Anda di halaman 1dari 13

PEMANGKU KEPENTINGAN DAN ETIKA BISNIS

DISUSUN OLEH:

1. DIMAS SANTOSO C1C021067


2. IZZA AULIA RACHMADINA C1C021062
3. NURUL QOMARIAH C1C021048
4. RAUDATUZZAHRA C1C021009

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Rina Suthia Hayu, SE., MM

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkah,
hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Pemangku Kepentingan dan Etika Bisnis” sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Bisnis.

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya
kelak di yaumul akhir.

Kami menyadari jika banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan Makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Dengan adanya Makalah ini juga, kami berharap nantinya dapat
menambah pengetahuan pembaca tentang Pemangku Kepentingan dan Etika Bisnis.

Bengkulu, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

A. Pengertian Para Pemangku Kepentingan (Stakeholders) Perusahaan ................. 2


B. Pembagian Pemangku Kepentingan Berdasarkan Kedudukan Mereka Dalam
Pengelolaan Perusahaan ....................................................................................... 3
C. Pembagian Pemangku Kepentingan Berdasarkan Aktivitas Perusahaan ............ 5
D. Etika Bisnis .......................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis atau niaga adalah kegiatan memperjualbelikan barang atau jasa
dengan tujuan memperoleh laba. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya,
untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris
business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan
sosial berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun
kelompok. Pembentukan etika melalui proses filsafat sehingga etika
merupakan bagian dari filsafat. Unsur utama yang membentuk etika adalah
moral. Etika hanya mengatur tentang cara manusia dalam bertindak dan tidak
memperhatikan kondisi fisik dari manusia. Ruang lingkup etika meliputi
analisis dan penerapan konsep mengenai kebenaran, kesalahan, kebaikan,
keburukan dan tanggung jawab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu stakeholders perusahaan?
2. Apa yang dimaksud dengan pembagian pemangku kepentingan
berdasarkan kedudukan mereka dalam pengelolaan perusahaan?
3. Apa yang dimaksud dengan pembagian pemangku kepentingan
berdasarkan aktivitas perusahaan?
4. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui stakeholders perusahaan
2. Agar dapat memahami tentang pembagian pemangku kepentingan
berdasarkan kedudukan mereka dalam pengelolaan perusahaan.
3. Untuk memahami apa itu pembagian pemangku kepentingan berdasarkan
aktivitas perusahaan
4. Agar mengetahui tentang etika bisnis
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Para Pemangku Kepentingan (Stakeholders) Perusahaan
Para peneliti Stanford Research Institute (SRI) memperkenalkan konsep
stakeholder (pemangku kepentingan) pada tahun 1963 (Freeman dan Reid,
1983: 89) yang mula-mula merujuk pada pengertian:
“Those groups without whose support the organization would cease to exist”
(Berbagai kelompok tertentu yang tanpa dukungan mereka maka perusahaan
akan berhenti)
Perusahaan dapat mempertahankan keberadaannya selama ini karena
kemampuan yang mereka miliki untuk menciptakan nilai (value) dan berbagai
hasil usaha perusahaan yang dapat diterima oleh berbagai kelompok pemangku
kepentingan.

Feeman (1984: 46) mendefinisikan pemangku kepentingan sebagai “setiap


kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
pancapaian tujuan perusahaan”.
Jones serta Robbins dan Coulter masing-masing mendefinisikan para
pemangku kepentingan (stakeholders) sebagai kumpulan individu maupun
lembaga yang memiliki kepemilikan, tuntutan, kepentingan terhadap

Stakeholders Kontribusi ke Perusahaan Imbalan dari Perusahaan


Inside Stakeholders
Shareholders Uang dan modal Dividen dan peningkatan harga saham
Managers Kemampuan dan keahlian Gaji, bonus, status, dan kekuasaan
Workforce Kemampuan dan keahlian Upah, bonus, promosi dan pekerjaan yang stabil
Outside Stakeholders
Customers Pembelian barang dan jasa Kualitas dan harga barang dan jasa
Suppliers Input berkualitas tinggi Pembelian input dengan harga wajar
Government Peraturan untuk menjalankan Persaingan bisnis yang sehat
bisnis secara benar
Unions Perundingan yang sehat Kompensasi yang adil
Community Infrastruktur sosial dan ekonomi Penghasilan, pajak, dan kesempatan kerja

