Anda di halaman 1dari 19

Makalah Observasi Lembaga Syariah ‘BANK SYARIAH MANDIRI KCP BATU’

Disusun Untuk Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Nama Dosen Pengampu :

Idrus Andy Rahman, M. M

Nama kelompok :

Ari Widodo (20192910164)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI'AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA MALANG

2020
Daftar Isi

Dalam penulisan laporan ini penulis mencantumkan sistematika penulisan yang terdiri dari
empat bab yaitu antara lain :

BAB I : PENDAHULUAN
Didalam bab pendahuluan ini diuraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan pembahasan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN


Dalam bab ini diuraikan tentang suber informasi yang didapat serta metode pengumpulan
data yang meliputi metode wawancara dan observasi.

BAB III : PEMBAHASAN


Dalam bab ini diuraikan sacara teoris mengenai pembahasan yang berhubungan dengan
materi yang dibahas secara keseluruhan.

BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bab terakhir yng terdiri dari beberapa kesimpulan dan saran yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan dengan judul ”Laporan
Observasi Bank Syariah Mandiri”. Kami memilih judul tersebut dengan maksud agar para
pembaca, masyarakat umum serta mahasiswa pada khususnya agar dapat memahami dan
mengetahui mekanisme dan Prosedur Pembiayaan di bank syariah mandiri sehingga
masyarakat umum dapat memahami dan memanfaatkan Pembiayaan di bank syariah mandiri.

Kami sadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu kami mohon ma’af serta mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan iringan do’a yang tulus ikhlas semoga laporan ini dapat bermanfa’at bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis, 11 Januari 2020

ARI WIDODO
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-


banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia
(API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada
masyarakat Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan
konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk
meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil
memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan
bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika,
mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan
menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan
beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang
lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan
dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca
krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter
sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh
sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar
biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana profil Bank Syariah Mandiri?


2. Bagaimana struktur organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Batu?
3. Bagaimana kriteria dan Produk Layanan Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri?
4. Bagaimana mekanisme pambiayaan di Bank Syariah Mandiri?
5. Strategi apa yang diambil dalam bersaing dengan lembaga keuangan lainnya?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “Laporan hasil observasi Bank Syariah
Mandiri” berdasarkan rumusan masalah di atas antara lain

1. Mengetahui profil Bank Mandiri.


2. Mengetahui sejarah Bank Syariah Mandiri.
3. Mengetahui struktur organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Batu.
4. Mengetahui mekanisme pambiayaan di Bank Syariah Mandiri.
5. Mengetahui strategi yang diambil oleh Bank Mandiri dalam bersaing dengan lembaga
keuangan.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Bank Syariah Mandiri Jl. Diponegoro No.8, Sisir, Batu,
Kec. Batu, Jawa Timur 65314

Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bank Mandiri dengan rancangan waktu sebagai berikut:

a. Masa persiapan dilakukan pada tanggal 3 Januari 2020 dengan rangkaian


mempersiapkan surat izin observasi ke Pihak Bank Syariah Mandiri KCP Batu.
b. Masa Permohonan dilakukan pada tanggal 7 Januari 2020 dengan rangkaian
memberikan surat permohonan izin observasi ke Pihak Bank Mandiri KCP Batu
melalui Security.
c. Masa Observasi dilakukan pada tanggal 10 Januari 2020 dengan rangkaian observasi
dengan Bank Syariah Mandiri
d. Masa Penyusunan Laporan dilakukan tanggal 11 – 31 Januari 2020 dengan rangkaian
penyusunan laporan dari penulisan manual, proses editing, proses pengetikan, proses
pengiriman By Email.

B. Metode Pengumpulan Data

Di dalam peyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber-sumber data.Untuk


mempermudah penelitian ini peneliti menggunkan beberapa metode pengumpulan data,
diantaranya adalah:

1. Observasi

Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan dengan cara peneliti langsung terjun
kelapangan tepatnya di Kantor Bank Syariah Mandiri KCP Batu

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menganalisa respon atau tanggapanmengenai permasalahan


yang dirumuskan oleh penulis.Dalam metode wawancara ini peneliti akan melakukan
wawancara kepada pihak pihak yang langsung berkaitan yaitu: Ibu Isnaini Manajer
Operasional Bank syariah mandiri KCP BATU
C. SUMBER DATA

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian (lokasi
penelitian) dan merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama yaitu seperti hasil
wawancara dan observasi yang berupa keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang terkait.
Hal ini untuk mendapatkan informasi mengenai kepuasan terhadap suatu Bank.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti bukan dari cara peneliti sendiri tetapi
dikumpulkan oleh orang lain.Dalam data sekuder ini peneliti menggunakan buku laporan
tahunan Bank Syariah Mandiri 2020.

D. Teknik Analisa Data

Tehnik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian in adalah analisa Deskriptif
kualitatif, yaitu menganalisis data-data yang sudah terkumpul kemudian mengkaitkan antara
data-data yang sudah terkumpul dari proses pengumpulan data yaitu melalui wawancara dan
observasi dengan sumber datanya mula-mula dilakukan penyusunan kategori-kategori yang
sesuai dengan kualifikasi yang ada. Setelah kategori tersusun kemudian dihubungkan dengan
satu yang lain sehingga membentuk tipologi yang berhubungan dengan pemikiran yang teliti.
Dalam penerapannya, tehnik ini digunakan untuk menganalisa Produk dan pembiayaan Bank
Syariah Mandiri.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan

Nama : PT Bank Syariah Mandiri KCP Batu


Alamat : Jl. Diponegoro no8,sisir,Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65314
Telepon : (0341) 5025551
Situs Web : www.syariahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri : Agustus 2005 (kantor cabang pembantu)
juli 1999 (kantor cabang induk)
Modal Aset : Rp1.000.000.000.000,-
Kantor Area : kantor cabang pembantu,yaitu terketak di Jl. Letjen Sutoyo No. 77B,
Lowokwaru, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timu
Jumlah Jaringan ATM : 5 ATM Syariah Mandiri, Kota Batu 2 ATM Syariah Mandiri
Jumlah Karyawan : 52 orang (Per Januari 2020)

Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri


Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
Misi

 Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan


 Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada
segmen UMKM
 Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang
sehat
 Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat

B. Sejarah Bank Syariah Mandiri

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca
krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter
sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh
sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar
biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga
terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya
merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.Pada saat bersamaan,
pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan
dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta
membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai
respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).Tim Pengembangan Perbankan
Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat
untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank
syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan
sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah
Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8
September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank
Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya,
melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999,
BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan
dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni
antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank
Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

C. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri terdiri atas BSM Pusat, BSM Kantor Cabang, BSM Kantor Cabang
Pembantu, dan BSM Unit. Semua produk dan layanan yang diberikan sama antara BSM
Pusat, BSM Cabang, BSM Cabang Pembantu dan BSM Unit. Yang membedakan hanyalah
tingkat kewenangan dalam memberikan keputusan. Adapun tugas-tugas yang dilakukan oleh
bagian-bagian pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gresik diantaranya:
1. Kepala Cabang

a. Mengkoordinasi dan menetapkan rencana kerja tahunan Capem/UPS, agar selaras


dengan visi, misi dan strategi BSM.
b. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja Capem/UPS untuk
memastikan tercapainya target Capem/UPS yang telah ditetapkan, secara tepat waktu.
c. Menetapkan kebutuhan dan strategi pengembangan SDI di Capem/UPS, untuk
memastikan jumlah dan kualifikasi SDI sesuai dengan strategi Bank.
d. Melakukan analisa SWOT terhadp kondisi Capem/UPS setiap bulan dalam rangka
menetapkan posisi Capem/UPS terhadap posisi pesaing di wilayah kerja setempat.
e. Menilai, memutuskan, dan melegalisasi kegiatan non operasional Capem/UPS.
f. Mengkoordinasikan seluruh sarana dan kegiatan untuk mencapai target yang telah
ditetapkan dan disepakati sejalan dengan visi, misi, dan Sasaran Kegiatan Kerja.
2. Operational Officer

a. Membuat rencana kerja mingguan/bulanan di bagiannya, untuk memastikan


kesesuaiannya dengan rencana kerja Capem.
b. Mengkoordinasikan dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja seluruh pegawai
bawahan langsu
c. Melakukan supervisi terhadap proses pekerjaan dibawah koordinasinya, untuk
memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana/target kerja dan
SOP yang berlaku.
d. Membuat dan mengkaji pelaksanaan rencana kerja bagiannya untuk memastikan
tersedianya data yang akurat dan mutakhir sebagai bahan evaluasi dan pengambilan
keputusan atasan.
e. Mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan Bawahan, agar memenuhi persyaratan
minimum jabatan sehingga dapat melakukan pekerjaannya sesuai standard dan SOP.
f. Mengkaji dan mengusulkan permintaan barang atau peralatan kerja, untuk
memastikan penggunaan yang paling efektif terhadap seluruh barang dan peralatan
kerja.

3. Analis Officer, Micro Account Officer, Officer Gadai

a. Secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan/pemahaman produk-


produk Bank Syariah Mandiri dan tatacara pelayanannya termasuk syarat-syarat dari
masing-masing jenis produk.
b. Melaksanakan pengumpulan data/informasi mengenai perkembangan ekonomi,
pembangunan, dan dunia usaha setempat untuk dijadikan indikator pengembangan
usaha Capem.
c. Mengimplementasikan budaya kerja BSM.
d. Menjaga sikap sesuai Code of Conduct BSM.
e. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan atasan

4. Admin Pembiayaan / Back Office Micro

a. Penginputan data nasabah pembiayaan dan melakukan BI cheking


b. Monitoring jadwal pembayaran / pelunasan nasabah
c. Menyimpan berkas pembiayaan
d. Pengurusan Perpanjangan BPKB dan pengajuan asuransi

5. Back Office / SDI Umum

a. Mengurus kepegawaian dan pemeliharaan kantor


b. Rekrutmen karyawan
c. Melaksanakan transfer non tunai, kliring dan RTGS
d. Membuat Laporan bulanan
6. Custemer Services

a. Memberikan penjelasan ke nasabah tentang produk, syarat dan tatacaranya


b. Melayani pembukaan rekening giro dan tabungan.
c. Melayani permintaan nasabah untuk melakukan pemblokiran
d. Melayani permintaan buku cek / bilyet giro

7. Teller

a. Menerima setoran tunai dan nontunai


b. Melakukan pembayaran
c. Mengambil/menyetor uang dari /ke Bank Indonesia, Kantor Pusat, Cabang lain atau
tempat lainsesuai penugasan
d. Mengamankan dan menyimpan uang tunai, surat berharga dan membuat laporan
sesuai dengan bidangnya

8. PMS, PMM dan Pelaksana Gadai

a. Memasarkan produk
b. Pemberkasan/kelengkapan data yang diminta dan penilaian kelayakan
c. Melakuakan akad pembiayaan
d. Maintenance / montoring nasabah

D. Mekanisme pembiayaan Bank Syariah Mandiri

 Pembiayaan Dana Berputar

Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip
musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan
riil nasabah.
Fitur:

 Jenis pembiayaan adalah pembiayaan modal kerja


 Peruntukan pembiayaan adalah perorangan dan perusahaan
 Jangka waktu pembiayaan 1 tahun dan dapat diperpanjang
 Menggunakan 2 (dua) rekening, yaitu rekening giro dan rekening pembiayaan
 Penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek/BG. Transfer
dengan menyertakan cek/BG.

Persyaratan:

1. Merupakan nasabah komersial kecil, menengah, besar dan korporasi


2. Nasabah harus membuat laporan penggunaan dana selama 1 (satu) bulan
3. Fasilitas diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sementara dan bukan
untuk Permanent Working Capital, dimana bersifat self liquidating
4. seiring dengan menurunnya aktifitas bisnis pada masa bersangkutan
5. Setiap periode penggunaan fasilitas Pembiayaan Dana Berputar harus digunakan
untuk pencapaian realisasi sales sehingga bagi hasil dapat
6. Memiliki aktifitas rekening koran yang aktif berkaitan dengan kegiatan bisnisnya.

