Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam sebuah pembelajaran bahasa Arab bisa dikatakan berhasil apabila ada
indikasi yang ditimbulkan dari pembelajaran tersebut, sedangkan untuk mencapai hasil
maksimal dari pembelajaran tersebut, harus memiliki metode-metode yang efektif yang
bisa diterapkan, seperti halnya metode qowaid wa tarjamah, thariqah basyariyah, thariqah
Qir’ah dan lain-lain. Adapun metode-metode pembelajaran bahasa tersebut sangat banyak
sekali salah satunya adalah metode Sam’iyyah Syafahiyah yaitu sebuah metode yang
menerapkan tentang pendekatan pendengaran dan berbicara.
Dimana metode ini pernah dipraktekkan oleh tentara Amerika dalam perang Dunia
ke II untuk mempelajari bahasa negara yang dijajah negara tersebut. Dan terbukti bahwa
metode ini sangat efektif dalam pembelajaran bahasa khususnya mengenai maharoh
istima’ dan kalam. Maka dari itu perlu adanya pemahaman yang lebih mendalam untuk
mengetahui makna serta praktek dari metode Sam’iyyah Syafahiyah tersebut dalam
pembelajaran bahaasa arab serta bagaimana cara pengaplikasiannya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah sejarah metode Sam’iyyah Syafahiyah?
2. Apakah pengertian metode Sam’iyyah Syafahiyah?
3. Bagaimana proses pelaksanaan metode Sam’iyyah Syafahiyah?
4. Apa kelebihan serta kekurangan metode Sam’iyyah Syafahiyah?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah metode Sam’iyyah Syafahiyah.
2. Mengetahui arti dari metodologi Sam’iyyah Syafahiyah dalam pembelajaran bahasa
Arab
3. Mengetahui proses pelaksanaan metode Sam’iyyah Syafahiyah dalam pembelajaran
bahasa Arab
4. Mengetahui kelebihan serta kekurangan metode Sam’iyyah Syafahiyah dalam
pembelajaran bahasa Arab
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah singkat tentang metode Sam’iyyah Syafahiyah
Latar belakang sejarah tentang metode Sam’iyyah Syafahiyah atau audiolingual
seperti yang diungkapkan Tarigan (1991: 125) bahwa pada tahun 1939 Universitas
Michigan mengembangkan institut bahasa Inggris pertama di Amerika Serikat, yang
mengkhususkan diri dalam pelatihan guru-guru bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan
dalam pelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing.
Munculnya Metode Sam’iyyah Syafahiyah atau Audiolingual merupakan akibat
dari besarnya perhatian yang diberikan kepada pengajaran bahasa asing di Amerika
Serikat sampai akhir tahun 1950-an. Perlunya suatu perubahan radikal dan pemikiran
kembali metodologi pengajaran bahasa asing (yang kebanyakan masih ada kaitannya
dengan Reading Method) justru didorong oleh peluncuran satelit Rusia yang pertama
pada tahun 1957. Pemerintah Amerika Serikat mengikuti perlunya upaya yang lebih
intensif untuk mengajarkan bahasa-bahasa asing untuk melindungi Amerika dari
keterasingan kemajuan ilmiah yang dibuat di negara-negara lain1.
B. Pengertian Metode Sam’iyyah Syafahiyah
Secara bahasa Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara
atau jalan yang ditempuh yaitu berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui.
Sedangkan secara istilah adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Acep Hermawan
metode adalah tingkat perencanaan progam yang bersifat menyeluruh yang berhubungan
erat dengan langkah-langkah penyampaian materi pelajaran secara prosedural, tidak
saling bertentangan, dan tidak bertentangan dengan pendekatan2.
Sedangkan Sam’iyyah Syafahiyah secara etimologi berasal dari bahasa Arab
yaitu sami’a yasma’u sam’an dengan tambahan ya’ nasab yang memiliki arti mendengar.

1
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN-MALIKI
PRESS, 2012, h, 42

2
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, cet.II, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2011, h, 168
Adapun Syafahiyah berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti yang dibibir, dimulut,
atau dengan lisan. Jadi metode Sam’iyyah Syafahiyah adalah cara teratur yang digunakan
untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Arab agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki dengan cara mendengarkan dan berbicara. Dengan metode ini praktek-
praktek penggunaan bahasa arab lebih ditekankan dan lebih banyak menggunakan
kosakata-kosakata dan berbentuk muhawarah.
Secara singkat penggunaan metode Sam’iyyah Syafahiyah, memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Metode ini berangkat dari gambaran bahwa bahasa adalah seperangkat simbol-simbol
suara yang dikenal oleh anggota masyarakat untuk mengadakan komunikasi diantara
mereka. Maka tujuan pokok pembelajaran bahasa adalah memberi bekal kemampuan
bagi selain penutur Arab agar mampu berkomunikasi aktif dengan penutur Arab
dengan berbagai keterampilan dan dalam berbagai situasi.
2) Guru dalam mengajarkan keterampilan bahasa mengikuti urutan asli pemerolehan
bahasa pertama yaitu dari keterampilan mendengar dahulu baru kemudian menirukan
pembicaraan dan mengucapkan kata-kata, membaca dan terakhir menulisnya. Jadi
urutan empat keterampilan bahasa menurut metode ini adalah dimulai dari istima’,
kalam, qiro’ah, kitabah.
3) Metode ini didasarkan pada pandangan ahli Antropologi kebudayaan. Bahwasanya
budaya bukanlah sekedar bentuk seni atau sastra akan tetapi budaya merupakan gaya
hidup yang melingkupi kehidupan suatu kelompok yang berbicara dengan bahasa
mereka. Oleh sebab itu metode ini lebih banyak mengajarkan tentang percakapan
yang berlangsung seputar kebiasaan hidup yang melingkupi manusia, seperti tentang
makan, menyampaikan ucapan selamat, bepergian, pernikahan dan berbagai macam
bentuk kebudayaan3.
C. Cara pengaplikasian metode Sam’iyah Syafahiyah dalam Pembelajaran Bahasa
Arab

3
Bisri Musthofa dan M. Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajarn Bahasa Arab, Cet. II, Malang:
UIN-MALIKI PRESS, 2012, h, 47-48
Secara umum setiap matode pasti memiliki karakteristik dan langkah-langkah
tersendiri, begitu juga dengan metode Sam’iyah Syafahiyah (audiolingual), sebagaimana
nama metode ini, yaitu mendengarkan dan berbicara, maka dalam aplikasinya lebih
menekankan dua aspek ini dari pada dua aspek lainnya. Kemudian mengenai konsep
pengaplikasiannya dapat dibedakan menjadi dua langkah, yaitu langkah umum dan
langkah khusus :
1) Langkah-langkah umum
a. Pelajar harus menyimak, kemudian berbicara, lalu membaca dan akhirnya
menulis;
b. Tata bahasa harus disajikan dalam bentuk pola-pola kalimat atau dialog-dialog
dengan topik situasi-situasi sehari-hari;
c. Latihan (drill/ al-tadribat) harus mengikuti operant-conditioning seperti yang
telah dijelaskan. Dalam hal ini hadiah adalah baik diberikan;
d. Semua unsur tata bahasa harus disajikan dari yang mudah kepada yang sukar atau
bertahap (garded exercise/tadarruj/al-tadrib);
e. Kemungkinan-kemungkinan untuk membuat kesalahan dalam memberikan respon
harus dihindarkan, sebab penguatan positif dianggap lebih efektif dari pada
penguatan negatif, atau biasa disebut dengan prinsip “penghindaran kesalahan
(error prevention/tajannub al-khata’)
2) Langkah-langkah spesifik/khusus
a. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan di
sajikan baik berupa appersepsi, atau tes awal tentang materi, atau yang lainnya.
b. Penyajian dialog/bacaan pendek yang dibacakan oleh guru berulang kali,
sedangkan pelajar menyimaknya tanpa melihat pada teksnya.
c. Peniruan dan penghapalan dialog/bacaan pendek dengan teknik meniru setiap
kalimat secara serentak dan menghapalkannya. Di dalam pengajaran bahasa,
teknik ini dikenal dengan teknik “peniruan-penghapalan”
d. Penyajian pola-pola kalimat yang terdapat dalam dialog/bacaan yang dianggap
sulit karena terdapat struktur atau ungkapan-ungkapan sulit. Hal ini bisa
dikembangkan dengan drill dengan teknik ini dilatih struktur dan kosa kata.
Contohnya sebagai berikut:
Drill yang mengganti satu unsur
Guru : S1 ‫أنا تلميذ‬
Pelajar : R1 ‫أنا تلميذ‬

Guru : (memberi penguatan dan rangsangan baru): S2


!...‫نحن‬...,‫صحيح‬
Pelajar :
R2 ‫نحن تالميذ‬
Dan seterusnya.
Drill tanya jawab
Guru : S1 ‫يكتب أحمد الدرس في‬
‫الفصل‬
Guru : S2 ‫ماذا يعمل‬
‫أحمد؟‬
Pelajar : R1 ‫يكتب‬
‫الدرس‬
Guru : (memberi penguatan dan rangsangan baru): S3
‫وأين يكتب أحمد؟‬... ,‫صحيح‬
Pelajar : R2
.‫في الفصل‬
Dan seterusnya.
Drill menyatukan kalimat
Guru : S1
)‫(ألن‬... "‫ "هو مريض‬,"‫"إبراهيم ال يذهب إلى المدرسة‬

