Anda di halaman 1dari 5

Pengertian 4 pilar kebangsaan

Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan. Dalam bahasa Jawa tiang penyangga bangunan
disebut ”soko”, bahkan bagi rumah joglo, yakni rumah yang atapnya menjulang tinggi terdapat
empat soko di tengah bangunan yang disebut soko guru.
Demikian pula halnya dengan bangunan negara-bangsa, membutuhkan pilar atau yang
merupakan tiang penyangga yang kokoh agar rakyat yang mendiami akan merasa nyaman,
aman, tenteram dan sejahtera, terhindar dari segala macam gangguan dan bencana. P ilar bagi
suatu negara-bangsa berupa sistem keyakinan atau belief system, atau philosophische
grondslag, yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang dianut oleh rakyat negara-bangsa yang
bersangkutan yang diyakini memiliki kekuatan untuk dipergunakan sebagai landasan dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pilar yang dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan dalam menyusun program
kerja dan dalam melaksanakan kegiatan. Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia
dimanfaatkan sebagai landasan atau penyanggah dalam menyusun program kerja dan dalam
melaksanakan setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa 4 pilar kebangsaan adalah 4 penyangga yang menjadi panutan
dalam keutuhan bangsa indonesia yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar, NKRI, Bhineka
Tunggal Ika.

Isi dan Makna 4 Pilar Kebangsaan


Berikut adalah isi dan makna dari keempat pilar kebangsaan :
1. Pilar Pancasila
Pilar pertama bagi tegak kokoh berdirinya negara-bangsa Indonesia adalah Pancasila. Timbul
pertanyaan, mengapa Pancasila diangkat sebagai pilar bangsa Indonesia. Perlu dasar pemikiran
yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga dapat diterima oleh seluruh warga bangsa,
mengapa bangsa Indonesia menetapkan Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Kita menyadari bahwa negara-bangsa Indonesia adalah negara yang besar, wilayahnya cukup luas
seluas daratan Eropa yang terdiri atas berpuluh negara, membentang dari barat ke timur dari
Sabang sampai Merauke, dari utara ke selatan dari pulau Miangas sampai pulau Rote, meliputi
ribuan kilometer. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17 000
pulau lebih, terdiri atas berbagai suku bangsa yang memiliki beraneka adat dan budaya, serta
memeluk berbagai agama dan keyakinan, maka belief system yang dijadikan pilar harus sesuai
dengan kondisi negara bangsa tersebut.
Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi negara-bangsa Indonesia yang pluralistik dan
cukup luas dan besar ini. Pancasila mampu mengakomodasi keanekaragaman yang terdapat dalam
kehidupan negara-bangsa Indonesia.
Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung konsep dasar yang terdapat pada
segala agama dan keyakinan yang dipeluk atau dianut oleh rakyat Indonesia, merupakan common
denominator dari berbagai agama, sehingga dapat diterima semua agama dan keyakinan.
Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan penghormatan terhadap hak asasi
manusia. Manusia didudukkan sesuai dengan harkat dan martabatnya, tidak hanya setara, tetapi
juga secara adil dan beradab. Pancasila menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, namun dalam
implementasinya dilaksanakan dengan bersendi pada hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan Sedang kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk kesejahteraan perorangan
atau golongan. Nampak bahwa Pancasila sangat tepat sebagai pilar bagi negara-bangsa yang
pluralistik.
Pancasila sebagai salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki konsep,
prinsip dan nilai yang merupakan kristalisasi dari belief system yang terdapat di seantero wilayah
Indonesia, sehingga memberikan jaminan kokoh kuatnya Pancasila sebagai pilar kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Pilar Undang-Undang Dasar 1945
Pilar kedua kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang
Basis 1945. Dalam rangka memahami dan mendalami UUD 1945, diperlukan memahami lebih dulu
makna undang-undang dasar teruntuk kehidupan berbangsa dan bernegara dan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Tanpa memahami prinsip yang terkandung dalam Pembukaan ini tidak mungkin mengadakan
evaluasi terhadap pasal-pasal yang memiliki dalam batang tubuhnya serta barbagai undang-
undang yang akhirnya menjadi derivatnya.
3. Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sebelum kindertagesstätte bahas mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia ada baiknya bila
kita fahami jauh dahulu berbagai bentuk Pelosok yang terdapat di negara, apa kelebihan dan
kekurangannya, untuk selanjutnya kita fahami mengapa para founding daddies negara ini memilih
negeri kesatuan.
Bentuk Negara contohnya konfederasi, federasi dan kesatuan, menurut Carl J. Friedrich,
merupakan bentuk pembagian kekuasaan secara teritorial atau local division oif power. Beserta
penjelasan mengenai bentuk-mentuk Pelosok tersebut.
4. Pilar Bhinneka Tunggal Ika
Sesanti atau semboyan Bhinneka Tunggal Ika diungkapkan pertama kali oleh mPu Tantular,
pujangga agung kerajaan Majapahit yang hidup dalam masa pemerintahan Raja Hayamwuruk, di
abad ke empatbelas (1350-1389). Sesanti tersebut memiliki dalam karyanya, kakawin Sutasoma
yang berbunyi “Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa, ” yang artinya “Berbeda-beda
itu, 1 itu, tak ada pengabdian yang mendua. “
Semboyan yang kemudian dijadikan prinsip dalam kehidupan dalam pemerintahan kerajaan
Majapahit itu bagi mengantisipasi adanya keaneka-ragaman petunjuk yang dipeluk oleh kaum
Majapahit pada waktu tersebut. Meskipun mereka berbeda petunjuk tetapi mereka tetap 1 dalam
pengabdian.
Manfaat 4 Pilar Kebangsaan
1. Sebagai tombak untuk tetap kokohnya berdirinya bangsa
2. Menginspirasi rakyat Indonesia untuk kembali ke revolusi atau tujuan yang benar
3. Menjaga kemurnian UUD 1945
4. Membangun kepahaman tentang jiwa bangsa secara utuh
5. Membangun karakter bangsa
6. Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa
7. Sarana pembangunan hukum bangsa
8. Sarana pembaharuan masyarakat
9. Sebagai landasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
10. Alat ketertiban dan pengaturan masyarakat

F. Peran 4 Pilar Untuk Membentuk Karakter Bangsa


Berikut ini merupakan beberapa sikap yang mencerminkan karakter bangsa, diantaranya:
1. Saling menghormati dan menghargai,
2. Rasa kebersamaan dan tolong menolong,
3. Rasa kesatuan dan persatuan,
4. Rasa peduli dalam bermasyarakat berbangsa dan Negara,
5. Adanya moral dan akhlak dan di landasi nilai-nilai agama,
6. Perilaku dan sifat-sifat kejiwaan dan saling menghormati dan menguntungkan,.
7. Kelakuan dan tingkah laku menggambarkan nilai-nilai agama, hukum, dan budaya, serta
8. Sikap dan prilaku menggambarkan nilai-nilai kebangsaan, dan sebagainya.

Selain itu pula, untuk membangun karakter bangsa diperlukan sikap menjunjung tinggi
beberapa nilai, seperti:
1. Nilai kejuangan,
2. Nilai semangat,
3. Nilai kebersamaan atau gotong royong,
4. Nilai kepedulian atau solider,
5. Nilai sopan santun ,
6. Nilai persatuan dan kesatuan,
7. Nilai kekeluargaan, serta
8. Nilai tanggungjawab, dan sebagainya.

Faktor Membangun Karakter Bangsa, diantaranya sebagai berikut:


1. Agama,
2. Normatif (Hukum dan peraturan yang berlaku),
3. Pendidikan,
4. Ideologi,
5. Kepemimpinan,
6. Lingkungan,
7. Politik,
8. Ekonomi, dan
9. Sosial Budaya.

,
Wujud sikap yang mencerminkan 4 pilar kebangsaan
1. Setia dan cinta tanah air
2. Mengembangkan persatuan dan kesatuan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
3. Tidak menjadi koruptor
4. Tidak membuat pernyataan atau keputusan yang merugikan bangsa
5. Tidak membedakan ras, suku, agama, adat, maupun bahasa
6. Tidak menyalahgunakan kekuasaan
7. Menjaga ketertiban dan keamanan
8. Peduli terhadap bangsa dan Negara
9. Saling tolong – menolong
10. Saling menghormati antar sesama manusia

Anda mungkin juga menyukai