2
organisasi perusahaan (Jones: 1995) dan dipengaruhi oleh keputusan dan
berbagai tindakan yang dilakukan organisasi perusahaan (Robbins dan Coulter:
2003).
B. Pembagian Pemangku Kepentingan Berdasarkan Kedudukan Mereka
Dalam Pengelolaan Perusahaan
Berdasarkan kedudukan pemangku kepentingan dalam pengelolaan
perusahaan, Jones (1995) membagi pemangku kepentingan ke dalam dua
kategori, yaitu: inside stakeholders dan outside stakeholders.
 Inside Stakeholders
Inside stakeholders terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan
dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam
organisasi perusahaan. Termasuk ke dalam kategori inside stakeholders
adalah pemegang saham (shareholders), para manajer (managers), dan
karyawan (workforce).
1) Pemegang saham (shareholders) adalah pemilik perusahaan, apabila
perusahaan berbentuk perseroan terbatas. Untuk perusahaan
persekutuan (partnership), pemilik perusahaan adalah para sekutu
yang melakukan penyetoan modal. Para pemegang saham akan
menarik dukungannya dari perusahaan dan memindahkan dana
mereka kepada investasi yang lebih prospektif, apabila perusahaan
terus merugi.
2) Manajer (managers) merupakan pekerja perusahaan yang dapat
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi berbagai sumber daya
organisasi dan memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat
tercapai. Berbagai bentuk imbalan, seperti gaji, bonus maupun
saham dan kepuasan psikologis yang mereka peroleh dari kegiatan
mengelola perusaan, akan mendorong para manajer untuk
menunjukkan kinerja terbaiknya.
3) Karyawan (workforce) meliputi seluruh pekerja nonmanajer.
Kontribusi karyawan terhadap perusahaan adalah melalui
pelaksanaan berbagai tugas dan kewajiban yang telah diberikan

3
kepada mereka, dengan menggunakan kemampuan dan keahlian
yang mereka miliki.
 Outside Stakeholders
Outside stakeholders adalah orang-orang maupun pihak-pihak
(constituencies) yang memiliki kepentingan perusahaan dan/atau
dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
1) Pelanggan (customers) bersedian menukar uang yang mereka miliki
dengan produk yang dihasilkan perusahaan, selama mereka
beranggapan bahwa jumlah uang yang mereka bayarkan untuk
membeli produk perusahaan itu minimal sebanding bahkan lebih
kecil dibandingkan dengan manfaat atau kepuasan yang akan
mereka terima melalui konsumsi produk perusahaan.
2) Pemasok (suppliers), melalui pasokan input yang bermutu disertai
dengan harga yang kompetitif, perusahaan dapat menghasilkan
produk dengan kualitas dan harga yang bersaing. Hal ini akan
meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk perusahaan.
3) Kreditor (creditors) menyediakan sumber daya keuangan untuk
digunakan di dalam kegiatan perusahaan. Sebagai imbalannya,
pemegang saham mengharapkan dividen sedangkan bank
mengharapkan dapat memperoleh bunga.
4) Pemerintah (government) sangat berkepentingan untuk memajukan
dunia usaha di Indonesia karena dengan semakin berkembangnya
dunia usaha, selain ajan meningkatkan lapangan kerja dan
pendapatan per kapita, berarti akan semakin meningkatkan
penerimaan pajak pemerintah.
5) Serikat Pekerja (unions), para pekerja bersedia untuk bekerja di
perusahaan karena memiliki kepentingan. Misalnya mereka
menginginkan gaji dan jenjang karir yang menarik dan perusahaan
memiliki kepentingan, yaitu ingin mendapatkan produktivitas dan
loyalitas dari para pekerja dengan biaya yang murah.
6) Komunitas Lokal (local communities) memiliki kepentingan yang
sangat besat terhadap keberadaan dan kelangsungan perusahaan di

