Modul : 04
Modul 04. Pengetahuan Teknik Pantai
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat karunia-
Nya sehingga Modul Pengetahuan Teknik Pantai yang merupakan salah satu dari 12
modul yang disusun oleh PT. Bumi Harmoni Indoguna dan DR. Drs. Permadi Mulajaya, MSi,
MPd sebagai Ketua Tim sehingga dapat disusun sesuai target waktu yang ditentukan.
Sejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional
khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
maka Pusdiklat SDA dan Konstruksi Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM)
menetapkan strategi peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM di lingkungan
Kementerian PUPR melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat).
Guna meningkatkan kompetensi manajerial dan teknis SDM ASN Ke-PU-an di bidang pantai,
Pusdiklat SDA dan Konstruksi sesuai tugas fungsinya akan terus melaksanaan diklat
pengawasan pelaksanaan pantai dasar. Salah satu upaya mendukung diklat tersebut,
melalui penerbitan Modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar.
Kehadiran modul ini memiliki nilai strategis karena menjadi acuan dalam proses
pembelajaran, sehingga kebijakan pembinaan Diklat yang berupa standarisasi
penyelenggaraan Diklat dapat diwujudkan. Oleh karena itu, modul ini dapat membantu
fasilitator Diklat dalam mendisain pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta Diklat;
membantu pengelola dan penyelenggara Diklat dalam penyelenggaraan Diklat; dan
membantu peserta Diklat dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk maksud inilah maka
dilakukan penyusunan modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar yang
meliputi substansi dan format.
Disadari bahwa perkembangan lingkungan strategis berlangsung lebih cepat khususnya
terhadap dinamika pengawasan pelaksanaan pantai. Oleh karena itu, kami harapkan bahwa
dalam rangka menjaga kualitas modul ini, peranan fasilitator Diklat dan peserta Diklat juga
dibutuhkan. Konkritnya, fasilitator Diklat dapat melakukan penyesuaian dan pengembangan
terhadap isi modul, sedangkan peserta Diklat dapat memperluas bacaan yang relevan
dengan modul ini, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dinamis, interaktif dan
aktual.
Selamat memanfaatkan modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar ini.
Semoga melalui modul Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar, kompetensi peserta Diklat
dapat tercapai.
Bandung, September 2017
KEPALA PUSAT
DIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 - Pantai Landai ...................................................................................................... 6
Gambar 2 - Pantai Bertebing (Flaise)..................................................................................... 6
Gambar 3 - Pantai Karang ..................................................................................................... 7
A. TUJUAN
C. ALOKASI WAKTU
D. METODE PENYAMPAIAN
E. MEDIA
Bahan bacaan
Flip chart
Bahan presentasi
Kertas HVS dan spidol (kecil)
Metaplan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
v
Modul 04. Pengetahuan Teknik Pantai
Film Pendek
Lembar Diskusi
1. Pendahuluan
a. Sebelum materi dimulai pelatih mengecek melalui daftar hadir apakah
peserta sudah masuk ruang pelatihan dan apabila ada yang belum masuk
diminta koordinator kelas segera mengajak peserta masuk.
b. Pelatih memperkenalkaan diri baik nama, jabatan, alamat kantor dan
rumah beserta nomor telepon yang dapat dihubungi;
c. Pelatih mengajak peserta untuk menciptakan kelas yg kondusif dan saling
berbagi pengalaman;
d. Pelatih dapat menggali harapan peserta dari materi yang disapaikan;
e. Pelatih menjelaskan materi secara keseluruhan terkait alokasi waktu,
deskripsi, harapan/hasil belajar, indikator keberhasilan, materi dan metode
palatihan secara sistematis;
f. Sebelum masuk materi sebaiknya pelatih mempertanyakan kembali
apakah peserta sudah siap mengukuti proses pembelajaran;
2. Penyajian
2.1. Dinamika Pantai
a. Penyajian materi diawali dengan bertanya kepada 2 atau 3 peserta
tentang apa yang dipahami selama ini dengan pantai.
b. Pelatih mencoba merangkum dari jawaban beberapa peserta dan
kemudian menyajikan bahan tayang dengan memberikan
pemahaman bahwa pantai memiliki pengertian sebagai berikut.
c. Dilanjutkan dengan menyampaikan perubahan Garis Pantai
d. Kembali pelatih bertanya pada 2 atau 3 peserta bagaimana
terjadinya pantai.
e. Dari jawaban peserta dirumuskan dan disimpulkan dengan
menayangkan bahan tayang terkait proses terjadinya pantai.
f. Sub Materi ini diakhiri dengn memberikan penjelasan terkait jenis-
jenis Pantai.
2.2. Hidro - Oseanografi
a. Pelatih membuka dengan menyampaikan apa yang dimaksud
dengan Hidro-Oseanografi dan menyampaikan apa-apa saja yang
terkandung dalam Hidro-Oseanografi.
b. Pelatih menjelaskan apa yang dimaksud dengan pasang surut dan
dapat bertanya pada peserta pengertian lainnya yang juga
dipahami oleh peserta. Dilanjutkan dengan menyampaikan jenis
pasang surut di Indonesia.
c. Pelatih dapat bertanya kepada peserta apa yang peserta pahami
tentang gelombang. Beberapa jawaban peserta disimpulkan
dengan menyampaikan pengertian gelombang dari materi.
Dilanjutkan dengan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
gelombang, termasuk menjelaskan sifat gelombang itu sendiri.
d. Pelatih menjelaskan pengertian arus laut, faktor yang
mempengaruhi air laut, dan jenis air laut.
2.3. Permasalahan Pantai
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
vi
Modul 04. Pengetahuan Teknik Pantai
PENDAHULUAN
Pantai mundur merupakan akibat proses erosi pantai (abrasi) sehingga garis pantai menjadi
mundur jauh darigaris pantai lama. Garis pantai secara alami berubah dari waktu ke waktu
sejalan dengan perubahan alam seperti adanya aktivitas gelombang, angin, pasang surut
dan arus sertasedimentasi daerah delta sungai. Namun perubahan garis pantai dapat
meningkat dengan adanya gangguan ekosistim pantai seperti hutan bakau sebagai
penyangga pantai banyak dirubah fungsinya untuk dijadikan sebagai daerah pertambakan,
hunian, industri dan daerah reklamasi kemudian pembuatan tanggul dan kanal serta
bangunan-bangunan yang ada di sekitar pantai.
MATERI 01
DINAMIKA PANTAI
Disisi lain perubahan garis pantai tuga terjadi akibat faktor antropogenik seperti aktivitas
manusia di sekitarnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan garis pantai, antara lain :
1. Faktor Hidro – Oseanografi
Perubahan garis pantai berlanggsung manakala proses geomorfologi yang terjadi
pada setiap bagian pantai melebihi proses yang biasaya terjadi.
Proses geomorfologi yang dimaksud antara lain, adalah :
a. Gelombang
Gelombang terjaadi melalui proses pergerakan massa air yang dibentuk
secara umu oleh humbusan angina secara tegak lurus terhadap garis pantai.
b. Arus
Arus berfungsi sebagai media transpor sedimen dan seagai agen pengerosi
yaitu arus yang dipengaruhi oleh hempasan gelombang. Gelombang yang
menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai ( nearshore curren) yang
beerpengaruh terhadap proses sedimen atau abrasi pantai.
c. Pasang surut (Pasut)
Arus pasut berperan terhadap proses-proses di pantai seperti penyebaran
sedimen dan abrasi pantai. Pasang naik akan menyebabkan sadimen ke
dekat pantai, sedagkan bila surut akan menyebabkan majunya sedimenrtasi
kea rah laut lepas. Arus pasut umumnya tidak terlalu kuat sehingga tidak
dapat mengangkut sedimen yang berukuran besar.
2. Factor Antropogenik
Proses antropogenik addalah proses geomorfologi yang diakibatkan pleh aktivitas
manusia. Aktivitas manusia dipantai cenderung menggangggu kestabilan lingkungan
pantai. Adapun gangguan terhadap lingkungan pantai dapat diedakan menjadi
ganguan yang disengaja dan ganggun yang tidak disengaja.
Gangguan yang disengaja bersifat ptotektif terhadap garis pantai dan lingkungan
pantai, misalnya dengan membangun jeti, krib, pemecah gelombang atau reklamasi
pantai. Aktivitas manusia yang tidak disenggaja menimbulkan gangguan negative
terhadap garis pantai dan lingkungan pantai.
2) Pantai Baymouth, yaitu bukit endapan pada pantai yang memotong teluk
dengan lautan.
3) Pantai Tambolo, yaitu bukit endapan pada pantai yang menghubungkan
pulau dengan pulau utama.
