Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Studi Pemeriksaan Diabetes Melitus Dan Viral Loud HIV Di Laboratorium


Instalasi Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo

OLEH:

Disusun oleh:

Erra Ericha Safani


15030244023

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Identitas peserta PKL :


Nama : Erra Ericha Safani
NIM : 15030244023
Identitas dosen pembimbing :
Nama : Erlix Rakhmad Purnama, S.Si., M.Si.
NIDN : 0029038603
Identitas lembaga/instansi tempat PKL :
Nama lembaga/instansi : Laboratorium Instalasi Patologi Klinik RSUD dr.
Soetomo Surabaya
Alamat : Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya.

Mahasiswa:

Erra Ericha Safani


NIM 15030244023

Surabaya, 20 November 2017


Mengetahui,

Ketua Jurusan Biologi Dosen Pembimbing


Universitas Negeri Surabaya Praktek Kerja Lapangan

Dr. Yuliani, M.Si. Erlix Rakhmad Purnama, M.Si.


NIP. 196807211993032002 NIDN. 0029038603

2
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Studi Sarjana Biologi Universitas Negeri Surabaya memiliki
visi keunggulan akademik untuk menciptakan lulusan yang berwawasan
lingkungan, kompeten di bidang biologi dan terapannya berbasis penelitian,
serta memiliki daya saing bangsa secara global. Untuk mencapai visi tersebut
maka Program Studi Sarjana Biologi Universitas Negeri Surabaya memiliki
misi membangun jejaring kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan
dengan berbagai pihak. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut
Program Studi Sarjana Biologi mewajibkan mahasiswa mengambil kuliah
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan salah satu bentuk kegiatan
mahasiswa untuk menambah wawasan ilmu dan wawasan secara praktis.
Mata kuliah utama yang menjadi fokus saya adalah fisiologi dan
imunologi. Capaian pembelajaran dari kedua mata kuliah tersebut adalah
mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya melalui kajian fisiologi dan mampu
menguasai konsep untuk memecahkan masalah dalam imunologi. PKL
diharapkan dapat menjadi sarana bagi mahasiwa untuk dapat menerapkan dan
membandingkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah dalam
bentuk praktek kerja pada instansi pemerintah maupun swasta.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo merupakan salah satu
instansi yang dapat menunjang ilmu Program Studi Biologi Universitas
Negeri Surabaya. Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, maka
mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Negeri Surabaya juga dituntut
agar mampu mengintregasikan prinsip biologi dalam pengembangan minat
sesuai dengan kaidah yang benar.
Instalasi Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo memiliki Divisi Patologi
Klinik yang memiliki jenis pelayanan unggulan mengenai Diabetes Mellitus
dan Viral Loud HIV. Oleh karena itu Instalasi Patologi Klinik RSUD Dr.

3
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
Soetomo dipilih menjadi tempat PKL dengan harapan mahasiswa dapat
memperoleh pengalaman dalam proses pengembangan dan penerapan ilmu
yang terkait sekaligus sebagai sarana persiapan untuk memasuki dunia kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode yang digunakan untuk pemeriksaan Diabetes Melitus


di Laboratorium Patologi Klinik RSUD dr. Soetomo Surabaya?

2. Bagaimana metode yang digunakan untuk pemeriksaan Viral Loud HIV di


Laboratorium Patologi Klinik RSUD dr. Soetomo Surabaya?

C. Tujuan

Mempelajari dan memahami pemeriksaan laboratorium di Instalasi


Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.

D. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

 Melatih keterampilan mahasiswa Program Studi Sarjana Biologi


dengan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan
di jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya.

 Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja pada unit-
unit kerja.

 Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mencari


pengalaman yang belum pernah diperoleh dari pendidikan formal.

2. Bagi universitas

4
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
 Sebagai sarana untuk menyempurnakan kurikulum perkuliahan agar
sesuai dengan kebutuhan di lingkungan kerja.

 Sebagai pengenalan pendidikan Program Studi Sarjana Biologi pada


instansi yang membutuhkan tenaga kerja lulusan Program
Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Surabaya.

 Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat


antara Universitas Negeri Surabaya dengan Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Soetomo.

