Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS OBJEK INSFRASTRUKTUR ITB DENGAN SKETSA-GAMBAR

PENGANTAR REKAYASA DAN DESAIN


KU1202/30
TUGAS 04

Disusun oleh :
Raden Farhan Bara Herdiansah
16619132

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas 04 sebagai syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Rekayasan dan Desain.
Laporan Tugas 04 ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Mochammad Chaerul ST,MT. selaku dosen mata kuliah Pengantar Rekayasan dan
Desain
2. Mohammad Farid ST,MT,Ph.D.selaku dosen mata kuliah Peneganalan Rekayasa dan
Desain
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan
perbaikan selanjutnya.

Bandung, Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

1.1. Gambar sebagai “Bahasa Teknik”

Banyak orang di seluruh dunia berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda yang
belum tentu semua orang akan mengerti maksud dan tujuannya, namun suatu
bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal dapat menjadi solusi bagi para
engineer. Bentuk tulisan yang paling awal adalah melalui bentuk gambar, salah
satu contohnya adalah Hieroglyphics Mesir yang kemudian bentuk gambar ini
disederhanakan dan menjadi simbol abstrak yang sekarang digunakan dalam
tulisan.
Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang menggambarkan suatu benda
nyata, ide atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau konstruksi.
Gambar memiliki bentuk yang bermacam-macam, tetapi metode membuat
gambar sketsa yang sangat jelas adalah sebuah bentuk alami dasar dari
komunikasi ide-ide yang umum.
Dalam dunia rekayasa terdapat penemuan baru dalam bidang infrastruktur
seperti mesin-mesin otomatis yang dapat mempermudah pekerjaan manusia.
Suatu mesin, struktur atau sistem baru harus ada dalam pemikiran insinyur atau
pembuat rencana sebelum bisa menjadi kenyataan. Konsep awal atau ide
biasanya tertulis pada kertas sebagai gambar sketsa/teknik atau sebagai suatu
gambar pada layar komputer dan dikomunikasikan pada orang lain melalui
bahasa gambar (graphic language) dalam bentuk sketsa-sketsa tangan.
Untuk itu seorang rekayasawan harus mampu menuangkan ide-ide ciptaannya
ke dalam gambar sketsa. Disamping itu seorang reakayasawan harus mampu
memberi contoh cara pengerjaan objek tersebut, langkah-langkah kerja atau
proses pembuatan, serta karakteristik objek tersebut.
1.2. Bahasa Gambar
Gambar teknik pertama kali ada adalah gambar denah untuk sebuah rencana
