Anda di halaman 1dari 9

Dinasti Mughal 1526-1857 M : Imperium Islam di India

Peradaban Islam periode klasik-pertengahan merupakan peradaban yang agung. Saat itu tidak
ada peradaban lain yang mampu menandingi kebesarannya. Kejayaan Islam dirasakan di berbagai
daerah, salah satunya adalah India. Di India, Islam pernah berjaya terbukti dengan banyaknya dinasti-
dinasti Islam yang pernah didirikan di sana, misalnya saja Dinasti Mamluk (1206-1290), Dinasti
Khalji (1206-1320), Dinasti Tugluq (1320-1413), dan beberapa dinasti lain. Namun terdapat dinasti
yang paling menonjol di India, yakni Dinasti Mughal.
Dinasti Mughal merupakan dinasti Islam yang berkuasa di India pada abad ke-16 hingga abad
ke-19. Dinasti ini termasuk dalam tiga dinasti besar ( Mughal, Turki Utsmani, dan Safawiyah) yang
muncul pada masa pertengahan. Dinasti Muhgal memiliki peranan besar dalam pengembangan agama
Islam di India, mulai dari sastra hingga arsitektur.dinasti ini memiliki beberapa daya tarik untuk
dibahas, misalnya saja karena di India merupakan tempat lahir dan berkembangnya kebudayaan
Hindu Buddha yang dapat dikatakan sudah mengakar kuat dalam masyarakat. Untuk itulah penulis
tertarik untuk membahas bagaimana perkembangan Dinasti Islam Mughal ini.

Dinamika Politik Dinasti Mughal

Wilayah Dinasti Mughal

Dinasti Mughal merupakan dinasti yang diperintah oleh raja-raja yang berasal dari daerah
Asia Tengah, keturunan Timur Lenk. Timur Lenk adalah seorang muslim yang fanatik. Ia
mengadakan ekspansi ke India tahun 1398 M. Namun pada saat itu Ia tidak berambisi menguasai
India sepenuhnya, jadi Ia hanya mengangkat seorang gubernur untuk memimpin Multan, India.
Sementara generasi kelima dari Timur Lenk, yakni Zahiruddin Babur-lah yang berusaha ingin
menguasai India secara menyeluruh. AwalnyaIamenguasai Punjab, kemudian Delhi. Akan tetapi
gerak ekspansinya sempat dihadang oleh Dinasti Lody, hingga akhirnya pecahlah Perang Panipat I
tahun 1526 M. Lody pun terbunuh dan Babur berhasil menguasai sebagian besar daerah di India.
Babur berkuasa hingga tahun 1530 M, kemudian digantikan oleh putranya, Nashiruddin
Humayun (1530-1540 dan 1555-1556 M). Sepanjang pemerintahannya kondisi negara tidak stabil
karena terjadi banyak perlawanan dari musuh-musuhnya.Pada tahun 1540 M terjadi pemberontakan
yang dipimpin oleh Sher Khan di Qanuj.Dalam pertempuran ini Humayun kalah dan akhirnya
melarikan diri ke Qandahar dan dilanjutkan ke Persia. Atas bantuan raja Persia,Iamenyusun
kekuatannya kembali. Setelah merasa kuat,Iamelakukan pembalasan dan menguasai India lagi pada
tahun 1555 M.
Kekuasaan Humayun dilanjutkan oleh anaknya Akbar Khan dengan gelar Sultan Abdul Fath
Jalaluddin Akbar Khan. Sewaktu naik tahta ia masih berumur 15 tahun, karena dianggap masih terlalu
muda maka pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan. Ketika ia memerintah banyak terjadi
pemberontakan dari keturunan Sher Khan, namun pemberontakan yang paling mengancam adalah
pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menjadi penguasa di Gwalior dan Agra.Pasukan itu
berusaha memasuki Kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut, sehingga
terjadilah peperangan yang dahsyat, yang disebut perang Panipat II tahun 1556 M. Himu akhirnya
dapat dikalahkan dan daerahnya jatuh ke tangan Mughal.

