secara ICP-AES, serupa dengan preparasi sampel logam. Sampel dijadikan larutan melalui proses pengabuan, digestion menggunakan asam dan peleburan Harus diperhatikan karakteristik dari masing- masing logam sebelum memilih teknik pelarutan yang akan digunakan. Logam dengan titik uap rendah tidak dapat diabukan, misalnya Zn dan Cd. PERSIAPAN SAMPEL
Pemilihan asam yang akan digunakan tergantung
pada kompleksitas matrik. Misalnya untuk sampel yang mengandung banyak bahan organik dapat digunakan beberapa jenis asam. Dimulai dengan H2SO4, HNO3, dan jika diperlukan dapat digunakan HClO4 Teknik peleburan biasanya digunakan untuk sampel batuan atau bijih logam yang didalamnya mengandung berbagai garam rangkap yang tidak mungkin dioksidasikan atau dipecahkan oleh asam. Pada teknik peleburan, terjadi pengubahan senyawa menjadi bentuk lebih sederhana. SAMPEL CAIRAN
Untuk sampel dengan matriks yang sangat
sederhana, misalnya Air bersih dan Air Minum dalam kemasan, cukup dilakukan filtrasi menggunakan filter 0,2 μm Ekstraksi cair-cair misalnya dengan Ammonium Pyrrolidine Dithiocarbamate (APDC), digunakan untuk mengambil logam dari sampel yang memerlukan pemekatan. Ekstraksi menggunakan penukar ion, baik untuk kation logam atau anion misalnya AsO22- Co-presipitation, logam akan terendapkan secara adsorpsi, oklusi atau kristalisasi bersama-sama. SAMPEL PADATAN
Dekomposisi menggunakan asam merupakan
teknik yang paling umum untuk sampel ini, dengan alasan tidak menyebabkan hilangnya analit dengan titik didih rendah. Microwave Digestion, mulai digunakan tahun 1975, sampel didekomposisi dalam sebuah wadah teflon menggunakan asam yang sesuai pada suhu 300°C, tekanan 800 Psi, selama 10 menit. Pengabuan, sampel diabukan dalam tanur pada suhu 400 – 800°C, akan tetapi dapat menyebabkan hilangnya Hg, Pb, Cd, Ca, As, Sb, Cr dan Cu SAMPEL PADATAN ACID DIGESTION Useful for salts of carbonates, phosphates, some oxides and some Hydrochloric 110 sulfides. A weak reducing agent; not (HCl) generally used to dissolve organic matter Useful for releasing a volatile product; good oxidizing properties for ores, metals, alloys, oxides and hydroxides; Sulfuric 338 often used in combination with HNO3. (H2SO4) Caution:H2SO4 must never be used in PTFE vessels (PTFE has a melting point of 327.C and deforms at 260.C) ACID DIGESTION
Oxidizing attack on many samples
not dissolved by HCl; liberates trace elements as the soluble nitrate salt. Nitric (HNO3) 122 Useful for dissolution of metals, alloys and biological samples
At fuming temperatures, a strong
oxidizing agent for organic matter. Perchloric Caution: violent, explosive reactions 203 (HClO4) may occur . care is needed. amples are normally pre-treated with HNO3 prior to addition of HClO4 ACID DIGESTION
For digestion of silica-based materials;
forms SiF6 2-. in acid solution; caution is required in its use; glass containers should not be used, only plastic vessels. Hydrofluoric (HF) 112 In case of spillages, calcium gluconate gel (for treatment of skin contact sites) should be available prior to useage; evacuate to hospital immediately if skin is exposed to liquid HF A 1:3 vol/vol mixture of HNO3:HCl is called aqua regia; forms a reactive Aqua regia intermediate, NOCl. Used for metals, . (nitric/hydrochloric) alloys, sulfides and other ores . best known because of its ability to dissolve Au, Pd and Pt SAMPEL PADATAN