benteng yang digambarkan oleh insinyur bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun
yang lalu yang bernama “Gudea” yang diukir pada kepingan batu. Gambar itu
dibuat serupa dengan denah yang dibuat oleh arsitek jaman sekarang. Walaupun
sudah berusia 4000 tahun tetapi para insinyur dapat membaca gambar tersebut.
Dengan kata lain gambar dapat dipakai sebagai alat komunikasi yang paling
efektif dibandingkan dengan bahasa tulisan.
Sketsa dan gambar merupakan cara komunikasi paling efektif bagi para insinyur.
Karena sketsa dan gambar mudah dipahami oleh banyak orang “a picture worths
a thousand words.” Sketsa dan gambar pula digunakan sebagai rujukan oleh
insinyur, teknisi dan tukang di semua bidang profesi kerekayasaan. Melalui
sketsa & gambar teknis, mengkombinasikannya dengan angka & bilangan,
insinyur dapat menjelaskan bentuk, dimensi dan sifat kuantitatif suatu objek atau
kumpulan objek.
1.3. Fungsi Gambar
Gambar sketsa dibuat tanpa alat bantu gambar, cukup dengan kertas dan pensil..
Skala sekedar kira-kira, tidak perlu akurat, tapi mampu menggambarkan
bentuk/geometri (menyerupai) objek. Sedangkan gambar teknis dibuat dengan
alat bantu gambar, penggaris, dsb. Skala harus akurat dan gambar harus dibuat
secara cermat dan hati-hati.
Perkembangan gambar teknik dimulai dari dataran Eropa. Pada awal abad ke-
15, teori tentang proyeksi benda terhadap bidang imajinasi atau bidang proyeksi
diketemukan oleh arsitek-arsitek Italy. Teori ini dikenal sebagai gambar
perspektif. Teori proyeksi tegak lurus atau proyeksi orthogonal baru dibuat pada
abad ke-19, setelah pengetahuan tentang gambar teknik tersebar ke seluruh
dunia. Proyeksi ini disebut juga proyeksi kwadran I (The first angle projection).
Sehingga gambar teknik dan juga gambar sketsa memiliki fungsi tersendiri yang
dapat membantu rekayasawan atau insyinyur dalam berkomusikasi. Berikut
adalah fungsi dari gambar sketsa dan gambar teknik :
1. Fungsi Gambar sketsa :
- Sketsa dibuat untuk memfokuskan gambaran.
Dengan adanya sketsa maka sebuah akan akan terpaku pada dasar yang
sudah dibuat berdasarkan tema gambar yang dipilih.
- Sketsa membantu untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam
gambar. Sebagai acuan dasar dalam membuat sebuah gambar sketsa
sangat membantu agar tidak terjadi kesalahan atau paling tidak hanya
sedikit kesalahan yang bisa terjadi karena ada pola awal yang dijadikan
dasar dan tinggal dikembangkan saja.
- Sketsa juga berfungsi untuk membantu koordinasi antara pengatan
dengan keterampilan tangan dalam membuat gambar.