Sultan Akbar

Setelah dewasa Akbar menyingkirkan Bairam yang dianggap mempunyai pengaruh yang
terlampau kuat. Bairam Khan melakukan pemberontakan, namun berhasil dikalahkan oleh Akbar di
Jullandur tahun 1561 M. Setelah menyelesaikan masalah-masalah dalam negeri, Akbar mulai
menyusun program ekspansi. Pada masa pemerintahannya, Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond,
Chitor, Ranthabar, hingga mencapai Ahmadnagar, dan beberapa daerah lainnya. Wilayah yang sangat
luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.Di mana kepemimpinan umum dipegang
oleh raja sementara pejabat-pejabat sipil diambil dari jenjang militer.
Selama menjalankan pemerintahan, Akbar menekankan terciptanya stabilitas dan keamanan
dalam negeri. Ia menyadari bahwa masyarakat India merupakan masyarakat yang plural, baik dari
segi agama maupun etnis. Untuk itu kebijakan yang ia buat salah satu tujuannya untuk mencapai
persatuan dalam negeri, misalnya saja dengan adanya kebijakan Din-i Illahi yakni menjadikan semua
agama yang ada di India menjadi satu.
Agar tujuannya terwujud Akbar menikahi dua orang putri Hindu, berkhutbah dengan
menggunakan simbol Hindu, tidak mewajibkan khitan dan melarang menyembelih dan memakan sapi,
serta kebijakan lain yang sekiranya mampu menyatukan keberadaan semua agama. Namun kebijakan
ini berakhir ketika Akbar digantikan oleh putranya, yakni Jahangir (1605-1628 M). Ketika Jahangir
berkuasa terjadi beberapa kali pemberontakan yang yang salah satunya dilakukan oleh anaknya
sendiri Kurram. Dengan bantuan panglimanya, Mahabat Khan, Kurram menangkap dan menyekap
Jahangir. Berkat usaha permaisurinya, permusuhan ayah dan anak ini dapat dipadamkan. Akhirnya
setelah Jahangir wafat, Kurram menggantikan jabatan raja, dengan gelar Abu Muzaffar Shahabuddin
Muhammad Shah Jehan Padshah Ghazi (1627-1658 M).
Masa pemerintahan Shah Jehan juga tidak lepas dari adanya pemberontakan dan perselisihan
dari keluarganya sendiri. Dalam menghadapi pemberontakan dari luar,Ia dibantu oleh anaknya
sendiri, yakni Aurangzeb. Bahkan di bawah kepemimpinan Aurangzeb, pasukan mampu melakukan
ekspansi ke beberapa wilayah. Keberhasilan Aurangzeb membuat iri saudaranya yakni Dara, hingga
terjadi perselisihan antara keduanya. Aurangzeb berhasil unggul dan ia kemudian menangkap ayahnya
untuk dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah demi memperoleh kekuasaan. Aurangzeb berhasil
naik tahta tahun 1658 hingga 1707 M dengan gelar Alamgir Padshah Ghazi.

