SELF-Lution
MASALAH
Masalah kerap dianggap sebagai suatu hambatan,
gangguan, kesulitan, kesenjangan, atau ketidakselarasan.
Masalah menurut Anderson dalam Andong (2014) adalah suatu
kesenjangan atau ketidaksesuaian antara kondisi saat ini
dengan kondisi yang akan datang atau tujuan yang dituju. Hal
yang utama dalam menyatakan masalah yang terjadi adalah
memastikan bahwa kita sedang berurusan dengan masalah
utamanya atau akar masalahnya. 2. Perumusan Masalah
Melanjutkan fase sebelumnya yaitu identifikasi masalah,
tahap ini befokus pada mendapatkan lebih banyak
TAHAPAN DALAM PEMECAHAN MASALAH
informasi mengenai masalah dan meningkatkan
1. Identifikasi Masalah
pemahaman atas hal tersebut. Dengan mengumpulkan
Tahapan ini meliputi tahap menemukan dan mengetahui
fakta yang ada dan melakukan analisa, membentuk
adanya masalah, mengidentifikasi asal mula suatu masalah,
pemahaman yang komprehensif atas suatu tujuan dan
dan memaknai suatu masalah. Pada fase ini diperlukan
kendala yang ada dalam pencapaiannya. Tahap ini
lebih banyak pemikiran dan analisa untuk mendeteksi suatu
melibatkan proses observasi, pemeriksaan, dan penentuan
masalah.
gambaran besar dari masalah yang terjadi.
5. Implementasi Solusi
Tahap ini berfokus pada tindakan dari pilihan solusi yang
sudah ditentukan sebelumnya.
6. Monitoring/ Evaluasi
Tahap ini adalah tahapan akhir dari proses pemecahan PENYEBAB KONFLIK INTERPERSONAL
masalah, yaitu mengevaluasi jalannya solusi yang sudah 1. Sumber daya terbatas
dilakukan, apakah sudah berhasil atau perlu dievaluasi Pada umumnya semua orang bersaing untuk mendapatkan
dengan cara yang lebih tepat. Hal ini dapat dilakukan tujuan yang diinginkan, meski dihadapkan dengan sumber
dengan memonitoring proses dan meminta tanggapan atau daya yang terbatas. Dalam konteks penugasannya, Mentor
masukan dari pihak terkait. berupaya agar bisa memfasilitasi mentee melalui sesi
mentoring untuk membenahi kebiasaan belajarnya
KONFLIK sehingga berdampak positif terhadap prestasi belajar
Konflik menurut Janasz, et. Al (2012) adalah suatu situasi yang mentee. Sedangkan pada FL/ FP, mereka memfasilitasi
melibatkan adanya pertentangan tujuan, pemahaman, atau freshmen untuk dapat beradaptasi di awal perkuliahan.
perasaan antarindividu atau kelompok yang mengarah pada Akan menjadi konflik manakala sumber daya dari kedua
adanya perlawanan atau permusuhan. Konflik dapat muncul pihak tersebut mengalami keterbatasan, misalnya
ketersediaan waktu, komitmen, atau daya tangkap.
Student Development Center | 3
2. Perbedaan tujuan menjalankan kegiatan. Hal ini dilakukan mengingat kita
Adanya perbedaan tujuan dari kedua pihak akan tidak dapat menggunakan prinsip 1 fits for all, sehingga kita
memunculkan ketegangan atau konflik pada saat kegiatan dapat menyesuaikan cara pendekatan dengan karakter
berlangsung. Untuk itu, sebelum kegiatan dimulai orang yang dihadapi.
