Administrasi Perbankan
Dosen :
Dr. Drs.Bambang Hermanto, M.Si.
Luthfi Thirafi, SE., ME.
Disusun oleh :
Adinda Fitria
[ 170610180131 ]
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika dalam kehidupan ekonomi ditunjukkan dengan semakin berkembangnya
perbankan dari waktu ke waktu. Sistem perbankan Indonesia telah melalui berbagai proses
evolusi dan adaptasi terkait berbagai masalah dan dinamika yang dihadapi. Salah satu
masalah utama dari praktik perbankan adalah terkait pengaturan sistem keuangan seperti
mekanisme penentuan jumlah uang beredar dalam perekonomian. Fasilitas jasa pada
lembaga keuangan termasuk pasar uang dan pasar modal memiliki peranan dalam tatanan
perekonomian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara umum, lembaga keuangan dikelompokkan menjadi lembaga keuangan bank
dan lembaga keuangan bukan bank. Sistem perbankan Indonesia berdasarkan fungsinya
dibedakan menjadi Bank Sentrai (Bank Indonesia), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan
bank umum. Perkembangan perbankan semakin dinamis dan kompleks sesuai dengan
tuntutan zaman menyebabkan otoritas moneter di Indonesia membuat Arsitektur Perbankan
Indonesia (API). Tujuan diadakannya API dengan harapan lima sampai lima belas tahun
kedepan bank nasional jika sudah memiliki pondasi yang kuat sebagai penyokong dan
mampu bersaing bukan hanya pada segmen pasar domestik tetapi sampai pada tingkat pasar
Internasional.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) adalah suatu kerangka dasar yang memuat sistem
perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh, memberikan arah, bentuk, dan tatanana kepada
industri perbankan dalam rentang waktu lima sampai sepuluh tahun kedepan. Tujuan dari
program ini untuk memperkuat permodalan bank umum (konvensional dan syariah) dalam
ranga meningkatkan kemampuan bank dalam mengelola usaha maupun risiko,
mengembangkan teknologi informasi, maupun meningkatkan skala usahanya guna mendukung
peningkatan kapasitas pertumbuhan kredit dalam dunia perbankan (keuangan, t.thn.)upaya
dalam peningkatan modal bank umum dapat dilakukan dengan membuat business plan yang
memuat target, waktu, cara, dan tahap pencapaian tujuan. Arah kebijakan dalam
pengembangan industri perbankan pada masa yang akan datang sebagaimana dirumuskan
dalam API dilandasi oleh visi dalam mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan
efisien dalam menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada tanggal 9 Januari 2004, Bank Indonesia meluncurkan API dengan maksud
menjadi suatu kerangka menyeluruh dari arah kebijakan pengembangan industri perbankan
Indonesia pada masa mendatang. Sebagai upaya Pemerintah dan Bank Indonesia untuk
membangun kembali perekonomian Indonesia dengan peluncuran API dan melalui penerbitan
buku putih pemerintah sesuai Instruksi Presiden No 5 Tahun 2003 dikatakan API menjadi salah
satu program utama dalam buku putih. Berangkat dari keinginan untuk memiliki fundamental
perbankan yang lebih kuat, Bank Indonesia perlu selalu melakukan pengembangan dan
pembaharuan terhadap program-program API. Cakupannya seperti menciptakan strategi yang
lebih spesifik mengenai perbankan syariah, BPR, maupun UMKM ke depannya.
Implementasi dari program pengembangan dan penguatan permodalan bank yang
dilaksanakan secara bertahap, terdapat upaya peningkatan modal bank umum selain dengan
pembuatan business plan diantaranya :
a. Penambahan modal baru (shareholder lama maupun investor baru)
b. Merger antara dua bank atau lebih untuk mencapai persyaratan modal minimum
baru
c. Penerbitan saham baru (secondary offering) di pasar modal
d. Penerbitan subordinated loan
B. Enam Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia
Dalam mencapai visi dari API, terdapat beberapa sasaran yang ingin dicapai
diantaranya :
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat, mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan
mengacu pada standar Internasional
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi
serta memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai risiko
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi
internal perbankan nasional
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri
perbankan yang sehat
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan
Dalam rentang waktu sepuluh sampai lima belas tahun ke depan diantaranya
terdapat program untuk meningkatkan permodalan yang diharapkan terciptanya
struktur perbankan yang lebih kuat dan optimal dianraranya :
Sebanyak dua sampai tiga bank yang mengarah kepada bank Internasional yang
memiliki kapasitas dan kemampuan beroperasi secara Internasional dan
memiliki modal diatas Rp 50 triliun
Sebanyak tiga sampai lima bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang
sangat luas, beroperasi secara nasional dan memiliki modal Rp 10 – Rp 15
triliun
Sejumlah 30 sampai 50 bank yang memiliki kegiatan usaha yang terfokus pada
segmen usaha tertentu tergantung kapabilitas dan kompetensi bank dengan
modal antara Rp 100 miliar – Rp 10 triliun
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank kegiatan usaha terbatas memiliki
modal di bawah Rp 100 miliar
Secara keseluruhan harapan struktur perbankan Indonesia dalam sepuluh sampai lima
belas tahun kedepan tergambar sebagai berikut :
Hal ini menjadi tantangan yang cukup besar dan berpengaruh langsung
terhadap kepercayaan masyarakat terhadap reputasi dari suatu bank.
Mendorong terciptanya standar mekanisme pengaduan nasabah dan
transparansi informasi dalam berbagai produk perbankan harus
diwujudkan untuk menjawab tantangan ini. Disamping itu, pemberian
edukasi dnegan metode yang tepat sasaran kepada masyarakat terhadap
perbankan dapat menjadi perluang agar masyarakat semakin percaya,
paham, dan menyadari sedini mungkin risiko dan keuntungan yang akan
dihadapi terkait produk perbankan yang menjadi pilihan mereka.