Aurangzeb
Sistem yang diterapkan oleh Aurangzeb berbeda dengan para penguasa sebelumnya. Ia
mengeluarkan kebijakan dengan melarang minuman keras, perjudian, prostitusi, dan penggunaan
narkotika. Tahun 1664 M ia mengeluarkan dekrit yang isinya melarang wanita melakukan satidaho,
yaitu pembakaran diri seorang janda yang ditinggal mati suaminya. Kebijakan yang paling ekstrem
ialah menyuruh perusakan terhadap kuil-kuil Hindu. Kebijakan tersebut menyulut emosi orang-orang
Hindu sehingga mereka melakukan pemberontakan. Pemberontakan terbesar dilakukan oleh kerajaan
Maratha yang dipimpin oleh Shivaji Punsala.Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi memang
dapat dipadamkan oleh Aurangzeb, namun sepeninggal Aurangzeb semangat pemberontakan ini
diwujudkan dengan memisahkan diri dari kekuasaan Mughal.
Penguasa-penguasa setelah Aurangzeb tidak mampu mengembalikan supremasi Mughal.
Masa pemerintahan yang pendek dan banyaknya pemberontakan serta lemahnya kekuatan menjadi
faktor penyebab kemunduran dinasti Mughal.Penguasa Mughal setelah Aurangzeb antara lain:
Bahadur Syah (1707-1712), Jihandar Syah (1712-1713), Azim-us-Syah (1713), Farukh Syiyar (1713-
1719), Muhammad Syah (1719-1748). Pada masa Muhammad Syah terjadi terjadi invasi dari Nadir
Syah, penakluk Iran dari suku Asfar.
Pada awal abad ke-18 M terjadi disintegrasi wilayah. Nizam al-Mulk menjadi penguasa
Hyderabad, Marata dikuasai Shivaji, Rajputh di bawah kekuatan Jat Singh, Punjab dikuasai kelompok
Singh, Audh dipegang oleh Sadath Khan dan Bengal menjadi wilayah Suja’ al-Din. Pengganti
Muhammad Syah adalah Ahmed Syah (1748-1754), diteruskan Alamgir II (1754-1759), Syah Alam
(1759-1806). Pada tahun 1761 M Dinasti Mughal yang sudah tidak berdaya diserang oleh Ahmad
Syah Durrani dari Afghan pada pertempuran Panipat III.
Sepeninggal Syah Alam II, ada dua raja terakhir yang berkuasa yaitu Muinuddin Akbar II dan
Sirajuddin Bahadur Syah II. Muinuddin naik tahta pada tahun 1806 M, namun hingga wafatnya pada
tahun 1837 M, Muinuddin tidak mampu melepaskan diri dari cengkeraman Inggris dan tidak berhasil
menghadapi penguasa suku di India.

Silsilah Dinasti Mughal


Begitu pula pelanjutnya, Sirajuddin Bahadur Syah II (1837-1858).Pada masanya pengaruh
Inggris semakin besar.Bahkan raja pun berada di bawah kontrol Inggris. Sejak itu para raja digaji oleh
pemerintahan Inggris.Pemerintah Inggris juga memperlakukan penduduk secara semena-mena, baik
yang beragama Islam maupun Hindu.Pada tahun 1857 M terjadi perlawanan umum perang
kemerdekaan untuk melepaskan diri dari kekuasaan Inggris. Akan tetapi usaha ini gagal, Sirajuddin 
ditangkap dan diasingkan ke Rangoon (Myanmar) pada tahun 1858 M hingga akhirnya Ia meninggal
dunia di sana. Sejak saat itulah dominasi Inggris semakin kuat, sehingga kekuasaan Mughal pun
semakin melemah dan akhirnya hancur.
Perkembangan Ilmu dan Peradaban pada Masa Dinasti
Mughal
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya ketika Islam berada di suatu wilayah,Iaakan membangun
suatu peradaban yang tinggi di wilayah tersebut. Begitu juga yang terjadi di anak benua India,
khususnya pada masa pemerintahan Dinasti Mughal.Sejak kedatangannya, Islam mulai membangun
peradaban yang agung dan mengesankan.Peradaban ini tercermin dari perkembangan dalam berbagai
bidang seperti bidang sastra, seni lukis, seni musik, seni bangunan (arsitektur), dan ilmu pengetahuan.
Dalam bidang lain yang tak kalah maju yakni dari segi ekonomi, dan politik serta militernya.

Kesusastraan berkembang di Mughal, hal ini terbukti dengan adanya penyair-penyair yang
dipekerjakan oleh istana. Salah seorang sastrawan sufi yang terkenal adalah Muhammad Jayazi
dengan karyanya yang terkenal yakni Padmavat.Karya tersebut merupakan sebuah karya alegoris
yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia.

Seni lukis juga menjadi salah satu bidang kesenian yang berkembang pada masa Mughal, hal ini
terbukti ketika Raja Babur berkuasa. Ia sangat menyukai lukisan pemandangan air terjun, telaga,
bunga, dan taman. BahkanIamemiliki sejumlah pelukis di istana.

Sementara pada masa Akbar dibentuklah sebuah lembaga bagi para pelukis yang salah satu agendanya
mengundang pelukis seluruh dunia tanpa membedakan agama dan ras untuk bersama-sama
menciptakan berbagai lukisan.Salah satu karya yang monumental pada masa ini adalah karya Abdus
Samadyang berhasil menulis Surah al-Ikhlas di atas sebutir biji opium (khashkhash).

Selain itu banyak juga pelukis terkenal pada masa Jahangir, yakni Farukh Beg, Muhammad Nadir
Khan, Aqa Reza, dan yang lainnya.Namun sayang pada masa Aurangzeb, para pelukis istana diusir
karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama.

Seni musik merupakan salah satu kesenian yang menarik perhatian para raja Mughal.Pada masa
Humayun terdapat seorang penyanyi yang terkenal yakni Baccu. Sementara pada masa Akbar tercatat
ada 36 penyanyi istana yang berasal dari berbagai daerah seperti Iran, Kashmir, dan Asia
Tengah.Raja-raja lain seperti Jahangir dan Syah Jehan juga memiliki kesamaan yakni menyukai seni
musik sehingga istana selalu dihiasi dengan suara-suara merdu dari penyanyi istana. Namun Raja
Aurangzeb sangat bertolak belakang,Iabahkan mengusir para penyanyi istana karena dianggap
bertentangan dengan ajaran Islam.

Tingginya peradaban Islam di India masih terlihat jelas terutama dari seni bangunan yang sampai saat
ini pun masih berdiri kokoh. Ketika Babur berkuasa,ia lebih banyak membangun gedung yang
memiliki corak bangunan Iran. Hal ini dikarenakanIatidak menyukai corak bangunanIndia. Bangunan
yang dibangun pada masanya yakni sebuah masjid di Kabul Bagh, di Panipat, dan masjid Agung di
kota Sanbhal.
Red Fort Agra Fort

Arsitektur yang indah juga dapat dilihat dari Istana Agra dan Fatehpur Sikri. Kedua bangunan
ini dibangun pada masa Akbar dengan menggunakan corak Hindu-Islam.Selain bangunan masjid dan
istana, terdapat juga bangunan yang berupa benteng seperti Benteng Agra, Lahore, Attak, dan
Skandarah.Ada juga bangunan makam yang terkenal yakni makam Jahangir dan ayah mertuanya di
Syahidarah.Makam tersebut dihiasi dengan ukiran ayat-ayat Alquran.
Hal lain yang menarik ialah bahwa Raja Syeh Jehan mendapat gelar bapak pembangunan
karena banyaknya bangunan yang dibangun pada masanya, seperti Taj Mahal, Masjid Agung Delhi,
dan bangunan lainnya.
Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan.Sejak
berdirinya, banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu.Hal ini karena adanya
dukungan dari penguasa dan bangsawan serta ulama.Pada masa Aurangzeb misalnya, memberikan
sejumlah besar uang dan tanah untuk membangun pusat pendidikan di Lucknow.
Masjid dijadikan lembaga pendidikan dasar.Pada masa Syeh Jehan didirikan sebuah perguruan
tinggi di Delhi. Tokoh yang muncul dari bidang keilmuan sejarah yakni Abu Fadl dengan
karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari. Dalam karyanya tersebut, Abu Fadl memaparkan sejarah
Dinasti Mughal berdasarkan figur pemimpinnya.
Para penguasa Mughal juga memberi perhatian dalam pembuatan karya-karya yang berkaitan
dengan keagamaan. Misalnya pada masa Akbar ada sejumlah buku yang sangat popular yakni Tuzk-i
Baburi, Tarikh-i Alfi, Akbar Nameh, Ain-i Akbari, dan beberapa karya lainnya. Pada masa Alamgir,
terdapat buku keagamaan yang sangat popular yakni Fatawa-i Alamgiri.Karya ini berisi fatwa,
perintah, atau seruan Alamgir.Selain itu Alamgir juga menulis sebuah karyanya sendiri yang
berjudul Ruqaat-i Alamgiri, yang isinya juga berupa fatwa-fatwanya sendiri.Karya-karya tersebut
menjadi salah satu koleksi yang disimpan dalam perpustakaan yang dibangun oleh Mughal.Misalnya
saja tahun 1641, terdapat perpustakaan di Agra yang mengoleksi sekitar 20.000 buku.
Kemajuan Dinasti Mughal juga dapat dilihat dari bidang ekonomi yakni majunya pertanian
terutama untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-rempah, tembakau, dan kapas.Pemerintah
membangun lembaga khusus untuk mengelola pertanian. Dibentuk pula komunitas-komunitas
pertanian yang dipimpin oleh seorang mukaddam.Melalui mukaddam inilah pemerintah dapat
berhubungan dengan petani.
Sementara bidang industri yang terkenal adalah industri tenun yang sudah diekspor hingga ke
Eropa, Arab, Asia Tenggara, dan sekitarnya. Selain itu ada sekitar 70 pabrik yang didirikan demi
memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya pabrik uang, pabrik peralatan dapur, pabrik wangi-
wangian, pabrik amunisi, dan lain sebagainya.
Bidang politik yang menonjol adalah sistem politik Silh-e-Kulatau toleransi universal.Sistem ini
dianggap tepat karena mayoritas masyarakat IndiaberagamaHindu sedangkan Mughal adalah dinasti
Islam.Di bidang militer, Mughal terkenal memiliki pasukan yang kuat.Mereka terdiri dari pasukan
gajah, berkuda, dan meriam.Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik dan setiap distrik dipimpin
oleh sipah salar.Sementara sub distrik dipimpin oleh faudjar. Melalui sistem inilah pasukan Mughal
berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitarnya.