sebaiknya kedua belah pihak harus menyampaikan tujuan
yang hendak diraih sehingga mencapai kesepakatan dalam DAMPAK KONFLIK
menjalankan kegiatan. A. Dampak Positif
Adanya konflik dapat memberikan dampak positif, antara lain:
3. Miskomunikasi 1. Meningkatkan keterlibatan. Seluruh pihak yang terlibat
Seringkali konflik terjadi karena komunikasi yang berjalan memiliki peluang untuk membangun tujuan berbagi ide,
dengan tidak baik, baik secara verbal maupun non verbal. bertukar pendapat, dan mendapatkan wawasan dari sudut
Hal ini kerap terjadi karena tidak adanya proses klarifikasi pandang yang lain atas suatu situasi.
atas informasi yang diterima atau terbatasnya ruang untuk
membaca intonasi atau bahasa non-verbal pendukung 2. Meningkatkan keeratan antar pihak yang terlibat. Seluruh
ketika informasi disampaikan melalui media. pihak yang terlibat dalam konflik dapat membangun ikatan
yang kuat melalui penyelesaian konflik yang telah dihadapi.
4. Perbedaan sikap, nilai, dan persepsi
Perbedaan cara pandang kita terhadap sesuatu akan 3. Meningkatkan kreativitas. Dengan adanya konflik,
mengarahkan kita pada sikap dan perilaku yang berbeda menuntut seluruh pihak yang terlibat untuk mengeluarkan
pula. Contoh: persepsi dan pemaknaan mentee/ freshmen pandangannya. Hal ini akan menghasilkan penemuan baru,
terhadap kegiatan mentoring/ FEP/ FYP tidak sama dengan perbaikan, dan solusi yang kreatif.
persepsi mentor/ FL/ FP, sehingga sikap dan perilaku yang
ditunjukkan pun dapat berbeda dan dapat menimbulkan 4. Mengarahkan pada perubahan atau perkembangan yang
adanya konflik. positif. Individu yang terlibat dalam konflik dapat
mempelajari kekuatan dan kelemahannya dengan
5. Perbedaan karakteristik melewati suatu konflik. Hal ini terjadi karena konflik dalam
Kepribadian atau karakteristik diri yang berbeda juga gagasan akan menuntut individu untuk mengeluarkan
kerapkali dapat menjadi penghambat dalam melakukan pandangan dan pendapatnya atas suatu konsep dengan
kegiatan. Proses building good rapport dapat membantu orang lain.
mentor/ FL/ FP untuk mengenali kepribadian mentee/
freshmen sehingga dapat mempermudah dalam
Cooperativeness:
LOW HIGH
Importance of maintaining relationship
Student Development Center | 5
1. Menghindar (The Passive Turtle) dipertentangkan.” Mereka yang akomodatif ini akan
Motto: Saya tidak ikut campur melakukan apapun yang mungkin dilakukan untuk mengurangi
Tujuan: Tidak ikutan konflik, tidak mau mengidentifikasi resiko rusaknya hubungan dengan mereka yang terlibat. Bagi
dengan salah satu pihak, netral. Orang seperti ini membuat mereka, hubungan baik itu lebih penting daripada issu, tujuan,
orang lain yang harus bertanggung jawb untuk menyelesaikan atau progress dalam pekerjaan.
konflik. “Itu bukan masalah saya; saya tidak mau ikut campur.” Tindakan: Orang yang akomodatif mencoba merangkul semua
Tindakan: Orang tipe ini bersifat pasif dan tidak asertif. Dia yang terlibat dalam konflik. Bila konfrontasi tidak bisa
tidak mau bekerjasama dalam mendefinisikan konflik, mencari dihindari, dia akan mengusulkan solusi yang paling dapat
solusi, atau melaksanakan keputusan yang dihasilkan. Jika menjaga hubungan baik. Dia asertif untuk mencari solusi yang
konflik semakin panas, dia menarik diri atau meninggalkan bisa diterima orang lain, tetapi sering tidak asertif untuk
kelompok itu. kepentingannya sendiri. Dia bersedia mengorbankan diri dan
Hasil: “Anda kalah-saya kalah (lose-lose).” Menghindar adalah aspirasinya dan bahkan bersedia menerima kesalahan untuk
strategi negatif dan tidak produktif. Orang seperti ini konflik jika itu memang dapat membawa perdamaian dan
membebankan tanggung jawab kepada orang lain. Energi harmoni.
anggota habis termakan konflik. Untuk jangka panjang, gaya ini Hasil: “Anda menang–saya kalah (win–lose).” Penggunaan
dapat mengakibatkan perasaan tak berdaya, frustrasi dan gaya ini terus menerus tidak baik untuk semua pihak. Orang
permusuhan yang semakin besar di pihak si penghindar ini. yang selalu mengalah kepada orang lain kurang menghargai diri
Kapan dianggap cocok? sendiri atau gagasan-gagasannya. Dia pada akhirnya akan
• Bila masalah yang ditangani relatif tidak signifikan atau merasa seperti “keset” (untuk membersihkan kaki), dan bahwa
bersifat sementara. dia mengemban tanggung jawab untuk menjaga hubungan baik
• Bila masalah itu memang bukan tanggung jawab kita. antar anggota kelompok. Ini terlalu berat untuknya.
• Bila partisipan masih berpikir kurang matang, dan Kapan dianggap sesuai?
pendekatan dewasa yang partisipatif tidak efektif. • Bila isu dianggap tidak signifikan dan temporer.
• Bila perbedaan begitu mendasar sehingga konfrontasi tidak • Bila seseorang merasa tidak yakin akan gagasannya dan
akan menghasilkan apa-apa. sadar bahwa posisinya lemah.
• Bila hubungan jangka panjang lebih penting daripada issu
2. Akomodatif (The Lovable Teddy Bear) yang dipertentangkan.
Motto: “Saya akan mengalah” • Bila beberapa solusi yang sama baiknya sedang
Tujuan: Untuk menjaga hubungan dalam kelompok atau antara dipertimbangkan.
pihak-pihak yang berkonflik. Pesan yang dikembangkan
adalah: “Kebersamaan kita lebih penting daripada isu-isu yang
PROAKTIF
Silakan ambil beberapa menit untuk melakukan refleksi: TAHAPAN PROAKTIF
• Apakah kamu terbilang aktif atau pasif dalam menjalani Scivicque (2016) menyatakan tahapan untuk bersikap proaktif:
suatu peran? 1. Memprediksi. Memprediksi dengan memahami cara kerja,
• Apakah kamu pernah berpartisipasi dalam suatu kegiatan membaca pola, dan menyadari siklus yang terjadi.
yang terjadi di sekitarmu? Bayangkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di
• Apakah kamu membuat keputusan hanya pada kondisi yang masa depan dengan kreatif namun tetap logis.
menuntutmu untuk seperti itu atau kamu secara inisiatif
membuat keputusan besar untuk rencana jangka panjang? 2. Mencegah. Memprediksi tantangan yang mungkin terjadi
dan mampu mengalokasikan energi untuk mencegah hal
Dengan aktif terlibat dalam beberapa kegiatan dan tersebut menjadi penghambat. Tidak membiarkan diri
pengambilan keputusan, berarti kamu sudah mencoba untuk untuk merasa tidak berdaya. Ketika tantangan datang,
proaktif. Proaktif dalam kondisi tersebut berarti dapat kendalikan dan hadapi hal tersebut sehingga tidak
mengontrol situasi dengan membuat suatu kondisi terjadi berkembang menjadi masalah yang kompleks.
daripada menunggu hal tersebut terjadi. Seseorang yang
Resources:
Andong, Andi. (2014). Pemecahan Masalah Matematika
DIvergen Menggunakan Proses Berpikir Siswa yang Memiliki
Gaya Kognitir FD/ FI. AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matemaika
Vol 03 no 01.
Janasz, Suzanne C. D., Dowd, Karen O., & Schneider, Beth Z.
(2012). Interpersonal Skills in Organizations. New Your:
McGraw Hill.
https://eatyourcareer.com/2010/08/how-be-proactive-at-
work-step-system/
https://www.skillsyouneed.com/