Diputuskan dalam RUPS Anak Perusahaan
- Diluar Direksi : Minimal sama dengan yang telah ditetapkan oleh PT.
Adhimix Precast Indonesia
Fasilitas Transportasi :
- Disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di PT. Adhimix Precast
Indonesia
Pengembangan SDM :
- Dilakukan bersama antara Manajemen PT. Adhimix Precast Indonesia
dengan Manajemen Anak Perusahaan
Jamsostek :
- Administrasi dan Biaya dikelola oleh Anak Perusahaan
Jaminan Kesehatan :
- Data karyawan diajukan ke Yayasan Adhimix Care oleh departemen
SDM
- Premi dibebankan ke Anak Perusahaan
- Anak Perusahaan dapat menyelenggarakan jaminan kesehatan di luar
ketentuan yang telah ditetapkan di atas
4
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
1. KEBIJAKAN UMUM
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku
pada saat transaksi dilakukan.
Aset dan Liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs
yang berlaku pada tanggal neraca.
Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam
mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi tahun bersangkutan.
5
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
Kas dan setara kas meliputi saldo kas dan kas di bank serta tabungan dan
deposito berjangka yang jatuh temponya dalam waktu tiga bulan atau kurang
sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan.
1.6. Piutang
Piutang disajikan dalam laporan keuangan dengan nilai tunai yang dapat
direalisasikan.
Besarnya penyisihan piutang paling lambat dibukukan setiap 6 bulan yaitu
pada bulan Juni dan Desember, ditentukan berdasarkan analisa terhadap
piutang yang kemungkinan besar tidak dapat ditagihkan.
Pencadangan Penyisihan Piutang diajukan oleh masing-masing Plant ke
Kantor Unit untuk selanjutnya direkapitulasi dan dimintakan persetujuan ke
Direksi.
Pencatatan Pembukuan Penyisihan Piutang pada Laporan Keuangan
dilakukan di Plant setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Penghapusan atas Piutang yang sudah disisihkan kemudian dilakukan
pencatatan di masing-masing Plant setelah mendapat persetujuan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Rekonsiliasi piutang dengan pelanggan dilakukan setiap 3 bulanan.
1.7. Pengakuan Tagihan Bruto Kepada Pemberi Kerja (Piutang Belum Diinvoicekan)
Piutang retensi dicatat pada saat penerimaan atas tagihan termin yang ditahan
oleh pemberi kerja sejumlah prosentase yang telah ditetapkan dalam kontrak
sampai dengan selesainya masa pemeliharaan.
6
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
1.9. Persediaan
Biaya Persediaan :
Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan dan dinyatakan dalam neraca
dengan nilai buku, yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis
lurus (Straight Line Method) sesuai dengan peraturan perpajakan.
Aset Tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan memenuhi batasan
materialitas biaya perolehan yang ditetapkan perusahaan sebagai berikut:
7
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
Kecuali peralatan yang dibeli dalam keadaan rekondisi dan atau hanya
dapat dimanfaatkan untuk operasi satu proyek atau kemungkinan aset yang
dibeli akan mudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi.
Peralatan Kantor ≥ Rp. 10.000.000,-/unit
Mobil ≥ Rp. 50.000.000,-/unit
Motor ≥ Rp. 10.000.000,-/unit
Aset Tetap pada awalnya diukur berdasarkan biaya perolehannya (at cost) yang
terdiri dari harga belinya dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi siap dipergunakan.
Setiap bagian dari asset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan
terhadap total biaya perolehan seluruh asset harus disusutkan secara terpisah.
Peralatan Proyek, Peralatan Pabrik/ Produksi, dan Peralatan Kantor dicatat pada
saat diterima dan disusutkan sejak bulan yang tercantum dalam Laporan
Penerimaan Barang.