3. Bagi instansi

 Realisasi misi lembaga/instansi terhadap tanggung jawab sosial


kelembagaan.

 Sebagai sarana untuk merekrut tenaga kerja yang profesional dan


berkompetensi di bidang keahlian masing-masing.

 Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat


antara Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo dengan Universitas
Negeri Surabaya.

5
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
DAN GAMBARAN UMUM INSTANSI

A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan mengenai Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang
dikarakteristikkan dengan hiperglikemia kronis serta kelainan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh
kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya (WHO,
2006).
Hiperglikemia kronis pada diabetes melitus akan disertai
dengan kerusakan,gangguan fungsi beberapa organ tubuh
khususnya mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.
Walaupun pada diabetes melitus ditemukan gangguan metabolisme
semua sumber makanan tubuh kita, kelainan metabolisme
yangpaling utama ialah kelainan metabolisme karbohidarat. Oleh
karena itu diagnosis diabetes melitus selalu berdasarkan tingginya
kadar glukosa dalam plasma darah. Prevalensi DM sulit ditentukan
karena standar penetapan diagnosisnya berbeda-beda. Berdasarkan
kriteria American Diabetes Association tahun 2012 (ADA 2012),
sekitar 10,2 juta orang di Amerika Serikat menderita DM.
Sementara itu, di Indonesia prevalensi DM sebesar 1,5-2,3%
penduduk usia >15 tahun, bahkan di daerah Manado prevalensi
DM sebesar 6,1%. Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM
diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta memonitor terapi

6
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
dan timbulnya komplikasi. Dengan demikian, perkembangan
penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah komplikasi.

Klasifikasi Diabetes Melitus


DM adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan
tingginya kadar glukosa darah. Secara etiologi DM dapat dibagi
menjadi DM tipe 1, DM tipe 2, DM dalam kehamilan, dan diabetes
tipe lain.
DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel
β pankreas (reaksiautoimun). Sel β pankreas merupakan satu-
satunya sel tubuh yang menghasilkan insulin yang berfungsi untuk
mengatur kadar glukosa dalam tubuh. Bila kerusakan sel β
pankreas telah mencapai 80-90% maka gejala DM mulai muncul.
Perusakan sel ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada
dewasa. Sebagian besar penderita DM tipe 1 sebagian besar oleh
karena proses autoimun dan sebagian kecil non autoimun. DM tipe
1 yang tidak diketahui penyebabnya juga disebut sebagai type 1
idiopathic, pada mereka ini ditemukan insulinopenia tanpa adanya
petanda imun dan mudah sekali mengalami ketoasidosis. DM tipe
1 sebagian besar (75% kasus) terjadi sebelum usia 30 tahun dan
DM Tipe ini diperkirakan terjadi sekitar 5-10 % dari seluruh kasus
DM yang ada.
DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu
dikenal sebagai noninsulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Bentuk DM ini bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin,
defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi insulin. Pada diabetes

7
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja dijaringan perifer
(insulin resistance) dan disfungsi sel β. Akibatnya, pankreas tidak
mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi
insulin resistance. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi
insulin relatif. Kegemukan sering berhubungan dengan kondisi ini.
DM tipe 2 umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Pada DM tipe 2
terjadi gangguan pengikatan glukosa oleh reseptornya tetapi
produksi insulin masih dalam batas normal sehingga penderita
tidak tergantung pada pemberian insulin.3 Walaupun demikian
pada kelompok diabetes melitus tipe-2 sering ditemukan
komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler (John, 2006).
DM dalam kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus -
GDM) adalah kehamilan yang disertai dengan peningkatan insulin
resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).3 Pada
umumnya mulai ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau
ketiga.4 Faktor risiko GDM yakni riwayat keluarga DM,
kegemukan dan glikosuria. GDM meningkatkan morbiditas
neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia dan
makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu GDM mensekresi
insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan
makrosomia.

PREANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH


Adapun tahapan pemeriksaan gula darah yakni
mempersiapkan pasien, persiapan pengambilan sampel,
sentrifugasi dan pemisahan serum dengan sel darah. Pemeriksaan
glukosa darah dibedakan menjadi pemeriksaan glukosa darah
puasa, glukosa 2 jam post prandial dan glukosa jam ke-2 pada tes
toleransi glukosa oral.

