berjudul Negeri 5 Menara. Skenario ditulis oleh Salman Aristo yang juga penulis naskah film Ayat-
Ayat Cinta, Laskar Pelangi, Sang Penari. Film yang disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman ini
mengambil lokasi syuting di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur, Sumatera
Barat, Bandung, hingga London. Film ini dirilis pada 1 Maret 2012. Film Negeri 5 Menara bercerita
tentang kehidupan 6 santri yang berasal dari 6 daerah yang berbeda di Indonesia, Mereka bersama
sama menuntut ilmu di Pondok Madani ponorogo, jawa timur. Setelah sekian tahun masing masing
akhirnya berhasil mewujudkan mimpi pribadinya menggapai jendela dunia.
Film ini benar-benar memberikan inspirasi bagi siapa saja yang ingin sukses dan berhasil, bahwa
dimana ada usaha disitu ada jalan, ikhlaslah dalam menjalani apapun yang ada dikehidupan kita,
niscaya usaha dan keikhlasan hati akan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. Buku ini juga mengajarkan
kita agar jangan pernah meremehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha
Mendengar. Para sahibul menara selalu berpikir visioner dan bercita-cita besar. Mereka masing-
masing memiliki ambisi untuk menaklukan dunia. Dari tanah Indonesia, Amerika, Eropa, Asia hingga
Afrika. Di bawah menara Madani, mereka berjanji dan bertekad untuk bisa menaklukan dunia dan
mencapai cita-cita; Dan menjadi orang besar yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.
negeri 5 menara
Nilai pendidikan dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, yaitu
Nilai religius yang meliputi cinta kepada Allah, ikhlas, belajar, mengajar, salat, hafalan Alquran,
beribadah, bersyukur, mohon ampun, dan berdoa;
Nilai moral yang meliputi belajar bersama, disiplin, tertib, patuh, kerja keras, bersungguh-sungguh,
jujur, patang menyerah, tanggung jawab, dan mandiri;
Nilai sosial yang meliputi peduli, persaudaraan, kebersamaan, saling membantu, kerja sama, dan
persahabatan; dan
Nilai budaya yang meliputi adat jual beli, nama marga, dan garis keturunan. Semua nilai pendidikan
tersebut disampaikan tidak bersifat menggurui tetapi melalui struktur cerita yang memiliki nilai
estetis.
Buatlah teks ulasan tentang film “Negeri 5 Menara” tersebut dengan menggunakan bahasa kalian
sendiri. Perhatikan struktur teks dan kaidah kebahasaan yang membangunnya.
1. Orientasi Film Negeri 5 Menara adalah sebuah karya fiksi yang diangkat dari kisah
nyata seorang penulis berbakat Ahmad Fuadi. Film ini disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman dan
dibintangi oleh Billy Sandy sebagai Baso dari Goa, Rizky Ramdan sebagai Atang dari Bandung, Ernest
Samudera sebagai Said dari Surabaya, Jiofani Lubis sebagai Raja dari Medan, Aris Putra sebagai
Dulmajid dari Madura. Film ini diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama.
2. Tafsiran isi 1 Film ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Alif yang
menghabiskan hidupnya di tengah keluarga religius di Tanah Gadang. Ia bermimpi menjejakkan kaki
di Pulau Jawa dan masuk dalam barisan mahasiswa sebuah kampus terfavorit di Bandung yakni ITB.
Sayang, kedua orang tua tidak mendukung mimpinya,sehingga Alif hanya menjadi seorang murid
Pondok Madani. Ada lima orang sahabatnya yang membuat Alif sedikit kerasan di tengah peraturan
pondok yang mengikat dan kadang terkesan konyol. Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan,
Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Mereka
berenam selalu berkumpul di menara masjid dan menamakan diri mereka Sahibul Menara. Di bawah
menara masjid, mereka berenam sering menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung yang
berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua
impian masing-masing.
3. Tafsiran isi 2 Munculnya Ustaz Salman yang mendadak punya posisi signifikan diantara
Alif dan kawan-kawannya. Ustadz Salman selalu tampil sebagai pahlawan ketika enam sekawan itu
terjepit suatu persoalan. Pengaruh Ustaz Salman begitu terasa nyata dengan kalimat menggugah:
“Man Jadda Wajada”. Semangat yang di awal begitu terasa menggugah hati keenam sahabat itu
malah luruh begitu saja justru di saat keenamnya tersebut makin akrab.