Seluruh Aset Tetap, kecuali Hak atas Tanah dan Investasi Dalam Pelaksanaan
disusutkan dengan metode Garis Lurus, dengan rumus sebagai berikut :
Jenis Taksiran
Aset Tetap Masa Manfaat
Bangunan / Gedung :
Bangunan / Gedung 3-8 Tahun
Prasarana 3 Tahun
Peralatan/Kendaraan Proyek :
Alat/Kendaraan Proyek. Berat *) 1-5 Tahun
Alat Proyek. Ringan 1-3 Tahun
Peralatan/Kendaraan Pabrik/Produksi :
Mesin Pabrik*) 3-5 Tahun
Peralatan Berat Pabrik*) 3-5 Tahun
8
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
Peralatan Kantor :
Mesin Kantor 1-3 Tahun
Perabotan Kantor 1-3 Tahun
Mobil :
Operasional/Non Operasional 3-5 Tahun
Motor :
Operasional/Non Operasional 3-5 Tahun
Penjualan Aset Tetap extracomptable yang ada di Proyek, Plant dan Unit dapat
dilakukan apabila telah mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk Aset yang
berada di proyek hasil penjualannya dapat dimasukkan kembali pada RAP
proyek tersebut atau dapat dicatat sebagai pendapatan lain-lain di Plant atau
Unit.
9
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
Penjualan dan Penghapusan Aset tetap comptable harus tertuang dalam RKAP
dan disampaikan alasan rencana penjualan dan penghapusannya. Proses
penjualan dan Penghapusan Aset tetap ini harus mendapatkan persetujuan dari
RUPS.
10
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
Perusahaan mengakui Imbalan kerja jangka pendek sebesar jumlah yang tidak
didiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Perusahaan dalam
suatu periode akuntansi.
11
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006),
Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset
keuangan dan liabilitas pajak tangguhan.
12
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
Investasi yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar harus dicatat dalam neraca
pada nilai terendah antara biaya dan nilai pasar :
Biaya (cost) dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang atau LIFO.
Nilai pasar dapat ditentukan berdasarkan portofolio agregat, dalam total atau
menurut kategori investasi, atau pada dasar investasi individual, yang ditetapkan
secara konsisten.
Investasi yang diklasifikasikan sebagai aktiva tak lancar harus dicatat dalam
neraca berdasarkan biaya perolehan, kecuali jika harga pasar investasi jangka
panjang menunjukkan penurunan nilai di bawah biaya perolehan secara
signifikan dan permanen, perlu dilakukan penyesuaian atas nilai investasi
tersebut. Penilaian dalam hal ini dilakukan untuk masing-masing investasi
secara individual.
Pengakuan hasil usaha atau laba sales dan beban adalah sebesar porsi
perusahaan berdasarkan laporan keuangan interim atau audited KSO.
Pengakuan sales dan biaya KSO ini dalam laporan di perusahaan – konsolidasi
audited KAP harus dijelaskan (disclose) sebagai akibat KSO agar tidak
dikenakan PPN.
Apabila diperlukan tambahan modal harus sesuai dengan porsi yang telah
ditetapkan dalam agreement dalam KSO.
Pada saat akhir KSO laporan keuangan harus diaudit oleh KAP dan berita acara
penyelesaian hutang kepada pihak ketiga harus dibuat sehingga tidak ada
tagihan setelah KSO ditutup.
Dalam hal pembagian asset harus dibuatkan berita acara pembagian asset yang
tersisa sesuai porsi masing-masing peserta KSO dan dikembalikan menjadi
asset masing-masing peserta KSO.
Pembukuan hasil usaha atau laba berdasarkan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan sesuai dengan laporan keuangan interim / audited KSO.
Pembukuan sales dan biaya adalah sebesar yang telah dikerjakan dan di
keluarkan sesuai dengan laporan keuangan interim / audited KSO.
Apabila diperlukan tambahan modal maka harus disesuaikan dengan arus kas
untuk bagian pekerjaan masing-masing peserta KSO.
13
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
Pada saat akhir KSO laporan keuangan harus diaudit oleh KAP dan berita acara
penyelesaiaan hutang kepada pihak ketiga harus dibuat sehingga tidak ada
tagihan setelah KSO ditutup.
Dalam hal pembagian asset maka aset yang tersisa dikembalikan kepada
perusahaan masing-masing peserta KSO.
Sistem Perpajakan :
Setiap KSO (Integrated maupun Non Integrated) adalah entitas tersendiri yang
harus memiliki NPWP, sehingga seluruh transaksi KSO akan dikenakan PPN
(masukan maupun keluaran) dan PPh Jasa Konstruksi atas nama KSO. Dengan
demikian penjualan dan biaya KSO ini tidak bisa diakui secara langsung oleh
masing-masing anggota KSO, kecuali dengan penjelasan khusus (didisclose
dalam laporan audit).
KSO tidak dikenakan PPh Badan. Hasil Usaha JO akan dibukukan di laporan
keuangan anggota KSO dan dikenakan PPh Badan atas nama perusahaan
anggota KSO.
14
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
15
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
3.1. Pengakuan sales / piutang prestasi harus lengkap administrasinya, baik berita
acara progres (termasuk kelengkapan Surat Jalan asli) ataupun berita acara
pembayaran. Untuk memisahkan garis tanggung jawab produksi dan keuangan
dengan jelas.
3.2. Inventarisasi aset perusahaan di lakukan opname oleh akuntansi unit dan plant
setiap 6 bulan sekali ke plant (persediaan, aktiva tetap, extra comptable, tanda
terima kwitansi). Pelaporan semua aset ke unit dilakukan setiap bulan.
4.1. Pengakuan sales / piutang prestasi harus lengkap administrasinya, baik berita
acara progres (termasuk kelengkapan Surat Jalan asli) atau berita acara
pembayaran. Untuk memisahkan garis tanggung jawab produksi dan keuangan
dengan jelas.
4.2. Inventarisasi aset perusahaan dilakukan opname unit dan pusat setiap 6 bulan
sekali (persediaan, aktiva tetap, extracomptable, tanda terima kwitansi).
Pelaporan semua aset ke kantor pusat dilakukan setiap bulan.
5. PERPAJAKAN
16
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
PPN Keluaran
Sedangkan transaksi penjualan dengan pelanggan BUMN dengan Nilai
Kwitansi sama dengan atau dibawah Rp. 10 juta berlaku mekanisme
sebagaimana biasanya
5.3. Pengelolaan dan Pelaporan Perpajakan intern dipusatkan di Kantor Unit Usaha.
Plant Operasional membukukan transaksi pajak dan mencetak faktur pajak wajib
memindah bukukan seluruh transasi pajak dan bukti faktur pajak ke kantor unit.
Kantor Unit melakukan pengelolaan dan wajib melaporkan laporan pajak Unit
usaha ke Bagian Pajak Konsolidasi Holding.
5.4. Beban pajak kini (PPH Badan) ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam
periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
5.5. Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat pada aset dan Liabilitas
dengan dasar pengenaan pajak diakui sebagai pajak tangguhan, metode pajak
tangguhan ini diterapkan untuk mencerminkan pengaruh atas beda waktu dan
rugi fiskal, baik berupa aset maupun Liabilitas, yang disajikan jumlah bersih
sebagai pajak atas beda waktu antara pelaporan komersil dengan fiskal. Aset
(Liabilitas) pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.
5.6. Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan
apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal di masa mendatang akan
memadai untuk dikompensasi. Koreksi terhadap Liabilitas perpajakan diakui saat
surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat
keputusan atas keberatan tersebut sudah ditetapkan.
17
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
5.7. Perpajakan
Setiap akhir bulan melakukan pemindahan saldo PPN Masukan dan PPN
Keluaran ke unit
Transaksi sewa kendaraan maupun alat untuk kelancaran produksi harus
dikenakan PPh Pasal 23 dan di RK ke unit setiap bulannya
6.2. Penggunaan SIMAK Web wajib diberlakukan di seluruh unit usaha yang telah
difasilitasi secara penuh untuk mengakomodasi Pengelolaan, pencatatan, dan
pelaporan transaksi Akuntansi dan Keuangan.
18
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
1. KEBIJAKAN UMUM
1.3. Investasi
1.3.1. Keputusan investasi harus memberikan return yang optimal
Rencana Investasi harus direncanakan pada awal tahun
Ketentuan persetujuan investasi adalah sebagai berikut :
- NPV = positif
- IRR > WACC
- Pay Back Period selama 2 tahun untuk aset bergerak dan 5
tahun untuk aset tak bergerak
1.3.2. Investasi terkait penguasaan Quarry bahan baku, terutama split dan pasir
dilakukan dengan cara membeli atau melakukan kerja sama dengan
Pihak Ketiga yang memiliki Quarry. Apabila diputuskan untuk membeli,
maka perusahaan harus terlibat dalam pengelolaan pertambangan bahan
baku tersebut.