 Pembiayaan Edukasi BSM

Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan
lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya
dengan akad ijarah.
Fitur:

 Untuk membiayai dana pendidikan di sekolah/perguruan tinggi yang telah melakukan


kerjasama dengan BSM
 Plafon pembiayaan mulai dari Rp5 juta hingga Rp250 juta, dengan maksimum
pembiayaan sebesar 80% dari harga perolehan manfaat layanan pendidikan
 Bisa diangsur mulai dari 1 tahun hingga 3 tahun
 Besar angsuran tidak melebihi 40% dari pendapatan bersih bulanan nasabah.

Persyaratan:

 Kriteria nasabah:
o merupakan orang tua/wali dari pelajar/mahasiswa
o pelajar/mahasiswa dan telah memiliki penghasilan sendiri
 Usia nasabah minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan usia
maksimal 55 tahun atau belum pensiun, khusus untuk wiraswasta dan professional
pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan usia maksimal 60 tahun.
 Karyawan dengan masa kerja minimal 2 tahun
 Profesional/wirausaha berpengalaman di bidangnya minimal 2 tahun.

 Pembiayaan Kendaraan Bermotor

BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pembiayaan untuk pembelian


kendaraan bermotor dengan sistem murabahah.
Pembiayaan yang dapat dikategorikan sebagai PKB adalah:

1. Jenis kendaraan: Mobil dan motor


2. Kondisi kendaraan: Baru dan bekas..

Untuk kendaraan baru, jangka waktu pembiayaan hingga 5 tahun sedangkan kendaraan bekas
hingga 10 tahun (dihitung termasuk usia kendaraan dan jangka waktu pembiayaan).
Syarat & Ketentuan:
1. Pemohon harus mempunyai pekerjaan dan/atau pendapatan yang tetap. Melalui
komite,mareketing kepala canang.
2. Usia pemohon pada saat pengajuan PKB minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun
pada saat jatuh tempo fasilitas PKB.
3. Pengajuan PKB dapat dilakukan sendiri-sendiri atau koordinir secara kolektif oleh
instansi dimana pemohon bekerja.

Dokumen yang Diperlukan:

1. Fotocopy kartu identitas: KTP/SIM


2. Fotocopy kartu keluarga
3. Surat keterangan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari
instansi/perusahan tempat pemohon bekerja yang menyatakan pemohon adalah
pegawai dari instansi/perusahaan yang dimaksud.
4. Slip gaji yang dishkan oleh instansi/perusahaan tempat pemohon bekerja.
5. Keterangan mengenai kendaraan bermotor yang akan dibeli meliputi jenis kendaraan,
tahun pembuatan, fotocopy BPKB, nama pembeli sebelumnya dan harga kendaraan.
6. Fotocopy surat nikah (bagi pemohon yang telah beristri/bersuami)
7. Surat persetujuan dari istri/suami (bagi pemohon telah beristri/bersuami).

 Pembiayaan Talangan Haji

Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi
kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.
Syarat:

 Memiliki rekening Tabungan MABRUR


 Memiliki formulir SPPH yang telah dilegalisir Kandepag setempat.

 Pembiayaan Umrah

Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk memfasilitasi
kebutuhan biaya perjalanan umrah seperti namun tidak terbatas untuk tiket, akomodasi dan
persiapan biaya umrah lainnya dengan akad ijarah.
Fitur:

 Angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan


 Proses permohonan yang mudah dan cepat
 Maksimal sebesar Rp 25 juta, plafond pembiayaan tidak melebihi 80% dari kebutuhan
yang akan dibiayai
 Jangka waktu pembiayaan maksimal 2 tahun.

Persyaratan:

1. Nasabah menyampaikan permohonan Pembiayaan Umrah


2. Apabila nasabah telah beristri/bersuami, maka pada saat penandatanganan akad
Pembiayaan Umrah, harus menyertakan surat persetujuan dari suami/istri
3. Minimal uang muka nasabah 20% dari biaya umrah.

