Anda di halaman 1dari 1

ACARA PENGARUH SUHU TERHADAP RESPIRASI AEROB

Respirasi adalah proses metabolisme penting yang menghasilkan tidak hanya ATP tetapi beberapa
metabolit lain yang digunakan dalam banyak proses sintetik penting untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan homeostasis sel, termasuk dalam kondisi stres (Martim et. al. 2009). Respirasi adalah
proses oksidatif yang dikendalikan oleh tiga jalur: glikolisis, siklus asam tricarboxylic (TCA), dan
oksidasi fosforilasi (OXPHOS) (Toro et. al. 2015).Fungsi utama dari respirasi adalah melepaskan
energi bebas yang terkontrol bersama sama denganterbentuknya ATP (Advinda, 2018). Respirasi
yang membutuhkan oksigen untuk memecah molekul organik disebut respirasi aerob sedangkan
respirasi tanpa oksigen disebut respirasi anaerob (Sari et. al. 2017).

Mekanisme percobaan yang dilakukan pada kesempatan kali ini ialah mencoba membuktikan bahwa
suhu berpengaruh pada laju respirasi kecambah dengan melihat jumlah CO2 yang dihasilkan dari
berbagai macam perlakuan suhu. Bahan yang berperan sebagai pengikat CO2 hasil respirasi adalah
NaOH (variable control).

Respirasi sel tumbuhan merupakan oksidasi molekul organic oleh oksigen dari udara membentuk
karbondioksida dan air (Advinda, 2018). Reaksinya digambarkan secara sederhana sebagai berikut :

C6H1206 + 602  6H20 + 6CO2 + ATP

Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana
umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10*C. (Advinda,
2018). Adapun faktor faktor lain yang berpengaruh terhadap laju respirasi antara lain substrat,
oksigen, dan cahaya.

Respirasi memiliki andil yang besar dalam kegiatan budidaya tanaman dan pertanian guna
menetapkan situasi budidaya yang optimal. Respirasi memainkan peran penting dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai jenis stres abiotik (air, suhu, photoinhibition, salinitas, defisiensi
nutrisi, dan hipoksia / anoksia, dll., ) (Toro et. al. 2015).

Kelebihan dari respirasi aerob adalah menghasilkan ATP lebih banyak daripada yang dihasilkan
respirasi anaerob. Namun respirasi aerob juga memiliki kekurangan karena memerlukan oksigen
untuk menjalankan mekanismenya, maka proses tersebut tidak akan berjalan tanpa adanya oksigen.

DAFTAR PUSTAKA

Toro, G. and M. Pinto. 2015. Plant respiration under low oxygen. Chilean Journal Of Agricultural
Research 75(1) : 57-58.

Sari, R. dan R. Prayudyaningsih. 2017. Karakter isolat rhizobia dari tanah bekas tambang nikel dalam
memanfaatkan oksigen untuk proses metabolismenya. Info Teknis EBONI 14(2) : 124.

Martim, S. A., M. P. Santos, A. L. Pecanha, C. Pommer, E. Campostrini, A. P. Viana, A. R. Facanha, and


R. B. Smith. 2009. Photosynthesis and cell respiration modulated by water devicit in grapevine
(Vitis vinivera L.) cv. Caberet Sauvignon. Brazilian Journal Plant Physiology 21(2) : 95

Advinda, Linda. 2018, Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan, Yogyakarta : Penerbit Deepublish, Cetakan
ke-1.

Anda mungkin juga menyukai