8
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
PERSIAPAN PASIEN
Pada tahapan ini pasien diinformasikan mengenai waktu
pengambilan darah serta tatalaksana atau tindakan yang akan
dialami berdasarkan jenis pemeriksaan. Adapun jenis pemeriksaan
terdiri dari glukosa darah puasa, glukosa 2 jam post prandial atau
glukosa jam ke-2 pada tes toleransi glukosa oral.
a. Glukosa Darah Puasa (GDP)
Pasien dipuasakan 8-12 jam sebelum tes. Semua obat
dihentikan, bila ada obat yang harus diberikan ditulis pada
formulir tes (Rachmawati, 2007).
b. Glukosa 2 jam Post Prandial
Dilakukan 2 jam setelah tes glukosa darah puasa (GDP).
Pasien 2 jam sebelum tes dianjurkan makan makanan yang
mengandung 100gram karbohidrat (Rachmawati, 2007).
c. Glukosa jam ke-2 pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Selama 3 hari sebelum tes, pasien dianjurkan makan
makanan yanng mengandung karbohidrat, tidak merokok, tidak
minum kopi atau alkohol. Puasa 8-12 jam sebelum tes
dilakukan. Tidak boleh olah raga dan minum obat sebelum dan
selama tes. Selama tes boleh baca buku atau kegiatan yang
tidak menimbulkan emosi. Awasi kemungkinan terjadinya
hipoglikemi (lemah, gelisah, keringatan dingin, haus dan
lapar).
2. Tinjauan mengenai HIV
Infeksi HIV dan penyakit AIDS saat ini telah menjadi
masalah kesehatan global. Selama kurun waktu 25 tahun, infeksi
HIV telah berkembang dengan pesat, bermula dari beberapa kasus
di area dan populasi tertentu hingga menyebar ke seluruh area dan
negara di dunia (Knoll, 2007).

9
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah
sindroma penyakit defisiensi imunitas seluler yang didapat,
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
merusak sel yang berfungsi untuk sistem kekebalan tubuh yaitu
CD4 (Lymphocyte T-helper).2,3 Sejak awal HIV/AIDS menjadi
epidemik di seluruh negara di dunia, para klinisi telah melakukan
pemeriksaan jumlah sel CD4 pasien sebagai indikator penurunan
sistem imun dan untuk memantau risiko progresivitas dari infeksi
HIV. Pada pertengahan tahun 1990, para klinisi mulai juga
memantau secara rutin viral load HIV, yang secara langsung
mengukur jumlah virus HIV dalam darah.

STRUKTUR HIV
HIV adalah virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam
famili Retroviridae, subfamili Lentivirinae, genus Lentivirus. HIV
termasuk virus RNA dengan berat molekul 9,7 kb (kilobases). Jenis
virus RNA dalam proses replikasinya harus membuat sebuah
salinan DNA dari RNA yang ada di dalam virus. Gen DNA tersebut
yang memungkinkan virus untuk bereplikasi. Seperti halnya virus
yang lain, HIV hanya dapat bereplikasi di dalam sel pejantan. HIV
merupakan virus yang memiliki selubung virus (envelope),
mengandung dua kopi genomik RNA virus yang terdapat di dalam
inti. Di dalam inti virus juga terdapat enzim-enzim yang digunakan
untuk membuat salinan RNA, yang diperlukan untuk replikasi HIV
yakni antara lain: reverse transcriptase, integrase, dan protease.
RNA diliputi oleh kapsul berbentuk kerucut terdiri atas sekitar
2000 kopi p24 protein virus (Knoll, 2007).

PERJALANAN INFEKSI HIV

10
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
Secara ringkas perjalanan infeksi HIV dapat dijelaskan
dalam tiga fase, yaitu: (1) Fase Infeksi Akut (Sindroma Retroviral
Akut); (2) Fase Infeksi Laten; (3) Fase Infeksi Kronis (Nasronudin,
2008).

VIRAL LOAD HIV


Tes viral load HIV adalah tes yang digunakan untuk
mengukur jumlah virus HIV di dalam darah, sedangkan jumlah
virus HIV di dalam darah disebut viral load, yang dinyatakan
dalam satuan kopi per mililiter (mL) darah. Dengan mengukur HIV
RNA di dalam darah dapat secara langsung mengukur besarnya
replikasi virus. Untuk melakukan replikasi, virus membutuhkan
RNA sebagai "cetakan" atau "blue print" agar dapat menghasilkan
virus baru. Tiap virus HIV membawa dua kopi RNA. Ini artinya
jika pada kopi RNA. Ini artinya jika pada RNA. Ini artinya jika
pada hasil tes didapatkan jumlah HIV RNA sebesar 20.000 kopi
per mL maka berarti di dalam tiap mililiter darah terdapat 10.000
partikel virus (Mylonakis, 2001).
Sejak infeksi HIV/AIDS menjadi epidemik di seluruh
negara di dunia, pemeriksaan sel T-CD4 rutin dilakukan untuk
memantau perjalanan infeksi dan sebagai indikator penurunan
sistem imun Pada pertengahan tahun 1990-an, sejak ditemukan
teknologi baru untuk mengukur secara kuantitatif HIV RNA di
dalam plasma atau dikenal sebagai viral load HIV, pemeriksaan ini
mulai rutin dilakukan oleh para klinisi sebagai prediktor yang lebih
baik daripada pemeriksaan sel limfosit T-CD4 untuk memprediksi
progresifitas perjalanan infeksi HIV.
Pemeriksaan viral load HIV juga sering digunakan untuk
menentukan efektivitas relatif dari obat antiretroviral pada
beberapa uji klinis (Holmes, 2008).

11
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
Tes viral load HIV ditujukan pada pasien-pasien yang telah
didiagnosa mengalami infeksi HIV atau AIDS. Tes ini dapat juga
dilakukan pada bayi yang baru lahir, yang ibunya diketahui
menderita HIV atau AIDS oleh karena dapat mendeteksi HIV
dalam darah lebih cepat dibandingkan tes-tes yang lain. Dengan
demikian jika memang didapatkan virus HIV di dalam sampel
darah bayi tersebut, dokter dapat mempertimbangkan untuk
memberikan terapi lebih awal. Wanita hamil yang pernah
mengalami atau baru saja mengalami paparan terhadap HIV dapat
juga melakukan tes viral load HIV. Tes ini akan membantu mereka
membuat keputusan, seperti misalnya kapan mereka harus memulai
terapi antiretroviral untuk menghindari penularan infeksi HIV pada
bayi mereka. Deteksi RNA virus penting juga dilakukan pada
penderita dengan infeksi yang masih akut (sebelum terbentuk
antibodi) atau pada kasus yang sangat jarang, pada seseorang yang
terinfeksi tanpa terbentuk antibodi (antibodi negatif) (Holmes,
2008).
HIV RNA dalam plasma dapat diukur melalui beberapa
metode atau teknik pemeriksaan, yakni: 1) Polymerase Chain
Reaction (PCR); 2) branched-chain DNA (b-DNA); 3) Nucleid
acid sequence-based amplification (NASBA).

B. Gambaran Umum Instansi


Instalasi Patologi Klinik merupakan salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya.
Instalasi Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo memberikan pelayanan
Patologi Klinik meliputi hematologi klinik, kimia klinik, imunologi klinik
dan penyakit infeksi. Personel yang bekerja di Instalasi Patologi Klinik
terdiri dari Dokter Spesialis Patologi Klinik, sarjana lain, analis,
administrasi dan tenaga pekarya kesehatan atau pembantu laboratorium.

12
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
Peralatan yang dimiliki Instalasi Patologi Klinik antara lain: (1) Alat
otomatis untuk pemeriksaan kimia klinik dengan sistem modular
terintegrasi melalui rantai penghantar spesimen dengan alat otomatis untuk
pemeriksaan imunologi (2) Alat otomatis untuk pemeriksaan darah
lengkap, faal hemostasis (3) alat otomatis pemeriksaan urinalisis (4) alat
semi-otomatis pemeriksaan eletrolit darah. Alat penghantar spesimen dari
ruang rawat inap, laboratorium satelit menggunakan "Pneumatic Tube
System (PTS)". Spesimen yang diperlukan antara lain: spesimen darah,
spesimen urin, spesimen feses, spesimen cairan tubuh lain seperti
transudat, eksudat, cairan otak.
Terdapat beberapa divisi di Instalasi Patologi Klinik RSUD
Soetomo, di antaranya pelayanan/divisi:
1. Divisi Penyakit Infeksi
 Infeksi Dengue
 Salmonella
 Swab Vagina
2. Divisi Hematologi
 Pemeriksaan Darah Lengkap
 Faal Hemostasis
 Fibrinogen
 Hb Elektroforesis
 SI, TBC
 BMA (Bone Marrow Aspiration)
3. Divisi Kimia Klinik
 Faal Hati
 Faal Ginjal
 Lemak
 Diabetes Mellitus
 Urinalisis
 Elektrolit

13
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
4. Divisi Immunologi
 Viral Load (HIV)
 CD4

Pelayanan Instalasi Patologi Klinik tersedia pada hari Senin sampai


dengan Jumat pukul 08.00 sampai 19.30. Adapun alur pelayanan patologi
klinik di RSUD Dr. Soetomo adalah sebagai berikut:

Klinik/ Tahap Pra- Tahap Tahap


Ruang Rawat analisis Analisis Pasca
Analisis

 Surat Permintaan  Pemberian  Kalibrasi  Pelaporan hasil


pemeriksaan informasi  IQC pengujian
laboratorium IRJ,  Pengambilan  Analisis spesimen  Penyampaian
IRNA spesimen  Validasi hasil uji
 Pelabelan wadah  Penulisan hasil
spesimen

IRJ: Instalasi Rawat Jalan, IRNA : Instalasi Rawat Inap


IQC : Instalasi Quality Control

Gambar 1. Alur serta kegiatan per fase pelayanan di


Instalasi
Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo.

Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang


melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan

14
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Laboratorium
harus merencanakan pola pelayanan dnegan benar dan terbakukan, yang
mengacu kepada pedoman Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 411//Menkes/PER/III/2010 tentang laboratorium klinik
berdasarkan jenis pelayanannya terbagi menjadi Laboratorium Klinik
Umum dan Laboratorium Klinik Khusus. Laboratorium Klinik Umum
adalah laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen
klinik di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi
klinik, dan imunologi klinik. Setiap laboratorium klinik memiliki tujuan
serta upaya yang akan dilaksanakan yang tercermin dalam wawasan dan
tugas sehingga laboratorium klinik dalam menyelenggarakan
pelayanannya tetap berdasarkan kepada tujuan. Laboratorium Klinik
Khusus adalah laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
spesimen klinik di bidang pemeriksaan khusus dengan kemampuan
tertentu.
Peran pelayanan Patologi Klinik meliputi tiga hal yaitu dalam
primary, secondary, dan tertiary prevention. Primary prevention antara
lain meliputi kegiatan promosi kesehatan, medical check up, pra/pasca
vaksinasi, identifikasi faktor risiko, maupun penapisan penyakit
(screening). Secondary prevention mencakup penegakkan diagnosis dan
pemantauan hasil terapi maupun menentukan prognosis sedangkan upaya
pengendalian faktor risiko supaya tidak mendapatkan serangan penyakit
yang sama atau mencegah kekambuhan berikutnya merupakan upaya
tertiary prevention. Pelayanan Patologi Klinik tidak hanya berfungsi
menunjang diagnosis klinis dan penatalaksanaan penderita, tetapi juga
berfungsi sebagai sarana untuk memastikan diagnosis.
Di bidang penelitian, sejak tahun 1963 telah disumbangkan ilmu
dan pengetahuan dalam bentuk buku maupun dalam jurnal terakreditasi
yang dipublikasikan baik oleh lulusan Patologi Klinik Fakultas Kedokteran

15
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
Universitas Airlangga maupun oleh para pakar terkait serta disebarluaskan
dalam bentuk seminar dan lokakarya. Berbagai perkembangan teknologi
laboratorium didasarkan dari penelitian yang dikembangkan menjadi
pelayanan, misalnya pemeriksaan Tb antigen yang memiliki keunggulan
dapat memastikan adanya antigen Myobacterium tuberculosis dari sputum,
pemeriksaan PCR genotyping HPV dapat memprediksi risiko tinggi untuk
menjadi kanker serviks, pemeriksaan viral load HIV maupun pemeriksaan
HCV RNA kombinasi dengan HCV typing untuk memulai pengobatan
hepatitis C.