2. Fungsi Gambar Teknik :


- Untuk menyampaikan informasi, sebuah gambar teknik berfungsi
menyampaikan informasi mendetil kepada pihak terkait dan masyarakat
tentang sebuah obyek atau rancangan obyek.
- Mengawetkan dan menyimpan data, sebuah gambar teknik menyimpan
informasi secara lengkap tentang sebuah obyek yang telah dibangun atau
diselesaikan sehingga jika diperlukan perbaikan atau tindakan lain yang
membutuhkan data asli, gambar teknik dapat digunakan sebagai rujukan.
- Menuangkan dan mengembangkan ide, sebuah gambar teknik pada tahap
awalnya merupakan sarana bagi sang pembuatnya untuk menuangkan
gagasan tentang sebuah obyek sehingga gambaran ide yang bersifat
abstrak dapat menjadi lebih jelas, nyata, dan mendetil dalam sebuah
gambar teknik. Pada saat yang sama, dengan menuangkan ide, sang
penyusun gambar teknik juga akan didorong untuk mengembangkan
idenya.

1.4. Definisi Infrastruktur


Infrastruktur adalah sebuah sistem fasilitas publik, yang bersifat fundamental di
tujukan kepada masyarakat/khalayak ramaiuntuk melayani dan memudahkan
masyarakat (Hudson,et al:1997).
Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem
fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan
fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Pengertian ini
merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Dimana infrastruktur dalam
sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang
tidak terpisahkan satu sama lain.
1.5. Karakteristik inrastruktur
Digunakan bersama-sama (shared) oleh pengguna yang lebih luas, ketimbang
stuktur-struktur yang didukungnya, lebih statis dan permanen ketimbang
struktur-struktur yang didukungnya, lebih dipandang sebagai sebuah service
(considered a service), termasuk orang-orang dan proses yang dilibatkan dalam
support, lebih dari sekedar sebuah struktur atau perlengkapan (device) fisik,
terkadang terhubung secara fisik ke struktur yang didukungnya, terpisah
(distinct) dari strktur-struktur yang didukungnya dalam hal kepemilikannya dan
orang-orang.
1.6. Jenis Infrastruktur
Infrastruktur merupakan aset (fisik dan non fisik) yang dirancang dalam sistem
agar mampu melayani banyak orang. Mengacu pada pengertian infrastruktur,
adapun beberapa jenis infrastruktur adalah sebagai berikut:
1. Infrastruktur Keras
Infrastruktur keras adalah semua infrastruktur yang berhubungan dengan
pembangunan fasilitas umum berwujud fisik. Beberapa yang termasuk
dalam infrastruktur keras diantaranya : Jalan raya, Bandar udara, Jalur kereta
api, Pelabuhan, Saluran irigasi, dll.
2. Infrastruktur Keras Non-Fisik
Infrastruktur keras nonfisik adalah semua infrastruktur yang berhubungan
dengan fungsi utilitas publik. Beberapa yang termasuk dalam infrastruktur
keras non-fisik diantaranya; Pengadaan air bersih, Penyediaan pasokan
listrik, Penyediaan jaringan telekomunikasi, Penyediaan pasokan energi, dll.
3. Infrasturktur Lunak
Infrastruktur lunak adalah semua yang berhubungan dengan sistem, nilai,
norma, peraturan, dan pelayanan publik, yang disediakan oleh berbagai
pihak, khususnya pemerintah.
Pada saat suatu ide muncul dalam benak
kita, cara yang paling mudah untuk
mewujudkannya adalah dengan membuat
sketsa sederhana dengan tangan dari objek
tersebut.
Ini disebut sketsa konsep - conceptual
sketch.

Gambar 1.1 Contoh gambar sketsa


Source : PowerPoint PRD “Elemen
Kunci dalam Analisa Rekayasa.”

Dari gambar sketsa yang telah dibuat


gambar tersebut bisa dituangkan dalam
bentuk gambar teknik yang memiliki
gambaran lebih detail terhadap suatu
objek, mulai dari ukuran skala, gambar
potongan objek, gambar proyeksi yang
mampu menjelaskan objek tersebut.
Sehingga pelaksana dapat mengerti
gambar tersebut lengkap dengan ukuran
dan bahan materialnya.

Gambar 1.2 Contoh gambar teknik


Source : https://omuatturun.blogspot.com/

II. TUJUAN

1. Menganalisis karakteristik objek inftrastruktur Selasar Kantin Saraga.


2. Menunjukan fungsi objek infrastruktur Selasar Kantin Saraga.
3. Mengetahui bahan material dari objek infrastruktur Selasar Kantin Saraga.
4. Memberikan sketsa gambar objek infrastruktur Selasar Kantin Saraga.
5. Mengetahui kekurangan dan kelebihan objek infrastruktur
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Identifikasi Lokasi Kantin Saraga


