Anda di halaman 1dari 178

• PERSONAL SAFETY

• PROCESS SAFETY
• ENVIRONMENTAL
• OCCUPATIONAL HEALTH
PANDUAN Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
( HSE GUIDELINES )
BAGI PEKERJA DI LINGKUNGAN OPERASI PT. Pertamina (Persero)

Panduan (HSE Guidelines) ini dipersiapkan untuk saudara, dengan tujuan


agar saudara ;
• Dapat memahami ruang lingkup aspek keselamatan, kesehatan kerja
dan lindungan lingkungan yang berlaku di PT. Pertamina.
• Mempersiapkan dan melindungi diri saudara dari potensi bahaya
yang mungkin ada di sekitar tempat saudara bekerja atau yang timbul
dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang saudara lakukan.
• Melakukan pekerjaan saudara dengan benar sehingga saudara
terhindar dari paparan bahaya, demikian juga rekan kerja dan aset
di sekitar saudara.

Panduan ini dibagi dalam 4 (empat) bagian/modul, yakni ; Personal


Safety, Process Safety, Environmental, dan Occupational Health.
Bacalah panduan ini dan praktekanlah dalam menjalankan tugas.
Beberapa item dalam panduan ini perlu didalami melalui Sistem Tata Kerja
(STK), standar dan literatur lain. Oleh karena itu jika ada masalah atau
ditemukan sesuatu yang tidak jelas dalam panduan ini, segera
temui/hubungi atasan saudara atau personil HSE untuk mendapatkan
informasi yang benar.

Setelah saudara memahami isi panduan ini, tanda tanganilah form


terlampir, dan kembalikan ke atasan saudara atau personil yang
ditugaskan untuk membagikan panduan ini.

Saya telah membaca dan memahami isi Panduan HSE ini dan akan saya
laksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab saya dalam Struktur
Organisasi Pertamina, bila saya terbukti lalai dan menyebabkan terjadinya
insiden maka saya bersedia dikenai sanksi sesuai ketentuan perusahaan.
NAMA ; ____________________________
STATUS ; □ PEKERJA, □ PWT, □ Kontraktor, □ Lain-Lain
NO. PEKERJA ; ____________________________
PERUSAHAAN ; ____________________________ (Diisi untuk selain pekerja/PWT)
TANGGAL ; ____________________________
TANDA TANGAN ;

HSE CORPORATE
Sebagai seorang Golden Rules Leader…
• Saya Mematuhi
• Saya Melakukan Intervensi
• Saya Peduli

Karena HSE merupakan tanggung jawab setiap orang!!!

HSE Golden Rules adalah :


• Anda dan saya patuh pada kebijakan, peraturan
dan prosedur HSE.
• Anda dan saya meng-intervensi dan dapat
menghentikan pekerjaan bila melihat tindakan
atau kondisi tidak aman dan menyalahi peraturan.
• Anda dan saya peduli pada setiap orang di
sekitar kita.

HSE CORPORATE
PENGANTAR DARI DIREKSI

Panduan ini disusun dengan tujuan bahwa setiap pekerja atau personil yang
terkait dengan operasi Pertamina, baik di lapangan maupun di area bisnis/
kantor dapat memahami aspek HSE, dengan harapan bahwa dengan
pemahaman tersebut, para pekerja secara bersama dapat melakukan
pencegahan terhadap potensi bahaya yang ada, sehingga kita semua dapat
bekerja secara aman dan selamat.
Bahwasanya pekerjaan atau pencapaian prestasi akan sangat dihargai apabila
pencapaian tersebut dilakukan dengan aman dan selamat. Pemenuhan aspek
HSE selain untuk menaati peraturan dan perundangan, utamanya adalah untuk
menjaga diri kita dan lingkungan sekitar kita agar tidak terpapar oleh bahaya
yang dapat menimbulkan kerugian jiwa maupun harta benda. Oleh karena itu,
Direksi sangat mengharapkan partisipasi dari semua pekerja untuk dapat
menjaga prestasi dengan mematuhi Peraturan Keselamatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan, standar maupun Sistem Tata Kerja yang berlaku.
Apabila saudara sebagai pemangku jabatan, pada saat melaksanakan pekerjaan
menemukan hal-hal yang belum mencukupi dalam panduan ini, carilah Sistem
Tata Kerja atau standar yang secara spesifik memberikan arahan yang lebih detil
dan mendalam, atau berkonsultasi dengan supervisor saudara dan personil HSE
di lokasi kerja. Tugas dan kewajiban dari pengawas atau pemimpin kelompok
kerja adalah mempersiapkan dan melengkapi tim kerjanya agar dapat
memenuhi ketentuan HSE yang berlaku, karena di pundak para pimpinan di
lapangan terletak tanggung jawab yang melekat untuk memitigasi bahaya agar
pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa kurang suatu apapun.
Direksi telah berkomitmen untuk mencapai nihil insiden dalam setiap operasi
perusahaan, oleh karena itu, para pimpinan, pekerja dan mitra kerja, bahkan
para tamu perusahaan diwajibkan untuk memahami aspek keselamatan,
kesehatan kerja dan lindungan lingkungan agar kita secara bersama-sama dapat
mencapai cita-cita yang diharapkan.

HSE CORPORATE
Sebagai seorang Golden Rules Leader…
• Saya Mematuhi
• Saya Melakukan Intervensi
• Saya Peduli

Karena HSE merupakan tanggung jawab setiap orang!!!

PATUH
Apakah Anda secara pribadi berkomitmen untuk patuh
dengan :
• Mengetahui, mengerti dan mengikuti kebijakan HSE ?
• Selalu menjadi “role model” untuk kepatuhan
terhadap peraturan HSE ?
• Selalu menutup “filling cabinet” setelah digunakan ?
• Tidak mengganjal pintu “exit” ?
• Selalu menggunakan “safety belt” saat mengendarai
mobil ?
• Tidak menelepon selama mengendarai mobil ?
• Tidak merokok di tempat yang dilarang untuk
merokok ?

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – DAFTAR ISI |i

DAFTAR ISI

BAGIAN 1 : PERSONAL SAFETY

• Aturan Umum ..................................................... 3


• Tanggung Jawab Personal .................................... 5
• Hal Yang Perlu Dilakukan Sebelum Memulai
Pekerjaan .......................................................... 6
• Aturan Khusus .................................................... 7
1. Alat Pelindung Diri ......................................... 7
2. Kebersihan (Housekeeping) dan Penyimpanan
Barang ......................................................... 11
3. Bekerja di Ketinggian..................................... 13
3.1 Perancah ................................................ 15
3.2 Tangga .................................................. 18
4. Operasi Pengangkatan .................................. 22
4.1 Crane .................................................... 23
5. Keselamatan Berkendara ................................ 28
5.1 Transportasi Udara .................................. 28
5.2 Transportasi Laut ..................................... 29
5.3 Transportasi Darat ................................... 31
6. Pekerjaan Tanah ........................................... 32
7. Memasuki Ruang Terbatas .............................. 33
8. Penggerindaan.............................................. 33
9. Isolasi Energi (LOTO) ..................................... 34
10. Prosedur Keadaan Darurat.............................. 37
11. Manajemen Perubahan (MOC) ....................... 38

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – DAFTAR ISI | ii

12. Bangunan ..................................................... 39


13. Listrik ........................................................... 39
14. Pelatihan ...................................................... 42
15. Izin Kerja (Permit To Work) ............................. 43
• Safe Work Practices ............................................ 44

BAGIAN 2 : PROCESS SAFETY MANAGEMENT

• Apakah PSM? .................................................... 51


• Mengapa Harus Menerapkan PSM? ....................... 51
• Yang Harus Dilakukan Dalam PSM ........................ 52
• Elemen PSM ....................................................... 54
o Elemen PSM - 1 : Informasi Keselamatan Proses ... 56
o Elemen PSM - 2 : Analisa Bahaya Proses ............ 58
o Elemen PSM - 3 : Pre-Start Up Safety Review........ 60
o Elemen PSM - 4 : Safe Work Practice ................. 62
o Elemen PSM - 5 : Prosedur Operasi .................... 63
o Elemen PSM - 6 : Keterpaduan Mekanis .............. 65
o Elemen PSM - 7 : Keselamatan Kerja Kontraktor ... 67
o Elemen PSM - 8 : Training ................................. 69
o Elemen PSM - 9 : Partisipasi Pekerja ................... 71
o Elemen PSM - 10 : Manajemen Perubahan .......... 72
o Elemen PSM - 11 : Tanggap Darurat .................. 74
o Elemen PSM - 12 : Kesehatan Lingkungan Kerja... 75
o Elemen PSM - 13 : Penyelidikan Kejadian ........... 76
o Elemen PSM - 14 : Audit ................................... 77
• Kaitan Antar Elemen PSM ..................................... 78

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – DAFTAR ISI | iii

BAGIAN 3 : ENVIRONMENTAL

• Ketentuan Umum ................................................. 83


• Tanggung Jawab ................................................ 85
1. Penanganan Limbah ............................................ 87
Identifikasi Limbah ................................................ 87
Minimalisasi Limbah .............................................. 88
Syarat Umum Penanganan Limbah .......................... 90
Limbah Domestik................................................... 91
Limbah Industri/Operasi ........................................ 93
Limbah B3 ........................................................... 94
Limbah Lain-Lain ................................................... 99
2. Penanganan Limbah Gas ..................................... 102
Sumber Dan Jenis Emisi Gas .................................. 102
Pencegahan Limbah Gas ....................................... 103
Pemantauan Emisi ................................................. 104
3. Pemanfaatan Air Dan Pengelolaan Limbah Cair ....... 105
Sumber Air Bersih ................................................. 105
Pemanfaatan Air Permukaan Dan Air Tanah ............. 105
Pengelolaan Limbah Cair ....................................... 106
Alternatif Sumber Air ............................................. 110
Sumur Resapan..................................................... 110
4. Penanganan Bahan Kimia .................................... 111
Material Safety Data Sheet (MSDS) ......................... 111
Pemberian Label/Identitas ...................................... 112
Penyimpanan Cairan Mudah Terbakar .................... 116

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – DAFTAR ISI | iv

5. Kebocoran & Tumpahan....................................... 118


Jenis Kebocoran/Tumpahan ................................... 118
Tindak Pencegahan Kebocoran/Tumpahan .............. 118
Peralatan Penanganan .......................................... 120
Langkah Penanganan ............................................ 120
Tanah Terkontaminasi............................................ 124
Kebocoran Gas dan Uap ....................................... 125
6. Housekeeping & Efisiensi Energi ............................ 127
Penataan Housekeeping ........................................ 127
Efisiensi Energi ..................................................... 128
7. Perlindungan Flora & Fauna .................................. 129
Fauna.................................................................. 129
Flora ................................................................... 129

BAGIAN 4 : OCCUPATIONAL HEALTH

• Pendahuluan ...................................................... 135


• Identifikasi Dan Evaluasi Bahaya ........................... 135
• Bahaya Fisik....................................................... 137
Kebisingan........................................................... 137
Bekerja dengan Getaran ....................................... 138
Bekerja di Daerah Radiasi ..................................... 139
Penerangan dalam Bekerja .................................... 140
Stress Akibat Panas (Heat Stress) ............................ 141
• Bahaya Kimiawi ................................................. 144
Hidrokarbon Aromatik ........................................... 144
Asbes .................................................................. 145

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – DAFTAR ISI |v

Uap Logam (Metal Fumes)...................................... 146


Silika................................................................... 147
Glikol .................................................................. 149
Asphyxiates ......................................................... 149
Metanol ............................................................... 151
Tumpahan Bahan-Bahan Kimia ............................... 151
• Bahaya Biologis .................................................. 153
Gigitan Ular ......................................................... 153
Malaria ............................................................... 154
Penyakit Menular .................................................. 155
• Ergonomi ........................................................... 156
Ergonomi Komputer............................................... 157
Manual Handling.................................................. 162
• Kebijakan Kesehatan ........................................... 165
Obat-Obatan Terlarang dan Alkohol ....................... 165
Higiene dan Sanitasi ............................................. 165

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – DAFTAR ISI | vi

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – DAFTAR ISI |i

HSE CORPORATE
BAGIAN - 1
PERSONAL SAFETY
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY |3

ATURAN UMUM

1. Setiap cidera dan insiden (termasuk tumpahan minyak,


kerusakan peralatan, kebakaran/ledakan maupun near miss
dan cara kerja tidak aman) harus segera dilaporkan kepada
pengawas/atasan Anda.

2. Tidak diperbolehkan merokok di lokasi kerja kecuali di


tempat yang diperbolehkan untuk merokok.

3. Tidak dibenarkan melakukan hal berikut di lokasi kerja :

a) Berkelahi,
b) Berlari,
c) Bercanda yang berlebihan,
d) Mengkonsumsi obat dan minuman terlarang.

4. Tidak ada peralatan yang boleh dioperasikan kecuali oleh


operator yang telah memperoleh pelatihan yang sesuai.

5. Tidak ada pekerjaan yang boleh dimulai tanpa izin bekerja


atau tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari personil
yang bertanggung-jawab atas daerah yang bersangkutan.

6. Ketika mengoperasikan mesin; pakaian longgar, rambut


panjang yang tidak diikat, dan aksesori lain yang tidak
diikat, tidak boleh dikenakan bila peralatan yang digunakan
tidak diberi pelindung (unguarded) dan berada pada
jangkauan tangan.

7. Setiap lubang di lantai harus diberi pelindung dan tanda


yang sesuai, untuk mencegah bahaya tersandung atau jatuh.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY |4

8. Sebelum memulai pekerjaan yang bersifat non routine/


beresiko tinggi/tidak memenuhi standar yang telah
ditentukan/complicated, harus dilakukan risk assessment
terlebih dahulu. Orientasi keselamatan kerja harus dilakukan
untuk semua personil yang terlibat dalam melaksanakan
pekerjaan. Sebelum melaksanakan pekerjaan, rencana kerja
harus sudah diselesaikan dan dibahas termasuk potensi
bahaya dan antisipasi untuk mengurangi atau mencegah
bahaya tersebut.

9. Alat pemadam api (APAR), kotak-kotak alarm, pintu-pintu


penyelamatan bila terjadi kebakaran (fire door), tempat
membilas mata, peralatan penyelamat, dan semua peralatan
darurat harus dalam keadaan baik dan siap pakai serta
bebas dari hambatan.

10. Setiap orang harus selalu mengetahui pintu keluar darurat


(emergency exit) di lokasi kerja masing-masing.

11. Setiap orang yang datang ke fasilitas perusahaan dalam


status ’berobat’ harus melapor kepada dokter yang bertugas,
untuk memastikan bahwa pengaruh obat-obatan yang diguna-
kannya tidak menimbulkan potensi bahaya di tempat kerja.

12. Jika ada kondisi tidak aman yang Anda rasa bisa menimbul-
kan bahaya, Anda diizinkan untuk menghentikan operasi
fasilitas. Jika penilaian dan tindakan Anda berakibat
terhentinya fasilitas, hal ini tidak akan menyebabkan Anda
memperoleh peringatan ataupun dikenakan tindakan disiplin.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY |5

TANGGUNG JAWAB PERSONAL

Telah mengikuti
training dan
berkompeten
untuk melakukan
pekerjaan
Mengambil
tindakan yang
diperlukan untuk Siap untuk
mengoreksi atau bekerja : cukup
menghentikan istirahat, bugar
semua kondisi atau
tata cara yang tidak
dan fokus
aman

Tanggung
Jawab
Personal

Mengetahui
peraturan yang
Bekerja secara
ada di lokasi
profesional kerja dan
mematuhinya

Berpakaian dan
menggunakan
alat pelindung
diri sesuai
ketentuan

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY |6

HAL YANG PERLU DILAKUKAN SEBELUM MEMULAI


PEKERJAAN

Melakukan
indentifikasi
bahaya yang
ada di tempat
kerja

Pastikan semua
Hentikan
risiko yang ada
pekerjaan
telah dimitigasi
segera jika ada
untuk
Sebelum
bahaya yang
mencegah
tidak terkontrol
insiden

memulai
pekerjaan

Gunakan Pastikan telah


prosedur memperoleh
izin kerja (work
bekerja permit) yang
yang sesuai dibutuhkan

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY |7

ATURAN KHUSUS

1. ALAT PELINDUNG DIRI


Semua personil harus mengenakan pakaian pelindung yang
sesuai untuk tugas yang mereka lakukan, yaitu:

• Topi Keselamatan yang sesuai dengan


aturan yang berlaku di lokasi atau sesuai
dengan standar ANSI Z89.I atau standar
EN yang terbaru.

• Sepatu Kerja yang sesuai (dengan pelin-


dung pada pergelangan kaki dan ujung
yang keras di bagian jari kaki) yang
sesuai dengan aturan yang berlaku di
lokasi atau sesuai dengan ANSI 241
atau standar EN yang terbaru. Tidak dibenarkan adanya
pelindung jari kaki dari logam, ladam, atau pelat yang
terbuka.

• Pakaian Kerja dengan model dan


warna yang telah ditentukan di lokasi
kerja. Terbuat dari bahan tahan api
yang mempunyai pori-pori yang
memungkinkan lewatnya prespirasi dan
tidak menimbulkan arus listrik statis.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY |8

• Sarung Tangan Kerja digunakan


terkecuali bila menggunakan mesin
bertenaga listrik seperti mesin bubut
(lathers), mesin giling (milling
machines), bor yang terpasang di tiangnya (pedestal
drills), gergaji listrik (electric saws), gerinda (grinders). Jika
personil kiranya akan bersentuhan dengan bahan-bahan
berbahaya yang mungkin menyebabkan iritasi atau
terbakarnya kulit, seperti minyak pelumas, gemuk, minyak
solar, diesel, Avtur, salep, bubuk, cat, lem, ”cutting oil”,
produk obat yang dikemas dalam dua wadah, gas seperti
nitrogen, freon, dsb maka perlu sekali disediakan pelin-
dung tangan yang lebih baik, berupa sarung tangan karet
yang tidak bisa tembus atau sarung tangan panjang PVC.

• Kacamata Pengaman,
Pelindung mata HARUS
dikenakan di setiap saat
bila berada di tempat-
tempat yang ditentukan
seperti : bengkel, ruang sakelar, ruang baterai, penyim-
panan bahan kimia, dsb., kecuali bila tidak aman untuk
memakainya (ketika menggunakan mesin bertenaga listrik
seperti mesin bubut (lathers), mesin giling (milling
machines), bor yang terpasang di tiangnya (pedestal
drills), gergaji listrik (electric saws), gerinda (grinders),
mesin pembuat ulir pipa (pipe-threader), pengisian air aki,

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY |9

menangani bahan kimia, dsb., yang memerlukan standar


proteksi yang lebih tinggi seperti kacamata pengaman atau
pelindung wajah (goggles atau face shield). Kacamata
pengaman yang digunakan sesuai dengan aturan yang
berlaku di lokasi atau sesuai dengan ANSI Z87.1 atau
standar EN yang terbaru.

• Welding Mask harus dikenakan di setiap saat ketika


mengelas.

• Tabir Pengelasan (Welding screen)


harus didirikan di lokasi untuk kesela-
matan orang-orang yang lewat.

• Di tempat dimana personil bisa menga-


lami kontak dengan bahan-bahan yang berbahaya bagi
kesehatan seperti bahan-bahan kimia, bahan yang korosif,
dsb., Pelindung Muka (face shield) harus dikenakan untuk
tujuan perlindungan mata.

• Penutup atau Pelindung Telinga


harus dikenakan bila bekerja di
tempat bising yang sudah dikenali,
dimana tingkat kebisingan mele-
bihi 85 DbA seperti (tapi tidak ter-
batas pada) bengkel, helidecks, lapangan udara di darat,
kompresor, turbin, sistem pendingin udara, tempat yang
berdekatan dengan crane dan mesin penggerak utama
(prime mover) atau dimana saja kebisingan menjadi suatu
gangguan yang menyebabkan iritasi (irritable intrusion). Di

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 10

daerah yang sangat bising diharuskan mengenakan


pelindung telinga ganda (earplugs dan muffs).

• Personil harus dilindungi dari paparan


yang berlebihan terhadap bahan pence-
mar di udara, termasuk debu, kabut (mists),
asap, uap dan gas. Hal ini harus dilaksa-
nakan sebaik mungkin dengan tindakan
pengendalian engineering yang sudah diakui. Bila pengen-
dalian engineering yang efektif tidak memungkinkan, maka
peralatan perlindungan pernapasan perorangan yang
sesuai (masker debu atau uap) harus disediakan dan
digunakan.

• Anda harus terlatih dengan baik dan


mampu bekerja dengan aman dengan
semua bahan yang mempunyai potensi
bahaya yang mungkin akan Anda temui di
tempat kerja. Bacalah label yang ada di
kemasan, dan dapatkan MSDS (Material Safety Data
Sheet) yang relevan, sebelum memulai pekerjaan dengan
bahan apapun.