4
daerahnya. Hal ini terjadi karena perusahaan memberi mereka
lapangan kerja, pendapatan, perbaikan standar hidup, dll.
7) Masyarakat Umum (general public) suatu negara menginginkan
agar perusahaan melakukan aktivitas bisnisnya dengan memenuhi
tanggung jawab sosial (social responsibility), dan mengharapkan
perusahaan untuk menahan diri dari berbagai tindakan yang akan
mengakibatkan kerugian terhadap pemangku kepentingan.
8) Media, dunia bisnis merupakan pemasang iklan utama maupun
aktivitas promosi lainnya, yang sangat menunjang kelangsungan
bisnis media. Selain itu perusahaan merupakan salah satu sumber
berita yang sangat penting bagi media massa.
9) Asosiasi Perdagangan dan Industri (trade and industry associations)
seperti Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) menentang
praktik permainan uang yang dilakukan perusahaan berkedok
multilevel marketing karena kegiatan money game dapat merugikan
citra perusahaan yang melakukan kegiatan multilevel marketing.
10) Pesaing (competitors), peluncuran produk baru perusahaan yang
memiliki ciri-ciri produk lebih unggul dibandingkan pesaing, dapat
mengakibatkan berpindahnya pelanggan pesaing menjadi pengguna
produk perusahaan.
11) Pedagang Grosir dan Pengecer (wholesalers and retailers)
membantu perusahaan di dalam menyalurkan produk perusahaan
kepada para pelanggan.
12) Kelompok Aksi Sosial dan Politik (social and political action
groups), perusahaan saat ini dituntut untuk menjalankan tanggung
jawab sosialnya terhadap pemangku kepentingan, menanggapi
berbagai aksi yang dilakukan perusahaan yang melakukan kegiatan
usahanya dengan mengabaikan tanggung jawab sosial.
C. Pembagian Pemangku Kepentingan Berdasarkan Aktivitas Perusahaan
Perusahaan memiliki interaksi dengan berbagai pihak dalam melakukan
aktivitas bisnisnya. Interaksi utama perusahaan terjadi dengan berbagai pihak
yang terlibat dalam kegiatan produksi dan penjualan barang dan jasa.

5
Sedangkan interaksi sekunder perusahaan terjadi dengan berbagai pihak
sebagai turunan dari aktivitas utama perusahaan. Berdasarkan aktivitas
perusahaan tersebut, Post dkk., (2002: 11-12), membagi pemangku
kepentingan perusahaan ke dalam dua kategori, yaitu primary stakeholders dan
secondary stakeholders.
 Primary stakeholders adalah berbagai kelompok yang berinteraksi dengan
perusahaan dan memengaruhi kemampuan perusahaan untuk melakukan
kegiatan utama perusahaan yaitu menyediakan barang dan jasa bagi
masyarakat. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah investor dan kreditor,
karyawan, pemasok dan saluran pemasaran.
 Secondary stakeholders adalah orang-orang ataupun berbagai kelompok
di dalam masyarakat yang dipengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung oleh kegiatan-kegiatan utama perusahaan. Terdiri dari masyarakat
umum, tingkatan pemerintahan, kelompok aktivis sosial, media,
masyarakat/komunitas lokal, dan investasi asing.
D. Etika Bisnis
Dalam melakukan aktivitasnya, perusahaan harus memperhitungkan
berbagai akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputusan maupun tindakan
perusahaan terhadap para pemangku kepentingan baik yang termasuk ke dalam
kategori inside stakeholders maupun outside stakeholders.
a. Pengertian Etika
Etika (ethics) merupakan suatu konsepsi mengenai tindakan yang benar
dan salah. Menurut Post, Lawrence dan Weber (2002: 102), etika
memberikan panduan apakah suatu perilaku tertentu dapat digolongkan
sebagai perilaku yang bermoral atau tidak bermoral.
b. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis (business ethics) merupakan penerapan etika secara umum
terhadap perilaku bisnis. Secara khusus lagi makna etika bisnis
menunjukkan perilaku etis maupun tidak etis yang dilakukan manajer
dan karyawan dari suatu organisasi perusahaan (Griffin dan Ebert,
1999: 82).