Kantin saraga berada di antara kampus Institut Teknologi Bandung dengan
Sarana Olahraga ITB. Tepatnya berada di sebelah Tunnel yang menghubungkan
saraga dan kampus Institut Teknologi Bandung. Kantin ini memiliki sistem
foodcourt juga yang dapat menunjang fasilitas untuk tempat makan, meskipun
pilihannya tidak terlalu banyak. Lokasi yang menghadap langsung ke lapangan
sepakbola/track lari yang luas, memberikan kenyamanan tersendiri bagi
pengunjung sambil menikmati santapan yang berada di kantin tersebut.
Kantin saraga ini ramai sebelum pelajaran olahraga TPB dimulai, atau setelah
olahraga berakhir, atau bahkan saat ada pertandingan olahraga. Tempatnya yang
strategis dan nyaman biasanya sangat ramai dipakai sebagai tempat untuk
melihat pertandingan sepak bola saat ada pertandingan di saraga. Saat sepi,
tempat tersebut juga nyaman digunakan untuk belajar. Karena banyaknya
aktivitas atau kegiatan di kantin saraga ini, maka perlu adanya dukungan fasilitas
insfrastruktur yang memadai agar pengunjung lebih nyaman dan aman berada di
tempat tersebut.
Infrastruktur di tempat yang ramai atau tempat yang sering digunakan untuk
kegiatan tertentu, memang sangat penting untuk diperhatikan karena sangat
mempengaruhi isu utama insfrastruktur bagi pengguna, seperti ketersediaan
kecukupan infrastruktur, kualitas infrastruktur, kemudahan akses dalam kampus
tepatnya di kantin saraga, keterbukaan dan diseminasi informasi, kejelasan
aturan penggunaan, prosedur administrasi dan standar oprasinya, serta
transparansi manajemen infrastruktur kampus. Selain itu, dengan adanya
infrastruktur di kantin saraga yang memadai dapat mempengaruhi kualitas
layanan yang prima, kelancaran aktivitas rutin dan khusus di kantin saraga, dan
nilai tambah bagi kinerja akademik pengguna dan perguruan tinggi. Oleh karena
itu infrastruktur sangat penting untuk mendukung kegiatan di kantin saraga.
Salah satu infrastruktur yang terdapat di kantin saraga adalah Selasar Kantin
Saraga dengan atap, yang berguna untuk menghindari sinar matahari dan
mengurangi panas, serta melindingi dari hujan. Infrastruktur selasar ini sangat
penting untuk mendukung kegiatan yang berada di dalamnya, sehingga
pengguna tempat bisa terhindar dari panas dan hujan.
2.2. Sejarah Kantin Saraga ITB
Pada tahun 2013 ini, ITB menambah jumlah fasilitas kantin tersebut dari 4 lokasi
menjadi 19 lokasi kantin baru dan jumlah jasa fotokopi menjadi 10 titik.
Lokasi kantin baru ini tersebar dari penjuru Sasana Budaya Ganesha (Sabuga)
hingga area Masjid Salman. Kantin yang berjumlah 19 buah ini terdiri dari
beberapa kantin lama dan kantin baru. Jenisnya pun berbeda-beda, ada yang
berbentuk pujasera hingga kios makanan ringan. Salah satunya adalah kantin
saraga.
Pembangunan kampus ini adalah arahan dari Direktorat Pengembangan ITB.
Dengan semangat menata seluruh kawasan ITB, seluruh fasilitas dan sarana
yang berada di lokasi kampus diatur melalui mekanisme yang jelas agar
pemeliharaan dan pelayanannya dapat sesuai dengan harapan ITB dan juga
mahasiswa. Pemeliharaan dan manajemen fasilitas tersebut merupakan tugas
dari Sarana Prasarana.
Menurut wawancara dengan Hasbullah, Kasubdit Pendayagunaan Aset dan
Inventarisasi, penataan ITB ini bermula dari dikeluarkannya Surat Keputusan
Wakil Rektor bidang Sumber Daya dan Organisasi tahun 2012. "Sekarang
seluruh fasilitas yang berlokasi di ITB diterapkan tarif pemakaian ruangan,"
ungkap Hasbullah, yang kerap dipanggil Hasbi. Tarif ini berlaku untuk seluruh
ruangan dan dihitung berdasarkan luas lahan yang disewa oleh pihak yang ingin
menyewa baik untuk kantin, fotokopi maupun usaha lain, semuanya diatur
melalui SK ini.
Saat ini, beberapa kantin masih dalam tahap pembangunan, misalnya kios
Sunken Court dan kantin Gedung Kuliah Umum (GKU) Timur. Kios-kios ini
dibangun agar mahasiswa tidak perlu berjalan jauh untuk menikmati hidangan
dan bersantai di sela-sela kelas.