Pelajar : R1
‫إبراهيم ال يذهب إلى المدرسة ألنه مريض‬
e. Dramatisasi dari dialog/bacaan yang sudah dilatihkan di atas pelajar yang sudah
hapal disuruh mempergunakannya (memperagakan) di muka kelas;
f. Pembentukan kalimat-kalimat lain yang sesuai dengan pola-pola kalimat yang
sudah dilatihkan;
g. Penutupan (jika diperlukan) misalnya dengan memberikan tugas untuk dikerjakan
dirumah. Dalam hal ini pelajar disuruh belatih kembali dengan menggunakan
pola-pola yag sudah dipelajarinya di sekolah4.
D. Kelebihan dan kekurangan metode Sam’iyyah Syafahiyah
Sebagaimana metode langsung, metode audiolingual memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berdasarkan karakteristik metode ini, kita bisa melihat beberapa aspek
kelebihan dan kekurangannya:
Aspek kelebihannya antara lain:
1. Para pelajar menjadi terampil dalam mebuat pola-pola kalimat yang sudah di-drill;
2. Para pelajar mempunyai lafal yang baik atau benar;
3. Para pelajar tidak tinggal diam dalam dialog tetapi harus terus menerus memberi
respon pada rangsangan yang diberikan oleh guru.
Aspek kelemahannya antara lain:
a) Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak (atau secara individual)
seperti “membeo”, dan sering tidak mengetahui makna yang diucapkannya. Respon
ini terlalu mekanistis;
b) Para pelajar tidak diberi latihan dalam makna-makna lain dari kalimat yang dilatih
berdasarkan konteks. Sebagai akibatnya mereka hanya menguasai satu makna atau
arti dari suatu kalimat, dan komunikasi hanya dapat lancar apabila kalimat-kalimat
yang digunakan diambil dari kalimat-kalimat yang sudah dilatihkan di kelas, bahkan
pengajaran struktur kalimat lebih menekankan aspek reseptif;
c) Sebetulnya para pelajar tidak berperan aktif tetapi hanya memberikan respon pada
rangsangan yang diberikan oleh guru. Jadi gurulah yang menentukan semua latihan
dan materi pelajaran di kelas. Dialah yang mengetahui jawaban atas semua
pertanyaan yang diajukan di kelas. Dengan kata lain penguasaan kegiatan dalam kelas
dapat disebut “dikuasai sepenuhnya oleh guru”;
kemampuan komunikasi ini.

4
Acep hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h,
188-190.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya pengertian dari metode Sam’iyyah Syafahiah itu sendiri
adalah langkah atau cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan meteri pelajaran
bahasa kepada peserta didik dengan dengan cara memaksimalkan pendengaran dan mulut.
Yang lebih menitik beratkan pada praktek-praktek langsung bahasa arab itu sendiri.
Sedangkan cara pengaplikasiannya lebih menekankan aspek istima’ dan kalam dari pada
aspek qiro’ah dan kitabah. Kemudian mengenai konsep pengaplikasiannya dapat
dibedakan menjadi dua langkah, yaitu langkah umum dan langkah khusus.
Pada hakikatnya metode ini lebih mengutamakan sisi pendengaran dan pengucapan,
maka setiap materi yang diajarkan harus diawali dari contoh yang di sajikan oleh guru,
kemudian baru murid suruh menirukan (stimulus respon). Metode ini juga memiliki
kelebihan yaitu siswa lebih terampil dalam penggunaan bahasa arab, mempunyai lafal yang
baik dan benar dan tidak tinggal diam dalam dialog tetapi terus menerus memberi respon
pada rangsangan yang diberikan oleh guru.
Selain itu metode ini juga memiliki kekurangan yang tidak sedikit seperti, siswa
cenderung untuk memberi respon secara serentak, tidak diberi latihan dalam makna-makna
lain dari kalimat yang dilatih berdasarkan konteks, siswa tidak berperan aktif tetapi hanya
memberikan respon pada rangsangan yang diberikan oleh guru, metode ini berpendirian
bahwa jika pada tahap-tahap awal para pelajar tidak/ belum mengerti makna dari kalimat-
kalimat yang ditirunya, tidak dianggap sebagai hal yang meresahkan.

B. Saran
Sebagai seorang pendidik kita sebaiknya mempunyai metode pembelajran yang
baik dan tepat. Agar dapat tercapai pembelajran yang maksimal dan murid mampu
mengaplikasikannya dengan baik. Selain itu kita juga akan mendapatkan banyak
kemudahan dalam proses pembelajaran serta akan tercapai sesuai apa yang kita harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi
Keempat. Cet.I. Jakarta: PT Gramedi Pustaka Utama.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. cet.II. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Bisri, Musthofa dan M. Abdul Hamid. 2012. Metode dan Strategi Pembelajarn Bahasa
Arab.Cet. II. Malang: UIN-MALIKI PRESS.
Yunus. Mahmud. Tanpa tahun. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus
Wadzuriyah.

Anda mungkin juga menyukai