Pemilihan Metode Perforasi Berdasarkan Jenis Dan Kondisi Reservoir PDF
Pemilihan Metode Perforasi Berdasarkan Jenis Dan Kondisi Reservoir PDF
Edrick Pratama Sasmita (07109080). Teknik Perminyakan. Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi.
Universitas Trisakti. Jakarta
Pendahuluan
Gambar 2.1
Proses Perforasi Dengan Perforating Gun
overbalanced, apakah perforasi yg dilakukan dari sampel D lebih baik dibandingkan sampel –
ditujukan untuk melewati zona damage atau tidak, sampel lainnya. Sampel D adalah contoh formasi
Perforasi Pada Unconsolidated Sand Formation namun penetrasinya dalam. Shot density yang
Unconsolidated formation biasanya ditemukan terlalu rapat dan banyak dapat menyebabkan
pada kedalaman yang tidak begitu dalam, dan gugurnya formasi, serta menyebabkan kepasiran
yang cukup besar, dan dengan mengurangi jumlah
tembakan, tetapi didistribusikan dengan phasing paling umum digunakan adalah dengan high shot
(gambar 3.2) yang baik perforasi ini dapat density pada phasing 60o. Sedangkan kedalaman
meningkatkan inflow dari reservoir untuk penetrasi dari peluru yang ditembakan tergantung
membersihkan debris dari hasil pelubangan. dari seberapa kompak formasi tersebut, sebagai
Penetrasi yang dalam ditujukan agar zona yang contoh:
damaged pada saat berlangsungnya pemboran
dapat dilewati (gambar 3.3), unconsolidated
reservoir cenderung memiliki porositas yang lebih
tinggi, sehingga filtrat fluida pemboran dapat lebih
mudah masuk jika lumpur yang digunakan tidak
disesuaikan dengan kondisi reservoir.
Gambar 4.1
Efek Kekuatan Kompresif Batuan
Kesimpulan
1. Pemilihan metode perforasi tidak dapat
diputuskan hanya dari melihat kondisi
batuan reservoir, namun harus dilihat aspek
Gambar 3.2 lain seperti rencana pengembangan
Sudut Jarak Antara Perforasi (Phasing) selanjutnya, trayektori pemboran, efek skin,
kondisi underbalanced atau overbalanced,
apakah ingin dibuat fracture atau tidak, dan
lain – lain.
2. Pada formasi unconsolidated, yg paling baik
adalah dengan shot density yang sedikit,
tetapi penetrasinya dalam agar dapat
meminimalisir kepasiran dan runtuhnya
lubang antara perforasi dengan perforasi
lainnya. Kepasiran juga dapat diatasi
Gambar 3.3
Ilustrasi Zona Damaged Terhadap Kedalaman Perforasi dengan pemasangan gravel pack.
3. Pada formasi consolidated, umumnya
Perforasi Pada Consolidated Sand Formation dilakukan perforasi dengan phasing 60o dan
Dengan kepadatan dan ikatan antar butir batuan shot density yang tinggi. Hal ini dilakukan
yang lebih baik, maka pemilihan metode perforasi karena kondisi batuan reservoir yang
pada jenis reservoir ini akan lebih mudah. Yang
dianggap cukup kuat sehingga
kemunngkinan terjadinya keruntuhan kecil.
4. Radius dari damaged zone harus
diperhitungkan, karena jika penetrasi dari
peluru tidak mampu melewati zona tersebut,
maka permeabilitas dari sumur akan
menurun, dan efeknya akan berpengaruh
pada produksi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://gekengineering.com/Downloads/Free_D
ownloads/Perforating_Basics.pdf
2. Saksono, Puguh D. “Completion Fluids – Trisakti
Workshop”. Baroid Completion Fluids Services.
Halliburton. 2012
3. http://www.slb.com/~/media/Files/perforating
/product_sheets/gun_systems/hsd/7hsd.ashx