BAB III

PELAKSANAAN

A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi : Instalasi Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Soetomo
Waktu : 15 Januari - 15 Februari 2018
Alamat : Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya.

B. Bentuk Kegiatan
Perincian bentuk kegiatan yang akan dilakukan selama PKL adalah
sebagai berikut:
1. Pengenalan intansi dan lapangan
2. Studi literatur
3. Observasi di laboratorium
4. Pengumpulan data
5. Konsultasi ke pembimbing
6. Penulisan laporan.

16
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan

C. Bidang Kompetensi
Berikut ini adalah mata kuliah yang telah kami terima sampai dengan
semester lima (waktu pengajuan proposal) pada program studi S1 Biologi yang
berkaitan dengan bidang hewan.
1. Biologi Dasar
2. Anatomi Hewan
3. Genetika Dasar
4. Biokimia
5. Biologi Sel
6. Fisiologi Hewan
7. Reproduksi Hewan
8. Bioteknologi
9. Biologi Molekuler
10. Imunologi

17
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal ini disusun sebagai bahan acuan dan pertimbangan


dengan harapan mendapat kesempatan untuk melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di Instalasi Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo
Surabaya.

18
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan

DAFTAR PUSTAKA

Holmes King K, Sparlking PF, Starnm WE, Piot P, Wasserheit JN, Corey L, et al.
Sexually Transmitted Diseases. 4th ed. New York: McGraw-Hill; 2008.
John. MF Adam. Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus yang Baru.
Cermin Dunia Kedokteran. 2006; 127:37-40.
Knoll B, Lassmann B, Temesgen Z. Current Status of HIV Infection: a review
for non HIV-treating physicians. Int J of Dermatol 2007; 46: 1219–28.
Mylonakis E, Paliou M, Rich JD. Plasma Viral load testing in the management
of HIV Infection. Am Fam Physician 2001; 63: 483–90, 495–6.
Nasronudin. HIV & AIDS Pendekatan Biologi 3. Nasronudin. HIV & AIDS
Pendekatan Biologi Molekuler Klinis dan Sosial. Edisi 1. Surabaya:
Airlangga University Press; 2008.
Rachmawati, A.M., Bahrun, U., Rusli, B., Hardjoeno. Tes DiabetesMelitus.
Dalam Hardjono dkk. Interpretasi Hasil Diagnostik TesLaboratorium
Diagnostik. Cetakan 3. Lembaga Pendidikan Universitas Hasanudin.
Makasar. 2007. p. 167-82.
World Health Organisation. Diabetes mellitus : Report of a WHO Study Group.
World Health Organisation. Geneva-Switzerland. 2006. S5-36.
Widjayanti, A., Ratulangi, B.T. Pemeriksaan Laboratorium Penderita Diabetes.
Online. (http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-
1.htm. Access :6 Juli 2008.

19
S-1 Biologi – FMIPA UNESA
Proposal Praktik Kerja

Lapangan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURICULUM VITAE)

A. DATA PRIBADI
Nama : Erra Ericha Safani
NIM : 15030244023
Tempat Tanggal Lahir : Gresik, 28 Oktober 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pendidikan RT.03 RW.09 Dsn. Bondot
Banyuurip Ujungpangkah, Gresik
No. Telp/ HP : 081235967585
Email : erraerichasafani@gmail.com
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Kewarganegaraan : Indonesia

B. PENDIDIKAN
Tahun 2003 – 2009 : MI AL-FATTAH 1 BANYUURIP
Tahun 2009 – 2012 : MTs. AL-FATTAH BANYUURIP
Tahun 2012 – 2015 : SMAN 1 SIDAYU
Tahun 2015 – sekarang : S-1 Biologi FMIPA UNESA

20
S-1 Biologi – FMIPA UNESA

Anda mungkin juga menyukai