1.3.3. Pendanaan investasi yang berasal dari kas Korporat ≤ Laba ditahan
tahun sebelumnya
19
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
20
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
21
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
2.1. Kebijakan Penjualan terkait dengan cara pembayaran diatur sebagai berikut :
Pelanggan CV dan Perorangan : tunai
Pelanggan swasta : maksimal 30 hari
BUMN – PT. Adhi Karya : SKBDN U90 – Swift dibuka di depan
BUMN – PT. Hutama Karya : SKBDN U90 – Swift dibuka di depan
BUMN – PT. PP : KMK
BUMN – PT. Waskita Karya : SCF
BUMN – PT. Wijaya Karya : SKBDN U90 – Swift dibuka 1 bulan
BUMN – PT. Nindya Karya : SKBDN U90 – Swift dibuka di depan
BUMN – PT. Brantas Abipraya : SKBDN U90 – Swift dibuka di depan
Untuk lama proses invoice dan jatuh tempo pembayaran mengikuti
kebijakan Keuangan Umum di atas.
22
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
23
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
2.6. Kebijakan mengenai Petty cash ; Petty cash masing masing Plant, dialokasikan
untuk operasional Plant, meliputi :
Kepentingan operasional Plant yang bersifat langsung, diluar pembelian
spare parts yang pembeliannya harus dilaksanakan oleh procurement pusat.
Upah di luar gaji, misalnya ritasi, lembur, dan biaya akibat mobilisasi
personel dan alat untuk kepentingan produksi.
Pembelian solar untuk transportasi truck mixer. Solar untuk produksi tidak
diperbolehkan memakai solar pembelian di SPBU. Jika ada pelanggaran
terhadap hal ini, maka resiko hukum menjadi tanggung jawab personel,
bukan tanggung jawab perusahaan sebagai institusi.
Tidak ada alokasi petty cash untuk pembayaran test beton untuk proyek
yang kontrak pada tahun 2013. Semua keperluan test beton independen
masuk dalam harga satuan beton, dan dibiayakan pada pembiayaan
operasional.
Jumlah nominal petty cash tahun 2013 akan direview lagi untuk tahun kerja
2013, dan mekanisme review-nya akan ditentukan lagi dalam Inter Office
Memo tersendiri. Review petty cash akan dilaksanakan setelah RKAP 2013
Plant selesai, dan jumlahnya akan disesuaikan sesuai tingkat operasi dan
target RKAP 2013.
Biaya-biaya yang berkaitan dengan perijinan, lingkungan, sewa tanah dan
koordinasi yang tidak rutin, mekanisme pengeluaran biayanya tidak boleh
lewat petty cash plant, melainkan harus melewati permintaan dana via
kantor unit.
Rekening Plant, hanya diperbolehkan menerima Cr setoran dari kantor
pusat atau dari Unit Readymix, tidak diperbolehkan menerima Cr setoran
dari pihak manapun. Untuk Db pengeluaran, hanya untuk kepentingan
operasional Plant di atas.
24
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
Pengajuan petty cash dilakukan pada saat erection akan dimulai, dengan
persetujuan Kepala Bagian Keuangan dan Kepala Unit.
Pengajuan biaya operasional khusus untuk erection dilakukan setiap 2
minggu sekali, dilampiri progress erection terhadap RAP erection. Jika
melebihi plafond RAP erection, maka pengajuan dana erection dihentikan,
dan akan dilanjutkan apabila ada revisi RAP yang telah disetujui oleh
Kepala Unit.
Penutupan biaya Erection, maksimal 1 bulan setelah Batching Plant Baru
beroperasi, dan akan diamortisasi sampai tahun berjalan berakhir. Untuk
erection yang selesai bulan November dan Desember, jangka waktu
amortisasi ditetapkan maksimal 6 bulan.
3.1. Kwitansi Uang muka harus sudah diserahkan ke pelanggan maksimal 7 hari
setelah kontrak ditandatangani dan data – data lengkap dari pemasaran masuk
ke bagian keuangan. Data-data yang dianggap lengkap adalah :
Copy Kontrak / SPJB (Surat Perjanjian Jual Beli) / PO (Purchase Order) /
SPM (Surat Pemesanan Material atau perjanjian pengikatan jual beli lain
yang telah ditandatangani kedua belah pihak).
Surat –surat jaminan yang dikeluarkan dari Bank ataupun instansi keuangan
lain (Jaminan Uang Muka, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Pemeliharaan
dll)
3.2. Sales yang dibuku adalah sales fisik eksternal. Pengakuan sales/piutang
prestasi harus lengkap administrasinya, baik berita acara progress (termasuk
kelengkapan Surat Jalan asli) atau berita acara pembayaran dan sudah
diverifikasi oleh keuangan Plant. Hal ini adalah untuk memisahkan garis
tanggung jawab antara produksi dan keuangan. Umur WIP untuk menjadi
proress maximal 25 hari, jika progress tidak masuk pada tanggal ditentukan
maka akan ditunda pembayaran operasional yang besaran pengurangnya
ditentukan berdasarkan prosentase deviasi realisasi sales terhadap nilai WIP.
3.3. Setiap pembuatan Berita Acara Progress Pekerjaan dan Berita Acara
Pembayaran harus diverifikasi oleh supervisor keuangan untuk menghindari
kesalahan administratif.
3.4. Tanda terima hasil tagihan harus di buat harian dan di fax ke kantor pusat dan
unit untuk memastikan bunga RK atas penerimaan sesuai realisasi, bukan
berdasarkan tanggal entri akuntansi. Sedangkan untuk penerimaan
SKBDN/KMK/SCF maka tanda terima dibuat oleh kantor pusat, dan unit
berkewajiban untuk memastikan bahwa tanda terima tersebut bisa segera
didistribusikan ke plant bersangkutan.
25
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
3.5. Perlakuan terhadap pelanggan yang tidak melakukan pembayaran 2 kali dari
jatuh tempo akan diberhentikan proses berikutnya dan akan dikenakan pinalti
(sesuai kontrak), dimana setiap pelanggan memiliki perlakuan yang spesifik
disesuaikan dengan kondisi kontrak, perilaku proyek serta berdasarkan plafond
terhadap pelanggan.
3.6. Pelanggan BUMN dengan pembayaran Via SKBDN, pembukaan SKBDN harus
diupayakan keluar sebelum proses produksi, dengan bukti copy Swift atas
pemukaan dari Bank. Untuk BUMN dengan pembayaran Via KMK, sebelum
proses produksi dilakukan harus menyerahkan bukti berupa pernyataan
mengenai pemukaan plafond KMK atas proyek tersebut dari Bank. Untuk BUMN
dengan mekanisme SCF, harus sudah dipastikan bahwa pelanggan sudah
mempunyai fasilitas SCF, dengan menunjukan copy perjanjian SCF.
3.7. Untuk pelanggan Joint Operation (JO) atau Kerja Sama Operasi (KSO) harus
menyerahkan fotocopy Perjanjian KSO dan fotocopy domisili KSO sebelum
proses produksi dilakukan dan kepastian penanggung jawab pembayaran
apabila masa KSO berakhir atau proyek selesai.
3.8. Untuk kebutuhan evaluasi piutang di unit, maka Setiap Plant wajib mengirimkan
data :
Evaluasi Cash In Minggu Lalu
Evaluasi Cash Flow Minggu Lalu
Rencana Cash In Minggu Ini
Evaluasi Cash Flow Minggu Ini
Evaluasi Cash In Bulan Ini
Evaluasi Cash Flow Bulan Ini
Rencana Cash In Bulan Depan
Rencana Cash Flow Bulan Depan
Monitoring Kontrak
Pemetaan Piutang
Rekap Umur Piutang
* Untuk pengiriman data mingguan dikumpulkan paling lambat setiap hari senin sebelum
jam 09 pagi, dan untuk pengiriman data bulanan dikumpulkan paling lambat tanggal 3
di awal bulan berikutnya.
3.9. Regulasi Mengenai Dana Operasional Plant, Petty cash dan biaya lainnya
beserta Mekanismenya.
Untuk kelancaran keluar masuk dana operasional, baik upah, gaji, biaya
operasional Plant maupun biaya biaya seperti biaya erection, berikut adalah
regulasi mengenai mekanisme Dana Operasional Plant :
26
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
4.1. Kwitansi Uang muka harus sudah diserahkan ke pelanggan maksimal 7 hari
setelah kontrak ditandatangani dan data-data lengkap dari pemasaran masuk ke
bagian keuangan. Data-data yang dianggap lengkap adalah :
Copy Kontrak / SPJB (Surat Perjanjian Jual Beli) / PO (Purchase Order) /
SPM (Surat Pemesanan Material atau perjanjian pengikatan jual beli lain
yang telah ditandatangani kedua belah pihak).
4.2. Sales yang dibuku adalah sales fisik internal / eksternal. Pengakuan
sales/piutang prestasi harus lengkap administrasinya, baik berita acara progres
(termasuk kelengkapan Surat Jalan asli) atau berita acara pembayaran dan
sudah diverifikasi oleh keuangan Plant. Hal ini adalah untuk memisahkan garis
tanggung jawab antara produksi dan keuangan.
4.3. Setiap pembuatan Berita Acara Progres Pekerjaan dan Berita Acara
Pembayaran harus diverifikasi oleh supervisi keuangan untuk menghindari
kesalahan administratif.
4.4. Tanda terima hasil tagihan harus di buat harian dan di fax ke kantor pusat dan
unit untuk memastikan bunga RK atas penerimaan sesuai realisasi, bukan
berdasarkan tanggal entri akuntansi. Sedangkan untuk penerimaan
SKBDN/KMK/SCF maka tanda terima dibuat oleh kantor pusat, dan unit
berkewajiban untuk memastikan bahwa tanda terima tersebut sudah diterima.
27
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
28
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
- Upah di luar gaji, misalnya ritasi, lembur, dan biaya akibat mobilisasi
personel dan alat untuk kepentingan produksi.
- Jumlah nominal Petty cash akan direview lagi setiap awal tahun, dan
mekanisme review-nya akan ditentukan lagi dalam Inter Office Memo
tersendiri.
- Rekening Unit, hanya diperbolehkan menerima setoran dari kantor
pusat, tidak diperbolehkan menerima setoran dari pihak manapun.
Untuk pengeluaran, hanya untuk kepentingan operasional Unit di atas.
5.1. Invoice atas penjualan kepada pihak Internal harus sudah diserahkan paling
lambat 3 hari setelah produk diterima dan dibuktikan dengan BTB yang sudah
diverifikasi serta Berita Acara R/K antar Unit harus sudah ditandatangani.
5.2. Invoice atas penjualan kepada pihak Eksternal harus sudah diserahkan paling
lambat 3 hari setelah produk diterima dan dibuktikan dengan Surat Jalan yang
sudah diverifikasi dan Tanda Terima Invoice.
5.3. Invoice atas Uang Muka harus diserahkan kepada Pelanggan maksimal 3 hari
setelah PO atau Kontrak ditandatangani.
5.4. Dalam hal kerjasama dengan Pihak Eksternal diwajibkan untuk memberikan
jaminan dalam bentuk Aset maupun Jaminan Bank (Bank Guarantee)/Surety
Bond minimal senilai yang tertuang dalam kontrak.
5.5. Pelanggan yang tidak melakukan pembayaran 1 bulan dari jatuh tempo atau
telah melebihi plafon yang telah disepakati akan diberhentikan proses
pengirimannya.
29
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
1. KEBIJAKAN MUTU
1.1. Target Pencapaian kuat tekan rata – rata minimal mutu beton 100 %, Deviasi
Standar kuat tekan produk beton maksimum 30 kg/cm2.
1.2. Pengiriman produk ke pelanggan harus sesuai dengan persyaratan yang dibuat
pelanggan, kecuali pelanggan tidak mensyaratkan maka dapat menggunakan
standar Adhimix.
1.3. Material yang digunakan untuk beton, merupakan material yang telah
direkomendasi pusbangtek dan tersedia dalam Master mix design.
1.4. Data berat isi yang digunakan baik dalam perencana dan evaluasi digunakan
diperoleh dari pusbangtek dan telah dikonfirmasi oleh Unit.
1.5. Rencana mastermix yang digunakan Plant dalam membuat RKAP harus
disesuaikan dengan realisasi rata-rata waktu tempuh (sesuai zone) menuju
proyek yang diperoleh dari hasil evaluasi tahun 2012.
2. KEBIJAKAN LOGISTIK
2.1. Administrasi
2.2. Material
30
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
3. KEBIJAKAN OPERASI
3.1. Pertumbuhan Unit Kerja mengacu ke RJP 2012 – 2016 di semua Unit Kerja.
3.3. Prosentase laba di Proyek minimal sesuai pencapaian tahun 2012 di Unit
Precast, Unit Peralatan dan Unit Niaga.
3.4. Fixed Cost, kenaikan ditetapkan sesuai proyeksi Inflasi 2013, maksimum 5% di
semua Unit Kerja.
3.5. Kenaikan Gaji th 2013, direncanakan sebesar 10% untuk seluruh Unit Kerja (nilai
ini merupakan angka rata-rata).
31
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
3.6. Mutu di RAP adalah Mutu QC yang sudah memperhitungkan Slump Proyek dan
Slump Lossnya di Unit Readymix.
3.7. Insentif dibebankan di Korporat sebesar 25% Laba Usaha Unit di seluruh Unit
Kerja.
3.9. Revaluasi Alat dilakukan sesuai dengan Tabel Revaluasi Alat dari P2O, dan
apabila ada alat yang Penyusutannya habis di tahun 2013, maka Pembebanan
Aktiva bulan berikutnya sesuai dengan Nilai Penyusutannya (Berlaku untuk Unit
Readymix, Unit Precast & Unit Peralatan).
3.10. Sewa Tanah dan Gedung yang menjadi Asset Perusahaan ditentukan oleh
Korporat untuk semua Unit Kerja.
3.11. Membuat Cost Reduction Program atas proses dan hasil kerja yang tidak
optimal ditahun 2012 dan sudah dimasukkan sebagai pertimbangan dalam
Perencanaan (RAP 2013) untuk seluruh Unit Kerja.
3.14. Jam kerja efektif Truck Mixer (Unit Readymix) ditetapkan sebagai berikut :
Isuzu : 15 jam/hari 6,5 m3/rit
Hino : 17 jam/hari 6,5 m3/rit
Sachman : 17 jam/hari 9,0 m3/rit
Jam kerja efektif Batching Plant Readymix : 14 jam/hari
3.15. Ketentuan Kategori Proyek untuk Bagian Pemasaran (seluruh Unit Kerja) :
Proyek A : adalah proyek yang kontraknya sudah kita pegang
- Proyek A1 : proyek atas perolehan kontrak tahun lalu (Carry Over)
- Proyek A2 : proyek atas perolehan kontrak tahun berjalan (dari B & C)
- Proyek A3 : proyek atas perolehan kontrak tahun berjalan (Tiban)
Proyek B : proyek negoisasi, minimal sudah ada penawaran dan
Klarifikasi
Proyek C : proyek sasaran, sudah ada nama proyeknya dan/atau
kontraktornya
Lain-lain : Proyek retail, Ruko, Volume < 2.000 m3, Tunai
32
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
33
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
5.1. Cut Off Pelaporan Cost Control dilakukan pada tanggal 25 Setiap bulannya.
5.2. Perhitungan sales menggunakan pengajuan sales fisik eksternal yang dibuktikan
dengan adanya berita acara progress.
5.3. Evaluasi terhadap pencapaian sales mencakup hal-hal sebagai berikut :
Sales : Rencana – Realisasi – Penyebab
Laba Rugi : Rencana – Realisasi – Penyebab
Evaluasi penyerapan carry over
Rencana Tiga Bulan Kedepan (Sales, Biaya, Laba, Material)
Action plan Tiga Bulan Ke Depan (Kapasitas, Material, Angkutan)
Evaluasi Rencana Kerja terhadap perolehan kontrak kerja
Rencana pemakaian biaya bulan depan (Major Item)
5.4. Pengajuan permintaan bahan dilakukan paling lambat tanggal 27 setiap
bulannya dengan memperhatikan rencana kerja bulanan dan sisa bahan
material plant.
5.5. Setiap perhitungan desain harus mendapat persetujuan dan validasi unit.
5.6. Untuk menghitung RAP produk harus disesuaikan dengan standar format RAP
produk yang ada.
34
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
5.7. Jika terjadi over kapasitas di salah satu plant, maka produksi akan dibantu oleh
plant yang lain.
5.8. Pembiayaan marketing harus dilakukan proposional sesuai progres.
35
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
7.1. Mengupayakan seluruh produk yang dihasilkan oleh Unit Niaga sesuai dengan
spesifikasi maupun persyaratan lainnya yang ditentukan.
7.2. Pengiriman atas permintaan atau pembelian oleh pelanggan dilakukan secara
tepat waktu.
7.3. Control mutu material pokok (pasir dan split dilakukan di quarry).
36
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
V. KEBIJAKAN PEMASARAN
1.4. Kontrak
Proses kontrak melalui verifikasi oleh Ka.Plant dan Unit.
Penandatanganan kontrak berdasarkan asas kesetaraan.
1.5. Ritail
Untuk PO atau kontrak yang perorangan atau CV wajib pembayaran tunai.
Untuk permintaan pelanggan yang berdasarkan PO wajib dibuatkan SPBR
dari adhimix dan jika volume diatas 2000m 3 wajib menggunakan kontrak.
2.1. Untuk Pasar Precast dengan nilai > Rp.10 Milyar, keputusan untuk mendapatkan
kontrak harus dengan persetujuan Unit Precast, karena resiko yang cukup
besar. Oleh sebab itu proses negosiasi dan finalisasi harga harus melibatkan
Unit Precast.
2.2. Untuk Kontrak Precast dengan nillai > Rp. 10 Milyar, draft kontrak akan diperiksa
oleh Unit sebelum disetujui oleh pemberi kerja, sedangkan penandatanganan
kontrak dapat ditandatangani oleh Kepala Unit dengan asas kesetaraan atas
persetujuan dan pelimpahan kuasa dari Direksi.
37
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
38
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
4.1. Seluruh kontrak penjualan maupun pembelian harus ditandatangani oleh Kepala
Unit Niaga.
4.2. Mendukung kebutuhan material utama Unit-unit Usaha dan Anak Perusahaan
dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang sesuai spesifikasi yang
diinginkan.
4.3. Unit Niaga menambah prosentase penjualan ke pihak eksternal.
4.4. Memperluas wilayah operasi Unit Niaga.
39
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
1.1. Schedule Penyampaian Laporan dan Jadwal Rapat untuk masing-masing unit
kerja :
* bila tanggal penyelesaian laporan jatuh pada hari minggu / libur maka pelaksanaan
rapat dimundurkan 1 hari
1.2. Materi rapat harus sudah disampaikan 1 hari sebelum rapat dilaksanakan.
1.3. Rapat MRM wajib dituangkan ke dalam notulensi rapat dan selanjutnya di
unggah melalui aplikasi MRM.
1.4. Format MRM menggunakan dashboard baku yang ditetapkan oleh kantor pusat.
2. KEBIJAKAN LEGAL
40
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
2.3. Kerja Sama Holding atau anak perusahaan dengan Pihak lain
Sebelum Pelaksanaan kerja sama terlebih dahulu harus dilakukan kajian
hukum (due dilligence), yaitu sebelum draft perjanjian kerjasama dibuat.
Perjanjian KSO wajib dibuat dalam akte notaris karena akte notaris adalah
akte otentik yg mempunyai kekuatan pembuktian yg kuat dan sempurna.
Pedoman pelaksaan kerja sama operasi yang ada di ADART Perusahaan
wajib dijalankan oleh anak perusahaan ataupun holding yg akan melakukan
kerja sama.
Panduan pengelolaan perusahaan yang mengatur kerjasama dengan pihak-
pihak lain yang mengacu kepada Code of Conduct Perusahaan.
3. KEBIJAKAN AUDIT
3.1. Guna mendorong terciptanya tata kelola organisasi yang baik dan menjamin
kelangsungan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan, maka kebijakan –
kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan audit ditahun 2013 disamping audit
kepatuhan (compliance), audit Job accoutanbility (JA) dan pengembangan
Organisasi SAI adalah :
41
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
4. KEBIJAKAN KESISTEMAN
42
Pedoman Kebijakan PT. Adhimix Precast Indonesia 2013
4.3. Infrastruktur
43