6
c. Mengapa bisnis harus etis?
Menurut Post, dkk. (2002: 104) setidak-tidak terdapat tujuh alasan yang
mendorong perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara etis. Tujuh
alasan yang mendorong perusahaan untuk menjalankan bisnisnya
secara etis, yaitu:
1. Meningkatkan harapan publik agar perusahaan menjalankan
bisnisnya secara etis.
2. Agar perusahaan tidak melakukan berbagai tindakan yang
membahayakan pemangku kepentingan lainnya.
3. Penerapan etika bisnis di perusahaan dapat meningkatkan
kinerja perusahaan.
4. Meningkatkan kualitas hubungan bisnis di antara pihak-pihak
yang melakukan bisnis.
5. Agar perusahaan terhindar dari penyalagunaan yang dilakukan
karyawan maupun pesaing yang bertindak tidak etis.
6. Dapat menghindarkan terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja
oleh pemberi tugas.
7. Mencegah perusahaan memperoleh sanksi hukum karena telah
menjalankan bisnis secara tidak etis.
d. Etika bisnis pada berbagai fungsi perusahaan
Permasalahan etika yang terjadi di perusahaan bervariasi antara fungsi
perusahaan satu dengan yang lainnya, hal ini terjadi karena operasional
perusahaan sangat terspesialisasi kedalam bidang profesi, sehingga
setiap fungsi perusahaan cenderung memiliki masalah etika sendiri,
yaitu:
1) Etika di bidang ekonomi.
2) Etika di bidang keuangan.
3) Etika di bidang produksi dan pemasaran.
4) Etika di bidang teknologi informasi.
e. Faktor-faktor yang mendorong timbulnya masalah etika bisnis
Berbagai permasalahan etika di perusahaan dapat muncul dalam
berbagai bentuk sebagai masalah identifikasi diberbagai faktor yang

7
umum ditemui sebagai penyebab munculnya permasalahan dalam etika
di perusahaan yang merupakan suatu langkah penting untuk
meminimalisasi pengaruh etika, 4 faktor yang mendorong timbulnya
masalah etika bisnis, yaitu:
1) Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi
2) Tekanan persaingan terhadap laba persahaan
3) Pertentangan antara tujuan perusahaan dengan nilai-nilai
perorangan
4) Pertentangan etika lintas budaya
Perusahaan yang tidak berhasil dalam menjalankan bisnisnya secara
etis akan mengalami sorotan, kritik, bahkan hukuman. Ketidaksamaan
cara pandang terhadap suatu perbuatan sebagai etis atau tidak etis yang
terjadi antara masyarakat suatu negara dengan negara lainnya atau
antara satu agama dengan agama lainnya. Sebagai contoh penggunaan
zat adiktif yang mengandung unsur lemak babi untuk produk makanan
akan menimbulkan permasalahan yang sangat serius di Indonesia yang
sebagian besar penduduknya bergama islam dan mengharamkan babi.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika bisnis berlaku sebagai benteng bagi pemangku kepentingan, etika
bisnis juga memiliki fungsi yang mampu menyinergikan antar pemangku
kepentingan dalam bisnis. Bisnis yang beretika akan membawa dampak baik
pada perusahaan. Penerapan etika dalam kegiatan bisnis akan membawa
dampak yang positif bagi kelangsungan suatu bisnis.
Dalam dunia bisnis etika memiliki peran penting bagi perjalanan
organisasi bisnis. Bisnis merupakan aktivitas yang memerlukan tanggung
jawab moral dalam pelaksanaannya, sehingga etika dalam praktik bisnis
memiliki hubungan yang erat. Bisnis tanpa etika akan membuat praktik bisnis
menjadi tidak terkendali dan justru merugikan tujuan utama dari bisnis itu
sendiri.
Bagi perusahaan jasa memberikan layanan kepada pelanggan adalah
tujuan utama untuk menarik pelanggan dan menawarkan produknya.
Menentukan karakteristik pelanggan dan memberikan pelayanan adalah tugas
utama dari setiap pihak internal pada perusahaan. Kualitas layanan yang
diberikan kepada pelanggan (pihak eksternal) sangat tergantung pada kualitas
relasi dan kerjasama pelanggan internal.
B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kata
sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

“Bisnis.” Wikipedia, Wikimedia Foundation, 18 Dec. 2021,


https://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis. Accessed 15 Feb 2022.

“Etika.” Wikipedia, Wikimedia Foundation, 15 Feb. 2022,


https://id.wikipedia.org/wiki/Etika. Accessed 15 Feb 2022.

“Para Pemangku Kepentingan Dan Etika Bisnis.” PARA PEMANGKU


KEPENTINGAN DAN ETIKA BISNIS, 2 Nov. 2017,
https://irmatriyani.blogspot.com/2017/11/para-pemangku-kepentingan-dan-
etika.html. Accessed 15 Feb 2022.

10

Anda mungkin juga menyukai