4. Tafsiran isi 3 Namun di tengah keakraban mereka, Baso yang tampak sederhana, cerdas,
dan bersahaja, ada sisi yang begitu menyentuh Alif dan kawan-kawan. Baso berhasil meredam
emosi-emosi Alif atau teman-teman saat berselisih. Pada saat Baso harus kembali ke kota
kelahirannya demi mengurus neneknya yang sakit keras. Kelima kawannya dengan wajah sedih
mengelilinginya. Sementara Baso terlihat santai dan tidak menahan beban. Peranannya mampu
merekatkan tokoh-tokoh lainnya sehingga mampu membangun kehangatan antarpribadi.
5. Tafsiran Isi 4 Momen yang satu per satu terjadi itulah yang membuat adanya pertemuan
rasa nyaman, persahabatan, dan juga nostalgia ambisi yang dibangun lewat ansambel pemain film
ini yang awalnya diambisikan oleh Baso. Namun karena sosok Baso telah meninggalkan Pondok
Madani, maka demi menghormati harapan si Baso, 5 sahabat lainnya lah yang melanjutkan ambisi
tersebut dan hasilnya sangat memuaskan para penonton mereka.
6. Tafsiran isi 5 Di akhir film ditampilkan keberhasilan mereka berenam berkat kerja keras
dan kesungguhan mereka sesuai dengan prinsip yang mereka jalankan belajar dengan keikhlasan
dan mengamalkan “Man Jadda Wajada”.
7. Evaluasi Film Negeri 5 Menara disajikan dengan sangat baik, karena memberikan
pesan moral yang baik bagi penonton, akan tetapi masih terdapat kelemahannya karena cerita tidak
tersampaikan dengan utuh. Banyak adegan-adegan yang ada dalam novel tidak ditampilkan dalam
Film. Misalnya dalam novel Alif tidak ingin Sekolah di Pesantren tetapi ingin ke SMA, dan Ibunya
tetap bersikukuh menginginkan Alif sekolah di Pesantren. Kemudian Alif mendapat surat dari
Pamannya bahwa ada Pesantren di Jawa bernama Pondok Madani, Alif memenuhi keinginan Ibunya
bersekolah di pesantren Pondok Madani buka di Padang. Walaupun mula-mula orang tuanya ragu,
tetapi karena Alif bersikeras akhirnya mengizinkan. Berbeda dengan yang disajikan di film karena di
film justru orang tua Alif yang menginginkan Alif sekolah di Pesantren Pondok Madani dan Alif sama
sekali tidak menerima surat dari Pamannya.
Selain itu, adegan mereka mengikuti pertandingan sepakbola, lalu adegan dimana mereka
mendapatkan hukuman yang mengharuskan mereka mencari dan mencatat kesalahan-kesalahan
yang dilakukan teman-teman mereka di pondok Madani. Sepertinya memang tidak mungkin
menceritakan segala isi di novel ke film tersebut, karena film Indonesia terlalu mematok khusus
durasi film yang paling lama dua jam sehingga kesulitan untuk bisa menceritakan lebih lengkap cerita
yang ada di novel.
8. Rangkuman Secara keseluruhan, film ini sangat terasa begitu akrab bagi penonton film
Indonesia. Tentunya dengan formula mujarab ini menginspirasi banyak orang mengenai
persahabatan, keikhlasan, kesungguhan atau kerja keras. Apalagi di Indonesia yang terdiri dari
berbagai daerah dan suku yang berbeda sangat cocok sekali untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari yang penuh dengan perbedaan. Selain itu, semangat yang dilandasi oleh keikhlasan, dan
kerja keras dalam film ini dapat memotivasi generasi muda untuk lebih baik menentukan masa
depan yang baik dengan pendidikannya.
Kaidah Kebahasaan
1. Kosakata
Kosakata adalah keseluruhan kata berkenaan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada
didalamnya. Dalam model teks ulasan banyak terdapat kosakata baru diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Fiksi Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner, tetapi masuk akal dan
mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia.
