Disusun oleh:
Radifan Arisyi (175020207111027)
Nathasya Felia Zahra (175020207111030)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
OUTSIDE STAKEHOLDERS
Adalah orang maupun pihak (constituencies) yang bukan pemilik
perusahaan, pemimpin perusahaan, dan bukan pula karyawan
perusahaan–tetapi memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan/atau
dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan
(Jones, 1995: 24) yang termasuk outside stakeholders adalah pelanggan
(customers), pemasok (suppliers), pemerintah (government), serikat
pekerja (unions), komunitas lokal (local communities), masyarakat umum
(general public)
(Robbins dan Coulter, 2003: 75) tidak membagi pemangku kepentingan
perusahaan kedalam kategori inside dan outside stakeholders, tetapi
apabila unsur-unsur pemangku kepentingan yang dikemukakan oleh
Robbins dan Coulter (seperti pada tabel) disusun kembali kedalam
kategorisasi Jones, maka terdapat empat unsur tambahan yang termasuk
kedalah outside stakeholders, yaitu : media (media), asosiasi perdagangan
dan industri (trade and industry associations), pesaing (competitors) serta
kelompok-kelompok aksi sosial dan politk (social and political action
groups)
1. PELANGGAN (CUSTOMERS)
Merupakan kelompok outside stakeholders yang paling besar
jumlahnya. Pelanggan bersedia menukaruang yang merka miliki
dengan produk yang dihasilkan perusahaan, selama mereka
beranggapan bahwa mereka membeli dengan harga yang pantas
atau lebih murah dengan apa yang seharusnya mereka bayarkan.
2. PEMASOK (SUPPLIERS)
Semakin tinggi tikat persaingan, maka mengakibatkan peran
pemasok semakin penting. Melalui pasokan input yang bermutu
disertai dengan harga yang kompetitif, perusahaan dapat
menghasilkan produk dengan harga dan kualitas yang bersaing.
3. KREDITOR (CREDITORS)
Kreditor menyediakan dana, dalam hal ini kreditor disini adalah
Bank, dimana bank mengharapkan bunga dari pinjaman yang
dilakukan oleh perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga sangat tergantung dengan kinerja perusahaan
tersebut.
4. PEMERINTAH (GOVERNMENT)
Salah satu arah kebijakan ekonomi Indonesia adalah ingin
menguranginya utang luar negeri yang digunakan untuk
pembangunan Indonesia, oleh karena itu pemerintah ingin
mendongkrak pemasukan dari sektor pajak. Oleh karena itu
pemerintah sangat berkepentingan untuk memjukan dunia usaha di
Indonesia, selain untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan
pendapatan perkapita, juka akan meningkatkan pendapatan
pemerintah dari sektor pajak.
5. SERIKAT PEKERJA (UNIONS)
Para pekerja bersedia untuk bekerja disuatu perusahaan karena
memiliki sebuah kepentingan, hal ini sama halnya dengan
perusahaan yang mempekerjakan pekerja, karena memiliki
kepentingan. Namun perbedaan kepentingan yangn dimiliki oleh
perusahaan dan pekerja dapat menimbulkan konflik, jika konflik
ini tidak diselesaikan degan cara yang baik akan menimbulkan
kerugian di kedua belah pihak
6. KOMUNITAS LOKAL (LOCAL COMMUNITIES)
Komunitas memiliki kepentingan yang sangat besar terhadap
perusahaan di daerahnya. Hal ini karena perusahaan memberikan
mereka pekerjaan, pendapatan, perbaikan standar hidup, dll.
Namun perusahaan pun juga membutuhkan komunitas lokal
sebagai penyedia lahan usaha dan tenaga kerja.
7. MASYARAKAT UMUM (GENERAL PUBLIC)
Di negara-negara industri maju, masyarakat umum akan merasa
senang apabila produsen dalam negeri dapat menyaingi produsen
asing. Hal ini tidak mengherankan karena kemakmuran suatu
negara memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan keberhasilan
perusahaan-perusahaan domestiknya untuk menyaingi perusahaan-
perusahaan asing. Namun masyarakat juga menuntu perusahaan
untuk melakukan kegiatan bisnisnya dengan penuh tanggung
jawab, dan mengharapkan perusahaan untuk menahan diri dari
melakukan hal-hal yang dapat merugikan pemangku kepentingan.
8. MEDIA (MEDIA)
Media memiliki kepentinga terhadap perusahaan, dimana dunia
bisnis merupakan pemasang iklam utama maupun aktivita promosi
lainnya, yang sangat menunjang kelangsungan bisnis media. Selain
itu perusahaan merupakan salah satu sumber berita yang sangat
penting bagi media massa.
9. ASOSIASI PERDAGANGAN DAN INDUSTRI (TRADE AND
INDUSTRY ASSOCIATIONS)
Asosiasi perdangangan dan industri dapat melindungi citra
perusahaan, seperti APLI (Asasosiasi penjualan Langsung
Indonesia) yang menentang praktek permainan uang yang
dilakukan perusahaan berkedok Multilevel Marketing (MLM)
karena hal ini dapat merugikan dan menjatuhkan citra perusahaan
yang berbisinis dibidang MLM.
10.PESAING (COMPETITORS)
Pesaing sangat berkepentingan terhadap perencanaan maupun
tindakan strategis yang dilakukan sebuah perusahaan. Dengan
adanya pesaing, maka perusahaan akan berlomba-lomba untuk
mengeluarkan produk-produk baru yang lebih baik dan lebih
unggul dari perusahaan yang lain.
11.PEDAGANG GROSIR DAN PENGECER (WHOLESALERS
AND RETAILERS)
Pedangan grosir dan pengecer membantu perusahaan untuk
mendistribusikan produk yang diproduksi oleh perusahaan kepada
masyarakat atau pelanggan. Pemasaran memiliki kepentingan
terhadap kinerja perusahaan, mereka berharap agar perusahaan
menciptakan produk yang berkualitas, dengan harga yang bersaing,
dsb.
12.KELOMPOK AKSI SOSIAL DAN POLITIK (SOCIAL AND
POLITICAL ACTION GROUPS)
Perusahaan saat ini emakin dituntut untuk menjalankan tanggung
jawab sosialnya terhadap pemangku kepentingan. Berbagai elemen
masyarakat yang umumnya tergabung dalam kelompok aksi sosial
dan politik semakin kritis dalam menaggapi berbagai aksi yang
dilakukan oleh perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya
dengan mengabaikan tanggung jawab sosialnya.
2.3 PEMBAGIAN PARA PEMANGKU KEPNETINGAN
BERDASARKAN AKTIVITAS PERUSAHAAN
Perusahaan memiliki interaksi dengan berbagai pihak dalam melakukan
aktivitas bisninya. Interaksi yang terjadi dengan berbagai pihak yang
terlibat dalam kegiatan poduksi dan penjualan barang dan jasa disebut
dengan interaksi utama atau primer, sedangkan interaksi yang terjadi
antara perusahaan dengan berbagai pihak sebagai turunan dari aktivitas
utama perusahaan disebut dengan interaksi sekunder. Berdasarkan
aktivitas tersebut, Post dkk., (2002: 11-12), membagi pemangku
kepentingan perusahaan (stakeholders) kedalam dua kategori yaitu
primary stakeholders dan secondary stakeholders.
2.3.1 PRIMARY STAKEHOLDER
Adalah berbagai kelompok yang berinteraksi dengan perusahaan dan
memengaruhi kemampuan perusahaan untuk melakukan kegiatan utama
perusahaan yaitu menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat.