Peleburan, beberapa senyawa oksida dan silika
dari logam tidak dapat didekomposisi menggunakan asam dan pengabuan. Peleburan, diperlukan untuk terlebih dahulu mengubah senyawa sehingga dapat larut dalam asam Na2CO3, Li2B4O7 dan K2S2O7 ditambahkan dengan perbandingan 1:10, kemudian dipanaskan pada suhu 800°C, 900-1000°C dan 900°C. Pelarutan masing-masing menggunakan HCl, HF dan H2SO4 Teknik ini rentan menyebabkan gangguan di ICP dan kadar garam yang tinggi dapat menyebabkan gangguan spektral serta sumbatan di nebulizer. KURVA KALIBRASI PADA ICP-AES Pada ICP-AES, standar untuk kalibrasi telah tersedia berupa larutan standar campuran yang mengandung banyak logam (23 logam dalam 1 standar campuran) Deret standar dibuat pada range kerja yang dibutuhkan, minimal 2 titik kalibrasi Setiap unsur memiliki satu slope dan intercept GANGGUAN PADA ICP-AES Nebulisasi, Kimia, Ionisasi, Tumpang tindih spektra berdekatan, Spektra lebar, Spektra kontinu dan Sinar sesatan GANGGUAN NEBULISASI gangguan fisika yang menyebabkan perubahan aliran pada saat pembentukan aerosol di nebulizer. Disebabkan oleh perbedaan viskositas, tegangan permukaan dan kepekatan larutan. Juga dapat terjadi pada larutan yang mengandung jumlah asam mineral yang terlalu tinggi Gangguan memori juga dapat terjadi jika panjang tabung nebulizer dan luas permukaannya terlalu besar. GANGGUAN NEBULISASI Kesalahan akibat gangguan memori tidak terjadi pada sistem plasma dan dapat dihindari. Misalnya sampel boron bisa saja menempel pada permukaan kaca nebulizer. Untuk menghindarinya boron dikompleks terlebih dahulu, misalnya menggunakan manitol Akibat perbedaan volatilitas, dapat menyebabkan perubahan kesetimbangan pembentukan molekul analat. 2Cu2+ + 4I- 2CuI +I2
Konsentrasi Iod bebas yang masuk ke dalam
plasma akan meningkat, sehingga lebih sedikit CuI yang masuk kedalam plasma. GANGGUAN KIMIA Dikarenakan tingginya temperatur plasma, waktu penahanan yang cukup lama, gangguan ini disebabkan oleh terbentuknya molekul atau radikal stabil. Biasanya disebabkan oleh terbentuknya senyawa logam fosfat dan oksida alumina yang memiliki suhu penguraian tinggi Hanya terjadi pada ICP-AES dengan daya rendah Dengan meningkatkan energi induksi plasma dan menurunkan kecepatan aliran plasma, gangguan ini dapat dihilangkan. GANGGUAN IONISASI Disebabkan oleh unsur alkali dan alkali tanah yang dapat menyebabkan penurunan intensitas emisi dari analat. Gangguan ionisasi dalam sistem plasma hanya terjadi pada DCP, MIP dan GDP. Pada ICP, gangguan ionisasi hanya menyebabkan sedikit atau bahkan tidak menyebabkan perubahan intensitas spektra analit Hal ini disebabkan tingginya kerapatan elektron pada plasma ICP, sehingga tidak memungkinkan unsur alkali dan alkali tanah untuk mengubah kesetimbangan pengionan. GANGGUAN SPEKTRA Merupakan gangguan utama yang timbul dalam penetapan secara ICP-AES Disebabkan emisi yang sebelumnya tidak muncul pada atomisasi nyala muncul secara intens Gangguan spektra disebabkan oleh spektrum Argon, atau spektrum garis, pita dan kontinu