4) Pantai Fyord, yaitu pantai yang berlekuk lekuk panjang sempit dan tebingnya
curam. Pantai ini terjadi karena kikisan Gletsyer.
5) Pantai Ria, pantai ini menyerupai Pantai Fyord, bedanya pada pantai Ria
pada bagian muaranya dan lebih besar dan tebingnya lebih curam, pantai ini
terbentuk karena lembah sungai yang tergenang air.
6) Pantai Sekaren, pantai ini tidak jauh masuk ke darat di mukanya terdapat
banyak pulau – pulau kecil.
7) Pantai berbukit pasir. Pantai yang terjadi karena perbedaan pasang naik dan
pasang surut yang besar.
8) Pantai berdanau (half) atau disebut pantai laguna (etang) adalah danau
pantai yang terpisah dari laut oleh Nehrung (lidah tanah) dan ke dalamnya
ada sungai yang bermuara.
9) Pantai Liman ialah teluk kecil pada muara sungai yang terajadi karean
penurunan dasar sungai dan karean erosi sungai.
10) Pamtai estuarium, mirip dengan pantai Liman yaitu muara sungai nya lebar
(berbentuk corong) bedanya adalah dasarnya lebih dalam karena terjadi
pengikisan pasang naik dan pasang surut.
11) Pantai Delta, adalah pantai yang memiliki Delta. Delta terjadi karena hasil
erosi sungai bertumpuk – tumpuk di muara sungai (sedimentasi).
12) Pantai Karang, pantai yang mempunyai banyak pulau – pulau atau batu
karang di sepanjang pantai.
b. Berdasarkan Bentuk Geografisnya
Menurut bentuknya ada empat macam pantai, yaitu pantai landai, pantai curam,
pantai bertebing dan pantai karang.
1) Pantai Landai
Pantai landai, yaitu pantai yang permukaannya relatif datar. Termasuk pantai
jenis ini adalah pantai mangrove, pantai bukit pasir, pantai delta. dan pantai
estuari.
2) Pantai Curam
Pantai curam biasanya bergunung-gunung. Karena peretakan yang
memanjang sejajar pantai dan terkikis ombak yang besar, terjadilah tebing-
tebing curam dan laut dalam.
Contohnya, pantai di selatan pulau Jawa dan barat Pulau Sumatera.
3) Pantai Bertebing (Flaise)
Pantai bertebing (Flaise) adalah pantai yang curam di muka tebing karena
adanya pegunungan melintang tegak lurus terhadap pantai. Di pantai ini
sering dijumpai laut yang dangkal. Terjadinya flaise karena penimbunan hasil
perusakan tebing pantai itu sendiri yang disebabkan oleh abrasi atau erosi
marine.
Gambar 2 - Pantai Bertebing (Flaise)
4) Pantai Karang
Pantai karang terjadi jika di dasar laut sepanjang pantai terdapat terumbu
karang, misalnya pantai di pulau sulawesi, maluku, dan nusa tenggara.
Pantai seperti ini biasanya dijadikan objek wisata laut. Misalnya, Taman
Bunaken di Manado.
2.4. Rangkuman
Proses dinamika di pantai dipengaruhi oleh gerak sedimen di daerah dekat pantai oleh
gelombang dan arus. Angkutan sedimen di pantai dapat berupa transport sedimen
sepanjang pantai (longshore transport) maupun transport tegak lurus panta (onshore-
offshore transport). Sehingga perubahan garis pantai tergantung pada sedimen yang masuk
dan yang meninggalkan pantai tersebut.
Ada 3 kondisi pantai yanitu pantai kondisi stabil, pantai mengalami akresi dan pantai
mengalami erosi/abrasi. Pantai dikatakan dalam kondisi stabil jika imbangan pantai nol.
Sedangkan pantai mengalami akresi jika imbangan pantainya positif, dan pantai mengalami
erosi jika imbangan pantainya negative
MATERI 02
HIRDO-OSEANOGRAFI
dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut
dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai
Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur.
3.1.2. Gelombang
a) Pemahaman
Gelombang adalah pergerakan naik turunnya air laut disepanjang permukaan air.
Gelombang terjadi kerena adanya angin yang bertiup di atas permukaan perairan
yang menimbulkan gaya tekan ke bawah, gaya ini akan mendorong permukaan
air menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tempat di sekitarnya yang
mengakibatkan ketidakseimbangan sehingga terjadi dorongan massa air yang
lebih tinggi untuk mengisi tempat yang lebih rendah.
Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan
bentuk karena pengaruh perubahan kedalaman laut. Berkurangnya kedalaman
laut menyebabkan semakin berkurangnya panjang gelombang dan
bertambahnya tinggi gelombang. Pada saat kemiringan gelombang
(perbandingan antara tinggi dan panjang gelombang) mencapai batas
maksimum, gelombang akan pecah. Gelombang yang telah pecah tersebut
merambat terus ke arah pantai sampai akhirnya gelombang bergerak naik dan
turun pada permukaan pantai (uprush dan downrush).
1) Angin
Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit utama
gelombang. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan
bergantung pada beberapa sifat gelombang periode dan tinggi dimana
gelombang dibentuk. Gelombang yang demikian disebut Sea.
2) Pasang Surut
Gelombang pasang surut yang terjadi si suatu perairan yang diamati adalah
merupakan penjumlahan dari komponen-komponen pasang yang disebabkan
oleh gravitasi bulan, matahari, dan benda-benda angkasa lainnya yang
mempunyai periode sendiri.tipe pasang yang berbeda-beda dan sangat
tergantung dari tempat dimana pasang itu terjadi.
Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh badai, hal tersebut akibat cuaca yang
secara tiba-tiba berubah menjadi buruk dan berdampak pada kondisi
perairan.dimana kecepatan hingga mencapai 7 – 8 meter.
4) Tsunami
Merupakan bentuk gelombang yang didorong dari dalam lautan akibat adanya
kegiatan vulkanis seperti letupan gunung api bawah laut, atau terjadinya
pergeseran lempengan Samudra/peristiwa patahan.
5) Seiche
Gelombang seiche merupakan standing wave yang sering juga disebut
gelombang diam atau lebih dikenal dengan jenis gelombang stasioner.
Gelombang ini merupakan standing wave dari periode yang relatif panjang
dan umumnya dapat terjadi di kanal, danau dan sepanjang pantai laut
terbuka. Seiche merupakan hasil perubahan secara mendadak atau seri
periode yang berlangsung secara berkala dalam tekanan atmosfir dan
kecepatan angin.
b) Sifat-sifat Gelombang
1) Reflection, yaitu gelombang akan dipantulkan apabila menemukan bentuk
pantai yang memiliki topografi eliff ataupun suatu barier/penghalang, karena
memiliki bidang pantul yang relatif tegak lurus terhadap arah gelombang
datang.
2) Refraction, yaitu gelombang akan dibelokkan menuju suatu pusat sehingga
tampak gelombang yang dating akan enuju pada suatu titik.
3) Diffraction, yaitu gelombang akan dibelokkan menuju kesegala arah
sehingga tampak gelombang akan menyebar pad seluruh garis pantai.
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di
dunia. Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah
pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus dibuat oleh para pelaut berabad-abad
yang lalu.
2) Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa
air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus.
Gaya corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan – perubahan
arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin
dalamnya kedalaman suatu perairan.
3) Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas
menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah
kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik
Faktor lainnya yang menyebabkan arus laut adalah :
1) Angin muson
Angin muson, yaitu angin yang bertiup di samudera Hindia sebelah utara
Khatulistiwa. Pada musim panas di belahan bumi utara, arus bergerak
searah dengan jarum jam. Arus ini disebut arus Muson Barat Daya. Adapun
pada waktu musim dingin di belahan bumi utara, arus bergerak berlawanan
dengan arah jarum jam. Arus ini dinamakan arus Muson Timur.
2) Angin pasat
Angin ini dapat menimbulka.n arus khatulistiwa atau arus ekuatorial. Ada dua
arus khatulistiwa, yaitu arus Khatulistiwa Utara dan arus Khatulistiwa
Selatan. Arus Khatulistiwa Utara mengalir dari Atlantik mengelilingi laut
Sargasso, sedangkan di samudera Hindia mengalir arus Khatulistiwa
Selatan.
3) Angin barat
Angin ini dapat menimbulkan arus angin barat. Di samudera belahan bumi
utara terdapat Gulfstream (arus Teluk Samudera Atlantik) dan arus Kurosiwo
(arus Hitam) di samudera Pasifik.
(a) Arus atas (arus permukaan), merupakan arus laut yang bergerak
sebagai arus yang berada di permukaan laut. Contohnya: semua arus
laut yang disebabkan oleh angin.
