Anda di halaman 1dari 4

Anatomi Payudara

Glandula mammae adalah organ reproduksi aksesoris pada wanita. Pada wanita
terletak setinggi costae II sampai costae VI, di pertengahan antara sternum sampai axilla
(Moore, 2006). Pada puncak mammae terdapat papilla serta areola mammae. Papilla
mammae terletak ditengah areola dan berbentuk conus atau silinder yang tingginya
bervariasi. Di dalam areola mammae terdapat pula glandulae areolares dan glandulae
sebacea (Moore, 2006).

Glandulae mammae terdiri atas 15-20 kelenjar tubuler yang bercabang-cabang.


Cabang-cabang terminal melingkar-lingkar dan membentuk lobuli mammae. Mereka
dikelilingi oleh jaringan pengikat longgar yang di dalamnya banyak terdapat kapiler-
kapiler. Di keliling jaringan pengikat itu terdapat jaringan pengikat yang lebih padat.
Kelenjar dengan jaringan pengikat ini membentuk corpus mammae. Corpus mammae
melanjutkan diri sebagai cauda axillaris yang melingkungi tepi musculus pectoralis mayor
ke dalam fossa axillaris (Moore, 2006; Speroff, 2011).

Tiap kelenjar terdiri atas ductus lactiferous. Sebagian ductus lactiferous bersatu
masuk ke papilla mammae. Sebelum masuk ke papilla mammae, ductus lactiferous
melebar menjadi sinus lactiferous, kemudian menyempit lagi dan berjalan sejajar di dalam
papilla mammae sebagai ductus excretorii. Pada waktu kehamilan, terjadi pertumbuhan
duktusduktus, dan ujung duktus-duktus itu berkembang menjadi alveolus (Moore, 2006;
Speroff, 2011)

Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot
dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600
gram dan saat menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar


2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
1. Korpus

Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus
adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus,
yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-
20 lobus pada tiap payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa duktus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).

2. Areola

Areola adalah daerah lingkaran


yang terdiri dari kulit yang longgar
mengelilingi putting susu dan
mengalami pigmentasi. Diameter 2,5
cm ( tregantung dari setiap wanita).
Areola disusun oleh urat otot yang
lembut dan merupakan sebuah jaringan
yang tebal berupa urat saraf berada
diujungnya. Berwarna merah muda
pada wanita yang berkulit cerah, lebih
gelap pada wanita yang berkulit coklat
sampai hitam dan gelap selama masa
kehamilan & menyusui. Pada daerah
areola terdapat beberapa minyak yang dihasilkan oleh kelenjar montgomery. Kelenjar ini
dapat berbentuk gelombang – gelombang naik dan sensitif terhadap siklus mentruasi
seorang wanita. Kelenjar ini bekerja untuk melindungi dan meminyaki putting susu selama
menyusui. Di daerah areola terletak kira – kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan aerola
akan mebesar dan disebut tuberculum Montgomery.

3. Papilla atau Puting


Papilla mammae treletak di pusat areola mammae setinggi iga ke-4.
Papilla mammae beberapa tonjolan dengan panjang 6 mm, tersusun atas jaringan Erektil
berpigmen dan sangat peka. Permukaannya berlubang – lubang berupa ostium papillare
kecil – kecil yang merupakan muara dari ductus lactifer. Ductuc lactifer ini dilapisi oleh
sel apitel. Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu.

Bentuk putting sebagai berikut, yaitu :

Namun, bentuk- bentuk puting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi,
karena pada dasarnya bayi menyusu pada payudara ibu bukan pada puting. Pada beberapa
kasus dapat terjadi dimana putting tidak lentur, terutama pada bentuk puting tebenam,
sehingga butuh penanganan khusus.

Fisiologi Laktasi

a. Reflek penghasilan ASI / Prolaktin

Hormon yang berpengaruh dalam penghasilan ASI adalah hormone prolaktin, yang
disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior yang di stimuli oleh PRH (Prolactin Releasing
Hormon) di hipothalamus. Prolaktin bertanggung jawab atas produksi ASI. Rangsangan
produksi prolaktin bergantung pada pengosongan ASI dari payudara. Makin banyak ASI
yang dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara, makin banyak ASI yang dibuat. Proses
pengosongan payudara sampai pembuatan ASI disebut reflek prolaktin (Sheerwood, 2009).

b. Reflek aliran/ Let Down

Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofisis anterior, rangsangan yang berasal
dari isapan bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang dilanjutkan ke dalam kelenjar
hipofisis posterior (Astuti, 2014). Akibatnya, hipofisis posterior menghasilkan oksitosin
yang menyebabkan sel-sel myoepithelial di sekitar alveoli akan berkontraksi dan
mendorong air susu masuk ke pembuluh laktifer sehingga lebih banyak air susu yang
mengalir keluar. Keadaan ini disebut reflek oksitosin atau let down reflex. Namun reflek
ini dapat dihambat oleh faktor emosi atau psikologis dari ibu (Sheerwood, 2009).

Referensi

Bandung. Syaifudin, Drs. H. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai