Nama kelompok :
2020
Daftar Isi
Dalam penulisan laporan ini penulis mencantumkan sistematika penulisan yang terdiri dari
empat bab yaitu antara lain :
BAB I : PENDAHULUAN
Didalam bab pendahuluan ini diuraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan pembahasan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bab terakhir yng terdiri dari beberapa kesimpulan dan saran yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan dengan judul ”Laporan
Observasi Bank Syariah Mandiri”. Kami memilih judul tersebut dengan maksud agar para
pembaca, masyarakat umum serta mahasiswa pada khususnya agar dapat memahami dan
mengetahui mekanisme dan Prosedur Pembiayaan di bank syariah mandiri sehingga
masyarakat umum dapat memahami dan memanfaatkan Pembiayaan di bank syariah mandiri.
Kami sadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu kami mohon ma’af serta mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan iringan do’a yang tulus ikhlas semoga laporan ini dapat bermanfa’at bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
ARI WIDODO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “Laporan hasil observasi Bank Syariah
Mandiri” berdasarkan rumusan masalah di atas antara lain
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Bank Syariah Mandiri Jl. Diponegoro No.8, Sisir, Batu,
Kec. Batu, Jawa Timur 65314
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bank Mandiri dengan rancangan waktu sebagai berikut:
1. Observasi
Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan dengan cara peneliti langsung terjun
kelapangan tepatnya di Kantor Bank Syariah Mandiri KCP Batu
2. Wawancara
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian (lokasi
penelitian) dan merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama yaitu seperti hasil
wawancara dan observasi yang berupa keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang terkait.
Hal ini untuk mendapatkan informasi mengenai kepuasan terhadap suatu Bank.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti bukan dari cara peneliti sendiri tetapi
dikumpulkan oleh orang lain.Dalam data sekuder ini peneliti menggunakan buku laporan
tahunan Bank Syariah Mandiri 2020.
Tehnik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian in adalah analisa Deskriptif
kualitatif, yaitu menganalisis data-data yang sudah terkumpul kemudian mengkaitkan antara
data-data yang sudah terkumpul dari proses pengumpulan data yaitu melalui wawancara dan
observasi dengan sumber datanya mula-mula dilakukan penyusunan kategori-kategori yang
sesuai dengan kualifikasi yang ada. Setelah kategori tersusun kemudian dihubungkan dengan
satu yang lain sehingga membentuk tipologi yang berhubungan dengan pemikiran yang teliti.
Dalam penerapannya, tehnik ini digunakan untuk menganalisa Produk dan pembiayaan Bank
Syariah Mandiri.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca
krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter
sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh
sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar
biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga
terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya
merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.Pada saat bersamaan,
pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan
dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta
membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai
respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).Tim Pengembangan Perbankan
Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat
untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank
syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan
sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah
Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8
September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank
Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya,
melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999,
BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan
dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni
antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank
Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
Bank Syariah Mandiri terdiri atas BSM Pusat, BSM Kantor Cabang, BSM Kantor Cabang
Pembantu, dan BSM Unit. Semua produk dan layanan yang diberikan sama antara BSM
Pusat, BSM Cabang, BSM Cabang Pembantu dan BSM Unit. Yang membedakan hanyalah
tingkat kewenangan dalam memberikan keputusan. Adapun tugas-tugas yang dilakukan oleh
bagian-bagian pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Gresik diantaranya:
1. Kepala Cabang
7. Teller
a. Memasarkan produk
b. Pemberkasan/kelengkapan data yang diminta dan penilaian kelayakan
c. Melakuakan akad pembiayaan
d. Maintenance / montoring nasabah
Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip
musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan
riil nasabah.
Fitur:
Persyaratan:
Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan
lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya
dengan akad ijarah.
Fitur:
Persyaratan:
Kriteria nasabah:
o merupakan orang tua/wali dari pelajar/mahasiswa
o pelajar/mahasiswa dan telah memiliki penghasilan sendiri
Usia nasabah minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan usia
maksimal 55 tahun atau belum pensiun, khusus untuk wiraswasta dan professional
pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan usia maksimal 60 tahun.
Karyawan dengan masa kerja minimal 2 tahun
Profesional/wirausaha berpengalaman di bidangnya minimal 2 tahun.
Untuk kendaraan baru, jangka waktu pembiayaan hingga 5 tahun sedangkan kendaraan bekas
hingga 10 tahun (dihitung termasuk usia kendaraan dan jangka waktu pembiayaan).
Syarat & Ketentuan:
1. Pemohon harus mempunyai pekerjaan dan/atau pendapatan yang tetap. Melalui
komite,mareketing kepala canang.
2. Usia pemohon pada saat pengajuan PKB minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun
pada saat jatuh tempo fasilitas PKB.