(b) Arus bawah, yakni air yangbergerak sebagai arus laut berada di dasar
laut. Jika arah gerakannya berubah kearah vertikal, arus ini akan
menjadi up welling dan sinkin pada beberapa daerah pantai.
(c) Long Shore Current merupakan arah aliran arus yang sejajar dengan
garis pantai.
(d) Rip Current ialah arus yang berada di pantai berpasir halus dan
bergelombang agak besar. Arah gerakannya tegak lurus dengan garis
pantai. Biasanya rip current ini mampu menyeret pasir dibawahnya
beserta orang yang berada di tempat itu menuju ke laut yang lebih
dalam. Seperti contoh di pantai Parangtritis yang memiliki kecepatan
80 km/jam.
3.2. Rangkuman
Hidro Oceanografi adalah suatu lingkup ilmiah laut yang secara khusus mempelajari tentang
sifat-sifat dari pergerakan air laut yang meliputi Pasang surut, Gelombang laut dan Arus laut.
Pegamatan terhadap pasang surut sangat penting untuk menetukan metode kerja bangunan
pelindung pantai. Sedangkan studi tentang gelombang dan arus laut penting dalam
perencanaan untuk menentukan jenis bangunan pelindung pantai.
MATERI 03
PERMASALAHAN PANTAI
4.1. Pengantar
Wilayah pantai adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayah pantai
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi
oleh sifat-sifatfisik laut seperti pasang surut, angin laut serta perembesan air asin;
sedangkan ke arah lautwilayah pantai mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh
proses alami yangterjadi di daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun
kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan manusia di daratan seperti penggundulan hutan
dan pencemaran”.
Pantai merupakan kawasan yang selalu berubah. Perubahan ini disebabkan oleh proses
pengendapan dari padatan-padatan yang berada dalam badan air, proses pengikisan
(abrasi), dan transportasi sedimen dari suatu tempat ke tempat yang lain. Perilaku pantai
tersebut sangat erat kaitannya dengan parameter lingkungan yang bekerja di wilayah itu,
seperti gelombang, arus pantai, pasang surut, maupun angin.
Berbagai aktifitas dilaut seperti gelombang dan pasang surut air laut berdampak pada
permasalahan daerah disekitar pantai. Permasalahan yang sering timbul antara lain
abrasi/erosi pantai, sedimentasi di daerah pantai, dan kerusakan lingkungan pantai.
a. Penyusutan area pantai merupakan dampak yang paling jelas dari abrasi.
Gelombang dan arus laut yang biasanya membantu jalur berangkat dan pulang
nelayan ataupun memberi pemandangan dan suasana indah di pinggir pantai
kemudian menjadi mengerikan. Hantaman-hantaman kerasnya pada daerah
pantai dapat menggetarkan bebatuan dan tanah sehingga keduanya perlahan
akan berpisah dari wilayah daratan dan menjadi bagian yang digenangi air.
b. Rusaknya hutan bakau, penanaman hutan bakau yang sejatinya ditujukan untuk
menangkal dan mengurangi resiko abrasi pantai juga berpotensi gagal total jika
abrasi pantai sudah tidak bisa dikendalikan. Ini umumnya terjadi ketika ‘musim’
badai, ketika keseimbangan ekosistem sudah benar-benar rusak ataupun saat
laut sudah kehilangan sebagian besar dari persediaan pasirnya.
c. Hilangnya tempat berkumpul ikan perairan pantai. Ini merupakan konsekuensi
logis yang terjadi dengan terkikisnya daerah pantai yang diawali gelombang dan
arus laut yang destruktif. Ketika kehilangan habitatnya, ikan-ikan pantai akan
kebingungan mencari tempat berkumpul sebab mereka tidak bisa mendiami
habitat ikan-ikan laut karena ancaman predator ataupun suhu yang tidak sesuai
dan gelombang air laut yang terlalu besar. Akibat terburuknya adalah kematian
ikan-ikan pantai tersebut.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
14
Modul 04. Pengetahuan Teknik Pantai
Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari erosi/abrasi pantai, antara lain :
a. Lapisan tanah atas semakin tipis. Erosi yang terus menerus mengikis tanah akan
berefek pada permukaan tanah atas yang makin tipis.
b. Penyebab Banjir. Erosi merupakan salah satu penyebab terjadinya bencana
banjir. Dikarenakan lahan yang erosi akan menurun kemampuannya dalam
menyerap air ke tanah. Air yang meluap dan sukar terserap dengan cepat
berdampak pada bencana banjir yang melanda suatu daerah.
c. Tanah tidak bisa menyerap air dengan baik. Intinya sama dengan poin
sebelumnya. Tanah yang erosi, tentu tidak dapat menyerap air dengan baik. Ini
menyebabkan air di permukaan akan melimpah dan meluap.
d. Sedimentasi sungai. Tanah yang terangkut oleh air yang mengikisnya
(pengikisan tanah akibat erosi oleh air), akan masuk ke sungai dan mengendap
di sana, sehingga terjadi pendangkalan sungai.
sedimentasi fluvial antara lain : tanggul alam, meander, Kipas alluvial(alluvial fan)
dan Dataran banjir.
b. Sedimentasi marine
Sedimentasi Marine yaitu proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang
laut yang terdapat disepanjang pantai. Berdasarkan ukuran butirannya,
sedimentasi marine dapat berkisar dari sedimen berukuran butir lempung sampai
gravel. Suplai muatan sedimen yang sangat tinggi yang menyebabkan
sedimentasi itu hanya dapat berasal dari daratan yang dibawa ke laut melalui
aliran sungai atau bisa saja pasir pantai oleh ombak. Pembukaan lahan di daerah
aliran sungai yang meningkatkan erosi permukaan merupakan faktor utama yang
meningkatkan suplai muatan sedimen ke laut. Bentukan alam hasil sedimentasi
marine antara lain : tembolo dan spit.
c. Sedimentasi Aeolis atau aeris
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Hembusan
angin juga bisa mengangkut material debu, pasir, bahkan bahan material yang
lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya.
Peristiwa ini disebut dengan disintegrasi yang prosesnya dapat fisik atau kimia.
Sebagai akibat proses tersebut adalah terbentuknya butiran tanah dengan
berbagai macam sifat yang berbeda, tergantung dari keadaan iklim, topografi,
jenis batuan, waktu dan organisme. Apabila partikel tanah tersebut terkikis dari
permukaan bumi atau palung sungai maka material yang dihasilkan akan
bergerak atau berpindah menurut arah aliran yang membawanya menjadi
angkutan sedimen. Sedimentasi oleh angin banyak terjadi di gurun pasir. Hasil
pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pasir
dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi
akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin
mengangkut dan mengedapkan Pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga
terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.
d. Sedimentasi Glasial
Sedimentasi hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimentasi glasial.
Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah. Pada saat
musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni
lembah. batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan
mengendap di lembah. Bentuk dari sedimentasi ini adalah osar (endapan
berbentuk unggungan sempit dan panjang), kame(seperti dataran tinggi),
drumlin(bukit kecil bulat dan panjang), dan till plain.
Komponen pembentuk di dalam lingkungan pantai terbagi menjadi dua, yaitu biotik
dan abiotik. Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
17
Modul 04. Pengetahuan Teknik Pantai
Permasalahan lain yang dihadapi dalam pengelolaan wilayah pantai, pesisir dan laut,
khususnya di Indonesia yaitu pemanfaatan ganda, pemanfaatan tak seimbang,
pengaruh kegiatan manusia, dan pencemaran wilayah pesisir.
4.5. Rangkuman
Wilayah pantai adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayah pantai
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi
oleh sifat-sifatfisik laut seperti pasang surut, angin laut serta perembesan air asin;
sedangkan ke arah lautwilayah pantai mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh
proses alami yangterjadi di daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun
kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan manusia di daratan seperti penggundulan hutan
dan pencemaran”.
Abrasi atau erosi pantai adalah kejadian alam akibat aktifitas gelombang dan arus laut yang
tidak bisa dihindari, akan tetapi proses dampak kerusakannya menjadi lebih cepat akibat
aktifitas manusia.
MATERI 04
MUARA SUNGAI
5.1. Pengertian
Sungai adalah sistem jaringan air yang terbentuk secara alami dipermukaan bumi yang
membentuk suatu pola aliran. Sumber air sungai berasal dari air hujan, air tanah, dan
gletser.
Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu wilayah tangkapan air hujan yang berfungsi menerima,
menyimpan, dan mengalirkan air hujan ke dalam suatu sistem jaringan sungai.
Hulu sungai adalah bagian tertinggi dari alur sungai dan merupakan awal sumber air yang
masuk ke sungai.
Hilir sungai adalah bagian alur sungai yang terendah dan paling dekat dengan muara sungai.
