PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
MUHAMMAD AULIA
NIM : 16120158P
UNIVERSITAS ABULYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
LAMPOH KEUDE
ACEH BESAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi dimana tanpa rahmat dan
karuniaNYA penulis bukanlah siapa-siapa dan tidak mampu menjalani kehidupan ini dengan
baik. Sehingga dengan rahmatNYA penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul
“Hubungan Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Dengan Produktifitas Kerja Pegawai
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Banda Aceh Tahun 2017”.
Tentu saja dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
khususnya kepada :
1. Bapak R. Agung Efriyo Hadi, Ph.D selaku Rektor Universitas Abulyatama Aceh
2. Bapak Irwan Safwadi, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Abulyatama.
3. Bapak Reza Juanda, M.Ec.Dev Selaku Ketua Prodi manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Abulyatama.
4. Bapak Lukman T. Ibrahim, SE, MM selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan/arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Edwar M. Nur, SE, MM selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan/arahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Abulyatama yang telah membantu serta
mendukung dan menjadi penyemangat bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
7. Bapak/ibu kepala Dinas Pemuda dan Olahraga kota banda aceh beserta staf yang telah
bekerja sama dan mengizinkan penulis dalam melakukan penelitian tersebut.
8. Ayah dan ibu tercinta yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan kasih
dan sayang yang tulus serta selalu mendukung dan mengiringi setiap langkah penulis
dengan doa, dorongan dengan semua hal yang dibutuhkan untuk meraih gelar sarjana
di universitas abulyatama.
9. Kakak, abang, Keluarga besar tercinta serta seluruh teman dan sahabat yang selalu
mendukung dan menjadi penyemangat penulis dalam berbagai hal penyelesaian
skripsi ini dari awal hingga akhir.
Tentu saja dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan, karena
sungguh tidak ada manusia yang sempurna, karena itulah penulis dengan lapang hati
menerima saran-saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
MUHAMMAD AULIA
ABSTRAK
Skripsi ini disusun oleh Muhammad Aulia jurusan manajemen fakultas ekonomi yang
berjudul Hubungan Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Dengan Produktifitas Kerja
Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Banda Aceh Tahun 2017.
Efisiensi dalam pembangunan nasional tidak terlepas dari adanya hubungan sumber daya
manusia, karena sumber daya manusia di instansi pemerintahan juga pegawai negeri
mewakili unsur aparatur negara yang bertugas melaksanakan tugas-tugas umum
pembangunan dan pemerintahan.
Dalam melayani masyarakat, masing-masing lembaga pemerintah sangat berharap agar setiap
kerja yang di hasilkan memiliki kinerja maksimal dan baik. Hanya saja produktifitas kerja
yang dalam menghasilkan saat ini masih di rasakan kurang sesuai dengan harapan petugas,
terutama mengenai sarana dan prasarana, kurang sosialisasi di sebabkan karena minim nya
rapat koordinasi.
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari dalam suatu kemajuan ilmu,
pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini dimana teknologi dan
peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang kompeten yang
memiliki semangat dan kedisiplinan yang tinggi dalam menjalankan peran dan fungsinya
Sumber Daya Manusia yang disebut disini salah satunya adalah Pegawai
Negeri,Warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau
diserahi tugas lainnya, digaji berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan
juga merupakan unsur pelaksana pemerintah, perekat, pemersatu bangsa dan negara dan juga
dipercaya pemerintah untuk mencapai tujuan nasional. Karena itu Pegawai Negeri disebut
sebagai unsur aparatur Negara yang mempunyai tugas menyelenggarakan tugas-tugas umum
pemerintah dan pembangunan. Dan peranannya di setiap Negara menjadi sangat penting dan
sangat menentukan.
Hal diatas secara umum ditegaskan dalam UU no. 8 tahun 1974 jo UU no.43 tahun
1999 tentang perubahan atas UU no. 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, pasal
1 ayat 1. Pada dasarnya PNS memiliki peran dan fungsi utama, antara lain:
pemerintah.