Yang termasuk dalam primary stakeholders adalah, investor
(stockholders) dan kreditor sebagai penyedia dana, karyawan (employees)
yang memberikan keahlian dan pengetahuannya bagi perusahaan,
pemasok (suppliers) yang menyediakan bahan baku produksi untuk
persuahaan, saluran pemasaran (wholesellers and retailers) yang
memasarkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, dan yang terakhir
adalah pelanggan (customers)
2.3.2 SECONDARY STAKEHOLDERS
Adalah orang-orang ataupun berbagai kelompok di dalam masyarakat–
yang dipengaruhi secara langsung maupun tidak langusng–oeleh
kegiatan-kegiatan utama (primary acivities) perusahaan maupun oleh
keputusan-keputusan yang dibuat perusahaan.
Secondary Stakeholders terdiri dari, masyarakat umum (general publik),
berbagai tingkatan pemerintah (baik pusat maupun daerah), kelompok
aktivis sosial (social activist groups), media, masyarakat/komunitas lokal
(local communities), dan investasi asing (forign investment).
2. John Culver
etelah menjadi ketua lama dan pemegang saham besar James Shennan Jr.
menjual sebagian besar saham Starbucks-nya pada bulan Februari 2016,
John Culver menjadi pemegang saham individual terbesar Starbucks yang
baru dicetak. Pada Mei 2016, Culver memegang 314.768 saham
Starbucks menurut Yahoo Finance. Sejak bergabung dengan Starbucks
pada bulan Agustus 2002, Culver telah memegang banyak posisi,
termasuk presiden bisnis Starbucks 'China dan Asia Pasifik, presiden
Starbucks Coffee International, dan bertugas di peran eksekutif senior
lainnya dengan segmen Produk Konsumen Global, bisnis layanan
makanan dan Bisnis kopi terbaik di Seattle Culver saat ini adalah ketua
grup Global Retail di Starbucks.
3. Clifford Burrows
Clifford Burrows, yang telah bekerja di Starbucks sejak April 2001,
adalah pemegang saham individual terbesar ketiga di Starbucks, dengan
280.024 saham pada November 2015 menurut Yahoo Finance. Burrows
menjabat sebagai wakil presiden Starbucks Inggris pada tahun 2006 dan
presiden bisnis perusahaan Eropa, Timur Tengah dan Afrika dari tahun
2006 hingga 2008. Dia mengelola Starbucks Coffee US dari 2008 hingga
2011 dan mengambil alih pengawasan Amerika dan AS pada tahun 2011.
Pada tahun 2014 , Burrows bergabung dengan Teavana sebagai presiden
kelompok perusahaan AS dan Amerika. Burrows sejak saat itu menjadi
presiden grup Starbucks Siren Retail pada bulan September 2016.
4. Mellody L. Hobson
Mellody Hobson melampaui CEO Kevin Johnson yang baru diangkat
dengan jumlah saham pada tahun 2016. Hobson bertugas di dewan
direksi Starbucks sejak Februari 2005 dan pada tanggal 1 September
2016, memiliki 163.743 saham perusahaan sesuai dengan Yahoo Finance.
Sejak tahun 2000 Hobson menjabat sebagai presiden dari Ariel
Investments LLC, sebuah firma yang berbasis di Chicago dan merupakan
salah satu dewan direksi di Estee Lauder Companies, Inc. dan
DreamWorks Animation SKG, Inc.
2. Managers / Director
Director : Anthony Cottan
Managers (Daerah Malang) : Gigih
3. Workforce
Workforce atau pekerja yang dimiliki oleh starbucks dipilih dan diseleksi
secara ketat. Mereka menetapkan standard yang tinggi untuk pekerja mereka
yaitu minimal berpendidikan S1 jurusan perhotelan atau pariwisatan (untuk
barista) dan di starbucks, mereka menerapkan Equal Opportunty Employer
(kesamaan kesempatan bagi pekerja). Di starbucks mereka juga memiliki
mutu yang tinggi, sehingga mereka dapat mencapai kesuksesan. Dan hal ini
dibuktikan dengan naiknya penghasilan bersih sebesar $278.9 juta (37 sen
per saham) pada tahun 2016 yang melebihi dua kali lipat dari target tahun
sebelumnya yaitu $150 juta (20 sen per saham). Sementara pendapatan kotor
juga naik sebesar 6.2% dari target awal sebesar 11%.