• Selama keadaan darurat, tumpahan, atau kondisi dimana


ada potensi paparan bahan berbahaya yang dapat
dihirup dengan konsentrasi yang tidak diketahui, hanya
Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) dalam moda
tekanan yang positif yang boleh dikenakan oleh personil
yang sudah terlatih dengan baik.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 11

2. KEBERSIHAN (HOUSEKEEPING) DAN PENYIMPANAN


BARANG
1. Semua lorong, jalan masuk, gang, tangga,
gudang, ruang pelayanan, dan tempat
kerja harus dijaga agar selalu :
• Bersih dan tanpa hambatan
• Bebas dari bahaya terpeleset
2. Semua limbah dan sampah harus disingkirkan dari tempat
kerja. Bila memungkinkan, pisahkan dan buang dengan
cara yang aman.
3. Tumpahan harus segera dilaporkan dan dibersihkan
sesuai dengan ketentuan perlindungan lingkungan dan
keselamatan yang berlaku.
4. Kabel dan selang harus dilewatkan di atas kepala atau di
bawah grating, bukan di pintu atau di jalan.
5. Cairan yang dapat terbakar
dan dapat meledak yang
disimpan di dalam bangunan
atau di area operasi harus
dikurangi sampai tingkat
minimum dan disimpan di
dalam wadah aslinya atau di
kaleng yang aman dan sudah disetujui oleh pengawas
atau superintendent fasilitas.
6. Kain lap (rags) atau limbah yang mengandung bahan
mudah terbakar dan yang bisa menyala harus dimasuk-

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 12

kan ke drum sampah yang tertutup segera setelah


digunakan. Drum sampah harus dikosongkan secara
periodik (misalnya: setiap hari).
7. Tempat menyimpan makanan sisa harus dikosongkan
setiap hari dan dijaga agar selalu bersih dan bebas dari
bakteri.
8. Barang harus disimpan atau ditumpuk
dengan aman di tempat yang telah
ditentukan. Jagalah agar semua akses/
jalan keluar, lorong, rute keluar darurat,
akses ke peralatan pemadam kebakaran,
ke lokasi perahu penyelamat, dsb., bebas dari
timbunan/tumpukan barang. Untuk penanganan manual,
barang harus disimpan tidak lebih tinggi dari kepala.
9. Gunakan balok untuk mencegah menggelindingnya
barang-barang bulat. Kayu silang mungkin diperlukan
untuk pipa berdiameter besar atau pipa dengan ukuran
berbeda bila disimpan bersama. Rak atau strip dengan
ganjalan dapat digunakan untuk menyimpan pipa dan
batangan besi.
10. Ikat kantung dan karung serta gunakan prosedur
melangkah ke belakang (step back) ketika menyusunnya.
11. Lapisi kantung bagian bawah agar tidak sobek ketika
menumpuknya.
12. Simpan papan pada pondasi yang stabil dan ikat dengan
cara selang-seling.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 13

13. Jangan sandarkan lembaran logam pada dinding atau


kolom, tapi susunlah dengan tegak atau direbahkan pada
rak (sleeper).
14. Sediakan akses ke tempat penyimpanan peralatan mesin
dan jaga agar tempat penyimpanan selalu bersih.
15. Simpan kawat gulung dan kabel pada rak dan jangan
biarkan ujung-ujungnya menonjol. Jangan tumpuk
gulungan kabel secara vertikal kecuali disusun di atas rak.
16. Jangan tumpuk barang dalam jarak sekitar 0.5 meter dari
kepala sprinkler.

3. BEKERJA DI KETINGGIAN (WORKING AT HEIGHT)


Bekerja pada ketinggian adalah :
• Bekerja pada ketinggian 2 meter (6
kaki) atau lebih dari “ground level”,
atau
• Bekerja kurang dari 2 meter akan tetapi
mempunyai potensi bahaya jatuh yang
dapat mengakibatkan cidera, atau
• Bekerja dibawah “ground level” yang
mempunyai potensi bahaya jatuh yang dapat mengakibat-
kan cidera.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 14

Bekerja pada ketinggian tidak dapat


dilakukan, KECUALI :
• Menggunakan suatu anjungan yang
kuat dan dilengkapi dengan pagar
pengaman dan pegangan tangan,
yang diperiksa oleh personil yang
berwenang,
atau
• Menggunakan peralatan pencegah
kejatuhan yang mampu menyangga
beban sekurang-kurangnya 2275 kg
(5000 lbs) beban statis per orang
dan mempunyai:
- Penyangga tubuh dengan double
self locking snap hooks pada
masing-masing koneksi
- Sabuk yang terbuat dari synthetic fiber
- Peredam kejut (shock absorber)
• Peralatan pencegah jatuh, harus dapat mencegah jatuh
bebas dari ketinggian.
• Pemeriksaan secara visual terhadap peralatan pencegah
jatuh dan sistemnya harus dilakukan sebelum dipakai, dan
setiap bagian peralatan yang rusak tidak boleh diper-
gunakan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 15

3.1. PERANCAH (SCAFFOLD)


• Perancah harus dibangun dan diperiksa oleh personil yang
kompeten.
• Sistem perancah harus dilengkapi dengan sistem penan-
daan (tagging) sebagai berikut:
o HIJAU : menandakan bahwa pe-
rancah telah selesai dibangun
dan aman untuk dipergunakan
sesuai dengan kapasitas beban
yang tertera.
o KUNING : menandakan bahwa perancah sedang atau
belum selesai dibangun dan tidak boleh dipergunakan.
o MERAH : menandakan bahwa perancah rusak dan
tidak boleh/tidak aman dipergunakan.
• Personil yang bertugas sebagai pemasang dan atau
pemakai perancah harus mendapatkan pelatihan formal.
• Orang-orang yang akan menggu-
nakan perancah, harus memastikan
bahwa perancah sudah diberi Tag
berwarna ”HIJAU” yang menanda-
kan bahwa perancah tersebut telah
selesai dipasang dan aman untuk
dipergunakan. Mereka juga harus
memastikan bahwa perancah dirawat dalam kondisi yang
relevan selama digunakan. Hal ini penting khususnya jika
perancah dibangun di tempat terbuka dan terkena

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 16

pengaruh kondisi cuaca. Dalam kondisi demikian, peran-


cah harus diperiksa ulang oleh personil ahli yang diizinkan
sebelum pemakaiannya diteruskan. Semua perancah harus
melalui pemeriksaan mingguan dan sertifikasi ulang
menggunakan prosedur Scaffold yang sah.
• Penting diingat bahwa pemakai TIDAK dibenarkan
mengubah struktur atau platform perancah atau mengikat/
mengencangkan dengan cara apapun selama mereka
menggunakan perancah dan tidak meninggalkannya
dalam kondisi berbahaya untuk digunakan orang lain.
Pastikan bahwa semua pengaman yang diperlukan telah
disediakan, dijaga dan dan betul-betul digunakan.
• Tali (rope) mempunyai sifat dapat terbakar dan
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti paparan
terhadap panas matahari, bahan-bahan kimia, dsb. Oleh
sebab itu, tali hanya boleh digunakan untuk mengangkat
perkakas dan menaikkan peralatan perancah.

Pemasangan Perancah :
• Sebelum memulai pemasangan setiap
perancah, lakukanlah dengan hati-hati
untuk memastikan bahwa ground/
decking yang digunakan mampu untuk
menahan beban yang direncanakan.
• Pelat dasar (base plate) harus digunakan pada setiap
kesempatan untuk membagi rata beban standar vertikal.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 17

• Pada posisi yang tidak rata, mulailah menegakkan


(bilamana mungkin - pada titik paling tinggi), hal ini akan
memudahkan perataan ketika perancah ditegakkan.
• Semua tiang standar yang vertikal harus dibangun TEGAK
LURUS.
• Semua tiang palang horizontal dan balok lintang harus
dibangun RATA.
• Pagar pengaman (guard rails) harus disediakan.
• Toe-boards harus terbuat dari scaffold
boards, papan, atau batangan besi.
• Tangga Akses (access ladders) harus
dikencangkan sehingga bagian sam-
ping tangga disangga dan diikat
secara merata dengan menggunakan proprietary wire
fixing pada ujung-atasnya.
• Bilamana mungkin, tangga akses harus dibuat di bagian
dalam dari batas-batas perancah.
• Scaffold boards (papan) yang memadai (minimum 4 buah)
harus disediakan pada masing-masing anjungan kerja
(platform). Papan tersebut harus dilindungi dari kemung-
kinan terangkat oleh angin, dengan cara mengikatkan atau
menggunakan clamp logam yang sengaja dibuat untuk itu.
• Untuk menghindari gangguan, SEMUA
perancah harus diikatkan ke struktur
yang terdekat. Tiang-tiang dan pe-
nyambung (coupling) perancah harus
digunakan untuk tujuan ini. Tali sama sekali tidak boleh

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 18

digunakan untuk mengencangkan perancah ke struktur


yang terdekat.
• Tabir pelindung (screens) harus disediakan di sisi perancah
yang berdekatan dengan gang atau jalan raya untuk
mencegah bahaya benda atau perkakas jatuh.
• Kawasan sekitar perancah harus diberi batas dan di-
pasang tanda peringatan selama pemasangan dan
pembongkaran perancah serta saat pekerjaan dengan
menggunakan perancah berlangsung.
• Semua material perancah harus disimpan di tempat yang
disetujui dan telah dinyatakan sesuai oleh personil yang
berkompeten.
• Siapapun yang memasang, mengubah dan membongkar
perancah, harus mengenakan sabuk keselamatan. Sabuk
keselamatan (safety harness) tidak dapat diikatkan ke pipa
proses fasilitas, yang dibolehkan hanya ke struktur saja.

3.2 TANGGA (LADDERS)


• Pagar pengaman (side rails) dari
tangga (fixed ladder) harus melewati
sekurang-kurangnya 1 (satu) meter di
atas landing platform.
• Pilihlah tangga yang sesuai untuk
jenis pekerjaannya.
• Periksa tangga sebelum anda meng-
gunakannya.
• Periksa jika ada anak tangga,

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 19

pagar, pengikat yang goyah atau rusak, sekrup yang


hilang, engsel, baut, mur, atau perangkat keras lain yang
rusak.
• Pastikan tangga yang tegak lurus mempunyai kaki
pengaman.
• Jangan sekali-kali menggunakan tangga yang rusak.
• Jagalah daerah sekitar dasar tangga agar tidak
berantakan.
• Tempatkan tangga pada rasio 4:1. Ini berarti dasar
tangga berada pada jarak satu meter dari dinding atau
permukaan vertikal lainnya untuk setiap 4 (empat) meter
ketinggian tangga ke titik penyangga yang lebih tinggi.
• Bila Anda menggunakan tangga untuk naik ke atap atau
anjungan, ujung tangga setidaknya 1 (satu) meter melewati
ujung atap atau titik penyangga lainnya.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 20

The Right Way

Meets British
or European
standard
BS 2037
BS1129
BS 7377 no over-
EN 131 reaching

ladder
undamaged good grip

right height
for the job

flat shoes

front-on

clean
steps

four non-
slip feet firm &
level base

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 21

Bila bekerja pada sebuah tangga:


• Anda hanya boleh menjangkau atau
bersandar sehingga kepala sabuk Anda
(belt buckle) masih berada di antara pagar-
pagar tangga.
• Jaga keseimbangan Anda dengan cara
menempatkan tubuh Anda di antara pagar-
pagar tangga.
• Hindari kemiringan dengan cara menegak-
kan kaki tangga di permukaan yang keras
dan rata.
• Pastikan tangga lipat terbuka sepenuhnya
dan dikunci sebelum digunakan.
• Untuk menghindari pergerakan, ikatkan tangga yang tegak
lurus sedekat mungkin ke titik penyangga.
• Jangan sekali-kali menyandarkan tangga ke permukaan
yang tidak stabil.
• Menaiki dan menuruni tangga dengan hati-hati.
• Menghadaplah ke tangga dan letakkan kaki kiri pada satu
giliran dan tangan kiri pada giliran berikutnya pada posisi
rata dengan mata. Mulai menaiki tangga menggunakan
kaki kanan - tangan kanan. Teruskan cara ini hingga anda
mencapai ketinggian yang Anda inginkan. Turuni tangga
dengan cara yang sama. Teknik menaiki tangga yang
benar memastikan bahwa di setiap saat selama naik dan
turun Anda berada pada 4 (empat) titik kontak dengan

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 22

tangga, jadi jika salah satu gagal, Anda masih mempunyai


kontak dengan tiga titik lainnya.
• Jangan ambil risiko terpeleset, periksa anak-anak tangga
dan tapak sepatu Anda agar tidak terdapat benda-benda
licin.
• Jangan naik lebih tinggi dari anak tangga kedua dari
puncak tangga lipat atau anak tangga ketiga dari tangga
yang tegak lurus.

4. OPERASI PENGANGKATAN
Pengoperasian alat-alat berat seperti
crane, grader, dozer, forklift dan rubber-
tired loader atau truk hanya boleh
dilakukan oleh oleh operator peralatan
yang memiliki izin pengoperasian yang
masih berlaku yang diterbitkan oleh
badan sertifikasi nasional.

Aturan umum pengoperasian adalah:


• Unit harus selalu dioperasikan sesuai dengan petunjuk
pengoperasian dari pabrik.
• Operator peralatan harus selalu menjamin bahwa unit bisa
dioperasikan dengan aman dengan cara melakukan
pemeriksaan/inspeksi fungsional unit yang lengkap sebe-
lum memulai pekerjaan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 23

• Operator peralatan bertanggung-jawab memastikan tempat


kerja bebas dari hambatan atau bahaya.
• Jika kelangsungan pengoperasian unit yang aman di-
ragukan, aktivitas harus dihentikan hingga keragu-raguan
itu diselesaikan oleh pengawas
yang berwenang.
• Forklift harus dijalankan dengan
garpunya sedekat mungkin ke
tanah.
• Operator peralatan harus melengkapi daftar periksa
keselamatan harian untuk masing-masing unit peralatan
yang dioperasikan.
• Semua kekurangan/kerusakan peralatan harus dilaporkan
ke bagian pemeliharaan.

4.1 Crane
Bagian ini berlaku bagi crane yang permanen, tower dan
mobile crane.
• Operator crane harus memiliki
lisensi crane operator yang
masih berlaku.
• Crane harus diperiksa dan di-
dokumentasikan dengan baik
oleh operator crane menggu-
nakan daftar periksa sebelum
memulai operasi setiap hari.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 24

Jika ternyata crane tidak aman untuk dioperasikan, harus


diberi tanda “out of service”.
• Semua anggota tim pengangkatan harus teridentifikasi dan
mengerti tugas dan tanggung jawab masing masing.
Signalman (petugas pemberi sinyal) tidak boleh merangkap
tugas lain selama kegiatan pengangkatan. Semua personil
lain harus men-jauh. Jika operator crane dan signalman
tidak bisa saling melihat langsung, komunikasi radio dua
arah harus digunakan.
• Operator crane jangan sekali-kali memulai pergerakan
crane hingga komunikasi dengan signalman terselenggara
dan dimengerti. Patuhilah tanda peringatan untuk berhenti
dalam keadaan darurat yang diberikan oleh siapa saja.
• Semua crane harus mempunyai
bagan muatan dan indikator sudut
boom atau radius, yang dipasang
pada posisi operator di crane.
• Operator crane harus memastikan
bahwa berat masing-masing
muatan tidak melebihi kapasitas
yang ditentukan bagi crane yang
bersangkutan selama pemindahan.
• Alas atau pelataran papan harus
digunakan di bawah kaki-kaki (outriggers) bila sedang
beroperasi di sisi jalan, atau pada permukaan yang lunak
dan tidak stabil.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 25

• Crane dengan boom yang menjangkau melewati pipa


proses tidak boleh ditinggalkan tanpa penjagaan.
• Overhead crane dan beam clamp harus mempunyai limit
muatan yang aman yang ditempelkan dan diperiksa
secara periodik dan personil harus dilatih dalam
pemakaian crane dan clamp ini.
• Semua kaitan crane (crane hook) harus dilengkapi dengan
kunci keselamatan operasi (safety latches).

Persiapan Pengangkatan
• Izin kerja, harus ditanda-tangani dan disetujui oleh pejabat
yang berwenang di lokasi.
• Pilih alat-alat pengangkatan yang sesuai dengan
kebutuhan.
• Periksa semua peralatan pengangkat sebelum diperguna-
kan.
• Amati dan bebaskan area kerja.
• Periksa kondisi crane sesuai dengan check list.
• Periksa Frog atau personal basket.
• Siapkan marine radio untuk signalman.

Aktivitas Pengangkatan
• Hidupkan crane sesuai perintah signalman
• Pastikan kesiapan barang yang akan diangkat dan sudah
terpasang tag line.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 26

• Posisikan pengait tegak lurus dengan barang agar tidak


mengayun.
• Uji beban dilakukan sesaat
sebelum pengangkatan beban
berat.
• Pengangkatan dimulai dan
arahkan barang ke tempat
yang sudah ditentukan
signalman.
• Hentikan pengangkatan jika
ada kondisi yang tidak aman.
• Pastikan dan kontrol perge-
rakan barang.
• Pastikan dan kontrol posisi boom dan load line.

Hal-Hal Keselamatan Yang Perlu Diperhatikan


• Operator crane tidak boleh memulai aktivitas sampai
komunikasi dengan signalman dimulai dan dimengerti.
• Jumlah minimum tim pengangkatan tidak boleh kurang dari
3 orang (crane operator, signalman, rigger).
• Komunikasi harus menggunakan radio komunikasi atau
hand-signal standard.
• Operator crane harus selalu ada di dalam kabin selama
barang tergantung di pengait.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 27

• Tidak diperbolehkan berdiri dan bekerja di bawah beban


tergantung.
• Pengangkatan barang bertumpuk tidak diperkenankan
kecuali telah dilakukan Risk Assesment dan mendapat
persetujuan dari penannggung jawab setempat.
• Signalman yang telah ditentukan harus memakai jacket
khusus yang berwarna cerah (warna harus berbeda
dengan jacket firewatch).
• Tim pengangkatan harus selalu berada di tempat selama
proses pengangkatan hingga selesai dan mesin crane
dimatikan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 28

5. KESELAMATAN BERKENDARAAN (VEHICLE SAFETY )


5.1. Transportasi Udara
• Semua personil yang bepergian
dengan pesawat harus meneri-
ma dan memperhatikan penga-
rahan keselamatan penerbang-
an sebelum pesawat lepas
landas.
• Pemeriksaan keselamatan penerbangan pada saat check-in
dan kembali harus dilaksanakan oleh provider pener-
bangan yang digunakan.
• Merokok dilarang pada semua penerbangan dan di luar
tempat yang diperbolehkan di bandara.
• Senjata api, korek api, minuman beralkohol atau obat-
obatan terlarang sama sekali tidak diizinkan dalam
pesawat.
• Daftar penumpang harus disiapkan untuk masing-masing
penerbangan yang menyertakan nama penumpang, berat
badan, berat barang bawaan, kargo, berat kargo, nama
perusahaan, dan tujuan. Semua alat magnetik atau bahan
berbahaya harus dilaporkan.
• Cairan/gas yang mudah terbakar, bahan-bahan korosif
atau bahan peledak tidak boleh dibawa masuk pesawat

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 29

5.2. Transportasi Laut


• Sebelum berangkat ke teminal laut, pastikan memiliki
semua kelengkapan dan informasi bepergian/jam check-in
dan lokasi terminal pemberangkatan
yang pasti.
• Pastikan bahwa barang-barang bawa-
an dan kargo Anda diberi tanda yang
jelas dengan nama Anda dan nama
perusahaan yang mempekerjakan
Anda.
• Anda tidak boleh membawa korek api dan
geretan ke kapal. Ingat bahwa Anda tidak
dibolehkan berada di dek luar (luar kabin)
selama perjalanan.
• Penumpang maksimum yang dibolehkan di kapal ditentu-
kan oleh jumlah tempat duduk yang terpasang di kapal.
Dalam keadaan bagaimanapun, tidak dibolehkan adanya
penumpang tambahan.
• Sesampai di tempat check-in, Anda diminta untuk
menyerahkan barang bawaan kepada petugas sekuriti
untuk pemeriksaan dan memastikan bahwa tidak ada
barang terlarang yang dibawa ke lepas pantai dan Anda
harus melewati pemeriksaan badan.
• Sebelum menaiki kapal semua penumpang harus
menyerahkan boarding pass mereka kepada petugas yang

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 30

melaksanakan pekerjaan ini. Ingat, tanpa boarding pass -


tidak boleh berangkat.
• Sebelum keberangkatan, SEMUA
penumpang diwajibkan untuk melihat
safety induction atau safety briefing.
Safety briefing mencakup antara lain,
demo pemakaian lifejacket di dek,
cara menggunakan liferaft, perry
buoys, peraturan merokok di kapal, dsb. Carilah lokasi
lifejacket Anda yang terdekat. Perhatikan presentasi video
– presentasi itu mungkin bisa menyelamatkan hidup Anda.
• Merokok tidak dibolehkan di atas fasilitas manapun yang
tidak dijaga atau di sekitar lokasi sumur darat yang
terpencil atau di SPM (Single Point Mooring), SBM (Single
Buoy Mooring).
• Penumpang hanya diizinkan berada pada dek luar kapal
tanpa mengenakan lifejacket saat boarding sebelum kapal
bertolak dari pelabuhan keberangkatan ke fasilitas offshore
atau pada saat berada dalam ruangan kapal. Tidak ada
pengecualian dalam kebijakan ini.
• Penumpang diharapkan untuk bersikap tertib selama
berpergian dalam ruang tempat duduk dan tidak
dibenarkan untuk menempati lebih dari satu tempat duduk
bagi setiap penumpang. Harus diperhatikan agar lorong
tengah dan pintu keluar tidak dipenuhi oleh barang-
barang.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 31

5.3. Transportasi Darat


Semua jenis kendaraan tidak boleh dioperasikan, KECUALI:
• Kendaraan digunakan sesuai dengan
peruntukannya, sudah diperiksa dan di-
pastikan dalam kondisi aman untuk
digunakan.
• Jumlah penumpang tidak melebihi spesifikasi rancangan
pabrik untuk kendaraan yang bersangkutan.
• Muatan terikat dengan aman dan tidak melebihi spesifikasi
pabrik pembuat.
• Sabuk pengaman terpasang dan diguna-
kan oleh semua penumpang.
• Helm pengaman yang memadai digunakan
oleh pengendara dan penumpang sepeda
dan sepeda motor.