Pemerintahan Daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dalam bidang
pendidikan. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam melaksanakan tugas sebagaimana
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Melihat kedudukan, tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum diatas dan agar
terwujud dan terlaksana dengan baik, tentunya diperlukan sumber daya manusia yang
profesional dan berkualitas serta memiliki disiplin kerja yang tinggi. Hal ini penting sehingga
upaya untuk menegakkan disiplin kerja di kalangan Pegawai Negeri Sipil. Hal ini dapat
dibuktikan dengan lahirnya peraturan pmerintah no. 30 tahun 1980 tentang peraturan Disiplin
1) Hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (kewajiban)
2) Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (larangan)
3) Hukuman yang dapat dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil yang tidak
disiplin.
5) Badan pertimbangan kepegawaian.
Pada era sekarang ini, waktu menjadi komoditas yang berharga, karena itu perilaku
disiplin didalamnya adalah disiplin kerja. Sangat diperlukan bagi setiap individu. Namun
pada kenyataannya tidak semua pegawai instansi pemerintah memiliki etos kerja yang baik
bagi instansi pemerintah, hal ini salah satunya terjadi karena disiplin kerja mereka berbeda
beda. Pemerintah Indonesia juga menyadari bahwa masalah kepegawaian adalah merupakan
Motivasi yang dapat memacu semangat kerja juga merupakan salah satu faktor yang
tidak kalah penting dalam mempengaruhi kemajuan dan keberhasilan sebuah organisasi.
Pengertian semangat kerja itu sendiri adalah besar kecilnya usaha yang diberikan dari pihak
terdapat dalam motivasi termasuk atasan, rekan kerja, sarana fisik, kebijaksanaan dan
peraturan organisasi dan lain sebagainya. Menurut Sumarni dan Suprihatno (1998: 203)
berpendapat bahwa secara garis besar manusia di dalam perusahaan perlu mempertahankan
hal itu, maka dibutuhkan motivasi dan semangat kerja dalam menjalankan proses kinerja.
Jiwa kedisiplinan harus dimiliki pada setiap Pegawai Negeri Sipil terutama dalam
melaksanakan berbagai pekerjaan di linkungan kerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah
Raga kota banda Aceh. Mengingat bahwa disiplin kerja berkorelasi erat dengan motivasi
kerja, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang hubungan antar semangat kerja
dengan disiplin kerja yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat produktivitas kerja
pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Banda Aceh.
Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia
karena makna produktivitas adalah keinginan (the will) dan upaya (the effort) manusia untuk
disiplin kerja, keterampilan, sikap dan etika kerja, motivasi, manajemen, tingkat penghasilan,
gizi dan kesehatan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi,
kesempatan berprestasi.
Sedangkan menurut Soeharsono Sagir (1985: 103) “selain daripada faktor motivasi
dan disiplin kerja, maka produktivitas kerja juga akan sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor lainnya yang saling berkaitan satu sama lain, seperti pendidikan dan pelatihan, gizi dan
pelayanan kesehatan, peralatan atau sarana kerja,lingkungan keluarga, tradisi dan ekonomi,
Dari dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian produktivitas memiliki dua
dimensi yang berbeda, yaitu efektifitas dan efisien. Dimensi efektifitas berkaitan dengan
pencapaian hasil kerja yang maksimal, dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan waktu. Dimensi efisien berkaitan dengan upaya membandingkan
Motivasi yang tinggi tidak memerlukan imbalan ekstern, ia mendorong orang untuk
self dicipline karena itu disiplin yang baik memerlukan kesadaran yang tinggi dari para
diberikan. Hal ini perlu adanya bimbingan yang terus menerus dari pimpinan. Alex S.
dilaksanakan sepenuh hati atau mungkin dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rencana
bawahan agar dalam pelaksanaan rencana dapat sesuai dengan yang diinginkan. Kerjasama
sangat diperlukan dalam suatu organisasi sebab dengan kerjasama yang baik segala persoalan
dapat dipecahkan dengan mudah serta membuat lebih betah dalam bekerja. Kerjasama dalam
Dari berbagai pengertian disiplin diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin mendorong
produktivitas atau disiplin merupakan sarana penting utnuk mencapai produktivitas. Proses
menuju kearah tersebut berkaitan erat dengan pengembangan Sumber Daya Manusia, yakni:
Proses Transformasi potensi manusia kekuatan efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam mewujudkan hak dan kewajiban berarti adanya kepatuhan atau ketaatan
(obedience) terhadap kesepakatan bersama dan adanya pengendalian diri (self control) yang
merupakan hakikat dari disiplin. Keputusan dalam memenuhi berbagai ketentuan tersebut
merupakan pemupukan disiplin dan kesadaran masingmasing akan hak dan kewajiban akan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang dapat di simpulkan
Adakah hubungan motivasi kerja dan disiplin kerja dengan produktifitas kerja pegawai dinas
Bedasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan penilitian adalah sebagai
Berikut :
produktifitas kerja Pegawai dinas pendidikan pemuda dan olah raga kota banda aceh.
produktifitas kerja Pegawai dinas pendidikan pemuda dan olah raga kota banda aceh.
Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh dari penilitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil Penilitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran bagi Dinas
pendidikan pemuda dan olah raga untuk menentukan kebijakan yang harusDi terapkan
bagi pegawai di lingkungan dinas pendidikan pemuda dan olahragaKota banda aceh
2. Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk peniliti lainnya
TINJAUAN PUSTAKA
1982; 150 ), motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja kepada karyawan. Dengan
bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan segala upayanya. Sedangkan menurut
Handoko ( 1999 ), motivasi diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna tujuan.
Menurut Malthis ( 2006; 114 ), motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut bertindak. Biasanya orang bertindak karena suatu alasan untuk
mencapai tujuan. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap
kompensasi dan persoalan sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi
motivasi. Pendekatan untuk memahami motivasi berbeda - beda, karena teori yang berbeda
Teori motivasi manusia yang dikembangkan oleh Maslow dalam Mathis, 2006,
mengelompokkan kebutuhan manusia menjadi lima kategori yang naik dalam urutan tertentu.
Sebelum kebutuhan lebih mendasar terpenuhi, seseorang tidak akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Hierarki Maslow yang terkenal terdiri atas kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan akan kebersamaan dan
kekurangan yang dirasakan oleh seseorang pada saat tertentu yang menimbulkan tegangan
kekurangannya dengan melakukan suatu aktivitas yang lebih baik dalam melaksanakan
pekerjaannya. Dengan melakukan aktivitas yang lebih banyak dan lebih baik karyawan akan
memperoleh hasil yang lebih baik pula sehingga keinginannya dapat terpenuhi. Keinginan
yang timbul dalam diri karyawan dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun berasal
dari luar dirinya, baik yang berasal dari lingkungan kerjanya maupun dari luar lingkungan
kerjanya. Motivasi bukanlah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan ada beberapa
faktor yang mempenagruhinya. Menurut Arep ( 2003; 51 ) ada Sembilan faktor motivasi,
yang dari kesembilan tersebut dapat dirangkum dalam enam faktor secara garis besar, yaitu:
Kebutuhan dasar yang dimaksud disini adalah kebutuhan akan makanan, pakaian,
kebutuhan dasar ini sesorang akan bekerja keras dengan mengerahkan segala
kebutuhan akan status, pengakuan, penghargaan, dan lain – lain. Menurut Arep (
2003 : 61 ) keinginan karyawan untuk mencapai status tertentu atau untuk menjadi
kesempatan lebih banyak untuk mencapai kemajuan, akan tetapi juga harus
bersedia menerima kewajiban – kewajiban lebih banyak. Artinya motivasi untuk
meraih status yang diidam – idamkan akan melekat kuat dalam dirinya.
c. Kebutuhan sosial
Menurut Robert Carison:” Satu cara meyakinkan para karyawan betah bekerja
prestasi kerjanya.
Menurut Handoko ( 2001: 155 ), kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para
karyawan sebagai balas jasa bekerja. Apabila kompensasi diberikan secara benar, para
karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran – sasaran
nilai karya karyawan itu sendiri, keluarga, dan masyarakat. Dalam hal pemberian gaji
Bagi seorang karyawan gaji mempunyai arti yang mendalam, yakni sesuatu yang
keluarganya.
Ada beberapa dasar dalam pemberian gaji. Satu diantaranya adalah “ hasil kerja “
yakni gaji diberikan berdasarkan jumlah atau nilai barang yang dijual atau yang
dihasilkan.
2.1.3 Faktor Komunikasi
adalah komunikasi terbuka dimana informasi mengalir secara bebas dari atas ke
bawah atau sebaliknya, Dalam suatu organisasi komunikasi perlu dijalin secara
baik antara atasan dengan bawahan atau sesama bawahan, karena dengan
komunikasi yang lancar maka arus komunikasi akan berjalan lancar pula serta
tujuan yakni untuk dapat menguasai atau mempengaruhi serta memotivasi orang
menciptakan KEPERCAYAAN “.
4. Free Rain Leadership, yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100%
dalam suatu organisasi. Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Menurut Arep ( 2003: 108 ), pelatihan merupakan salah satu usaha untuk
1. Meningkatkan motivasi
terbaik
Karena dengan penilaian prestasi ini akan merasa bahwa hasil kerja mereka diakui
kompensasi dari organisasi. Hal ini merupakan sumber motivasi kerja yang sangat
Untuk lebih jelasnya, penulis akan menekankan pengertian dan makna motivasi
kerja yaitu suatu sikap dan kepuasan dengan keinginan yang terus – menerus dan
khususnya pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang antara lain :
1. Absensi
Absensi disini diantaranya waktu yang hilang, sakit / kecelakaan, serta pergi
maupun tidak. Yang tidak diperhitungkan dalam absensi yaitu tidak ada
pekerjaan, cuti yang sah, periode libur panjang, dan diberhentikan kerja atau
pemberhentian bekerja.
2. Kerjasama
untuk bekerja sama dan saling membantu, baik dengan pimpinan maupun
3. Disiplin
untuk menaati peraturan yang berlaku, baik menaati perintah kedinasan yang
instansi.
Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan
atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”. Hal ini menekankan
pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap
pekerjaannya. Disiplin merupakan suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh pekerja
sendiri yang menyebabkan dia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela kepada keputusan-
keputusan, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku
(Asmiarsih 2006:23).
menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan
dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya,
mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi
perusahaan, karena tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik maka sulit perusahaan untuk
mewujudkan tujuannya.
pegawai merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan
seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau
organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk menaati standar
atau peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin
pribadi yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan
atau pemaksaan, yang dapat mematikan prakarsa dan kreativitas serta partisipasi
SDM.
2. Disiplin Korektif
lebih lanjut. Tindakan itu biasanya berupa hukuman tertentu yang biasa disebut
3. Disiplin Progresif
yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa pekerjaan yang
2. Teladan Pimpinan
Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta
sesuai dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan
bawahan akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin),
kurang disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan
kedisiplinan yang baik agar para bawahan pun mempunyai disiplin yang baik
pula.
3. Balas Jasa
karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap
memberikan balas jasa yang relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin
baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi
sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama
pemberian balas jasa atau hukuman akan tercipta kedisiplinan yang baik. Manajer
yang baik dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua
karyawan. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik
pula.
karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung
mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya.
6. Sanksi Hukuman
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut
7. Ketegasan
karyawan perusahaan.
8. Hubungan Kemanusaiaan
karyawan yang ditegur akan merasa malu dan tidak menutup kemungkinan
harus disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya berbuat untuk tidak
Suatu tindakan dilakukan dengan segera setelah terbukti bahwa karyawan telah
Dalam tindakan pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa pilih kasih. Siapapun yang
telah melakukan kesalahan harus mendapat tindakan pendisiplinan secara adil tanpa
membeda-bedakan.
pribadi agar ia tahu telah melakukan kesalahan. Karena akan percuma pendisiplinan
Sikap wajar hendaknya dilakukan pimpinan terhadap karyawan yang telah melakukan
kesalahan tersebut. Dengan demikian, proses kerja dapat lancar kembali dan tidak
Secara umum, produktivitas diartikan sebagai pengaruh antara hasil nyatamaupun fisik
efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input.
Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam
kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam
2005).
Hasil konferensi Oslo dalam Sinungan (2005), secara umum produktivitas yaitu suatu
konsep yang bersifat universal bertujuan menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk
lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.
sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas
barang modal teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada
the use resources of an organization and is usually expressed as a ratio of the output
memandang bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas penggunaan sumber daya dalam
suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dari
sumber daya yang digunakan. Dengan kata lain produktivitas dapat diartikan bahwa
pengertian produktivitas memiliki dua dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi. Produktivitas
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dimensi pertama
dikaitkan dengan pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan realisasi
menjadi (output) dengan suatu transformasi tertentu. Dalam proses inilah terjadi penambahan
nilai atas sumber daya sehingga secara ekonomis output yang dihasilkan mempunyai nilai
lebih jika dibandingkan sebelum diproses. Perhatian dan harapan terhadap produktivitas
demikian besar dan fundamental. Manfaat produktivitas menjadi demikian luas dan strategis,
yaitu :
1. Produktivitas dapat dijadikan sebagai ukuran kinerja dan daya saing perusahaan.
3. Suatu organisasi dapat memanfaatkan karyawan dan supervisor dengan sikap baru
dalam proses kerja tradisional secara efisien untuk meningkatkan standar kehidupan
produktivitas.
yang tinggi.
Domestic Product (GDP), National Economy Welfare Index (NEWI) dan National Economy
Productivity.
dan berkelanjutan juga merupakan sumber yang penting dalam menjaga kesinambungan
bukan dua hal yang terpisah atau memiliki pengaruh satu arah, melainkan keduanya adalah
saling tergantung dengan pola pengaruh yang dinamis, tidak mekanistik, non linear dan
1. peningkatan stok modal sebagai hasil akumulasi dari proses pembangunan yang terus
ekonomi.
oleh peningkatan penggunaan jumlah dari input atau sumber daya, melainkan
Dengan jumlah tenaga kerja dan model yang sama, pertumbuhan output akan
meningkat lebih cepat apabila kualitas dari sumber daya tersebut meningkat. Walaupun
secara teoritis faktor produksi dapat dirinci, pengukuran konstribusinya terhadap output dari
suatu proses produksi sering dihadapkan pada berbagai kesulitan. Di samping itu, kedudukan
manusia, baik sebagai tenaga kerja kasar maupun sebagai manajer, dari suatu aktivitas
produksi tertentunya juga tidak sama dengan mesin atau alat produksi lainnya.
Seperti diketahui bahwa output dari setiap aktivitas ekonomi tergantung pada manusia
yang melaksanakan aktivitas tersebut, maka sumber daya manusia merupakan sumber daya
utama dalam pembangunan. Sejalan dengan fenomena ini, konsep produktivitas yang
dimaksud adalah produktivitas tenaga kerja. Tentu saja, produktivitas tenaga kerja ini
komplementernya seperti alat dan mesin. Namun demikian konsep produktivitas adalah
mengacu pada konsep produktivitas sumber daya manusia. Secara umum konsep
produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input)
sama.
lebih kecil.
sektor kegiatan. Menurut Manuaba (1992) peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan
menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya
manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing
right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi
1. Ruang lingkup rasional, memandang negara secara keseluruhan. Dalam hal ini
2. Ruang lingkup industri, dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi dan
antara faktor-faktor lebih memungkinkan untuk diukur. Produk per jam dapat diukur
perusahaan lain. Dalam sebuah organisasi, produktivitas tak hanya diukur dari
lingkungan kerja serta peralatan yang digunakan proses dan perlengkapan. Di sini
timbul faktor baru yang tak dapat diukur yaitu motivasi. Motivasi sangat dipengaruhi
oleh kelompok kerja dimana si pekerja menjadi anggota dipengaruhi oleh kelompok
Agar seorang tenaga kerja dalam keserasian sebaik-baiknya, yang berarti dapat
menjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya,maka perlu ada
keseimbangan yang menguntungkan dari beberapa faktor,di antaranya yaitu faktor beban
kerja, kapasitas kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja (Suma’mur, 1999).
a. Beban Kerja
Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja baik
berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini, harus ada
keseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan individu agar tidak terjadi hambatan
beban kerja, mungkin di antara pekerjaan ada yang cocok untuk beban fisik, mental atau
sosial, namun sebagai persamaan yang umum, hanya mampu memikul sampai suatu berat
tertentu. Bahkan ada beban dirasa optimal bagi seseorang. Inilah maksud penempatan yang
kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam waktu 8 jam sehari dengan memperhatikan
peraturan jam kerja yang berlaku. Pembebanan yang lebih berat diperkenankan dalam waktu
yang lebih singkat dan ditambah dengan istirahat yang sesuai dengan bertambah beratnya
b. Kapasitas Kerja
Kemampuan seorang tenaga kerja berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, usia, masa kerja, status gizi dan
kesehatan.
c. Jenis Kelamin
Ukuran dan daya tahan tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih sanggup
menyelesaikan pekerjaan berat yang biasanya tidak sedikitpun dapat dikerjakan wanita,
kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan tangan dan kurang
memerlukan tenaga. Beberapa data menunjukkan bahwa pekerja wanita lebih diperlukan ada
suatu industri yang memerlukan keterampilan dan ketelitian daripada tenaga kerja laki-laki
(Soeripto, 1992:36).
d. Umur
Peneliti Flippo (1984) menunjukkan bahwa pada pekerja yang mempunyai tingkat
kesukaran absensi tinggi adalah bukan karena penyakit tetapi karena adanya kesukaran
adaptasi terhadap lingkungan kerja. Pada usia tua penyakit syaraf seperti tumor pada tangan
tangan. Hal ini juga dapat diukur dengan tingkat absensi yang tinggi pada golongan umur ini.
e. Masa Kerja
kepuasan kerja. Tenaga kerja mempunyai kepuasan kerja yang terus meningkat sampai masa
kerja 5 tahun dan kemudian mulai terjadi penurunan sampai masa kerja 8 tahun, tetapi
kemudian setelah tahun ke delapan maka kepuasan kerja secara perlahan-lahan akan
meningkat lagi.
f. Pendidikan
Bremmer (1982) menemukan bahwa individu yang memiliki tingkat pendidikan yang
lebih tinggi akan lebih agresif. Lebih berorientasi prestasi kerja. Halini disebabkan karena
faktor pendidikan dapat mempengaruhi ambisi, harapanharapan yang lebih tinggi serta
prestasi kerja.
dengan prestasi kerja. Artinya makin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi hasil atau
prestasi kerja yang dicapai. Faktor pendidikan mempengaruhi aspirasi pekerja terhadap
prestasi yang harus dicapai. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
tingkat pendidikan terhadap prestasi kerja sehingga tingkat pendidikan dijadikan variabel
sertaan.