Outside Stakeholders
Ada beberapa outside stakeholders yang dimiliki oleh Starbucks company, yaitu
1. Suppliers
Starbucks Company memiliki syarat dan ketentuan dalam memilih supplier
mereka. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang mereka
tawarkan. Lalu Starbucks bergantung pada hubungan mereka denan
produsen kopi diluar perusahaan sebagai penyedia kopi hijau bagi
perusahaan kopi mereka.
Lalu untuk untuk membantu memastikan pasokan kopi hijau berkualitas
tinggi di masa depan, dan untuk memperkuat peran kepemimpinan
perusahaan di industri kopi, Starbucks mengoperasikan enam pusat
dukungan petani. Pusat dukungan petani dikelola oleh ahli agronomi dan
keberlanjutan yang bekerja dengan komunitas petani kopi untuk
mempromosikan praktik terbaik dalam produksi kopi yang dirancang untuk
meningkatkan kualitas dan hasil kopi.
2. Customers
Meningkatnya laba yang diterima oleh starbucks membuktika banyaknya
customers atau pelanggan yang menukarkan uang mereka demi membeli
produk yang dijual oleh starbucks. Hal ini juga membuktikan kualitas
pelayanan dan barang yang dijual oleh starbucks sangat terjamin kualitasnya
3. Creditors
Dengan laba yang semakin meningkat, bisa dipastika bahwa akan banyak
creditors yang berani memberikan pinjaman kepada perusahaan ini.
Sehingga starbucks bisa mencari dana untuk mengembangkan
perusahaannya kejenjang yang lebih tinggi.
2.5.2 ETIKA BISNIS
Banyaknya pelanggan, investor, kreditor dan pihak-pihak lain, serta
meningkatnya jumlah pendapatan yang diterima oleh starbucks dari tahun
ketahun membuktikan bahwa mereka menjalankan etika bisnis dengan sangat
baik. Sehingga tidak muncul permasalahan-permasalahan yang berarti yang
dapat merusak citra, dan kelangsungan usaha starbucks tersebut. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa, perusahaan ini telah menjalankan
etika bisnis dengan baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan starbucks dapat mengembangkan
usahanya, karena :
Laba bersih yang didapat melebihi target
Selalu terjadi kenaikan jumlah pembeli dari tahun ke tahun
Perusahaan dapat menjalankan etika bisnis dengan baik
3.2 Saran
Strabucks harus semakin berinovasi lagi baik dalam menu, fasilitas,
maupun pelayanan yang ada agar para konsumen tetap tertarik untuk membeli
produk yang ditawarkan pada Starbucks. Untuk etika bisnis, karena sudah
memiliki etika bisnis yang baik, sebaiknya dijaga dan lebih ditingkatkan lagi
agar nama baik yang sudah dimiliki Starbucs tetap terjaga.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
Laporan Laba Rugi
LAPORAN KEUANGAN STARBUCKS MX
Penjualan Rp.50.600.000,00
Jumlah retur dan potongan penjualan Rp. 200.450,00 -
Beban Operasional :
1. Beban Pemasaran
Beban Telepon Rp. 150.000,00
Beban Kendaraan Rp. 170.000,00
Beban Restaurant lain-lain Rp. 100.000,00
Beban Depresiasi Gedung Rp 200.000,00
Beban Depresiasi Peralatan Rp. 50.000,00
Beban Perlengkapan Restaurant Rp. 1.000.000,00
Beban Gaji Karyawan Rp. 10.000.000,00 +