Dokumen nasabah yang diperlukan:

 Fotokopi KTP Pemohon


 Fotokopi KTP Suami/Istri
 Fotokopi Kartu Keluarga dan Surat Nikah (bila sudah menikah)/Surat Cerai
 Asli slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir
 Fotokopi Surat Keputusan pengangkatan pegawai tetap
 Asli Surat Keputusan Pengangkatan calon PNS dan Pengangkatan PNS (khusus
Nasabah pegawai negeri sipil)
 Fotokopi rekening koran atau tabungan 3 bulan terakhir

 Bukti/keterangan asli keikutsertaan perjalanan umrah dari penyedia layanan umrah
(Biro Perjalanan Umrah) berikut perincian biayanya
 Surat Persetujuan dan Kuasa (form B dan C).

1. Tahap Solisitas
Pada tahap ini yang dilakukan adalah pihak bank melakukan survey tentang kondisi atau
potensi ataupun usaha daerah yang mampu dijangkau oleh cabang yang dilakukan oleh
Menejer Operasi, kemudian hasil survey tersebut dituangkan dalam bentuk laporan hasil
survey.

2. Tahap Permohonan
Pada tahap ini calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan kepada Marketing
Officer dengan dilampiri:

a. Apabila pemohon adalah Badan Usaha (BU)

 Foto copy akta pendirian notaries;


 Foto copy legalitas usaha;
 Foto copy identitas diri pengurus;
 Laporan keuangan;
 Perencanaan usaha kedepan;
 Foto copy bukti pemilikan jaminan.

b. Apabila pemohon adalah perorangan

 Foto copy legalitas usaha;


 Foto copy identitas diri & istri/suami, kartu keluarga;
 copy dokumen agunan;
 bukti pembayaran PBB dan Rek. Listrik .
3. Tahap Investigasi
Pada tahapan ini dilakukan investigasi oleh pihak Bank untuk meneliti kelayakan calon
nasabah. Investigasi yang dilakukan antara lain:

a. Pemeriksaan kebenaran/kewajaran surat permohonan pembiayaan dan lampirannya


dengan mencocokan dengan yang aslinya.
b. Wawancara terhadap calon nasabah untuk meyakinkan kebenaran / kewajaran data
lampiran surat permohonan pembiayaan dan mengumpulkan informasi lain yang
terkait dengan calon nasabah.
c. Melakukan Bank Cheking
d. Pemeriksaan setempat termasuk pemeriksaan jaminan.

4. Tahap Analisa
Pada tahap analisa Analis Officer melakukan analisa terhadap permohonan pembiayaan.
Analisa secara detail terhadap kelayakan calon nasabah dan kelayakan usaha nasabah antara
lain meliputi:

a. Analisa aspek 5C (charakter, capacity, capital, condition dan collateral) dan analisa
7A (Aspek yuridis, manajemen, produksi, pemasaran, keuangan, social ekonomi,
agunan).
b. Menghitung kewajaran besarnya pembiayaan dikaitkan dengan volume usaha
nasabah.
c. Menghitung nisbah bagi hasil/ menetapkan margin.
d. Analisa risiko dan mitigasi.
e. Membuat kesimpulan dan rekomendasi termasuk menetapkan persyaratan
pembiayaan.
f. Membuat usulan pembiayaan.
g. Mengisi formulir “keputusan komite pembiayaan”.

5. Tahap Persetujuan

Pada tahapan ini Analis Officer membuat SP3 (surat permohonan pembiayaan) yang akan
dicek oleh Manajer Pemasaran untuk kemudian dicek oleh pimpinan cabang untuk
ditandatangani untuk diserahkan kepada nasabah melalui Marketing Officer. Kemudian pihak
bank mengirimkan SP3 (surat permohonan pembiayaan) kepada calon nasabah untuk
ditandatangani diatas materai yang cukup kemudian dikembalikan kepada bank disertai
dengan dokumen yang dipersyaratkan termasuk bukti asli pemilikan jaminan utama atau
tambahan. Setelah pihak Bank Syariah Mandiri (BSM) menerima dokumen dari nasabah,
bank segera membuat check list penerimaan dokumen untuk pembuatan akad (kontrak)
pembiayaan dan surat sanggup.
6. Tahap Pencairan
Pada tahapan ini calon nasabah mengajukan permohonan pencairan pembiayaan kemudian
dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh pihak bank antara lain mengenai kelengkapan
pemenuhan persyaratan pembiayaan yang telah disepakati sebagaimana disebutkan dalam
akad maupun SP3 (surat permohonan pembiayaan).
Langkah selanjutnya adalah bahwa pimpinan cabang menerima dokumen-dokumen dari
Manajer Operasi dan melakukan pengecekan untuk memutuskan dicairkan atau ditunda
apabila disetujui maka Analis Officer membuat Customer facility dan memo pencairan untuk
disahkan oleh Manajer Pemasaran dan diserahkan kepada customer service untuk diinput,
setelah dicek manajer pemasaran kemudian diserahkan kepada administrasi pembiayaan.
Seteleh administrasi pembiayaan meyakini bahwa memo pencairan dan customer facility itu
sah maka dilakukan pencairan, memo diserahkan kepada manajer operasi untuk dilakuan
otorisasi dengan membubuhkan “ACC” dan paraf pada memo pencairan dan diserahkan
kembali pada administrasi pembiayaan.