2. Signifikan Lebih cepat dari biasanya, (naik signifikan, naik lebih cepat dari biasanya)
5. Ambisi Keinginan yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti
pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu:
6. Adegan Pemunculan tokoh baru atau pergantian susunan (layar) pada pertunjukan wayang;
bagian babak dalam lakon (sandiwara film):
Di dalam teks juga terdapat beberapa kata asing. Dengan menggunakan kamus atau rujukan lain
yang sejenis,coba kalian temukan arti dari istilah asing tersebut.
2. Man jadda wajada Dimana ada kemauan, pasti disitu ada Jalan
2. Verba/kata kerja
Verba adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian
dinamis lainnya.
Verba Aktif yaitu kata kerja yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau menunjukkan tindakan
atau perbuatan. Verba Pasif yaitu kata kerja yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran
tindakan, atau hasil. Beberapa verba aktif dan pasif pada teks ulasan antara lain sebagai berikut.
Disajikan, Tersaji
3. Nomina
Nomina adalah kata benda. Nomina terdiri atas nomina dasar dan nomina turunan. Nomina dasar
terdiri atas nomina umum dan nomina khusus. Selain nomina dasar, di dalam model teks ulasan
tersebut juga terdapat banyak nomina turunan. Pada umumnya nomina turunan dibentuk dengan
menambahkan prefix, sufiks, atau konfiks pada kata dasar. Beberapa contoh nomina turunan pada
tek ulasan adalah sebagai berikut.
Nomina Turunan
- - - Persoalan Kehidupan
- - - Peraturan Keinginan
Antonim yaitu suatu kata yang artinya berlawanan satu dengan lainnya. Antonim disebut juga
dengan lawan kata. Beberapa antonim untuk dalam teks di atas antara lain sebagai berikut.
4. Pronomina
Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu nomina yang lain. Teks ulasan film atau drama
pada umumnya didominasi oleh pronomina orang ketiga, seperti ia dan nya. Selain itu, ada pula
sebutan untuk nama tokoh. Beberapa contoh pronomina dalam “Dongeng Utopia Masyarakat
Borjuis” antara lain sebagai berikut.
Ia bermimpi menjejakkan kaki di Pulau Jawa dan masuk dalam barisan mahasiswa sebuah kampus
terfavorit di Bandung yakni ITB.
Film ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Alif yang menghabiskan hidupnya di tengah
keluarga religius di Tanah Gadang.
Sayang, kedua orang tua tidak mendukung mimpinya, sehingga Alif hanya menjadi seorang murid
Pondok Madani.
Ada lima orang sahabatnya yang membuat Alif sedikit kerasan di tengah peraturan pondok yang
mengikat dan kadang terkesan konyol.
Pada saat Baso harus kembali ke kota kelahirannya demi mengurus neneknya yang sakit keras.
Kelima kawannya dengan wajah sedih mengelilinginya. Sementara Baso terlihat santai dan tidak
menahan beban.
Dan lain-lain.
5. Adjektiva
Adjektiva (kata sifat atau kata keadaan) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau
keadaan orang, benda, atau binatang. Beberapa contoh adjektiva dalam Teks "Dongeng Utopia
Masyarakat Borjuis" adalah sebagai berikut.
5. nyamanrasa nyaman
6. Konjungsi
Konjungsi adalah kata hubung. Konjungsi terdiri atas konjungsi koordinatif, subordinatif, korelatif,
antarkalimat, dan antarparagraf. Lihatlah beberapa contoh kalimat yang menggunakan keempat
konjungsi itu.
1. Koordinatif:
• dan
• atau
• tetapi
Ia bermimpi menjejakkan kaki di Pulau Jawa dan masuk dalam barisan mahasiswa sebuah kampus
terfavorit di Bandung yakni ITB.
Munculnya Ustaz Salman yang mendadak punya posisi signifikan diantara Alif dan kawan-kawannya.
Tentunya dengan formula mujarab ini menginspirasi banyak orang mengenai persahabatan,
keikhlasan, kesungguhan atau kerja keras.
Film Negeri 5 Menara disajikan dengan sangat baik, karena memberikan pesan moral yang baik bagi
penonton, akan tetapi masih terdapat kelemahannya karena cerita tidak tersampaikan dengan utuh.
Walaupun mula-mula orang tuanya ragu, tetapi karena Alif bersikeras akhirnya mengizinkan.
2. Subordinatif:
• sesudah
• sebelum
• sementara
• jika
• agar
• supaya
• meskipun
• alih-alih
• sebagai
• sebab
• karena
• maka
Film ini disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman dan dibintangi oleh Billy Sandy sebagai Baso dari
Goa, Rizky Ramdan sebagai Atang dari Bandung, Ernest Samudera sebagai Said dari Surabaya, Jiofani
Lubis sebagai Raja dari Medan, Aris Putra sebagai Dulmajid dari Madura.
Namun karena sosok Baso telah meninggalkan Pondok Madani, maka demi menghormati harapan si
Baso, 5 sahabat lainnya lah yang melanjutkan ambisi tersebut.
Film Negeri 5 Menara disajikan dengan sangat baik, karena memberikan pesan moral yang baik bagi
penonton, akan tetapi masih terdapat kelemahannya karena cerita tidak tersampaikan dengan utuh.
Berbeda dengan yang disajikan di film karena di film justru orang tua Alif yang menginginkan Alif
sekolah di Pesantren Pondok Madani dan Alif sama sekali tidak menerima surat dari Pamannya.
Sepertinya memang tidak mungkin menceritakan segala isi di novel ke film tersebut, karena film
Indonesia terlalu mematok khusus durasi film yang paling lama dua jam sehingga kesulitan untuk
bisa menceritakan lebih lengkap cerita yang ada di novel.
7. Kata Depan
Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa
preposisional. Dalam bahasa Indonesia preposisi ditempatkan di bagian awal frasa dan diikuti oleh
nomina, adjektiva, atau verba. Beberapa preposisi yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, seperti
di, ke, pada, dari, secara, dan bagi.
Film ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Alif yang menghabiskan hidupnya di tengah
keluarga religius di Tanah Gadang.
Ia bermimpi menjejakkan kaki di Pulau Jawa dan masuk dalam barisan mahasiswa sebuah kampus
terfavorit di Bandung yakni ITB.
Ada lima orang sahabatnya yang membuat Alif sedikit kerasan di tengah peraturan pondok yang
mengikat dan kadang terkesan konyol.
Mereka berenam selalu berkumpul di menara masjid dan menamakan diri mereka Sahibul Menara.
Di bawah menara masjid, mereka berenam sering menunggu Maghrib sambil menatap awan
lembayung yang berarak pulang ke ufuk.
Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing.
Semangat yang di awal begitu terasa menggugah hati keenam sahabat itu malah luruh begitu saja
justru di saat keenamnya tersebut makin akrab.
Misalnya dalam novel Alif tidak ingin Sekolah di Pesantren tetapi ingin ke SMA, dan Ibunya tetap
bersikukuh menginginkan Alif sekolah di Pesantren.
Kemudian Alif mendapat surat dari Pamannya bahwa ada Pesantren di Jawa bernama Pondok
Madani, Alif memenuhi keinginan Ibunya bersekolah di pesantren Pondok Madani bukan di Padang.
Film Negeri 5 Menara adalah sebuah karya fiksi yang diangkat dari kisah nyata seorang penulis
berbakat Ahmad Fuadi.
Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari
Bandung dan Baso dari Gowa.
Kemudian Alif mendapat surat dari Pamannya bahwa ada Pesantren di Jawa bernama Pondok
Madani.
Pada saat Baso harus kembali ke kota kelahirannya demi mengurus neneknya yang sakit keras.
8. Artikel
Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Artikel yang terdapat di dalam
model teks ulasan adalah sang dan si. Artikel sang merupakan salah satu artikel yang mengacu ke
makna tunggal, selain sri, hang, dan dang.
Namun karena sosok Baso telah meninggalkan Pondok Madani, maka demi menghormati harapan si
Baso, 5 sahabat lainnya lah yang melanjutkan ambisi tersebut.
9. Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat simpleks merupakan kalimat yang memiliki satu verba utama, sedangkan kalimat kompleks
adalah kalimat dengan dua verba utama atau lebih.
Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari
Bandung dan Baso dari Gowa.
Apalagi di Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah dan suku yang berbeda sangat cocok sekali
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan perbedaan.
Selain itu, semangat yang dilandasi oleh keikhlasan, dan kerja keras dalam film ini dapat memotivasi
generasi muda untuk lebih baik menentukan masa depan yang baik dengan pendidikannya.
Menunggu Godot adalah naskah karya sastrawan Irlandia bernama Samuel Beckett (1906-1989).
Karya ini bercerita tentang penantian dua sahabat karib, Vladimir dan Estragon. Keduanya tak lagi
sanggup mengingat apakah telah menunggu seharian, seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan
puluhan tahun. Cerita berakhir dengan tragedi. Saat waktu terus berlalu, wajah dua sahabat itu
makin keriput dan rambutnya memutih. Adapun Godot yang ditunggu tak kunjung tiba. Menunggu
Godot tak hanya menunggu ketidakpastian, tetapi juga merupakan kesia-siaan atau penantian
penuh kekonyolan. Dari sini muncullah istilah ‘Menunggu Godot’.
Naskah drama ini terdiri dari dua babak. Babak I dan babak II menunjukkan setting tempat dan
waktu yang sama, yaitu di suatu jalan di desa pada suatu senja. Pada jalan itu terdapat sebuah
pohon. Pada babak I, pohon itu tanpa daun, dan pada babak II sudah muncul beberapa helai daun.
Tokoh yang terdapat dalam naskah ini hanya lima orang, yakni Vladimir, Estragon, Pozzo, Lucky,
serta Boy. Namun dalam dialog yang diucapkan oleh para tokoh tersebut muncul nama Godot, ialah
tokoh yang mereka nantikan. Godot tidak muncul dalam teks drama dalam artian hanya ada nama
tokoh dan dialog tetapi hanya dalam ucapan tokoh tokoh yang membicarakannya.
Pemain:
Estragon (Gogo)
Vladimir (Didi)
Pozzo
Lucky
Adegan 1
Sebuah jalan desa. Sebatang pohon. Petang hari Estragon duduk di sebuah gundukan, sedang
mencoba melepaskan sepatu bootnya. Dia menarik kedua tangannya, lalu terengah-engah. Dia
menyerah, Nampak sangat lelah, istirahat dan mencobanya lagi seperti sebelumnya. Masuk Vladimir.
Vladimir : (Maju dengan langkah pendek, berjalan kaki, kedua kakinya melangkah
lebar) Aku mulai setuju dengan pendapat itu. sepanjang hidup aku mencoba menjauhkannya dariku
dengan berkata; Vladimir cobalah berpikir, kau bahkan belum mencoba semuanya. Dan aku terus
berjuang. (Dia termenung, memikirkan perjuangannya. Lalu berpaling pada Estragon). Jadi kau di sini
lagi.
Estragon : Memang
Vladimir : Aku senang melihatmu lagi. Aku kira kau telah pergi untuk selamanya
Vladimir : Bersama lagi, akhirnya! Kita harus merayakannya. Tapi bagaimana caranya?
(dia berpikir) Bangunlah dan aku akan memelukmu.
Vladimir : Bersama lagi, akhirnya! Kita harus merayakannya. Tapi bagaimana caranya?
(dia berpikir) Bangunlah dan aku akan memelukmu.
Vladimir : (terluka, dengan dingin) Bolehkah hamba tahu di manakah tuan puteri
menghabiskan malamnya?
Estragon : Di selokan.
Vladimir : Jika aku memikirkan hal itu… selama ini… apa jadinya kamu tanpa aku….
(dengan tegas) pada saat itu, kau tidak lain hanya seoonggok tulang. Aku yakin akan hal itu.
Estragon : Lantas?.
Vladimir : (dengan muram) Itu keterlaluan untuk seorang manusia (Pause. Dengan
ceria) tapi sebaliknya, apa untungnya saat ini putus asa, itu yang aku katakan. Kita seharusnya
memikirkan hal itu jutaan tahun yang lalu. Pada abad ke-19.
Estragon : Ah, hentikan ocehanmu dan bantu aku menyingkirkan barang rongsokan ini.