2.3. Analisis Karakteristik Objek Infrastruktur Selasar Kantin Saraga

Berdasarkan fungsinya, material infrastruktur selasar kantin saraga ini


disesuaikan dengan beberapa aspek seperti jenis tanah, curah hujan, intensiatas
angin d.sb. Sehingga kualitas bangunan ini atau kekuatannya dapat
menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya.
Berikut adalah perkiraan material-material yang digunakan untuk membangun
objek infrastruktur tersebut :
1. Bagian tiang (pondasi) selasar
Pada bagian ini, material yang digunakan adalah besi beton sebagai
penyangga tiang agar mampu memperkokoh tiang selasar, kemudian dicor
dengan material (batu split,pasir beton,dan semen). Pada bagian luar tiang
ditempeli batu kali sebagai unsur estetika.
2. Bagian rangka atap
Pada bagian ini, rangka atap menggunakan material kayu balok yang disusun
atau disambung menggunakan metode sambungan kayu mortise-and-tenon
joint. Ada juga yang menggnakan metode jepit untuk beberapa sambungan
kayu.
3. Bagian atap
Pada bagian atap, material atau jenis atap yang digunakan adalah atap seng
atau galvalum. Bagian atap ini dipasang dengan sistem baut terhadap rangka
atas atap yang terbuat dari papan kayu.
Selain itu, terdapat keunikan dari objek infrastruktur selasar kantin seraga yaitu
tiang-tiang pondasi yang memiliki niali estetika yang indah tanpa mengurangi
kulaitas dari pondasi tersebut, selain itu memiliki bentuk yang berlika-liku yang
menambah keunikan infrastruktur tersebut.

2.4. Identifikasi Fungsi dari Objek Infrastruktur Selasar Kantin Saraga

1. Menghindari Sinar Matahari dan Mengurangi Panas


Meskipun memberi banyak manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lain,
ada kalanya sinar matahari juga membawa dampak buruk bagi kesehatan
kita. Tak jarang sinar matahari yang terlalu terik membuat kita merasa tidak
nyaman. Yang lebih bahaya, radiasinya dapat menyebabkan kanker kulit.
Efek buruk ini tentu saja dapat dihindari dengan berlindung di bawah atap.
Dalam infrastruktur bangunan, ataplah yang menjadi elemen pemberi
perlindungan tersebut. Agar fungsi ini berjalan optimal, desain atap harulah
optimal denga memikirkan segala pertimbangan dari berbagai aspek.
Terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis sehingga memperoleh
sinar matahari sepanjang tahun, pilihan bentuk dan material atap
berpengaruh besar pada kemampuannya menangkal panas. Secara umum,
atap miring memiliki respon yang lebih baik terhadap panas, sebab ia
memiliki rongga dibawah atap yang berfungsi sebagai area sirkulasi
udara.Fungsinya mengusir hawa panas. Selain dipengaruhi bentuk, material
yang kita pakai juga mempunyai andil dalam mengurangi panasnya suhu
matahari.
2. Melindungi dari hujan
Salah satu fungsi lain selasar kantin saraga adalah melindungi dari terpaan
hujan. Karena itu, keberadaan atap dalam sebuah tempat sangat penting.
Bahan atau material yang kedap air dan kuat merupakan syarat yang wajib
dipenuhi di bawahnya dari hujan.
Selain material atap, bentuk atap juga patut dipertimbangkan. Atap
miringlah yang paling sesuai dengan melihat kondisi iklim di negara
Indonesia. Bentuk atap ini memungkinkan air mengalir ke bawah dengan
lebih cepat sehingga tidak mengendap di atas atau merusak material atap.
3. Melindungi petir dan bunga api
Seperti halnya hujan dan panas matahari, petir adalah kejadian alam yang
tidak dapat dihentikan, dan saat petir menyambar, kita pasti akan merasa
lebih terlindungi jika berada dalam sebuah naungan yang memiliki atap
seperti pada selasar kantin saraga. Jika selasar kantin saraga tidak beratap,
sambaran petir yang berbahaya bukan tidak mungkin mengancam jiwa kita.
Disamping petir, bunga api dari pesawat terbang yang melintas juga bisa
menjadi faktor penyebab kebakaran yang mungkin tidak sadari.
Dengan adanya atap, bangunan dan penghuni di dalamnya dapat terlindung
dari percikan bunga api. Agar lebih maksimal, pilih material penutup atap
yang tidak mudah terbakar jika terkena api.
4. Sebagai tempat pejalan kaki warga kampus. Dsb.