7. Tahap Monitoring
Pada tahapan monitoring dibagi dalam beberapa tahap, diantaranya:

a. Monitoring / pembinaan nasabah khusus, pada tahap ini dilakukan dengan cara
terlebih dahulu mengklasifikasikan nasabah yang perlu mendapatkan
pembinaan.
b. Monitoring angsuran/pembiayaan akan jatuh tempo, pada tahap ini pihak bank
akan membuat daftar angsuran pembiayaan yang akan jatuh tempo pada 7
(tujuh) hari yang akan datang, sedangkan terhadap nasabah yang dalam 3
(tiga) bulan pernah menunggak angsuran/kewajiban untuk diingatkan agar
nasabah yang bersangkutan menyediakan dananya.
c. Monitoring angsuran jatuh tempo, pada tahap ini pihak bank mencetak daftar
angsuran jatuh tempo untuk dilakukan proses penagihan. Penagihan dilakukan
dalam tiga tahap yang pertama lewat telepon kemudian lewat surat dan yang
terakhir dilakukan secara langsung dengan mendatangi nasabah.
d. Monitoring kolektibilitas pembiayaan, yakni setiap awal bulan dilakukan
kolektibilitas berikut lampiran berupa daftar nasabah yang memiliki
kolektibilitas tidak lancar kemudian disampaikan kepada pimpinan cabang
untuk mendapatkan keputusan.
e. Monitoring asuransi, Pada tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan pihak
bank antara lain melakukan monitoring polis asuransi khususnya pada polis
yang akan jatuh tempo untuk dilakukan perpanjangan asuransi.

8. Tahap Pembayaran Angsuran/Pelunasan


Pada tahapan ini dimulai dari Teller yang menerima setoran dana untuk kredit rekening,
dalam hal pembayaran/pelunasan dapat dilakukan dengan cara pembayaran berupa setoran
tunai dan pembayaran setoran berupa setoran warkat (cek/bilyet giro) atau surat berharga
lainnya. Selanjutnya adalah melakukan pendebetan rekening (dana) untuk bembayaran
angsuran.

E. Strategi Bersaing Bank Syariah Mandiri

1. Variasi produk

Untuk meningkatkan kinerja dan mempertahankan serta menggaet nasabah, bank


menawarkan berbagai fasilitas, variasi dan inovasi produk serta layanan berkualitas. Dengan
berbagai fasilitas yang disediakan akan memudahkan nasabah melakukan transaksi
perbankan, Seperti Bank Syariah Mandiri (BSM) mengembangkan produk tabungan kepada
nasabah yaitu Tabungan BSM berbasis mobile banking berbasis GPRS dan pembayaran
premi Asuransi Takaful. Layanan ini memberi kemudahan bagi nasabah dalam melakukan
transaksi perbankan seperti cek saldo, cek transaksi terakhit hingga transfer antar bank real
time. Selain itu dapat membayar premi asuransi Takaful melalui ponsel. BSM menawarkan
produk simpanan investasi emas. Produk simpanan investasi emas BSM akan menggunakan
standar emas internasional 24 karat. Dalam praktiknya, BSM akan menerbitkan sertifikat bagi
nasabah pemegang rekening simpanan investasi emas. Investasi emas dititipkan ke BSM atau
di vendor yang ditunjuk BSM, yang jelas ini off balanced sheet.