Regim sungai adalah perbedaan batas maksimum air sungai pada musim hujan dan batas
minimum air sungai pada musim kemarau. Debit air sungai adalah jumlah air yang mengalir
pada suatu lokasi tertentu di sebuah sungai per satuan waktu (m3/detik).
Muara sungai adalah lokasi terakhir air sungai mengalir ke laut atau ke danau atau ke sungai
lain. Gradien sungai adalah penampang memanjang sungai yang menunjukkan perbedaan
kemiringan antara titik terendah(muara) dengan titik tertinggi sebuah sungai (hulu).
1. Bathimetri merupakan sebuah mulut sungai digenangi oleh air laut ketika air laut
mengalami kenaikan sesudah kebangkitan periode glasial berdasarkan tiga bentuk
dimensi.
2. Pasang, dimana laut mengalami pasang surut. Pada saat pasang, air laut mengalir
kedalam mulut sungai membuat estuari mengandung garam, sedangkan pada saat
surut air kembali ke laut membuat kadar garam menjadi berkurang.
3. Arus merupakan aliran masuk, aliran keluar dan pencampuran dari air laut dengan air
daratan menghasilkan air baru dan arus pasang didalam estuari.
4. Temperatur dan salinitas merupakan perpindahan panas arus pasang dan garam
didalam estuari beraasal dari proses adveksi dan difusi.
5. Partikel/ sedimen merupakan partikel padat juga tererosi, terbawa, dan terdeposisi
menyebabkan bathimetri berubah dan memberikan pengaruh pada pasang surut, arus,
dan proses pengangkutan.
Pada saat terjadi surut, sedimen akan terdorong ke muara dan terdorong ke laut.
Selama periode titik balik dimana kecepatan aliran kecil, sebagian suspensi mengendap.
Saat berikutnya dimana air mulai pasang, kecepatan aliran bertambah besar dan
sebagian suspensi dari laut masuk kembali ke sungai bertemu dengan sedimen yang
berasal dari hulu. Dialur sungai, terutama pada waktu air surut kecepatan aliran besar,
sehingga sebagian sedimen yang telah diendapkan tererosi kembali.
Tetapi didepan muara dimana aliran telah menyebar, kecepatan aliran lebih kecil
sehingga tidak mampu mengerosi semua sedimen yang telah diedapkan. Dengan
demikian dalam satu siklus pasang surut jumlah sedimen yang mengendap jauh lebih
banyak dari yang tererosi, sehingga terjadi pengendapan didepan mulut sungai. Proses
tersebut terjadi terus-menerus sehingga muara sungai akan maju ke arah laut
membentuk delta.
kecepatan arus selama air surut tersebut besar dan cukup potensial untuk membentuk
muara sungai yang berbentuk seperti lonceng.
1. Bagian Hulu
Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah erosinya
(terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya
cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi
pengendapan.
2. Bagian Tengah
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai
berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan horizontal), palung
sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi
meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
3. Bagian Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping
(horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta
serta palungnya lebar.
5.5. Rangkuman
Sungai adalah sistem jaringan air yang terbentuk secara alami dipermukaan bumi yang
membentuk suatu pola aliran. Sumber air sungai berasal dari air hujan, air tanah, dan
gletser.
Muara sungai mengalami pasang surut akibat pengaruh dari pasang surut air laut. Terdapat
3 (tiga) jenis muara sungai, yaitu; muara yang didominasi gelombang laut, muara yang
didominasi debit sungai dan muara yang didominasi pasang surut air laut.
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Indikator dari keberhasilan pelatihan ini adalah :
Kawasan pantai adalah merupakan kawasan yang memiliki dimensi yang sangat dinamis
dengan berbagai ekosistem kehidupannya. Dimana seluruh kehidupan yang ada memiliki
keterkaitan satu sma lainnya. Perubahan garis pantai merupakan salah satu bentk
dinamisasi kawasan pantai, dimana terjadinya secara terus menerus.
LEMBAR PERTANYAAN
1. Apakah yang saudara ketahui dan berikan jelaskan tentang Pantai, berikan
penjelasannya ?
2. Sebutkan dan jelaskan faktor apakah yang menjadikan terjadinya perubahan garis pantai
?
3. Sebutkan dan berikan penjelasan terhadap apa yang saudara ketahui tentang
permasalahaan pantai ?
4. Apakah yang saudara ketahui dan berikan penjelasan dari muara sungai ?
LEMBAR DISKUSI
1. Perhatikan benar-benar tayangan film pendek tersebut dan perhatikan hal-hal yang
berkenaan dengan pantai.
2. Buat catatan-catatan kecil terkait materi atau isi yang ada dalam film tersebut.
3. Selesaikan dengan diskusi kelompok beberapa pertanyaan yang ada dibawah ini :
a. Buat identifikasi hal-hal yang ada dalam film tersebut dan yang berkaitan
dengan pantai
b. Permasalahan apa yang ada dari tayangan film tersebut.
c. Berikan masing-masing permasalahan tersebut solusinya atau
penyelesainnya.
4. Susun rangkuman dari hasil diskusi pleno setiap partanyaan diatas
DAFTAR PUSTAKA
Triatmodjo Bambang. 1999. Perencanaan Bangunan Pantai, 2012; & Teknik Pantai, 1999
Widi A. Pratikto DKK, 2014. Struktur Pelindung Pantai. Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum. 2010. SE PU Nomor 07/SE/M/2010 Perihal Pedoman
Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai. Jakarta. Kementerian
Pekerjaan Umum
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
1. Apakah yang saudara ketahui dan berikan jelaskan tentang Pantai, berikan
penjelasannya ?
Jawaban :
Pantai (shore) adalah daerah yang merupakan pertemuan antara laut dan daratan
diukur pada saat pasang tertinggi dan surut terendah.
Atau merupakan bagian dari tanah yang berdekatan dengan laut, yang masih
dipengaruhi oleh proses abrasi (erosi air laut), sedimentasi (sedimentasi), dan
pasang surut air laut.
2. Sebutkan dan jelaskan faktor apakah yang menjadikan terjadinya perubahan garis
pantai ?
Jawaban :
Faktor Hidro – Oseanografi
Perubahan garis pantai berlanggsung manakala proses geomorfologi yang terjadi
pada setiap bagian pantai melebihi proses yang biasaya terjadi.
Proses geomorfologi yang dimaksud antara lain, adalah :
a. Gelombang
Gelombang terjaadi melalui proses pergerakan massa air yang dibentuk
secara umu oleh humbusan angina secara tegak lurus terhadap garis pantai.
b. Arus
Arus berfungsi sebagai media transpor sedimen dan seagai agen pengerosi
yaitu arus yang dipengaruhi oleh hempasan gelombang. Gelombang yang
menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai ( nearshore curren) yang
beerpengaruh terhadap proses sedimen atau abrasi pantai.
c. Pasang surut (Pasut)
Arus pasut berperan terhadap proses-proses di pantai seperti penyebaran
sedimen dan abrasi pantai. Pasang naik akan menyebabkan sadimen ke
dekat pantai, sedagkan bila surut akan menyebabkan majunya sedimenrtasi
kea rah laut lepas. Arus pasut umumnya tidak terlalu kuat sehingga tidak
dapat mengangkut sedimen yang berukuran besar.
Faktor Antropogenik
Proses antropogenik adalah proses geomorfologi yang diakibatkan pleh aktivitas
manusia. Aktivitas manusia dipantai cenderung menggangggu kestabilan lingkungan
pantai. Adapun gangguan terhadap lingkungan pantai dapat diedakan menjadi
ganguan yang disengaja dan ganggun yang tidak disengaja.
Gangguan yang disengaja bersifat ptotektif terhadap garis pantai dan lingkungan
pantai, misalnya dengan membangun jeti, krib, pemecah gelombang atau reklamasi
pantai. Aktivitas manusia yang tidak disenggaja menimbulkan gangguan negative
terhadap garis pantai dan lingkungan pantai.
3. Sebutkan dan berikan penjelasan terhadap apa yang saudara ketahui tentang
permasalahaan pantai ?
Jawaban :
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
28
Modul 04. Pengetahuan Teknik Pantai
4. Apakah yang saudara ketahui dan berikan penjelasan dari muara sungai ?
Jawaban :
Muara sungai adalah lokasi terakhir air sungai mengalir ke laut atau ke danau atau ke
sungai lain.
Muara sungai merupakan bagian sungai yang berasosiasi dengan wilayah pesisir.
Menurut UU No 27 Tahun 2007 wilayah pesisir adalah daerah peralihan antar
ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Wilayah
pesisir mempunyai banyak fungsi seperi penyedia protein hewani, kaya hidrokarbon
dan mineral, serta fungsi lan seperti pelabuhan, pariwisata, serta agroindustri.