Vladimir : Pada awalnya, saling bergandengan di puncak menara Eiffel. Kita sangat
cantik pada saat-saat itu. Akan tetapi, sekarang sudah terlambat. Mereka bahkan tak akan pernah
membiarkan kita naik lagi. (Estragon membuka sepatunya) Apa yang akan kau lakukan?
Vladimir : Sepatu harus dilepas setiap hari. Aku telah mengatakan hal itu padamu.
Kenapa kau tidak mencoba mendengarku?
Vladimir : Sakitkah?
Vladimir : (dengan marah) Tak ada orang yang menderita selain kau, aku tidak
termasuk. Aku ingin dengar apa yang akan kau katakan jika tahu apa yang aku alami.
Estragon : Sakitkah?
Estragon : Apa yang kau harapkan, kau selalu menunggu sampai saat terakhir.
Vladimir : Kadang-kadang aku merasa semuanya menjadi sama saja. Lalu, aku merasa
semuanya menggelikan. (dia melepaskan topinya, menatap tajam ke dalamnya
menggoncanggoncangkannya, lalu memakainya lagi) Bagaimana aku mengatakannya? Lega dan pada
saat yang bersamaan… (dia mencari kata yang tepat)…ngeri. (dengan penekanan) Ngeri (dia
melepaskan topinya lagi, menatap tajam ke dalamnya) Lucu (dia mengetuk-ngetuk bagian atasnya
seolah-olah mengusir bagian yang asing. Melihat bagian dalamnya lagi, memakainya kembali) Sia-sia
saja. (Estragon dengan kekuatan penuh berhasil menarik sepatu bootnya. Dia melihat bagian
dalamnya, menggoncang-goncangnya, melihat ke tanah untuk memastikan apakah ada sesuatu yang
keluar dari sepatunya, tidak menemukan apa-apa, merogoh dalamnya lagi. Menatap Vladimir
dengan pandangan yang kabur). Bagaimana?
Estragon : Tak ada.
Vladimir : Perlihatkan
Estragon : Apa?
Martin Esslin mengemukakan bahwa dalam mengkaji sebuah pementasan drama ada tujuh tanda
yang harus dicermati: pertama, ikon, indeks, dan simbol dalam drama; kedua, pembingkaian; ketiga,
aktor; keempat, visual dan desai; kelima, kata/teks; keenam, musik dan bunyi; dan ketujuh,
panggung dan layar. Jadi, drama merupakan karya multidimensional yang dapat dikaji dari banyak
sisi. Naskah drama tersebut setelah dikonversi menjadi sebuah teks ulasan seperti di bawah ini.
1. Orientasi 1 “Menunggu Godot” merupakan naskah drama karya Samuel Backett. Naskah
ini ditulisnya sejak 9 Oktober 1948 hingga 29 Januari 1949. “Menunggu Godot” pertama kali
dipentaskan di Paris pada 5 Januari 1953. Naskah ini ditulis dalam bahasa Prancis dan diterjemahkan
ke dalam banyak bahasa, termasuk Indonesia. Satu tokoh yang tidak muncul dalam dialog adalah
Godot. Godot merupakan sosok yang sangat dinantikan oleh para tokoh lain. Ia merupakan simbol
dari keberadaan dari ketiadaan. Wujudnya tidak pernah ada, tetapi namanya dibicarakan terus-
menerus; ia tidak muncul. Tanpa kehadiran fisiknya, Godot tetap memiliki kemampuan untuk
menunjukkan kekuasaannya kepada Vladimir dan Estragon untuk tetap menunggunya
kedatangannya.
2. Tafsiran Isi Kisah “Menunggu Godot” ini adalah kisah yang menggambarkan harapan
yang tidak kunjung berakhir. Aktor dalam cerita ini termasuk Vladimir, Estragon, Pozzo, Lucky, dan
Boy. Mereka adalah sekawanan teman-teman yang sangat setia pada kedatangan Godot. Bahkan,
Godot tidak akan pernah datang. Ia berbicara terus-menerus, tapi dia tidak muncul.
Ketidakhadirannya telah membuatnya menjadi pusat perhatian dan itu adalah cara dia menunjukkan
kekuasaannya dalam hal Vladimir dan Estragon untuk terus menunggu Godot.