spesi yang memasuki plasma Terbagi menjadi empat: 1. Tumpang tindih garis spektra berdekatan 2. Tumpang tindih spektra dengan spektrum lebar berdekatan 3. Spektrum kontinu 4. Sinar sesatan GANGGUAN SPEKTRA Tumpang tindih spektrum garis berdekatan terjadi jika sistem dispersi tidak mampu memisahkan garis emisi analit terhadap garis emisi matriks. Hanya monokromator tipe Echelle yang mempunyai kemampuan pemisahan yang sangat baik Cara lain, dengan terlebih dahulu memisahkan analit menggunakan ekstraksi cair-cair atau kromatografi penukar ion. GANGGUAN SPEKTRA Misalnya Cd 228,802 nm dan As 228,812 nm bertumpang tindih jika dipisahkan dengan monokromator biasa dan memberikan resolusi cukup baik jika menggunakan monokromator Echelle GANGGUAN SPEKTRA Tumpang tindih spektrum dengan garis emisi lebar. Garis emisi lebar disebabkan oleh besarnya konsentrasi analit dalam sampel. misalnya Cd 214,44 nm 1 ppm akan bertumpang tindih dengan Al 214,54 1000 ppm. Hal ini dapat ditanggulangi dengan memilih garis emisi yang lain sehingga tidak lagi terjadi tumpang tindih. GANGGUAN SPEKTRA Spektrum kontinu pada plasma terjadi secara alami akibat rekombinasi elektron dengan ion Argon dan analat atau dikarenakan terlalu tingginya energi yang menyebabkan jumlah elektron bertambah Spektrum kontinu akibat plasma argon dikompensasi menggunakan blanko. Gangguan spektra kontinu akibat matriks sampel dapat dikurangi dengan memilih garis emisi lain atau melakukan pemisahan pada preparasi sampel. Misalnya, Al dalam bentuk molekul akan menyebabkan spektrum kontinu dimulai dari 190 nm hingga 212 nm. GANGGUAN SPEKTRA Spektrum kontinu Al akan menyebabkan gangguan pada Cd 214,4 nm, B 208,9 nm dan W 207,9 nm GANGGUAN SPEKTRA Gangguan akibat sinar sesatan disebabkan oleh konsentrasi tinggi dari Mg, Ca, Fe atau Al. Sinar sesatan menaikan emisi latar belakang dan meningkatkan noise dalam pengukuran GANGGUAN SPEKTRA Sistem optik yang baik diperlukan untuk mengurangi sinar sesatan yang mungkin mencapai detektor. Solar-Blind PMT, jenis PMT yang tidak memberikan respon di atas 350 nm dapat juga digunakan untuk mengatasi gangguan akibat sinar sesatan PUSTAKA
Skoog,D.A, F.J. Holler dan T.A. Nieman. 1998.
Principles of Instrumental Analysis, Fifth Edition. Philadelphia: Saunder College Publishing. Lajunen dan Peramaki. 2004. Spectrochemical Analysis by Atomic Absorption and Emission, Second Edition. Cambridge: The Royal Society Of Chemistry Lindon, John C, G.E. Tranter dan J.L. Holmes. 2000. Encyclopedia of Spectroscopy and Spectrometry. London: Academic Press PUSTAKA
Steve, J. Hill. 2007. Inductively Coupled Plasma
Spectrometry and its Applications. Oxford:Blackwell Publishing. Dean, John R.. 2005. Practical Inductively Coupled Plasma Spectroscopy. West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd. MATERI UJIAN AKHIR SEMESTER
AAS DAN ICP-AES
MATERI AAS TELAH DIUJIKAN DALAM ULANGAN HARIAN DAN TELAH DIBAHAS MATERI ICP: PLASMA, TORCH, PEMBENTUKAN PLASMA, MONOKROMATOR, SISTEM DISPERSI SEQUENSIAL DAN SIMULTAN, GANGGUAN PADA ICP-AES (NEBULISASI, KIMIA, IONISASI DAN SPEKTRA) URAIAN: BAGAN INSTRUMEN ICP-AES SAMPEL CAIR, NAMA MASING-MASING BAGIAN, FUNGSI, DAN PROSES AKUISISI DATA, PERHITUNGAN.