2. Kemudahan transaksi

Bank Syariah Mandiri (BSM) lebih tertarik mengembangkan kartu debit syariah. BSM tengah
menjajaki penerbitan kartu debit syariah berakad murabahah. BSM mennganggap kartu debit
dinilai lebih sesuai dengan sistem keuangan syariah dibandingkan dengan kartu kredit. BSM
akan bekerja sama dengan sejumlah mitra perusahaan dan jaringan milik Bank Mandiri
sebagai induk perusahaan agar produk kartu debit dapat dilayani di tingkat global.Disamping
itu, BSM juga mengembangkan produk kredit tanpa agunan yang banyak diminati
masyarakat. Pinjaman tanpa agunan dikenal dengan istilah al-Qhardul Hasan.

3. Peningkatan service

Meningkatkan performance teller, Customer Service dan Security dalam melayani nasabah.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi yang dilakukan maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
Bank Syariah Mandiri ( BSM ) memiliki banyaknya produk – produk yang sangat beragam,
hal tersebut bertujuan dalam meberikan pelayanan yang terbaik terhadap nasabahnya, tetapi
tidak hanya itu saja Bank Syariah Mandiri tetap mengedepankan konsep syariah islam,
berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis berpendapat bahwa bank syariah mandiri
telah menjalankan konsep syariah islam yaitu ditunjukkan dengan menyalurkan dana malalui
prinsip jual beli, prinsip sewa menyewa, prinsip pinjam meminjam dan prinsip bagi hasil,
prinsip bagi hasil tersebut terdiri dari mudharabah dan musyarakah.Prosedur pembiayaan di
Bank Syariah Mandiri dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu, tahap solisitas dan
permohonan, tahap investigasi, tahap analisa, tahap persetujuan, tahap pencairan, tahap
monitoring, tahap angsuran/pelunasan.
Dalam penerapan manajemennya Bank syariah mandiri dalam memberikan pembiayaan
selalu memperhatikan aspek 5C (charaket, capacity, capital, condition dan collateral ) yaitu
dengan melihat bagaimana karakter nasabah, kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah,
kemampuan untuk membayar, kondisi perekonomian serta meminta jaminan dan juga
memperhatikan aspek lain yang saling berkaitan, hal tersebut dilakuan oleh pihak bank
syariah mandiri sebagai suatu keharusan yang merupakan salah satu prinsip suatu bank
adalah prinsip kehati-hatian, sehingga dapat meminimalisirkan tingkat pembiayaan
bermasalah. Pada dasarnya dengan adanya jaminan tersebut dimaksudkan untuk lebih
membuat nasabah berhati-hati dalam menggunakan dana pembiayaan karena Bank Syariah
Mandiri (BSM) hanya menjalankan amanah dari para nasabah yang telah menitipkan dananya
pada bank syariah mandiri.
Kegiatan Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Batu tidak jauh berbeda dengan kegiatan
Bank Syariah Mandiri (BSM) pusat, salah satunya adalah adanya pemberian pembiayaan.
Prosedur pengajuan pembiayaan dimulai dari permohonan pembiayaan secara tertulis
kemudian pihak bank akan memeriksa perrmohonan untuk kemudian diputuskan.
Berdasarkan hasil observasi , penulis berpendapat bahwa dari ketujuh tahapan prosedur
permohonan pembiayaan menggambarkan bahwa pihak Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang
Batu sangtlah berhati-hati dalam memberikan persetujuan pembiayaan.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangan. Meskipun demikian
kami menyarankan kepada pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya semoga dapat
memahami dan memanfaatkan apa yang kami susun, sehingga dapat memudahkan
melakukan transaksi di Bank Syariah Mandiri Kami sebagai manusia yang dho’if menyadari
akan kekurangan dan kekhilafan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mohon kritik dan
saran dari semua pihak untuk menuju kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga
amal baik kita dibalas oleh Allah dengan pahala dan ampunan
DAFTAR PUSTAKA

 Annisa Kartika Sari, Mart Army Shandy dan Ahmad Budisantoso. 2006. “Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank”. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai