Anda di halaman 1dari 21

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Payudara


2.1.1 Anatomi Payudara
Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kelenjar payudara, beratnya kurang lebih 200 gram, saat
hamil 600 gram, dan saat menyusui 800 gram. (Andina, 2019)

Gambar 2.1. Anatomi Mammae Anterior

Berikut ini adalah bagan untuk menggambarkan anatomi badan payudara atau
korpus yang terstruktur dalamnya tersebut dapat dikatakan menyerupai buah
anggur atau bulir-bulir jeruk.

Lobus

Lobulus

Sel aciner, jaringan Sel aciner, jaringan Sel aciner, jaringan


lemak, sel plasma, sel lemak, sel plasma, sel lemak, sel plasma, sel
otot polos, pembuluh otot polos, pembuluh otot polos, pembuluh
darah. darah. darah.
Alveolus Alveolus Alveolus

Lobulus

Sel aciner, Sel aciner, Sel aciner,


jaringan lemak, sel jaringan lemak, sel jaringan lemak, sel
plasma, sel otot plasma, sel otot plasma, sel otot
polos, pembuluh polos, pembuluh polos, pembuluh
darah. darah. darah.

Alveolus Alveolus Alveolus

Gambar 2.2. Bagan Korpus atau Badan Patudara


Keterangan :
Duktus
Menjadi / Isi dari
Laktiferus

Berdasarkan bagan tersebut diatas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa masing-
masing payudara terdiri dari 15-24 lobus yang terletak radiair dan terpisah satu
sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobulus yang juga terdapatsel
aciner di dalam alveolus. Alveolus ini akan menghasilkan air susu. Lobulus
mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu bernama duktus. Saluran-
saluran yang halus ini bersatu menjadi satu saluran lebih besar untuk tiap lobus
bernama duktus laktiferus yang akhirnya memusat menuju puting susu dimana
masing-masing bermuara.
Gambar 2.3. Payudara

2.1.2 Fisiologi Payudara


2.1.2.1 Korpus (Badan) : Bagian yang membesar
2.1.2.2 Lobus : Beberapa lobulus yang berkumpul menjadi
15-20 lobus pada tiap payudara
2.1.2.3 Lobulus : Kumpulan Kumpulan dari alveolus (10-100
alveolus)
2.1.2.4 Alveolus : Unit terkecil yang memproduksi susu.
Terdiri dari sel aciner, jaringan lemak, sel
plasma, sel otot polos (bila berkontraksi
dapat memompa ASI keluar), dan
pembuluh darah.
2.1.2.5 Duktus : Saluran kecil penyalur ASI dari lobulus.
2.1.2.6 Duktus
Laktiferus : Gabungan duktus yang membentuk
saluran lebih besar.
2.1.2.7 Areola : Bagian yang kehitaman di tengah. Letaknya
mengelilingi puting susu atau papilla.
Memiliki warna kegelapan yang disebabkan
oleh penipisan dan penimbunan pigmen
pada kulit. Perubahan warna akan
tergantung pada corak kulit dan adanya
kehamilan. Wanita yang corak kulitnya
kuning langsat akan berwarna jingga
kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka
warnanya akan lebih gelap.
2.1.2.8 Sinus Laktiferus : Saluran di bawah areola yang besar
melebar, akhirnya memusat ke dalam
puting dan bermuara ke luar
2.1.2.9 Papila atau
Puting : Bagian yang menonjol di puncak payudara.
Terdapat lubang-lubang kecil yang menjadi
tempat bermuaranya duktus laktiferus,
ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah,
pembuluh getah bening dan serat-serat otot
polos yang tersusun secara sirkuler. Ketika
ada kontraksi, serat-serat otot polos tersebut kan
menyebabkan duktus laktiferus akan memadat
dan puting susu ereksi, sedangkan serat-serat otot
yang longitudinal akan menarik kembali
puting susu tersebut (Andina, 2019).

2.1.3 Fisiologi Payudara pada Masa Nifas


2.1.3.1 Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah
terjadi perubahan-perubahan pada kelenjer mammae yaitu :
1. Proliferasi jaringan pada kelenjer-kelenjer, alveoli dan jaringan
lemak bertambah.
2. Air susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, di mana
vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
4. Setelah pergalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron
hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin
yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio epitel kelenjer susu berkontraksi sehingga air susu
keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
(Imelda, 2018)

Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan rangsangan
psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh
hipofise. Produksi air susu ibu (AS!) akan lebih banyak. Sebagai efek
positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. lbu dan bayi dapat
ditempatkain dalam satu kamar (roming in) atau pada tempat yang
terpisah. Keuntungan roming in adalah :
1. Mudah menyusukan bayi.
2. Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi.
3. Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya.

2.1.4 Masalah Payudara


Menurut Imelda, 2018. Masalah payudara yang sering terjadi pada ibu nifas yaitu:
2.1.4.1 Kurang atau Kesalahan lnformasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah
lebih baik dari ASI, sehingga cepat menambah susu formula bila merasa
bahwa ASI kurang. Petugas kesehatan pun masih banyak yang tidak
memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat
memulangkan bayi.
2.1.4.2 Puting Susu Datar atau Terbenam
Puting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu
menjadi masalah. Secara umum, ibu tetap masih dapat rnenyusui bayinya
dan upaya selama antenatal umumnya kurang berfaedah. Misalnya,
dengan memanipulasi forman, menarik-narik puting, ataupun penggunaan
brestshield dan breast shell. Hal penting dan efesien untuk memperbaiki
keadaan ini adalah hisapan langsung bayi yang kuat.
2.1.4.3 Puting Susu Lecet (Abraded or Cracked Nipple)
Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu saat
menyusui. Selain itu, dapat pula terjadi retak dan embentukan celah-
celah. Retakan pada puting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48
jam.
2.1.4.4 Payudara Bengkak (Engorgement)
Payudara bengkak adalah keadaan di mana payudara nterasa lebih penuh
(tegang) darinyeri sekitar hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan.
Biasanya disebabkan oleh statis di vena dan pembuluh limfe, tanda bahwa
ASI mulai banyak disekresi. Pembekakan sering terjadi pada payudara
dengan elastisitas yang kurang. Namun, jika payudara bengkak dan ibu
tidak mengelnarkan ASI, maka ASI akan menumpuk dalam payudara.
Lalu, menyebabkan areola menjadi lebih menonjol, puting lebih datar dan
sulit untuk dihisap bayi.

Cara paling aman agar payudara tidak membengkak adalah dengan


menyusukan bayi segera setelah lahir. Jika payudara masih terasa berat,
maka keluarkan ASI dengan cara manual atau menggunakan pompa.
Perlunya perawatan pascamelahirkan sebelum menyusui agar payudara
tidak lembek serta mudah ditangkap oleh bayi.
2.1.4.5 Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan
saja saat ibu menyusui. Namun, paling sering terjadi antara hari ke-10 dan
hari ke-28 setelah kelahiran.

2.2 Konsep Pembengkakan Payudara


1. Definisi Pebengkakan
Menurut Robbins (2015) pembengkakan merupakan edema local yag dihasilkan
oleh cairan dan beberapa sel yang berpindah dari aliran darah kejaringan
interstitial. Pembengkakan adalah salah satu tanda adanya inflamasi, inflamasi
merupakan reaksi pertahanan tubuh dan jaringan terhadap kerusakan, tujuanya
untuk memperbaiki kerusakkan atau paling tidak membatasinya serta
menghilangkan penyebab kerusakan seperti bakteri pada benda asing.

Pembengkakan (engorgement) merupakan pembendungan air susu karena


penyempitan duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan
dengan sempurna payudara akan terasa sakit, panas, nyeri pada perabaan, tegang,
bengkak yang terjadi pada hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan,
ketika ASI secara normal dihasilkan. Pembengkakan payudara terjadi karena ASI
tidak dihisap oleh bayi secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem
duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan dan bendungan ASI
(Bahiyatun, 2009). Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan
meningkatnya tekanan intraduktal yang mempengaruhi berbagai segmen pada
payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat. Akibatnya, payudara
sering terasa penuh, tegang, dan nyeri. Hal tersebut juga bisa terjadi dikarenakan
adanya sumbatan pada saluran susu (Bahiyatun, 2009).

Masalah yang timbul selama masa menyusui dapat dimulai sejak periode antenatal,
masa pasca persalinan dini (masa nifas atau laktasi) dan masa pasca persalinan.
Berapa masalah menyusui antara lain puting susu nyeri, puting susu lecet,
pembengkakanpayudara (breast engorgement) atau disebut juga bendungan ASI,
kelainan anatomi puting, atau bayi enggan menyusu dan mastitis (Bahiyatun,
2009).

Pembengkakan payudara merupakan salah satu masalah yang sering muncul pada
ibu post partum. Pembengkakan payudara biasanya terjadi pada hari ketiga sampai
hari keempat setelah persalinan. Selama 24 sampai 48 jam pertama sesudah
terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan
berbenjol-benjol. Keadaan ini menggambarkan aliran darah vena normal yang
berlebihan dan pengembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan prekusor
regular untuk terjadinya laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdistensi sistem
lakteal oleh air susu.

Pembengkakan payudara terjadi karena ASI yang tidak segera dikeluarkan yang
menyebabkan penyumbatan pada aliran vena dan limfe sehingga aliran susu
menjadi terhambat dan tertekan ke saluran air susu ibu sehingga terjadinya
peningkatan aliran vena dan limfe. Kejadian ini timbul karena produksi ASI yang
berlebihan, menyusui bayi terjadwal, bayi tidak menyusu dengan adekuat, posisi
menyusui yang salah, atau karena putting susu yang datar/terbenam. Hal ini juga
bisa terjadi karena terlambat menyusui dini, perlekatan kurang baik.
Pembengkakan payudara merupakan pembendungan air susu karena penyempitan
duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna.

Payudara pada umumnya akan membesar, keras, dan tidak nyaman karena adanya
peningkatan suplai darah kepayudara bersamaan dengan terjadinya produksi air
susu. Kondisi ini bersifat normal dan akan berlangsung selama beberapa hari.
Namun terkadang pembesaran payudara dapat menimbulkan rasa sakit sehingga
ibu tidak leluasa dalam menggunakan bra atau membiarkan benda apapun
menyentuh payudaranya. Payudara yang mengalami bengkak akan terasa sakit,
panas, nyeri.

Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan bagi tubuh yang timbul bila mana
jaringan sedang dirusak yang menyebabkan individu tersebut bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus nyeri (Saifullah, 2015). Nyeri menurut Rospond (2008)
merupakan sensasi yang penting bagi tubuh. Sensasi penglihatan, pendengaran,
bau, rasa, sentuhan, dan nyeri merupakan hasil stimulasi reseptor sensorik,
provokasi saraf-saraf sensorik nyeri menghasilkan reaksi ketidaknyamanan,
distress, atau menderita nyeri adalah kejadian yang tidak menyenangkan, nyeri
adalah ketidaknyamanan yang dapat disebabkan oleh efek dari penyakit-penyakit
tertentu atau akibat cedera

2.2.2 Etiologi Pembengkakan


Pembengkakan payudara terjadi karena ASI yang tidak segera dikeluarkan yang
menyebabkan penyumbatan pada aliran vena dan limfe sehingga aliran susu
menjadi terhambat dan tertekan ke saluran air susu ibu sehingga terjadinya
peningkatan aliran vena dan limfe. Kejadian ini timbul karena produksi ASI yang
berlebihan, menyusui bayi terjadwal.

2.2.3 Fisiologi Nyeri


Definisi nyeri berdasarkan International Association for the Study of Pain (IASP,
1979) adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana
berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan
jaringan.

Sebagai mana diketahui bahwa nyeri tidaklah selalu berhubungan dengan derajat
kerusakan jaringan yang dijumpai. Namun nyeri bersifat individual yang
dipengaruhi oleh genetik, latar belakang kultural, umur dan jenis kelamin.
Kegagalan dalam menilai faktor kompleks nyeri dan hanya bergantung pada
pemeriksaan fisik sepenuhnya serta tes laboratorium mengarahkan kita pada
kesalahpahaman dan terapi yang tidak adekuat terhadap nyeri, terutama pada
pasien-pasien dengan resiko tinggi seperti orang tua, anak-anak dan pasien dengan
gangguan komunikasi.

Setiap pasien yang mengalami trauma berat (tekanan, suhu, kimia) atau pasca
pembedahan harus dilakukan penanganan nyeri yang sempurna, karena dampak
dari nyeri itu sendiri akan menimbulkan metabolic stress response (MSR) yang
akan mempengaruhi semua sistem tubuh dan memperberat kondisi
pasiennya. Hal ini akan merugikan pasien akibat timbulnya perubahan fisiologi
dan psikologi pasien itu sendiri, seperti:
1. Perubahan kognitif (sentral): kecemasan, ketakutan, gangguan tidur dan
putus asa.
2. Perubahan neurohumoral: hiperalgesia perifer, peningkatan kepekaan luka.
3. Plastisitas neural (kornu dorsalis), transmisi nosiseptif yang difasilitasi
sehingga meningkatkan kepekaan nyeri.
4. Aktivasi simpatoadrenal: pelepasan renin, angiotensin, hipertensi,
takikardi.
5. Perubahan neuroendokrin: peningkatan kortisol, hiperglikemi,
katabolisme.

Tipe nyeri ada beberapa jenis, pertama yaitu nyeri nosiseptif yang disebabkan oleh
aktivitas nosiseptor (reseptor nyeri) sebagai respon terhadap stimuli yang
berbahaya. Nosiseptif sebenarnya merupakan alur nyeri yang dimulai dari
transduksi, transmisi, modulasi sampai persepsi; kedua adalah nyeri
neuropatik yang disebabkan oleh sinyal yang diproses di sistem saraf perifer atau
pusat yang menggambarkan kerusakan sistem saraf perifer atau pusat yang
menggambarkan kerusakan sistem saraf.

2.1.4 Jenis-Jenis dan Skala Nyeri


Menurut Nurhayati, (2011), mengklasiifikasikan nyeri berdasarkan lokasi atau
sumber, antara lain :
2.1.4.1 Nyeri somatik superfisial (kulit), yaitu nyeri kulit berasal dari struktur
superfisial kulit dan jaringan subkutis. Nyeri sering dirasakan sebagai
penyengat, tajam, meringis, atau seperti terbakar, dan apabila pembuluh
darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut.
2.1.4.2 Nyeri somatik dalam, nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentu,
tulang, sendi dan arteri.
2.1.4.3 Nyeri visera, nyeri berasal dari organ-organ tubuh, terletak di dinding otot
polos organ-organ berongga. Mekanisme utama yang menimbulkan nyeri
visera adalah peregangan atau distensi abnormal dinding atau kapsul
organ, iskemia dan peradangan.
2.1.4.4 Nyeri alih, nyeri yang berasal dari salah satu daerah tubuh tetapi dirasakan
terletak didaerah lain.
2.1.4.5 Nyeri neuropati, nyeri yang sering memiliki kualitas seperti terbakar,
perih atau seperti tersengat listrik. Nyeri ini akan bertambah parah oleh
stres, emosi, atau fisik (dingin, kelelahan), dan mereda oleh relaksasi.

Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis


kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS terutama untuk
menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan pilihan
kata untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk
membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak
yang sama antar kata yang menggambarkan efek analgesik.
2.1.4.6 Numeric Rating Scale

Gambar 2.4. Numeric Rating Scale (NRS).

Skala nyeri pada angka 0 berarti tidak nyeri, angka 1-3 menunjukkan
nyeri yang ringan, angka 4-6 termasuk dalam nyeri sedang, sedangkan
angka 7-10 merupakan kategori nyeri berat. Oleh karena itu, skala NRS
akan digunakan sebagai instrument penelitian (Potter & Perry, 2006).
Menurut Skala nyeri dikategorikan sebagai berikut:
1. 0 : tidak ada keluhan nyeri, tidak nyeri.
2. 1-3 : mulai terasa dan dapat ditahan, nyeri ringan.
3. 4-6 : rasa nyeri yang menganggu dan memerlukan usaha
untuk menahan, nyeri sedang.
4. 7-10 : rasa nyeri sangat menganggu dan tidak dapat
ditahan, meringis, menjerit bahkan teriak, nyeri berat.

2.1.4.7 Visual Analog Scale (VAS)


Skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa bebas
mengekspresikan nyeri, kearah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit
tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri sedang (Potter & Perry,
2005).

Gambar 2.5. Visual Analog Scale (VAS)

2.1.4.8 Verbal Rating Scale (VRS)


Skala ini untuk menggambarkan rasa nyeri, efektif untuk menilai nyeri
akut, dianggap sederhana dan mudah dimengerti, ranking nyerinya
dimulai dari tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan (Khoirunnisa
& Novitasari, 2015).
Gambar 2.6. Verbal Rating Scale (VRS)
2.1.4.9 Skala Wajah dan Barker
Skala nyeri enam wajah dengan eskpresi yang berbeda, menampilkan
wajah bahagia hingga wajah sedih. Digunakan untuk mengekspresikan
rasa nyeri pada anak mulai usia 3 (tiga) tahun (Potter & Perry, 2005 dalam
Handayani, 2015).

Gambar 2.7. Skala Wajah dan Barker

2.3 Konsep Kubis


Kubis adalah salah satu sayuran dari keluarga cruciferae (brassicaceae) yang dapat
menjadi pilihan makanan yang baik karena memberikan serat dan vitamin dasar namun
rendah kalori. Sayuran ini lazim ditanam di Indonesia seperti keluarga cruciferae yang
lain seperti kubis bunga, kubis tunas, brokoli, sawi, dll. Sayuran ini dapat ditanam di
dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan curah hujan rata-rata 850-900 mm.
Daunnya bulat, oval, sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan tebal, warna
daun bermacam-macam, antara lain putih (forma alba), hijau, dan merah keunguan
(forma rubra). Buahnya buah polong berbentuk silindris, panjang 5-10 cm, berbiji
banyak. Biji berdiameter 2-4 mm, berwarna cokelat kelabu. (Astuti, 2019)

Gambar 2.8. Kubis


Kubis mempunyai nama daerah kol, kobis, kubis telur. kubis krop dan nama asingnya
yaitu cabbage. Sedangkan nama simplisia dari kubis adalah Brassicae capitatae folium
(daun kubis) karena yang dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daunnya. Umur
panennya berbeda-beda, berkisar dari 90 hari sampai 150 hari. Kubis dapat diperbanyak
dengan biji atau setek tunas.

Kubis dapat dikonsumsi secara langsung (mentah) sebagai lalapan, salad, jus, ataupun
dimasak sebagai lauk dan sayur.13 Beberapa tinjauan pustaka mengemukakan bahwa
kubis dapat menurunkan kadar lipid dalam darah. Salah satu cara yang dipakai untuk
menurunkan kadar lipid dalam darah adalah dengan meminum jus kubis sebanyak 1 liter
per hari minimal selama 10 hari, (Astuti, 2019).

Kubis atau kol (Brassica Oleracea Var. Capitata) merupakan sayuran ekonomis yang
sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Kubis kaya akan fitonutrien dan berbagai
vitamin seperti vitamin A, C, E, dan kandungan glukosinolate mempunyai aktivitas
antikanker. Kubis juga kaya akan kandungan sulfur yang diyakini dapat mengurangi
pembengkakan dan peradangan payudara, (Astuti, 2019)

2.3.1 Kandungan Kubis


Berikut beberapa senyawa yang terkandung dalam kubis:
2.3.1.1 Vitamin C
Fungsi dasar vitamin C adalah meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit dan membantu penyembuhan penyakit sehingga tubuh
menjadi lebih sehat. Selain itu, vitamin C memiliki fungsi utama sebagai
antioksidan yaitu menetralkan racun dan radikal bebas di dalam darah
maupun cairan di dalam tubuh. Tetapi, pengkonsumsian vitamin C yang
berlebihan, terutama bagi penderita ulkus peptikum, dapat menimbulkan
rasa perih di lambung. Sebaiknya vitamin C dikonsumsi setelah makan.
2.3.1.2 Flavonoid
Senyawa flavonoid mempunyai ikatan gula yang disebut aglikon yang
dapat berikatan dengan berbagai gula dan dapat dengan mudah terlepas
dari ikatan gula tersebut. Flavonoid merupakan antioksidan, dapat
meningkatkan aktifitas vitamin C sebagai antioksidan dalam mencegah
oksidasi LDL kolesterol, sebagai pereduksi radikal hidroksil dan
superoksida serta radikal peroksil.
2.3.1.3 Glutamine
Merupakan salah satu asam amino non-esensial. Sebagaimana fungsi dari
protein, glutamine berfungsi menjaga integritas mukosa saluran
pencernaan dan memperbaiki ulkus. Glutamine juga memperlancar aliran
darah di lambung untuk memberi nutrisi bagi sel-sel yang rusak sehingga
regenerasi sel terjadi lebih cepat.Kubis mengandung asam amino metionin
yang berfungsi sebagai antibiotik dan kandungan lain seperti sinigrin
(Allylisothiocyanate), minyak mustard, magnesium, Oxylate heterosides
belerang yang dapat membantu memperlebar pembuluh darah kapiler
sehingga meningkatkan aliran darah untuk keluar masuk melalui daerah
tersebut dan memungkinkan tubuh untuk menyerap kembali cairan yang
terbendung dalam payudara tersebut. Selain itu daun kubis juga
mengeluarkan gel dingin yang dapat menyerap panas yang ditandai
dengan klien merasa lebih nyaman serta daun kubis menjadi layu/matang
setelah penempelan.

Beberapa hasil penelitian yang membuktikan penggunaan daun kubis


efektiv digunakan untuk mengurangi pembengkakan pada payudara. Song
Ji-Ah dan Hur Myung Haeng menjelaskan hasil Systematic Review dari
12 artikel, daun kubis efektif dalam mengurangi rasa sakit, nyeri, dan
bengkak pada payudara. Penelitian lain oleh Sharma (2018) menunjukkan
penggunaan daun kubis juga dapat mengurangi rasa sakit (85,9% menjadi
13%), nyeri payudara (80% menjadi 10%), kemerahan (75% menjadi
11%), dan pembengkakan.

2.3.2 Phatwey Kubis terhadap Nyeri Payudara

Kubis Gel Dingin Menyerap Panas


Gel

Asam Nyaman
Amino
Antibiotic, Cairan yang
Sinigrin, Terbendung
Minyak
Mustard,
Oxylate
↑ Aliran Darah

Gambar 2.9. Phatwey Kubis terhadap Nyeri Payudara

2.3.3 Cara Kerja Kompres Kubis


Daun kubis mengeluarkan gel dingin yang dapat menyerap panas yang ditandai
dengan klien merasa lebih nyaman serta daun kubis menjadi layu/matang setelah
penempelan. antioksidan yaitu menetralkan racun dan radikal bebas di dalam darah
maupun cairan di dalam tubuh, mencegah oksidasi LDL kolesterol, sebagai
pereduksi radikal hidroksil dan superoksida serta radikal peroksil.10 9, membantu
memperlebar pembuluh darah kapiler sehingga meningkatkan aliran darah untuk
keluar masuk melalui daerah tersebut dan memungkinkan tubuh untuk menyerap
kembali cairan yang terbendung dalam payudara.

2.3.4 Cara Mengompres Daun Kubis


Pilih daun kubis hijau yang masih segardaun kubis hijau diambil secara utuh
perlembar, usahakan tidak robek, kemudian daun kubis dapat digunakan dalam
kondisi dingin (didinginkan dalam freezer sekitar 20-30 menit atau sampai suhu
daun 18°C) atau pada suhu kamar, laluKeluarkan dan siapkan daun kubis yang
sudah dingin dari freezer setelah itu, letakkan daun kubis dingin di atas payudara
tutupi semua area payudara yang bengkak dan kulit yang sehat. Kompres payudara
selama 15-20 menit atau sampai daun kubis tersebut layu (dapat dilakukan didalam
bra). Lakukan 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut.

2.4 Konsep Lidah Buaya


Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman asli afrika, yang termasuk golongan
Liliaceae. Keistimewaan lidah buaya ini terletakpada gelnya yang dapat membuat kulit
tidak cepat kering dan selalu kelihatan lembab. Keadaan tersebut disebabkan sifat gel
lidah buaya yang mampu meresap ke dalam kulit, sehingga dapat menahan kehilangan
cairan yang terlampau banyak dari dalam kulit (Purbaya, 2003).
Gambar 2.10. Lidah Buaya
Lidah buaya adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan
digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit.
Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika.

Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku
industri.Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti
enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan.

2.4.1 Kandungan Lidah Buaya


Tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral,
vitamin, aloe emodin, ada dua jenis cairan pada daun lidah buaya. Cairan pertama
berupa cairan bening seperti jeli (lendir). Cairan ini mengandung zat anti bakteri
dan antijamurGel lidah buaya mengandung karbohidrat diet, asam amino, mineral,
dan polisakarida.

Menurut Wahyono E dan Kusnandar (2012), lidah buaya berkhasiat sebagai anti
inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping
menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan
darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta
dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker.

Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah
senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal
insulin seperti pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan
meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase
3beta, sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah.
Kandungan daun lidah buaya terdapat dua jenis cairan pada daun lidah buaya.
Cairan pertama berupa cairan bening seperti jeli (lendir). Cairan inimengandung
zat anti bakteri dan anti jamur, serta salisilat yang dapat merangsang fibroblast (sel-
sel kulit yang berfungsi untuk menyembuhkan luka). Oleh karena itu, lidah buaya
diyakini mampu menyembuhkan luka, merendam rasa sakit, dan berkhasiat sebagai
anti bengkak. (Budisantoso, 2008).

Manfaat Daun dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun dalam
bentuk ekstra. Eskudat (getah daun yang keluar bila dipotong, berasa pahit dan
kental) secara tradisional biasanya digunakan langsung untuk pemeliharaan
rambut, penyembuhan luka, dan sebagainya. Gel (bagian berlendir yang diperoleh
dengan menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan), bersifat
mendinginkan dan mudah rusak karena oksidasi sehingga dibutuhkan proses
pengolahan lebih lanjut agar diperoleh gel yang stabil dan tahan lama. Gel lidah
buaya mengandung karbohidrat tercerna, sehingga dapat digunakan sebagai
minuman diet. Gel lidah buaya tersusun oleh 96 persen air dan 4 persen padatan
yang terdiri dari 75 komponen senyawa berkhasiat. Khasiat hebat yang dimiliki
aloevera sangat terkait dengan 75 komponen tersebut secara sinergis.
(Furnawanthi, 2004).

Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini lidah buaya juga telah
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan. Aloe
vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang
diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan
20 dari 22 jenis asam amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe
vera dapat menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit,
penghapusan bekas luka dan tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan
peremajaan kulit. Dengan beragam manfaat yang terkandung dalam lidah buaya,
pemanfaatannya kurang optimal oleh masyarakat yang hanya memanfaatkannya
sebagai penyubur rambut.
Lidah buaya bukan sekadar tanaman hias di halaman rumah dan teras. Dibalik
bentuk fisiknya yang unik, lidah buaya bermanfaat untuk kesehatan maupun
kecantikan. Lidah buaya semakin populer, karena daging dari pelepah daun
ternyata juga enak untuk dikonsumsi.Daun lidah buaya juga dapat diolah menjadi
berbagai produk makanan dan minuman, berupa minuman (jeli, jus, dawet), nata de
aloe, dodol, selai, dan lain-lain. Makanan dan minuman hasil olahan lidah buaya
sangat berpotensi sebagai makanan/minuman kesehatan. Hal tersebut mengandung
zat gizi dan nongizi yang memiliki khasiat untuk mendongkrak kesehatan.
(Furnawanthi, 2004).

Beberapa penelitian lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi berfungsi untuk
merusak menghancurkan, mengurangi, atau melokalisasi (sekuster) baik agen
yangrusak maupun jaringan yang rusak. Tanda terjadinya inflamasi adalah
pembengkakan / edema, kemerahan, panas, nyeri. Anti piretik adalah zat-zat yang
dapat mengurangi suhu tubuh atau obat untuk menurunkan panas. Lidah buaya
bekerja sebagai anti inflamasi serta obat herbal untuk luka bakar yang dapat
mencegah oedema dengan cara menghambat enzim siklo oksigenase atau
menghambat sintesis prostaglandin E2 (PGE2) dari asam arakhidonat. Senyawa
PGE2 merupakan prostag landin yang dilepaskan oleh makrofag dan memodulasi
beberapa respon radang.

Menurut Robert (2009), dalam penelitian Astutik (2016), kompres lidah buaya
terbukti untuk mengurangi rasa nyeri pada area tubuh yang mengalami bengkak.
Penurunan skala nyeri pembengkakan payudara setelah diberikan kompres lidah
buaya menurut. Green (2015), terjadi akibat tingginya kandungan asam amino,
mineral, polisakarida pada daun lidah buaya yang di yakini dapat mengurangi nyeri
pembengkakan dan peradangan payudara. Penelitian juga dilakukan oleh Sousa
dkk (2012), yang mengkombinasikan kompres hangat, dingin dan lidah buaya
untuk mengatasi bendungan payudara.

Hasil penelitian Robert (2009) dalam jurnal penelitian Astutik (2016),


menunjukkan bahwa kompres lidah buaya efektif dalam mengurangi ketidak
nyamanan pada payudara saat penuh dan bengkak. Menunjukkan bahwa kompres
lidah buaya efektif dalam mengurangi ketidak nyamanan pada payudara saat
penuh, nyeri dan bengkak.

Penelitian juga dilakukan oleh Aprida (2017), yang mengkombinasikan kompres


hangat, dingin dan lidah buaya untuk mengatasibendungan payudara. Hasil
penelitiann menunjukkan bahwa kompres lidah buaya efektif dalam mengurangi
ketidak nyamanan pada payudara saat penuh dan bengkak. Menunjukkan bahwa
kompres lidah buaya efektif dalam mengurangi ketidak nyamanan pada payudara
saat penuh, nyeri dan bengkak.

2.4.2 Phatwey Lidah Buaya terhadap Nyeri Payudara

Lidah Buaya Asam Amino, Anti


Mineral dan Inflamsia
Peradangan Menghambat
Makrofag
/ Sintesis
Gambar 2.11. Phatwey Lidah Buaya terhadap Nyeri Payudara

2.4.3 Cara Kerja Lidah Buaya


Lidah buaya bekerja sebagai anti inflamasi serta obat herbal untuk luka bakar yang
dapat mencegah oedema dengan cara menghambat enzim siklo oksigenase atau
menghambat sintesis prostag landin E2 (PGE2) dari asam arak hidonat, karena
dalam lidah buaya terdapat kandungan asam amino, mineral, polisakarida.
Senyawa PGE2 merupakan prostag landin yang dilepaskan oleh makrofag dan
memodulasi beberapa respon radang.

2.4.4 Cara Mengopres Lidah Buaya


Pertama kita cuci tangan, kemudian pasang sarung tangan. Lalu menjaga prevesi
pasien, setelah itu lepaskan pakaian pasien dan oleskan jeli lidah buaya pada
payudara dalam waktu 20 menit, biarkan sampai jeli mengering, lakukan 3 kali
sehari dalam 8 jam. (Nurbaya, 2013).

2.5 Jenis Kompres


Ada beberapa jenis kompres yaitu:
2.5.1 Kompres Hangat
Kompres hangat adalah salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh pada demam
anak degan memberikan kompres pada bagian pembuluh darah besar upaya untuk
merangsang daerah preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh (Potter dan
Perry, 2006).

2.5.2 Kompres Dingin


Kompres dingin adalah penggunaan dingin dalam pengobatan trauma akut dan
cedera subakut dan penurunan ketidaknyamanan setelah rekondisi dan rehabilitasi.
(Potter dan Perry, 2006).

2.5.3 Kompres Alcohol


Kompres alcohol adalah kompres yang memberi rangsangan dingin, tujuannya
untuk mengontrol suhu, mengontrol perdarahan, mengatsaai infeksi local,
pebengkakan atau inflamsai serta mengurangi nyeri meski denganwaktu yang
cukup lama. (Rajin & Mukoramah, 2008).

2.5.4 Kompres Daun Kubis


Menurut (apriyani, 2018) Kubis bermanfaat sebagai antioksi dan yaitu menetralkan
racun dan radikal bebas di dalam darah maupun cairan di dalam tubuh, mencegah
oksidasi LDL kolesterol, sebagai pereduksi radikal hidroksil dan superoksida serta
radikal peroksil. Membantu memperlebar pembuluh darah kapiler sehingga
meningkatkan aliran darah untuk keluar masuk melalui daerah tersebut dan
memungkinkan tubuh untuk menyerap kembali cairan yang terbendung dalam
payudara tersebut, Selain itu daun kubis juga mengeluarkan gel dingin yang
dapat menyerap panas yang ditandai dengan klien merasa lebih nyaman serta daun
kubis menjadi layu/matang setelah penempelan.
2.5.5 Kompres Lidah Buaya
Lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi berfungsi untuk merusak
menghancurkan, mengurangi, atau melokalisasi (sekuster) baik agen yang rusak
maupun jaringan yang rusak. Tanda terjadinya inflamasi adalah
pembengkakan/edema, kemerahan, panas, nyeri. Anti piretik adalah zat-zat yang
dapat mengurangi suhu tubuh atau obat untuk menurunkan panas. Lidah buaya
bekerja sebagai anti inflamasi serta obat herbal untuk luka bakar (Nurbaya, 2013)

2.6 Kerangka Konsep, dan Hipotesis


2.6.1 Kerangka Konsep

Variabel Idependen
Kompres Daun Kubis
Variabel
Ibu nifas
Dependen
Nyeri Payudara
Variabel Independen
Kompres Lidah Buaya

Gambar 2.12. Kerangka Konsep

2.6.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep diatas maka dapat dirumuskan bahwa hipotesis (H 1)
dalam penelitian ini adalah ada perbedaan pengaruh kompres kubis dan kompres
lidah buaya terhadap nyeri payudara.

Anda mungkin juga menyukai