Pengemudi tidak diperbolehkan mengendarai kendaraan,


KECUALI :
• Terlatih, mempunyai Surat Izin Mengemudi
(SIM) dan dalam kondisi yang sehat.

• Tidak sedang dalam pengaruh minuman keras


(alkohol) atau obat terlarang (narkoba) dan
tidak sedang dalam kelelahan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 32

• Tidak sedang berkomunikasi dengan meng-


gunakan Telepon Genggam (HP) atau radio.
• Pengemudi mengetahui dan mematuhi batas
kecepatan aman yang dipersyaratkan.

6. PEKERJAAN TANAH (GROUND DISTURBANCES)


Pekerjaan yang melibatkan penggalian, pem-
buatan lubang/pengeboran, pemasangan tiang
pancang, pembuatan parit, pengelupasan
permukaan tanah, tidak boleh dilakukan, KECUALI :
• Telah dilakukan pengkajian bahaya dengan melibatkan
semua personil yang terkait dan kompeten.
• Semua bahaya di bawah tanah, seperti pipa, kabel listrik,
dsb., telah diidentifikasi dan bila perlu diisolasi/
diamankan.

Bila seseorang harus memasuki lubang penggalian, maka:


• Izin memasuki ruang terbatas (Confined space entry Permit)
harus dikeluarkan jika ruang yang akan dimasuki
memenuhi kriteria ruang terbatas.
• Pergerakan tanah harus dikontrol dan bahaya longsor
harus dicegah dengan menggunakan penyangga, mem-
buat kemiringan tertentu dan atau membuat bertingkat.
• Kondisi tanah dan lingkungan terus-menerus dipantau untuk
mengantisipasi setiap perubahan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 33

7. MEMASUKI RUANG TERBATAS (CONFINED SPACE ENTRY )


Memasuki ruang terbatas (confined space entry) dimanapun
tidak boleh dilakukan, KECUALI :
• Semua pilihan/opsi lain sudah
tidak memungkinkan.
• Izin dikeluarkan oleh personil
yang berwenang.
• Izin dikomunikasikan kepada
semua personil yang terlibat dan
ditempel di tempat kerja.
• Semua personil yang terlibat adalah orang-orang yang
kompeten untuk melaksanakan pekerjaan.
• Gas Testing telah dilaksanakan, diperiksa secara berulang
sebagaimana ditentukan dalam Risk Assessment.
• Personil standby sudah siap di tempat.
• Orang-orang yang tidak berkepentingan dicegah untuk
mendekat.

8. PENGGERINDAAN
• Ketika melakukan atau berada di dekat
kegiatan penggerindaan gunakanlah goggles
atau safety glasses dan full face shield.

• Jangan mengoperasikan gerinda


kecuali alat tersebut memiliki safety
guard dan terawat dengan baik

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 34

• Lakukan inspeksi safety guard secara berkala.

9. ISOLASI ENERGI (LOTO)


Setiap isolasi sistem energi, mekanis,
listrik, proses, hidrolis, dsb. tidak
boleh dilakukan, KECUALI:
• Metode isolasi dan pelepasan
energi yang tersimpan telah
disepakati dan dilaksanakan oleh
personil yang kompeten.
• Setiap energi yang tersimpan sudah dibuang.
• Suatu sistem locks and tags telah terpasang di setiap titik
isolasi.
• Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa isolasi
efektif.
• Efektifitas isolasi dipantau secara berkala.

Apabila valve perlu dikunci (dalam posisi terbuka atau


tertutup) dalam rangka isolasi, maka hanya metode berikut
yang diperbolehkan:
• Penggunaan wire locking loops untuk
mengikat secara kuat handle valve,
sehingga memerlukan usaha besar untuk
menggerakkan valve tersebut dari posisi
terkunci.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 35

• Penggunaan padlock (gembok) dan chain (rantai) juga


bisa diterapkan, sehingga memerlukan usaha besar untuk
menggerakkan valve tersebut dari posisi terkunci. Jika cara
ini yang digunakan, maka anak kunci harus disimpan oleh
pejabat yang berwenang.
• Pada saat mengisolasi valve yang tidak dapat dikunci dan
yang mungkin dapat terbuka secara tidak sengaja, maka
sedapat mungkin handle valve-nya harus dilepas.
• Untuk valve yang digerakkan
dengan listrik, maka power supply
valve tersebut harus dilakukan
”positive isolation” dan setiap
handjack harus di-lock secara
manual.
• Jika valve tidak dapat dibuat agar
tidak dapat bergerak secara fisik
(phyiscally immobilsed), maka valve
tersebut tidak boleh digunakan
untuk melakukan isolasi.
• Valve yang digerakkan secara pneumatik dan hidrolik
yang termasuk type Fail to Close, (FC), maka pneumatik/
hydraulic lines harus diisolasi dan dilepas (disconnected)
secara fisik.
• Valve yang digerakkan secara pneumatik dan hidrolik
yang termasuk type Fail to Open (FO), tidak boleh
digunakan untuk melakukan isolasi.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 36

Metode Identifikasi (Tag Out)


Semua valve, spades dan blind flanges yang digunakan untuk
tujuan isolasi harus diidentifikasi dengan menggunakan tag-
labels.
Flanges yang digunakan dalam breaking containment agar
diidentifikasi untuk memastikan bahwa flanges tersebut
dikembalikan ke posisi normal dan integritasnya di-cek setelah
pekerjaan selesai dilaksanakan. Sebaiknya gunakan tag-label
untuk identifikasi.

Bleed points juga harus diberi label dengan format yang


sama. Apabila terdapat isolasi yang tumpang tindih
(overlapping) dimana terdapat beberapa titik isolasi yang
sama untuk lebih dari satu sistem/peralatan yang diisolasi,
maka titik-titik tersebut harus mempunyai locking device dan
tag dari masing-masing sistem/peralatan yang diisolasi

Locked Open/Locked Closed Valves


Untuk keperluan integrity, beberapa
process valves dan drain valves tertentu
dalam keadaan normal berada dalam
posisi locked open atau locked closed.
Adalah hal yang sangat penting, bahwa
posisi dan keamaan valve tersebut diatas
dikontrol secara cermat.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 37

Harus dibuat daftar valve agar setiap perubahan posisi valve


tersebut dari posisi normalnya dapat dicatat dan dimonitor,
serta diadakan audit secara teratur untuk memastikan
keamanan dan posisi dari valves tersebut.

10. PROSEDUR KEADAAN DARURAT


• Setiap pekerja baru yang akan bekerja atau tamu yang
baru berkunjung di kantor Pertamina harus mendapatkan
Safety Induction sehingga mengetahui langkah-langkah
yang harus dilakukan pada saat Keadaan Darurat sesuai
dengan Prosedur Keselamatan PT Pertamina (Persero).
• Kenali dan pahami prosedur keadaan darurat di lokasi
kerja Anda.
• Lakukan langkah-langkah yang
dipandang perlu untuk melin-
dungi rekan kerja dan aset
perusahaan, tapi tanpa memba-
hayakan keselamatan Anda.
• Beritahu pengawas dan pejabat
yang berwenang ketika terjadi keadaan darurat
(emergency) sesegera mungkin.
• Ikuti emergency drill secara rutin yang dilakukan di lokasi
kerja Anda.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 38

11. MANAGEMEN PERUBAHAN (MANAGEMENT OF


CHANGE - MOC)
Pekerjaan yang muncul dari perubahan
sementara maupun permanen dalam
organisasi, personalia, sistem, proses,
prosedur, peralatan, produk, material
atau bahan, dan Undang-undang dan
peraturan, tidak boleh dilakukan, KECUALI suatu proses
Perubahan Manajemen (Management of Change) telah
dilaksanakan, dimana dapat diterapkan, termasuk :
• Penilaian resiko dapat dilakukan oleh semua yang terkena
dampak perubahan.
• Rencana kerja yang menjelaskan tata waktu untuk
perubahan dan setiap tindakan pengawasan yang akan
dilaksanakan mengenai:
- Peralatan, fasilitas, dan proses.
- Prosedur operasi, pemeliharaan, dan inspeksi.
- Pelatihan, personalia dan komunikasi.
- Dokumentasi.
• Pengesahan rencana kerja oleh personil yang
bertanggung-jawab dalam keseluruhan pekerjaan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 39

12. BANGUNAN
Porta cabin (office trailer) dan
bangunan semacamnya di operasi
darat harus ditempatkan pada jarak
yang aman dari fasilitas operasi dan
daerah lain yang ditentukan. Per-
syaratan ini harus ditetapkan dengan melakukan Risk Assessment.

13. LISTRIK
• Hanya personil yang qualified / telah
memperoleh izin yang boleh bekerja
menggunakan peralatan listrik hingga
batas voltase tertentu diamana mereka
dianggap berkompeten mengerjakan-
nya.
• Apabila peralatan yang dijalankan dengan tenaga listrik
menjadi tidak aman untuk dioperasikan, peralatan tersebut
harus di”locked” dan diberi ”Tag” segera, sesuai dengan
standar isolasi.
• Jangan sekali-kali melakukan penyetelan pada peralatan
listrik. Operasikan hanya switch yang anda diinstruksikan
untuk mengunakan. Bila ragu-ragu panggil teknisi listrik.
• Periksa semua kabel penyambung atau
peralatan yang disambungkan dengan
plug untuk mengetahui tanda-tanda keru-
sakan atau bagian-bagian yang hilang.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 40

Peralatan yang tag-nya sudah rusak harus diberitahukan


kepada pengawas Anda dan diserahkan untuk perbaikan
• Semua perkakas listrik dan lampu-lampu portable harus
diberi insulasi ganda atau digunakan pemutus arus listrik jika
terjadi kerusakan alat atau ground fault circuit interrupters
(GFCI). Lampu-lampu tegangan rendah (24 volt D/C) dapat
digunakan sebagai pengganti lampu-lampu dengan GFCI
dan harus diperiksa secara reguler.
• Jaga selalu jarak minimum 1 meter
di depan semua switch-gear dan
pusat-pusat pengendalian motor
untuk akses dalam keadaan
darurat. Jarak ini harus dijaga
agar selalu bebas dan tidak boleh
digunakan sebagai tempat penyimpanan.
• Bila pekerjaan listrik diperlukan di ruangan-ruangan dengan
clearance terbatas, aturan berikut ini harus dipatuhi:
- Peralatan di daerah itu harus dilepaskan dari tenaga
listrik (denergized) atau
- Jika peralatan harus tetap bermuatan listrik (energized),
suatu rencana kerja yang aman harus dibuat, disetujui
oleh pengawas fasilitas dan dipatuhi.
• Sirkuit bertegangan tinggi yang memerlukan hot stick untuk
de-energizing harus ditangani oleh dua orang personil
yang berkompeten.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 41

• Saklar pembagi arus (power


distribution switchgear) harus diope-
rasikan oleh teknisi listrik selama
operasi normal dan pekerjaan
maintenance. Dalam keadaan darurat,
seorang operator fasilitas (Authorized operator) boleh
memutus aliran setiap switchgear yang diperlukan untuk
mengendalikan keadaan darurat.
• Setiap pekerjaan yang berhubungan dengan sirkuit
bermuatan (480 volts atau lebih) memerlukan dua orang
personil yang qualifed. Pemakaian alat penguji dengan
batang (probe) yang diinsulasi pada peralatan yang
bermuatan harus dilakukan hanya oleh teknisi listrik yang
qualified.
• Operator yang diizinkan (Authorized Operator) boleh
mengoperasikan switch gear yang diperlukan untuk meng-
hidupkan pembangkit listrik darurat.
• Setelah sirkuit di-deenergized menggunakan alat pelindung
sirkuit, sirkuit tersebut tidak boleh di-reenergized secara
manual hingga ditetapkan oleh teknisi listrik bahwa
peralatan dan sirkuit bisa di-energized dengan aman.
Menutup sirkuit breaker atau re-energizing sirkuit secara
berulang-ulang melalui penggantian sekering (fuse)
dilarang. NEC menghendaki agar indikasi ground fault
relay segera ditanggulangi.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 42

• Overload pada motor boleh di-reset sekali, setelah


operator memeriksa motor bila terjadi kondisi yang tidak
biasa, misalnya bearing atau motor yang panas dsb..
beritahu teknisi listrik mengenai motor trip tersebut.
• Jumlah motor start per jam tidak boleh melebihi spesifikasi
pabrik.
• Setiap trip yang terjadi pada feeder dan branch circuit
harus dilaporkan kepada Pengawas/Superintendent dan
teknisi listrik fasilitas.
• Pelepasan fuse dari switch gear hanya boleh dilakukan
oleh teknisi listrik.

14. PELATIHAN
• Setiap pekerja harus mendapatkan
pelatihan sebelum bekerja atau meng-
operasikan peralatan.
• Dokumentasi dari pelatihan yang telah
dilakukan harus tersimpan di tempat kerja.
• Pekerja tidak boleh melakukan aktivitas berikut ini sebelum
mengikuti pelatihan yang sesuai :
o Memasuki confined space
o Isolasi (LOTO)
o Mengoperasikan peralatan berat (forklift, crane, dsb.)
o First aid response

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 43

15. IZIN KERJA ( PERMIT TO WORK )


Sebelum melaksanakan pekerjaan yang
melibatkan masuknya orang ke dalam
ruang terbatas, pekerjaan pada sistem
energi, pekerjaan tanah (ground
disturbances) di lokasi dimana mungkin
terdapat bahaya yang ada di dalam tanah, atau pekerjaan
panas di lingkungan yang berpotensi terjadinya ledakan dan
semua pekerjaan yang dapat menimbulkan bahaya, maka
harus diperoleh izin kerja yang:
• Menjelaskan lingkup kerja.
• Mengetahui bahaya dan menilai risiko.
• Menentukan tindakan-tindakan pengawasan untuk mence-
gah atau mengurangi bahaya.
• Menghubungkan pekerjaan ke izin kerja lain atau
pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan.
• Disahkan oleh orang yang berwenang.
• Mengkomunikasikan informasi di atas ke semua orang
yang terlibat dalam pekerjaan.
• Memastikan adanya pengawasan yang memadai bila
akan dikembalikan ke kondisi operasi normal.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 44

SAFE WORK PRACTICES

Bekerja dengan Izin Kerja yang valid (jika


diperlukan)

Anda harus :
• Memahami isi izin kerja dan mematuhi
• Konfirmasi apakah izin kerja yang ada masih valid
• Konfirmasi dengan pengawas pekerjaan bahwa aman
untuk memulai pekerjaan

Lakukan gas test (jika diperlukan)

Anda harus :
• Konfirmasi dengan pengawas pekerjaan apakah telah
dilakukan gas test
• Konfirmasi dengan pengawas pekerjaan bahwa kondisi
sudah aman untuk memulai pekerjaan
• Berhenti bekerja jika mencium bau gas

Dapatkan otorisasi sebelum memasuki confined


space
Anda harus :
• Konfirmasi dengan pengawas pekerjaan bahwa kondisi
sudah aman untuk memulai pekerjaan
• Mematuhi ketentuan yang ada pada izin kerja (work permit)

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 45

Verifikasi isolasi sebelum pekerjaan dimulai dan


gunakan alat pelindung diri yang sesuai (misal :
breathing apparatus, electrical arc flash protection,
chemical resistant suits)
Anda harus :
• Memahami isolasi yang digunakan untuk melindungi anda
dari bahaya
• Konfirmasi dengan pengawas pekerjaan bahwa isolasi
yang dibutuhkan sudah pada tempatnya
• Konfirmasi dengan pengawas pekerjaan bahwa kondisi
sudah aman untuk memulai pekerjaan

Dapatkan otorisasi sebelum melepas atau melakukan


perubahan dari peralatan pengaman yang kritikal
(misal : isolation device/emergency shut down valve,
lock out /tag out devices, trip systems, relief valves,
fire and gas alarm systems, level control, alarm)
Anda harus :
• Memperoleh otorisasi dari pengawas yang berwenang
sebelum melepas/melakukan perubahan dari peralatan
pengaman yang kritikal

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 46

Lindungi diri anda dari bahaya jatuh saat bekerja di


ketinggian

Anda harus :
• Memperoleh otorisasi untuk bekerja di ketinggian
• mengetahui peralatan penahan jatuh dan bagaimana
menggunakannya
• Memeriksa peralatan sebelum menggunakannya

Jangan berjalan dibawah peralatan


pengangkat
Anda harus :
• Jangan pernah melewati pembatas area peralatan
pengangkat tanpa otorisasi
• Ikuti intruksi dari personel yang berwenang melakukan
pengangkatan beban

Gunakan sabuk pengaman

Anda harus :
• Menggunakan sabuk pengaman
• Memeriksa bahwa semua orang dalam kendaraan
menggunakan sabuk pengaman sebelum mulai
berkendara
• Mengintervensi jika melihat ada rekan yang tidak
menggunakan sabuk pengaman secara benar

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 47

Dilarang mengkonsumsi alkohol atau obat terlarang


ketika sedang bekerja atau mengemudi

Anda harus :
• Selalu menginformasikan pengawas jika Anda
mengkonsumsi obat-obatan khusus
• Jangan menggunakan, menyimpan, menjual atau
mendistribusikan obat terlarang
• Intervensi jika Anda melihat penggunaan alkohol atau
obat terlarang

Ketika berkendara, jangan menggunakan telepon


dan jangan melebihi batas kecepatan maksimal

Anda harus :
• Jangan menggunakan handphone atau mengirim sms
ketika berkendara
• Tetap berada di bawah batas kecepatan maksimal yang
diperbolehkan

Dilarang merokok diluar area merokok

Anda harus :
• Mengetahui dimana area merokok
• Intervensi jika Anda melihat seseorang yang merokok
diluar area merokok

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 48

Sebagai seorang Golden Rules Leader…


• Saya Mematuhi
• Saya Melakukan Intervensi
• Saya Peduli

Karena HSE merupakan tanggung jawab setiap orang!!!

INTERVENSI
Apakah Anda mampu meng-intervensi terhadap
tindakan dan kondisi tidak aman dan menyalahi
peraturan dengan :
• Menghentikan sementara pekerjaan jika ditemukan
kondisi dan tindakan tidak aman ?
• Menghimbau agar tidak merokok di tempat yang
dilarang untuk merokok ?
• Mengingatkan untuk selalu berhati-hati dalam
bekerja dan waspada terhadap potensi bahaya
kecelakaan dan kebakaran ?
• Mengingatkan untuk selalu menggunakan “Alat
Pelindung Diri (APD)” yang sesuai dengan
pekerjaan ?

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 49

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PERSONAL SAFETY | 50

BAGIAN - 2
PROCESS SAFETY

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 51

APAKAH PSM?

Process Safety Management atau PSM merupakan sistem


manajemen yang terintegrasi untuk mengendalikan risiko yang
muncul dari bahan kimia berbahaya yang dihasilkan oleh proses
operasi dengan menerapkan prinsip-prinsip desain yang baik,
rekayasa dan prosedur-prosedur operasi yang tepat.

PSM berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian


insiden yang berpotensi untuk melepaskan energi dan bahan-
bahan berbahaya yang disebabkan oleh kegagalan mekanis,
kesalahan manusia/prosedur, terganggunya proses, dan kejadian
non-proses.

Dengan menerapkan PSM yang tepat dan konsisten sesuai


dengan persyaratan yang berlaku dapat mencegah dan
mengendalikan potensi bahaya dari sistem dan proses operasi
sekaligus dapat memastikan fasilitas operasi telah dirancang,
dioperasikan dan dipelihara dengan memperhatikan aspek HSE
secara menyeluruh sehingga keselamatan, kehandalan dan
efisiensi kegiatan proses operasi dapat terwujud.

MENGAPA HARUS MENERAPKAN PSM?

Terjadi catastrophic incident di :


• 1974 (Flixborough, England) :
Ledakan yang membunuh seluruh
pekerja yang berada di Plant.
• 1976 (Seveso, Italy):

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 52

Kebocoran dioxin.
• 1984 (Mexico City):
500 orang terbunuh akibat ledakan LPG.
• 1984 (Bhopal, India):
2,000 orang meninggal akibat kebocoran
methyl isocyanate di Union Carbide.
• 1985 (Institute, W.V.):
Kebocoran besar di Union Carbide Plant
• 1989 (Pasadena, TX.):
Ledakan & kebakaran di petrokimia yang menewaskan 23
dan 132 orang lainnya terluka.

YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PSM

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


Tugas dan tanggung jawab, peran serta otoritas personil harus
ditentukan dalam struktur organisasi dengan melibatkan bagian
produksi, Engineering, Maintenance, inspeksi, HSE, SDM, logistik,
dll. Efektifitas tim tersebut harus didukung melalui komitmen dari
Manajemen Puncak (Top Management).

PELATIHAN DAN KOMPETENSI


Personil dan kontraktor harus memenuhi kompetensi yang
disyaratkan dalam penerapan PSM.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 53

KOMUNIKASI
Informasi yang terkait dengan PSM harus dikomunikasikan,
dilaporkan dan dikonsultasikan dari dan kepada pekerja, serta
pihak terkait lainnya.

DOKUMENTASI
Seluruh aktivitas yang terkait dengan PSM harus didokumen-
tasikan, di-update dan dokumen tersebut harus dikontrol dengan
baik.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 54

Seluruh pekerja dan mitra kerja Pertamina harus memahami dan


melaksanakan masing-masing elemen Process Safety Management
yang meliputi :

TEKNOLOGI

PSM
PERSONAL &
FASILITAS &
KONTROL
PERALATAN
MANAJEMEN

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 55

Keselamatan
Kerja
Kontraktor
Audit Pelatihan
Pekerja

PERSONEL &
Penyelidikan Partisipasi
Kejadian
KONTROL Pekerja
MANAJEMEN

Kesehatan
Manajemen
Lingkungan
Perubahan
Kerja
Tanggap
Darurat

Informasi
Keselamatan Cara Kerja
Proses Aman

TEKNOLOGI FASILITAS &


PERALATAN

Review
Analisa Keterpa-
Keselamatan Prosedur
Bahaya duan
Pra Start-Up Operasi
Proses Mekanik

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 56

INFORMASI KESELAMATAN PROSES

Informasi keselamatan proses merupakan


suatu kumpulan informasi tertulis yang ter-
kait dengan pengembangan, penyim-
panan, pembaharuan, pengolahan dan
penyebaran informasi proses yang di-
butuhkan pekerja untuk dapat meng-
identifikasi, mengevaluasi dan mengelola
risiko baha-ya yang terdapat dalam proses
tersebut.

Informasi tersebut merupakan landasan yang digunakan sebagai


sumber informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan elemen-
elemen PSM yang lainnya.

Sumber referensi untuk informasi keselamatan proses dapat


diperoleh dari :
• Lembar data keselamatan bahan (Material
Safety Data Sheet / MSDS).
• Manual, prosedur, SOP unit operasi :
Manual deskripsi proyek, prosedur
operasi normal, prosedur operasi
emergency.
• Arsip penyelesaian proyek.
• Arsip dari fungsi teknik.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 57

Informasi keselamatan proses tersebut mencakup tentang :

Informasi
Informasi bahan
teknologi berbahaya
proses proses

Informasi
peralatan
proses

INFORMASI
KESELAMATAN PROSES

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 58

ANALISA BAHAYA PROSES

Analisa bahaya proses digunakan


untuk mengidentifikasi, mengeva-
luasi dan mengelola potensi
bahaya proses. Analisa bahaya
harus dilakukan secara tepat untuk
memperkecil risiko dan konse-
kuensi kecelakaan akibat proses. Hasil analisa merupakan
informasi yang penting untuk mengendalikan potensi bahaya
yang telah diidentifikasi dan dianalisa.

Analisa bahaya proses tergantung


pada pertimbangan yang tepat
dari tim yang menganalisa bahaya
tersebut. Asumsi-asumsi yang di-
buat selama analisa tersebut harus
didokumentasikan dan dipahami
oleh tim yang menganalisa & pengkaji (reviewer) kemudian
disimpan untuk sebagai data pada analisa bahaya proses
selanjutnya.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 59

Metode analisa bahaya proses yang


digunakan dapat menggunakan satu
atau lebih metode berikut yang sesuai
untuk mengidentifikasi dan mengeva-
luasi bahaya diproses yang akan
dianalisis :

What-If Analysis Teknik untuk memperkirakan bahaya


yang timbul dalam proses operasi.
Check List Daftar periksa pertanyaan yang dapat
mengungkap kemungkinan bahaya
dalam proses
Failure Mode and Teknik memeriksa pola kegagalan
Effects Analysis (FMEA) komponen dan akibatnya
Fault Tree Analysis Teknik analisa dengan merumuskan
(FTA) rangkaian penyebab suatu kejadian
dalam bentuk pohon logika
Hazard and Teknik analisa yang didasarkan
Operability Study pemikiran bahwa bahaya hanya dapat
(Hazop) muncul bila terjadi penyimpangan
terhadap standard
Pre-Hzard analysis Metode identifikasi bahaya yang
diterapkan pada tahap perancangan
sistem

Selain metode di atas, dapat digunakan metode-metode lain yang


sesuai.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 60

PRE-START UP SAFETY REVIEW

Pre Start-Up Safety Review atau PSSR


merupakan review yang dilakukan
sebelum dilaksanakannya start up
peralalatan fasilitas guna memastikan
seluruh tindakan pencegahan terhadap
bahaya yang muncul dalam proses tersebut telah disiapkan untuk
meminimalisir bahaya proses.

Pre Start-Up Safety Review dilakukan terhadap pabrik baru/


modifikasi untuk :
1. Memastikan keterpaduan peralatan. Contoh
= Inspeksi & pengujian terhadap sistem dan
peralatan operasi.
2. Memastikan prosedur keselamatan, operasi,
pemeliharaan dan kondisi darurat diterap-
kan. Contoh = prosedur bekerja di ruang
terbatas.
3. Memastikan analisa bahaya proses telah
dilaksanakan. Contoh = Analisa dampak
proses terhadap keselamatan pekerja.
4. Menjamin modifikasi peralatan telah

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 61

tercakup dalam informasi keselamatan proses. Contoh =


pembaharuan informasi keselamatan proses terhadap
peralatan yang dimodifikasi.

Sebelum bahan kimia digunakan dalam proses operasi, otoritas


proses operasi harus memastikan bahwa :
 Kontruksi dan peralatan telah sesuai
dengan spesifikasi desain.
 Prosedur keselamatan, pengoperasian,
pemeliharaan dan keadaan darurat
telah tersedia.
 Analisa bahaya proses telah dilakukan
dan rekomendasinya telah dilaksa-
nakan sebelum start up.
 Memastikan kompetensi pekerja yang
terkait dengan pengoperasian proses
telah terpenuhi.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 62

SAFE WORK PRACTICE

Cara kerja aman merupakan panduan


berisi metode untuk memastikan
pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan
perubahan aktivitas terhadap pekerjaan
kritis dilakukan secara aman termasuk
cara pengendalian material dan bahan
kimia yang berdampak terhadap keselamatan proses.

Pekerjaan kritis dan berisiko tinggi meliputi :


 Pekerjaan memasuki peralatan perpipaan / peralatan proses.
 Lock out & tag out (LOTO) terhadap peralatan / system yang
memiliki sumber energi listrik dan mekanis.
 Pekerjaan panas / izin kerja pengelasan.
 Memasuki ruang terbatas (confined space).
 Pengoperasian crane dan peralatan berat.
 Pekerjaan dingin.
 Pekerjaan yang menggunakan bahan radioaktif.
 Penggalian

Safe work practice mengacu pada prosedur


kerja. Sistem otorisasi kerja perlu ditetapkan
dan dikembangkan untuk mengendalikan
aktivitas tersebut dan bahan kimia berbahaya
yang digunakan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 63

PROSEDUR OPERASI

Prosedur operasi merupakan dokumen tertulis yang berisi tentang


panduan dan instruksi yang jelas dalam melaksanakan proses
operasi secara aman serta sesuai dengan informasi keselamatan
proses.

Prosedur operasi harus menunjukan hal berikut ini :

1. Tahapan setiap fase operasi :


 Start up awal (Initial Start Up)
 Operasi normal
 Operasi sementara
 Emergency shutdown
 Operasi darurat
 Normal shutdown
 Start up setelah turnaround atau
setelah stop darurat (emergency
shutdown).
2. Batasan operasi :
 Konsekuensi penyimpangan
kondisi operasi.
 Langkah untuk memperbaiki
atau menghindari penyim-
pangan kondisi operasi.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 64

3. Pertimbangan aspek HSE :


 Sifat dan bahaya bahan kimia
proses
 Tindakan pencegahan yang di-
butuhkan untuk mencegah
paparan yang meliputi peng-
galian teknis, pengendalian
administratif, alat pelindung diri
(APD).
 Tindakan pengendalian yang diambil jika terjadi kontak
fisik atau paparan gas berbahaya.
 Quality control terhadap material
dan pengendalian tingkat perse-
diaan bahan kimia.
 Bahaya-bahaya khusus
 Sistem keselamatan (system
detector, interlock, system
suppression, dll) dan fungsinya.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 65

KETERPADUAN MEKANIS

Keterpaduan mekanis merupakan suatu


program yang berkelanjutan dan terpadu
untuk menjaga peralatan proses yang
bersifat kritikal dapat dioperasikan
dengan baik melalui kegiatan peran-
cangan, fabrikasi, pemeliharaan dan
pasca operasi suatu fasilitas yang
dilaksanakan sesuai dengan standar,
prosedur dan sistem pengelolaan yang baik.

Persyaratan keterpaduan mekanis harus diterapkan terhadap


peralatan berikut :
 Bejana tekan dan tanki timbun
 Sistem perpipaan (termasuk kerangan)
 Peralatan system pelepasan tekanan
dan ventilasi
 Sitem emergency shutdown
 Sistem pengendali (termasuk peralatan
& sensor monitoring, critical alarm dan
interlocks)
 Pompa, kompresor dan turbin
 Heater dan boiler

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 66

Untuk mengelola keterpaduan mekanis harus terdapat prosedur


tertulis tentang pemeliharaan sarana proses.

Program penerapan keterpaduan mekanis meliputi :


 Kehandalan teknis
 Material konstruksi
 Prosedur inspeksi & fabrikasi
 Prosedur instalasi
 Pemeliharaan preventif
 Inspeksi dan pengetesan
 Prosedur pemeliharaan
 Pengelolaan alarm, instrumentasi dan peralatan kritikal

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 67

KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

Keselamatan Kerja Kontraktor (Contractor


Safety Management System) merupakan
system keselamatan yang dikelola untuk
memastikan bahwa kontraktor yang
bermitra dengan Pertamina telah memiliki
system manajemen HSE dan telah
memenuhi persyaratan HSE yang berlaku
di Pertamina serta mampu menerapkan
persyaratan HSE dalam pekerjaan kontrak
yang dilaksanakan.

 Memastikan seluruh kontraktor yang


menjadi mitra Pertamina telah mene-
rapkan sistem manajemen HSE dan
memiliki kualifikasi HSE yang
disyaratkan.
 Mamastikan proses tender telah mensyaratkan HSE Plan yang
harus dipenuhi kontraktor berdasarkan bahaya yang telah
diidentifikasi.
 Memastikan selama fase pelaksanaan pekerjaan HSE plan
dipatuhi oleh kontraktor.
 Memastikan pemantauan kinerja HSE kontraktor dilakukan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 68

Tahapan sistem keselamatan kerja kontraktor :

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 69

TRAINING

Pelatihan merupakan aspek yang sangat


penting untuk memperkuat penerapan
aspek HSE selama pelaksanaan peker-
jaan. Pekerja dan personil kontraktor
membutuhkan pelatihan yang tepat untuk
menjaga peralatan proses dan pengoperasian mesin dilakukan
secara aman, menginformasikan bahaya yang terkandung
didalam bahan kimia dan fasilitas proses sehingga dapat
melaksanakan pekerjaannya secara aman.

Seluruh pekerja yang terkait dengan


pengoperasian proses harus mendapatkan
pelatihan awal dan pelatihan penyegaran yang
dibutuhkan dalam pekerjaan mereka.

1. Pelatihan awal berisi tentang :


mengenai gambaran proses dan
prosedur operasi (tahapan proses,
aspek HSE spesifik yang harus
mereka terapkan, sistem kesela-
matan, dampak & akibat penyim-
pangan, pengendalian persediaan bahan kimia, operasi
darurat, petunjuk kerja aman, dll).

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 70

2. Pelatihan penyegaran harus dilakukan secara periodik untuk


memastikan para pekerja paham dan menerapkan prosedur
proses operasi yang berlaku.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 71

PARTISIPASI PEKERJA

Keterlibatan pekerja dan kontraktor


merupakan kunci kesuksesan penerapan
program PSM. Partisipasi pekerja dalam
kegiatan sistem PSM akan dapat
mengidentifikasi dan mengendalikan
secara dini potensi-potensi bahaya di unit
operasi. Rencana tindakan tertulis
dibutuhkan untuk menyediakan panduan bagi pekerja agar dapat
berkontribusi lebih efektif untuk mengurangi bahaya proses
terhadap fasilitas.

Rencana tertulis tentang pengelolaan


program PSM harus dibuat dan informasi
tentang program PSM harus disampaikan
kepada pekerja dengan memberikan
kemudahaan untuk mendapatkan informasi
program PSM tersebut yang meliputi :
 Temuan dan rekomendasi investigasi kecelakaan, audit dan
analisa bahaya proses.
 Informasi kecelakaan dan nearmiss.
 Informasi tanggap darurat

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 72

MANAJEMEN PERUBAHAN

Perubahan proses (baik yang mem-


pengaruhi teknologi proses, perubahan fisik
terhadap peralatan di lapangan ataupun
perubahan pekerjaan yang ditugaskan
kepada pekerja maupun kontarktor) harus
dikelola dengan tepat untuk menghindari kecelakaan terhadap
proses operasi yang serius.

Perubahan tersebut harus dievaluasi dengan benar agar tidak


berdampak negatif terhadap aspek HSE didalam proses operasi
dan untuk menentukan perubahan yang dibutuhkan dalam
prosedur operasi.

Komponen manajemen perubahan terdiri dari :


 Perubahan teknologi proses
 Perubahan fasilitas atau peralatan
 Perbedaan prosedur
 Perubahan permanen
 Perubahan sementara

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 73

Prosedur harus menjamin bahwa pertimbangan berikut dilakukan


sebelum dilakukan perubahan:
 Dasar teknis terhadap perubahan yang diusulkan.
 Dampak perubahan terhadap aspek HSE bagi pekerja.
 Penyesuaian (modifikasi) terhadap prosedur operasi.
 Orang yang berwenang menyetujui usulan perubahan
tersebut.
 Surat izin kerja yang diperlukan.
 Dokumentasi yang perlu diperbaiki sehubungan dengan
perubahan, termasuk alasan perubahan.
 Komunikasi kepada pekerja terkait mengenai konsewensi yang
dapat terjadi dan cara mengatasinya.
 Jangka waktu perubahan yang diizinkan.
 Pelatihan yang diperlukan sehubungan dengan perubahan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 74

TANGGAP DARURAT

Prosedur penanggulangan keadaan


darurat sangat diperlukan untuk
menjamin jika terjadi insiden maka
penanganannya dapat dilakukan
dengan tepat, cepat dan terkordinir
sehingga dampak negative terhadap
masyarakat, pekerja, lingkungan dan
asset perusahaan dapat diminimalisir.

Prosedur penanggulangan keadaan darurat harus dipersiapkan


terhadap kemungkinan kejadian kebakaran, ledakan, tumpahan
minyak, penyebaran gas beracun.

Rencana tanggap darurat yang disusun


mínimum memuat tentang :
 Struktur organisasi tanggap darurat, tugas
dan tanggung jawab dan wewenangnya.
 Prosedur komunikasi internal dan
eksternal.
 Peralatan dan personil penanggulangan.

Rencana tanggap darurat harus tertulis dan tersedia dilokasi


tersebut serta dikomunikasikan kepada para pekerja.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 75

KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

• Penanganan kesehatan lingkungan kerja harus dilakukan


untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kesehatan di
tempat kerja.
• Terdapat sistem untuk melindungi pekerja Pertamina maupun
Kontraktor dalam melaksanakan aktifitas proses operasi
yang dapat berdampak terhadap kesehatan lingkungan
kerja.
• Pemantauan terhadap kualitas kesehatan di lingkungan kerja
harus dilakukan secara periodik.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 76

PENYELIDIKAN KEJADIAN

Penyelidikan kejadian merupakan


penyelidikan terhadap suatu kejadian untuk
menemukan penyebab dasar (root cause)
dan kelemahan dari sIstem yang dapat
menyebabkan insiden serta menentukan
rekomendasi perbaikan terhadap proses
operasi untuk mencegah kejadian yang
sama terulang kembali.

Pelaporan insiden serta penyelidikan harus dilakukan secepat


mungkin kurang dari 48 jam setelah kejadian insiden.

Tim penyelidikan kejadiaan terdiri dari :


 Pekerja yang memahami tentang
proses.
 Pekerja kontrak jika kejadian
terjadi diarea pekerjaannya.
 Pekerja yang memahami dan
berpengalaman terhadap inves-
tigasi dan menganalisa kejadian.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 77

AUDIT

Audit PSM bertujuan untuk me-


mastikan implementasi PSM telah
sesuai dengan persyaratan PSM yang
ditentukan melalui pengamatan formal
maupun audit lapangan. Audit
tersebut akan digunakan untuk
mengidentifikasi persyaratan yang sudah dipenuhi maupun yang
belum dipenuhi serta memberikan rekomendasi terhadap hasil
temuan serta perbaikan yang harus dilakukan.

Audit harus dilakukan secara periodik


oleh minimal seorang pekerja yang
memahami tentang proses. Hasil
temuan audit harus dilaporkan dan
didokumentasikan serta ditindaklanjuti.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 78

Penerapan elemen-elemen PSM tidak dapat berdiri sendiri.


Elemen-elemen tersebut harus terintegrasi secara utuh satu dengan
lainnya serta dilaksanakan secara konsisten untuk mencegah
terjadinya insiden.

Sebagai contoh adalah berikut ini :


• Selama pelaksanaan inspeksi peralatan secara rutin
(keterpaduan mekanis), inspektor menemukan sebuah valve
yang tidak sesuai dengan standard yang berlaku dan harus
diganti dan dipasang dengan tipe valve yang sesuai
(manajemen perubahan). Tipe valve pengganti menyebabkan
perubahan urutan proses operasinya (prosedur operasi)
sehingga operator harus mendapatkan pelatihan tentang
prosedur operasi yang baru tersebut (training). Tipe valve
pengganti tersebut harus di-review oleh bagian yang terkait
(partisipasi pekerja).
• Saat valve baru tersebut dipasang oleh kontraktor (CSMS),
pemasangan tersebut memerlukan shutting down terhadap
komponen peralatan operasi yang lainnya (Pre-start Up Safety
Review) untuk dilakukan pengelasan pada beberapa jaringan
perpipaan (Safe Work Practice).

Pelaksana pekerjaan harus mereview rencana tanggap darurat


(emergency response plan) untuk memastikan prosedur telah
memadai terhadap bahaya instalasinya.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 79

Meskipun pengelolaan perubahan telah disyaratkan terhadap


perubahan sementara, informasi keselamatan proses dan analisa
keselamatan proses juga harus diperbaharui dan divalidasi untuk
menakar potensi bahaya yang terkandung dalam peralatan baru
tersebut. Prosedur inspeksi dan pemeliharaan dan pelatihan harus
diperbaharui (keterpaduan mekanis).

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – PROCESS SAFETY | 80

Sebagai seorang Golden Rules Leader…


• Saya Mematuhi
• Saya Melakukan Intervensi
• Saya Peduli

Karena HSE merupakan tanggung jawab setiap orang!!!

PEDULI
Apakah Anda memperlihatkan kepedulian kepada
yang lain dengan :
• Merokok di tempat yang ditentukan di luar gedung ?
• Mematikan aliran listrik sebelum pulang kerja ?
• Menghemat listrik dan air di tempat kerja dan di
rumah ?
• Membuang sampah pada tempatnya ?
• Mengendarai mobil/motor secara pelan jika
melewati sekolah ?
• Melakukan pekerjaan dengan tidak mengganggu
orang lain ?

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 81

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 82

BAGIAN - 3
ENVIRONMENTAL

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 83

KETENTUAN UMUM
Laporkan segala kejadian yang tidak diinginkan (mayor maupun
minor), kebakaran, kebocoran, kerusakan, tumpahan, flaring,
venting, blowouts dan hal lainnya yang terjadi.
Kejadian mayor wajib dilaporkan secara lisan dalam kurun
waktu 24 jam setelah kejadian terjadi.
Segala kejadian mayor dan minor wajib dilaporkan secara
tertulis dalam kurun waktu 2 (dua) hari yang berisi ringkasan &
kesimpulan dari kejadian.
Beberapa aktifitas yang membutuhkan ijin khusus, pengawasan
atau notifikasi sebelum dilakukan, antara lain :
o Pengambilan kerikil dan bahan baku lainnya dari badan air
dan sumber alami lainnya
o Pengambilan air dari sumber alami (seperti: sumur, danau,
sungai) untuk kepentingan operasi
o Pembuangan air limbah ke badan penerima (sungai, laut, dll)
o Emisi udara dari peralatan dan fasilitas lainnya, seperti :
Boiler, flare, exhaust mesin, dll
o Pembakaran yang menghasilkan ‘black smoke’
o Flaring
o Modifikasi terhadap peralatan pengolahan air minum, air
limbah dan pengendali pencemaran udara

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 84

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu pemenuhan


terhadap aspek lingkungan, antara lain :

Ikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan

Perhatikan fokus lingkungan di area kerja Anda

Ketahui dan pahamilah peraturan-peraturan yang ditetapkan


di area kerja Anda. Jika Anda ragu, hubungi petugas HSE
di area kerja Anda
Simpan salinan dari semua peraturan yang dibutuhkan di
area kerja Anda dan pastikan bahwa pekerja maupun
kontraktor baru mengetahui peraturan tersebut
Cari cara untuk mengurangi dampak lingkungan, antara
lain dengan pengurangan limbah dan pencegahan
tumpahan/kebocoran
Hubungi segera Pengawas Anda (atau petugas HSE di area
kerja Anda), jika Anda melihat atau mencurigai sesuatu
yang tidak sesuai prosedur

Selalu lakukan pengecekan dengan Pengawas Anda atau petugas


HSE sebelum memulai pekerjaan untuk memastikan Anda
memiliki ijin-ijin yang diperlukan!

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 85

TANGGUNG JAWAB
PENGAWAS (SUPERVISOR)
Tanggung Jawab Pengawas (Supervisor) :

• Memahami risiko lingkungan serta persyaratan dan peraturan


lingkungan yang relevan di area kerjanya
• Memastikan ketersediaan prosedur dan instruksi khusus (seperti
TKO, TKI, MSDS, dll) bagi para pekerja, terutama yang
difokuskan untuk mengurangi dan mengelola risiko dampak
lingkungan
• Memastikan semua informasi yang dibutuhkan dan berkaitan
dengan aspek lingkungan telah didistribusikan ke area/pihak
lain yang terkait
• Menjaga dokumen lingkungan agar dapat diakses oleh semua
pekerja
• Memastikan adanya pengawasan yang cukup serta
memastikan pekerja memiliki pelatihan yang sesuai dan
tersedia sumber yang diperlukan untuk memfasilitasi penaatan
prosedur
• Memastikan adanya rencana penanganan keadaan darurat
lingkungan seperti penanganan tumpahan minyak, pelepasan
gas berbahaya, dll dan telah dipahami oleh pekerja terkait
• Menyediakan laporan yang diperlukan oleh atasan untuk
mematuhi ketentuan lingkungan, potensi risiko lingkungan dan
rekomendasi pemantauan untuk mengurangi dampak
lingkungan
• Menginvestigasi segala permasalahan lingkungan yang terjadi
di lingkungan kerjanya

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 86

SELURUH PEKERJA
Tanggung jawab seluruh Pekerja
(termasuk Pengawas) :

• Mengetahui dan mematuhi segala


persyaratan lingkungan yang
relevan di masing-masing Area
Kerja
• Melakukan pengelolaan
lingkungan untuk melindungi
lingkungan dan meminimasi
potensi kerusakan lingkungan,
termasuk flora & fauna serta
sumber daya alam lainnya yang
terdapat di sekitar Area Kerja
• Mengerjakan semua pekerjaan
dengan baik dan jujur
• Melaporkan dokumen lingkungan
yang hilang atau tidak dapat
dijalankan
• Melapor jika melihat atau
mengetahui keadaan tidak aman
atau tindakan tidak aman,
misalnya ceceran minyak, bau
menyengat, dll
• Melaporkan semua insiden
lingkungan kepada Pengawas dan
fungsi HSE

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 87

BAGIAN : 1

IDENTIFIKASI LIMBAH
Ketika suatu material akan dibuang, maka
material tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai limbah. Anda harus mengidentifikasi
limbah tersebut, mulai dari sumber, fase
limbah, dan sifatnya (Limbah B3 atau Limbah
Non-B3) untuk mempermudah proses
pengelolaannya.

Lakukan pelatihan kepada seluruh pekerja bagaimana meng-


identifikasi, mengurangi dan menangani limbah dengan baik.

Untuk memudahkan Anda mengidentifikasi jenis limbah yang Anda


hasilkan, gunakan form berikut ini.

Sumber Limbah :
Kegiatan Operasi (misal : dari area proses, area tangki, area
pengisian, area laboratorium, dll)
Kegiatan Domestik/Penunjang (misal : kantin, dapur, toilet, dll)
Bentuk Limbah :
Padat (misal : kemasan produk, drum pelumas, majun, dll)
Cair (misal : cairan kimia, solvent, air limbah, dll)
Gas
Klasifikasi Limbah :
Non-B3* B3*
*) Cara menentukan Limbah B3 disajikan pada bagian Limbah B3 (Hal. 93)

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 88

SEBAGAI PENGHASIL LIMBAH :


Ketahuilah sumber, jenis dan jumlah limbah yang akan atau
telah Anda hasilkan.
Lakukan pengelolaan limbah dengan baik sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
Gunakan prinsip 3R dalam pengelolaan limbah

REDUCE REUSE RECYCLE


Mengurangi Menggunakan Mendaur
Limbah kembali Ulang

Jangan mencoba untuk


mengklasifikasikan limbah (B3 Segala pertanyaan mengenai
atau Non-B3) jika Anda tidak pengelolaan limbah dapat di-
memiliki pengetahuan yang sampaikan kepada fungsi HSE
cukup untuk melakukannya.
di Area/ Unit Kerja Anda.

MINIMALISASI LIMBAH
Sebelum limbah terbentuk, sebaiknya Anda melakukan upaya mini-
malisasi limbah.

Upaya untuk minimalisasi limbah di tempat kerja dapat dilakukan


dengan berbagai cara berikut

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 89

• Reduksi di Sumber : Melalui perencanaan dan pengelolaan


produk atau material yang akan digunakan, sehingga dapat
dilakukan pembatasan jumlah material dan produk yang ada di
lokasi kerja. Hal ini untuk menghindari material melewati batas
waktu penyimpanan sehingga menjadi kadaluarsa atau
mengurangi sisa produk yang tidak terpakai, sehingga tidak
perlu dilakukan pembuangan terhadap produk yang tidak
diinginkan/produk kadaluarsa. Gunakanlah peralatan dan
proses yang lebih efisien untuk mengurangi jumlah limbah.

• Substitusi Produk : Jika memungkinkan, gantilah produk yang


digunakan dengan alternatif produk lainnya yang lebih ramah
lingkungan. Untuk hal ini harus didiskusikan terlebih dahulu
dengan atasan masing-masing untuk mendapat persetujuan

• Kontrol di Sumber : Melalui housekeeping yang baik, pemisahan


dari sumbernya (misalnya : pemisahan antara limbah plastik
dengan limbah sisa makanan), dan pencegahan tumpahan
dapat membantu minimalisasi limbah.

• Penggunaan Kembali & Daur Ulang: Melalui penggunaan


material yang dapat digunakan kembali atau dapat di daur
ulang (misal : menggunakan drum bekas untuk tempat tanaman).

Perusahaan mendukung dan menghargai segala upaya minimalisasi


limbah yang Anda lakukan

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 90

SYARAT UMUM PENANGANAN LIMBAH

Ketahuilah peraturan mengenai penanganan limbah di area


kerja Anda. Tanyakan kepada Pengawas Anda atau
petugas HSE di Area/Unit Kerja Anda.

JANGAN ANDA LAKUKAN :


Membuang limbah langsung
ke tanah, air, udara tanpa
pengolahan terlebih dahulu Semua limbah yang
dihasilkan harus dibuang
Membuang limbah yang
sesuai ketentuan
tidak memenuhi baku mutu penanganan limbah yang
limbah yang ditetapkan berlaku.

PENGUMPULAN LIMBAH :
Pastikan wadah yang digunakan dalam kondisi baik dan
tidak rusak
Lakukan pengumpulan limbah sesuai dengan jenis limbah

Pisahkan wadah pengumpul “Limbah B3” dan “Limbah


Non-B3”
Beri identitas/label yang jelas pada wadah pengumpul
limbah

Pisahkan Limbah B3 dan Limbah


Non-B3!

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 91

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH :


• Pastikan wadah yang digunakan dalam kondisi baik, tidak
rusak dan sesuai dengan jenis limbah yang disimpan
• Beri Identitas/Label pada semua wadah penyimpan dengan
isi dan jenis limbah di dalamnya
• Isi wadah limbah sesuai dengan kapasitas tampung wadah
• Jauhkan tempat penyimpanan limbah dari saluran air, sumber
air dan sumber api atau zat yang berpotensi menimbulkan
panas/api
• Pastikan limbah disimpan dalam lokasi yang aman tetapi
masih dapat diakses untuk kegiatan bongkar muat limbah
• Gunakan pembatas (bund) untuk wadah/kontainer yang
menampung limbah cair dan sediakan peralatan penang-
gulangan kebocoran atau tumpahan di dekat area
penyimpanan limbah tersebut

PEMBUANGAN AKHIR LIMBAH


Pastikan limbah telah diklasifikasikan dengan benar dan
memenuhi aturan pembuangan yang berlaku. Lakukan
pencatatan, pelaporan serta penyimpanan dokumen
pengelolaan limbah

L I M B A H D O ME S T I K
Limbah domestik berasal dari seluruh kegiatan domestik (non
produksi).

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 92

Contoh limbah domestik :


 Limbah Kantor/Rumah Tangga :
o Kertas
o Plastik
o Botol Kaca
o Limbah kemasan
 Limbah Organik :
o Sisa Makanan
o Daun/Sampah Tanaman
 Limbah Cair Domestik* :
o Grey Water (limbah cair yang berasal dari washtafel, kegiatan
mandi & cuci)
o Black Water (limbah cair yang berasal dari toilet)
 Limbah Medis
 Limbah Lain-lain :
o Limbah Baterai
o Limbah Lampu
o Limbah Elektronika
o dll
*) Untuk Limbah Cair dapat dilihat pada bagian “Pemanfaatan Air”, Hal. 104

LAKUKAN PEMISAHAN SAMPAH DI SUMBER untuk memudahkan


proses pewadahan, pemindahan, pembuangan maupun daur ulang
sampah.

Alternatif pemisahan sampah dapat dilakukan berdasarkan kategori :


KERTAS, PLASTIK, KACA, LOGAM, ORGANIK.

KERTAS PLASTIK

KACA LOGAM

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 93

Jangan menyimpan makanan atau sisa makanan


pada tempat yang dapat mengundang binatang
seperti hewan liar, lalat, tikus, dll
ORGANIK

Tanyakanlah kepada Pengawas Anda atau kepada


Petugas HSE untuk mengetahui prosedur daur ulang
sampah yang berlaku di Area/Unit kerja Anda

LIMBAH INDUSTRI/OPERASI
Limbah industri/operasi adalah limbah yang dihasilkan dan
bersumber dari kegiatan yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung dengan kegiatan industri (baik eksplorasi, pengolahan
minyak dan produk lainnya, distribusi, dan lain-lain).

Contoh limbah industri/operasi :

 Limbah dari area tangki


 Limbah dari kegiatan proses
 Limbah lumpur hasil pembersihan tangki
 Limbah Bahan Kimia dari laboratorium
 Limbah gas dari kegiatan pengecatan
 Pelumas bekas
 Limbah kemasan
 Kain/Serat terkontaminasi
 dll

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 94

Karena sebagian besar limbah industri termasuk limbah B3, perlu


dilakukan identifikasi terhadap Limbah Industri yang Anda
hasilkan, apakah termasuk Limbah B3 atau Limbah Non-B3.

LIMBAH B3
Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) diatur secara khusus
dan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sejumlah sangsi
dapat dijatuhkan bagi penanganan, penyimpanan, transportasi
dan pembuangan yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan.

Tidak diperbolehkan untuk memindahkan Limbah


B3 dari satu area kerja ke area kerja lainnya
(diluar lokasi kerja) tanpa seijin petugas yang
berwenang)

Catatan mengenai terbentuknya, penyimpanan, pengangkutan dan


pembuangan Limbah B3 harus disimpan

SEBAGAI PENGHASIL LIMBAH B3 :


Lakukan identifikasi limbah B3 yang Anda dihasilkan dan
pastikan pembuangan yang sesuai bagi limbah tersebut.
Pastikan pengiriman dan pengolahan limbah B3 dilakukan
pada pengelola yang memiliki izin resmi dari Badan yang
ditunjuk oleh Pemerintah.
Simpan dokumen terkait dengan manifes limbah B3
sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun terakhir.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 95

CARA MENGIDENTIFIKASI LIMBAH B3


• Lihat dan baca ‘Lembar Data Keselamatan Material’ (MSDS)
• Hubungi penyedia barang
• Baca label produk
• Cocokkan produk dengan daftar limbah B3 yang ada di
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 (dengan perubah-
an PP No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3).
• Periksa apakah limbah memiliki karakteristik limbah B3

Material non-B3 dapat menjadi limbah B3 jika dalam


penggunaannya terkontaminasi oleh B3.

Kategori Limbah B3 berdasarkan Lampiran PP No. 18/1999 jo. PP


No. 85/1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3.

1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik


Contoh : aseton, metanol, asam sulfat, minyak bekas pelumas,
asam nitrat
2. Limbah B3 dari sumber spesifik
Contoh : oil sludge, tanah terkontaminasi, bekas bahan
peledak, spent katalis
3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas
kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi
Contoh : bekas bahan peledak, bekas drum oli bekas, asam
sulfat

Karakteristik dari limbah B3 adalah limbah yang memiliki satu atau


lebih sifat berikut.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 96

KARAKTERISTIK LIMBAH B3
MUDAH TERBAKAR
• Jika berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau
sumber nyala akan mudah terbakar dan apabila telah menyala
akan terus terbakar dalam waktu lama
• Cairan dengan titik nyala (flash point) kurang dari 140°F
Contoh : BBM, Thinner
MUDAH MELEDAK
• Melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan
sekitarnya. Contoh : Gas LPG, Gas hidrogen
BERACUN
• Mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan
lingkungan
• Dapat menyebabkan kematian dan sakit yang serius, apabila
masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
Contoh : benzene, lead, cadmium.
KOROSIF
• Cairan dengan pH <2.0 atau >12.5
Contoh : Asam kuat atau Basa kuat, asam sulfat
REAKTIF
• Tidak stabil pada keadaan normal
• Dapat bereaksi dengan mudah dan menghasilkan panas,
ledakan atau gas beracun
Contoh : gas asetilen
INFEKSIUS
• Mengandung kuman penyakit
Contoh : Limbah bekas potongan tubuh, bekas suntikan,
kapas/perban bekas untuk pembersih penyakit

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 97

Limbah yang positif setelah dilakukan Uji Toxicity Characteristic


Leaching Procedure (TCLP) dan Uji Toksikologi (LD 50) juga
termasuk Limbah B3.

PENGUMPULAN DAN PEWADAHAN LIMBAH B3 :


• Gunakan wadah limbah B3 yang sesuai dengan jenis
limbahnya
• Pastikan wadah limbah B3 tertutup rapat dan kondisinya baik
• Jaga agar kontainer tetap tertutup ketika tidak digunakan
• Beri label/identitas yang jelas pada wadah limbah B3
• Gunakan sistem pelabelan dan simbol limbah B3 yang berlaku
• Simpan wadah berisi limbah B3 dalam gudang atau tempat
penampungan sementara (TPS) B3 yang sudah mempunyai ijin
dari pemerintah

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3 :


• Simpan kontainer di area yang terlindung dari panas/hujan
serta pada permukaan yang tahan air
• Beri jarak antar kontainer untuk memudahkan inspeksi
kebocoran dan kerusakan
• Jauhkan kontainer yang mengandung limbah yang saling tidak
cocok/bertentangan
• Lakukan inspeksi rutin untuk mengetahui tanda-tanda kebo-
coran, wadah yang berkarat dan kerusakan lainnya
• Pahami SOP penanganan keadaan darurat bila limbah B3
bocor atau tumpah
• Perhatikan batas waktu penyimpanan yang diijinkan untuk
limbah B3

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 98

• Lakukan pencatatan volume/ berat/banyaknya limbah B3


yang disimpan pada tempat penampungan sementara dalam
neraca limbah B3 dan laporkan secara berkala kepada
instansi yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku

SIMBOL LIMBAH B3

Padatan Mudah Cairan Mudah Mudah Meledak


Terbakar Terbakar

Reaktif Korosif Beracun

Infeksius Campuran

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 99

JANGAN ANDA LAKUKAN :


Mencampur limbah B3 dengan limbah non-B3

Menggabungkan atau mencampur limbah B3 yang berbeda


jenis (limbah yang saling tidak cocok) pada satu wadah yang
sama
Menyimpan limbah yang mudah terbakar dan limbah reaktif
dekat dengan sumber api
Membuang limbah B3 tanpa ijin dari instansi yang
berwenang
mengolah atau memanfaatkan limbah B3 tanpa ijin dari
instansi yang berwenang

PEMBUANGAN AKHIR LIMBAH B3


Pembuangan limbah B3 harus dilakukan sesuai Peraturan
Pemerintah yang berlaku. Simpan dokumen manifes limbah dan
lakukan pelaporan rutin.

LIMBAH LAIN-LAIN

LIMBAH LAMPU NEON

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 100

PENANGANAN LIMBAH LAMPU :


• Pembuangan lampu neon (fluorescent lamp) tidak boleh
dilakukan sembarangan karena mengandung B3.
• Jika lampu akan didaur ulang atau diserahkan ke pihak ketiga,
simpan lampu dengan baik dan lakukan antisipasi agar lampu
tidak pecah.

• Beri label pada wadah penyimpanan : “Lampu Neon Bekas”.

• Pastikan wadah pengumpul terbuat dari wadah yang anti


bocor dan terlindung dari panas/hujan.
• Jika lampu yang disimpan pecah, bersihkan pecahan lampu
dan simpan dalam wadah. Pastikan untuk menggunakan
masker, sarung tangan dan APD lainnya untuk menghindari
kontaminasi debu mercury.

LIMBAH BATERAI

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 101

PENANGANAN LIMBAH BATERAI :


• Pembuangan baterai tidak boleh dilakukan sembarangan
karena mengandung B3.
• Jika baterai akan didaur ulang atau diserahkan ke pihak
ketiga, simpan baterai pada wadah anti bocor dan terlindung
dari panas/hujan.
• Jika baterai belum diserahkan ke pihak ketiga yang
mempunyai ijin, simpan pada gudang B3
• Gunakanlah baterai yang dapat digunakan kembali
(rechargable battery) untuk mengurangi limbah baterai.

LIMBAH ELEKTRONIK

PENANGANAN LIMBAH ELEKTRONIK :


• Pembuangan limbah elektronik tidak boleh dilakukan
sembarangan karena pada beberapa bagian mengandung B3.
• Jika limbah elektronik akan didaur ulang atau diserahkan ke
pihak ketiga, simpan limbah elektronik tersebut dengan baik
dan simpan pada wadah anti bocor yang terlindung dari
panas/hujan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 102

BAGIAN : 2

SUMBER DAN JENIS EMISI GAS


Limbah gas berasal dari sumur minyak, emisi peralatan/mesin,
tangki timbun, kegiatan loading/unloading, emisi kendaraan ber-
motor, serta sumber tidak spesifik lainnya.

Jenis-jenis limbah gas dapat dibedakan menjadi :

LOSSES GAS
• Merupakan gas yang tidak bisa dimanfaatkan
FUGITIVE GAS
• Merupakan limbah gas yang berasal dari sumber yang tidak
spesifik seperti evaporasi pada tangki, kebocoran perpipaan
maupun pada peralatan
GAS EMISSION
• Merupakan limbah gas yang berasal dari alat-alat yang
digunakan seperti boiler, kendaraan dan mesin lainnya

Jika Anda mengoperasikan atau melakukan pemeliharaan


terhadap sumber emisi, Anda harus mengetahui segala
batasan dan peraturan yang berlaku.

Dilarang melakukan pembakaran terbuka (termasuk


pembakaran kayu, sampah dan material lainnya)
TANPA ijin khusus. Hubungi petugas HSE di area
kerja Anda.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 103

PENCEGAHAN LIMBAH GAS

Hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah timbulnya


emisi gas, antara lain :
• Rawat peralatan kerja secara berkala (preventive maintenance)
• Perbaiki kinerja genset, terutama untuk yang berbahan bakar
gas.
• Gunakan gas sebagai tenaga pembangkit listrik ataupun
pemanas (boiler).
• Tetapkan syarat lulus emisi untuk alat yang berhubungan
dengan drilling
• Cegah kebocoran terhadap sumber-sumber yang berpotensi
sebagai sumber fugitive emission dengan inspeksi dan peme-
liharaan yang teratur
• Deteksi kebocoran menggunakan teknik yang sesuai.

Jika emisi gas yang timbul dari kegiatan eksplorasi maupun


pengolahan minyak bumi tidak dapat dicegah, harus dilakukan
pengelolaan dengan membakar gas di flare sesuai ketentuan
yang berlaku. Pilihan atas metoda Gas Flaring atau
pembakaran gas sedapat mungkin dihindari untuk menghindari
emisi gas rumah kaca.

Pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan ‘black smoke’.


‘Black smoke’ dari semua sumber harus dilaporkan jika terlihat
lebih dari 3 (tiga) menit dalam periode 60 menit, atau jika rata-rata
opasitasnya lebih dari 20% dalam waktu 6 (enam) menit.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 104

PEMANTAUAN EMISI
Pemantauan Emisi :
• Pemantauan emisi di cerobong dapat dilakukan menggunakan
Continous Emission Monitoring (CEM) ataupun pemantauan
manual
• Pemantauan terhadap semua sumber limbah gas dilakukan
sedikitnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan atau sesuai
ketentuan yang berlaku
• Pelaporan hasil pantauan harus disampaikan kepada pihak
terkait di dalam perusahaan dan pihak berwenang
(pemerintah)

Untuk kendaraan bermotor perlu dilakukan uji emisi kendaraan


bermotor, sehingga emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan
memenuhi baku mutu.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 105

BAGIAN : 3

SUMBER AIR BERSIH


Sumber air bersih dapat berasal dari PDAM atau sumber
alami air permukaan seperti sungai, danau, mata air, air
laut yang didesalinasi dan air tanah.

Semua air minum yang dikonsumsi harus memenuhi


persyaratan kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Jangan minum air secara langsung sebelum dima-


sak untuk menghindari penyakit akibat mikro-
organisme.

PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN & AIR TANAH

• Pemanfaatan/penggunaan air alami dari sungai dan danau


memerlukan ijin.
• Pemanfaatan air tanah untuk kapasitas tertentu harus memiliki
ijin khusus. Periksa peraturan yang berlaku mengenai peman-
faatan air tanah
• Koordinasikan dengan Petugas HSE untuk setiap pemanfaatan
sumber air alami.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 106

Ketika melakukan pekerjaan dekat dengan badan air, sumber air


atau saluran air, perhatikan potensi pencemaran yang mungkin
terjadi. Jangan menempatkan polutan dekat dengan sumber air
atau saluran air.

JANGAN ANDA LAKUKAN :


Membuang tanah terkontaminasi,
kerikil dan material lainnya ke
badan air tanpa ijin khusus.
Melakukan penambangan pada
badan air tanpa ijin khusus.

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Dilarang membuang air limbah secara langsung ke


badan air, diantaranya : air limbah dari kegiatan cuci
dan kamar mandi, zat kimia dan air buangan industri,
air yang bersuhu tinggi.

Air limbah yang dibuang ke badan air harus memiliki ijin dan harus
diolah terlebih dahulu serta memenuhi baku mutu yang ditetapkan
oleh Pemerintah.

Berikut adalah beberapa ketentuan mengenai Baku Mutu Air


Limbah yang harus dipatuhi dalam operasi Migas. Untuk
memastikan bahwa baku mutu tersebut masih berlaku, lakukan
pengecekan secara berkala terhadap ketentuan baku mutu yang
berlaku. Selalu gunakan persyaratan baku mutu terbaru yang

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 107

dikeluarkan oleh instansi terkait untuk menghindari permasalahan


hukum di kemudian hari.

Baku Mutu Air Limbah Domestik Berdasarkan Keputusan Menteri


Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003
Kadar
Parameter Satuan
Maks
pH - 6 -9
BOD mg/l 100
TSS mg/l 100
Minyak & Lemak mg/l 10

Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan
Gas Serta Panas Bumi (PerMen LH No. 19 Thn 2010)
Baku Mutu Air Limbah dari Fasilitas Eksplorasi dan Produksi Migas di
Lepas Pantai (Off-Shore)
No Jenis Air Limbah Parameter Kadar
1 Air terproduksi Minyak dan Lemak Max. 50 mg/l
2 Air limbah drainase dek Minyak bebas Nihil(1)
3 Air limbah domestik Benda terapung dan buih busa Nihil(2)
4 Air limbah saniter Residu Chlorine 2 mg/l
Keterangan :
(1) Tidak mengandung minyak bebas, dalam pengertian menyebabkan terjadinya lapisan minyak atau perubahan
warna pada permukaan badan air penerima
(2) Tidak terdapat benda-benda yang terapung dan buih-buih busa

Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Eksplorasi dan Produksi Migas dari
Fasilitas Darat (On-Shore) Lama*
No Jenis Air Limbah Parameter Kadar Max.
1 Air terproduksi COD 300 mg/l
Minyak & Lemak 25 mg/l
Sulfida terlarut (sebagai H2S) 1 mg/l
Amonia (sebagai NH3-N) 10 mg/l
Phenol Total 2 mg/l
Temperatur 45 oC
pH 6-9
TDS 4000 mg/l

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 108

Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Eksplorasi dan Produksi Migas dari
Fasilitas Darat (On-Shore) Lama*
No Jenis Air Limbah Parameter Kadar Max.
2 Air Limbah Minyak & Lemak 15 mg/l
Drainase Karbon Organik Total 110 mg/l
*) Pengoperasian & Perencanaan dilakukan sebelum tahun 1996

Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Eksplorasi dan Produksi Migas dari
Fasilitas Darat (On-Shore) Baru**
No Jenis Air Limbah Parameter Kadar Max.
1 Air terproduksi COD 200 mg/l
Minyak & Lemak 25 mg/l
Sulfida terlarut (sebagai H2S) 0,5 mg/l
Amonia (sebagai NH3-N) 5 mg/l
Phenol Total 2 mg/l
Temperatur 40 oC
pH 6-9
TDS 4000 mg/l
2 Air Limbah Minyak & Lemak 15 mg/l
Drainase Karbon Organik Total 110 mg/l
**) Pengoperasian & Perencanaan dilakukan sesudah tahun 1996

Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Eksplorasi dan
Produksi Panas Bumi
No Jenis Air Limbah Parameter Kadar Max.
1 Air terproduksi Sulfida terlarut (sebagai H2S) 1 mg/l
Amonia (sebagai NH3-N) 10 mg/l
Air Raksa (Hg) Total 0,005 mg/l
Arsen (As) Total 0,5 mg/l
Temperatur 45o C
pH 6-9
2 Air Limbah Minyak & Lemak 15 mg/l
Drainase Karbon Organik Total 110 mg/l

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 109

Baku Mutu Pembuangan Air Limbah Proses dari Kegiatan Pengolahan


Minyak
Kadar Max. Beban Pencemaran
No Parameter 3
(mg/l) Max. (gram/m )
1 BOD 80 80
2 COD 160 160
3 Minyak & Lemak 20 20
4 Sulfida Terlarut (sebagai H2S) 0,5 0,5
5 Amonia (sebagai NH3-N) 8 8
6 Phenol Total 0,8 0,8
7 Temperatur 45 oC
8 pH 6-9
9 Debit Air Limbah max. 1000 m per 1000 m3 bahan baku
3

minyak

Baku Mutu Pembuangan Air Limbah Drainase dan Air Pendingin


Kegiatan Pengolahan Minyak Bumi
No Jenis Air Limbah Parameter Kadar Max.
1 Air Limbah Minyak & Lemak 15
Drainase Karbon Organik Total 110
2 Air Pendingin Residu Klorin 2
Karbon Organik Total 5

Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pengilangan LNG
dan LPG Terpadu
No Jenis Air Limbah Parameter Kadar Max.
1 Air terproduksi Minyak & Lemak 25 mg/l
Residu Chlorine 2 mg/l
Temperatur 45o C
pH 6-9
2 Air Limbah Minyak & Lemak 15 mg/l
Drainase Karbon Organik Total 110 mg/l

Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan


Instalasi, Depot dan Terminal Minyak
No Jenis Air Limbah Kadar Max.
1 Minyak & Lemak 25 mg/l
2 Karbon Organik Total 110 mg/l
3 pH 6-9

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 110

Limbah Cair harus diidentifikasi, apakah termasuk golongan limbah


berbahaya atau tidak. Selanjutnya limbah cair tersebut harus
ditangani sesuai dengan kategorinya.

ALTERNATIF SUMBER AIR

Anda dapat melakukan pemanfaatan air hujan maupun


pemanfaatan air kembali (water recycling)

SUMUR RESAPAN

Sumur Resapan adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah


yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar
dapat meresap ke dalam tanah. Sumur Resapan dibuat untuk
konservasi air sebagai upaya untuk meningkatkan volume air tanah
(groundwater recharge). Diameter sumur bervariasi tergantung
pada besarnya curah hujan dan kondisi geografis pada Area Kerja
masing-masing. Pada umumnya diameter berkisar antara 1 – 1,5 m

Bangunan sumur resapan sekurang-kurangnya terdiri dari :


• Saluran air sebagai jalan air yang akan dimasukkan ke dalam
sumur.
• Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk
sumur resapan.
• Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jum-
lah aliran permukaan yang akan masuk.
• Pipa pembuangan yang berfungsi sebagai saluran pembuangan
jika air dalam sumur resapan sudah penuh.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 111

BAGIAN : 4

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)


MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan digunakan untuk
mengakses informasi yang terkait dengan informasi bahaya
material terkait, seperti :
 Sifat kimia dan fisika dari zat berbahaya yang terkandung
 Instruksi pada saat terjadi tumpahan
 Bahaya terhadap kesehatan dan pertolongan pertama yang
harus dilakukan
 Bahaya kebakaran dan ledakan
 Cara penggunaan dan pembuangan
 APD yang diperlukan

MSDS:
• MSDS harus disertakan pada setiap produk kimia yang dibeli
• Data MSDS harus tersedia di lokasi kerja
• MSDS harus disimpan pada lokasi yang diketahui oleh seluruh
pekerja
• Jika data MSDS di simpan dalam komputer, salinan hardcopy
MSDS harus tersedia.
• Tunjuk penanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan
dan pembaruan (update) informasi MSDS.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 112

Zat kimia yang akan digunakan atau disimpan secara rutin


di Area/Unit Kerja harus ditambahkan ke dalam daftar
inventaris zat kimia di Area Kerja Anda

Hubungi petugas HSE jika Anda membawa/


menggunakan zat kimia baru di Area Kerja Anda

PEMBERIAN LABEL / IDENTITAS

Setiap wadah/kontainer yang digunakan untuk menampung zat


kimia harus diberi label dan identitas yang jelas yang
menjelaskan isi yang ada di dalamnya serta bahaya yang
terkait.

Contoh label/simbol zat kimia :

Mudah Mudah Beracun Korosif Berbahaya


Terbakar Meledak Bagi
Lingkungan

Iritan/ Oksidator Radioaktif Biohazard


Berbahaya

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 113

Safety Color Coding


Gunakanlah sistem pewarnaan pada
kontainer penyimpanan zat kimia untuk
memudahkan pengidentifikasian zat
kimia.

Contoh label/simbol zat kimia berdasarkan NFPA :

Keterangan :
• Bagian sebelah kiri berwarna biru menunjukkan skala bahaya
kesehatan
• Bagian sebelah atas berwarna merah menunjukkan skala
bahaya kemudahan terbakar
• Bagian sebelah kanan berwarna kuning menunjukkan skala
bahaya reaktivitas
• Bagian sebelah bawah berwarna putih menunjukkan skala
bahaya khusus (spesifik) lainnya

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 114

Score Bahaya Terhadap Kesehatan


4 Sedikit paparan dapat menyebabkan kematian atau cedera
fatal meskipun ada pertolongan
3 Sedikit paparan dapat menyebabkan sakit serius atau sakit
parah meskipun ada pertolongan
2 Paparan cukup intens atau berkelanjutan dapat
menyebabkan kemungkinan sakit parah atau penyakit
menahun
1 Paparannya dapat menyebabkan iritasi atau sakit
0 Tidak berbahaya bagi kesehatan meskipun kena panas (api)

Score Bahaya Terhadap Kebakaran


4 Cepat menguap, pada kondisi normal bahan akan terbakar
dengan cepat
3 Cair atau padat dapat terbakar pada suhu biasa
2 Bahan dapat terbakar dengan pemanasan atau dikondisikan
pada temperatur tinggi tertentu
1 Bahan bisa terbakar tapi dipanaskan terlebih dahulu
0 Bahan kimia yang tidak dapat terbakar

Score Bahaya Reaktivitas (Ketidakstabilan)


4 Mudah meledak dengan sendirinya atau diledakkan,
bereaksi pada tekanan dan temperatur normal serta sensitif
terhadap panas dan mekanik
3 Mudah meledak tapi memerlukan penyebab panas atau
inisiator dan tumbukan kuat sebelum meledak
2 Tidak stabil, perubahan secara drastis akibat kenaikan
temperatur atau tekanan atau reaksi secara cepat dengan air.
Bereaksi hebat tetapi tidak meledak
1 Stabil dalam suhu normal tetapi dapat menjadi tidak stabil
akibat kenaikan temperatur atau tekanan
0 Stabil, tidak reaktif, meskipun kena panas atau suhu tinggi.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 115

Pada kolom Bahaya Spesifik dapat diberi keterangan sebagai


berikut :
OXY : Oksidator
ACID : ASAM
ALK : ALKALI
COR : KOROSIF
W : JANGAN GUNAKAN AIR
RAD : RADIOAKTIF

Jika Anda bekerja dengan zat kimia atau zat berbahaya


lainnya:
• Pastikan Anda mengetahui sifat (fisik dan kimia) zat yang
Anda gunakan/tangani serta tindakan pencegahannya
• Ketahuilah APD yang harus Anda gunakan
• Konsultasikan dengan Pengawas Anda jika Anda ragu
dengan MSDS yang Anda gunakan
• Berhati-hatilah dalam menangani zat kimia. Hindari kontak
dengan kulit atau mata dan jangan letakkan dekat dengan
mulut
• Pastikan Anda membasuh tangan dan anggota tubuh lainnya
setelah bekerja dengan minyak atau zat kimia
• Mandi dan gunakanlah pakaian yang bersih

Semua pekerja harus mengetahui bagaimana zat kimia dapat


kontak dengan tubuh dan bagaimana cara pencegahannya.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 116

LAPORKAN KE PENGAWAS ANDA :


 Jika Anda menemukan tumpahan/kebocoran zat kimia (misal :
gas/uap yang terlihat atau bau yang menyengat atau iritasi
mata), segera beritahu ke Pengawas Anda.
 Jika Anda mencurigai diri Anda atau pekerja lainnya terpajan
oleh zat kimia dan memiliki tanda-tanda seperti pening, sakit
kepala, batuk, iritasi pada hidung/mata/tenggorokan, segera
hubungi bagian Medis dan beritahu ke Pengawas Anda.

JANGAN ANDA LAKUKAN :


Menggunakan pakaian atau sepatu yang telah terkonta-
minasi dengan minyak atau zat kimia.
Menyimpan bahan kimia dengan karakteristik yang saling
bertentangan pada lokasi yang sama
Membawa bahan bakar atau cairan mudah terbakar lainnya
dalam kendaraan
Membuang zat kimia, sisa zat kimia dan kemasan zat kimia
secara langsung ke badan air/ udara/tanah

PENYIMPANAN CAIRAN MUDAH TERBAKAR


Penyimpanan Cairan Mudah Terbakar:
• Gunakanlah wadah/kontainer yang sesuai dengan standar
keselamatan bagi cairan mudah terbakar.
• Simpan cairan mudah terbakar pada tempat yang sudah ditun-
juk, jauhkan dari sumber panas, elektrikal dan sumber api
lainnya
• Beri label dan identitas yang jelas pada semua kontainer
• Sampel atau cairan dengan titik nyala < 100 oF tidak boleh

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 117

disimpan di dalam laboratorium. Simpanlah pada ruangan


yang terpisah pada dalam ruang penyimpanan material
mudah terbakar.
• Prosedur bonding/grounding harus dipatuhi selama kegiatan
transfer/pengumpulan cairan mudah terbakar

JANGAN ANDA LAKUKAN :


Membawa bahan bakar atau cairan mudah terbakar
lainnya dalam kendaraan
Membuang zat kimia, sisa zat kimia dan kemasan zat kimia
secara langsung ke badan air/ udara/tanah

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 118

BAGIAN : 5

JENIS KEBOCORAN/TUMPAHAN

Tumpahan adalah keluarnya kontaminan ke tempat yang tidak di-


inginkan secara berlebihan dan tidak terkendali akibat kegagalan
kegiatan operasi, sarana transportasi dan bencana.

Beberapa jenis kebocoran/tumpahan yang berbahaya, antara lain:

Minyak : Termasuk crude oil dan refined hydrocarbon seperti


diesel, fluida hidraulik, dan minyak pelumas. Dapat juga berupa
sludge minyak dan produk lainnya terkait dengan produk minyak
dan produk sampingannya.

Substansi B3 : termasuk lumpur bor, produced water, glycol,


methanol dan zat kimia lainnya.

Segala tumpahan zat kimia harus dilaporkan sehingga potensi


paparan berbahaya dapat dievaluasi dan pembuangan dapat
dilakukan secara benar.

TINDAK PENCEGAHAN KEBOCORAN/TUMPAHAN


Tindak Pencegahan :
• Simpan minyak dan zat kimia berbahaya lainnya di tempat
penyimpanan khusus
• Kapasitas pembatas/penahan (bund) harus dapat menahan mi-

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 119

nimum 110% dari kapasitas tangki terbesar


• Pastikan drum tertutup rapat
• Peralatan transfer minyak harus diletakkan sejauh mungkin dari
saluran drainase.
• Pastikan semua instalasi maupun peralatan yang digunakan
untuk penanganan dan transportasi minyak, bahan bakar dan
bahan kimia diperiksa secara rutin, semua selang, sambungan
selang, ujung selang diperiksa agar terhindar dari kerusakan.
• Jangan meninggalkan selang dan pompa yang digunakan
untuk menyalurkan minyak tanpa diawasi ketika sedang
digunakan. Pastikan tumpahan maupun kebocoran dibersihkan
dengan segera dan sebaik mungkin, personil yang relevan
diberitahu dan material yang terkontaminasi dibuang dengan
cara yang benar.
• Perlengkapan darurat tumpahan/kebocoran (emergency spill
kit) harus dipelihara dan harus siap sedia pada saat proses
penanganan, transportasi, penyimpanan, pemrosesan maupun
pengetesan minyak, bahan bakar dan bahan kimia
• Setiap personil yang terlibat langsung dalam penyimpanan
minyak harus familiar dengan prosedur penggunaan
emergency spill kit dan lakukan training jika diperlukan
• Hanya bahan kimia yang saling cocok (compatible) yang
dapat disimpan secara bersamaan dalam satu tempat.
• Jaga jarak pancaran/semburan. Kebocoran seharusnya tidak
dapat memancar/menyembur diluar patas tembok penahan.
• Perlengkapan harus diletakkan di belakang tembok penahan
(bund wall) pada jarak sekurang-kurangnya setengah dari
tinggi perlengkapan tersebut.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 120

Pencegahan Kebocoran :
• Tempatkan segala jenis minyak bekas atau zat kimia tidak
terpakai (kadaluarsa) pada kontainer/wadah yang tertutup
untuk mencegah penguapan dan kebocoran
• Lakukan inspeksi pada kontainer/ wadah penyimpanan secara
berkala untuk mencegah terjadinya kebocoran atau tumpahan
• Lakukan pelatihan mengenai “spill response” atau tanggap
darurat kebocoran/tumpahan
• Laporkan setiap kejadian tumpahan, baik di darat maupun di
laut

PERALATAN PENANGANAN
Peralatan Penanganan
• Pastikan Anda mengetahui lokasi alat pemadam api terdekat
(APAR, Hydrant)
• Pastikan Anda menggunakan APD yang diperlukan (termasuk di
dalamnya : sarung tangan karet/latex)
• Gunakan peralatan untuk membersihkan material yang bocor.
Koordinasikan dengan Penga-was Anda.
• Pastikan ketersediaan kontainer/wadah untuk menampung
limbah tumpahan/kebocoran

LANGKAH PENANGANAN
Langkah-langkah penanganan tumpahan/kebocoran :

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 121

1 AMANKAN LOKASI

2 KENDALIKAN TUMPAHAN/KEBOCORAN

3 CARI BANTUAN

4 LAPORKAN INSIDEN

5 LAKUKAN PEMULIHAN

1. AMANKAN LOKASI :
• Isolasi area tumpahan
• Hentikan orang dan kendaraan yang melewati atau berada
dekat dengan area tumpahan (mis. gunakan tanda lalu lintas)
• Eliminasi segala potensi sumber api (mis. mesin dan peralatan
elektronik lainnya) dan usahakan aliran udara bebas lancar
(buka lebar-lebar semua ventilasi yang ada)
• Segera hubungi dan koordinasikan kepada Pengawas dan
Petugas HSE di Area Kerja Anda
• Jangan membahayakan diri Anda dan pekerja lainnya
• Jangan panik, bertindaklah secara tenang dan cepat

2. KENDALIKAN TUMPAHAN/ KEBOCORAN:


• Lihat MSDS (Lembar Data Keselamatan Bahan) untuk prosedur
penanganan tumpahan dan perlengkapan APD yang
diperlukan
• Jika memungkinkan, hentikan tumpahan/kebocoran dari sum-
ber (mis. dengan menutup valve, menambal area yang bocor)
• Jangan menghentikan tumpahan jika dirasa berbahaya untuk
melaksanakannya

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 122

• Bersihkan kebocoran/tumpahan segera


• Cegah minyak jangan sampai masuk ke sumber air, sumur,
saluran drainase, saluran air limbah, dan perpipaan lainnya
dengan cara :
o Gunakan jenis penyerap (absorbent) yang tepat untuk
pembersihan.
o Tempatkan penyerap (absorbent) di sekeliling sumber.
o Pindahkan minyak ke kontainer lain atau area tempat
penampungan
o Tempatkan penghalang absorbent di sekeliling saluran
drainase, saluran air limbah, dan perpipaan lainnya
o Cegah penyebaran minyak pada air dengan menempatkan
oil boom.
• Tampung material yang tumpah. Tanah, pasir dan bahan semi-
impermeable lainnya dapat digunakan untuk mencegah per-
luasan penyebaran material yang tumpah
• Kelola limbah tumpahan. Simpan penyerap (absorbent) di
dalam drum dan lakukan penentuan jenis limbah jika ada
tumpahan B3 yang ditemukan/dicurigai
• Perlakukan tumpahan produk atau tumpahan limbah yang mu-
dah terbakar, toksik, reaktif atau korosif sebagai tumpahan B3
• Lakukan tinjauan terhadap tindakan emergency response
setelah terjadi insiden untuk menyoroti respon apa yang tepat
dan improvement apa yang dibutuhkan

3. CARI BANTUAN :
• Cari bantuan jika tumpahan tidak dapat Anda tangani, atau
jika minyak telah memasuki saluran drainase, saluran air

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 123

limbah, dan perpipaan lainnya


• Hubungi petugas HSE atau tim emergency response di
Area/Unit Kerja Anda yang ditugaskan khusus untuk
menangani tumpahan

4. LAPORKAN INSIDEN :
• Laporkan segera insiden tumpahan/kebocoran baik secara
lisan (kurang dari 24 jam) maupun laporan tertulis
• Laporkan segala kejadian tumpahan (minyak dan B3) ke
petugas HSE dan petugas lainnya yang terkait sesuai dengan
prosedur yang berlaku di masing-masing area operasi
• Untuk melaporkan kejadian tumpahan, koordinasikan dengan
Pengawas dan petugas HSE di Area Kerja Anda. Informasi
yang disampaikan dalam laporan :
o Pihak-pihak fungsi yang bertanggung jawab
o Nomor kontak
o Substansi yang tumpah
o Lokasi tumpahan
o Jumlah tumpahan
o Penyebab tumpahan
o Aktifitas pembersihan
• Laporan tertulis mengenai insiden tumpahan/kebocoran harus
disampaikan sesuai dengan prosedur dokumentasi pelaporan
yang berlaku. Segera buat LKP (Laporan Kejadian Perkara) dan
diikuti dengan Laporan pendukung lainnya (Laporan Interim
hingga Laporan Akhir).