Persebaran Islam pada Masa Dinasti Mughal

Sebagai salah satu dinasti Islam di India, Mughal memiliki peran yang cukup signifikan dalam
mengembangkan Islam di daerah tersebut.Hal yang mendorong perkembangan Islam adalah dalam
bidang pendidikan.Pihak kerajaan memberi perhatian besar terhadap bidang pendidikan dengan
membangunkan sejumlah masjid yang tidak hanya sebagai tempat beribadah semata, tetapi juga
dijadikan tempat belajar agama.

Di masjid juga disediakan ulama yang siap memberi pengajaran agama dalam berbagai cabang ilmu
keagamaan. Hal ini menarik perhatian masyarakat sehingga mereka pun mengikuti kegiatan
pengajaran ini. Bahkan bagi mereka yang memang sungguh-sungguh ingin menuntut ilmu juga
disediakan ruang khusus untuk tinggal selama proses pengajaran. Pengajaran ilmu agama ini
mengalami perkembangan, bahkan masjid raya berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi
sebuah universitas.Adanya masjid sebagai tempat menuntut ilmu Islam ini ditujukan bagi masayrakat
umum, sementara pendidikan Islam bagi orang kaya, pihak Mughal telah menyediakan madrasah-
madrasah khusus.

Selain masjid, terdapat pula khanqah(pesantren) yang dipimpin oleh wali atau ulama.Pesantren ini
umumnya didirikan di daerah pedalaman. Di khanqah diajarkan beberapa cabang keilmuan yang
ternyata bukan hanya di bidang keagamaan tetapi juga menyangkut ilmu umum seperti matematika,
mantik (logika), filsafat, sejarah, geografi, dan lain sebagainya. Sementara keilmuan agama yang
dikaji antara lain tafsir Alquran, hadis, fikih. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa
Persia.Khanqah ini dibuka untuk laki-laki maupun perempuan.

Selain dengan adanya lembaga pendidikan, keilmuan Islam juga berkembang berkat didirikannya
perpustakaan yang bisa diakses oleh siapa saja. Pada masa ini juga dilakukan penerjemahan beberapa
karya ke dalam bahasa Persia, misalnya saja kisah Mahabarata dan Ramayana karya Badayuni, Athar
Veda yang diterjemahkan oleh Ibrahim Sirhindi, Leila Wati yang diterjemahkan oleh Hanifi.

Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang
menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu
konsep Din-i-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam.Bahkan
Akbar dituduh membuat agama baru.Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama
Islam.Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di
India.Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan symbol-
symbol agama yang di kedepankan.

Di sisi lain perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti
pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari
kasta rendah yang merasa disiasiakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh.

Sebelum dinasti Mughal, muslim India adalah penganut Sunni fanatik. Tetapi penguasa Mughal
memberi tempat bagi Syi’ah untuk mengembangkan pengaruhnya.Pada masa ini juga dibentuk
sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab hukum, thariqat Sufi,
persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual.Mereka terdiri dari warga Sunni dan
Syi’iah.

Reaksi Kaum Muslim di India (Dinasti Mughal) Terhadap Kehadiran Bangsa Eropa
India tidak lepas dari adanya kolonialisasi yang dilakukan oleh bangsa Eropa. Sejak tahun 1498 M
bangsa Eropa (Portugis, Belanda Perancis, dan Inggris) melakukan penetrasi terhadap kerajaan
Mughal. Hal ini terlihat dari banyaknya sumber daya alam yang telah mereka angkut ke negeri
mereka. Awalnya bangsa eropa membuka jalur Ro’su ar-Rojaus Shalih yang menghubungkan secara
langsung perdagangan India dengan Eropa. Portugis mengawalinya dengan menguasai beberapa
tempat di India selama 1 abad (1500-1600 M). Kemudian disusul oleh Belanda dan Perancis, hingga
akhirnya tinggal Inggris yang menjadi penguasa satu-satunya.

Melalui perdagangan, bangsa Eropa mulai menguasai daerah-daerah pesisir dan melakukan politik
adu-domba kepada penguasa-penguasa lokal di sana. Hasilnya bangsa Eropa memperoleh hak
istimewa dari penguasa lokal terutama dalam bidang perdagangan. Dengan cara ini Eropa berhasil
menanamkan jasa sekaligus men-campuri urusan pemerintah lokal. Selanjutnya daerah yang dikuasai
Eropa ini mulai membangkang dari Dinasti Mughal, bahkan Iran dan Afghanistan melancarkan
perlawanan.

Meskipun tujuan awalnya adalah berdagang melalui British East India Company (EIC), akhirnya
Eropa (Inggris) berusaha menguasai keseluruhan wilayah India.EIC merupakan sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang perdagangan.Untuk menunjang usahanya, EIC mendirikan beberapa pabrik
seperti di daerah Surath (1612), Madras (1640), Bombay (1674), dan Calcutta (1690).Pabrik tersebut
memproduksi kain sutra, sutra kasar, kain tenun dan lain-lain.selain itu mereka juga mengekspor nila
dan rempah-rempah, serta mengimpor emas, perak dan logam lainnya.

Ketika orang-orang india menyadari bahwa gerakan perdagangan inggris telah menjelma menjadi
bentuk penjajahan yang nyata, terjadilah banyak revolusi di india, yang mayoritas dipimpin oleh
orang-orang Islam. Pemuka-pemuka kaum yang ingin memberontak kepada inggris kemudian
meminta bahadur syah (raja Mughal) untuk memimpin pemberontakan untuk mengembalikan
kemerdekaan dan kebesaran india.
Tahun 1857 M, berkobarlah pemberontakan yang dikenal dengan nama Pemberontakan Sipahi.
NamunInggris dapat meredam pemberontakan tersebut karena dibantu oleh beberapa maharaja Hindu
dan raja-raja Islam lain yang tidak suka akan kekuasaan dinasti Mughal. Setelah itu inggris tidak
segan-segan membunuh penduduk india yang membangkang tersebut dan juga menangkap Bahadur
Syah untuk dipenjarakan. Bahadur akhirnya dibuang ke Rangoon dan wafat di sana.

Revolusi ini yang mendorong inggris segera mengumumkan ketundukan india di bawah
kepemimpinan inggris secara langsung pada tahun 1885 M. Adapun maharaja india Brahmana dan
sultan-sultan Islam yang tinggal dan memberi jasa besar kepada inggris diberikan kemegahan dan
kekuasaan. Ratu Victoria dilantik menjadi kaisar di india, kemudian maharaja dan sultan di india tadi
berduyun-duyun menuju London sebagai pengawal kaisar baru mereka. Hingga akhirnya di kemudian
hari india mendapat kemerdekaannya dan wilayahnya terbagi menjadi dua, yakni negara india sendiri
yang mayoritas hindu dan Pakistan yang mayoritas muslim.

Anda mungkin juga menyukai