3. Pengajuan PKB dapat dilakukan sendiri-sendiri atau koordinir secara kolektif oleh
instansi dimana pemohon bekerja.
Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi
kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.
Syarat:
Pembiayaan Umrah
Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk memfasilitasi
kebutuhan biaya perjalanan umrah seperti namun tidak terbatas untuk tiket, akomodasi dan
persiapan biaya umrah lainnya dengan akad ijarah.
Fitur:
Persyaratan:
1. Tahap Solisitas
Pada tahap ini yang dilakukan adalah pihak bank melakukan survey tentang kondisi atau
potensi ataupun usaha daerah yang mampu dijangkau oleh cabang yang dilakukan oleh
Menejer Operasi, kemudian hasil survey tersebut dituangkan dalam bentuk laporan hasil
survey.
2. Tahap Permohonan
Pada tahap ini calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan kepada Marketing
Officer dengan dilampiri:
4. Tahap Analisa
Pada tahap analisa Analis Officer melakukan analisa terhadap permohonan pembiayaan.
Analisa secara detail terhadap kelayakan calon nasabah dan kelayakan usaha nasabah antara
lain meliputi:
a. Analisa aspek 5C (charakter, capacity, capital, condition dan collateral) dan analisa
7A (Aspek yuridis, manajemen, produksi, pemasaran, keuangan, social ekonomi,
agunan).
b. Menghitung kewajaran besarnya pembiayaan dikaitkan dengan volume usaha
nasabah.
c. Menghitung nisbah bagi hasil/ menetapkan margin.
d. Analisa risiko dan mitigasi.
e. Membuat kesimpulan dan rekomendasi termasuk menetapkan persyaratan
pembiayaan.
f. Membuat usulan pembiayaan.
g. Mengisi formulir “keputusan komite pembiayaan”.
5. Tahap Persetujuan
Pada tahapan ini Analis Officer membuat SP3 (surat permohonan pembiayaan) yang akan
dicek oleh Manajer Pemasaran untuk kemudian dicek oleh pimpinan cabang untuk
ditandatangani untuk diserahkan kepada nasabah melalui Marketing Officer. Kemudian pihak
bank mengirimkan SP3 (surat permohonan pembiayaan) kepada calon nasabah untuk
ditandatangani diatas materai yang cukup kemudian dikembalikan kepada bank disertai
dengan dokumen yang dipersyaratkan termasuk bukti asli pemilikan jaminan utama atau
tambahan. Setelah pihak Bank Syariah Mandiri (BSM) menerima dokumen dari nasabah,
bank segera membuat check list penerimaan dokumen untuk pembuatan akad (kontrak)
pembiayaan dan surat sanggup.
6. Tahap Pencairan
Pada tahapan ini calon nasabah mengajukan permohonan pencairan pembiayaan kemudian
dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh pihak bank antara lain mengenai kelengkapan
pemenuhan persyaratan pembiayaan yang telah disepakati sebagaimana disebutkan dalam
akad maupun SP3 (surat permohonan pembiayaan).
Langkah selanjutnya adalah bahwa pimpinan cabang menerima dokumen-dokumen dari
Manajer Operasi dan melakukan pengecekan untuk memutuskan dicairkan atau ditunda
apabila disetujui maka Analis Officer membuat Customer facility dan memo pencairan untuk
disahkan oleh Manajer Pemasaran dan diserahkan kepada customer service untuk diinput,
setelah dicek manajer pemasaran kemudian diserahkan kepada administrasi pembiayaan.
Seteleh administrasi pembiayaan meyakini bahwa memo pencairan dan customer facility itu
sah maka dilakukan pencairan, memo diserahkan kepada manajer operasi untuk dilakuan
otorisasi dengan membubuhkan “ACC” dan paraf pada memo pencairan dan diserahkan
kembali pada administrasi pembiayaan.
7. Tahap Monitoring
Pada tahapan monitoring dibagi dalam beberapa tahap, diantaranya:
a. Monitoring / pembinaan nasabah khusus, pada tahap ini dilakukan dengan cara
terlebih dahulu mengklasifikasikan nasabah yang perlu mendapatkan
pembinaan.
b. Monitoring angsuran/pembiayaan akan jatuh tempo, pada tahap ini pihak bank
akan membuat daftar angsuran pembiayaan yang akan jatuh tempo pada 7
(tujuh) hari yang akan datang, sedangkan terhadap nasabah yang dalam 3
(tiga) bulan pernah menunggak angsuran/kewajiban untuk diingatkan agar
nasabah yang bersangkutan menyediakan dananya.
c. Monitoring angsuran jatuh tempo, pada tahap ini pihak bank mencetak daftar
angsuran jatuh tempo untuk dilakukan proses penagihan. Penagihan dilakukan
dalam tiga tahap yang pertama lewat telepon kemudian lewat surat dan yang
terakhir dilakukan secara langsung dengan mendatangi nasabah.
d. Monitoring kolektibilitas pembiayaan, yakni setiap awal bulan dilakukan
kolektibilitas berikut lampiran berupa daftar nasabah yang memiliki
kolektibilitas tidak lancar kemudian disampaikan kepada pimpinan cabang
untuk mendapatkan keputusan.
e. Monitoring asuransi, Pada tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan pihak
bank antara lain melakukan monitoring polis asuransi khususnya pada polis
yang akan jatuh tempo untuk dilakukan perpanjangan asuransi.