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 124

5. LAKUKAN PEMULIHAN :
• Lakukan pemulihan segera
• Pertahankan atau ganti pengendalian tanggap darurat tum-
pahan minyak on-site hingga risiko lingkungan dapat diatasi
• Buang tanah terkontaminasi, produk absorbent (penyerap tum-
pahan) dan material lainnya sesuai dengan prosedur
• Segera ganti peralatan penanganan tumpahan (spill kits) yang
sudah digunakan

lator
TANAH TERKONTAMINASI
Tanah dan air tanah mungkin saja telah terkontaminasi dari
aktivitas sebelumnya. Paparan kontaminasi menimbulkan potensi
risiko bagi para pekerja, masyarakat dan lingkungan.

Jika Anda mencurigai bahwa Anda telah terpajan (terpapar)


oleh lahan yang terkontaminasi, Anda HARUS
MENGHENTIKAN PEKERJAAN, MEMBATASI AKSES dan
BERITAHU Pengawas dan petugas HSE di Area Kerja Anda.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 125

Yang Dapat Anda Lakukan Berkaitan dengan Tanah


Terkontaminasi :
• Cegah tumpahan sebelum terjadi
• Bersihkan segera setelah terjadi atau ditemukan tumpahan
• Gunakan APD yang sesuai
• Gali tanah yang terkontaminasi saat tumpahan atau kebocoran
terjadi untuk menghindari migrasi kontaminan
• Kumpulkan tanah pada wadah/kontainer yang sesuai dan
telah diberi label
• Simpan sementara wadah/kontainer pada tempat yang
tertutup dan anti bocor sebelum diserahkan ke tempat
pengolahan limbah
• Jangan menyimpan tanah terkontaminasi dalam jangka waktu
yang lama (tidak tentu). Segera lakukan pembuangan tanah
terkontaminasi untuk menghindari kontaminasi tambahan
lainnya
• Lakukan pengolahan dan pembuangan tanah terkontaminasi
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah
• Simpan dokumen pengolahan dan pembuangan tanah
terkontaminasi sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun

KEBOCORAN GAS DAN UAP


Kebocoran gas dapat berasal dari sumur, jalur perpipaan, valve
dan sumber lainnya dan berpotensi menimbulkan bahaya yang
serius.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 126

Menjauhlah dari area kebocoran sampai


kebocoran dapat diatasi atau setelah mendapatkan
ijin dari Pengawas Anda.

Segala penemuan kebocoran gas harus dilaporkan kepada


Pengawas Lapangan segera mungkin.

Petugas yang menangani tumpahan/kebocoran harus


menggunakan APD yang sesuai

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 127

BAGIAN : 6

PENATAAN HOUSEKEEPING
Adalah tanggung jawab semua
pekerja dan kontraktor untuk
selalu menjaga Area Kerjanya
masing-masing agar selalu :
- Bersih
Jagalah kebersihan dan
- Rapi
kerapihan Area Kerja Anda
- Bebas dari bahaya

Yang Harus Anda Lakukan :


• Pastikan segala zat kimia/cairan pembersih tersimpan dalam
wadah yang tertutup dan pada tempat yang aman.
• Semua kontainer/wadah penyimpanan harus diberi label yang
menunjukkan isi wadah, agar tidak terjadi kontaminasi silang
• Gunakan corong atau pompa ketika memindahkan cairan ke
wadah yang lain.
• Pelihara peralatan dan wadah penyimpanan secara teratur
untuk mencegah terjadinya kebocoran atau tumpahan
• Tempatkan platform atau tangga di dekat tempat penyimpanan
untuk memudahkan pemindahan wadah di tempat yang tinggi.

Jangan terlau lama menyimpan kontainer kosong


yang terbuka (tanpa tutup). Lakukan daur ulang atau
pembuangan material secara berkala.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 128

JANGAN ANDA LAKUKAN :


Membiarkan cairan (terutama minyak dan zat kimia)
menguap.
Membakar segala jenis sampah dan material lainnya tanpa
izin dan di bawah pengawasan pihak yang berkompeten

Limbah harus dikelola dengan baik sesuai dengan prosedur


penanganan limbah yang berlaku di Area Kerja Anda.

EFISIENSI ENERGI
• Lakukan pemeliharaan rutin pada mesin/peralatan dan kenda-
raan
• Jika memungkinkan, gunakan media elektronik untuk mengura-
ngi konsumsi kertas
• Gunakanlah dua sisi kertas
• Pastikan lampu dan AC dimatikan ketika tidak digunakan
• Matikan komputer atau lakukan penyetelan ke modus “power
saving” ketika Anda meninggalkan meja kerja

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 129

BAGIAN : 7

FAUNA

Kebijakan Pertamina melarang adanya interferensi terhadap mar-


gasatwa dan cagar alam yang dilindungi oleh Pemerintah.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk meminimasi dampak


terhadap kehidupan margasatwa di sekitar area kerja Anda.
• Pengendalian sampah sisa makanan : Jangan membiarkan/
membuang makanan dan sampah sisa makanan secara terbuka
atau di area terbuka yang dapat diakses oleh satwa liar.
• Jangan memberi makan, menghampiri atau mengganggu satwa
liar
• Jangan menyentuh/mengambil burung atau hewan lainnya yang
mati/terluka/terkena polutan
• Jangan memelihara hewan yang dilindungi tanpa seijin dari
petugas yang berwenang

FLORA

 Hindari penebangan tanaman terutama yang berada di


sepanjang jalur air
 Tandai tanaman yang sensitif
 Hindari kerusakan pada pohon
 Hindari pengelupasan permukaan tanah
 Hindari pembuangan air dimana akan mempengaruhi tanaman
 Hindari penggunaan pestisida

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 130

Pemotongan Tanaman
Kecuali pada saat darurat, segala aktivitas
pemotongan tanaman harus di bawah
pengawasan pihak yang ditunjuk di masing-
masing Area Kerja.

Tahapan Memotong Tanaman

• Langkah 1 :
Potong bagian bawah
(undercut) terlebih
dahulu untuk
menghindari rusaknya
batang pohon

• Langkah 2 :
Potong bagian atas (top cut), untuk menghilangkan
cabang/ ranting pohon)
• Langkah 3 :
Lakukan pemotongan akhir.

Posisi Yang Baik


Untuk Pemotongan
Tanaman
Perhatikan gambar di
samping untuk
mengetahui posisi yang
baik untuk memotong
tanaman

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 131

Tanaman merupakan tempat perlindungan yang penting bagi


beberapa jenis fauna. Dengan menjaga habitat fauna akan
meminimalisasi berkurangnya biodiversitas akibat kegiatan
pembangunan.

Hindari pembersihan lahan dan tanaman, terutama


jika terdapat tanaman jenis tanaman tertentu,
tanaman lokal/endemik dan pohon yang dewasa.

JANGAN ANDA LAKUKAN :


Mengganggu habitat spesifik yang ada di sekitar Area/Unit
Kerja Anda
Menggunakan pestisida di dekat habitat fauna atau di dekat
sumber air

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – ENVIRONMENTAL | 132

Untuk meminimalisasi dampak pada habitat fauna, dapat


dilakukan hal berikut :
• Memelihara penutup tanaman dan tanaman lokal sebanyak
mungkin
• Jika perlu, pembersihan dilakukan sepanjang pinggir area
vegetasi daripada memotong tengahnya untuk pemeliharaan
koridor alam bebas dan mengurangi persebaran rumput liar
(gulma).
• Hindari mengganggu tempat tertentu seperti di daerah
pepohonan, area berbatu atau lingkungan perairan.
• Pertimbangkan pemasangan pengganti bentuk tempat tinggal
(seperti sarang buatan).
• Atur dan kendalikan persebaran rumput liar.
• Gunakan jenis tanaman lokal untuk pertamanan
• Sediakan jalur keluar untuk fauna jika parit atau lubang akan
dibuka untuk periode yang lama (misal batang kayu atau
tongkat untuk memanjat keluar)
• Jika pekerjaan pembersihan diketahui akan berdampak pada
habitat liar, hubungi petugas/jagawana lokal paling tidak 2
minggu sebelum untuk persetujuan pekerjaan dimulai.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 133

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 134

BAGIAN - 4
OCCUPATIONAL
HEALTH

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 135

PENDAHULUAN
PT Pertamina berkomitmen untuk melindungi para pekerjanya dan
masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya kesehatan yang muncul
dari aktivitas pertamina. Pertamina dan para kontraktornya yang
bekerja di daerah operasi Pertamina akan melaksanakan ini
dengan cara:
- Melakukan program kesehatan kerja, higiene industri dan
kesehatan lingkungan yang didasarkan pada identifikasi
bahaya-bahaya kesehatan melalui penilaian risiko yang
didukung oleh metode-metode tambahan lainnya.
- Mengontrol dan memitigasi bahaya-bahaya kesehatan
sampai ke level yang diterima oleh standar Pertamina dan
peraturan Indonesia.
- Melanjutkan perbaikan program secara terus menerus.

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI BAHAYA


Pada dasarnya, metode identifikasi bahaya kesehatan serupa
dengan metode identifikasi bahaya keselamatan. Oleh karena itu,
perlu dipikirkan bahya kesehatan yang mungkin dapat terjadi
saat sedang melakukan proses risk assessment. Bahaya kesehatan
dapat mencakup bahaya kesehatan fisik, kimiawi, biologis,
ergonomis, dan psikologis, berikut adalah contoh bahaya
kesehatan yang dapat timbul di tempat kerja.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 136

Fisik Kimiawi Biologis Ergonomi Psikologi

- Kebisingan - Hidrokarbon - Ular - Penanganan - Stress


- Vibrasi aromatis - Nyamuk manual - Fatigue
- Cahaya - Hydrogen - Serangga - Posisi tidak
- Radiasi sulfide - Penyakit wajar
- Stress - Asbes menular - Gerakan
akibat - Uap logam - Pathogen berulang
panas - Silica menular - Bekerja
- Glikol lewat dengan
- Asphyxia darah komputer
- Metanol - Bakteri - Perkakas

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 137

BAHAYA FISIK

KEBISINGAN
Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan.
Beberapa contoh sumber suara adalah kompresor dan generator,
hammerjack, area-area dengan level suara yang tinggi dimana
pelindung pendengaran diperlukan telah ditandai. Sebagai
aturan praktis, jika anda tidak dapat mendengar atau berbicara
kepada seseorang dari jarak sekitar 45 cm, maka anda berada
di area kebisingan yang tinggi dan penggunaan perlindungan
pendengaran diperlukan.

Efek terhadap kesehatan: Pajanan terhadap level kebisingan yang


tinggi secara berulang-ulang, baik di tempat kerja maupun diluar
tempat kerja, dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran
permanen.

Nilai ambang batas yang diizinkan


terhadap bising adalah 85 dB untuk 8
jam kerja. setiap kenaikan 3 db, jumlah
jam berkurang ½ kali waktu awal (4 jam
untuk 88 dB, 2 jam untuk 91 dB, dst.
Sedangkan untuk 140 dB tidak boleh terpapar walaupun hanya
sesaat)

Apa yang dapat anda lakukan sebagai pekerja?


• Apabila anda harus memasuki atau bekerja di
daerah bising maupun menggunakan peralatan
yang dapat menimbulkan bising pastikan anda

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 138

telah mendapatkan perlindungan telinga seperti ear plugs,


apabila anda bekerja di area yang memiliki tingkat
kebisingan lebih dari 100 dBA, anda harus memakai proteksi
ganda, kombinasi dari ear plugs dan ear muffs.
• Apabila anda tidak yakin dengan nilai bising
yang ada dan anda tidak merasa nyaman
bekerja karena bising, hubungi pengawas
anda maupun HSE untuk melakukan
pengukuran dan untuk mendapatkan
pelindung telinga.

Apa yang dapat anda lakukan sebagai pengawas?


• Pastikan seluruh pekerja yang akan bekerja
di daerah bising maupun menggunakan
peralatan yang menimbulkan bising dan
telah menggunakan pelindung telinga secara
baik.
• Apabila anda tidak yakin dengan nilai
bising yang ada disuatu tempat segera
hubungi pihak HSE untuk segera melakukan
pengukuran bising.

BEKERJA DENGAN GETARAN


Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media
dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya,
getaran dapat timbul dari alat pekerjaan yang digunakan
manusia seperti hammerjack, bor, gerinda dan lain-lain.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 139

NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak


langsung pada lengan dan tangan pada lengan dan tangan
tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat
(m/det2) atau 0,40 gravitasi g (SNI 16-7063-2004).

Efek terhadap kesehatan: paparan terus


menerus terhadap getaran dengan nilai
melebihi NAB dapat menyebabkan kelelahan,
gangguan syaraf, dan white finger syndrome

Apa yang dapat anda lakukan sebagai


pekerja?
Pastikan jika anda bekerja menggunakan
peralatan dengan tingkat getaran tinggi
menggunakan peredam pada tubuh anda
seperti sarung tangan penahan getar, jika
memungkinkan gunakan peralatan lain
yang tingkat getarannya lebih rendah.

Apa yang dapat anda lakukan sebagai pengawas?


Pastikan pekerja yang bekerja dengan peralatan dengan tingkat
getaran tinggi memakai APD seperti sarung tangan penahan
getar, jika memungkinkan arahkan pekerja menggunakan alat
dengan tingkat getaran yang lebih rendah.

BEKERJA DI DAERAH RADIASI


Semua bahan radioaktif yang berada di fasilitas harus disimpan
di dalam tempat yang disediakan secara khusus, sehingga dosis
di luar tempat penyimpanan tidak melebihi 0.25 mRems/jam.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 140

Efek terhadap kesehatan: Bahaya sinar radiasi


pengion terhadap kesehatan adalah perubahan
sel di dalam tubuh yang dapat berlangsung
cepat maupun terjadi setelah bertahun-tahun.

Apa yang dapat anda lakukan sebagai pekerja?


Anda dilarang memasuki daerah radiasi tanpa izin kerja dan alat
pelindung diri.

Apa yang dapat anda lakukan sebagai pengawas?


Pengawasan secara terus-menerus harus dilakukan untuk
memastikan bahwa tidak ada orang yang tidak berwenang
memasuki daerah radiasi, pastikan pekerja yang akan bekerja di
daerah radiasi telah memiliki izin kerja.

PENERANGAN DALAM BEKERJA


Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada
suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif.
Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100
lux.

Efek terhadap kesehatan: pencahayaan yang kurang baik pada


tempat kerja dapat menyebabkan kelelahan pada mata maupun
kerusakan permanen pada mata (mata minus bertambah).

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 141

Apa yang dapat anda lakukan sebagai


pekerja?
Pastikan anda bekerja pada area kerja yang
memiliki pencahayaan cukup, jika anda
kurang yakin, laporkan pada pengawas anda
untuk meminta pada bagian HSE melakukan
pengukuran cahaya.

Apa yang dapat anda lakukan sebagai pengawas?


Pastikan area kerja yang menjadi tanggung jawab anda memiliki
penerangan yang cukup, apabila anda tidak yakin mintalah pada
bagian HSE untuk melakukan pengukuran cahaya, apabila
pencahayaan dibawah standar akan dikordinasikan dengan
bagian jasa teknik untuk melakukan rekayasa sehingga
pencahayaan menjadi baik.

STRES AKIBAT PANAS (HEAT STRESS)


Pendahuluan: Stres akibat panas dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal misalnya pergerakan udara, pakaian, panas radiasi
(dari vessel yang panas dan matahari), kelembaban udara dan
laju kerja (tingkat kesulitan pekerjaan).

Suhu nyaman bagi orang Indonesia adalah


antara 24 – 26°oC. suhu yang lebih dingin
katakan 20°oC mengurangi efisiensi kerja
dengan keluhan kaku atau kurangnya
koordinasi otot. Suhu panas terutama
berakibat menurunkan prestasi kerja berpikir

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 142

terutama setelah suhu melampaui 32°oC.

Nilai ambang batas untuk cuaca (iklim) kerja panas


dengan indeks suhu basah dan bola (ISBB) adalah :
a. Untuk beban kerja ringan (100 – 200 kkal/jam)
tidak boleh melebihi 30 oC
b. Untuk beban kerja sedang (200 – 350
kkal/jam) tidak boleh melebihi 26,7 oC
c. Untuk beban kerja berat (>350 kkal/jam) tidak
boleh melebihi 25°oC

Efek terhadap Kesehatan:


• Biang Keringat
• Kram Otot (otot terasa sakit dan tegang)
• Kelelahan (merasa lemas)
• Syncope (jatuh pingsan)
• Heat Stroke (dapat membahayakan jiwa)

Cara Pencegahan:
• Minum air (2 gelas setiap 1/2 jam)
• Minum air sebelum mulai bekerja
• Periksa warna air seni (perhatikan
warnanya)
• Pastikan terdapat ventilasi yang
memadai
• Pindah dari tempat yang panas ke
tempat yang dingin
• Beritahukan Pengawas atau dokter, jika terdapat tanda-tanda
kesulitan

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 143

• Awasi teman kerja

Warna air seni anda memberitahukan seberapa dehidrasinya


anda.

DEHIDRASI BERAT
Minum air segera

DEHIDRASI SEDANG
Minum lebih banyak air

TIDAK DEHIDRASI

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 144

BAHAYA KIMIAWI

HIDROKARBON AROMATIK
Pendahuluan: Hidrokarbon aromatik
termasuk diantaranya benzene, toluene
dan xylene, biasanya ditemukan dalam
minyak mentah ringan dan kondensat
dalam konsentrasi rendah. Kegunaan
utama benzene adalah sebaga bahan
dasar dari pembuatan bahan-bahan
kimia seperti cyclohexane, ethyl benzene, phenol dan maleic
anhydride.

Benzene sebelumnya digunakan sebagai pelarut, tetapi dalam


kebanyakan kasus bahan-bahan yang lebih aman sekarang telah
menggantikannya. Toluene dan xylene biasanya digunakan di
laboratorium untuk membersihkan gelas-gelas. Hidrokarbon
aromatik umumnya harum dan mudah menguap.

Kemungkinan Pajanan: Hidrokarbon aromatik biasanya ter-


konsentrasi di dalam saringan arang (charcoal filters), dalam
sistem pengeringan (drying) dan pembuangan belerang
(sweetening) pada gas. Alat pelindung pernapasan harus
dikenakan bila bekerja pada saringan arang. Pajanan lain yang
potensial adalah pengambilan sampel, pekerjaan di dalam
vessel, dan selama analisis laboratorium. Vessel harus dites untuk
mengetahui hidrokarbon aromatik sebelum orang diperbolehkan
masuk, dan analisis laboratorium harus dilakukan di dalam

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 145

chemical vent hood. Prosedur pengambilan sampel dengan sistem


closed loop serta alat pelindung pernapasan sangat dianjurkan
selama pengambilan sampel hidrokarbon aromatik.

Efek terhadap Kesehatan: Efek-efek terhadap kesehatan anda


bergantung pada berapa banyak benzene yang terpapar pada
anda dan berapa lama. Efek-efek langsung dari terkena pajanan
yang tinggi termasuk:
• Sakit kepala;
• Kelelahan;
• Mual; dan
• Pusing.

Kehilangan kesadaran dapat terjadi jika terkena pajanan yang


sangat tinggi. Pajanan dalam jangka waktu yang lama terhadap
benzene dapat mengakibatkan kelainan darah yang serius seperti
anemia dan leukimia (semacam kanker).

ASBES
Kemungkinan Pajanan: Asbes mungkin
ditemukan dalam insulasi pipa dan
bangunan lama, gasket/insulasi
temperatur tinggi, bahan gasket/packing
katup, dan pada sebagian bahan
bangunan. Di tempat lain dimana asbes
digunakan sebagai material insulasi,
tidaklah mudah untuk friable dan memiliki

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 146

sebuah pajanan yang minimal selama penggunaan material yang


mengandung asbes secara normal.

Efek terhadap Kesehatan: serat asbes sangat berbahaya karena


bersifat karsinogenik terhadap manusia, yang menyebabkan :
asbestosis, kanker paru-paru, mesothelioma.

Alat Pelindung Diri: Alat Pelindung Diri


minimum seperti coverall yang dapat dibuang,
sarung tangan industri and peralatan pelindung
pernapasan yang dilengkapi dengan penyaring
High Efficiency Particulate Air (HEPA).

Pencegahan: Bila diketahui adanya insulasi asbes, harus


dibungkus dan diberi label sebagaimana halnya pipa atau
peralatan yang mempunyai insulasi asbes. Bahan insulasi yang
dicurigai mengandung asbes tidak boleh diganggu hingga ada
atau tidaknya asbes dikonfirmasikan. Pembuangan insulasi asbes
hanya boleh dilakukan oleh personil yang kompeten. Suatu Risk
Assessment harus dibuat untuk pekerjaan pelepasan dan
pembuangan insulasi asbes.

UAP LOGAM (METAL FUMES)


Pendahuluan: Uap logam dihasilkan dari aktifitas seperti
pengelasan, pemotongan atau brazing pada metal yang
digalvanisasi. Jika anda terlibat dalam pekerjaan pengelasan
atau pemotongan, anda harus mengenakan pakaian pelindung

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 147

yang sesuai. Hal ini juga berlaku untuk orang lain di sekitar anda
yang mungkin terkena dampak pekerjaan anda.

Pencegahan dan Alat Pelindung Diri:


Untuk mengurangi resiko dampak uap
logam terhadap bahaya kesehatan
tubuh, maka pada saat melakukan
pengelasan harus diusahakan
terdapat ventilasi yang cukup baik,
memper-hatikan arah anign dan pengelas dilengkapi dengan
pelindung pernapasan uap metal.

SILIKA
Pendahuluan: Silika terbentuk
seba-gai komponen alami dari
berbagai material digunakan
atau ditemukan di aktifitas
konstruksi. Kristal Silika hadir
dalam jumlah kecil dalam pasir,
sandstone dan granit, dan sering
membentuk proporsi yang signifikan dari clay, shale dan slate.
Silika dapat juga ditemukan di dalam chalk, limestone dan batuan
serta tanah yang lain, walaupun hal ini tidak biasa. Produk-
produk seperti concrete dan mortar juga mengandung kristal
Silika.

Terpapar oleh Silika: Bahaya-bahaya kesehatan dari Silika


datang dari menghirup debunya. Aktifitas yang dapat

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 148

menyebabkan pekerja atau publik terpapar terhadap debunya


termasuk:
● Perbaikan plafon;
● Pembersihan gedung menggunakan tekanan tinggi, khusus-
nya menggunakan pasir;
● Berbagai proses pembongkaran;
● Pengeboran dan Pemotongan beton
● Pekerjaan terowongan.

Debu silika dapat terhirup ke dalam tubuh


selama operasi abrasive blasting dan
gerinda, di mana material blasting
mengandung silika bebas yang melebihi
1%. Pemakaian silika bebas sebagai bahan
blasting tidak diperbolehkan di lingkungan
Pertamina. Ujung selang (nozzle) yang
digunakan pada pekerjaan abrasive blasting harus dilengkapi
dengan sebuah deadman control. Pekerjaan abrasive blasting
pada benda-benda yang kecil harus dilakukan menggunakan
kotak atau ruang blasting.

Efek terhadap Kesehatan: Menghirup debu


kristal Silika yang sangat halus dapat dapat
menyebabkan perkembangan silicosis yang
dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

Pencegahan: Untuk pekerjaan abrasive


blasting di udara terbuka, harus dilakukan

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 149

risk assessment yang antara lain menyertakan, material yang


akan digunakan, kualifikasi personil, kesesuaian medis,
persyaratan-persyaratan APD, penutupan/ventilasi tempat kerja,
dampak lingkungan, pengawasan personil, pembersihan dan
pembuangan debu.

GLIKOL
Pendahuluan: Glikol biasanya digunakan
sebagai cairan penghantar panas (heat
transfer fluids), formulasi anti beku,
hydraulic fluids dan unsur-unsur surfactant
(pelarut minyak dan busa pemadam
kebakaran). Jika Glikol dipanaskan
hingga terjadi penguraian, maka bahan
tersebut akan mengeluarkan asap dan uap yang berbau tajam
yang bisa menimbulkan iritasi mata dan saluran pernapasan.
Glikol bisa juga menimbulkan efek iritasi kulit dan dermatitis jika
terjadi kontak yang secara terus menerus.

Alat Pelindung Diri: Pelindung tangan, mata dan muka harus


dikenakan bila bekerja dengan Glikol. Jika terdapat uap Glikol,
respirator yang dilengkapi cartridge uap bahan organik dan
penyaring awal, harus digunakan.

ASPHYXIATES
Pendahuluan: Asphyxiates termasuk nitrogen, karbon dioksida,
karbon monoksida dan gas alam. Asphyxiates menggantikan

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 150

oksigen di tempat atau di dalam ruang terbatas (confined space)


di mana tidak terdapat ventilasi yang baik.

Kemungkinan Pemaparan: Pengelasan atau pemotongan dengan


api di dalam ruang terbatas (confined space) bisa menghabiskan
oksigen dan produk sampingan dari pembakaran bisa berupa
asphyxiate.

Efek terhadap Kesehatan: Indikasi dini dari asphyxiasi di


antaranya adalah sakit kepala, kelelahan, panas di mata dan
ketidak-seimbangan fungsi mental dan fisik.

Pencegahan: Perlu dilakukan penge-


cekan kandungan oksigen di semua
daerah terbatas (confined space) atau
yang tidak berventilasi dengan meng-
gunakan oxygen meter, saat sebelum
orang masuk ke dalam confined space
dan secara periodik selama adanya
pekerjaan di ruang terbatas (confined
space). Tindakan yang sangat hati-hati harus diambil untuk
memastikan bahwa portabel gas/H2S/O2 monitor dikalibrasi
secara periodik dan disertifikasi ulang sesuai anjuran pabrik.
Hanya peralatan dengan sertifikat yang masih berlaku, yang
boleh digunakan untuk tujuan-tujuan monitoring.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 151

METANOL
Pendahuluan: Metanol adalah cairan bening,
mudah terbakar dengan bau alkohol yang
digunakan sebagai pencegah pembekuan
dan mengontrol pembentukan hidrat pada
sumur-sumur dan peralatan produksi.

Efek terhadap Kesehatan: Cairan ini bisa mempengaruhi sistem


saraf sentral dan pencernaan, sementara Pajanan terhadap
konsentrasi tinggi bisa menyebabkan kebutaan.

Pencegahan: Gunakan hanya di dalam ruang yang berventilasi


baik, jauh dari sumber api, tindakan ekstra hati-hati harus diambil
saat terjadi insiden kebakaran, sebab methanol terbakar dengan
nyala yang tidak terlihat dan terdapat kemungkinan besar orang
masuk secara tidak sengaja ke uap yang sedang terbakar.

Alat Pelindung Diri: Kenakan pakaian pelindung termasuk


pelindung wajah, sarung tangan karet, boot dan coverall untuk
menghindari kontak dengan kulit. Selama keadaan darurat
perlengkapan pembantu pernapasan yang lengkap harus
dikenakan.

TUMPAHAN BAHAN-BAHAN KIMIA


Pendahuluan: Setiap tindakan pence-
gahan yang mungkin bisa dilakukan,
harus dilakukan untuk mencegah tum-
pahan atau kebocoran bahan-bahan

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 152

berbahaya. Apabila anda dapat mena-nganinya secara aman –


silakan lakukan.

Pencegahan: Namun, apabila terjadi


tumpahan bahan kimia di suatu
lokasi, maka lokasi tersebut harus
ditutup dan diberi tanda-tanda yang
dengan jelas yang menyatakan jenis
bahayanya. Untuk penanggulangan
tumpahan bahan kimia, gunakan/lihat Material Safety Data Sheet
(MSDS). Bilamana mungkin, setiap usaha harus dilakukan untuk
mencegah tumpahan memasuki saluran pembuangan atau
mengalir langsung ke laut.

Alat Pelindung Diri: Gunakan APD yang tepat ketika ada


kemungkinan terciprat atau ketumpahan, atau ketika anda bekerja
dengan peralatan yang terkontaminasi dengan material seperti
itu. Jumlah proteksi yang anda miliki harus sesuai dengan resiko
yang ada, seperti pelindung muka, sarung tangan karet dan
apron atau full chemical suit.

Laporkan semua tumpahan kimia atau bahan-bahan berbahaya


lainnya kepada pengawas anda. Dokumentasi dan prosedur
pelaporan yang relevan harus diimplementasikan.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 153

BAHAYA BIOLOGIS

GIGITAN ULAR
Pendahuluan: Gigitan ular dapat terjadi
saat bekerja, terutama bila bekerja di
lapangan yang masih banyak terdapat
rumput.
• Semua orang yang digigit ular harus
diangkut ke fasilitas medis segera.
• Sakit perut, muntah, sakit kepala
sering kali merupakan gejala awal.
• Tanda-tanda kelemahan otot akibat gigitan (envenomation)
mungkin baru akan timbul setelah 24 jam.
• Hal yang paling penting adalah menghentikan penyebaran
racun dari tempat gigitan.

Yang harus segera dilakukan:


• Jangan biarkan penderita bergerak – bawa alat angkut ke
penderita.
• Upayakan agar penderita tetap tenang dan tidak bergerak.
• Bekas gigitan jangan dicuci. Mungkin akan dilakukan sebuah
tes khusus untuk mengetahui jenis ular yang telah menggigit
penderita, berdasarkan racun yang tertinggal pada kulit.
• Bebati/balut bekas gigitan dengan kencang, dan kemudian
bebati/balut seluruh anggota badan, gunakan tekanan yang
sama seperti untuk pergelangan kaki yang terkilir.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 154

• Lakukan balutan pada lengan atau kaki agar sama sekali tidak
dapat bergerak.

Catatan:
Kalau gigitan ada pada badan atau di kepala, berikan perban
hanya pada bekas gigitannya.

MALARIA
Pendahuluan: Malaria merupakan penyakit tropis yang
disebabkan oleh protozoa parasitik dari jenis Plasmodium.
Terdapat empat spesies yang menimbulkan malaria pada
manusia, yaitu, P. falciparum, P. vivax, P. ovale dan P. malariae.

Dari keempat spesies penyebab


malaria, P. falciparum adalah yang
paling sering menyebabkan kema-
tian, khususnya akibat komplikasi
otak. Malaria bersifat endemik di
beberapa daerah di Indonesia seperti di Lombok, Sumbawa dan
Papua. Penularan Malaria kepada manusia terjadi melalui gigitan
nyamuk; spesies anopheles betina membawa dan memindahkan
protozoa dari seseorang yang terinfeksi atau pembawa yang
setengah kebal kepada orang sehat yang lain yang tidak kebal.

Pencegahan Malaria:
• Mengurangi pajanan selama waktu saat nyamuk biasa
mengigit (sore hari).
• Gunakan baju lengan panjang

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 155

• Gunakan obat penolak nyamuk (repellent)


• Gunakan prophylaxis sebagaimana yang dianjurkan oleh Grup
Medis Perusahaan.

PENYAKIT MENULAR
Istilah penyakit menular mencakup penyakit
yang ditularkan dari orang satu ke orang yang
lain secara langsung maupun secara tidak
langsung. Beberapa penyakit dapat menyebar
melalui kontak langsung dan penyakit infeksi
yang ditularkan melalui udara, sering kali
diakibatkan oleh infeksi droplets. Batuk, bersin atau bahkan berbicara
dapat memancarkan semburan halus dari mulut atau hidung. Pada
penyakit infeksi, semburan tersebut mungkin sarat bakteria.

Jika terjadi kasus penyakit menular, atau penyakit infeksi meningkat,


beritahukan dokter perusahaan dan para Pengawas/Superintendent.

Contoh penyakit menular antara lain: Malaria, Tuberculosis, STD, Flu


Burung.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 156

ERGONOMI

Pendahuluan: Ergonomi adalah ilmu untuk


menyesuaikan pekerjaan terhadap manusia.
Ergonomi menggunakan pengetahuan tentang
kemampuan fisik, keterbatasan dan karak-
teristik manusia, yang diterapkan pada
desain/rancangan suatu pekerjaan.

Kemungkinan Terpapar: Beberapa kegiatan yang bila dilakukan


secara tidak benar, mungkin dapat menyebabkab kelainan otot
(musculo-skeletal disorders atau MSDs) adalah:
o Membungkuk
o Memanjat
o Merangkak
o Menggapai
o Memutar
o Pengerahan tenaga yang berlebihan
o Pemaparan yang berulang-ulang

Efek terhadap Kesehatan: Resiko kesehatan dari ergonomi yang


buruk adalah kelainan otot MSDs – kondisi medis yang terbentuk
secara perlahan seiring bertambahnya waktu, termasuk
ketegangan & keseleo, rasa nyeri atau sakit, sindrom carpal
tunnel (tangan sakit dan lemah) serta kelainan jaringan konektif
(connective tissue).

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 157

ERGONOMI KOMPUTER
Dengan meningkatnya penggunaan komputer, masalah
keselamatan dan kesehatan terkait penglihatan dan tubuh mulai
meningkat. Kebanyakan masalah kesehatan yang akibat
penggunaan komputer adalah sementara dan sepenuhnya dapat
dicegah.

Penggunaan laptop juga dapat menimbulkan masalah tertentu


terkait dengan kecilnya layar, keyboard dan mouse atau
touchpad. Penggunaan laptop dalam waktu lama sebaiknya
dihindari.

Resiko Utama dalam penggunaan komputer adalah :


- Masalah pada musculoskeletal (otot dan tulang)
- Masalah pada mata

Posisi ergonomis dalam menggunakan komputer dapat dilihat


pada gambar berikut.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 158

Duduk di belakang komputer dalam waktu yang lama sering


menyebabkan tegang leher dan bahu dan biasanya disertai
sakit/cedera punggung. Lakukan pelenturan tiap jam. Dan
pastikan untuk berdiri dan jalan-jalan disekitar meja. Anda akan
merasa lebih baik.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 159

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 160

Masalah Musculoskeletal
Dapat terjadi sakit biasa sampai dengan masalah yang lebih
serius dan termasuk:
- Upper limb disorders seperti repetitive strain injury (RSI),
ternosinovitis dan carpal tunnel syndrome
- Ketidaknyamanan pada punggung dan leher
- Sakit kepala

Masalah masalah tersebut dapat disebabkan oleh :


- Bekerja dengan postur tidak sehat dan alami saat
menggunakan komputer
- Penopang pinggang yang tidak baik
- Duduk dengan posisi statis dalam waktu yang cukup lama
- Workstation yang tidak baik secara ergonomi

Mencegah Masalah Muskoloskeletal


Perhatian umum untuk mencegah masalah muskoloskeletal adalah:
- Istirahat secara regular dari bekerja dengan komputer,
setidaknya beberapa menit setelah bekerja dengan komputer
selama satu jam.
- Melakukan peregangan untuk relaksasi badan.
- Menggunakan peralatan seperti footrest, wrist rest dan
penyangga dokumen jika diperlukan.
- Menaruh mouse dan keyboard pada level yang sama.
- Jangan memegang mouse terlalu kencang, pegang dan klik
mouse dengan santai.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 161

- Familiarkan diri anda dengan “keyboard shortcut” untuk


aplikasi yang sering anda gunakan untuk mengurangi
penggunaan mouse.

Masalah Pada Mata


Pengguna komputer dapat merasakan
beberapa gejala terkait dengan
penglihatan termasuk
- Kelelahan mata
- Penglihatan kabur maupun berbayang
- Sensasi terbakar pada mata maupun mata berair
- Sakit kepala dan terus berubahnya resep lensa kacamata

Perhatian umum untuk mencegah eyestrain adalah:


- Istirahat secara reguler dari bekerja dengan komputer,
setidaknya 15 menit setelah bekerja dengan komputer selama
dua jam, alihkan mata anda dari layar komputer.
- Posisikan layar / tempat duduk anda sehingga ketika anda
duduk ujung layar komputer anda sejajar dengan posisi mata.
- Atur tingkat keterangan monitor anda sehingga cukup nyaman
dimata.
- Atur monitor untuk menghindari glare (misal jangan taruh tepat
didepan jendela).

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 162

MANUAL HANDLING (PENANGANAN MANUAL)


Manual handling adalah suatu kegiatan yang menggunakan
kekuatan badan sebagai tumpuan, termasuk di dalamnya
kegiatan angkat-mengangkat, membawa, mendorong, menarik,
memindahkan sesuatu yang menggunakan tenaga seorang diri
tanpa alat bantu.

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan


kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu
berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot
dan persendian akibat gerakan yang salah.

Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan akibat dari kesalahan


dalam bekerja tanpa alat bantu seperti, cedera tangan dan kaki,
otot terkilir atau keseleo. Selain itu penyakit yang dapat
ditimbulkan dari kegiatan manual handling dalam hal angkat-
mengangkat secara manual dengan frekuensi yang tinggi
(berulang-ulang) adalah cedera tulang belakang seperti back pain
(nyeri pinggang), atau lebih parah lagi bisa terkena low back
pain (nyeri pinggang bawah). Penyakit ini bisa dikategorikan

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 163

sebagai cedera tulang belakang kronis yang diakibatkan karena,


tehnik mengangkat yang tidak tepat, terlalu sering membungkuk,
mengangkat yang berulang-ulang tanpa memikirkan teknik yang
lebih baik apabila pekerjaan itu sering dilakukan.

Apa yang dapat anda lakukan?


Gunakan teknik yang benar untuk mengangkat:
• Pastikan anda tidak mengangkat beban lebih dari 20 kg,
risiko cedera punggung meningkat drastis pada level ini
• Mengangkat beban lebih dari 55 kilo tidak dapat
dilakukan secara manual, dibutuhkan alat maupun
pengangkatan secara tim untuk mengurangi risiko cedera
• Gunakan otot paha dan kaki sebagai tumpuan saat
pertama kali mengangkat, jangan pergunakan otot
pinggang. Jangan membungkuk untuk mengangkat sesuatu
meskipun barang yang diangkat sangat ringan

SALAH BENAR

• Sedapat mungkin alat yang diangkat rapat dengan dada


agar beban yang diangkat bertumpu pada tubuh, jangan
melakukan gerakan memutar pinggang saat membawa

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 164

barang, karena ini berpotensi besar mencederai tulang


belakang.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 165

KEBIJAKAN KESEHATAN

OBAT-OBATAN TERLARANG DAN ALKOHOL


• Pertamina menyadari bahwa penyalah-
gunaan obat-obatan dan alkohol akan
menghambat kemampuan seseorang untuk
melakukan pekerjaan secara aman.
Merupakan kebijakan Pertamina untuk
melindungi para pegawai, asset serta
masyarakat dimana Pertamina beroperasi,
terhadap bahaya yang timbul akibat
penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol di tempat kerja
• Dilarang memiliki, mengonsumsi, menjual
alkohol atau obat-obatan terlarang secara
tidak sah atau tanpa izin atau berada di
bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan
terlarang selama berada di lokasi
Pertamina.
• Semua pegawai, kontraktor dan orang lain, saat datang
bekerja harus bebas dari pengaruh obat-obatan dan alkohol.

HIGIENE DAN SANITASI


Semua pegawai harus mengikuti standar higiene pribadi yang
mencakup:
• Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah makan dan setelah pergi ke toilet.

HSE CORPORATE
HSE GUIDELINES – OCCUPATIONAL HEALTH | 166

• Makan, minum dan merokok harus dilakukan jauh dari tempat


bekerja.
• Usahakan agar lingkungan tetap rapih dan bebas sampah.
• Gunakan tisu untuk meludah, batuk, bersin, dan buanglah tisu
kotor ke dalam tong sampah.
• Jangan gunakan barang pribadi milik orang (misal sikat gigi,
pisau cukur).
• Jika sakit, lapor ke pengawas atau dokter.
• Berikan laporan kepada pengawas tentang tempat tempat
kotor atau kebiasaan tidak higienis di tempat kerja dan di
akomodasi.

HSE CORPORATE

Anda mungkin juga menyukai