Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Bank dan Lembaga Keuangan Lain pada bab Arsitektur Perbankan Indonesia. Dalam
menyusun makalah ini, terdapat kesulitan dan hambatan yang penyusun alami, namun berkat
dukungan, dorongan dan semangat dari orang-orang terdekat sehingga penyusun mampu
menyelesaikannya.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Misti Hariasih, SE MM. selaku dosen pembimbing yang telah memberi kami bimbingan
dalam materi Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
2. Orang tua, keluarga, serta teman-teman tercinta yang telah memberikan motivasi, inspirasi,
serta dukungan materi kepada penyusun untuk menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Harapan
penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca untuk ke depannya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
pemilihan kata-kata.

Sidoarjo, 1 Maret 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 3
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................................................ 3
D. MANFAAT PENULISAN ........................................................................................................ 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 4
1. The Basel Core Principles .................................................................................................... 4
2. Arsitektur Perbankan Indonesia ......................................................................................... 4
3. Enam Pilar API ..................................................................................................................... 4
4. Program Kegiatan API ......................................................................................................... 5
5. Tahap-tahap Implementasi API .......................................................................................... 7
BAB III................................................................................................................................................... 8
PENUTUP.............................................................................................................................................. 8
KESIMPULAN ................................................................................................................................. 8

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan perbankan menunjukkan dinamika dalam kehidupan ekonomi. Sebelum
sampai pada praktik-praktik yang terjadi saat ini, ada banyak permasalahan yang terkait
dengan masalah-masalah perbankan ini. Masalah utama yang muncul dalam praktik
perbankan ini adalah pengaturan sistem keuangan yang berkaitan dengan mekanisme
penentuan volume uang yang beredar dalam perekonomian. Sistem keuangan, yang
terdiri dari otoritas keuangan (financial authorities), sistem perbankan dan sistem
lembaga keuangan bukan bank, pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian
suatu Negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa
keuangan. Fasilitas jasa tersebut diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan, termasuk
pasar uang dan pasar modal.

Perkembangan perbankan yang semakin dinamis dan kompleks membuat otoritas


moneter berusaha membuat Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Dengan adanya API,
diharapkan bank nasional mampu bersaing tidak hanya pada segmen pasar domestik
tetapi juga pada pasar internasional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu basel core principles?
2. Apa itu arsitektur perbankan indonesia?
3. Apa itu enam pilar API?
4. Apa saja program kegiatan API?
5. Bagaimana tahap-tahap implementasi API?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami basel core principles
2. Untuk memahami arti perbankan indonesia
3. Untuk memahami enam pilar dari API
4. Untuk memahami kegiatan API
5. Untuk memahami tahap-tahap implementasi API

D. MANFAAT PENULISAN
Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa khususnya dalam memahami segala arsitektur
perbankan Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN
1. The Basel Core Principles
Dimaksudkan sebagai acuan dasar bagi pengawas dan otoritas publik lain di semua
negara secara internasional. Prinsip-prinsip ini dirancang bagi otoritas pengawas
berskala nasional, yang secara aktif berusaha menguatkan pengawasannya, agar mereka
dapat mengevaluasi pengawasannya selama ini. Hal ini, dengan demikian,
memungkinkan mereka untuk merancang program yang ditujukan untuk mengatasi
setiap perbedaan dengan sesegara mungkin, Prinsip-prinsip ini telah dirancang agar
dapat digunakan sebagai acuan oleh pengawas, kelompok pengawas regional, dan juga
pasar secara luas.

2. Arsitektur Perbankan Indonesia


Dengan tujuan untuk memperkuat fundamental industri perbankan di Indonesia, Bank
Indonesia mulai tahun 2004 berusaha menerapkan Arsitektur Perbankan Indonesia
(API).
Arsitektur Perbankan Indonesia merupaka suatu kerangka dasar pengembangan sistem
perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh untuk rentang waktu lima sampai
sepuluh tahun kedepan.
Kebijakan pengembangan industri perbankan di masa depan, seperti yang diungkapkan
dalam API, dilandasi oleh visi :
‧menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien
‧menciptakan kestabilan sistem keuangan
‧mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

3. Enam Pilar API


Visi Arsitektur Perbankan Indonesia adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat,
kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan nasional dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk merealisasikan pencapaian visi API
tersebut maka ditetapkan 6 pilar API. keenam pilar API tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan struktur domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu
pada standar internasional
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta
memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal
perbankan nasional
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri
perbankan yang sehat
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan

4
TANTANGAN KE DEPAN
1. Pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah
2. Struktur perbankan yang belum optimal
3. Pemenuhan kebutuhan layanan perbankan yang masih kurang
4. Pengawasan bank yang masih perlu ditingkatkan
5. Kapabilitas perbankan yang maih rendah
6. Profitabilitas dan efisiensi bank yang tidak mampu bertahan
7. Perlindungan nasabah yang masih harus ditingkatkan
8. Perkembangan teknologi informasi

4. Program Kegiatan API


Pelaksanaan keenam pilar API dijabarkan lebih rinci oleh BI dalam program kegiatan
pada rentang waktu sepuluh tahun (dari tahun 2004-2013). Program-program tersebut
adalah :

4.1.Program penguatan struktur perbankan nasional


Penguatan permodalan bank umum (konvesional dan syariah) dijalankan dalam rangka
meningkatkan kemampuan bank dalam mengelola resiko, mengembangkan teknologi
informasi, maupun meningkatkan skala usahanya guna mendukung peningkatan
kapasitas pertumbuhan kredit perbankan. Upaya yang dapat dilakukan yaitu :
1. Penambahan modal baru baik dari pemegang saham lama maupun investor baru
2. Merger untuk mencapai persyaratan modal minimum baru
3. Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal
4. Penerbitan pinjaman subordinasi (subordinated loam)