1. Variasi produk
2. Kemudahan transaksi
Bank Syariah Mandiri (BSM) lebih tertarik mengembangkan kartu debit syariah. BSM tengah
menjajaki penerbitan kartu debit syariah berakad murabahah. BSM mennganggap kartu debit
dinilai lebih sesuai dengan sistem keuangan syariah dibandingkan dengan kartu kredit. BSM
akan bekerja sama dengan sejumlah mitra perusahaan dan jaringan milik Bank Mandiri
sebagai induk perusahaan agar produk kartu debit dapat dilayani di tingkat global.Disamping
itu, BSM juga mengembangkan produk kredit tanpa agunan yang banyak diminati
masyarakat. Pinjaman tanpa agunan dikenal dengan istilah al-Qhardul Hasan.
3. Peningkatan service
Meningkatkan performance teller, Customer Service dan Security dalam melayani nasabah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang dilakukan maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
Bank Syariah Mandiri ( BSM ) memiliki banyaknya produk – produk yang sangat beragam,
hal tersebut bertujuan dalam meberikan pelayanan yang terbaik terhadap nasabahnya, tetapi
tidak hanya itu saja Bank Syariah Mandiri tetap mengedepankan konsep syariah islam,
berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis berpendapat bahwa bank syariah mandiri
telah menjalankan konsep syariah islam yaitu ditunjukkan dengan menyalurkan dana malalui
prinsip jual beli, prinsip sewa menyewa, prinsip pinjam meminjam dan prinsip bagi hasil,
prinsip bagi hasil tersebut terdiri dari mudharabah dan musyarakah.Prosedur pembiayaan di
Bank Syariah Mandiri dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu, tahap solisitas dan
permohonan, tahap investigasi, tahap analisa, tahap persetujuan, tahap pencairan, tahap
monitoring, tahap angsuran/pelunasan.
Dalam penerapan manajemennya Bank syariah mandiri dalam memberikan pembiayaan
selalu memperhatikan aspek 5C (charaket, capacity, capital, condition dan collateral ) yaitu
dengan melihat bagaimana karakter nasabah, kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah,
kemampuan untuk membayar, kondisi perekonomian serta meminta jaminan dan juga
memperhatikan aspek lain yang saling berkaitan, hal tersebut dilakuan oleh pihak bank
syariah mandiri sebagai suatu keharusan yang merupakan salah satu prinsip suatu bank
adalah prinsip kehati-hatian, sehingga dapat meminimalisirkan tingkat pembiayaan
bermasalah. Pada dasarnya dengan adanya jaminan tersebut dimaksudkan untuk lebih
membuat nasabah berhati-hati dalam menggunakan dana pembiayaan karena Bank Syariah
Mandiri (BSM) hanya menjalankan amanah dari para nasabah yang telah menitipkan dananya
pada bank syariah mandiri.
Kegiatan Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Batu tidak jauh berbeda dengan kegiatan
Bank Syariah Mandiri (BSM) pusat, salah satunya adalah adanya pemberian pembiayaan.
Prosedur pengajuan pembiayaan dimulai dari permohonan pembiayaan secara tertulis
kemudian pihak bank akan memeriksa perrmohonan untuk kemudian diputuskan.
Berdasarkan hasil observasi , penulis berpendapat bahwa dari ketujuh tahapan prosedur
permohonan pembiayaan menggambarkan bahwa pihak Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang
Batu sangtlah berhati-hati dalam memberikan persetujuan pembiayaan.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangan. Meskipun demikian
kami menyarankan kepada pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya semoga dapat
memahami dan memanfaatkan apa yang kami susun, sehingga dapat memudahkan
melakukan transaksi di Bank Syariah Mandiri Kami sebagai manusia yang dho’if menyadari
akan kekurangan dan kekhilafan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mohon kritik dan
saran dari semua pihak untuk menuju kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga
amal baik kita dibalas oleh Allah dengan pahala dan ampunan
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Kartika Sari, Mart Army Shandy dan Ahmad Budisantoso. 2006. “Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank”. Jakarta: Salemba Empat