Penantian kedua tokoh itu, Vladimir dan Estragon, menjadi sebuah penantian panjang. Selama itu
mereka melewatkan waktu dengan memperdebatkan hal-hal di sekitar mereka, di antaranya sepatu,
topi, pohon, peristiwa penyaliban, atau kisah penyelamatan. Tokoh lain yang kemudian hadir di
tengah cerita adalah Pozzo dan Lucky, sang tuan dan budaknya, serta seorang utusan Godot yang
beberapa kali datang dan mengatakan hal yang sama bahwa Godot tidak bisa datang sekarang,
tetapi besok. Selama waktu berjalan, peristiwa yang sama berulang kembali dan Godot tidak pernah
menampakkan dirinya sampai akhir cerita.
Namun sayangnya, gambaran kehidupan dalam cerita ini cukup menyedihkan. Berulang-ulang dan
beku. Kehilangan makna, tujuan dan mengisahkan penderitaan yang terus menerus. Setiap karakter
dalam naskah ini terlihat seperti hidup dalam penjara ciptaan sendiri. Setiap mereka terkurung
dalam ketidakmampuan untuk bertindak.
Pada tulisan ini ulasan yang dibahas adalah mengenai film berjudul Tangkuban Perahu yang
dibuat tahun 1982. Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Tatar Sunda. Legenda tersebut
berkisah tentang terciptanya danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang,
dan Gunung Bukit Tunggul. Berikut ulasan mengeani film Tangkuban Perahu.
Label:Kelas XI
0 komentar:
Post a Comment
PENCARIAN
Search
Custom Search
POPULAR POSTS
LABELS
Kelas IV (185)
Kelas IX (139)
Kelas V (231)
Kelas VI (66)
Kelas VII (116)
Kelas VIII (129)
Kelas X (139)
Kelas XI (68)
Kelas XII (36)
About Me
Nanang Ajim
View my complete profile
Featured Post
Pengertian Teks Ulasan
Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap suatu karya (drama atau film).
Mengulas suatu film dan drama mengharuskan kita untuk bersikap kritis. Sikap kritis ini sangat
penting agar ulasan yang kita tulis tersebut berkontribusi bagi kemajuan film dan drama itu
sendiri.
1. Orientasi, berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah karya (film dan
drama) yang akan diulas. Gambaran umum ini menyiapkan "latar belakang" bagi
pembaca mengenai apa yang akan diulas.
2. Tafsiran, berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film dan drama) yang
diulas, misalnya bagian-bagian dari hasil karya, keunikan, keunggulan, kualitas, dan
sebagainya.
3. Evaluasi, berisi pandangan dari pengulas mengenai hasil karya yang diulas. Hal
ini dilakukan setelah melakukan tafsiran yang cukup terhadap hasil karya tersebut. Pada
bagian ini penulis akan menyebutkan bagian yang bernilai (kelebihan) atau bagian yang
kurang bernilai (kekurangan) dari suatu karya (film dan drama).
4. Rangkuman, berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya (film dan
drama). Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut
bernilai/berkualitas atau tidak untuk ditonton/disaksikan.
Contoh Teks Ulasan
Berikut ini akan saya berikan contoh teks ulasan film yang berjudul "Di Balik 98". Contoh teks
ulasan film ini saya ambil dari salah satu sumber yang ada di internet yang akan saya berikan
lengkap dengan strukturnya. Silahkan simak dibawah ini.
Orientasi
Film Di Balik '98 adalah film yang diproduksi oleh MNC Pictures yang menceritakan tentang
peristiwa kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998. Semua rakyat Indonesia pasti sudah tahu
tentang peristiwa Mei 1998. Waktu itu adalah saat-saat krisis bagi tahta kepresidenan Soeharto
dan juga Orde Baru. Tetapi pada film Di balik 98, dibalik panasnya keadaan politik, banyak
sekali makna yang bisa dipetik nilai kemanusiaannya.
Tafsiran
Diceritakan, Diana (Chelsea Islan), mahasiswi Trisakti yang memutuskan untuk menjadi anggota
demonstran. Masa kekuasaan Soeharto menurut Diana harus segera diakhiri. Memutuskan untuk
menjadi anggota demonstran merupakan pilihan yang kurang tepat bagi Diana, karena Diana saat
ini tinggal bersama kakaknya, Salma (Ririn Ekawati), yang merupakan seorang pegawai Istana
Negara, dan Bagus, Suami Salma (Donny Alamsyah), yang juga seorang Letnan Dua, Angkatan
Darat.
Semenjak krisis moneter dimulai, Diana telah menjadi anggota dari gerakan gabungan seluruh
mahasiswa Indonesia yang mendesak diturunkannya presiden Soeharto. Peristiwa ini merupakan
salah satu bentuk sikap dari kegelisahan masyarakat, dan klimaksnya terjadi pada tanggal 13
sampai 14 Mei, dimana ada 4 orang mahasiswa yang tertembak mati oleh para aparat yang
mengatasi kerusuhan 98.
Di tengah situasi yang sangat rumit ini, presiden Soeharto memutuskan untuk pergi menghadiri
KTT G-15 di Kairo. Sementara wakil presiden, B.J. Habibie dikagetkan oleh peristiwa
penembakan yang terjadi di Trisakti yang berakhir dengan kerusuhan besar.
Kemarahan itu tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa ataupun Diana, tetapi juga dirasakan oleh
Bagus, kakak ipar Diana. Mengingat istrinya yang sedang mengalami hamil tua, Bagus tetap
wajib melaksanakan amanat atasan untuk menjaga keamanan diberbagai titik dan wilayah di
Jakarta. Semakin bimbang hati galau dan bercampur aduk hati agus saat mengetahui istrinya tidak
ada di Istana, dikarenakan istrinya pergi untuk mencari adiknya Diana yang telah beberapa hari
tidak ada informasi mengenai keberadaanya dan juga tidak pernah pulang ke rumah.
Semuanya bertambah absurd ketika Daniel (Boy William), pacar Diana, yang merupakan seorang
keturunan Tionghoa, juga harus merasakan kepedihan dikala itu. Ayah dan adiknya Diana
menghilang entah kemana dalam peristiwa kerusuhan 14 Mei. Terlebih Daniel juga hampir
terjebak sweeping masyarakat setempat dalam penyaringan orang-orang Non Pribumi, yang pada
saat itu menjadi puncak issue rasial di Indonesia.
Disisi lain, rakyat sekelas gembel atau orang susah dan pengemis pun harus ikut merasakan
bagaimana dampak politik yang terjadi, dan dampak buruknya bagi mereka.
Evaluasi
Film yang dirilis pada awal tahun 2015 ini bukanlah film politik, tetapi merupakan film drama
keluarga, percintaan, yang di dengselubungi latar belakang kerusuhan Mei 1998. Dan karena ini
adalah film, memiliki paradigma yang berbeda dengan kejadian kerusuhan Mei '98 tersebut.
Dengan menyisipkan sedikit cerita fiksi yaitu berupa kisah Diana, Daniel, dan yang lainnya maka
akan membuat film Dibalik '98 menjadi lebih menarik.
Kisah genting Mei 1998 memang sampai saat ini masih terkenang dengan baik, khususnya bagi
mereka yang mengalami secara langsung peristiwa tersebut. Tetapi Lukman Sardi, sang
sutradara, mencoba mengisahkan permasalahan lain yang terdapat pada film "Dibalik '98" untuk
diketahui masyarakat. Kehadiran Chelsea Islan yang namanya sedang naik daun dan terkenal,
berbanding lurus dengan kualitas aktingnya yang semakin mumpuni. Boy William pun tak kalah
hebatnya memainkan mahasiswa turunan Tionghoa yang ikut merasakan kepahitan 1998. Untuk
tampilan pemain, Dibalik 98 telah memberikan yang terbaik.
Rangkuman
Anda disarankan untuk menonton film ini jika anda belum mengetahui bagaiman tragedi di balik
98 karena film ini juga memberikan jawabannya. Film ini juga menceritakan bagaiman masalah
tersebut akhirnya bisa selesai dari pembicaraan empat mata antasa presiden dan wakil presiden
hingga akhirnya Soeharto turun. Dan yang tidak disangka-sangka adalah film ini juga menyajikan
komedi didalamnya,