2.4 Hubungan antara Motivasi kerja dan Disiplin kerja dengan Produktivitas kerja
Hubungan antara motivasi kerja dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja pernah
dibuktikan dalam penelitian yang kemudian dituangkan ke dalam jurnal ini terdapat hasil
yang sangat signifikan mengenai pengaruh motivasi pegawai dan disiplin pegawai terhadap
produktivitas yang dihasilkan. Demikian juga menurut teori yang dikemukakan oleh Siagaian
(2007: 11), “Dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan /organisasi, motivasi
mempunyai peran yang penting karena merupakan suatu upaya dari para manajer untuk
menggugah, mendorong, dan menimbulkan semangat kerja yang lebih baik bagi
175), “Faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas kerja seorang karyawan dalam sebuah
perusahaan adalah seleksi karyawan, pelatihan kerja, lingkungan kerja hubungan antara
Disiplin adalah sikap dan perilaku terkendali dari seseorang atau sekelompok orang
yang dilandasi kesadaran dan kesukarelaan untuk mematuhi segala peraturan untuk tujuan
tertentu. Sikap dan perilaku pegawai yang terkendali inilah yang mencerminkan kedisiplinan
Russian Workers, Lins dan Anastasia (2005) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
Produktivitas yang tinggi dapat dicapai jika didukung para pegawai yang mempunyai
kemampuan bekerja serta kerjasama, maka secara tidak langsung akan meningkatkan
produktivitas. Sedangkan apabila motivasi karyawan lebih tinggi tetapi tidak didukung
lingkungan kerja yang nyaman untuk bekerja maka hasil produktivitas kerja tidak baik
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dan disiplin
menyimpulkan bahwa motivasi dan disiplin berpengaruh positif dan signifikan serta
memberikan kontribusi dalam peningkatan kinerja pegawai. Sehingga bila suatu organisasi
ingin tujunnya tercapai maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan motivasi dan
disiplin pegawainya.
Dorongan atau motivasi yang diberikan akan mengarahkan pegawai untuk berperilaku
sesuai dengan yang diinginkan oleh atasan dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil kerja
atau produktivitas pegawai. Melalui motivasi, pegawai memiliki arah akan sikap dan
perilakunyamenuju sikap dan perilaku yang dikehendaki oleh organisasi demi pencapaian
tujuan bersama. Melahirkan motivasi untuk bekerja hanya bisa dicapai dengan kesadaran
bersama, serta pentingnya peran atasan dalam menunjukkan arah yang benar demi
perkembangan bersama.
Pegawai yang memiliki kesadaran akan sikap dan perilakunya maka ia akan memiliki
ada. Kesadaran dan kerelaan ini muncul karena pegawai memiliki hasrat yang kuat dalam
melaksanakan norma dan etika sehingga mereka memiliki perilaku yang terkendali dan
ketaatan yang tinggi. Pegawai yang disiplin akan memberikan semangat dan arahan pada
pegawai supaya bersikap dan berperilaku sesuai yang diinginkan organisasi sehingga tercipta
Sebagai berikut :
Motivasi
a. Mengikutsrtakan
b. Komunikasi Produktivitas kerja
c. Pengakuan a. Pengetahuan
d. Wewenang yang didelegasikan b. Sumberdaya
e. Perhatian timbal balik c. integrasi
(Hasibuan, Malayu S.P. 2005) d. Manajemen
e. Inovasi
(Singgih, 2010)
Disiplin
a. Hasrat kuat melaksanakan
Norma dan etika
b. Perilaku yang terkendali
c. Ketaatan
(Sinungan, 2008: 145-146)
2.6 Hipotesis
Menurut Umar (2003: 66) hipotesis merupakan jawaban sementara yang perlu di
buktikan benar atau tidak. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah
digambarkan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha : Ada pengaruh positif motivasi dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja
Pegawai pada dinas pendidikan, pemuda dan olah raga kota banda aceh
Dunggio (2013) judul penelitian Semangat dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sulawesi Uatara. Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh semangat kerja dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh signifikan variabel semangat kerja
dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja Karyawan Pada PT. Jasa Raharja (Persero)
terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas kehutanan dan perkebunan kabupaten Tapanuli
Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi, kepemimpinan dan
disiplin pegawai terhadap produktivitas kerja baik secara bersama – sama dan signifikan,
penelitian ini berusaha mengetahui variable yang dominan terhadap produktivitas kerja. Dari
hasil penelitian diperoleh bahwa variabel motivasi, kepemimpinan dan disiplin memiliki
korelasi yang sangat kuat terhadap produktivitas kerja pegawai pada dinas kehutanan dan
Kusumawarni (2007) judul penelitian Pengaruh semangat dan disiplin kerja terhadap
produktivitas karyawan pada PDAM kabupaten Kudus. Tujuan penelitian untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh dan seberapa besar pengaruh semangat dan disiplin kerja terhadap
produktivitas karyawan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semangat kerja dan disiplin
kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas karyawan pada PDAM kabupaten Kudus.
Penelitian oleh Ayuningtias Candradewi tahun 2011 dengan judul “Analisis Faktor
variabel bebas (stress kerja) dan variabel terikat (produktivitas kerja). Hasil dari penelitian ini
adalah
semakin stress maka hal tersebut akan menyebabkan produktivitasnya menurun. Sebaliknya,
jika karyawan tidak mengalami stress kerja maka produktivitas kerjanya akan tinggi”.
Candradewi (20011:52)
Penelitian oleh Ayuningtias Candradewi tahun 2011 dengan judul “Analisis Faktor
variabel bebas (stress kerja) dan variabel terikat (produktivitas kerja). Hasil dari penelitian ini
adalah
semakin stress maka hal tersebut akan menyebabkan produktivitasnya menurun. Sebaliknya,
jika karyawan tidak mengalami stress kerja maka produktivitas kerjanya akan tinggi”.
Candradewi (20011:52)
Penelitian mirip dilakukan oleh Hendrietta Putri tahun 2010 yang berjudul “Motivasi
Kerja Karyawan di PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo”. Menggunakan variabel
penelitian antara lain tingkat gaji (X1), Suasana Kerja (X2), Perhatian Pimpinan(X3),
penelitian ini adalah factor tingkat gaji, suasana kerja, perhatian pimpinan dan kesejahteraan
social secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan bagian
Umi Kulsum tahun 2008 dengan judul “Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Kerja
Karyawan bagian Produksi pada PT. Pesona Remaja Malang”. Menggunakan analisis
regresi berganda dengan variabel X adalah Motivasi Kerja antara lain Kebutuhan fisik (X1),
Kebutuhan rasa aman (X2), Kebutuhan social (X3), Kebutuhan Penghargaan (X4),Kebutuhan
Aktualisasi diri (X5) dan Variabel Y yaitu Prestasi Kerja. Hasil dari penelitian ini
“menunjukkan motivasi berpengaruh positif secara simultan terhadap prestasi kerja, artinya
jika motivasi kerja meningkat maka prestasi kerja akan meningkat.” Umi Kulsum (2008:8)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Suharsimi Arikunto (2004: 134) menyatakan “apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakanpenelitian
populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di lingkungan kerja dinas
data tersebut selanjutnya akan dilakukan pengujian sebagai hasil penelitian. Teknik yang
1. Wawancara
Observasi dilakukan untuk mengamati fenomena yang sedang
dijadikan sasaran. Sasaran yang diamati adalah perilaku guru yang
berkaitan dengan motivasi kerja, disiplin kerja, dan kinerja guru.
2. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi
kerja, disiplin kerja , dan kinerja guru. Data dalam penelitian ini
merupakan data primer yang diungkap dengan menyebar atau
memberikan angket kepada seluruh guru.
Defenisi Operasional
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi kerja dan disiplin kerja. Motivasi kerja
adalah sesuatu yang dapat menimbulkan dorongan bagi seseorang untuk mau melaksanakan
tugas yang diberikan kepadanya dalam rangka mencapai tujuan. Penelitian ini mengukur
motivasi kerja guru berdasarkan kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk afiliasi, dan
kebutuhan untuk berkuasa. Selanjutnya disiplin kerja adalah ketaatan yang dilakukan
seseorang secara teratur dan terus-menerus terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh
lembaga tempat dia bekerja. Disiplin kerja dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator
disiplin kerja yang meliputi ketepatan waktu, kesetiaan atau patuh pada peraturan atau tata
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja guru. Kinerja guru merupakan tingkat
keberhasilan kerja yang dicapai oleh seorang guru dengan kecakapan dan keahlian yang