2.5. Kekurangan dan Kelebihan Objek Infrastruktur Selasar Kantin Saraga.

Menurut pandangan penulis, terdapat kekurangan yang menjadikan objek


infrastruktur tersebut menjadi tidak efektif, karena pondasi yang digunakan
memiliki volume yang terlalu besar sehingga memakan tempat yang berlebihan
serta berpengaruh terhadap banyaknya material yang digunakan, selain itu
jumlah pondasi yang terlalu banyak untuk sebuah selasar dengan atap yang tidak
terlalu besar menjadikan objek tersebut tidak terlalu efektif.
Selain kekurangan dari objek infrastruktur selasar kantin saraga, obejek tersebut
pula memiliki kelebihan yang menjadi nilai tambah bagi infrastruktur tersebut,
kelebihan utama yang dimiliki objek tersebut adalah kekuatannya, karean
denagn pondasi yang banyak, tentu akan menambah kualitas kekuan objek
tersebut, bentuknya yang unik dan memiliki nilai estetika juga menjadi salah
satu kelebihan dari objek tersebut. Selain itu, metode yang diterapkan pada
sambungan kayu rangka atap memiliki metode yang tepat untuk menopang atap
diatasnya. Material yang digunakan pun sudah sesuai dengan jenis infrastruktur
tersebut

Berikut adalah gambar sketsa dari Selasar Kantin Saraga ITB :


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Infrastruktur adalah sebuah sistem fasilitas publik, yang bersifat fundamental di
tujukan kepada masyarakat/khalayak ramai untuk melayani dan memudahkan
masyarakat. Infrastruktur harus memiliki kualitass yang sangat baik, oleh karena itu
perlu adanya rancangan berupa gambar sketsa yang akan dikembangkan menjadi
gambar teknik sehingga tidak terjadi miss communcation antara rekayasa atau
insinyur dengan mandor atau pemilik proyek.
Sketsa dan gambar merupakan cara komunikasi paling efektif bagi para insinyur.
Karena sketsa dan gambar mudah dipahami oleh banyak orang “a picture worths a
thousand words.” Sketsa dan gambar pula digunakan sebagai rujukan oleh insinyur,
teknisi dan tukang di semua bidang profesi kerekayasaan.
Setiap infrastruktur perlu dipertimbangkan dengan matang yang menyesuaikan
dengan kondusi lingkungan seperti curah hujan, jenis tanah, intensitas angin dan lain
sebagainya, sehingga pemilihan material pun perlu diperhatikan agar infrastruktur
menjadi efektif dan berkualitas baik.
Makna dan tujuan membangun sebuah infrastruktur harus jelas berdasarkan aspek-
aspek yang mendukung seperti fungsi dari objek tersebut, Selasar Kantin Saraga
memiliki fungsi untuk melindungi dari panas dan hujan, serta melindingi dari petrin
dan bunga api. Material yang digunakan untuk membangun infrastruktur Selassar
Kantin Saraga adalah besi beton, batu split, pasir beton, semen, batu bata, batu kali,
kayu balok, papan kayu, serta atap berbahan galvalum.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Evita.2014.Insfrastruktur Engineer. www.researchgate.net. Diakses pada : Sabtu, 15


Februari 2020 Pukul 19.45
Institut Teknologi Bandung, Tahun 2012. Sejarah kantin ITB. Tersedia pada laman
www.itb.ac.id. Diakses pada : Sabtu, 15 Februari 2020 Pukul 19.50
Ruangguru, Tahun 2019. Jenis-Jenis Insfrastruktur. Tersedia pada laman
www.ruangguru.co.id. Diakses pada : Minggu, 16 Februari 2020 Pukul 07.48
Pramujiyo, Subago dan Wayan Warmada. Gambar teknik. Tahun 2011. Pada laman
Warmada.staff.ugm.ac.id. Diakses pada Minggu, 16 Februari 2020 Pukul 09.35

Anda mungkin juga menyukai