5
apabila program ini dapat berjalan dengan baik, dalam waktu sepuluh sampai lima belas
tahun kedepan, program penigkatan permodalan tersebuy diharapkan akan mnegarah
pada terciptanya struktur perbankan yang lebih optimal, yaitu terdapatnya :

‧2-3 bank yang mengarah kepada bank internasional dengan kapasitas dan kemampuan
untuk beroperasi di wilayah internasional serta memiliki modal diatas Rp 50 triliun.
‧3-5 bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang sangat luas dan beroperasi
secara nasional serta memiliki modal antara Rp 10 triliun sampai dengan Rp 50 triliun.
‧30-50 bank yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen usaha tertentu sesuai
dengan kapabilitas dan kompetensi masing-masing bank. bank-bank tersebut memiliki
modal antara Rp 100 miliar sampai dengan Rp 10 triliun.
‧Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank dengan kegiatan usaha terbatas yang
memiliki modal dibawah Rp 100 miliar.

4.2.Progam peningkatan kualitas pengaturan perbankan


Peningkatan efektivitas pengaturan serta pemenuhan standar pengaturan yang mengacu pada
international best practices adalah hal yang sangat penting. Hal tersebut dapat dicapai dengan
penyepurnaan proses penyusunan kebijakan perbankan serta penerapan 25 Basel Core
Principles for Effective Banking Supervision secara bertahap dan menyeluruh. Dalam jangka
waktu lima tahun ke depan diharapkan Bank Indonesia telah sejajar dengan negara-negara lain
dalam penerapan international best practices termasuk 25 Basel Core Principles for Effective
Banking Supervision. Dari sisi proses penyusunan kebijakan perbankan diharapkan dalam
waktu dua tahun kedepan Bank Indonesia telah memiliki sistem penyusunan kebijakan
perbankan yang efektif dengan melibatkan pihak terkait dalam proses penyusunannya. Hal ini
berarti bahwa pada tahun 2006, BI telah memiliki sistem penyusunan kebijakan perbankan
yang efektif.

6
4.3.Program peningkatan fungsi pengawasan
Peningkatan independensi dan efektivitas pengawasan perbankan dicapai dengan peningkatan
kompetensi pemeriksa bank, peningkatan koordinasi antar lembaga pengawas, pengembangan
pengawasan berbasis risiko, peningkatan efektivitas penegakan hukum, dan konsolidasi
organisasi sektor perbankan di Bank Indonesia. Dalam jangka waktu dua tahun kedean
diharapkan fungsi pengawasan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia akan lebih efektif
dan sejajar dengan pengawasan yang dilakukan oleh otoritas pengawas di negara lain yang
telah lebih dahulu menerapkan 25 basel core principles.

4.4.Program peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan


Peningkatan good corporate governance (GCG), kualitas manajemen resiko, dan kemapuan
operasional manajemen perlu didukung dengan penetapan standar yang sesuai untuk
meningkatkan kinerja operasional perbankan. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan
diharapkan kondisi internal perbankan nasional enjadi semakin kuat dengan kemampuan
menghadapi risiko yang semakin baik.

4.5.Program Pengembangan infrastruktur perbankan


Pengembangan sarana pendukung operasional perbankan yang efektif seperti biro kredit,
lembaga pemeringkatan kredit domestik, dan pengembangan skema penjaminan kredit
merupakan program penting dalam pengembangan infrastruktur perbankan. Pengembangan
biro kredit akan membantu perbankan dalam meningkatkan kualitas keputusan kreditnya.
Penggunaan lembaga pemeringkat kredit dalam utang yang diperdagangkan di bursa efek yang
dimiliki bank akan meningktakan transparansi dan efektivitas manajemen keuangan
perbankan. Sedangkan pengembangan skim penjaminan kredit akan meningkatkan akses kredit
bagi masyarakat. Dalam waktu tiga tahun kedepan diharapkan telah tersedia infrastruktur
pendukung perbankan yang mencukupi bagi terwujudnya perbankan yang sehat dan kuat.

4.6.Program peningkatan perlindungan nasabah


Pemberdayaan nasabah dilakukan melalui penetapan standar penyusunan mekanisme
pengaduan nasabah, pendirian lembaga mdiasi independen, peningkatan transparansi informasi
dan pendidikan mengenai produk perbankan bagi nasabah. Dalam waktu dua sampai lima tahun
ke depan diharapkan program-program tersebut dapat meningktakan kepercayaan nasabah
pada sistem perbankan, karena landasan dari beroperasinya lembaga keuangan adalah
kepercayaan.

5. Tahap-tahap Implementasi API


1. Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional
2. Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan
3. Program Peningkatan Fungsi Pengawasan
4. Program Peningkatan Kualitas Manajamen dan Operasional Perbankan
5. Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan
6. Program Peningkatan Perlindungan Nasabah

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
The Basel Core Principles dimaksudkan sebagai acuan dasar bagi pengawas dan otoritas publik
lain di semua negara secara internasional.
Arsitektur Perbankan Indonesia merupaka suatu kerangka dasar pengembangan sistem
perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun
kedepan.
Visi Arsitektur Perbankan Indonesia adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat,
dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan nasional dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.

Anda mungkin juga menyukai